Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KONSULTASI, INFORMASI, DAN EDUKASI PASIEN

PENGGUNAAN KLOROQUIN PADA REUMATOID ARTHRITIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah


Konsultasi, Informasi, dan Edukasi Pasien
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Jenderal Achmad Yani

Disusun oleh :

KARTIKASARI

NIM : 3351111093

PROGRAM PROFESI APOTEKER


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2011
PENGGUNAAN KLOROQUIN PADA REUMATOID ARTHRITIS

Reumatoid arthritis adalah suatu keadaan yang biasanya merupakan kelainan inflamasi progresif
dengan etiologi yang belum diketahui, akibat dari disregulasi dari komponen humoral dan
dimediasi sel sistem imun.

Gejala penyakit :

• Menyerang pada sendi-sendi bagian jari, pergelangan tangan, bahu, lutut, dan kaki

• Demam

• Nafsu makan menurun

• Berat badan menurun

• Lemah dan kurang darah

• Pada penderita stadium lanjut akan membuat si penderita tidak dapat melakukan aktivitas
sehari-hari dan kualitas hidupnya menurun.

• Namun kadang kala si penderita tidak merasakan gejalanya.

Terapi pada reumatoid arthritis :

- Terapi non farmakologi


- Terapi farmakologi

Pada terapi farmakologi salah satunya adalah dengan menggunakan kloroquin

Kloroquin merupakan suatu antimalaria, selain berfungsi sebagai antimalaria kloroquin dapat
digunakan pada reumatoid arthritis sebagai anti proliferasi.

Kloroquin merupakan DMARD ( Disease Modifyng Artritis Rheumatoid Drug ) yang paling
banyak digunakan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena kloroquin mudah didapat dengan
biaya yang terjangakau. Sebagai DMARD, kloroquin memiliki beberapa keterbatasan.
Banyak para ahli berpendapat bahwa khasiat dan efektifitas dari kloroquin agaknya lebih rendah
dari DMARD lainnya, walaupun toksisitasnya lebih rendah.

DMARD diharapkan dapat menghambat atau menghentikan proses imun dan mencegah
kerusakan jangka panjang. DMARD juga digunakan untuk melindungi rawan sendi dan tulang
dari proses destruksi akibat arthritis reumatoid.

Toksisitas kloroquin sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan. Kloroquin dapat digunakan dengan
aman jika dilakukan pemantauan yang baik selama penggunaannya dalam jangka panjang. Efek
samping penggunaan kloroquin: penurunan ketajaman penglihatan, dermatitis, nausea, diare,
anemia hemolitik. Efek samping pada mata sebenarnya hanya terjadi pada sebagian kecil
penderita saja. Mackenzie ad Scherbel pada penelitiannya telah dapat menunjukkan bahwa
toksisitas kloroquin pada retina bergantung pada dosis harian saja bukan dosis kumulatifnya.

Dosis antimalaria yang dianjurkan untuk pengobatan reumatoid arthritis adalah kloroquin fosfat
250 mg/ hari atau hidroksikloroquin 400 mg/hari. Pada dosis ini jarang sekali terjadi komplikasi
penurunan ketajaman penglihatan. Selain itu penggunaan kloroquin pada reumatoid arthritis
dapat dikombinasikan dengan obat lain misalnya golongan NSAID untuk mengurangi inflamasi
dan nyeri yang timbul.
Daftar Pustaka

1) Sukandar, E.Y., Andrajati, R., Sigit, J.I., Adnyana, I.K., Setiadi, A.P., Kusnandar., ISO
Farmakoterapi, Penerbit ISFI, Jakarta, 2008.
2) Daud, R., Diagnosis dan penatalaksanaan arthritis reumatoid, Cermin Dunia Kedokteran,
2000.

Anda mungkin juga menyukai