Anda di halaman 1dari 30
LAPORAN PENELITIAN KARAKTERISTIK BABI RAMBE YANG DIPELIHARA MASYARAKAT DI KECAMATAN PAKKAT KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Oleh: Ir. Untung Pardosi, MP. LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN 2012 RINGKASAN Karakteristik Babi Rambe Yang Dipelihara_ Penduduk Di Kecamatan Pakkat Kabupaten Humbang Hasundutan Penelitian ini ditakukan untuk mengetahui karakteristik babi rambe yang dipelihara penduduk di Kecamatan Pakkat Kabupaten Humbang Hasundutan, yang mencakup karakteristik kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey, dengan menggunakan daftar kuesioner yang dibagikan kepada responden serta melalui pengamatan langsung dilapangan. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa babi rambe yang dipelihara masih murni, babi rambe tersebut berwarna hitam, sebagian, sebagian mempunyai ujung kaki putih, bagian depan kepala terdapat warna putih dan adanya lipatan kulit disekitar pinggul. Lama bunting babi rambe serupa dengan bangsa babi lainya akan tetapi litter size, bobot lahir dan bobot sapih jauh lebih kecil. Kata kunci: Babi Ranbe, Katrakteristik. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan atas berkatNya sehingga penelitian ini dapat terlaksana. ‘Dengan selesainya pelaksanaan penelitian ini penulis tak lupa_mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak DR, Ir. Jongkers Tampubolon, MSc Sebagai_ Rektor Universitas HKBP Nommensen. 2. Bapak Prof, Dr, Ir. Hasan Sitorus, MS sebagai Ketua Lembaga Penelitian Universitas HKBP Nommensen. 3. Bapak Ir, Mangonar Lumbantoruan, MS sebagai dekan Fakultas Peternakan Universitas HKBP Nommensen. 4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Peternakan Universitas HKBP Nommensen yang banyak memberikan masukan dalam penelitian ini Akhir kata kiranya penelitian ini memberikan manfaat bagi masyarakat dan dinas terkait dalam rangka pengembangan ternak babi lokal Indonesia pada umumnya dan_ternak babi rambe khususnya. Medan, Maret, 2012 Penulis {Ir.Untung Pardosi, MP }i PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN ssessssesessscee: - — La.Judul Karakteristik Babi Rambe yang Dipelihara Masyarakat di Kecamatan Pakkat Kabupaten Humbang Hasundutan b. Bidang IImu : Peternakan ¢. Kategori Penelitian : Penelitian untuk Mengembangkan Fungsi Kelembagaan Perguruan Tinggi 2. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Untung Pardosi, MP. b. Jenis Kelamin Lakilaki ¢. Golongan Pangkat Wa d. Jabatan Fungsional e. Jabatan Struktural f. Fakultas/Jurusan : Peternakan/Produksi Ternak &. Pusat Penelitian : Sumberdaya Alam dan Lingkungan 3. Susunan Tim Peneliti a. Ketua + Ir, Untung Pardosi, MP. b. Anggota 4. Lokasi Penelitian : Kecamatan Pakkat Kabupaten Humbahas Propinsi Sumatera Utara 5. Biaya Penelitian Merupakan Kerjasama dengan Instusi lain a. Nama Instansi b. Alamat_ 6. Lama Penelitian +3 (tiga) bulan (Oktober Desember 2011) 7. Biaya : Rp 2.5000.000 (Dua juta lima atus ribu rupiah) Dibiayai oleh Universitas HKBP Nommensen Medan, Februari 2012 Mengetahui: Menyetujui: Fakultas Peternakan steep Peneliti, ‘ (x CGpeaben DAFTAR ISI Halaman. RINGKASAN 1 KATA PENGANTAR " DAFTAR ISI Mm DAFTAR TABEL wv BABI. Pendahuluan ee 1 1.1 Latarbelakang | —-————_————_________ i 1.2 Identifikasimasalah | —————_____ 2 1.3 Tujusn conaitigy: | — 2 11.4 Kegunaan penelitian ee ee 2 3 1.5 Perumusan masalah anne BAB II, Tinjauan Pustaka) ——————————————————— 4 2 4-5 2.2 Keunggulan ternak Babi enna 5G 2.3 Pakan ternak babi 6 2.4. Lama bunting iG Decle e (7g 2.6. Bobot lahir Be ee 8 2.7. Bobot sapiy 9 2.8. Karakteristik tubuh ternak babi g-11 BAB iil. Materi dan Metode Penelitian —- 12 3.1, Lokasi dan Waktu Penelitian 2 3.2. Metode Penelitian -—-we-————aamenn = 2 3.3. Pengumpulan data, ee 2 3.4. Perameter yang diamati§ ———————— B BAB IV. Hasil dan Pembahasan en — 14 4.1. Lama bunting. ———_____ = = 14-15 4.2. Litter size 1s 4.3. Bobot lahir —-——---———-__ 16 ‘4.4. Bobot sapih ———-—--- 17 4.5. Warma bulu ———-————-——__- 18 4.6. Konformans tubuh babi rambe er 18-10 ‘BAB V. Kesimpulan dan Saran nena 20 S.A. Kesimpulan | me 20 S.2SOraN ame 20 DAFTAR PUSTAKA SS eeeeSeseseséeat'=-D ee 23 DAFTAR TABEL abel Halaman 1. Hasil Analisa Data Lama Bunting Babi Rambe ——————— 14 2. Hasil Analisa Data LitterSize Babi Rambe -—=——————————----___ as 3. Hasil Analisa Data Berat Lahir Babi Rambe 9 ——————————-—--—--—--- 16 4. Hasil Analisa Data Berat Sapih Babi Rambe —————————--—=--——-——-—~----———--- 17 5. Warna Tubuh Babi RAMDE ——-m--wwnnweeennnnnennennnnnnnnn 18 ong were aon BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang. Salah satu ternak piara yang dapat menghasilkan daging dengan cepat adalah teak babi. Menurut Aritonang {1997} produksi ternak babi di Indonesia menyumbang. sekitar 16-17 % dari total produksi daging asal ternak. Keadaan disebabkai ternak babi mampu menghasilkan anak yang banyak sekali melahirkan { prolifik } serta pertumbuhanya sangat cepat bila disbandingkan dengan ternak lain. Usaha ternak babi sangat menguntungkan karena selain bertumbuh cepat permintaan konsumen akan daging babi sangat tinggi walaupun pengembanganya dibeberapa daerah kerena batasan agama dan budaya, namun kenyataanya permintaan konsumen terhadap daging babi sangat tinggi terutama dikota — kota besar. Disisi lain permintaan daging babi yang tinggi dari negara tetangga memberi peluang kepeda peternak Indonesia mengeksport daging babi. [Sihombing, 1997]. Dikabupaten Humbang Hasundutan tepatnya Kecamatan Pakkat terdapat suatu bangsa Bai lokal yang dikenal dengan sebutan babi Rambe. Babi ini dipelihara secara in-situ atau Sipelihara sesuai dengan habitat aslinya di Kecamatan Pakkat. Kondisi ini_mengakibatkan Pemelihar aan ternak babi Rambe tersebut masih sangat sederhana serta sistim perkawinannya cenderung bersifat silang dalam atau in — breeding. Babi calon pejantan dan abi calon induk diambil dari populasi babi sendiri secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya, akibatnya muncullah efek silang dalam [inbreeding depression] 2palagi pada sifat —sifat yang tergolong produksi.{Siagian, 2001] Sejauh ini belum diperoleh informasi yang jelas secara tertulis tentang karakteristik babi Rambe, baik informasi sifat kualitatif maupun sifat kuantitatif. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Karakteristik Babi Rambe di Kecamatan Pakkat Kabupaten Humbang Hasundutan. 1.2. Identifikasi Masalah. Bagaimana karakteristik babi Rambe yang dipelihara penduduk di kecamatan Pakkat mencakup sifat kualitatif dan sifat kuantitatif. 1.3. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik babi Rambe yang mencakup sifat kualitatif dan sifat kuantitatif, 1.4. Kegunaan penelitian. 1. Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna sebagai sumber informasi untuk pengem bangan babi rambe. 2. Sebagai bahan informasi dalam pengembangan ternak lokal Sumatera Utara 1.5. Kerangka pemikiran Pemeliharaan ternak babi oleh masyarakat Pakkat yang cenderung menurut kelompoknya dapat memberi efek negatif terhadap performan babi itu sendiri. Hal ini diakibatkan sisistim perkawinan yang _—_dilakukan_cenderung bersifat slang dalam, 2kibatnya muncullah efek silang dalam {inbreeding depression} yang berakibat negatif dan akan merugikan terutama pada sifat — sifat produksi.{Siagian. 2001}. Untuk dapat mengetahui karakteristik babi rambe adalah dengan melakukan pengamatan terhadap sifat kualitatif seperti warna bulu dan pola bentuk babi dan juga sifat kuantitatif seperti ukuran dan bobot tubuh, ukuran litter { litter size }, bobot lahir dan lama bunting. BABII TINJAUAN PUSTAKA, 2.1. Ternak Babi. Babi ternasuk dalam phylum chordate {vertebrata }, klas mamalia, ordo artiodactily { berjari dan berkuku }, family swidae {non ruminansia } dengan genus sus. Dari 312 varietas babi yang diketahui, diantaranya baru 87 varietas yang resmi diakui sebagai bangsa babi {recognized breeds } atau babi unggul dan yang 225 lagi belum dianggap resmi. Ini merupakan hasil seleksi dan persilangan beberapa bangsa babi. Tiap varietas maupun_bangsa babi ini memiliki cirri—cirri khas dan beberapa diantaranya masih menempati geografis tertentu. Kini dikenal berbagai babi unggul dan beberapa diantaranya mempunyai penyebaran yang luas antara lain Yorkshire, Landrace, Duroc dan Tamwork. { Sihombimg, 1997 }. ‘Type dan bangsa babi terbentuk sebagai akibat daritiga sebab, yaitu permintaan para konsumen, sifat dari bahan makanan yang tersedia dan cara beternak baik itu modern atau tradisional. Babi dikelompokkan menjadi dua type yaitu type lemak dan type bakon { bacon type }. Dulu dikenal dengan tiga type yaitu type lemak, bakon dan daging. ini sudah hampir fenyep di negara—negara yang peternakan babinya lebih maju, karena para _peternak mempunyai tujuan yang sama _yakni daging yang berkualitas baik. Babi asli Indonesia berasal dari babi — babi hutan yang sampai sekarang masih hidup liar di ‘putan — hutan dan babi ini dikenal dengan nama celeng { sus verrucosus }. 4 Dilndonesia ternak babi menduduki posisi kedua setelah daging ayam dalam bidang eksport dan dipusatkan pada beberapa daerah diantaranya Sumatera Utara, Bali,Kalimantan Barat dan Papua. Beberapa bangsa babi Indonesia yang sudah dikenal diantaranya adalah Babi Nias,babi Kerawang, babi Sumba, babi Bali dan babi Batak.{ Sihombing, 1997 }. 2.2. Keunggulan Ternak Babi. Bila dibandingkan dengan ternak lain. maka ternak babi memiliki keunggulan sebagai berikut : 1, Babi merupakan tabungan hidup yang mudah diatur untuk memberikan pendapatan secara teratur. 2. Pertumbuhan ternak babi yaitu 0,5 — 0,7 ke/hari dan pada umur dini { 150 hari } dapat mencapai berat 100 kg. 3. Ternak babi mempunyai sifat prolifik yang tinggi karena dapat melahirkan anak yang banyak . 4. Kemampuan mengembalikan modal tinggi. 5. Efisiensi menggunakan pakan dengan konversi pakan 2,4—3,4 kg ransum/kg kenaikan berat badan. 6. Proporsi karkas tinggi 70 — 80 %. |. Dapat dipelihara dengan semin intensif sehingga biaya tenaga kerja relatif kecil. 8. Adaptasi terhadap berbagai tipe usaha tani adalah responsive. ._ Dapat meningkatkan daya guna hasil ikutan dan limbah agroindustri. 5 10. Limbah usaha berguna sebagai pupuk, sumber energy biogas dan media pertumbuhan mikroba penghasil pakan ternak dan ikan 2.3. Pakan Ternak Babi. Pakan merupakan salah satu factor yang penting dalam usaha ternak babi. Sebab 60 % dari seluruh blaya produksi dihabiskan untuk biaya pakan. Ternak babi termasuk hewan yang memiliki alat pencernaan sederhana yang tak mampu mencerna bahan makanan yang kadar Serat kasarnya tinggi { Sihombing, 1997 }. Ternak babi sangat sensitif akan kualitas cepat, babi terbatas memamfaatkan makanan berserat kasar tinggi karena babi mempunyai lambung tunggal. babi biasanya dipelihara terkurung dan oleh karena itu semua zat—zat makanan harus sudah tersedia dalam ransum. Jumlah makanan yang diberikan kepada ternak babi sebaiknya disesuaikan dengan berat tau pertumbuhanya. Pada fase pertama pemberian ransum diberikan pada pertumbuhan eng maksimal. Akan tetapi sesudah babi mencapai berat hidup 70 kg pemberian pakan harus ibatasi agar babi tidak banyak mengandung_lemak. Untuk babi bakon seperti Large White, Seddle Back pemberian makanan harus dibatasi ‘sampai 2,5 kg/hari pada berat 60 kg keatas ‘rena untuk mencegah lemak yang berlebihan dan memperbaiki karkas, {Annonimous, 2006}. ‘24. Lama Bunting. ‘Masa bunting dimulai pada saat terjadinya pembuahan ‘sampai dengan pada saat kelahiran 6 Lama kebuntingan babi berbeda — beda berkisar antara 113 - 117 hari dengan rata rata 114 hari atau 3 bulan 3 minggu dan 3 hari. {Blackelly dan Bade, 1992}, Lamanya suatu kebuntingan Pada ternak babi berbeda karena dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain : 1. Induk muda yang pertama kali bunting biasanya waktunya lebih pendek. 2-Jumlah anak yang dikandung, semakin banyak jumlah anak yang dikandung proses kelahiran akan semakin pendek. 3. Bangsa babi akan mempengaruhi lama kebuntingan. 4. Manajemen tatalaksana {Annonimous, 1981 Ue Besar litter, umur induk, atau kondisi—kondisi lingkungan hanya sedikit mempengaruhi fama bunting. Akan tetapi periode bunting dipengaruhi oleh perbedaan — perbedaan genetik. Faktor lingkungan yang diduga dapat mempengaruhi lama bunting antara lain adalah Pengaturan periode kebuntingan dimana kebuntingan diatur oleh peternak{Toliehere, 1993}. 25. Litter Size. Litter size adalah jumiah anak yang dilahirkan dari seekor induk perkelahiran. Jumlah anak Sabi dari seperinduken dipengaruhi oleh pejantan dan induknya, bangsa, umur induk, Portas, fertiitas, kematian selama kebuntingan dan lama kebuntingan. Seekor induk babi spat menghasilkan anak sebanyak 8 ~ 12 ekor setelah periode kebuntingan 112 ~ 120 hari ‘Kingston, 1983} Menurut Krider dan Carrol [1971 }babi dara yang dikawinkan akan menghasilken liteer size lebih sedikit daripada babi induk. Milagres et al, {1983} menyatakan bahwa jumlah anak babi perinduk perkelahiran dipengaruhi oleh berapa kali induk babi beranak {parity}. Kingston {1983} menunjukkan bahwa dengan lama kebuntingan kurang dari 112 hari anak Seperindukan waktu lahir adalah 12 eko, sedangkan dengan lama kebuntingan 113 ~ 118 hari jumlah anak seperindukan adalah 8.3 — 11,3 ekor, yang berarti kebuntingan yang semakin lama cenderung menurunkan jumlah anak perkelahiran. 2.6. Bobot Lahir. De Borsotti et all, {1982} mengemukakan bahwa bobot lahir anak babi dipengaruhi oleh Baritas, umur induk, bangsa dan litter size. Siagian {1999} menyatakan bahwa anak babi yang ‘mempunyai bobot lahir 1,1 hingga 1,35 kg kira ~ kira 75 % dapat hidup hingga disapih, sedang yang mempunyai_bobot lahir 0,57 kg atau lebih kecil kurang dari 2% dapat hidup hingga disapih. Biasanya bobot lahir anak hasil persilangan lebih berat dari babi murni hal ini ada kaitanya dengan pemamfaatan heterosis pada sistim perkawianan {cros breeding}. {Pond, 1991}. Semakin banyak jumlah anak yang dilahirkan perkelahiran maka bobot lahir akan lebih fingan dibanding anak babi yang dilahirkan lebih sedikit. {Nugroho dan Whendrato, 1990}. Berat babi waktu lahir yang akan dijadikan bibit rata — rata 1,5 kg. untuk peternakan babi rakyat bobot lahir berkisar antara 1—1,5 ke {Annonimous, 1983}. 2.7. Bobot Sapih. Bobot sapih anak babi merupakan indikator produksi air susu dari induk dan kemampuan bertumbuh anak babi. Faktor - factor yang mempengaruhi bobot sapaih anak babi adalah kesehatan anak babi, produksi air susu induk dan cara pemberian makan {Sihombing, 1997} Siagian {1999} menyatakan bahwa pada umur peyapihan tertentu anak babi yang memiliki bobot badan tinggi saat disapih akan bertumbuh lebih cepat mencapai bobot pasar daripada anak babi yang bobot badanya lebih ringan. Semakin berat anak babi waktu disapih efisiensi Penggunaan pakan lebih baik dan rataan laju pertumbuhan lebih cepat daripada anak b abi yang ringan. Pada umumnya kisaran bobot badan anak babi yang disapih adalah 13,6 — 18,1 kg. 2.8. Karakteristik Tubuh Ternak Babi. 2.8.1. Konforman. Semua ternak memiliki tanda—tanda menciri tertentu sesuai faktor genotip yang ‘menyusunya, Menurut Siagian, B, {2002} ternak babi memiliki konforman khas tertentu yang Serbeda satu sama lain sesuai breed atau bangsanya. Babi lokal umumnya memiliki konforman ‘tubuh dengan cirri ~ cirri yaitu perut menggantung kebawah yang diikuti oleh garis punggung melengkung atau cekung kearah bawah, sementara pada babi exotik yang diintroduksikan ke ‘indonesia ciri-icirinya garis punggung melengkung keatas atau cekung keatas. Secara Proporsional babi exotik lebih memanjang dan lebih tinggi daripada babi lokal. Bila dilihat dari proporsi panjang kepala dengan lebar kepala maka kepala babi lokal umumnya lebih panjang dan lebih sempit, yang membuat babi lokal tersebut_memiliki kemampuan mengorek tanah dan akar tanaman dengan baik. Sementara babi exotik memiliki bentuk kepala lebih pendek sehingga tampak lebih tebal atau lebih montok. Perbedaan bentuk kepala ini sangat jelas bila dilihat dari sudut pandang depan dan atas. {Siagian, 2002} Bagian belakang tubuh {bokong} babi exotik lebih montok atau lebih berisi dibandingkan dengan babi lokal Indonesia. Hal ini terjadi diduga akibat perbedaan masa kerja kelompok genotip yang membentuk bagian bokong babi, Pada babi lokal genotip tersebut bekerja sangat cepat pada awal pertumbuhan tetapi selanjutnya menurun kecepatanya sesuai pertambahan wektu. Sementara babi exotik yang unggul pekerjaan genotip tersebut bekerja sangat cepat pada awal pertumbuhan dan tetap konstan sampai pada batas umur tertentu. Keadaan tersebut diatas menunjukan bahwa babi memiliki gen elastis atau plastist gene ‘sehingga babi mampu menunjukan produksi yang baik pada lingkungan yang kurang kondusi, ‘walaupun hanya bersifat sementara.{Siagian, 2002}. 2.8.2. Warna Tubuh Babi. Suatu bangsa babi secara alami hanya memiliki satu warna tubuh yang sama_mencakup wilayah dari kepala sampai ujung ekor.Babi lokal asli yang merupakan breed domestikasi Sissanya memiliki warna tubuh yang sama untuk seluruh bagian exterior tubuh. Babi murni ‘asil perakitan genetik, atau babi hasil silang yang sudah sempurna mungkin memiliki warna ‘ubuh yang baru bersumber dari gabungan kedua tetuanya.{Siagian, 2002}. Menurut Brahmana {2002} konformans tubuh, ukuran tubuh serta warna tubuh atau warna bulu babi cenderung bekerja secara genetik, bukan karena upaya modifikasi secara rekayasa. BAB IIL MATERI DAN METODE PENELITIAN. 3.1. Lokasi dan Waktu penelitian. Penelitian ini dillakukan di Kecamatan Pakkat Kabupaten Humbang Hasundutan dengan objek penelitian ternak babi rambe yang dipelihara penduduk secara tradisional. Penelitian ini berlangsung mulai 3.2, Metode Penelitian. Penelitian ditujukan untuk mengetahui karakteristik babi rambe, untuk itu terlebih dahulu Gilakukan pengelompokan karakteristik babi yang akan dicari : 1, Traits kuantitatif terbatas pada bobot Iahir, bobot sapih, lama bunting dan litter size. 2. Traits kualitatif terbatas pada warna bulu dan warna tubuh. 3. Konforman tubuh babi. Pembatasan terhadap traits yang diamati karena_memperhitungkan kemempuan engukuran dan waktu. 3.3 Pengumpulam data Pengukuran bobot lahir, bobot sapih, lama bunting dan litter size dilakukan dengan Penyebaran kuesioner kepada peternak, sedang untuk warna bulu, warna tubuh diamati secara ‘wisual dan untuk konforman tubuh diamati dengan petunjuk Brahmana {2002}. 3.4, Parameter yang diamati. ~ Lama bunting, bobot lahir, bobot sapih dan litter size ~ Bobot badan, tinggi badan dan panjang badan. BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Lama bunting, tama bunting pada babi rambe yang diperoleh dalam penelitian ini berkisar antara 112-114 hari dengan rataan 113,2 hari. Lama bunting babi nias ini seragam kerena nilai Tegasmnya yang sangat kecil yaitu 0,9637 {Lampiran — 1}. Untuk mengetahui hasil analisa data Lama bunting babi ranbe dapat dilihat pada Tabel-1, Tabel-1. Hasil Analisa Lama Bunting Babi Rambe No Uraian analisa Hasil analisa A. Jumlah pengamatan 69 2 Total nilai 6796 3 Selang nitai 112-114 4 Rataan nilai 113,2 5 Ragam 0,9637 Nilai lama bunting yang diperoleh pada penelitian ini hampir serupa dengan nilai lama bunting babi yang dinyatakan Blackely dan Bade {1992} yaitu 114 hari, Dari keseragaman lama bunting babi rambe ini memberi gambaran bahwa populasi babi rambe yang dipelihara di Kecamatan Pakkat ‘menunjukan kesamaan secara genetic, dengan 14 perkataan lain bahwa babi rambe tidak banyak disilamgkan dengan breed lain atau cenderung masih murni. 4.2. Litter size. Data litter size yang diperoleh pada penelitian ini berkisar antara 8 - 12 ekor dengan rataan 8,55 ekor dan ragam 1,087 {Lampiran ~ 1}. Hasil analisa data litter size babi rambe dapat dilihat pada Tabel -2 dibawah ini. Tadel -2. Hasil Analisa Data Litter Size Babi Rambe. No Uraian analisa Hasil amalisa 1 Jumish pengamatan 69 2 Total nilat 513 3 Selang nilai 8-10 4 Ratan nilai 855 5 Ragam 1,987 Dari Tabel tersebut terlihat bahwa keragaman ukuran litter size babi rambe di Kabupaten Humbang Hasundutan adalah kecil. Ukuran yang berbeda {8 ~ 10} ekor kemungkinan adalah disebabkan perbedaan paritas {Krider and Carol, 1971}. Dari keragaman litter size yang kecil menunjukan bahwa kesamaan genetik pada babi rambe dengan perkataan lain tidak banyak disilangkan dengan breed Iain atau cenderung masxih murni. 4.3. Berat Lahir, Data barat lahir yang diperoieh pada penelitian ini berkisar antara 0,5 — 1,0 kallampiran-1}. Hasil analisa data berat lahir babi rambe dapat dilihat Pada Tabel -3 dibawah ini Tabel -3. Hasil Analisa Data Berat Lahir Babi Rambe No Uraian analisa Hasil analisa 1 Jumiah pengamatan 69 2 Total nilai 423 3 Selang nila 05-10 4 Ratan nilai 7,05 5 Ragam 13344 Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa keragaman ukuran bobot lahir babi rambe di Kecamatan Pakkat adalah kecil yaitu 1,3344. Hal ini menunjukan masih terdapat kesamaan genetik pada babi rambe dengan perkataan lain cenderung masih murni. Bobot lahir anak babi dipengaruhi oleh paritas, umur —_induk, bangsa dan jumlah anak Seperindukan {De Borsotti, et ail, 1982}. Nilai bobot lahir babi rambe lebih rendah dari yang dinyatakan Siagian {1999} bahwa bobot lahir anak babi adalah 1,1 — 1,35 kg. Rendahnya bobot lahir babi ranbe ini disebabkan cara Pemeliharaan induk bunting yang masih kurang seperti pemberian jumlah dan kualitas pakan yang mungkin masih terbatas. 16 4.4, Berat Sapih. Data berat sapih yang diperoleh pada penelitian ini berkisar anatara 7 12 kg {lampiran -1}. Hasil analisa data berat sapih babi rambe dapat dilihat pada Tabel -4 dibawah ini. Tabel -4. Hasil Analisa Data Berat Sapih Babi Rambe. No Uraian Analisa Hasil Analisa : Jumlah pengamatan 69 2 Total nilai 568 3 Selang nilai 7-12 4 Rataan nilai 9,466 5 Ragam 1,1756 Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa keragaman bobot sapih babi rambre di Kecamatan Pakkat adalah kecil. Ukuran bobot sapih babi rambe lebih rendah dari apa yang dinyatakan Siagian {1999} bahwa bobot sapih anak babi berkisar antara 13,6 - 18,1 kg. Rendahnya bobot sapih pada babi rambe ini bisa disebabkan pengaruh genetik, dimana babi lokal seperti babi rambe memiliki pertambahan bobot badan harian yang rendah akibatnya bobot sapih menjadi rendah. 7 4.5. Warna Babi Rambe ‘Warna tubuh dan bulu babi rambe yang diamati menunjukan ciri — ciri terlihat pada lampiran gambar dan urutanya dapat dilihat pada T abel -5 dibawah ini. Tabel -5. Warna Tubuh Babi Rambe. No Bagian Tubuh Keterangan 1 Secara umum Warna hitam 2 Kaki Hitam ada babi yang ujung kaki putih 3 Ekor Hitam 4 Bagian perut sampai punggung Hitam ada lipatan kulit disekitar pinggul 5 Punggung Hitam 6 Telinga Hitam 7 Kepala Hitam ada bercak warna putih 4.6. Konforman Tubuh Babi Rambe. 4.6.1. Bobot Badan. Pengukuran bobot badan babi rambe dengan menggunakan timbangan meja_untuk babi berumur 1 dan 2 bulan, serta timbangan gantung untuk babi berumur 6 dan 12 bulan. Dari hasil Penimbangan diperoleh rata-rata bobot badan babi rambe umur 1 bulan adalah 3,5133 kg dan umur 2 bulan 5,4600 kg, sedangkan untuk babi dewasa umur 6 bulan 27,4669 kg dan untuk umur 12 bulan 87,200 kg. Rendahnya bobot babi rambe tersebut adalah disebabkan 18 Pemeliharaan babi rambe yang dilakukan masyarakat di Kecamatan Pakkat cenderung sederhana teeerutama dalam hal penyediaan abhan makanan baik segi kualitas maupun kuantitas. 4.6.2. Tinngi Badan, Tinggi badan babi rambe dewasa dapat mencapai 44 sampai 53 cm dengan rataan 48,2 cm. Tinggi badan babi rambe ini jauh lebih rendah dari tinggi badan babi exotik. Tinggi badan babi rambe cepat bertambah dari anak sampai renaja tetapi selanjutnya pertambahan tersebut berkurang antara remaja sampai dewasa. Panjang Badan Pengukuran panjang badan sesuai dengan petunjuk martojo {1970} yaitu dari bokong sampai batas telinga dikepala. Panjang badan babi rambe dewasa dapat mencapai 70,400 cm, sedangkan anak babi dan babi remaja 24,333 cm dan 53, 933 cm. 19 BABV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 1. Babi rambe yang diamati masih murni. 2. Babi rambe berwama hitam sebagian babi mempunyai uiung kaki putih, pada bagian depan kepala terdapat warna putih dan adanya lipatan kulit disekitar pinggul. 3. Lama bunting babi rambe serupa dengan babi lainya, tetapi litter size, bobot lahir dan bobot sapih jauh lebih kecil, 5.2. SARAN Perlu penelitian lanjutan untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan data penelitian Yang lebih akurat. 20 DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, 1981. Pedoman Lengkap Beternak Babi. Penerbit Kanisius Yogyakarta. Anonimous, 1983. Pedoman Teknis Peternakan. Jawa Barat. Anonimous, 1995, Buku Pintar Penyukuhan Peternakan. Dinas Peternakan Yogyakarta. Anonimous, 2006. Usaha Petemaken Babi. Direktorat Bina Usaha Petani—Peternak dan Pengolahan Hasil Peternak Azitonang, D, 1997. Pedoman Lengkap Beternak Babi. Penebar Swadaya Jakarta, Slakely, J. dan David, H. Bade, 1982. limu Peternakan. Terjemahan, Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Brahmana, S.S, 1990. Prospek Peternakan. Bahan Seminar Dalam Rangka Lustrum Vil. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Brahmana, S.S, 1930. Penilaian dan Pengukuran Konforman dan Beberapa Performan Pada Ternak Lokal. Makalsh Pada Pelatihan Tenaga Penyuluh Peternakan. Kerjasama Dinas Pertanian Kabupaten Karo Dengan USU. Medan. De Borsotti, P.N.O, Verde and D, Plasse, 1982. Genetic and Enviroumental Factor Affecting Growth of Piglets. Anim. Breed Abstr 50 {12}: 869. Krider, .K and W.E, Carrol, 1971. Swine Production . 4" Edition . Tata Mc Graw Hill Publishing Company, Bombay. Milagres, J. C. L. M. Fedalto, A.E,Silva, M.D.£ and 4A, Pelaira, 1983. Source of Variation in Utter Size and Weight Birth and 21 Days of Age in Duroc, Landrace and Large White Pigs. Anim. Breed Abstr 51{7} : 532. Martojo, 1970. Pemamfaatan Analise Genetik Terhadap Keragaan Ternak Potong Piara. PAU Bioteknologi institut Pertanian Bogor. Siagian, 8, 2002. Relevasi Konforman Tubuh Dengan Beberapa Performans Serta Ekspresi gen Elastis Pada Ternak Babi. Makalah Pada Penyuluhan Tenaga Penyuluh Peternakan’ Kabanjahe. Sihombing, D. T. H, 2006. tlmu Produksi Ternak Babi. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai