PENDAHULUAN
Indonesia sangat kaya akan kekayaan alam yang melimpah, mulai dari
tanaman herbal sampai mineral tersimpat dalam bumi pertiwi. Dijaman yang
berkembang banyak Ilmuwan bahkan Mahasiswa dari berbagai universitas
berlomba-lomba untuk mengembangkan tanaman obat. Maka dari itu perlu
perhatian yang cukup mengenai tanaman ini untuk lebih dikembangkan,
karena selain menambah jenis tanaman obat kita dapat memberikan data
mengenai bentuk makroskopik dan mikroskopik tanaman pacar air.
Obat Alam atau yang biasa disebut obat herbal adalah sediaan obat baik
berupa oabat tradisional, fitofarmaka dan farmasetik, dapat berupa simplisia (
bahan segar atau yang dikeringkan ) ekstrak , kelompok senyawa atau
senyawa murni yang berasal dari alam, yang dimaksut dengan obat alami
adalah obat asal tanaman.
1.2 Tujuan
1
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
2
Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
Subkingdom : Tracheobionta ( Tumbuhan berpembulu )
Super Divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )
Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )
Kelas : Magnoliosida ( berkeping dua / dikotil )
Sub Kelas : Dilleniidae
Famili : caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L
B. Morfologi
1. Bentuk akar
Pada tumbuhan pepaya memiliki sususnan akar berupa akar
tunggang, besar dan dalam.
Akar tunggang tersebut adalah akar tunggang bercabang. Akar ini
berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus kebawah, dan bercabang.
Warna akar kekuning-kuningan
2. Bagian-bagian akar :
Leher akar / pangkal akar (collum)
Ujung akar (apex radicis)
Batang akar (corpus radicis)
Cabang-cabang akar (radix lateralis)
Serabut akar (fibrilla radicalis)
Rambut / bulu akar (pilus radicalis)
Tudung akar (calyptra)
3. Bentuk batang
Pada tumbuhan pepaya memiliki struktur batang yaitu :
Batang berbentuk bulat (teres)
3
Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus)
Pada permukaan batang terdapat rambut (pilosus)
Percabangan pada batang merupakan cara percabangan
monopodial, dimana batang pokok tampak lebih jelas karena lebih
besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) dari pada
cabang-cabangnya.
Bentuk percabangan pada tumbuhan ini adalah tegak (fastigiatus),
yaitu sudut antara batang dan cabang amat kecil, sehingga arah
tumbuh cabang hanya pada pangkalnya sedikitserong keatas, tetapi
selanjutnya hampir sejajar dengan batang pokoknya.
Batang kurinyuh memiliki permukaan berbulu atau berambut
Jenis tumbuhan ini merupakan tumbuhan tahunan.
4. Bentuk Daun
Pada tumbuhan pepaya memiliki struktur daun tidak lengkap .Karna
hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja. Adapun struktur-struktur
daun adalah sebagai berikut :
Tangkai daun
Tangkai daun pepaya ini atau kirinyuh adalah setengah
lingkatan.Helaian daun pepaya memiliki bagian bawah yang
terlebar sehingga bentuk daun ini yaitu bangun segitiga. Pada
Susunan tulang daun terdapat : Ibu tulang (Costa), Tulang-tulang
cabang (nervus letaralis), urat-urat daun (vena).
4
BAB III
PEMBAHASAN
Tanaman yang pada saat panen diambil daun yang telah tua, daun
yang diambil dipilih yang telah membuka sempurna dan terletak di
5
bagian cabang atau batang yang menerima sinar matahari sempurna.
Pada daun tersebut terjadi kegiatan asimilasi yag sempurna. Contoh
panenan ini misal sembung (Blumea balsamifera).
B. Sortasi basah
C. Pencucian
D. Perajangan
6
Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses perajangan.
Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses
pengeringan, pengepakan dan penggilingan. Tanaman yang baru
diambil jangan langsung dirajang tetapi dijemur dalam keadaan utuh
selama 1 hari. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau, dengan alat
mesin perajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan
dengan ukuran yang dikehendaki.
E. Pengeringan
F. Sortasi kering
7
Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir
pembuatan simplisia. Tujuan sortasi untuk memisahkan benda-benda
asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan
pengotoran-pengotoran lain yang masill ada dan tertinggal pada sirnplisia
kering. Proses ini dilakukan sebelum sirnplisia dibungkus untuk
kernudian disimpan.
8
Kemudian, disaring.
9
3. Reaksi kimia intern : perubahan kimiawi dalam simplisia yang
dapat disebabkan oleh reaksi kimia intern, misalnya oleh enzim,
polimerisasi, oto-oksidasi dan sebagainya.
4. Dehidrasi : Apabila kelembaban luar lebih rendah dari simplisia,
maka simplisia secara perlahan-lahan akan kehilangan sebagian
airnya sehingga rnakin lama makin mengecil (kisut).
5. Penyerapan air : Simplisia yang higroskopik, misalnya agar-agar,
bila disimpan dalam wadah yang terbuka akan menyerap lengas
udara sehingga menjadi kempal basah atau mencair.
6. Pengotoran : Pengotoran pada simplisia dapat disebabkan oleh
berbagai sumber, misalnya debu atau pasir, ekskresi hewan, bahan-
bahan asing (misalnya minyak yang tertumpah) dan fragmen wadah
(karung goni).
7. Serangga : Serangga dapat menitnbulkan kerusakan dan pengotoran
pada simplisia, baik oleh bentuk ulatnya maupin oleh bentuk
dewasanya. Pengotoran tidak hanya berupa kotoran serangga, tetapi
juga sisa-sisa metamorfosa seperti cangkang telur, bekas kepompong,
anyaman benang bungkus kepompong, bekas kulit serangga dan
sebagainya.
8. Kapang : Bila kadar air dalam simplisia terlalu tinggi, maka
simplisia dapat berkapang. Kerusakan yang timbul tidak hanya
terbatas pada jaringan simplisia, tetapi juga akan merusak susunan
kimia zat yang dikandung dan malahan dari kapangnya dapat
mengeluarkan toksin yang dapat mengganggu kesehatan.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
12