Anda di halaman 1dari 37

SKENARIO 1

KEPUTIHAN

Kelompok B-11

Ketua : Puput Indah Pratiwi (1102009224)


Sekretaris : Marinda Nur Triyanti
(1102009165)
Marsha Danessa (1102009166)
Opialeta Putri (1102009214)
Roni Fajri (1102009254)
Trianggi Putri Husni
(1102009286)
Wisnu Budi Prayoga
(1102009302)
Radwin Jasman (1102007221)

UNIVERSITAS YARSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
TAHUN PELAJARAN 2010-2011

1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN


ORGANA GENITALIA FEMININA
.
Makroskopik Organa Genitalia Interna

terdiri dari :
OVARIUM

Jumlah sepasang

Terletak di dalam pelvis minor

Berbentuk bulat memenjang, agak pipih (seperti buah
almond dengan ukuran 3x1,5x1 cm)

Terdiri dari cortex, dan medulla (berisikan pembuluh darah,
limf dan saraf)

Dilekatkan oleh mesovarium pada lig latum (berupa lipatan
peritoneum sebelah lateral kiri dan kanan uterus. Meluas
sampai dinding panggul dan dasar panggul, sehingga
seolah-olah menggantung pada tubae)

Difiksasi oleh
o
Lig suspensorium ovarii (lig infundibulopelvicum) : lig ini
menggantungkan uterus pada dinding panggul antara sudut
tuba.
o
Pada yang ke ovarium terdapat lig ovarii propium
o
Lig teres uteri (lig rotundum) : terdapat d bag atas lateral
dari uterus, caudal dari tuba, kedua lig ini melalui canalis
inguinalis ke bag cranial labium majus. Pada saat
kehamilan mengalami hipertrofi dan dapat diraba dengan
pemeriksaan luar.

TUBA UTERINA (SALPINX)



Jumlah sepasang kanan dan kiri

Merupakan saluran muscular, panjang 10cm. Menjulur dari
uterus kearah ovarium dengan ujung distal terbuka ke
dalam rongga peritoneum disebut ostium abdominale

Infundibulum, bangunan yang berbentuk seperti corong

Ampula, bangunan yang membesar

Isthmus, bangunan yang menyempit

Pars uterina tubae ialah bag yang melalui dinding uterus

Ostium uterium ialah muara tuba di dalam uterus

UTERUS

Organ muscular, berbentuk buah jambu (peer) agak pipih

facies vesicalis, di dataran ventral menghadap ke VU

fascies intestinalis, di dataran dorsal menghadap ke usus

margo lateralis kanan dan kiri

dinding uterus dari luar ke dalam terdiri dari perimetrium,
myometrium, dan endometrium.

Uterus di bagi atas :
o
Fundus uteri : bagian yang terletak di atas (proximal)
osteum tuba uterina.
o
Corpus uteri : bagian tengah uterus yang berbentuk bulat
melebar. Batas antara corpus uteri dan cervix uteri dibentuk
oleh isthmus uteri, suatu penyempitan di dalam uteri,
terletak antara ostium uteri internum anatomicum dengan
ostium uteri histologicum. Distal dari istmus uteri terdapat
ruangan melebar disebut cervix uteri.
o
Cervix uteri : bag yang paling sempit dan menonjol ke
dalam rongga vagina. Pada bagian ujung distal cervix ada
bagunan yang menyempit disebut ostum uteri externum.
Rongga di dalam cervix uteri disebut canalis cervicis.
VAGINA

Bentuk tabung muskular, muali servix sampai genitalia
externa.

Panjang antara 8-12 cm.

Bagian distal cervix menonjol ke dalam rongga vagina
disebut portio vaginalis
Cervicis uteri. Bagian cervix proximalnya
disebut portio supravaginalis
cervicis uteri.

Rongga vagina yang mengelilingi portio vaginalis cervicis
disebut fornix yang
dapat dibedakan fornix lateralis dextra dan
sinistra, fornix anterior dan
posterior.

Tunika mukosa membentuk rugae yang transversal pada
dinding vebtral dan dorsal disebut columna rugarum.

Fascia endopelvis memadat menjadi ligamentum fasialis
yang berfungsi menunjang servix dan vagina.

Ligamentum-ligamentum yang ikut memfiksasi uterus
diantaranya :
o
Lig.Cardinale (Mackenrodt’s)/lig.cervicalis lateralis :
melewati sebelah lateral servix dan bagian atas vagina ke
dinding pelvis.
o
Lig.utero-sacrale/lig.recto uterina : melewati bagian
belakang servix dan fornix vagina ke fascia yang melapisi
sendi sacro-iliaca. Mulai dari isthmus ke jaringan pengikat
disebelah lateral dari rectum setinggi vertebrata sacralis III,
mengandung otot polos.
o
Lig,puboservicale : meluas ke anterior dari lig.cardinale ke
pubis (puboprostatica pada pria).
o
Lig.pubovesicale : dari belakang symphisis pubis menuju
collum vesica urinaria.

Fiksasi yang utama pada uterus ke vagina adalah :
lig.cardinale & utero-sacrale.

Fungsi : alat bersenggama, jalan lahir waktu partus, saluran
keluar uterus yang dapat mengalirkan darah pada waktu
menstruasi dan sekret dari uterus.

Pada virgo intacta introitus vaginae sebagian ditutupi oleh
suatu selaput yang disebut hymen. Menurut bentuknya
dapat dibedakan :
o
Hymen anularis (cincin)
o
Hymen semilunaris (bulan sabit)
o
Hymen cribriformis (berlubang-lubang sebagai saringan)
o
Hymen fimbriatus ( dengan tepi sebagai jari-jari)
o
Hymen imperforatus (tidak berlubang)


Setelah diadakan coitus berulang-ulang hanya terdapat sisa-
sisanya sebagai tonjolan-tonjolan yang disebut
carunculae hymenales yang hilang setelah
melahirkan.

A.uterina pergi ke ventrocaudal setinggi isthmus uteri,
membeok ke medial berjalan di pangkal lig.latum, cranial
lig.cardinale uteri membentuk cabang a.vaginalis ke
dinding vagina, pangkalnya kearah fundus kemudian
bercabang-cabang menjadi :
o
r. Ovaricus, melalui lig.ovarii proprium menuju ovarium.
o
A.ligamenti teretis uteri, mengikuti lig.teres uteri.
o
r.tubarius, mengikuti tuba uterina.

Saraf-saraf otonom system urogenitale wanita :
N.Pudendus, meninggalkan pelvis melalui foramen
infrapiriformis, dorsal spina ischiadica, masuk ke
foramen ischiadicum minus sebagai n.clitoridis.
Cabang yang lain : n.hemorrhoidalis inferior untuk
sphincter ani externus dan ke kulit pada regio
analis. N.perinealis berakhir sebagai n.labialis
untuk labium majus, ia memberi ke rr.cutanei ke
kulit.

Vasa lymphatica dan nodi lymphatici (lymphonodi)
o
Bagian proximal mengikuti kembali r.vaginalis a.uternae ke
Inn.Iliaci interni.
o
Bagian medial mengikuti kembali r.vaginali a.vesicalis
inferior ke Inn sepanjang a.vesicalis inferior ke Inn.Iliaci
interni.
o
Bagian dari vagina distal, dinding vestibulum vagina,
labium minora, labium majora pergi ke Inn inguinale
superficialis.

.
Makroskopik Organa Genitalia Eksterna

Mons pubis (veneris)


Merupakan suatu bangunan yang terdiri atas kulit yang di
bawahnya terdapat jaringan lemak menutupi tulang
kemaluan /simphisis. Mons veneris ditutupi rambut
kemaluan. Fungsi Mons veneris adalah sebagai pelindung
terhadap benturan-benturan dari luar dan dapat
menghindari infeksi dari luar.
Labium majus pudendi

Suatu lipatan kulit, ke dorsocaudal berhubungan satu
dengan yang lain membentuk comissura posterior labiorum
majorum, ventrocranial membentuk comissura anterior
labiorum majorum.

Dapat dibedakan facies lateralis :mempunyai rambut dan
banyak pigmen. Facies medialis, mempunyai gld.sebacea
yang besar & tidak mempunyai rambut.

Celah yang dibatasi oleh kedua labia majora disebut rima
pudendi.
Labia Minor pudendi

Suatu lipatan kulit. Kedorso caudal membentuk frenulum
labiorum minorum. Keventrocranial membentuk preputium
clitoridis menutupi glands clitoridis dari ventrocranial.

Banyak PD, gld sebacea, jaringan lemak, tidak terdapat
folikel rambut.
Clitoris
Clitoris merupakan suatu bangunan yang terdiri dari:-
Glans clitoris : ujung distal corpus clitoridis terdapat
corpus cavernosum glandis- Corpus clitoris : kedua crura
yang bersatu- Crura clitoris
Urethra Feminina

Panjangnya 3-4 cm, predisposisi ISK, berjalan dari leher
kandung kemih menuju ostium urethrae externum yang
terletak diantara clitoris dengan vagina.
Perineum

Merupakan area bentuk belah ketupat, terbagi regio
urogenitalis dan analis.

Terletak dibawah diaphragma pelvis, dibatasi oleh ramus
inferior os pubis dan ramus inferior os ischii kanan dan kiri
dan kedua lig.sacrotuberale.
Diafragma Pelvis

4 .Diameter obliqua
5.Diameter transversa
6.Diameter conjugata

o
Conjugata vera = ukuran anteroposterior

Jarak antara pinggir atas pubis sampai promontorium.

Conjugata vera=conjugata diagonalis-1,5 cm

Nilai normal 11-13 cm.
o
Conjugata transversa

Diukur dari titik terjauh linea terminalis kiri dan kanan.

Nilai normal 13-14,5 cm.
o
Conjugata diagonalis

Jarak antara pinggir bawah pubis sampai promontorium
(Anatomi Sistem Reproduksi FK Yarsi,
2011)

.
Mikroskopik Organa Genitalia Interna

Vagina

Vagina merupakan sarung fibromuskular berbatas


membran mukosa di permukaannya. Pada keadaan
biasa ia kempis dengan dinding depan dan
belakangnya saling sentuh. Dinding vagina terdiri atas
3 lapisan yaitu :
- lapisan mukosa
- lapisan otot
- lapisan adventisia

Lapisan dinding vagina

Mukosa
Mukosa mempunyai lipatan mendatar, atau ruga dan
diliputi epitelberlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.
Sel-selnya dipenuhi glikogen, jadi tampak bervakuol
pada hampir semua sajian histologi. Epitelnya, yang
tak dilengkapi kelenjar dilumuri lendir yang berasal
dari serviks. Di bawah epitel terdapat lamina propia
yang merupakan jaringan ikat padat dengan banyak
serat elastin, leukosit polimorfonuklir, limfosit dan
kadang nodulus limfatikus. Banyak leukosit
polimorfinuklir dan limfosit menyebuk epitel terutama
sekitar saat haid. Sel epitel permukaan vagina
terkelupas terus menerus dan dapat dipelajari dengan
cara usapan. Pada primata yang lebih rendah daripada
manusia dan pada mamalia lainnya, epitel vaginanya
mengalami perubahan siklis sesuai dengan peristiwa
siklis pada alat reproduksi lainnya. Pada manusia
epitel sedikit berubah selama siklus. Namun demikian
kajian pada sel-sel vagina yang terlepas, amat berguna
pada diagnosis keadaan atrofi dan evaluasi kemajuan
terapi estrogen. Glikogen yang tercurahkan ke dalam
vagina bersama sel epitel yang terkelupas dicerna oleh
bakteri penghuni sehingga menghasilkan cairan asam
yang melumuri vagina. Himen berupa lipatan mukosa
mendatar, menutup sebagian pintu vagina ke dalam
vestibulum.

Lapisan otot
Lapisan otot vagina terdiri atas berkas-berkas otot
polos yang tersusun berjalinan. Lapis dalam tipis dan
umumnya berjalan melingkar. Lapis luar yang tebal
berisi serat memanjang yang berlanjut di atas dengan
lapisan otot rahim (miometrium). Pada introitus (pintu
vagina) terdapat sfingter dari otot rangka.

Adventisia
Adventisianya berupa lapis jaringan ikat padat yang
berbaur dengan adventisia organ disekitarnya.

Pembuluh darah, limfosit, dan serat


saraf
Pembuluh darah dan limfosit banyak terdapat pada
dinding vagina. Vena-vena istimewa banyaknya,
sehingga adventisianya tampak seperti jaringan erektil.
Vagina dipersarafi baik oleh serat saraf bermielin
maupun tak bermielin. Yang terkhir ini, membentuk
sebuah pleksus berganglion di dalam adventisia dan
mempersarafi lapis otot dan dinding pembuluh
darahnya. Serat saraf bermielin berakhir sebagai ujung
sensoris khusus di dalam mukosa.
.
Mikroskopik Organa Genitalia Eksterna
Alat kelamin luar secara umum disebut vulva, meliputi
klitoris, labium mayus dan minus serta kelenjar
tertentu yang bercurah ke dalam vestibulum.

Klitoris
Klitoris itu padan penis tetapi tidak sama benar. Ia
terdiri atas dua bahan erektil yang berakhir di dalam
kepala klitoris atau glans klitoridis yang kecil. Di
luarnya diliputi epitel berlapis gepeng tipis yang
dilengkapi dengan ujung saraf sensorik khusus.

Labium minus
Berupa lipatan mukosa yang membentuk dinding
lateral vestibulum. Epitelnya berupa epitel berlapis
gepeng dan bagian tengahnya terdiri atas jaringan ikat
yang berlimpah pembuluh darah. Terdapat papila
tinggi menjorok jauh ke dalam epitel. Kelenjar sebasea
terdapat pada kedua permukaannya dan tidak
berlengkapan folikel rambut.
Labium mayus
Berwujud lipatan kulit yang menutupi labium minus.
Permukaan dalamnya halus tidak berambut.
Permukaan luarnya diliputi epidermis dengan lapisan
tanduk dan mempunyai banyak rambut, kelenjar
keringat, dan kelenjar sebasea. Bagian tengah setiap
bibir mengandung cukup banyak jaringan lemak dan
sedikit serat otot polos.

Vestibulum
Tempat bermuaranya vagina dan ureter, dilapisi epitel
berlapis gepeng khusus yang banyak mengandung
banyak kelenjar kecil yaitu kelenjar vestibulum minor,
yang terutama terletak disekitar muara ureter dan di
dekat klitoris. Mereka bersesuaian dengan kelenjar
Littre. Kelenjar vestibuler mayor (kelenjar Bartholin),
beranalog dengan kelenjar bulbourenil pada pria dan
terletak di dalam dinding lateral vestibulum. Mereka
berwujud kelenjar tubuloalveolar yang menggetahkan
lendir. Saluran keluarnya bermuara di dekat pangkal
himer.
(Textbook Histology. Saunders, 2004)

2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN


KEPUTIHAN/ LEUKOREA/ FLUOR ALBUS

Definisi
Keputihan atau biasa juga disebut leukorrhea atau
fluor albus adalah penyakit yang banyak diderita
kaum wanita yang ditandai dengan keluarnya cairan
bukan darah dari vagina. Ada dua jenis keputihan
yang dikenal di dunia medis yaitu keputihan normal
(fisiologik, yang biasanya terdiri atas cairan yang
kadang-kadang berupa mukus yang mengandung
banyak epitel dengan lekosit yang jarang) dan
keputihan abnormal (patologik, yang terdapat banyak
lekosit).
(http://www.seksualitas.net/jenis-jenis-
keputihan.htm)


Epidemiologi
Penyebab tersering dari leukorea patologis pada
wanita hamil adalah vaginosis bakterial
yangkejadiannya dua kali lebih sering dari
kandidiasis vaginal. 50% kasus vaginosis
bakterialadalah asimtomatik sehingga prevalensi
yang sebenarnya masih belum diketahui. Penyebab
infeksi tersering adalah kandidiasis vulvovaginal
yang menyerang sekitar 75% wanita selama masa
reproduksi mereka.
(http://www.patient.co.uk/doctor/Vaginal-
Discharge.htm)
Leukorea atau keputihan merupakan keluhan dari alat
kandungan yang banyak ditemukan di poliklinik
KIA, Kebidanan dan Kulit Kelamin. Frekuensi
leukorea di bagianGinekologi RSCM Jakarta adalah
2,2% dan di RS Sutomo Surabaya adalah 5,3%.
(http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_0
74_kulit_%28i%29.pdf)


Etiologi
.
Keputihan Fisiologis
1.
Pada bayi baru lahir sampai kira-kira 10 hari. Disini
sebabnya ialah pengaruh estrogen di plasenta terhadap
uterus dan vagina janin.
2.
Waktu sekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh
estrogen, leukore disini hilang sendiri.
3.
Wanita dewasa apabila dirangsang sebelum dan pada waktu
koitus disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dinding
vagina.
4.
Waktu disekitar ovulasi dengan sekret dari kelenjar-
kelenjar serviks uteri menjadi lebih encer.

B. Keputihan Patologis
1. Bakteri :
Gardanerella vaginalis, Chlamidia trachomatis, Neisseria
gonorhoae
1.1 Gardnerella vaginalis
- pada keadaan normal ditemukan pada saluran pernafasan
- terdapat 30% flora normal vagina wanita normal
- bersifat gram (-)
-penularan dari hubungan sexual

1.2 Chlamidia Trachomatis


- adalah salah 1 dari 4 spesies chlamydia yang merupakan
bakteri khusus yang hidup sebagai parasit intrasel
- infeksi bakteri menular sexual yang ditemukan diseluruh
dunia
- bersifat dimorfik
- memiliki afinitas pada epitel uretra, serviks, konjungtiva
mata
- dapat menginfeksi faring, rektum orang yang melakukan
hubungan sex oral atau anal respetif
- pada bayi terinfeksi waktu dilahirkan mengalami
konjungtivitis dan pneumonia

1.3 Neisseria Gonorhoae


- gram (-)
- diplococus
- memiliki kapsul
- teroksidasi positif
- tidak mampu bergerak
- tumbuh pada media diperkaya

2. Jamur :
Candida Albicans
- adalah spesies kandida yang secara normal ada pada
mulut, tenggorokan, usus, kulit
- spesies penyebab lebih dari 80% kasus infeksi kandida
pada genitalia
- pertumbuhan berlebihan; penyebab tersering vaginitis,
vulvovaginitis
- tidak ditularkan secara sexual
- bersifat dimorfik

3. Protozoa:
Trichomonas vaginalis
- organisme oval berflagela berukuran setara dengan
sebuah leukosit
- organisme terdorong oleh gerakan-gerakan acak berkedut
dari sel flagelnya
- faktor predisposisi : haid, kehamilan, pemakaian
kontrasepsi oral, tindakan sering mencuci vagina
- penularan : ibu ke bayi karena pengaruh hormon ibu
padd\a epitel vagina bayi , penularan melalui hubungan
sexual

4. Virus :
virus herpes dan human pappiloma virus
4.1 Herpes Simplex (HSV)
- terdapat 2 tipe: tipe 1,tipe 2
- susunan genom tersebut dapat dibedakan melalui analisis
pembatasan enzim dari DNA virus
- cara penularan:
Hsv-1: kontak dgn liur yg terinfeksi
Hsv-2 : sexual atau infeksi genitalia maternal kepada bayi
baru lahir

4.2 Human papiloma virus


- anggota grup papova virus
- menyebabkan kondiloma akuminata
- ditularkan secara sexual
- penyebab kanker kongenital termasuk karsinoma serviks
- menggambarkan konsep bahwa strain virus alamiah dapat
berbeda dalam potensi onkogenik


Patofisiologi
Vagina merupakan organ reproduksi wanita yang rentan
terhadap infeksi, hal ini karena batas antara uretra, anus dan
vagina berdekatan sehingga kuman penyakit seperti jamur,
bakteri, parasit atau virus mudah masuk. Infeksi yang
sering terjadi pada vagina disebabkan karena
ketidakseimbangnya ekosistem vagina, dimana ekosistem
ini dipengaruhi oleh 2 unsur :
a.
Estrogen yang berfungsi dalam menentukan kadar zat gula
sebagai simpanan energy sel tubuh (glikogen).
b.
Lactobacillus, yang membutuhkan glikogen sebagai nutrisi
yang akan digunakan untuk metabolism pertumbuhannya.
Sisa metabolisme kemudian menghasilkan asam laktat yang
menentukan suasana asam di dalam vagina, dengan pH 3,8-
4,2. Dengan tingkat keasaman ini lactobacillus akan
tumbuh subur sehingga bakteri pathogen akan mati.
Bila keseimbangan ekosistem terganggu menyebabkan
tingkat keasaman menurun sehingga vagina rentan terkena
infeksi dan akhirnya menyebabkan fluor albous yang
berbau, gatal, dan menimbulkan ketidaknyamanan. Banyak
factor yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem vagina
antara lain kontrasepsi oral, DM, antibiotic, darah haid,
cairan sperma, penyemprotan cairan ke dalam vagina, dan
gangguan hormone saat pubertas, kehamilan atau
menopause.


Manifestasi
A. Keputihan Fisiologis
- cairan vagina jernih
- tidak berwarna
- tidak gatal
- sekret bisa sedikit atau cukup banyak

B. Patologis
1. Bakteri
1.1 Chlamydia trachomatis
- sekret serviks mukopulen dan ektopi
- edema
- rapuhnya serviks

1.2 Gardnerella vaginalis

- banyak sekali discharge berwarna abu-abu


- berbau amis
- rasa gatal atau terbakar biasanya minimal

1.3 Neisseria gonorheae


- infeksi daerah serviks (pada dewasa)
- vaginitis (pada masa pubertas)
2. Jamur
Candida Albicans
- seperti keju lembut, tidak berbau
- pengumpulan eksudat seperti dadih berwarna keputihan
dan sebagian agak melekat pada serviks dan mukosa vagina
-eritema dan edema vulva dan vagina

3. Protozoa
Trichomonas vaginalis
- lendir tipis
- warna hijau kuning
- kadang berbusa dan berbau busuk

4. Virus
4.1 HPV (human papiloma virus)
- lesi papilomatosa yang meninggi
- mudah dilihat pada vulva
- lesi jauh lebih merah pada: diabetes, hamil, kontrasepsi
oral, imunosupresi

4.2 herpes simplex virus


- leukore disertai dengan demam, malaise, anorexia
- nyeri pada genitalia
- disuria
- perdarahan pervaginaan


Diagnosis
Diagnosis penyebab leukorea dapat dicari dengan
memperoleh :
a.
Anamnesis
Dengan anamnesis harus terungkap apakah lekore ini
termasuk fisiolgis atau patologis. Selain disebabkan karena
infeksi harus difikirkan juga kemungkinan ada benda asing
atau neoplasma
b.
Pemeriksaan klinis
Pada pemeriksaan speculum harus diperhatikan sifat
cairannya seperti kekentalan, warn, bau serta kemungkinan
adanya benda asing, ulkus dan neoplasma (kelompok
khusus). Pemeriksaan dalam dilakukan setelah
pengambilan sediaan untuk pemeriksaan laboratorium
c.
Pemeriksaan laboratorium
Dibuat sediaan basah NaCl 0,9% fisiologis untuk
trikomoniasis, KOH 10% untuk kandidias, pengecatan
gram untuk bakteri penyebab gonore. Pemeriksaan
tambahan dilakukan bila ada kecurigaan keganasan. Kultur
dilakukan pada keadaan klinis ke arah gonore tetapi hasil
pemeriksaan gram negatif. Pemeriksaan serologis
dilakukan bila kecurigaan ke arah klamidia.

Diagnosis penyebab infeksi:


1) Trikomoniasis

Anamnesis: sering tidak menunjukkan keluhan , kalau ada
biasanya berupa duh tubuh vagina yang banyakmdan
baerbau maupun dispareunia, perdarahan pasca coitus dan
perdarahan intermestrual

Jumlah lekore banyak,berbau, menimbulkan iritasi dan
gatal. Warna sekret putih, kuning atau purulen. Konsistensi
homogen, basah, frothy atau berbusa (foamy). Terdapat
eritem dan edema pada vulva disertai dengan ekskoriasi.
Sekitar 2-5% tampak strawberry servix yang sangat khas
pada trichomonas.
Laboratorium: pH>4,5 dan Sniff test (+)

Mikroskopik: pemeriksaan sediaan basah dengan larutan
garam fisiologis terlihat pergerakan trichomonas berbentuk
ovoid, ukuran lebih besar dari PMN dan mempunyai flagel,
leukosit (+) dan clue cell dapat (+)
2) Kandidosis vulvovaginal

Anamnesis: keluhan panas, atau iritasi pada vulva dan
keputihan yang tidak berbau .Rasa gatal/iritasi disertai
keputihan tidak berbau atau berbau asam. Keputihan bisa
banyak, putih keju atau seperti kepala susu/krim, tetapi
kebanyakan seperti susu pecah. Pada dnding vagina
biasanya dijumpai gumpalan keju (cottage cheeses). Pada
vulva/dan vagina terdapat tanda-tanda radang, disertai
maserasi, psuedomembran, fissura dan lesi satelit
papulopustular

Laboratorium: pH vagina<4,5 dan Whiff test (-)

Mikroskopik: pemeriksaan sediaan basah dengan KOH
10% atau dengan pewarnaan gram ditemukan blastopora
bentuk lonjong, sel tunas, pseudohifa dan kadang kadang
hifa asli bersepta
3) Vaginosis bacterial

Anamnesis: Mempunyai bau vagina yang khas yaitu bau
amis terutama waktu berhubungan seksual, namun sebagian
besar dapat asimtomatik

Keputihan dengan bau amis seperti ikan. Sekret berlebihan,
banyaknya sedang sampai banyak, homogen, warna putih
atau keabu-abuan, melekat pada dinding vagina. Tidak ada
tanda-tanda inflamasi.

Laboratorium:pH >4,5 biasanya berkisar antara 5-5,5 dan
Whiff test (+)

Mikroskopik: clue cell (+) jarang terdapat leukosit

4) Servisitis Gonore

Anamnesis: Gejala subjektif jarang ditemukan . Pada
umumnya wanita datang berobat kalau sudah ada
komplikasi. Sebagian besar penderita ditemukan pada
pemeriksaan antenatal atau pemeriksaan keluarga
berencana

Duh tubuh serviks yang mukopurulen. Serviks tampak
eritem, edema, ektopi dan mudah berdarah pada saat
pengambilan bahan pemeriksaan.

Laboratorium: kultur

Mikroskopik: Pemeriksaan sedian langsung dengan
pengecatan gram ditemukan diplokokus gram negatif,
intraseluler maupun ekatraseluler
5) Klamidiasis

Anamnesis: gejala sering tidak khas, asimtomatik, atau
sangat ringan

Eksudat seviks mukopurulen, erosi seviks, atau folikel-
folikel kecil (microfollicles)

Laboratorium: pemeriksaan serologis untuk deteksi antigen
melalui ELISA

Mikroskopik: dengann pengecatan giemsa akan ditemukan
badan elementer dan badan retikulat


PEMERIKSAAN PAP SMEAR

Pemeriksaan Pap Smear untuk pertama kali harus


dilakukan segera setelah wanita tersebut mulai melakukan
hubungan seksual dan harus diulangi setelah 1 tahun,
karena sel-sel abnormal dapat terluput dari sekali
pemeriksaan. Jika tidak didapati kelainan pada salah satu
hasil pemeriksaan Pap Smear, pemeriksaan dapat dilakukan
secara teratur dengan interval 2 tahun sekurang-kurangnya
sampai wanita hamil.

Pengertian Pap Smear

Pap Test (Pap Smear) adalah pemeriksaan sitologik epitel


porsio dan endoservik uteri untuk penentuan adanya
perubahan pra ganas maupun ganas di porsio atau servik
uteri (Tim PKTP,RSUD Dr. Soetomo/ FK UNAIR, 2000).
Sedangkan menurut Hariyono Winarto dalam seminarnya
pada tanggal 05-10-2008 tentang Pap Smear Sebagai
Upaya Menghindari Kanker Leher Rahim Bagi Wanita
Usia Reproduksi, pengertian Pap Test (Pap Smear) adalah
suatu pemeriksaan dengan cara mengusap leher rahim
( scrapping ) untuk mendapatkan sel-sel leher rahim
kemudian diperiksa sel-selnya, agar dapat ditahui
terjadinya perubahan atau tidak.Dari pengertian di atas,
dapat disimpulkan bahwa Pap Smear adalah pemeriksaan
usapan pada leher rahim untuk mengetahui adanya
perubahan sel-sel yang abnormal yang diperiksa dibawah
mikroskop.

Tujuan Pap Smear

Menemukan sel abnormal atau sel yang dapat berkembang


menjadi kanker termasuk infeksi HPV . (Ramli, dkk: 2000).
Untuk mendeteksi adanya pra-kanker, ini sangat penting
ditemukan sebelum seseorang menderita kanker.
(Hariyono.W, 2008). Mendeteksi kelainan – kelainan yang
terjadi pada sel-sel leher rahim.
Mendeteksi adanya kelainan praganas atau keganasan
servik uteri (Tim PKTP, RSUD Dr. Soetomo / FK UNAIR,
2000).

Syarat Pengambilan Pap Smear

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam


pemeriksaan Pap Smear adalah sebagai berikut :
a.
Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi
dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya.
b.
Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan
tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah
diderita
c.
Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam
sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.
d.
Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia
tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya.
e.
Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam
vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.
f.
Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan
kepada petugas kesehatan, karena ada beberapa jenis obat
yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel. (Republika. C,
2007).

Klasifikasi Pap Smear


Negative: tidak ditemukan sel ganas.
Klasifikasi menurut Papanicolau adalah sebagai berikut :
Kelas I : Hanya ditemukan sel-sel normal.
Kelas II : Ditemukan beberapa sel atipik, akan tetapi tidak
ada bukti keganasan.
Kelas III : Gambaran sitologi mengesankan ,tetapi tidak
konklusif keganasan.
Kelas IV : Gambaran sitologi yang mencurigakan
keganasan.
Kelas V : Gambaran sitologi yang menunjukkan keganasan.
(Tim PKTP RSUD Dr. Soetomo/FK UNAIR, 2000).

Interpretasi hasil pap test menurut Papanicolaou:


1) Kelas I : Identik dengan normal smear pemeriksaan
ulang 1 tahun lagi.2) Kelas II : Menunjukkan adanya
infeksi ringan non spesifik, kadang disertai:(a) Kuman atau
virus tertentu.
(b) Sel dengan kariotik ringan.
Pemeriksaan ulang 1 tahun lagi, pengobatan yang sesuai
dengan kausalnyaBila ada erosi atau radang bernanah,
pemeriksaan ulang 1 bulan setelah pengobatan.
3) Kelas III : Ditemukannya sel diaknostik sedang dengan
keradangan berat. Periksa ulang 1 bulan sesudah
pengobatan

4) Kelas IV : Ditemukannya sel-sel yang mencurigakan


ganas dalam hal demikian dapat ditempuh 3 jalan, yaitu:
(a) Dilakukan biopsi.
(b) Dilakukan pap test ulang segera, dengan skreping lebih
dalam diambil 3 sediaan
(c) Rujuk untuk biopsi konfirmasi.

5) Kelas V : Ditemukannya sel-sel ganas. Dalam hal ini


seperti ditempuh 3 jalan seperti pada hasil kelas IV untuk
konfirmasi. (Tim PKTP RSUD Dr. Soetomo/FK UNAIR,
2000).
Alat-alat yang diperlukan untuk
pengambilan pap test yaitu :
1) Formulir konsultasi sitologi.
2) Spatula ayre yang dimodifikasi dan cytobrush.
3) Kaca benda yang pada satu sisinya telah diberikan
tanda/label.
4) Spekulum cocor bebek (gravels) kering.
5) Tabung berisikan larutan fiksasi alcohol 95 %. (Arif
Mansjoer, 2000).

Cara pengambilan sediaan :


1) Sebelum memulai prosedur, pastikan bahwa label wadah
specimen diisi, pastikan bahwa preparat diberi label yang
menulis tanggal dan nama serta nomor identitas wanita.
2) Gunakan sarung tangan.
3) Insersi spekulum dengan ukuran tepat, visualisasi
serviks, fiksasi speculum untuk memperoleh pajanan yang
diperoleh. Pastikan secara cermat membuang setiap materi
yang menghalangi visualisasi serviks/ mengganggu studi
sitologi.
4) Salah satu dari 4 metode pengumpulan spesimen berikut
untuk apusan pap dapat digunakan :
(a) Tempatkan bagian panjang ujung spatula kayu yang
ujungnya sedikit runcing/ pengerik plastic mengenai dan
masuk ke dalam mulut eksterna serviks dan tekan. Ambil
specimen
kanalis servikalis dengan memutar spatula satu lingkaran
penuh
(b) Ujung kapas aplikator berujung kapas dilembabkan
dengan normal saline, insersi aplikator tersebut ke dalam
saluran serviks 2 cm dan putar 3600.
(c) Insersi alat gosok sepanjang 1-2 cm ke dalam saluran
serviks dan putar 90-1800.
(d) Gunakan kombinasi metode untuk metode memasukkan
spatula.

5) Sebarkan sel-sel pada preparat yang sudah diberi label.


Apabila sel-sel dikumpulkan pada spatula kayu, tempatkan
satu sisi diatas dekat label diatas setengah bagian atas
preparat dan usap 1 kali sampai ke ujung preparat.
Kemudian balikkan spatula dan tempatkan sisi datar lain
dekat label pada setengah bagian bawah preparat dan usap
satu kali sampai ujung preparat.
6) Segera semprot preparat dengan bahan fiksasi/
masukkan bahan tersebut didalam tabung
berisi larutan fiksasi.(Helen Varney, 2007).

7) Bila fasilitas pewarnaan jauh dari tempat praktek


sederhana, dapat dimasukkan dalam amplop/pembungkus
yang dapat menjamin kaca sediaan tidak pecah. Dengan
pengambilan sediaan yang baik, fiksasi dan pewarnaan
sediaan baik serta pengamatan mikroskopik yang cermat,
merupakan langkah yang memadai dalam menegakkan
diagnosis. (Ramli,dkk, 2000).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil


Pemeriksaan Pap Smear
Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan Pap
Smear yaitu perubahan sel – sel abnormal pada mulut
rahim yang akhirnya dapat terjadi kanker serviks antara lain
:

Konseling pra pap smear yang tepat:


1) Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah
menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya.
2) Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan
tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah
diderita
3) Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam
sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.4) Pembilasan
vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh
dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya.
5) Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke
dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.6) Bila anda
sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas
kesehatan, karena ada beberapa jenis obat yang dapat
mempengaruhi hasil analisis sel. (Republika. C, 2007).

Cara pengambilan kesediaan


Pengambilan kesediaan yang tak adekuat (62 %), bisa
terjadi kegagalan skrining (15 %), interpretasi (23 %), dan
angka positif palsu (3-15 %). Untuk ketepatan diagnostik
perlu diperhatikan komponen dosenviks dan ektoserviks
yang diambil dengan gabungan cytobrush dan spatula.


Penatalaksanaan dan Pencegahan
Penatalaksanaan

Terapi Farmakologi
(http://www.scribd.com/doc/43806805/PENATAL
AKSANAAN-KEPUTIHAN)

Terapi Nonfarmakologi

1). Perubahan Tingkah Laku Keputihan (Fluor albus) yang


disebabkan oleh jamur lebih cepat berkembang di
lingkungan yang hangat dan basah maka untuk membantu
penyembuhan menjaga kebersihan alat kelamin dan
sebaiknya menggunakan pakaian dalam yang terbuat dari
katun serta tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat
(Jones,2005 ). Keputihan bisa ditularkan melalui hubungan
seksualdari pasangan yang terinfeksi oleh karena itu
sebaiknya pasangan harus mendapat pengobatan juga

2). Personal Hygiene Memperhatikan personal hygiene


terutama pada bagian alat kelamin sangat membantu
penyembuhan, dan menjaga tetap bersih dan kering, seperti
penggunaan produk panty liner harus betul-betul steril .
Bahkan,kemasannya pun harus diperhatikan. Jangan
sampai menyimpan sembarangan, misalnya tanpa kemasan
ditaruh dalam tas bercampur dengan barang lainnya.
Karena bila dalam keadaan terbuka, bisa saja panty liner
atau tisu basah tersebut sudah terkontaminasi.
Memperhatikan kebersihan setelah buang air besar atau
kecil. Setelah bersih, mengeringkan dengan tisu kering atau
handuk khusus. Alat kelamin jangandibiarkan dalam
keadaan lembab.
3).Pengobatan Psikologis Keputihan tersebut tidak
disebabakan oleh infeksi melainkan karena gangguan
psikologi seperti kecemasan, depresi, hubungan yang
buruk, ataubeberapa masalah psikologi yang lain yang
menyebabkan emosional. Pengobatan yang dilakukan yaitu
dengan konsultasi dengan ahlipsikologi. Selain itu perlu
dukungan keluarga agartidak terjadi depresi.


Penatalaksanaan flour albus fisiologis

Tidak perlu pengobatan, cukup hanya menjaga kebersihan
pada bagian kemaluan

Pencegahan
Tindakan pencegahan sekaligus mencegah berulangnya
keputihan yaitu dengan :
1. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga
rutin, istirahat cukup, hindari rokok dan alkohol serta
hindari stres berkepanjangan.
2. Setia kepada pasangan . Hindari promiskuitas atau
gunakankondom untuk mencegah penularan penyakit
menular seksual.
3. Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan
menjaganya agar tetap kering dan tidak lembab misalnya
dengan menggunakan celana dengan bahan yangmenyerap
keringat, hindari pemakaian celana terlalu ketat. Biasakan
untuk mengganti pembalut, pantyliner pada waktunya
untuk mencegah bakteri berkembang biak.
4. Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali
buang air yaitu dari arah depan ke belakang.
5 .Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak
berlebihan karena dapat mematikan flora normal vagina
.Jika perlu, lakukan konsultasi medis dahulu sebelum
menggunakan cairan pembersih vagina.
6.Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun
dengan pewangi pada daerah vagina karena dapat
menyebabkan iritasi.
7.Hindari pemakaian barang- barang yang memudahkan
penularan seperti meminjam perlengkapan mandi dsb.
Sedapat mungkin tidak duduk di atas kloset di WC umum
atau biasakan mengelap dudukan kloset sebelum
menggunakannya.
(http://www.scribd.com/doc/43806805/PEN
ATALAKSANAAN-KEPUTIHAN)

Komplikasi
Infertilitas/masalah kesuburan atau gangguan haid dan
penyakit radang panggul, pelvic inflamatori disease,
eczema dan condylomata acuminata sekitar vulva,
vulvovaginitis, uretritis, pada wanita hamil dapat
menyebabkan bayi prematur, gangguan perkembangan
dan berat badan lahir rendah (BBLR) terutama akibat
bacterial vaginosis dan infeksi Trichomonas, serta
dapat memfasilitasi terjadinya HIV


Prognosis
Biasanya kondisi-kondisi yang menyebabkan fluor
albus memberikan respon terhadap pengobatan dalam
beberapa hari. Kadang-kadang infeksi akan berulang.
Dengan perawatan kesehatan akan menentukan
pengobatan yang lebih efektif.

3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ASPEK


AGAMA
Keputihan ini umum dialami oleh wanita. Dalam kitab
shahih Bukhari disebutkan, suatu ketika ada beberapa
sahabat perempuan datang bertanya kepada Aisyah
radhiallahu ‘anha tentang batasan berakhirnya haidh.
Beliau menjawab :
‫جل يءن ءح ص ءتى تءءري يءن ال يءق ص ءصءة ال يبءي يءضاءء‬
‫ءلا تءيع ء‬
“Jangan kalian tergesa-gesa (menetapkan akhir haidh)
hingga kalian melihat cairan putih”
Ibnu Hajar al-Asqolani
dalam kitabnya fathul bari menjelaskan bahwa cairan putih
sebagaimana di sebut hadits di atas menjadi salah satu
tanda akhir masa haidh.
Selain jenis keputihan di atas, ada pula keputihan yang
terjadi dalam keadaan tidak normal, yang umumnya dipicu
kuman penyakit dan menyebabkan infeksi. Akibatnya,
timbul gejala-gejala yang sangat mengganggu, seperti
berubahnya warna cairan menjadi kekuningan hingga
kehijauan, jumlah berlebih, kental, lengket, berbau tidak
sedap, terasa sangat gatal atau panas. Dalam khazanah
Islam, keputihan jenis ini biasa disebut dengan cairan putih
kekuningan (sufrah ‫ )صفرة‬atau cairan putih kekeruhan
(kudrah ‫)كدرة‬. Terkait dengan kedua hal ini, di kitab shahih
Bukhari disebutkan bahwa Sahabat bernama Ummu
‘Athiyyah radhiallahu‘anhaberkata
‫ك ص صءنا ءلا ن ءصع صد ال يك صيدءرءة ءوال صصيفءرءة ءشييئ‬
“Kami tidak menganggap al-kudrah (cairan keruh) dan as-
sufrah (cairan kekuningan) sama dengan haidh”

Berdasarkan kedua hadis tersebut dapat disimpulkan :
1. Hukum orang yang mengalami keputihan tidak sama
dengan hukum orang yang mengalami menstruasi. Orang
yang sedang keputihan tetap mempunyai kewajiban
melaksanakan shalat dan puasa, serta tidak wajib mandi.
2. Cairan keputihan tersebut hukumnya najis, sama dengan
hukumnya air kencing. Oleh karenanya, apabila ingin
melaksanakan shalat, sebelum mengambil wudhu, harus
istinjak (cebok), dan membersihkan badan atau pakaian
yang terkena cairan keputihan terlebih dahulu.
Sedangkan apabila cairan keputihan keluar terus-
menerus, maka orang yang mengalaminya dihukumi
dharurah/terpaksa, artinya orang tersebut tetap wajib
melaksanakan shalat walaupun salah satu syarat sahnya
shalat tidak terpenuhi, yakni sucinya badan dan pakaian
dari najis. Menurut ulama Syafi’iyah, ketentuan tersebut
bisa dilaksanakan dengan syarat diawali dengan proses
membersihkan, istinjak, wudhu dan kemudian shalat
dilakukan secara simultan setelah waktu shalat masuk.

DAFTAR PUSTAKA

Wiknjosastro, H, Saifuddin, B, Rachimhadi, Trijatmo.
Radang dan Beberapa penyakit lain pada alat genital wanita
in Ilmu Kandungan. 2009. Edisi kedua , Cetakan Ketiga.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo : Jakarta

Jawetz, Melnick, &Adelbergs. Vaginosis Bacterial,
Trichomonas: Jawetz, Melnick, &Adelbergs. Vaginosis
Bacterial, Trichomonas: Medical Microbiology Medical
Microbiology Ed. 22nd.

Sofwan, Achmad. Sistem Reproduksi. 2011. FK YARSI:
Jakarta

S. Bickley, Lynn (2009). “Bates Buku Ajar Pemeriksaan
Fisik & Riwayat Kesehatan ed.8”
. EGC: Jakarta

Juanda ed. Dkk. VaginosisBakterial: AdhiJuanda ed. Dkk.
VaginosisBakterial: IlmuPenyakitKulitdanKelamin Ed. 5.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed. 5. Jakarta. UI Press;
2007; 386 Jakarta. UI

Gartner & Hiatt. Vagina. Gartner & Hiatt. Vagina.
Textbook Histology. Textbook Histology. Saunders; 2004

http://www.seksualitas.net/jenis-jenis-keputihan.htm

http://www.patient.co.uk/doctor/Vaginal-Discharge.htm

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_074_kulit_%28i
%29.pdf

http://www.scribd.com/doc/43806805/PENATALAKSAN
AAN-KEPUTIHAN

www.medikaholistik.com. Search : Vaginitis. Available at
feb 7, 2008.

Anda mungkin juga menyukai