KEPUTIHAN
Kelompok B-11
UNIVERSITAS YARSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
TAHUN PELAJARAN 2010-2011
terdiri dari :
OVARIUM
•
Jumlah sepasang
•
Terletak di dalam pelvis minor
•
Berbentuk bulat memenjang, agak pipih (seperti buah
almond dengan ukuran 3x1,5x1 cm)
•
Terdiri dari cortex, dan medulla (berisikan pembuluh darah,
limf dan saraf)
•
Dilekatkan oleh mesovarium pada lig latum (berupa lipatan
peritoneum sebelah lateral kiri dan kanan uterus. Meluas
sampai dinding panggul dan dasar panggul, sehingga
seolah-olah menggantung pada tubae)
•
Difiksasi oleh
o
Lig suspensorium ovarii (lig infundibulopelvicum) : lig ini
menggantungkan uterus pada dinding panggul antara sudut
tuba.
o
Pada yang ke ovarium terdapat lig ovarii propium
o
Lig teres uteri (lig rotundum) : terdapat d bag atas lateral
dari uterus, caudal dari tuba, kedua lig ini melalui canalis
inguinalis ke bag cranial labium majus. Pada saat
kehamilan mengalami hipertrofi dan dapat diraba dengan
pemeriksaan luar.
UTERUS
•
Organ muscular, berbentuk buah jambu (peer) agak pipih
•
facies vesicalis, di dataran ventral menghadap ke VU
•
fascies intestinalis, di dataran dorsal menghadap ke usus
•
margo lateralis kanan dan kiri
•
dinding uterus dari luar ke dalam terdiri dari perimetrium,
myometrium, dan endometrium.
•
Uterus di bagi atas :
o
Fundus uteri : bagian yang terletak di atas (proximal)
osteum tuba uterina.
o
Corpus uteri : bagian tengah uterus yang berbentuk bulat
melebar. Batas antara corpus uteri dan cervix uteri dibentuk
oleh isthmus uteri, suatu penyempitan di dalam uteri,
terletak antara ostium uteri internum anatomicum dengan
ostium uteri histologicum. Distal dari istmus uteri terdapat
ruangan melebar disebut cervix uteri.
o
Cervix uteri : bag yang paling sempit dan menonjol ke
dalam rongga vagina. Pada bagian ujung distal cervix ada
bagunan yang menyempit disebut ostum uteri externum.
Rongga di dalam cervix uteri disebut canalis cervicis.
VAGINA
•
Bentuk tabung muskular, muali servix sampai genitalia
externa.
•
Panjang antara 8-12 cm.
•
Bagian distal cervix menonjol ke dalam rongga vagina
disebut portio vaginalis
Cervicis uteri. Bagian cervix proximalnya
disebut portio supravaginalis
cervicis uteri.
•
Rongga vagina yang mengelilingi portio vaginalis cervicis
disebut fornix yang
dapat dibedakan fornix lateralis dextra dan
sinistra, fornix anterior dan
posterior.
•
Tunika mukosa membentuk rugae yang transversal pada
dinding vebtral dan dorsal disebut columna rugarum.
•
Fascia endopelvis memadat menjadi ligamentum fasialis
yang berfungsi menunjang servix dan vagina.
•
Ligamentum-ligamentum yang ikut memfiksasi uterus
diantaranya :
o
Lig.Cardinale (Mackenrodt’s)/lig.cervicalis lateralis :
melewati sebelah lateral servix dan bagian atas vagina ke
dinding pelvis.
o
Lig.utero-sacrale/lig.recto uterina : melewati bagian
belakang servix dan fornix vagina ke fascia yang melapisi
sendi sacro-iliaca. Mulai dari isthmus ke jaringan pengikat
disebelah lateral dari rectum setinggi vertebrata sacralis III,
mengandung otot polos.
o
Lig,puboservicale : meluas ke anterior dari lig.cardinale ke
pubis (puboprostatica pada pria).
o
Lig.pubovesicale : dari belakang symphisis pubis menuju
collum vesica urinaria.
•
Fiksasi yang utama pada uterus ke vagina adalah :
lig.cardinale & utero-sacrale.
•
Fungsi : alat bersenggama, jalan lahir waktu partus, saluran
keluar uterus yang dapat mengalirkan darah pada waktu
menstruasi dan sekret dari uterus.
•
Pada virgo intacta introitus vaginae sebagian ditutupi oleh
suatu selaput yang disebut hymen. Menurut bentuknya
dapat dibedakan :
o
Hymen anularis (cincin)
o
Hymen semilunaris (bulan sabit)
o
Hymen cribriformis (berlubang-lubang sebagai saringan)
o
Hymen fimbriatus ( dengan tepi sebagai jari-jari)
o
Hymen imperforatus (tidak berlubang)
•
Setelah diadakan coitus berulang-ulang hanya terdapat sisa-
sisanya sebagai tonjolan-tonjolan yang disebut
carunculae hymenales yang hilang setelah
melahirkan.
•
A.uterina pergi ke ventrocaudal setinggi isthmus uteri,
membeok ke medial berjalan di pangkal lig.latum, cranial
lig.cardinale uteri membentuk cabang a.vaginalis ke
dinding vagina, pangkalnya kearah fundus kemudian
bercabang-cabang menjadi :
o
r. Ovaricus, melalui lig.ovarii proprium menuju ovarium.
o
A.ligamenti teretis uteri, mengikuti lig.teres uteri.
o
r.tubarius, mengikuti tuba uterina.
•
Saraf-saraf otonom system urogenitale wanita :
N.Pudendus, meninggalkan pelvis melalui foramen
infrapiriformis, dorsal spina ischiadica, masuk ke
foramen ischiadicum minus sebagai n.clitoridis.
Cabang yang lain : n.hemorrhoidalis inferior untuk
sphincter ani externus dan ke kulit pada regio
analis. N.perinealis berakhir sebagai n.labialis
untuk labium majus, ia memberi ke rr.cutanei ke
kulit.
•
Vasa lymphatica dan nodi lymphatici (lymphonodi)
o
Bagian proximal mengikuti kembali r.vaginalis a.uternae ke
Inn.Iliaci interni.
o
Bagian medial mengikuti kembali r.vaginali a.vesicalis
inferior ke Inn sepanjang a.vesicalis inferior ke Inn.Iliaci
interni.
o
Bagian dari vagina distal, dinding vestibulum vagina,
labium minora, labium majora pergi ke Inn inguinale
superficialis.
.
Makroskopik Organa Genitalia Eksterna
4 .Diameter obliqua
5.Diameter transversa
6.Diameter conjugata
o
Conjugata vera = ukuran anteroposterior
Jarak antara pinggir atas pubis sampai promontorium.
Conjugata vera=conjugata diagonalis-1,5 cm
Nilai normal 11-13 cm.
o
Conjugata transversa
Diukur dari titik terjauh linea terminalis kiri dan kanan.
Nilai normal 13-14,5 cm.
o
Conjugata diagonalis
Jarak antara pinggir bawah pubis sampai promontorium
(Anatomi Sistem Reproduksi FK Yarsi,
2011)
.
Mikroskopik Organa Genitalia Interna
Vagina
Mukosa
Mukosa mempunyai lipatan mendatar, atau ruga dan
diliputi epitelberlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.
Sel-selnya dipenuhi glikogen, jadi tampak bervakuol
pada hampir semua sajian histologi. Epitelnya, yang
tak dilengkapi kelenjar dilumuri lendir yang berasal
dari serviks. Di bawah epitel terdapat lamina propia
yang merupakan jaringan ikat padat dengan banyak
serat elastin, leukosit polimorfonuklir, limfosit dan
kadang nodulus limfatikus. Banyak leukosit
polimorfinuklir dan limfosit menyebuk epitel terutama
sekitar saat haid. Sel epitel permukaan vagina
terkelupas terus menerus dan dapat dipelajari dengan
cara usapan. Pada primata yang lebih rendah daripada
manusia dan pada mamalia lainnya, epitel vaginanya
mengalami perubahan siklis sesuai dengan peristiwa
siklis pada alat reproduksi lainnya. Pada manusia
epitel sedikit berubah selama siklus. Namun demikian
kajian pada sel-sel vagina yang terlepas, amat berguna
pada diagnosis keadaan atrofi dan evaluasi kemajuan
terapi estrogen. Glikogen yang tercurahkan ke dalam
vagina bersama sel epitel yang terkelupas dicerna oleh
bakteri penghuni sehingga menghasilkan cairan asam
yang melumuri vagina. Himen berupa lipatan mukosa
mendatar, menutup sebagian pintu vagina ke dalam
vestibulum.
Lapisan otot
Lapisan otot vagina terdiri atas berkas-berkas otot
polos yang tersusun berjalinan. Lapis dalam tipis dan
umumnya berjalan melingkar. Lapis luar yang tebal
berisi serat memanjang yang berlanjut di atas dengan
lapisan otot rahim (miometrium). Pada introitus (pintu
vagina) terdapat sfingter dari otot rangka.
Adventisia
Adventisianya berupa lapis jaringan ikat padat yang
berbaur dengan adventisia organ disekitarnya.
Klitoris
Klitoris itu padan penis tetapi tidak sama benar. Ia
terdiri atas dua bahan erektil yang berakhir di dalam
kepala klitoris atau glans klitoridis yang kecil. Di
luarnya diliputi epitel berlapis gepeng tipis yang
dilengkapi dengan ujung saraf sensorik khusus.
Labium minus
Berupa lipatan mukosa yang membentuk dinding
lateral vestibulum. Epitelnya berupa epitel berlapis
gepeng dan bagian tengahnya terdiri atas jaringan ikat
yang berlimpah pembuluh darah. Terdapat papila
tinggi menjorok jauh ke dalam epitel. Kelenjar sebasea
terdapat pada kedua permukaannya dan tidak
berlengkapan folikel rambut.
Labium mayus
Berwujud lipatan kulit yang menutupi labium minus.
Permukaan dalamnya halus tidak berambut.
Permukaan luarnya diliputi epidermis dengan lapisan
tanduk dan mempunyai banyak rambut, kelenjar
keringat, dan kelenjar sebasea. Bagian tengah setiap
bibir mengandung cukup banyak jaringan lemak dan
sedikit serat otot polos.
Vestibulum
Tempat bermuaranya vagina dan ureter, dilapisi epitel
berlapis gepeng khusus yang banyak mengandung
banyak kelenjar kecil yaitu kelenjar vestibulum minor,
yang terutama terletak disekitar muara ureter dan di
dekat klitoris. Mereka bersesuaian dengan kelenjar
Littre. Kelenjar vestibuler mayor (kelenjar Bartholin),
beranalog dengan kelenjar bulbourenil pada pria dan
terletak di dalam dinding lateral vestibulum. Mereka
berwujud kelenjar tubuloalveolar yang menggetahkan
lendir. Saluran keluarnya bermuara di dekat pangkal
himer.
(Textbook Histology. Saunders, 2004)
•
Epidemiologi
Penyebab tersering dari leukorea patologis pada
wanita hamil adalah vaginosis bakterial
yangkejadiannya dua kali lebih sering dari
kandidiasis vaginal. 50% kasus vaginosis
bakterialadalah asimtomatik sehingga prevalensi
yang sebenarnya masih belum diketahui. Penyebab
infeksi tersering adalah kandidiasis vulvovaginal
yang menyerang sekitar 75% wanita selama masa
reproduksi mereka.
(http://www.patient.co.uk/doctor/Vaginal-
Discharge.htm)
Leukorea atau keputihan merupakan keluhan dari alat
kandungan yang banyak ditemukan di poliklinik
KIA, Kebidanan dan Kulit Kelamin. Frekuensi
leukorea di bagianGinekologi RSCM Jakarta adalah
2,2% dan di RS Sutomo Surabaya adalah 5,3%.
(http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_0
74_kulit_%28i%29.pdf)
•
Etiologi
.
Keputihan Fisiologis
1.
Pada bayi baru lahir sampai kira-kira 10 hari. Disini
sebabnya ialah pengaruh estrogen di plasenta terhadap
uterus dan vagina janin.
2.
Waktu sekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh
estrogen, leukore disini hilang sendiri.
3.
Wanita dewasa apabila dirangsang sebelum dan pada waktu
koitus disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dinding
vagina.
4.
Waktu disekitar ovulasi dengan sekret dari kelenjar-
kelenjar serviks uteri menjadi lebih encer.
B. Keputihan Patologis
1. Bakteri :
Gardanerella vaginalis, Chlamidia trachomatis, Neisseria
gonorhoae
1.1 Gardnerella vaginalis
- pada keadaan normal ditemukan pada saluran pernafasan
- terdapat 30% flora normal vagina wanita normal
- bersifat gram (-)
-penularan dari hubungan sexual
2. Jamur :
Candida Albicans
- adalah spesies kandida yang secara normal ada pada
mulut, tenggorokan, usus, kulit
- spesies penyebab lebih dari 80% kasus infeksi kandida
pada genitalia
- pertumbuhan berlebihan; penyebab tersering vaginitis,
vulvovaginitis
- tidak ditularkan secara sexual
- bersifat dimorfik
3. Protozoa:
Trichomonas vaginalis
- organisme oval berflagela berukuran setara dengan
sebuah leukosit
- organisme terdorong oleh gerakan-gerakan acak berkedut
dari sel flagelnya
- faktor predisposisi : haid, kehamilan, pemakaian
kontrasepsi oral, tindakan sering mencuci vagina
- penularan : ibu ke bayi karena pengaruh hormon ibu
padd\a epitel vagina bayi , penularan melalui hubungan
sexual
4. Virus :
virus herpes dan human pappiloma virus
4.1 Herpes Simplex (HSV)
- terdapat 2 tipe: tipe 1,tipe 2
- susunan genom tersebut dapat dibedakan melalui analisis
pembatasan enzim dari DNA virus
- cara penularan:
Hsv-1: kontak dgn liur yg terinfeksi
Hsv-2 : sexual atau infeksi genitalia maternal kepada bayi
baru lahir
•
Patofisiologi
Vagina merupakan organ reproduksi wanita yang rentan
terhadap infeksi, hal ini karena batas antara uretra, anus dan
vagina berdekatan sehingga kuman penyakit seperti jamur,
bakteri, parasit atau virus mudah masuk. Infeksi yang
sering terjadi pada vagina disebabkan karena
ketidakseimbangnya ekosistem vagina, dimana ekosistem
ini dipengaruhi oleh 2 unsur :
a.
Estrogen yang berfungsi dalam menentukan kadar zat gula
sebagai simpanan energy sel tubuh (glikogen).
b.
Lactobacillus, yang membutuhkan glikogen sebagai nutrisi
yang akan digunakan untuk metabolism pertumbuhannya.
Sisa metabolisme kemudian menghasilkan asam laktat yang
menentukan suasana asam di dalam vagina, dengan pH 3,8-
4,2. Dengan tingkat keasaman ini lactobacillus akan
tumbuh subur sehingga bakteri pathogen akan mati.
Bila keseimbangan ekosistem terganggu menyebabkan
tingkat keasaman menurun sehingga vagina rentan terkena
infeksi dan akhirnya menyebabkan fluor albous yang
berbau, gatal, dan menimbulkan ketidaknyamanan. Banyak
factor yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem vagina
antara lain kontrasepsi oral, DM, antibiotic, darah haid,
cairan sperma, penyemprotan cairan ke dalam vagina, dan
gangguan hormone saat pubertas, kehamilan atau
menopause.
•
Manifestasi
A. Keputihan Fisiologis
- cairan vagina jernih
- tidak berwarna
- tidak gatal
- sekret bisa sedikit atau cukup banyak
B. Patologis
1. Bakteri
1.1 Chlamydia trachomatis
- sekret serviks mukopulen dan ektopi
- edema
- rapuhnya serviks
3. Protozoa
Trichomonas vaginalis
- lendir tipis
- warna hijau kuning
- kadang berbusa dan berbau busuk
4. Virus
4.1 HPV (human papiloma virus)
- lesi papilomatosa yang meninggi
- mudah dilihat pada vulva
- lesi jauh lebih merah pada: diabetes, hamil, kontrasepsi
oral, imunosupresi
•
Diagnosis
Diagnosis penyebab leukorea dapat dicari dengan
memperoleh :
a.
Anamnesis
Dengan anamnesis harus terungkap apakah lekore ini
termasuk fisiolgis atau patologis. Selain disebabkan karena
infeksi harus difikirkan juga kemungkinan ada benda asing
atau neoplasma
b.
Pemeriksaan klinis
Pada pemeriksaan speculum harus diperhatikan sifat
cairannya seperti kekentalan, warn, bau serta kemungkinan
adanya benda asing, ulkus dan neoplasma (kelompok
khusus). Pemeriksaan dalam dilakukan setelah
pengambilan sediaan untuk pemeriksaan laboratorium
c.
Pemeriksaan laboratorium
Dibuat sediaan basah NaCl 0,9% fisiologis untuk
trikomoniasis, KOH 10% untuk kandidias, pengecatan
gram untuk bakteri penyebab gonore. Pemeriksaan
tambahan dilakukan bila ada kecurigaan keganasan. Kultur
dilakukan pada keadaan klinis ke arah gonore tetapi hasil
pemeriksaan gram negatif. Pemeriksaan serologis
dilakukan bila kecurigaan ke arah klamidia.
4) Servisitis Gonore
•
Anamnesis: Gejala subjektif jarang ditemukan . Pada
umumnya wanita datang berobat kalau sudah ada
komplikasi. Sebagian besar penderita ditemukan pada
pemeriksaan antenatal atau pemeriksaan keluarga
berencana
•
Duh tubuh serviks yang mukopurulen. Serviks tampak
eritem, edema, ektopi dan mudah berdarah pada saat
pengambilan bahan pemeriksaan.
•
Laboratorium: kultur
•
Mikroskopik: Pemeriksaan sedian langsung dengan
pengecatan gram ditemukan diplokokus gram negatif,
intraseluler maupun ekatraseluler
5) Klamidiasis
•
Anamnesis: gejala sering tidak khas, asimtomatik, atau
sangat ringan
•
Eksudat seviks mukopurulen, erosi seviks, atau folikel-
folikel kecil (microfollicles)
•
Laboratorium: pemeriksaan serologis untuk deteksi antigen
melalui ELISA
•
Mikroskopik: dengann pengecatan giemsa akan ditemukan
badan elementer dan badan retikulat
•
PEMERIKSAAN PAP SMEAR
•
Penatalaksanaan dan Pencegahan
Penatalaksanaan
•
Terapi Farmakologi
(http://www.scribd.com/doc/43806805/PENATAL
AKSANAAN-KEPUTIHAN)
•
Terapi Nonfarmakologi
•
Penatalaksanaan flour albus fisiologis
‡
Tidak perlu pengobatan, cukup hanya menjaga kebersihan
pada bagian kemaluan
Pencegahan
Tindakan pencegahan sekaligus mencegah berulangnya
keputihan yaitu dengan :
1. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga
rutin, istirahat cukup, hindari rokok dan alkohol serta
hindari stres berkepanjangan.
2. Setia kepada pasangan . Hindari promiskuitas atau
gunakankondom untuk mencegah penularan penyakit
menular seksual.
3. Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan
menjaganya agar tetap kering dan tidak lembab misalnya
dengan menggunakan celana dengan bahan yangmenyerap
keringat, hindari pemakaian celana terlalu ketat. Biasakan
untuk mengganti pembalut, pantyliner pada waktunya
untuk mencegah bakteri berkembang biak.
4. Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali
buang air yaitu dari arah depan ke belakang.
5 .Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak
berlebihan karena dapat mematikan flora normal vagina
.Jika perlu, lakukan konsultasi medis dahulu sebelum
menggunakan cairan pembersih vagina.
6.Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun
dengan pewangi pada daerah vagina karena dapat
menyebabkan iritasi.
7.Hindari pemakaian barang- barang yang memudahkan
penularan seperti meminjam perlengkapan mandi dsb.
Sedapat mungkin tidak duduk di atas kloset di WC umum
atau biasakan mengelap dudukan kloset sebelum
menggunakannya.
(http://www.scribd.com/doc/43806805/PEN
ATALAKSANAAN-KEPUTIHAN)
•
Komplikasi
Infertilitas/masalah kesuburan atau gangguan haid dan
penyakit radang panggul, pelvic inflamatori disease,
eczema dan condylomata acuminata sekitar vulva,
vulvovaginitis, uretritis, pada wanita hamil dapat
menyebabkan bayi prematur, gangguan perkembangan
dan berat badan lahir rendah (BBLR) terutama akibat
bacterial vaginosis dan infeksi Trichomonas, serta
dapat memfasilitasi terjadinya HIV
•
Prognosis
Biasanya kondisi-kondisi yang menyebabkan fluor
albus memberikan respon terhadap pengobatan dalam
beberapa hari. Kadang-kadang infeksi akan berulang.
Dengan perawatan kesehatan akan menentukan
pengobatan yang lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA
•
Wiknjosastro, H, Saifuddin, B, Rachimhadi, Trijatmo.
Radang dan Beberapa penyakit lain pada alat genital wanita
in Ilmu Kandungan. 2009. Edisi kedua , Cetakan Ketiga.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo : Jakarta
•
Jawetz, Melnick, &Adelbergs. Vaginosis Bacterial,
Trichomonas: Jawetz, Melnick, &Adelbergs. Vaginosis
Bacterial, Trichomonas: Medical Microbiology Medical
Microbiology Ed. 22nd.
•
Sofwan, Achmad. Sistem Reproduksi. 2011. FK YARSI:
Jakarta
•
S. Bickley, Lynn (2009). “Bates Buku Ajar Pemeriksaan
Fisik & Riwayat Kesehatan ed.8”
. EGC: Jakarta
•
Juanda ed. Dkk. VaginosisBakterial: AdhiJuanda ed. Dkk.
VaginosisBakterial: IlmuPenyakitKulitdanKelamin Ed. 5.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed. 5. Jakarta. UI Press;
2007; 386 Jakarta. UI
•
Gartner & Hiatt. Vagina. Gartner & Hiatt. Vagina.
Textbook Histology. Textbook Histology. Saunders; 2004
•
http://www.seksualitas.net/jenis-jenis-keputihan.htm
•
http://www.patient.co.uk/doctor/Vaginal-Discharge.htm
•
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_074_kulit_%28i
%29.pdf
•
http://www.scribd.com/doc/43806805/PENATALAKSAN
AAN-KEPUTIHAN
•
www.medikaholistik.com. Search : Vaginitis. Available at
feb 7, 2008.