Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEMUNGKINAN KEHILANGAN BEBAN DAN


MENENTUKAN KEANDALAN SISTEM
Dosen Pengampu: Drs. Dadang Mulyana, M.Pd.

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK 5
DOLI SAPUTRA (5161131011)
FEBRI ANI HARAHAP (5161131018)
RICHARD WILSON SIHITE (5161131037)
SARAH PATRICIA GULTOM (5161131041)

KELAS : REGULER B (KKNI) 2016


MATA KULIAH : EKONOMI TENAGA LISTRIK

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, sebab telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada
kami, sehingga mampu menyelesaikan Tugas Makalah ini yang berjudul
“Kemungkinan Kehilangan Beban dan Menentukan Keandalan Sistem”.
Makalah ini disusun dengan harapan agar pengetahuan dan wawasan kita
semua dapat bertambah. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap
pembaca.
Apabila dalam Makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, kami
mohon maaf karena sesungguhnya manusia itu pasti mempunyai salah. Hanya
Maha Kuasa yang paling sempurna, karena ilmu kami belum seberapa banyak.
Karena itu kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna sempurnanya Makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga Makalah ini dapat memberikan wawasan
dan pengetahuan bagi siapa saja yang memerlukannya di masa yang akan
datang.

Medan, 04 Oktober 2019

KELOMPOK 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 2
A. Kemungkinan Kehilangan Beban (Loss of Load Probability) ................... 2
B. Menentukan Keandalan Sistem ............................................................... 4
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 9
A. Kesimpulan .............................................................................................. 9
B. Saran ..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem tenaga listrik dapat dikatakan baik jika memenuhi tiga kriteria yaitu
keandalan (reliability), ketercukupan (adequacy), dan kualitas (quality). Keandalan
atau reliability adalah suatu ukuran berapa kali sistem mengalami gangguan atau
tidak mampu melayani pengguna listrik dalam suatu periode tertentu, dan berapa
lama proses pemulihan sistem setiap mengalami gangguan. Ketercukupan atau
adequacy adalah kriteria yang menunjukkan daya mampu pembangkit ketika
mensuplai listrik yang mampu mengatasi kebutuhan beban konsumen, Sedangkan
kualitas atau quality adalah kriteria yang menunjukkan kestabilan tegangan di titik
nominalnya dan rendahnya gangguan kualitas daya seperti harmonisa.

B. Rumusan Masalah
 Bagaimanakah kemungkinan kehilangan beban pada sistem tenaga listrik?
 Bagaimanakah menentukan keandalan sistem tenaga listrik?

C. Tujuan
 Agar mampu dan mengetahui kemungkinan kehilangan beban pada sistem
tenaga listrik, dan
 Agar mampu dan mengetahui menentukan keandalan sistem tenaga listrik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kemungkinan Kehilangan Beban (Loss of Load Probability)


Unit-unit pembangkit bertugas menyediakan daya dalam sistem tenaga listrik
agar beban dapat dilayani. Di lain pihak unit pembangkit setiap waktu bisa
mengalami gangguan sehingga tidak bisa beroperasi. Jika gangguan ini terjadi
pada saat yang bersamaan atas beberapa unit pembangkit yang besar, maka ada
kemungkinan bahwa daya tersedia dalam sistem berkurang sedemikian besarnya
sehingga tidak cukup untuk melayani beban. Dalam hal yang demikian terpaksa
dilakukan pelepasan beban atau terpaksa sistem kehilangan beban, terjadi
pemadaman dalam sistem. Kemungkinan terjadinya pemadaman karena adanya
forced outage unit pembangkit dalam sistem.
Kemungkinan terjadi forced outage dengan nilai tertentu dapat dihitung.
Beban berubah-ubah sepanjang waktu ,maka forced outage yang berlangsung
pada saat-saat beban puncak akan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap
cadangan daya tersedia dibandingkan dengan forced outage yang akan
berlangsung pada saat-saat beban rendah.
Jadi setiap forced outage selain bisa di hitung kemungkinan terjadi juga
memberi kemungkinan timbulnya pemadaman dalam sistem atau sering pula
disebut sebagai memberi kemungkinan sistem “kehilangan beban”. Kemungkinan
kehilangan beban ini merupakan resiko yang dihadapi dalam mengoperasikan
sistem tenaga listrik dan perlu diformulasikan.
Untuk dapat menformulasikan hal ini makan kurva beban sistem sebagai
fungsi saat perlu di transformir menjadi kurva lama beban dalam bahasa inggris di
sebut Load Duration Curve, kurva yang menggambarkan lamanya setiap nilai
beban berlangsung.
Hal ini ditunjukkan pada gambar II.12 dan gambar II.13

2
Gambar no II.14 menunjukkan kurva lama beban dan garis daya terpasang
serta garis-garis daya tersedia.
Selisih antara garis daya terpasang dengan garis daya tersedia tanpa forced
outage adalah disebabkan adanya pengeluaran unit pembangkit dari sistem yang
di rencanakan untuk keperluan pemeliharaan dan perbaikan (planned outage).
Selisih antara garis daya tersedia tanpa forced outage dengan garis tersedia
dengan forced outage adalah disebabkan adanya forced outage.
Dalam gambar II.14 garis daya tersedia tanpa forced outage f1,
kemungkinan terjadinya = p1 memberikan cadangan C1 yang selalu positif. Tetapi
garis daya tersedia dengan forced outage f2 kemungkinan terjadinya = p2
memberikan cadangan C2 yang memungkinkan pemotongan garis kurva lama
beban, menimbulkan pemadaman / kehilangan beban, selama waktu t.

3
Yang disebut kemungkinan kehilangan beban atau dalam bahasa inggris
disebut loss of load probability dan biasanya disingkat dengan LOLP adalah
perkalian p x t, jadi secara umum:
LOLP = P x t
Keterangan :
P : Probabilitas terjadinya beban sama atau lebih besar dari besar daya
tersedia.
t : Waktu kehilangan beban.
LOLP sesungguhnya merupakan risiko yang dihadapi dalam operasi, dalam
gambar 4 digambarkan sebagai berapa jauh garis daya tersedia boleh menurun
karena pemeliharaan maupun forced outage dalam kaitannya terhadap
pemotongan kurva lama beban.
LOLP biasa dinyatakan dalam hari pertahun. Makin kecil nilai LOLP berarti
garis daya tersedia harus makin kecil kemungkinannya memotong garis kurva
lama beban, ini berarti bahwa daya terpasang harus makin tinggi serta juga forced
outage rate harus makin kecil dengan perkataan lain diperlukan investasi yang
lebih besar dan juga kwalitas unit pembangkit yang lebih baik.
Pengertian mengenai LOLP ini jug diperlukan dalam perencanaan operasi
misalnya untuk menyusun jadwal pemeliharaan unit-unit pembangkit dengan risk
level tertentu misalnya dengan LOLP satu hari pertahun.
Dengan ketentuan ini maka maka jadwal pemeliharaan unit-unit pembangkit
harus diatur sedemikian rupa sehingga daya tersedia tanpa forced outage (unit-
unit pembangkit yang di jadwalkan siap operasi) terdiri dari unit-unit pembangkit
yang mempunyai F.O.R sedemikian hingga persamaan (4) tetap terpenuhi. PLN
dalam menyusun jadwal pemeliharaan sistem interkoneksi Jawa mengambil risk
level LOLP satu hari pertahun.

B. Menentukan Keandalan Sistem


Definisi sederhana dari keandalan adalah probabilitas suatu barang atau
peralatan dan kumpulannya yang menunjukkan statistik selama kondisi ditetapkan
dalam suatu perioda waktu. Periode waktu ditetapkan secara spesifik dengan
menjadi bagian pokok dari keandalan.Periode waktu adalah kondisi alat atau
barang selama masa kerja sesuai fungsi (lifetime) barang tersebut.
4
LOLP merupakan index risk level dalam mengoperasikan sistem tenaga
listrik jadi juga merupakan tingkat jaringan operasi sistem tenaga listrik. Apabila
diinginkan tingkat jaminan operasi yang tinggi maka risk level harus rendah atau
LOLP harus kecil dan ini berarti bahwa investasi harus tinggi untuk keperluan
mendapatkan daya terpasang yang tinggi dan juga untuk mendapatkan unit
pembangkit dengan F.O.R. yang rendah. Sesungguhnya F.O.R. yang rendah juga
tergantung kepada pemeliharaan unit-unit pembangkit tidak semata-mata kepada
harga unit pembangkit. Pemeliharaan unit pembangkit yang baik dapat
memperkecil F.O.R. dan selanjutnya memperkecil LOLP atau meningkatkan
tingkat jaminan operasi sitem tenaga listrik.
Penentuan besarnya LOLP merupakan kompromi antara biaya investasi
yang dipelukan dibandingkan dengan risiko pemadaman yang bisa terjadi. Untuk
keperluan perencanaan, menyangkut pertimbangan-pertimbangan investasi
terhadap risiko PLN menggunakan angka-angka sebagai berikut:
Tabel II.5.
Jenis Pembangkit Unit Size (MW) F.O.R. (λ)
1. PLTA Semua 1
2. PLTG Semua 7
3. PLTP Semua 5 (perkiraan)
4. PLTU pakai bahan
bakar minyak 25 -100 MW 8,5
100 MW 9
5. PLTU pakai batu
Bara 400 MW 10

Angka-angka ini dikutip dari Load Supply Capability of Power Generration


System in Java its Sensitivity to the completion dates of major Power Projects,
draft PLN July 1981 table 3-3.
Untuk menggambarkan besarnya risiko yang dihadapi apabila kemampuan
sistem tidak dapat memenuhi kebutuhan beban sehingga terpaksa ada beban
sehinnga ada beban yang dilepas dari sistem, dapat dipakai index berupa “harga
KWH yang terputus” (interrupted KWH). Harga KWH yang terputus ini harus
menggambarkan beberapa besar pengaruh terhadap kehidupan Negara secara
5
makro, tidak hanya merupakan harga jual KWH oleh PLN. Hal ini mengingat
bahwa tenaga listrik telah merupakan komoditi yang mempengaruhi hajat hidup
orang banyak. Harga KWH yang terputus ini berbeda-beda untuk setiap tempat
karena pengaruh terputusnya KWH juga berbeda untuk setiap tempat. Untuk
daerah industri harga KWH terputus untuk daerah industri juga menyebabkan
terputusnya produksi industri yang mempunyai dampak luas di bidang ekonomi,
sedangkan untuk daerah tempat tinngal praktis hanya mempunyai dampak
terhadap kenyamanan terhadap pemakai listrik. Penentuan harga KWH yang
terputus selanjutnya akann mempengaruhi bebagai keputusan dalam
merencanakan jaringan, seperti terlihat pada contoh berikut (gambar II.15.).

Akan dilakukan penyambungan melali saluran udara 70 KV ke gardu induk C


untuk melayani daerah pelistrikan baru. Ada dua alternatif penyambungan yaitu:
Alternatif I : Disambung dari gardu induk A saja
Alternatif II : Disambung dari gardu induk A dan gardu induk B.
Untuk memilih alternatif mana yang menguntungkan ditentukan bahwa:
1. Biaya investasi untuk alternatif I adalah sebesar Rp. 300 juta sedangkan untuk
alternatif II adalah Rp. 500 juta.
2. Dari statistik gangguan diperkirakan bahwa jumlah KWH yang akan terputus
dalam satu tahun adalah:
Untuk alternatif I = 100.000 KWH.
Untuk alternatif II = 20 KWH.

6
3. Peralatan listrik untuk penyambungan ini diperkirakan mempunyai umur
ekonomis 20 tahun.
4. Harga KWH terputus untuk daerah gardu C adalah Rp. 1000/KWH.
Berdasarkan ketentuan-ketentuan ini kita hitung untuk:
Alternatif I:
Biaya investasi : Rp. 300.000.000,00
Harga KWH terputus selama 20 tahun
20 x 100.000 x Rp. 1000,00 : Rp. 2.000.000.000,00
Jumlah : Rp. 2.300.000.000,00 ….. (II.7)
Alternatif II:
Biaya investasi : Rp. 500.000.000,00
Harga KWH terputus selama 20 tahun
20 x 20.000 x Rp. 1000,00 : Rp. 400.000.000,00
Jumlah : Rp. 900.000.000,00 .…..(II.8)
Terlihat jumlah tersebut pada (II.8) lebih kecil daripada (II.7) sehingga alternatif II
lebih menguntungkan.
Sekarang akan kita tinjau apabila harga KWH terputus hanya Rp. 100/KWH.
Alternatif I:
Biaya investasi : Rp. 300.000.000,00
Harga KWH terputus selama 20 tahun
20 x 100.000 x Rp. 100,00 : Rp. 200.000.000,00
Jumlah : Rp. 500.000.000,00 ….. (II.9)
Alternatif II:
Biaya investasi : Rp. 500.000.000,00
Harga KWH terputus selama 20 tahun
20 x 20.000 x Rp. 100,00 : Rp. 40.000.000,00
Jumlah : Rp. 540.000.000,00 .…..(II.10)
Terlihat bahwa (II.10) lebih besar daripada (11.9) sehingga dalam hal ini alternatif I
lebih menguntungkan daripada alternatif II.
Dari contoh perhitungan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembuatan
jaringan dengan keandalan yang tinggi (alternatif II) hanya menguntungkan
apabila harga KWH yang akan cukup mahal, misalnya untuk melayani daerah
industri yang besar pengaruhnya terhadap ekonomi Negara. Hal ini terlihat pada
7
contoh di atas, alternatif II baru menguntungkan apabila harga KWH terputus
hanya Rp. 100/KWH alternatif I lebih menguntungkan.
LOLP yang main kecil berarti keandalan sistem yang makin tinggi namun
juga memerlukan biaya investasi yang makin tinggi, oleh karenanya penentuan
LOLP harus dilakukan dengan membandingkan biaya investasi terhadap risiko
berupa jumlah serta harga KWH yang diperkirakan akan terputus.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Unit-unit pembangkit bertugas menyediakan daya dalam sistem tenaga listrik
agar beban dapat dilayani. Di lain pihak unit pembangkit setiap waktu bisa
mengalami gangguan sehingga tidak bisa beroperasi. Jika gangguan ini terjadi
pada saat yang bersamaan atas beberapa unit pembangkit yang besar, maka ada
kemungkinan bahwa daya tersedia dalam sistem berkurang sedemikian besarnya
sehingga tidak cukup untuk melayani beban. Dalam hal yang demikian terpaksa
dilakukan pelepasan beban atau terpaksa sistem kehilangan beban, terjadi
pemadaman dalam sistem.
Yang disebut kemungkinan kehilangan beban atau dalam bahasa inggris
disebut loss of load probability dan biasanya disingkat dengan LOLP adalah
perkalian p x t, jadi secara umum:
LOLP = P x t
Keterangan:
P : Probabilitas terjadinya beban sama atau lebih besar dari besar daya
tersedia.
t : Waktu kehilangan beban.

Keandalan adalah probabilitas suatu barang/peralatan dan kumpulannya


yang menunjukkan statistik selama kondisi ditetapkan dalam suatu perioda waktu.
Periode waktu ditetapkan secara spesifik dengan menjadi bagian pokok dari
keandalan.Periode waktu adalah kondisi alat atau barang selama masa kerja
sesuai fungsi (lifetime) barang tersebut. Pembuatan jaringan dengan keandalan
yang tinggi (alternatif II) hanya menguntungkan apabila harga KWH yang akan
cukup mahal misalnya untuk melayani daerah industri yang besar pengaruhnya
terhadap ekonomi Negara. LOLP yang kecil berarti keandalan sistem yang makin
tinggi tetapi memerlukan biaya investasi yang makin tinggi, oleh karenanya
penentuan LOLP harus dilakukan dengan membandingkan biaya investasi
terhadap risiko berupa jumlah serta harga KWH yang diperkirakan akan terputus.

9
B. Saran
Adapun dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan baik dari segi pembuatan maupun isi dalam setiap pembahasan yang
kami paparkan di dalam makalah ini, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca sangat kami perlukan guna menyempurnakan
pembuatan tugas makalah selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Modul Ekonomi Tenaga Listrik


Apriani, Rina; Thayib, Rudyanto. 2015. Perhitungan Loss Of Load Probability
(Probabilitas Kehilangan Beban) Sistem Tenaga Listrik Di PT.Pupuk
Sriwidjaja. Palembang: Mikrotiga.
Gunadin, Indar Chaerah, dkk. 2014. Studi Keandalan Ketersediaan Daya
Perencanaan Pembangkit Listrik PT PLN Sistem Sulselbar Tahun 2010-
2020. Makassar: Universitas Hasanuddin.
http://digilib.uinsgd.ac.id/15276/4/4_bab1.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai