Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PEMANFAATAN BUAH NAGA BERBASIS COMMUNITY BASED


AGROTOURISM SEBAGAI PENDUKUNG AGROWISATA DI DESA
KEMUNING LOR KABUPATEN JEMBER

BIDANG KEGIATAN :
PKM PENELITIAN

Disusun Oleh:
Sabilla Ananda Putri 08211540000082 Angkatan 2016
Sukma Dyah Aini 08211540000003 Angkatan 2018
Muhammad Davin Y 08211640000021 Angkatan 2019

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2019
Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)
RISTEKDIKTI

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PEMANFAATAN BUAH NAGA BERBASIS COMMUNITY BASED


AGROTOURISM SEBAGAI PENDUKUNG AGROWISATA DI DESA
KEMUNING LOR KABUPATEN JEMBER

BIDANG KEGIATAN :
PKM PENELITIAN

Disusun Oleh:
Sabilla Ananda Putri 08211540000082 Angkatan 2016
Sukma Dyah Aini 08211540000003 Angkatan 2018
Muhammad Davin Y 08211640000021 Angkatan 2019

HALAMAN SAMPUL

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2018

70
HALAMAN PENGESAHAN

PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN


1. Judul Kegiatan : Pemanfaatan Buah Naga Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Pendukung Agrowisata Di Desa Kemuning Lor
2. Bidang Kegiatan : PKM-P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Sabilla Ananda Putri
b. NRP : 08211640000082
c. Jurusan : Perencanaan Wilayah dan Kota
d. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh
November
e. Alamat Rumah dan No.Tel/HP : Jl. Karimata 7 no. 8, Jember
f. Email : anandasabilla85@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIDN/NIDK :
c. Alamat Rumah dan No.Tel/HP :
6. Biaya Kegiatan Total
a. Kemristekdikti : Rp . …………………
b. Sumber lain :-
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 Bulan

Surabaya, 4 November 2019


Menyetujui
Kepala Departemen Ketua Pelaksana Kegiatan,
Perencanaan Wilayah dan Kota

71
(_____________________) (____________________)
NIP. NRP.
Wakil Rektor Bidang Akademik Dosen Pendamping,
dan Kemahasiswaan

(______________________) (______________________)
NIP. NIDN.

72
DAFTAR ISI

73
DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

74
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama dalam
pengembangan wilayah. Berdasarkan pengalaman negara-negara maju, pertumbuhan
ekonomi yang cepat dalam sejarah pembangunan suatu bangsa biasanya berawal dari
pengembangan beberapa sektor primer. Pertumbuhan cepat tersebut menciptakan efek
bola salju (snow ball effect) terhadap sektor-sektor lainnya, khususnya sektor
sekunder (Novita, 2011). Salah satu cara dalam meningkatan pertumbuhan ekonomi
adalah dengan meningkatkan nilai tambah dan melakukan diversifikasi produk pada
sektor primer.
Pertanian termasuk ke dalam sektor primer ekonomi yang nantinya dapat
memicu pertumbuhan pada sektor lainnya terutama pada sektor sekunder. Pertanian
adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk
mengelola lingkungan hidupnya. Sedangkan budidaya adalah kegiatan terencana
pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk
diambil manfaat/hasil panennya (Yani, 2007). Sehingga pertanian budidaya adalah
kegiatan untuk memproduksi tanaman guna mendapatkan keuntungan.
Salah satu jenis subsektor pertanian yang cukup bersaing di Indonesia adalah
subsektor hortikultura khususnya komoditas tanaman buah-buahan. Komoditas
tersebut memiliki keanekaragaman jenis dan memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi
daripada tanaman pangan. Buah naga merupakan salah satu komoditas tanaman
hortikultura yang dapat dikembangkan saat ini. Buah naga (dragon fruit) merupakan
buah berdaging segar dari kaktus merambat yang berasal dari Benua Amerika. Buah
ini di Indonesia masih tergolong baru, namun sudah mendapatkan tempat dan harga
yang baik dipasaran dikarenakan tanaman buah naga sangat cocok dibudidayakan di
daerah tropis seperti di Indonesia.
Salah satu daerah yang memiliki potensi pertanian buah naga adalah
Kabupaten Jember. Budidaya buah naga di Kabupaten Jember terus mengalami
peningkatan, hal ini dapat dilihat dari produktifitas buah naga di Kabupaten Jember
yang terus mengalami peningkatan dari 14 ton/tahun pada tahun 2015 menjadi 24
ton/tahun pada tahun 2016 (kabarbisnis.com., diakses September 2019) atau
mengalami peningkatan produksi sebesar 25,9%. Dari sisi penjualan, buah naga asal
jember ini tidak hanya di pasarkan di skala lokal atau pasar antar daerah terdekat,
namun juga telah dipasarkan hingga ke pasar nasional (viva.co.id., diakses September
2019).
Dewasa ini, potensi tanaman hortikultura tidak hanya dimanfaatkan untuk
konsumsi langsung namun juga digunakan sebagai daya tarik wisata contohnya
agrowisata. Agrowisata adalah aktivitas wisata yang melibatkan penggunaan lahan
pertanian atau fasilitas terkait (misal silo dan kandang) yang menjadi daya tarik bagi
wisatawan (id.wikipedia.org., diakses september 2019). Di Kabupaten Jember
peluang untuk mengembangkan usaha agrowisata tergolong tinggi, hal ini

75
dikarenakan jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara terus
meningkat. Dalam data kunjungan wisatawan ke Kabupaten Jember selama 5 tahun
terakhir yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember,
sejak tahun 2012 hingga tahun 2015 terjadi peningkatan kunjungan wisatawan sebesar
11%-12%. Sedangkan tahun 2016 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan
domestik meningkat pesat sebanyak 23% dibandingkan tahun 2015 yakni menjadi
1.302.233 orang.
Desa Kemuning Lor merupakan suatu desa di Kabupaten Jember yang
memiliki potensi agrowisata yang dapat dikembangkan. Komoditas unggulan di Desa
Kemuning Lor adalah Buah Naga. Hal ini didukung oleh penggunaan lahan yang
dialokasikan untuk budidaya buah naga cukup luas yakni 33% dari total luas lahan
(Profil Desa Kemuning Lor, 2015). Selain itu, sebagian besar penduduk Desa
Kemuning Lor mengusahakan tanaman buah naga merah sebagai tumpuan utama
mata pencahariannnya (Kurnia,2016).
Namun, budidaya buah naga yang dijadikan tumpuan utama oleh masyarakat
setempat nyatanya belum menjadikan kehidupan masyarakat Desa Kemuning Lor
berada pada kondisi sejahtera. Pasalnya, jika dilihat dari data perekonomian yang ada
tercatat sekitar 1.387 KK masih berada pada taraf prasejahtera (Profil Desa dan
Kelurahan Kemuning Lor, 2015:31) meningkat menjadi 1.562 KK (Kecamatan Arjasa
Dalam Angka, 2018) dengan kata lain terjadi penambahan keluarga prasejahtera
sebesar 184 KK dalam kurun waktu 3 tahun (2015-2018). Masyarakat Desa Kemuning
Lor selama ini hanya memanen buah naga tanpa melakukan pengolahan selanjutnya.
Sehingga, ketika buah naga yang dijual kepada konsumen tidak laku maka akan
menyebabkan kerugian bagi para petani buah naga (Annisa, 2016). Selain itu, saat
masa panen berlangsung harga jual buah naga menjadi rendah dikarenakan jumlahnya
yang melimpah. Padahal Desa Kemuning Lor adalah salah satu desa wisata yang
memiliki sumber daya alam yang menarik untuk dikembangkan.
Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian terkait pemberdayaan masyarakat
dalam pengembangan agrowisata buah naga di Desa Kemuning Lor untuk mengurangi
jumlah penduduk prasejahtera di desa tersebut dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi kabupaten Jember. Sehingga dapat dirumuskan arahan yang sesuai untuk
pengembangan agrowisata buah naga di Desa Kemuninng Lor berbasis pemberdayaan
masyarakat yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Potensi hortikultura khususnya komoditas buah naga di Kabupaten Jember
terus meningkat dari segi produksi. Salah satu kecamatan yang diarahkan sebagai
sentra budidaya buah naga adalah Kecamatan Arjasa. Meskipun pada saat musim
panen buah naga yang dihasilkan di Kecamatan Arjasa memiliki jumlah yang cukup
melimpah, nyatanya belum mampu menyejahterakan masyarakat Kecamatan Arjasa
khususnya Desa Kemuning Lor yang merupakan desa penghasil buah naga terbanyak

76
di Kecamatan Arjasa. Hal ini bisa dilihat dari jumlah penduduk miskin di desa
Kemuning Lor yang semakin bertambah dari tahun ke tahun. Masyarakat Desa
Kemuning Lor selama ini hanya memanen buah naga tanpa melakukan pengolahan
selanjutnya. Sehingga, ketika buah naga yang dijual kepada konsumen tidak laku
maka akan menyebabkan kerugian bagi para petani buah naga. Selain itu, saat masa
panen berlangsung harga jual buah naga menjadi rendah dikarenakan jumlahnya yang
melimpah.
Disisi lain, pengembangan usaha agrowisata di Desa Kemuning Lor cukup
menjanjikan dilihat dari peluang pasar berdasarkan jumlah kunjungan wisatawan ke
Kabupaten Jember. Oleh karena itu diperlukan arahan-arahan agar potensi wisata
yang ada dapat dikembangkan dengan optimal. Perumusan arahan dengan konteks
agrowisata menjadi fokusan penelitian ini. Adapun pertanyaan penelitian ini adalah
“Bagaimana arahan pengembangan agrowisata berbasis komoditas buah naga yang
tepat untuk Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember?”

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dalam penelitian ini adalah menetukan pengembangan agrowisata
buah naga berbasis community based agrotourism. Untuk mencapai tujuan tersebut,
maka perlu dicapai sasaran dalam penelitian ini, yaitu:
1. Mengidentifikasi Potensi dan Masalah dalam pengembangan agrowisata buah naga
berbasis community based agrotourism
2. Menentukan variabel yang berpengaruh dalam pengembangan agrowisata buah
naga berbasis community based agrotourism
3. Merumuskan arahan pengembangan agrowisata buah naga berbasis community
based agrotourism

1.4 Luaran Yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini antara lain:
1. Menentukan arahan pengembangan agrowisata buah naga di Desa Kemuning Lor
berbasis komoditas unggulan bandeng.
2. Publikasi hasil penelitian pada seminar perencanaan wilayah dan kota nasional,
baik berupa artikel atau jurnal.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan teori-teori
terkait teori pengembangan wilayah berbasis komoditas unggulan dan teori
pengembangan agrowisata.
1.5.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
masukan dan rekomendasi dalam pengembangan agrowisata berbasis komoditas

77
unggulan buah naga melalui pemberdayaan masyarakat di Desa Kemuning Lor,
Kabupaten Jember. Pengembangan kawasan tersebut harus sesuai dengan kriteria
agrowisata yang kemudian disesuaikan kondisi eksisting di Desa Kemuning Lor,
Kabupaten Jember.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengembangan Wilayah Berbasis Komoditas Buah Naga
Komoditas Buah Naga di Kabupaten Jember mampu mencapai produktivitas
di tahun 2017 sebanyak 20 ton/tahun ton. Berikut adalah pertumbuhan produktivitas
buah di Kabupaten Jember.
Produksi Buah Naga (Ton)
30

20
20 Produksi Buah Naga (Ton)
10
12.3
0 9.1
5.2 6.4
2013 2014 2015 2016 2017

Gambar 2. 1 Produktifitas buah naga


Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Jember

Komoditas unggulan adalah komoditi potensial yang dipandang dapat


dipersaingkan dengan produk sejenis di daerah lain, karena disamping memiliki
keunggulan komparatif juga memiliki efisiensi usaha yang tinggi (Ely, 2014). Dengan
adanya pengembangan wilayah berbasis komoditas unggulan nantinya bisa
meningkatan pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi
daerah pada dasarnya dipengaruhi oleh keunggulan komparatif suatu daerah,
spesialisasi wilayah, serta potensi ekonomi yang dimiliki oleh daerah tersebut. Oleh
karena itu pemanfaatan dan pengembangan seluruh potensi ekonomi menjadi prioritas
utama yang harus digali dan dikembangkan dalam melaksanakan pembangunan
ekonomi daerah secara berkelanjutan (Arsyad dalam Novita, 2011). Pertumbuhan
ekonomi biasanya di telaah proses produksi yang melibatkan sejumlah jenis produk
dengan menggunakan sejumlah sarana produksi tertentu (Djojohadikusumo, 1994).

2.2 Diferensiasi Produk Budidaya Buah Naga


Diferensiasi produk adalah upaya dari perusahaan untuk membedakan
produknya dari produk pesaing dalam suatu sifat yang membuat lebih diinginkan.
Beberapa produk dibedakan oleh pesaing dari kualitasnya. Buah Naga mempunyai
prospek sebagai bahan pangan dan bahan baku industri berdasarkan komposisi kimia
dan kandungan nutrisi yang dimilikinya. Bagian Buah naga dapat dimanfaatkan, baik
kulit maupun dagingnya. Contoh produk olahan buah naga antara lain sirup, sari buah,
selai, yogurt, dodol, permen. Sedangkan untuk di Desa Kemuning Lor sendiri industri
pengolahan buah naga masih belum ada sehingga pemanfaatan buah naga hanya

78
sebatas dipasarkan ke tengkulak tanpa adanya pengolahan/diversifikasi produk lebih
lanjut.

2.3 Community Based Tourism


Pembangunan suatu kawasan agrowisata dapat berperan dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat lokal dan pengentasan kemiskinan. Hal ini dapat
dikategorikan sebagai pengembangan ekonomi lokal atau Local Economic
Development. Strategi pengembangan ekonomi lokal tersebut perlu melibatkan
masyarakat perdesaan secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, melakukan
evaluasi, dan memonitor pembangunan desa wisata mereka (Yoeti, 2008). Melalui
pendekatan ini, diharapkan pembangunan pariwisata sebagai suatu industri tidak lagi
hanya menjadi milik investor saja (Yoeti, 2008). Masyarakat lokal, terutama
penduduk asli yang bermukim di kawasan wisata, menjadi salah satu pemain kunci
dalam pariwisata karena sesungguhnya merekalah yang akan menyediakan sebagian
besar atraksi sekaligus menentukan kualitas produk wisata (Damanik dan Weber,
2006).

Agrowisata berbasis masyarakat tampak anggota masyarakat mengorganisasi


diri dan mengoperasikan bisnis agrowisata tersebut berdasarkan aturan-aturan serta
pembagian tugas dan kewenangan yang telah mereka sepakati bersama. Sumber daya,
terutama lahan usaha tani tetap menjadi milik petani secara individual tetapi masing-
masing dari mereka dapat saja menyerahkan pengelolaan asetnya kepada kelompok
atau pihak manajemen yang mereka tentukan dengan imbalan keuntungan yang
proporsional. Aset kapital bersama mereka gunakan untuk membangun infrastruktur
dan fasilitas dasar yang menjadi persyaratan minimal pengembangan pusat agrowisata
tersebut (Budiarsa, 2011 dalam Sudarmini, 2011).

79
Formulir Evaluasi Daring PKM-P

Judul Kegiatan : ...................................................................


Bidang kegiatan : PKM-P
Ketua Pelaksana : ...................................................................
NIM : ...................................................................
Jumlah anggota : ....... Orang
Anggota 1 : ...................................................................
Anggota 2 : ...................................................................
Dosen pendamping : ...................................................................
Fakultas/Program Studi : ...................................................................
Alamat Surel (email) : ...................................................................
Proposal Biaya Kegiatan : Rp...........................
Persetujuan Biaya Kegiatan : Rp...........................

NO Kriteria Bobot Skor Nilai


(Bobot x Skor)
1 Kreativitas:
Gagasan (orisinalitas, unik dan bermanfaat) 15
Perumusan Masalah (fokus dan atraktif) 15
Tinjauan Pustaka (state of the art) 10
2 Kesesuaian dan Kemutahiran Metode Penelitian 15
3 Potensi Program:
Kontribusi Perkembangan Ilmu dan Teknologi 10
Potensi Publikasi Artikel Ilmiah/HKI 5
Kemanfaatan 20
4 Penjadwalan Kegiatan dan Personalia:
Lengkap, Jelas, Waktu, dan Personalianya Sesuai 5
5 Penyusunan Anggaran Biaya:
Lengkap, Rinci, Wajar dan Jelas Peruntukannya 5
Total 100%

Keterangan:
Skor: 1, 2, 3, 5, 6, 7 (1 = Buruk; 2 = Sangat kurang; 3 = Kurang; 5 = Cukup; 6 =
Baik; 7 = Sangat baik); Nilai = Bobot x Skor

80
Komentar Penilai

Surabaya,.........................2019

Penilai,

( )

81
Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)
RISTEKDIKTI

70

Anda mungkin juga menyukai