Anda di halaman 1dari 6

Modul Praktikum

TEKNOLOGI PROSES PRODUK


BIOKIMIA

Disusun Oleh:
Tim Pengajar

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2019
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan (mahasiswa peserta praktikum) wajib hadir 5 menit sebelum acara


praktikum berlangsung. Keterlambatan lebih dari dari 5 menit tidak diperkenankan
mengikuti pretest. Praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum apabila
keterlambatan lebih dari 15 menit.
2. Praktikan harus mengikuti semua “Good Laboratory Practice”, seperti tidak makan
dan minum di dalam Lab.
3. Praktikan diharuskan memakai jas praktikum berwarna putih yang bersih
(sebelum memasuki laboratorium),nametag (berisi nama panggilan dan tiga digit
terakhir dari NIM). Pemakaian jas praktikum dan masker juga diwajibkan saat
melakukan pengamatan hasil di luar jam praktikum).
4. Setiap praktikan harus mempelajari dan memahami teori dan prosedur kerja
sebelum praktek berlangsung. Sebelum praktikum dimulai, praktikan wajib
mengumpulkan laporan sementara yang merupakan prasyarat mengikuti acara
praktikum pada hari itu. Praktikan yang tidak mengumpulkan laporan sementara,
tidak diperbolehkan mengikuti praktikum pada hari itu.
5. Praktikan bekerja secara berkelompok sesuai pengelompokan yang telah ditentukan
dan diharapkan proaktif untuk belajar.
6. Praktikan diharuskan bekerja secara terencana, hati-hati dan teliti. Setelah
selesai praktikum, alat-alat maupun bahan yang digunakan harus dikembalikan dalam
kondisi bersih dan utuh. Semua praktikan bertanggung jawab terhadap kebersihan
dan keamanan ruang praktikum, serta alat-alat yang digunakan.
7. Praktikan yang memecahkan, merusakkan dan atau menghilangkan alat
diharuskan melapor ke dosen/asisten jaga dan mengganti alat tersebut secepatnya.
Praktikan yang merusakkan, memecahkan atau menghilangkan alat diwajibkan
menuliskan pada blangko yang telah disediakan di lab di bawah pengawasan
dosen/assisten koordinator.
8. Praktikan diharuskan menjaga kemurnian bahan-bahan yang dipakai dan
menjauhkan segala macam kontaminan yang dapat mengganggu kevalidan hasil
praktikum.
9. Tidak ada inhal. Bagi praktikan yang berhalangan hadir karena alasan sakit atau
tugas prodi/fakultas/universitas diberi kesempatan untuk mengikuti praktikum
golongan lainnya (dengan catatan praktikum golongan lain belum berlangsung).
Praktikan terlebih dulu meminta ijin kepada koordinator praktikum dengan
membawa surat keterangan sakit atau surat tugas dari prodi/fakultas/universitas
kemudian koordinator praktikum memberikan surat ijin mengikuti praktikum
golongan lain.
10. Setelah selesai pelaksanaan dan pengamatan praktikum, praktikan wajib membuat
Data sementara dalam laporan sementara yang akan dikoreksi oleh asisten
pendamping kelompok yang bersangkutan. Data sementara yang sudah disetujui
asisten bisa langsung dibawa pulang untuk dibuat Laporan Resmi mata acara
praktikum pada hari itu. Pengamatan dilakukan sesuai kebutuhan dan waktu yang
telah ditentukan.
11. Pengamatan praktikum yang dilakukan di luar jam praktikum harus didampingi
oleh assisten pendamping kelompok yang bersangkutan. Praktikan bisa membuat
kesepakatan dengan assisten pendamping sesuai kebutuhan dan waktu yang
diperlukan.
12. Untuk mengikuti praktikum minggu berikutnya diharuskan sudah menyerahkan
Laporan Resmi dari acara praktikum minggu sebelumnya. Bila pada saat itu tidak
menyerahkan laporan, nilai laporan sama dengan NOL.
13. Bila praktikan berhalangan dan tidak dapat mengikuti acara praktikum yang
menyebabkan nilai-nilainya kosong, maka nilai akhir adalah seluruh nilai yang ada
dan kemudian dikonversi berdasar standar nilai yang telah ditetapkan.
PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM

1. Masing-masing praktikan diwajibkan membuat dan membawa laporan sementara


praktikum yang mencakup : Pendahuluan yang berisikan literature review kegiatan
praktikum hari itu, tujuan, dan Metode berisikan alat, bahan dan skema kerja.
Laporan sementara ini menjadi syarat praktikan mengikuti praktikum pada hari
tersebut. Data dan hasil pengamatan praktikum juga ditulis dan/atau digambar dalam
laporan sementara yang telah disetujui oleh asisten pedamping praktikum.
2. Laporan sementara ditulis tangan.
3. Setelah pengamatan hasil, laporan sementara digunakan sebagai acuan pembuatan
laporan resmi. Laporan resmi ditulis tangan pada kertas A4 dengan batas tepi 3 cm
(atas, bawah, kanan, dan kiri), yang mencakup:
a. Halaman judul, yang berisi acara praktikum dan identitas praktikan (nama dan
b. NIM).
c. Halaman isi yang berisi acara dan topik, tujuan praktikum, tinjauan pustaka,
alat dan bahan, skema kerja, hasil pengamatan (berupa data yang telah diolah
dan foto), pembahasan, kesimpulan, daftar pustaka, jawaban pertanyaan,
dan lampiran (fotocopy pustaka yang digunakan).
4. Laporan resmi ditulis tangan dan dibuat secara individual.
5. Copy paste atau “Plagiarism” laporan tidak diperbolehkan. Praktikan dikatakan copy
pasteatau “Plagiarism” apabila terdapat 2 buah kalimat berurutan yang sama persis dan
dengan syarat ketentuan plagiarism lainnya. Praktikan yang melakukan copy paste akan
dipanggil oleh tim asisten dan kemungkinan terburuk nilai laporan bersangkutan sama
dengan NOL.
MODUL 1

PEMBUATAN PRODUK BERBASIS PATI

Pendahuluan

Industri yang berbasis pada produk-produk pertanian maupun perkebunan saat ini
menjadi salah satu sektor yang perlu diperhatikan untuk membangun perekonomian negara.
Salah satu produksi agroindustri yang potensial untuk dikembangkan adalah pati. Pati
merupakan polisakarida yang terdapat pada tanaman dalam bentuk granula. Granula pati
banyak tersimpan pada bagian batang, akar, umbi, biji dan atau pada buah. Bahan baku
ekstraksi pati di Indonesia terutama adalah ubi kayu (singkong) dan ubi jalar. Provinsi
Lampung adalah merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia. Sekitar 30 % ubi
kayu dihasilkan di Lampung. Kandungan pati ubi kayu yang tinggi (25-30% dari berat ubi
kayu) berpotensi untuk diolah dan memiliki nilai tambah di bidang pangan, non-pangan,
maupun obat-obatan. Selain dari umbi-umbian, pati juga dapat diekstraksi dari leguminosa dan
serealia, misalnya kacang hijau, jagung, beras, ataupun beras ketan.

Tujuan

Tujuan dari praktikum pati ini adalah untuk mengetahui metode dalam pembuatan pati
serta bahan-bahan yang umum digunakannya. Praktikum ini juga bertujuan untuk membuat
produk berbasis pati.

METODOLOGI
Bahan dan Alat

- Singkong - Pisau
- Kentang - Parut
- Beras - kain saring
- kacang hijau - baskom
- NaOH 0.2% - nampan pengering
- Gliserol - oven
- Aquades - kompor
- Erlenmeyer 200 ml - alat penggiling (blender/mortar)
- magnetic stirrer - ayakan
- sudip - oven
- cawan petri

Langkah Kerja

1. Pembuatan Pati (Singkong/Kentang)


Bahan baku masing-masing ditimbang sebanyak 1 kg dan dikupas (timbang berat
kulit). Selanjutnya, bahan diparut sambil ditambahkan air sedikit demi sedikit hingga merata
dan diperas dengan menggunakan kain saring. Air terus ditambahkan hingga perasan menjadi
jernih (penting: catat penambahan air yang diperlukan!). Pati dibiarkan mengendap, setelah
itu cairan di atasnya dibuang. Pati dikeringkan di bawah sinar matahari atau oven pengering.
Pati yang diperoleh digiling dan diayak 80 mesh kemudian ditimbang. Rendemen dihitung dan
dibuat neraca massanya.

2. Pembuatan Pati (Beras/Beras Ketan)


Sebanyak 200 gram beras/beras ketan disiapkan, kemudian dicampurkan dengan
800 ml larutan NaOH 0,2% dan diamkan selama semalam. Setelah diendapkan, buang cairan
di atasnya, endapan dicuci sebanyak 2 kali, didiamkan lagi hingga mengendap, dikeringkan
dalam oven (suhu 50 °C) atau dengan sinar matahari. Bobot pati yang diperoleh ditimbang dan
dihitung neraca massa dari keseluruhan bahan.

3. Pembuatan Produk
Produk yang dibuat dalam praktikum adalah edible film. Metode pembuatan edible film
adalah pertama, larutkan pati dan 100 ml aquades dalam Erlenmeyer 200 ml pada suhu ruang
(25 οC), aduk menggunakan sudip selama 5 menit. Selanjutnya suspensi pati dipanaskan
(sambil diaduk dengan sudip) hingga mencapai suhu 90 οC selama 15 menit. Tambahkan
gliserol 40% (b/b) dalam suspensi pati dan diaduk dengan magnetic stirrer pada suhu 70 οC
selama 10 menit. Kemudian larutan diturunkan suhunya hingga 40 οC dan diaduk perlahan
selama 20 menit hingga gelembung air hilang. Larutan tersebut di-casting pada cawan petri
kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 60 οC selama 24 jam.

Anda mungkin juga menyukai