Belum Dinilai - 08211640000082 - Sabilla Ananda
Belum Dinilai - 08211640000082 - Sabilla Ananda
JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN :
PKM PENELITIAN
Disusun Oleh:
Sabilla Ananda Putri 08211540000082 Angkatan 2016
Sukma Dyah Aini 08211540000003 Angkatan 2018
Muhammad Davin Y 08211640000021 Angkatan 2019
JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN :
PKM PENELITIAN
Disusun Oleh:
Sabilla Ananda Putri 08211540000082 Angkatan 2016
Sukma Dyah Aini 08211540000003 Angkatan 2018
Muhammad Davin Y 08211640000021 Angkatan 2019
HALAMAN SAMPUL
70
HALAMAN PENGESAHAN
71
(_____________________) (____________________)
NIP. NRP.
Wakil Rektor Bidang Akademik Dosen Pendamping,
dan Kemahasiswaan
(______________________) (______________________)
NIP. NIDN.
72
DAFTAR ISI
73
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
74
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama dalam
pengembangan wilayah. Berdasarkan pengalaman negara-negara maju, pertumbuhan
ekonomi yang cepat dalam sejarah pembangunan suatu bangsa biasanya berawal dari
pengembangan beberapa sektor primer. Pertumbuhan cepat tersebut menciptakan efek
bola salju (snow ball effect) terhadap sektor-sektor lainnya, khususnya sektor
sekunder (Novita, 2011). Salah satu cara dalam meningkatan pertumbuhan ekonomi
adalah dengan meningkatkan nilai tambah dan melakukan diversifikasi produk pada
sektor primer.
Pertanian termasuk ke dalam sektor primer ekonomi yang nantinya dapat
memicu pertumbuhan pada sektor lainnya terutama pada sektor sekunder. Pertanian
adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk
mengelola lingkungan hidupnya. Sedangkan budidaya adalah kegiatan terencana
pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk
diambil manfaat/hasil panennya (Yani, 2007). Sehingga pertanian budidaya adalah
kegiatan untuk memproduksi tanaman guna mendapatkan keuntungan.
Salah satu jenis subsektor pertanian yang cukup bersaing di Indonesia adalah
subsektor hortikultura khususnya komoditas tanaman buah-buahan. Komoditas
tersebut memiliki keanekaragaman jenis dan memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi
daripada tanaman pangan. Buah naga merupakan salah satu komoditas tanaman
hortikultura yang dapat dikembangkan saat ini. Buah naga (dragon fruit) merupakan
buah berdaging segar dari kaktus merambat yang berasal dari Benua Amerika. Buah
ini di Indonesia masih tergolong baru, namun sudah mendapatkan tempat dan harga
yang baik dipasaran dikarenakan tanaman buah naga sangat cocok dibudidayakan di
daerah tropis seperti di Indonesia.
Salah satu daerah yang memiliki potensi pertanian buah naga adalah
Kabupaten Jember. Budidaya buah naga di Kabupaten Jember terus mengalami
peningkatan, hal ini dapat dilihat dari produktifitas buah naga di Kabupaten Jember
yang terus mengalami peningkatan dari 14 ton/tahun pada tahun 2015 menjadi 24
ton/tahun pada tahun 2016 (kabarbisnis.com., diakses September 2019) atau
mengalami peningkatan produksi sebesar 25,9%. Dari sisi penjualan, buah naga asal
jember ini tidak hanya di pasarkan di skala lokal atau pasar antar daerah terdekat,
namun juga telah dipasarkan hingga ke pasar nasional (viva.co.id., diakses September
2019).
Dewasa ini, potensi tanaman hortikultura tidak hanya dimanfaatkan untuk
konsumsi langsung namun juga digunakan sebagai daya tarik wisata contohnya
agrowisata. Agrowisata adalah aktivitas wisata yang melibatkan penggunaan lahan
pertanian atau fasilitas terkait (misal silo dan kandang) yang menjadi daya tarik bagi
wisatawan (id.wikipedia.org., diakses september 2019). Di Kabupaten Jember
peluang untuk mengembangkan usaha agrowisata tergolong tinggi, hal ini
75
dikarenakan jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara terus
meningkat. Dalam data kunjungan wisatawan ke Kabupaten Jember selama 5 tahun
terakhir yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember,
sejak tahun 2012 hingga tahun 2015 terjadi peningkatan kunjungan wisatawan sebesar
11%-12%. Sedangkan tahun 2016 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan
domestik meningkat pesat sebanyak 23% dibandingkan tahun 2015 yakni menjadi
1.302.233 orang.
Desa Kemuning Lor merupakan suatu desa di Kabupaten Jember yang
memiliki potensi agrowisata yang dapat dikembangkan. Komoditas unggulan di Desa
Kemuning Lor adalah Buah Naga. Hal ini didukung oleh penggunaan lahan yang
dialokasikan untuk budidaya buah naga cukup luas yakni 33% dari total luas lahan
(Profil Desa Kemuning Lor, 2015). Selain itu, sebagian besar penduduk Desa
Kemuning Lor mengusahakan tanaman buah naga merah sebagai tumpuan utama
mata pencahariannnya (Kurnia,2016).
Namun, budidaya buah naga yang dijadikan tumpuan utama oleh masyarakat
setempat nyatanya belum menjadikan kehidupan masyarakat Desa Kemuning Lor
berada pada kondisi sejahtera. Pasalnya, jika dilihat dari data perekonomian yang ada
tercatat sekitar 1.387 KK masih berada pada taraf prasejahtera (Profil Desa dan
Kelurahan Kemuning Lor, 2015:31) meningkat menjadi 1.562 KK (Kecamatan Arjasa
Dalam Angka, 2018) dengan kata lain terjadi penambahan keluarga prasejahtera
sebesar 184 KK dalam kurun waktu 3 tahun (2015-2018). Masyarakat Desa Kemuning
Lor selama ini hanya memanen buah naga tanpa melakukan pengolahan selanjutnya.
Sehingga, ketika buah naga yang dijual kepada konsumen tidak laku maka akan
menyebabkan kerugian bagi para petani buah naga (Annisa, 2016). Selain itu, saat
masa panen berlangsung harga jual buah naga menjadi rendah dikarenakan jumlahnya
yang melimpah. Padahal Desa Kemuning Lor adalah salah satu desa wisata yang
memiliki sumber daya alam yang menarik untuk dikembangkan.
Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian terkait pemberdayaan masyarakat
dalam pengembangan agrowisata buah naga di Desa Kemuning Lor untuk mengurangi
jumlah penduduk prasejahtera di desa tersebut dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi kabupaten Jember. Sehingga dapat dirumuskan arahan yang sesuai untuk
pengembangan agrowisata buah naga di Desa Kemuninng Lor berbasis pemberdayaan
masyarakat yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
masyarakat.
76
di Kecamatan Arjasa. Hal ini bisa dilihat dari jumlah penduduk miskin di desa
Kemuning Lor yang semakin bertambah dari tahun ke tahun. Masyarakat Desa
Kemuning Lor selama ini hanya memanen buah naga tanpa melakukan pengolahan
selanjutnya. Sehingga, ketika buah naga yang dijual kepada konsumen tidak laku
maka akan menyebabkan kerugian bagi para petani buah naga. Selain itu, saat masa
panen berlangsung harga jual buah naga menjadi rendah dikarenakan jumlahnya yang
melimpah.
Disisi lain, pengembangan usaha agrowisata di Desa Kemuning Lor cukup
menjanjikan dilihat dari peluang pasar berdasarkan jumlah kunjungan wisatawan ke
Kabupaten Jember. Oleh karena itu diperlukan arahan-arahan agar potensi wisata
yang ada dapat dikembangkan dengan optimal. Perumusan arahan dengan konteks
agrowisata menjadi fokusan penelitian ini. Adapun pertanyaan penelitian ini adalah
“Bagaimana arahan pengembangan agrowisata berbasis komoditas buah naga yang
tepat untuk Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember?”
77
unggulan buah naga melalui pemberdayaan masyarakat di Desa Kemuning Lor,
Kabupaten Jember. Pengembangan kawasan tersebut harus sesuai dengan kriteria
agrowisata yang kemudian disesuaikan kondisi eksisting di Desa Kemuning Lor,
Kabupaten Jember.
20
20 Produksi Buah Naga (Ton)
10
12.3
0 9.1
5.2 6.4
2013 2014 2015 2016 2017
78
sebatas dipasarkan ke tengkulak tanpa adanya pengolahan/diversifikasi produk lebih
lanjut.
79
Formulir Evaluasi Daring PKM-P
Keterangan:
Skor: 1, 2, 3, 5, 6, 7 (1 = Buruk; 2 = Sangat kurang; 3 = Kurang; 5 = Cukup; 6 =
Baik; 7 = Sangat baik); Nilai = Bobot x Skor
80
Komentar Penilai
Surabaya,.........................2019
Penilai,
( )
81
Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)
RISTEKDIKTI
70