Makalah Selesai PPTnya Blum
Makalah Selesai PPTnya Blum
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada suatu sistem tenaga listrik tingkat keandalan adalah hal yang sangat
penting dalam menentukan kinerja sistem tersebut. Keandalan ini dapat dilihat
dari sejauh mana suplai tenaga listrik bisa mensuplai secara kontinu dalam satu
tahun ke konsumen. Permasalahan yang paling mendasar pada penyaluran daya
listrik adalahterletak pada mutu, kontinuitas dan ketersediaan pelayanan daya
listrik pada pelanggan.
B. Rumusan Masalah
C. Manfaat
PEMBAHASAN
Tabel II.5.A
250 ……………………………… 0
750 ……………………………… 0
1000 ……………………………… 0
2. Sistem hanya terdiri dari unit 2 saja : 1000 KW dengan F.O.R 2 = 0,06
Tabel II.5.B
250 ……………………………… 0
500 ……………………………… 0
750 ……………………………… 0
12500 ……………………………… 0
1500 ……………………………… 0
= 1,00
3. Sistem terdiri dari unit 1 dan unit 2.
Tabel II.5.C
250 …………………… 0
750 …………………… 0
12500 …………………… 0
= 1,0000
Dari tabel II.5.A, II.5.B, dan II.5.C terlihat bahwa ada hubungan antara tabel-
tabel ini sebagai berikut:
1. Nilai nol KW on outage yang merupakan nilai permulaan pada tabel II.5.C,
kemungkinan terjadinya = (1 - F.O.R1 ) (1 - F.O.R 2 )
2. Nilai KW terbesar on outage pada tabel II.5.C merupakan penjumlahan dari
nilai terbesar on outage pada tabel II.5.A, dan II.5.B yaitu 500KW + 1000KW
= 1500KW kemungkinan terjadinya = F.O.R1 × F.O.R 2
3. Nilai KW on outage untuk tabel II.5.C yang berada di antara nol dan nilai
terbesar 1500KW kemungkinan terjadinya KW on outage adalah sebagai
berikut:
a. Apabila di tabel II.5.A maupun tabel II.5.B masing-masing nilainya = 0
maka di tabel II.5.C nilainya juga 0
b. Apabila di tabel II.5.C nilainya = nilai dari salah satu tabel yang tidak
sama dengan nol kali (1 – F.O.R.) unit dari tabel yang bernilai nol
Tabel II.5.C’
Kw on Kemungkinan Terjadinya
Outage Tabel II.5.A Tabel II.5.B Tabel II.5.C
0 (1 - F.O.R1 ) =0,99 (1 - F.O.R 2 ) = 0,94 (1 - F.O.R1 ) (1 - F.O.R 2 ) = 0,9504
250 0 0 0
500 F.O.R1 = 0,01 0 F.O.R1 (1 - F.O.R 2 ) = 0,0096
750 0 0 0
1000 0 F.O.R 2 = 0,06 F.O.R 2 (1 - F.O.R1 ) = 0,0594
1250 0 0 0
1500 0 0 F.O.R1 × F.O.R 2 = 0,0006
1,0000
{Tabel (n - 1) unit + Pn }
Untuk suatu sistem tertentu jumlah unit pembangkitanya tertentu, jadi bisa
dihitung kemugkinan terjadinya forced outage untuk KW atau MW tertentu.
Apabila beban sistem ini naik, tetapi unit pembangkitnya tidak di tambah, maka
LOLP = p x t akan bertambah besar. Hal ini terlihat pada gambar II.16, yaitu suatu
sistem dengan daya terpasang Pi kemungkinannya untuk menyediakan daya
sebesar P adalah p
Gambar II.16. Pengaruh kenaikan beban sistem dalam kaitannya dengan LOLP.
Apabila beban puncak sistem = B1, maka t = t1, sedangkan apabila beban
puncak naik menjadi B2, dan seterusnya menjadi B3, maka nilai t juga naik
menjadi t2 dan seterusnya. Kita dapatkan:
Dalam gambar II.17 digambarkan dua kurva yaitu kurva 1 dan kurva 2.
Kurva 1 menggambarkan keadaan sebelum ada penambahan sebuah unit
pembangkit, sedangkan kurva 2 menggambarkan keadaan setelah penambahan
unit pemabangkit baru dengan kapasitas daya terpasang C MW. Terlihat bahwa
jarak kurva 1 dan kurva 2 makin jauh untuk nilai LOLP yang makin besar.
B. Perthitungan Pengaruh Penambahan Unit Pembangkit terhadap
Keandalan Sistem
Tabel-tabel sebelumnya yang yang terdiri dari bagian kiri dan kanan yang
menggambarkan penambahan nilai p setelah unit ke n masuk ke dalam sistem.
Bagian kiri
Karena nilai x bisa dipilih secara bebas dan Cn adalah suatu nilai konstan
sedangkan y = x + Cn , maka persamaan (II.14) berlaku pula bagi x:
Metode representasi dimana dua keadaan baik dan dua keadaan gagal
untuk durasi operasi atau durasi perbaikan, maka rumus laju kegagalan untuk
jumlah n komponen adalah sebagai berikut :
E. Durasi Perbaikan Rata-rata ( r)
Durasi keluaran rata-rata (r) adalah waktu rata-rata yang diperlukan oleh
sistem atau pembangkit untuk melakukan perbaikan selama terjadinya gangguan.
Waktu perbaikan (r) dapat juga diartikan sebagai waktu yang diperlukan
dari saat terjadinya gangguan sampai pembangkit atau sistem dapat bekerja
kembali secara normal. Metode representasi dimana dua keadaan baik dan dua
keadaan gagal untuk durasi operasi atau durasi perbaikan, maka rumus durasi
keluaran rata-rata untuk jumlah n komponen pembangkit adalah sebagai berikut
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk suatu sistem tertentu jumlah unit pembangkitanya tertentu, jadi bisa
dihitung kemugkinan terjadinya forced outage untuk KW atau MW tertentu.
Apabila beban sistem ini naik, tetapi unit pembangkitnya tidak di tambah, maka
LOLP = p x t akan bertambah besar.
Apabila beban puncak sistem = B1, maka t = t1, sedangkan apabila beban
puncak naik menjadi B2, dan seterusnya menjadi B3, maka nilai t juga naik
menjadi t2 dan seterusnya.