Anda di halaman 1dari 2

1.

Patofisiologi

Perubahan dari sel normal menjadi sel kanker dipengaruhi oleh multifaktor seperti yang sudah
dipaparkan diatas dan bersifat individual. Faktor resiko terjadinya tumor sinonasal semisal bahan
karsinogen seperti bahan kimia inhalan, debu industri, sinar ionisasi dan lainnya dapat menimbulkan
kerusakan ataupun mutasi pada gen yang mengatur pertumbuhan tubuh yaitu gen proliferasi dan
diferensiasi. Dalam proses diferensiasi ada dua kelompok gen yang memegang peranan penting, yaitu
gen yang memacu diferensiasi (proto-onkogen) dan yang menghambat diferensiasi (anti- onkogen).
Untuk terjadinya transformasi dari satu sel normal menjadi sel kanker oleh karsinogen harus melalui
beberapa fase yaitu fase inisiasi dan fase promosi serta progresi. Pada fase inisiasi terjadi perubahan
dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas akibat suatu onkogen, sedangkan pada fase
promosi sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas akibat terjadinya kerusakan gen.
Sel yang tidak melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh promosi sehingga tidak berubah menjadi
sel kanker. Inisiasi dan promosi dapat dilakukan oleh karsinogen yang sama atau diperlukan karsinogen
yang berbeda (Siregar, 2005; Surakardja, 2000).

Sejak terjadinya kontak dengan karsinogen hingga timbulnya sel kanker memerlukan waktu induksi yang
cukup lama yaitu sekitar 15-30 tahun. Pada fase induksi ini belum timbul kanker namun telah terdapat
perubahan pada sel seperti displasia. Fase selanjutnya adalah fase in situ dimana pada fase ini kanker
mulai timbul namun pertumbuhannya masih terbatas jaringan tempat asalnya tumbuh dan belum
menembus membran basalis. Fase in situ ini berlangsung sekitar 5-10 tahun. Sel kanker yang bertumbuh
ini nantinya akan menembus membrane basalis dan masuk ke jaringan atau organ sekitarnya yang
berdekatan atau disebut juga dengan fase invasif yang berlangsung sekitar 1-5 tahun. Pada fase
diseminasi (penyebaran) sel-sel kanker menyebar ke organ lain seperti kelenjar limfe regional dan atau
ke organ-organ jauh dalam kurun waktu 1-5 tahun (Siregar, 2005; Surakardja, 2000).

Sel-sel kanker ini akan tumbuh terus tanpa batas sehingga menimbulkan kelainan dan gangguan. Sel
kanker ini akan mendesak (ekspansi) ke sel-sel normal sekitarnya, mengadakan infiltrasi, invasi, serta
metastasis bila tidak didiagnosis sejak dini dan di berikan terapi (Surakardja, 2000).

2. Komplikasi

Komplikasi keganasan sinus terkait dengan pembedahan dan rekonstruksi. Beberapa komplikasi
yang dapat terjadi yaitu :

A. Perdarahan : untuk menghindari perdarahan arteri etmoid anterior dan posterior


dan arteri sfenopalatina dapat dikauter atau diligasi. (Carrau, 2013)
B. Kebocorancairanotak:cairanotakdapatbocordekatdenganbasiscranii.
Tanda dan gejala yang terjadi termasuk rinorhea yang jernih, rasa asin dimulut, dan
tanda halo. Perawatan konservatif dengan tirah baring dan drainase lumbal dapat
dilakukan selama 5 hari bersama antibiotik. Jika gagal, harus dilakukan
intervensipembedahan. (Carrau, 2013)
C. Epifora : hal ini sering terjadi saat pembedahan disebabkan oleh obstruksi pada
aliran traktus lakrimalis. Endoskopik lanjutan dan tindakan dakriosisto rhinostomi
mungkin perludilakukan. (Carrau, 2013)
D. Diplopia : perbaikan dasar orbita yang tepat adalah kunci untuk menghindari komplikasi
ini. Jika terjadi diplopia, penggunaan kacamata prisma merupakan terapi yang paling
sederhana. (Carrau, 2013)

Daftar pustaka

Siregar,BH.HeadandNeck,Breast,SoftTissue,SkinTumor.2005.Makassar. Oncology Surgery Dept. of


Hasanuddin University. hal : 4-19.

Surakardja, IDG. Onkologi Klinik. 2000. Fakultas kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo
Surabaya. Hal :85-103.

Carrau RL, MD. 2013. Malignant Tumor of the Nasal Cavity and Sinuses.

Anda mungkin juga menyukai