Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

OLEH:

1. KETUA : MUH. REZA AS SHIDDIQ


2. SEKRETARIS : A.VIRATI SYAMDA
3. BENDAHARA : NURUL ZIZIE ARDILAH
4. ANGGOTA : MUH.FITRA RAMDHAN
ADINDA BONE
SERWIN DATU PINDAN

BADAN RISET SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN


KELAUTAN DAN PERIKANAN
SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH (SUPM) NEGERI
BONE

TAHUN AJARAN 2017/2018


Kata Pengantar

AssalamualaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk
bekerja bersama untuk menyelesaikan makalah ini yaitu tentang
berbagai macam wacana..
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Dosen dan teman-teman
yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah
ini.Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun.
Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman. Amin...

Watampone,29 Oktober 2017

Kelompok VI
DAFTAR ISI
JUDUL.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................iii

BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................4
A. Latarbelakang..................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN.....................................................................................5
A. Wacana Kesehatan…….................................................................5
B. Wacana Narkoba............................................................................7
C. Wacana Pendidikan......................................................................14
D. Sumber informasi dan gagasan pokok berita................................21
E. Permasalahan dan fakta/opini……………...................................22
F. Proses dan hasil serta simpulan isi wacana...................................26
BAB III
PENUTUP……....................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus meluangkan waktu untuk
mebaca wacana yang merupakan teks yang dapat memberikan
informasi yang dicari. Dalam wacana kita dapat mengetahui semua
informasi dan kita juga dapat mengerti dan memahami wacana
dengan baik dan kita juga dapat mengembangkan pengetahuan dari
yang dimiliki.
BAB 1
PEMBAHASAN

Wacana
“ Kesehatan “
Grafik berat badan bayi
Banyak ibu-ibu memberi perhatian lebih pada bayi terutama pada
saat mereka “berdiri”, sebanyak 5% ibu-ibu khawatir bahwa bayi
mereka mungkin “terlalu kecil”..... ketika sebenarnya apa yangbenar-
benar berarti adalah : bahwa dari 100 bayi usia yang sama, 95 bayi
memiliki berat lebih dan lebih kurang 4 bayi memiliki berat yang
kurang.
Grafik ini berguna sebagai pedoman kotor. Factor lain yang juga
berpengaruh pada pertumbuhan bayi anda antara lain seperti genetic
padaperbedaan etnis. Seorang ibu biasanya tahu tentang ciri bayi
mereka sendiri dengan mendapatkan informasi dari berbagai pihak
seperti Dokter ataupun keluarganya itu sendiri.
Bayi anda memiliki sendiri pola grafik pertumbuhan dan pola
pertumbuhan yang sehat dengan modelk grafik terus naik dan stabil.
Apabila bayi anda agar tetap sehat maka berilah komsumsi dari ASI
anda sendiri yang lebih alami daripada dengan yang buatan karana kita
dapat memepercayai kualitas yang lebih baik untuk bayi kita sendiri.
Berikut ini adalah grafik ideal berat badan untuk bayi anda
berbanding dengan tinggi. Anak perempuan dan anak laki-laki memiliki
berat dan tinggi ideal yang berbeda.

Grafik tinggi bayi dan berat pertumbuhan


Untuk bayi perempuan
Grafik berat badan- tinggi untuk anak perempuan usia 2-5 tahun.
Untuk bayi laki-laki
Grafik berat badan- tinggi untuk anak laki-laki usia dari lahir samapai 2
tahun.
Wacana
“Narkoba”
Pendahuluan
Artikel ini merupakan kelanjutan artikel saya sebelumnya yang
berjudul "Surat dari USA Tekan Jokowi Soal Eksekusi Mati “Bali
Nine”. Dimana kemudian kompasianer lainnya, Nararya memberikan
suplemen yang menarik atas artikel saya tersebut dengan artikelnya
yang bertajuk "Membedah Surat AFSC untuk Presiden Joko Widodo".

Atas dasar dua artikel tersebut, saya tergerak untuk melakukan


penelitian sederhana terkait kondisi peredaran narkoba di Indonesia,
dimana Presiden Jokowi menyebut bahwa saat ini Indonesia dalam
situasi darurat narkoba. Situasi darurat tersebut sebagai dasar bagi
Pemerintah Indonesia untuk terus men"sukabumi"kan eksportir,
importir, produsen, bandar dan pengedar narkoba yang tertangkap dan
sudah diputus dengan hukuman mati in kracht dengan cari tembak mati
(firing aquad) setelah permohonan grasi para terpidana mati kasus
narkoba itu ditolak oleh Presiden.

Saya yakin pada dasarnya Pemerintah Indonesia saat ini yang jauh lebih
tegas dibanding pemerintah sebelumnya, menjalankan apa yang disebut
dengan melindungi warga negaranya dari kehancuran generasi mudanya
dari kematian sia-sia yang mengenaskan akibat mengkonsumsi narkoba.
Dengan dieksekusinya para terpidana mati itu diharapkan bisa membuat
pelaku lainnya jerih atas ketegasan Pemerintah Indonesia, dan segera
menghentikan bisnis barang tersebut dari bumi Indonesia. Upaya
eksekusi ini adalah salah satu upaya lain, selain dengan sebisa mungkin
Pemerintah merehabilitasi korban narkoba yang jumlahnya meningkat
secara signifikan. Artikel ini tidak membahas isu rehabilitasi termaksud.
Metode dan Tujuan
Bagaimanakah situasi Indonesia yang diklaim Pemerintah sebagai
darurat narkoba? Pertanyaan inilah yang hendak kita cermati. Saya
mencoba menjawab pertanyaan itu dengan sebuah penelitian. Penelitian
tersebut saya lakukan dengan mencari, membaca, melihat dan
mempelajari data dari Badan Narkoba Nasional (BNN), POLRI,
Kementrian Huku dan HAM, Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan serta sumber lainnya melalui pemberitaan di media massa
baik daring ataupun audio visual dari dalam negeri maupun luar negeri.
Data yang saya peroleh, saya olah kembali agar pembaca bisa
memahami lebih mudah dan bisa mengerti lebih cepat. Tentu saja ada
data yang saya sajikan sebagaimana asalnya.

Semoga artikel ini bermanfaat memberikan gambaran dan pemahaman


latar belakang pelaksanaan hukuman mati yang dilakukan oleh
Pemerintah Indonesia akhir-akhir ini, khususnya para pegiat HAM yang
aktif menghambat pelaksanaan hukuman mati itu dengan berbagai
alasan. Silakan menyimak hasilnya sebagai berikut.

Indonesia: Great Market dan Good Price


Wilayah Indonesia yang luas yang terdiri dari 17ribu pulau yang
tersebar dari Sabang sampai Merauke dan jumlah populasi Indonesia
yang besar sekitar 250 juta orang bagi pasar narkoba adalah pasar yang
luar biasa menjanjikan.

Ceruk pasar yang luar biasa inilah yang menarik para mafia narkoba
luar negeri beramai-ramai menyerbu Indonesia dengan berbagai cara.
Didukung oleh Indonesia sebagai negara yang berkembang ke arah
kemajuan, pertumbuhan ekonomi yang baik menyebabkan tingkat hidup
yang lebih baik, daya beli yang meningkat, namun sekaligus
memberikan peluang gaya hidup masyarakatnya yang hedonis yang
mampu membeli berapapun harga barang haram itu.

Ribuan pulau yang tersebar yang dimiliki Indonesia rupanya


dimanfaatkan menjadi titik masuk yang strategis bagi mafia narkoba
untuk memasukkan barang haram tersebut ke dalam wilayah Indonesia.
Setelah banyak digagalkan melalui bandara-bandara yang ada oleh para
penegak hukum Indonesia, para mafia itu saat ini mengalihkan rute
pasokan barang melalui laut dan wilayah perbatasan.

Para mafia narkoba itu tak masuk ke dalam wilayah Indonesia begitu
saja. Sebelum memasok anggota mereka terlebih dahulu mempelajari
dan menyelidiki situasi baik keamanan, personal, hukum dan
perundang-undangan negara Indonesia, bahkan peralatan yang dimiliki
oleh aparat penegak hukum Indonesia. Disamping mereka menyamar
dan berbaur dengan kita semua, misalnya sebagai nelayan yang rutin
melaut untuk memancing dan menangkap ikan, dan sebagainya. Yang
paling sering dilakukan adalah dengan cara menikahi wanita-wanita
setempat agar tidak dicurigai dan bisa berbaur secara sosial. Dari
anggotanya yang menyamar itulah para mafia itu mendapatkan pasokan
informasi yang penting untuk membuat strategi pemasaran barang
haram ke Indonesia. Aktivitas penyamaran dan peredaran ini dilakukan
selama bertahun-tahun, sehingga para mafia itu berhasil "panen raya"
dari hasil kerja keras itu dalam waktu beberapa tahun belakangan ini
Data dan Fakta yang Mengerikan
Menurut Kabag Humas BNN Sumirat Dwiyanto pada 19 Januari 2015
dalam acara Primetime Talk di Beritasatu TV, serbuan mafia narkoba ke
wilayah Indonesia mencatat transaksi barang haram itu sekitar total 48
triliun. Transaksi yang fantastis. Bandingkan dengan keseluruhan
transaksi yang terjadi di ASEAN yang sejumlah 160 triliun. Para mafia
narkoba yang berasal dari Indonesia sendiri, juga Malaysia, Australia,
Iran, Perancis, Taiwan, Nigeria dan lain-lain. Para mafia tersebut
berpesta pora dengan total peredaran sebesar 30% ada hanya di
Indonesia.

Menurut penjelasan pangamat hukum Asep Iwan Iriawan, para mafia itu
berpikir bahwa vonis hukuman di Indonesia adalah hukuman yang
ringan dan seumur hidup, hukuman mati di Indonesia hanya di atas
kertas. Hukuman mati hanya berlaku untuk kejahatan teroris dan
pembunuhan berencana. Bahkan di dalam penjara pun para mafia yang
tertangkap dan diputus hukuman mati pun masih bisa mengendalikan
dan menjalankan bisnis narkoba. Tak ada eksekusi mati di Indonesia. Itu
pikiran mafia terhadap hukum yang berlaku di Indonesia.

Tabel-1. Tersangka Narkoba Berdasarkan Jenis Kelamin dan


Kewarganegaraan

Sumber Gambar: Infodatin 2014 Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Juga, penjelasan dari Sumirat, menurut pengakuan salah satu anggota
mafia narkoba yang tertangkap yang akhirnya bekerjasama dengan
penegak hukum bahwa di Indonesia bisa melakukan pencucian uang
dalam bentuk pemberian donasi pada lembaga atau aktivis tertentu yang
berkampanye anti hukuman mati untuk mengganggu dan mempengaruhi
kebijakan pemerintah.Direktur PLRIP-BNN Ida Utari pada Rakernis
Terapi Rehabilitasi Napza pada 20 Maret 2014 di Kementrian
Kesehatan menyebut di seluruh dunia pecandu berat narkoba berjumlah
antara 15.5 juta - 38.6 juta. Prevalensi pengguna narkoba dunia adalah
sekitar 5%, sedangkan Indonesia pada 2015 diperkirakan sebesar 2.8%,
ada kenaikan hampir dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir (tahun 2004
prevalensi 1.75%). Tak ada penururan sama sekali selama 10 tahun
terakhir. Lihat Tabel-2.

Tabel-2. Prevalensi Pengguna Narkoba di Indonesia


Mencermati angka prevalensi dalam unit juta orang (Tabel-3) di tahun
2015, dimana apabila tidak ada penghambat peredaran narkoba, maka di
Indonesia akan diperkirakan sekitar 5.1 juta orang akan menjadi
pengguna narkoba atau di antara 50 orang WNI ada satu pengguna
narkoba. Asumsi penduduk Indonesia 250 juta orang. Bisa jadi setiap
lembaga yang mempunyai staf lebih dari 50 orang dipastikan ada
diantaranya pengguna narkoba. Jika demikian lembaga penegak hukum
(kepolisian, kejaksaan, KPK, kehakiman), lembaga hankam, lembaga
tinggi negara lain, perusahaan swasta dan milik negara di Indonesia
dipastikan terdapat pengguna narkoba. Ini sungguh amat gila, sekaligus
cepat atau lambat bisa menghancurkan kelangsungan bangsa Indonesia.

Tabel-3. Pengguna Narkoba di Indonesia


Selain itu, hasil penelitian bersama antara BNN dan Puslitkes-UI yang
dilakukan pada 2012, Kapuslitdatin BNN Darwin Butar Butar
mengungkap bahwa pengguna narkoba menurut tingkat ketergantungan
adalah sekitar 3.8 juta - 4.2 juta orang dengan rincian sebagaimana
ditunjukkan dalam Tabel-4. Diungkapkan pula dalam dialog yang
dipandu oleh presenter Beritasatu TV Veronica Moniaga, Sumirat
menyebut bahwa setiap hari tercatat 50 orang meninggal karena
narkoba, sebagaimana juga disebut oleh Presiden Jokowi dalam
wawancaranya dengan wartawan CNN Christine Amanpour 27 Januari
2015.

Tabel-4. Pengguna Narkoba Menurut Tingkat Ketergantungan


Tahun 2011

Demikian lah situasi Indonesia terkait dengan peredaran narkoba. Hal


yang paling menonjol adalah tingginya prevalensi Indonesia di tahun.
Wacana
“Pendidikan”

A. Sistem Pendidikan Formal


Pendidikan adalah usaha manusia dalam meningkatkan
pengetahuan tentang alam sekitarnya. Pendidikan diawali dengan proses
belajar untuk mengetahui suatu hal kemudian mengolah informasi
tersebut untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam arti
sempit menurut Mc Leod pendidikan berarti perbuatan atau proses
untuk memperoleh pengetahuan. Dalam pengertian agak luas,
pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-
metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman,
dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.

Peranan lingkungan sangat berpengaruh atau mempunyai


hubungan yang sangat erat dengan kemajuan dan prestasi pendidikan.
Hal ini dikarenakan setiap individu yang terlibat dalam proses
pendidikan saling berinteraksi menjadi satu kesatuan dengan
lingkungannya. Lingkungan pendidikan itu sendiri dapat dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu :
1 .Pendidkan Formal
2. Pendidikan Informal
3. Pendidikan Non Formal
Akan tetapi disini pemakalah hanya membahas sebatas pendidikan
yang formal dan informal saja Dalam Undang – Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab I Pasal 11 dijelaskan
bahwasannya pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstuktur
dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi.Pendidikan formal (PF) yang mana
sering disebut pendidikan persekolahan,yakni berupa rangkaian jenjang
pendidikan yang telah baku. Mulai dari SD sampai Perguruan Tinggi.
Pada jalur pendidikan formal pendidikan dasar berbentuk Sekolah
Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah serta Sekolah Menengah Pertama dan
Madrasah Tsanawiyah. Jenjang pendidikan menengah berbentuk
Sekolah Menengah Atas , Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah
Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan. Sedangkan pendidikan tinggi
berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas.
. dan juga karakteristik pendidikan formal antara lain:
 lebih menekankan pengembangan intelektual;
 peserta didik bersifat homogen;
 isi pendidikan terprogram secara formal/kurikulumnya
tertulis;
 terstruktur, berjenjang dan bersinambungan;
 waktu pendidikan terjadwal dan relatif lama;
 cara pelaksanaan pendidikan bersifat formal
 evaluasi pendidikan dilaksanakan secara sistematis;
 credential harus ada dan penting.
Pada hakikatnya Pendidikan jalur formal merupakan bagian dari
pendidikan nasional yang bertujuan untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya sesuai dengan fitrahnya, yaitu pribadi yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, demokratis, menjunjung tinggi hak asasi manusia, menguasai
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, memiliki kesehatan jasmani dan
rohani, memiliki keterampilan hidup yang berharkat dan bermartabat,
memiliki kepribadian yang mantap, mandiri, dan kreatif, serta memiliki
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan yang mampu
mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas dan berdaya saing di era
global. Adapun tujuan pendidikan formal Pendidikan formal atau
sekolah mempunyai tujuan pendidikan sesuai dengan jenjang bentuk
dan jenisnya. Tujuan sekolah dapat ditemukan pada kurikulum sekolah
yang bersangkutan. Tujuan sekolah umumnya adalah memberikan bekal
kemampuan kepada peserta didik dalam mengembangkan kehidupannya
adapun dalam pendidikan formal terdapat standarisasi pendidikan
dalam UU Standarisasi No.19Tahun 2005 menetapkan standar minimal
penyelenggaraan pendidikan dalam 8 kategori yaitu, standar isi, proses,
kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.
Semua sistem pendidikan memiliki kelebihan dan kekurangan.
Satu sistem sesuai untuk kondisi tertentu dan sistem yang lain lebih
sesuai untuk kondisi yang berbeda. Daripada mencari sistem yang super,
lebih baik mencari sistem yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak dan
kondisi kita. Sistem pendidikan anak melalui sekolah memang umum
dan sudah dipraktekkan selama bertahun-tahun lamanya. Saat ini,
pendidikan melalui sekolah menjadi pilihan hampir seluruh masyarakat
Menurut pemakalah Sistem pendidikan yang telah berlangsung
saat ini masih cenderung mengeksploitasi, masih bersifat kaku dan
kurang menghargai kecerdasan anak yang terbagi menjadi berbagai tipe,
indikator yang digunakanpun cenderung menggunakan indikator
kepintaran. Hal ini diungkapkannya dengan sebuah kalimat: “Orang tua
lebih bangga ketika anaknya cerdas matematika ketimbang cerdas sepak
bola”. . Selain itu setiap anak pada dasarnya adalah cerdas, hanya saja
tipe kecerdasannya berbeda-beda dan seharusnya pendidik dapat
menghargai itu.Terutama pendidikan formal yang ada sekarang. Sistem
pendidikan harus lebih ditunjukan agar terjadi keseimbangan terhadap
ketersediaan sumber daya alam serta kepentingan – kepentingan
ekonomi dengan tidak meninggalkan sistem sosial dan budaya yang
telah dimiliki oleh bangsa indonesia.
B. Sistem Pendidikan informal
Menurut Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Bab 1 Pasal 13, Pendidkan Informal adalah
jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pelaksanaan pendidikan
berlangsung tidak dengan cara-cara artificial, melainkan secara alamiah
atau berlangsung secara wajar, oleh sebab itu pendidikan dalam
keluarga disebut pendidikan informal.
Bentuk pendidikan informal adalah keluarga. Bentuk keluarga
berdasarkan keanggotaannya, menurut Kamanto Sunarto dibedakan
menjadi keluarga batih (nuclear family) dan keluarga luas (extended
family). Keluarga batih adalah keluarga terkecil yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak. Sedangkan keluarga luas adalah keluarga yang terdiri atas
beberapa keluarga batih. Sebagai contoh, terpadat suatu sekolah alam
yang bersifat tidak formal. Pendidikan ini berciri khas karena
menggunakan konsep alam. Tempat belajarnya pun bukan di kelas
ruangan melainkan di alam yang terbuka dan pelajarannya pun tidak
teks book melainkan sebuah ketrampilan-ketrampilan yang dibekali dari
tentor yang sudah mahir dengan alam. Selain ketrampilan yang
diajarkan juga tedapat pendidikan yang bersifat etika dan tata krama
guna memndidik para siswa agar dapat bersopan santun terhadap
masyarakat disekelilingnya. Kemudian, pendidikan informal yang
lainnya terkadang tidak kita sadari, tapi sebenarnya pendidikan informal
kita dapatkan setiap saat. Misalkan pendidikan keluarga, tentunya kita
semua punya keluarga dan disetiap keluarga pasti kita pernah dapat
suatu nasehat dari orang tua kita atau dari sanak keluarga kita yang lain.
Dalam hal ini Sekalipun tidak ada tujuan pendidikan dalam
keluarga yang dirumuskan secara tersurat, tetapi secara tersirat dipahami
bahwa tujuan pendidikan dalam keluarga pada umumnya adalah agar
anak menjadi pribadi yang mantap, beragama, bermoral, dan menjadi
anggota masyarakat yang baik. Fungsi pendidikan dalam keluarga
menurut Wahyudin adalah
 sebagai peletak dasar pendidikan anak, dan
 sebagai persiapan ke arah kehidupan anak dalam
masyarakatnya.
Adapun Karakteristik pendidikan informal antara lain
 tujuan pendidikan lebih menekankan pada pengembangan
karakter;
 peserta didiknya bersifat heterogen;
 isi pendidikan tidak terprogram secara formal;
 tidak berjenjang;
 waktu pendidikan tidak terjadwal ketat, relatif lama;
 cara pelaksanaan pendidikan bersifat wajar
 evaluasi pendidikan tidak sistematis dan incidental;
 credential tidak ada dan tidak pentinG.
Menurut pemakalahSebenarnya, pendidikan informal itu lebih
menekankan kepada proses yang jauh lebih bermakna dibandingkan
dengan pendidikan formal ataupun non formal. Hasil dari pendidikan
informal juga bisa dijadikan sebagai bahan belajar yang baik dalam
pendidikan formal maupun masih dalam lingkup pendidikan formal.
Karena dari masyarakatlah kita dapat mengenal adat istiadat serta
gotong royong.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa pendidikan
informal itu penting. Karena bukan hanya disekolah saja kita dapat
belajar, tetapi di lingkungan keluarga dan masyarakat juga kita dapat
belajar dan dapat mengambil berbagai pelajaran yang
berharga. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Seorang anak
yang disayangi akan menyayangi keluarganya ,sehingga anak akan
merasakan bahwa anak dibutuhkan dalam keluarga. Sebab merasa
keluarga sebagai sumber kekuatan yang membangunya.Dengan
demikian akan timbul suatu situasi yang saling membantu,saling
menghargai,yang sangat mendukung perkembangan anak.
Dalam hal ini maka dapat di lihat bahwa yang namanya
pendidikan informal adalah seperti bumbu dalam pendidikan formal
yang mana menjadi pelengkap dari kemajuan sebuah pendidikan itu
sendiri. Seyogyanya antara pendidikan formal dan juga informal
bekerjasama dalam pembinaan peserta didik agar dapat menumbuh
kembangkan sumber daya manusia yang berpotensi akademik dan juga
berakhlak mulia yang mana sudah tercantumkan dalam tujuan system
pendidikan nasional.

C. Sistem Pendidikan nonformal


a. Pengertian
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan
formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang. Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini,
serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al
Quran,yang banyak terdapat di Masjid dan Sekolah Minggu, yang
terdapat di semua Gereja. Selain itu, ada juga berbagai
kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya.
b. Sasaran
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat
yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam
rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
c. Fungsi
Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta
didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan
keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian
profesional.
d. Jenis
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan
pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan
keterampilan dan pelatihan kerja.
Pendidikan kesetaraan meliputi Paket A, Paket B dan Paket C,
serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik seperti: Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM), lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, majelis
taklim, sanggar, dan lain sebagainya, serta pendidikan lain yang
ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

Pendidikan formal Pendidikan non- Pendidikan


formal informal
- Tempat pembelajaran - Tempat - Tempat
di gedung sekolah. pembelajarannya bisa pembelajaran bisa
- Ada persyaratan di luar gedung di mana saja.
khusus untuk menjadi - Kadang tidak ada - Tidak ada
peserta didik. persyaratan khusus. persyaratan
- Kurikulumnya jelas. - Umumnya tidak - Tidak berjenjang
- Materi pembelajaran memiliki jenjang yang - Tidak ada
bersifat akademis. jelas. program yang
- Proses pendidikannya - Adanya program direncanakan secara
memakan waktu yang tertentu yang khusus formal
lama hendak ditangani. - Tidak ada materi
- Ada ujian formal - Bersifat praktis dan tertentu yang harus
- Penyelenggara khusus. tersaji secara
pendidikan adalah - Pendidikannya formal.
pemerintah atau swasta. berlangsung singkat - Tidak ada ujian.
- Tenaga pengajar - Terkadang ada ujian - Tidak ada
memiliki klasifikasi - Dapat dilakukan lembaga sebagai
tertentu. oleh pemerintah atau penyelenggara.
- Diselenggarakan swasta
dengan administrasi
yang seragam
Wacana
‘Kesehatan’
1. Sumber informasinya
http://www.google.com.www.yahoo.com
2. Gagasan pokok berita
Banyak ibu-ibu memberi perhatian lebih pada bayi terutama pada
saat mereka “berdiri”, sebanyak 5% ibu-ibu khawatir bahwa bayi
mereka mungkin “terlalu kecil”..... ketika sebenarnya apa yangbenar-
benar berarti adalah : bahwa dari 100 bayi usia yang sama, 95 bayi
memiliki berat lebih dan lebih kurang 4 bayi memiliki berat yang
kurang.
3. Gambar grafiknya
 Bayi perempuan

 Bayi laki-laki
Wacana
‘Narkoba’
1. Permasalahan
saya tergerak untuk melakukan penelitian sederhana terkait
kondisi peredaran narkoba di Indonesia, dimana Presiden
Jokowi menyebut bahwa saat ini Indonesia dalam situasi
darurat narkoba. Situasi darurat tersebut sebagai dasar bagi
Pemerintah Indonesia untuk terus men"sukabumi"kan eksportir,
importir, produsen, bandar dan pengedar narkoba yang
tertangkap dan sudah diputus dengan hukuman mati in kracht
dengan cari tembak mati (firing aquad) setelah permohonan
grasi para terpidana mati kasus narkoba itu ditolak oleh
Presiden.
2. Fakta dan opini
Fakta :
Menurut Kabag Humas BNN Sumirat Dwiyanto pada 19
Januari 2015 dalam acara Primetime Talk di Beritasatu TV,
serbuan mafia narkoba ke wilayah Indonesia mencatat transaksi
barang haram itu sekitar total 48 triliun. Transaksi yang
fantastis. Bandingkan dengan keseluruhan transaksi yang terjadi
di ASEAN yang sejumlah 160 triliun. Para mafia narkoba yang
berasal dari Indonesia sendiri, juga Malaysia, Australia, Iran,
Perancis, Taiwan, Nigeria dan lain-lain. Para mafia tersebut
berpesta pora dengan total peredaran sebesar 30% ada hanya di
Indonesia.
Opini :
Asumsi penduduk Indonesia 250 juta orang. Bisa jadi setiap
lembaga yang mempunyai staf lebih dari 50 orang dipastikan
ada diantaranya pengguna narkoba
3. Tabel, Grafik, dan Diagram
Tabel-1. Tersangka Narkoba Berdasarkan Jenis Kelamin
dan Kewarganegaraan

Tabel-2. Prevalensi Pengguna Narkoba di Indonesia


Tabel-3. Pengguna Narkoba di Indonesia

Tabel-4. Pengguna Narkoba Menurut Tingkat Ketergantungan


Tahun 2011
Wacana
‘Pendidikan’
1. Proses dan hasil
Proses :
Tujuan sekolah umumnya adalah memberikan bekal
kemampuan kepada peserta didik dalam mengembangkan
kehidupannya adapun dalam pendidikan formal terdapat
standarisasi pendidikan dalam UU Standarisasi No.19Tahun
2005 menetapkan standar minimal penyelenggaraan
pendidikan dalam 8 kategori yaitu, standar isi, proses,
kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana
dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian
pendidikan.
Hasil :
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan,
pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan,
pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja.
2. Simpulan isi wacana
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa pendidikan
informal itu penting. Karena bukan hanya disekolah saja kita
dapat belajar, tetapi di lingkungan keluarga dan masyarakat
juga kita dapat belajar dan dapat mengambil berbagai pelajaran
yang berharga. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat. Seorang anak yang disayangi akan menyayangi
keluarganya ,sehingga anak akan merasakan bahwa anak
dibutuhkan dalam keluarga.
3. Tabel

Pendidikan formal Pendidikan non- Pendidikan


formal informal
-Tempat -Tempat -Tempat
pembelajaran di pembelajarannya pembelajaran bisa
gedung sekolah. bisa di luar gedung di mana saja.
- Ada persyaratan - Kadang tidak ada - Tidak ada
khusus untuk menjadi persyaratan khusus. persyaratan
peserta didik. - Umumnya tidak - Tidak berjenjang
- Kurikulumnya jelas. memiliki jenjang - Tidak ada
- Materi yang jelas. program yang
pembelajaran bersifat - Adanya program direncanakan
akademis. tertentu yang khusus secara formal
- Proses hendak ditangani. - Tidak ada materi
pendidikannya - Bersifat praktis dan tertentu yang harus
memakan waktu yang khusus. tersaji secara
lama - Pendidikannya formal.
- Ada ujian formal berlangsung singkat - Tidak ada ujian.
- Penyelenggara - Terkadang ada - Tidak ada
pendidikan adalah ujian lembaga sebagai
pemerintah atau - Dapat dilakukan penyelenggara.
swasta. oleh pemerintah atau
- Tenaga pengajar swasta
memiliki klasifikasi
tertentu.
- Diselenggarakan
dengan administrasi
yang seragam
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dari makalah ini adalah wacana juga merupkan hal
yang penting untuk mengelolah informasi seperti dalam hal kesehatan,
pendidikan serta narkoba. Apabia tidak ada wacana maka kita akan
sangat sulit untuk mendapatkan informasi dan kelebihan utama dari
wacana adalah kita dapat melihat langsung isi wacana dari tabel, garfik
maupun diagram.
WassalamualaikumWarahmatullahiWabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai