NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
ADI OKANANTO
J 410 100 035
Oleh:
Adi Okananto*, Tarwaka**, Suwadji***
ABSTRAK
Nyeri punggung bawah (low back pain) adalah gangguan muskuloskeletal yang ada pada daerah
punggung bawah yang disebabkan oleh berbagai penyakit dan aktivitas tubuh yang kurang baik.
Pemberian peregangan berupa gerakan yang dapat mengurangi keluhan otot ini adalah gerakan
stretching atau peregangan otot. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pemberian peregangan (stretching) terhadap penurunan keluhan nyeri pinggang dan punggung
bawah (Low Back Pain) pada pekerja bagian menjahit CV.Vanilla Production Susukan
Semarang. Metode penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimen dengan rancangan Non-
Equivalent Control Group. Subjek penelitian ini adalah 34 pekerja menjahit berjenis kelamin
wanita dengan menggunakan total sampling. Uji statistik dengan tingkat signifikan (α=0,05)
menggunakan uji Man-Whitney. Diperoleh hasil uji statistik setelah pre-test p-value (0,293>0,05)
sehingga tidak ada perbedaan keluhan nyeri pinggang dan punggung bawah pada kelompok
kontrol dan perlakuan. Kemudian setelah post-test diperoleh nilai p-value (0,000≤0,05) maka ada
perbedaan rata-rata keluhan nyeri pinggang dan nyeri punggung bawah yang signifikan antara
kelompok kontrol dan perlakuan. Dari hasil post-test dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian
peregangan (stretching) pada pekerja menjahit terhadap keluhan nyeri pinggang dan nyeri
punggung bawah pada kelompok perlakuan.
Low back pain is a musculoskeletal disorder that is on the lower back region caused by various
diseases and bodily activity that is less good. The provision of such movements stretching that
can reduce muscle complaints are stretching movement or stretching. The purpose of this study
was to determine The Effect of Giving Stretching exercises to the decline in complaints Low Back
Pain And Lower Back Pain of the Workers In The Sewing CV.Vanilla Production Susukan
Semarang. This research method used Non-Equivalent Control Group. The subjects were 34
female sewing workers by using totalsampling. Statistical test with a significant level (α=0,05)
using test Man-Whitney. Statistical test results obtained pre-test after p-value (0,293>0,05) so
there was no difference in low back pain and lower back pain on the control and treatment
groups. Then, obtained after post-test p-value (0,000≤0,05) so there a significant low back pain
and lower back pain average difference between the control and treatment groups. It can be
concluded there are effect of stretching for sewing workers againts low back pain and lower
back pain complaints in the treatment group.
(35,3%), dan banyak pekerja yang Hasil uji statistik diperoleh p-value
mengalami tingkat keluhan sedang, yaitu (0,293>0,05), sehingga Ha ditolak.
sebanyak 11 pekerja (64,7%).
Pada kelompok perlakuan, tingkat Tabel 2. Hasil Uji Man-Whitney, post-test keluhan
risiko keluhan otot skeletal responden saat muskuloskeletal kelompok kontrol dan perlakuan
pre-test (sebelum diberikan perlakuan
stretching) sebagian besar responden Rata- SD p-
Kelompok n Ket
mengalami tingkat risiko keluhan rendah rata valeu
sebanyak 4 pekerja (23,5%), tingkat Kontrol 17 68,0 6,91
keluhan sedang sebanyak 10 pekerja 0,000 Signifikan
(58,8%), tingkat keluhan tinggi sebanyak Perlakuan 17 34,29 4,82
3 pekerja (17,6%), dan tidak ada pekerja
yang mengalami tingkat keluhan sangat Hasil uji Man-Whitney tingkat
tinggi. Hasil post-test tingkat risiko keluhan otot skeletal diperoleh nilai p-
keluhan otot skeletal pada kelompok value post-test (0,000≤0,05), maka dapat
perlakuan (setelah diberikan perlakuan disimpulkan ada perbedaan tingkat
stretching) diperoleh seluruh responden keluhan otot skeletal saat post-test antara
mengalami perubahan dengan kelompok kontrol dan kelompok
menunjukan keluhan otot skeletal dengan perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa
kategori semuanya rendah. Angka ini nilai rata-rata kelompok kontrol sebesar
menunjukan adanya perubahan pada 68,0 6,91, sedangkan pada kelompok
kelompok perlakuan dari sebelum perlakuan diperoleh nilai rata-rata
diberikan perlakuan stretching dengan 34,29 4,84. Hasil uji statistik diperoleh
setelah diberikannya perlakuan stretching. p-value (0,000≤0,05), sehingga Ha
diterima.
Hasil uji Man-Whitney tingkat
Tabel 1. Hasil Uji Man-Whitney, pre-test keluhan keluhan otot skeletal diperoleh nilai p-
muskuloskeletal kelompok kontrol dan perlakuan
value pre-test (0,293>0,05) dan pada saat
post-test diperoleh (0,000≤0,05) , maka
Rata- SD p- dapat disimpulkan ada perbedaan tingkat
Kelompok n Ket
rata valeu keluhan otot skeletal saat pre-test dan saat
Kontrol 17 62,8 12,28 post-test antara kelompok kontrol dan
Tidak
0,193 kelompok perlakuan. Hal ini
12,00 Signifikan
Perlakuan 17 58,05 menunjukkan bahwa rata-rata tingkat
keluhan awal responden/pada saat pre-test
Hasil uji Man-Whitney tingkat kelompok kontrol 62,8 12,28, sedangkan
keluhan otot skeletal diperoleh nilai p- pada kelompok perlakuan diperoleh nilai
value pre-test (0,293>0,05), maka dapat hampir sama dengan rata-rata
disimpulkan tidak ada perbedaan tingkat 58,05 12,00.
keluhan otot skeletal saat pre-test antara Untuk hasil nilai p-value pada saat
kelompok kontrol dan kelompok post-test/setelah diberikan perlakuan
perlakuan. diperoleh (0,000≤0,05), dengan rata-rata
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kelompok kontrol tidak diberikan
keluhan awal responden kelompok kontrol perlakuan diperoleh hasil 68,0 6,91, Hal
diperoleh nila rata-rata 62,8 12,28, ini menunjukkan bahwa tingkat keluhan
sedangkan pada kelompok perlakuan awal responden kelompok kontrol
diperoleh nilai rata-rata 58,05 12,00. diperoleh nila rata-rata 62,8 12,28,
sebanyak 6 pekerja (35,3%), dan tidak ada tingkat keluhan nyeri pinggang dan nyeri
responden yang mengeluh pada tingkat punggung bawah (low back pain) dengan
keluhanan yang sangat tinggi. Kemudian metode pemberian peregangan
setelah diberikan perlakuan selama 5 hari (stretching) dapat menurun menjadi
berupa peregangan (stretching) sehingga 34,29 4,84 pada kelompok perlakuan.
diperoleh hasil nilai post-test Untuk hasil uji statistik pada
menunjukkan hasil post-test pada penelitian ini menggunakan uji Man-
kelompok kontrol adalah tidak ada pekerja Whitney. Pada kelompok kontrol saat pre-
yang mengalami tingkat keluhan rendah test diperoleh rata-rata 62,8 12,28 dan
dan sangat tinggi, sedangkan pada tingkat post-test 68,0 6,91 diperoleh p-value
keluhan tinggi sebanyak 6 pekerja sebesar (0,261>0,05) sehingga Ha ditolak.
(35,3%), dan banyak pekerja yang Hal ini menunjukan bahwa tidak ada
mengalami tingkat keluhan sedang, yaitu perbedaan signifikan antara pre-test dan
sebanyak 11 pekerja (64,7%). post-test. Sedangkan pada kelompok
Pada kelompok perlakuan, tingkat perlakuan diperoleh nilai rat-rata pada saat
risiko keluhan otot skeletal responden saat pre-test 58,05 12,00 dan pada saat post-
pre-test (sebelum diberikan perlakuan test sebesar 34,29 4,84, p-value sebesar
stretching) sebagian besar responden (0,000<0,05) sehingga Ha diterima, jadi
mengalami tingkat risiko keluhan rendah dapat disimpulkan, dari pemberian
sebanyak 4 pekerja (23,5%), tingkat peregangan (stretching) terjadi penurunan
keluhan sedang sebanyak 10 pekerja rata-rata tingkat keluhan nyeri pinggang
(58,8%), tingkat keluhan tinggi sebanyak dan punggung bawah (low back pain)
3 pekerja (17,6%), dan tidak ada pekerja sebesar 40,93%.
yang mengalami tingkat keluhan sangat Jika dibandingkan dengan kelompok
tinggi. Hasil post-test tingkat risiko kontrol yang tidak diberikan perlakuan
keluhan otot skeletal pada kelompok berupa peregangan (stertching),
perlakuan (setelah diberikan perlakuan menunjukkan bahwa penurunan tingkat
stretching) diperoleh seluruh responden keluhan nyeri pinggang dan nyeri
mengalami perubahan dengan punggung bawah (low back pain) pada
menunjukan keluhan otot skeletal dengan pekerja bagian menjahit CV.Vanilla
kategori semuanya rendah. Angka ini Production Susukan Semarang yang
menunjukan adanya perubahan pada signifikan pada kelompok perlakuan
kelompok perlakuan dari sebelum memang benar-benar karena pemberian
diberikan perlakuan stretching dengan perlakuan peregangan (stretching) yang
setelah diberikannya perlakuan gerakan dilakukan pada jam 10 pagi dan jam 3
stretching. sore pada perlakuan yang kedua selama 5
Metode pemberian perlakuan hari.
peregangan (stretching) pada penelitian Pada penelitian ini diberikan
ini dapat menurunkan tingkat keluhan peregangan (stretching) pada saat sela-
nyeri pinggang dan nyeri punggung sela bekerja pada jam 10 pagi dan jam 3
bawah (low back pain) yang signifikan sore selama 5 hari. Metode ini dipilih
pada kelompok perlakuan. Bisa dilihat karena merupakan metode yang tepat
nilai rata-rata saat pre-test 58,05 12,00), untuk mengurangi tingkat keluhan nyeri
setelah diberikan perlakuan peregangan pinggang dan nyeri punggung bawah (low
(stretching), nilai post-test pada kelompok back pain). Hal ini sesuai dengan
perlakuan menurun menjadi, 34,29 4,84. pendapat Anderson (2010), Peregangan
Hal ini menunjukkan bahwa penurunan adalah penyeimbang sempurna untuk
keadaan diam dan tidak aktif bergerak c. Pada kelompok kontrol diketahui
dalam waktu lama. Peregangan teratur di rata-rata keluhan nyeri pinggang dan
sela-sela pekerjaan akan bermanfaat nyeri punggung bawah (low back pain),
untuk: mengurangi ketegangan otot, pada saat pre-test 62,8 12,28 dan
memperbaiki peredaran darah, pada saat post-test 68,0 6,91.
mengurangi kecemasan. Perasaan Sedangkan pada kelompok perlakuan
tertekan, kelelahan, memperbaiki diketahui rata-rata keluhan nyeri
kewaspadaan mental, mengurangi resiko pinggang dan nyeri punggung bawah
cidera, membuat pekerjaan lebih mudah, (low back pain), rata-rata pre-test
memadukan pikiran ke dalam tubuh, dan 58,05 12,00 dan setelah diberikan
membuat kondisi tubuh lebih baik. perlakuan rata-rata saat post-test
Bedasarkan fisiologi kelelahan kerja sebesar 34,29 4,84.
akumulasi asam laktat dapat menyebabkan d. Terjadi penurunan 40,93% tingkat
penurunan kerja otot-otot dan keluhan nyeri pinggang dan
kemungkinan faktor syaraf dan sentral punggung bawah (low back pain)
berpengaruh terhadap prosesterjadinya setelah diberikan perlakuan
proses kelelahan. Oleh karena itu dengan peregangan (stretching) pada
dilakukan gerakan stretching dapat kelompok perlakuan.
membantu relaksasi otot sehingga otot
lebih lentur dalam bergerak karena 5. Saran
peningkatan suplai oksigen setelah a. Bagi Instansi Kesehatan,
melakukan stretching juga akan Petugas kesehatan bersama kader-
meningkatkan kelenturan, yaitu kader kesehatan dapat memberikan
kemampuan untuk menggerakanotot informasi-informasi mengenai
beserta persendian pada seluruh daerah penyakit akibat kerja kepada
pergerakan (Wiguna, 2012). masyarakat/pekerja dengan lebih
meningkatkan program preventif dan
4. Simpulan promotif terkait penyakit akibat kerja
a. Ada pengaruh pemberian peregangan seperti progam promosi kesehatan
(stretching) terhadap penurunan berupa peregangan (stretching) untuk
keluhan nyeri pinggang dan nyeri meningkatkan pengetahuan mengenai
punggung bawah (low back pain) program keselamatan dan kesehatan
pada pekerja bagian menjahit kerja,
CV.Vanilla Production Susukan b. Bagi Pekerja
Semarang (p-value=0,000). Pekerja dapat melakukan gerakan
b. Pada kelompok kontrol diketahui peregangan (stretching) tidak hanya
yang mengalami keluhan (Low Back disela-sela bekerja saja, tetapi juga
Pain) rendah sebanyak 2 pekerja bisa dilakukan ketika bangun tidur
(11,8%), keluhan sedang sebanyak 9 untuk melemaskan otot-otot.
pekerja (52,9%), tingkat resiko tinggi c. Bagi Perusahaan
sebanyak 6 pekerja (35,3%). Peregangan (stretching) bisa
Sedangkan pada kelompok perlakuan dipertimbangkan sebagai alternatif
diketahui tingkat risiko keluhan meningkatkan produktifitas kerja.
rendah 4 pekerja (23,5%), tingkat Dapat diterapkan gerakan
keluhan sedang 10 pekerja (58,8%), peregangan ini dibagian lain
tingkat keluhan tinggi 3 pekerja seperti bagian sablon, finishing,
(17,6%). dan pengepakan.
DAFTAR PUSTAKA