Anda di halaman 1dari 2

C.

Efek Difusi

Efek difusi merupakan pengaruh kumulatif peningkatan laju adopsi inovasi didalam suatu
sistem sosial untuk mengadopsi atau menolak inovasi. laju adopsi dalam sistem sosial
berhubungan erat kaitannya dengan integrasi komunikasi dalam sistem sosial untuk menentukan
tingkat pengetahuan anggota terhadap inovasi. Semakin rendah tingkat pengetahuan sistem sosial
akan inovasi maka semakin rendah laju adopsi. Integrasi komunikasi yang tinggi terjadi pada
wilayah yang tinggi komunikasi interpersonalnya. Batas ambang terjadinya efek difusi itu saat
tingkat pengetahuan dan kesadaran individu akan inovasi mencapai 20-30% yang tercapai saat
para pemimpin masyarakat atau opinion leader mulai mengadopsi inovasi.
Misalnya, ketika hanya 5% orang dalam suatu sistem sosial yang mengetahui suatu ide
baru, tingkat pengaruh terhadap seseorang untuk mengadopsi atau menolak suatu inovasi itu
sangat berbeda ketika 95% anggota sistem itu telah mengadopsi. Dengan kata lain, norma-norma
sistem mengenai inovasi itu berubah seiring dengan berjalannya waktu, ketika proses difusi itu
berlangsung, dan ide baru itu sedikit demi sedikit menyatu dengan arus kehidupan sistem itu.
Lingkungan komunikasi sistem itu berkenaan dengan inovasi itu berubah begitu jumlah orang
yang mengadopsi bertambah. Ada antar hubungan yang kompleks tetapi penting antara
menyebarnya pengetahuan mengenai suatu inovasi di dalam suatu sistem dan kecepatan
adopsinya. Dalam satu hal, tingkat pengetahuan pada suatu waktu tertentu merupakan indikasi
keseluruhan informasi mengenai inovasi yang ada pada rata-rata orang di dalam sistem itu. Bila
telah mencapai batas ambang terjadinya efek difusi maka level informasi seperti itu (bergabung
dengan pengaruh jaringan) sangat rendah, pengadopsian inovasi tidak mungkin bagi setiap
orang. Bila level informasi penilaian inovasi meningkat melampaui ambang batas tertentu,
pengadopsian sangat mungkin terjadi tekanan-tekanan jaringan sosial terhadap adopsi
meningkat. Kemudian, begitu titik ambang ini terlampaui setiap tambahan persentase
pengetahuan-kesadaran dalam sistem itu biasanya disosiasikan dengan beberapa persentase yang
meningkat dalam kecepatan adopsi.
Efek difusi dapat disimpulkan bahwa sampai orang memiliki suatu level pengetahuan
tertentu dan pengaruh teman sebayanya dalam sistem sosial itu berada pada level minimum, dia
tidak mungkin mengadopsi. Tetapi begitu ambang ini terlampaui (titik ambang yang pasti untuk
setiap inovasi dan setiap sistem adalah berbeda), pengadopsian ide itu selanjutnya ditingkatkan
oleh setiap masukan tambahan pengetahuan dan pengaruh terhadap lingkungan komunikasi
sistem.
Di semua kasus tampak bahwa sistem-sistem sosial yang anggotanya lebih erat dikaitkan
jejaring komunikasi (guyub), punya efek difusi yang lebih kuat dan suatu kecepatan adopsi
inovasi yang lebih cepat. tingkat saling keterkaitan dalam suatu sistem sosial berhubungan positif
dengan kecepatan adopsi inovasi.
D. ADOPSI BERLEBIH (OVERADOPTION)

Over adopsi adalah pengadopsian inovasi oleh seseorang ketika para ahli menganggap
bahwa sebetulnya dia seharusnya menolak. Ada beberapa kemungkinan alasan overadopsi,
termasuk tidak lengkapnya pengetahuan si pengguna tentang inovasi itu, ketidak-mampuan
memperkirakan akibat-akibat penggunaannya, atau aspek-aspek yang menyangkut status dari ide
baru.
Yang umum adalah bahwa ada orang-orang tertentu punya semacam kegemaran untuk
sesuatu yang baru (maniak inovasi) sehingga sepintas mereka tampak sebagai pelahap
perubahan. Seringkali sulit menentukan apakah seseorang harus mengadopsi suatu inovasi atau
tidak.
Rasionalitas, yang diartikan sebagai penggunaan cara-cara yang paling efektif untuk
mencapai tujuan, tidak gampang diukur. Klasifikasi kadang-kadang dapat dibuat oleh para ahli
mengenai inovasi yang sedang dikaji. Dalam satu hal, kebanyakan orang memandang
dirinya/tindakannya rasional. Karena ketiadaan pengetahuan atau kekurangtepatan persepsi,
penilaian seseorang tentang suatu inovasi mungkin tidak sesuai dengan penilaian para pakar.
Perhatian utama kami adalah pada rasional obyektif pada kasus yang ada, dan bukan pada
rasional subyektif seseorang (yang mengadopsi inovasi).

Anda mungkin juga menyukai