Anda di halaman 1dari 4

lah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan

kesehatan, tapi juga membuat mereka mengerti tentang proses


terjadinya suatu penyakit dan bagaimana meluruskan keyakinan atau
budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan. Pengaruh
kebudayaan, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis
pengaruh sikap terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah
mewarnai sikap anggota masyarakat, karena kebudayaanlah yang
memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat. Green
dalam Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa perilaku manusia dari
tingkat kesehatan dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yaitu faktor perilaku
(behaviour cause) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour cause).
Perilaku itu sendiri terbentuk dari tiga factor, yaitu :

1. Faktor Predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam


pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan
sebagainya
2. Faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam
lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitasfasilitas atau
sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, air bersih
dan sebagainya
Faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap
dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan
kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Contoh lain, sosial budaya mempengaruhi kesehatan adalah
pandangan suatu masyarakat terhadap tindakan yang mereka lakukan
ketika mereka mengalami sakit, ini akan sangat dipengaruhi oleh
budaya, tradisi, dan kepercayaan yang ada dan tumbuh dalam
masyarakat tersebut. Misalnya masyarakat yang sangat mempercayai
dukun yang memiliki kekuatan gaib sebagai penyembuh ketika mereka
sakit, dan bayi yang menderita demam atau diare berarti pertanda
bahwa bayi tersebut akan pintar berjalan. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa social budaya sangat mempengaruhi kesehatan baik itu individu
maupun kelompok.
Kebudayaan perilaku kesehatan yang terdapat dimasyarakat
beragam dan sudah melekat dalam kehidupan bermasyarakat.
Kebudayaan tersebut seringkali berupa kepercayaan gaib. Sehingga
usaha yang harus dilakukan untuk mengubah kebudayaan tersebut
adalah dengan mempelajari kebudayaan mereka dan menciptakan
kebudayaan yang inovatif sesuai dengan norma, berpola, dan benda
hasil karya manusia.

A. Kesimpulan
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas kehidupan pasien dan keuarganya dalam
menghadapi masalah masalah yang berhubungan dengan penyakit
yang mengancam jiwa, dengan mencegah dan meringankan
penderitaan melalui identifikasi awal serta terapi dan masalah lain,
fisik, psikososial dan spirittual.
Perilaku manusia dalam menghadapi masalah kesehatan
merupakan suatu tingkah laku yang selektif, terencana, dan tanda
dalam suatu sistem kesehatan yang merupakan bagian dari budaya
masyarakat yang bersangkutan. Perilaku tersebut terpola dalam
kehidupan nilai sosial budaya yang ditujukan bagi masyarakat
tersebut. Perilaku merupakan tindakan atau kegiatan yang dilakukan
seseorang dan sekelompok orang untuk kepentingan atau pemenuhan
kebutuhan tertentu berdasarkan pengetahuan, kepercayaan, nilai, dan
norma kelompok yang bersangkutan. Kebudayaan kesehatan
masyarakat membentuk, mengatur, dan mempengaruhi tindakan atau
kegiatan individu-individu suatu kelompok sosial dalam memenuhi
berbagai kebutuhan kesehatan baik yang berupa upaya mencegah
penyakit maupun menyembuhkan diri dari penyakit. Oleh karena itu
dalam memahami suatu masalah perilaku kesehatan harus dilihat
dalam hubungannya dengan kebudayaan, organisasi sosial, dan
kepribadian individu-individunya terutama dalam paliatif care.

B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa
dalam mengikuti proses pembelajaran dan dapat meningkatkan
pelayanan perawatan pasien paliatif dalam tinjauan sosial budaya.
Sebagai petugas kesehatan perlu mengetahui pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan. Dengan mengetahui pengetahuan masyarakat,
maka petugas kesehatan akan mengetahui mana yang perlu
ditingkatkan, diubah dan pengetahuan mana yang perlu dilestarikan
dalam memperbaiki status kesehatan.

C. Daftar Pustaka
Ayu Purnamaningrum, 2010, Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Perilaku Masyarakat Untuk Mendapatkan Pelayanan
Kesehatan Mata (Factors Related To The Community’s Behaviour To
Get Eye Health Servic), Universitas Diponegoro. (diakses tgl 20
februari 2015)
Dwi Hapsari, dkk.,2012, Pengaruh Lingkungan Sehat, Dan Perilaku
Hidup Sehat Terhadap Status Kesehatan, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Ekologi dan Status Kesehatan, Jakarta. (diakses tgl 20
februari 2015)
Entjang, Indan. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT. Citra Aditya
Bakti : Bandung.
Fitri Nur azizah. 2013. Aspek Sosial Mempengaruhi Kesehatan,
(diakses tgl 23 februari 2015)
Lukman Hakim, dkk., 2013, Faktor Sosial Budaya Dan Orientasi
Masyarakat Dalam Berobat (Socio-Cultural Factors And Societal
Orientation In The Treatment), Universitas Jember (UNEJ), Jember.
(Diakses tgl 20 februari 2015)
Momon sudarman, sosiologi untuk kesehatan, google book. (Diaskes
20 februari)
Notoatmodjo Soekidjo, 1990, Pengantar Perilaku Kesehatan, FKM-
UI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai