Anda di halaman 1dari 3

Kasus yang Dibahas

BPK Temukan Penyimpangan di Kasus Dana Pensiun Pertamina

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melaporkan dua kasus dugaan penyimpangan
di PT Pertamina kepada Kejaksaan Agung.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Jumat (2/5/2017), dua kasus yang menimbulkan kerugian
negara lebih dari Rp 630 miliar itu bersumber dari dana pensiun dan pengadaan kapal PT Pertamina
Trans Kontinental.

Kedatangan tim auditor BPK di Gedung Bundar Jampidsus, Kejaksaan Agung, Jumat pagi tadi diterima
Jampidsus Arminsyah. Kemudian tim menyampaikan dan menyerahkan laporan hasil pemeriksaan terkait
dugaan kerugian negara yang melibatkan Pertamina.

Menurut auditor BPK Nyoman Warga, pada kasus dana pensiun ini diduga ada penyimpangan dalam
pembelian PT Sugih Energy TBK dengan kerugian mencapai Rp 599 miliar.

Sedangkan untuk pengadaan kapal di PT Pertamina Trans Kontinental, diduga ada penyimpangan dengan
kerugian mencapai Rp 35 miliar lebih.

BPK: Korupsi Dana Pensiun Pertamina Rugikan Negara Rp 599 Miliar

Jumat 02 Juni 2017 - 14:25

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyatakan kerugian keuangan negara akibat dugaan korupsi
pengelolaan dana pensiun PT Pertamina tahun 2014-2015 mencapai Rp 599,2 miliar.

"Kami sudah menyerahkan laporan hasil pemeriksaannya kepada Kejaksaan Agung," kata Auditor Utama
Investigasi BPK, I Nyoman Wara di Jakarta, seperti dilansir Antara, Jumat (2/6).

Angka kerugian negara itu muncul karena dana pensiun dipakai untuk membeli saham PT SUGI Energi
Tbk seharga Rp 599,2 miliar.

Nyoman mengatakan ada penyimpangan dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pembayaran untuk
kegiatan investasi saham.

Selain itu, BPK juga menyerahkan laporan hasil pemeriksaan dugaan korupsi pengadaan kapal Anchor
Handling Tug Supply (AHTS)/kapal Transko Andalas dan kapal Transko Celebes tahun anggaran 2012-2014
dengan kerugian keuangan negara Rp35,32 miliar.

Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Arminsyah mengatakan dengan adanya audit BPK, pihaknya
akan mempercepat penanganan perkara tersebut.
"Tentunya perkara ini untuk yang dana pensiun akan segera kita limpahkan ke pengadilan dan perkara
pembelian dua kapan Transkontinental akan kita segera tetapkan tersangkanya," katanya.

Dalam kasus itu, penyidik Jampidsus telah menetapkan mantan Presiden Direktur (Presdir) PT Dana
Pensiun Pertamina, M. Helmi Kamal Lubis, sebagai tersangka dan telah ditahan di Rutan Salemba Cabang
Kejagung.

Penetapan tersangka Helmi berdasarkan surat perintah penyidikan Direktur Penyidikan Jampidsus
bernomor Print-02/F.2/Fd.1/01/2017.

Kasus ini bermula dari penempatan dana pensiun Pertamina dalam bentuk investasi saham ELSA, saham
KREN, saham SUGI dan saham MYRX senilai Rp 1,3 triliun yang diduga tanpa melalui prosedur yang
berlaku. Selain itu, saham yang dibeli tidak termasuk dalam unggulan (blue chip) dan terlalu berisiko.

B. HASIL ANALISIS

Berdasarkan dua sumber berita diatas, dapat diambil beberapa hal berkaitan dengan
penyimpangan penggunaan uang oleh pertamina, di antaranya yaitu:

1. Pertamina melakukan penyimpangan dalam penggunakan dana pensiun

2. Menurut BPK, dalam kasus penyimpangan dana pensiun ini, negara telah rugi sekitar 630 Milyar
rupiah. Uang dana pensiun ini digunakan untuk membeli PT Sugih Energy TBK sebesar 599 Milyar rupiah
dan pengadaan kapal PT Pertamina Trans Kontinental diperkirakan 35 Milyar rupiah lebih.

3. Perkara ini telah dibawa oleh BPK ke Gedung Bundar Jampidsus, dan telah diterima oeh Jampidsus
Arminsyah.

4. Menurut Auditor Utama Investigasi BPK, I Nyoman Wara penyimpangan dana pensiun ini adalah
penyimpangan dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pembayaran untuk kegiatan investasi saham.

5. Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Arminsyah mengatakan dengan adanya audit BPK, pihaknya
akan mempercepat penanganan perkara tersebut. Dalam kasus itu, penyidik Jampidsus telah
menetapkan mantan Presiden Direktur (Presdir) PT Dana Pensiun Pertamina, M. Helmi Kamall Lubis,
sebagai tersangka dan telah ditahan di Rutan Salemba Cabang Kejagung.

6. Kasus ini bermula dari penempatan dana pensiun Pertamina dalam bentuk investasi saham ELSA,
saham KREN, saham SUGI dan saham MYRX senilai Rp 1,3 triliun yang diduga tanpa melalui prosedur
yang berlaku.

Kesimpulan
Berdasarkan audit BPK, terjadi dua kasus penyalahgunaan dana yang dilakukan oleh PT. Pertamina. Dua
kasus yang menimbulkan kerugian negara lebih dari Rp 630 miliar itu bersumber dari dana pensiun dan
pengadaan kapal PT Pertamina Trans Kontinental. Berdasarkan surat perintah penyidikan Direktur
Penyidikan Jampidsus bernomor Print-02/F.2/Fd.1/01/2017, penyidik Jampidsus telah menetapkan
mantan Presiden Direktur (Presdir) PT Dana Pensiun Pertamina, M. Helmi Kamal Lubis, sebagai tersangka
dan telah ditahan di Rutan Salemba Cabang Kejagung.

B. Saran dan Solusi

Pemberantasan korupsi hanya akan berhasil bila para pemimpin, terlebih pemimpin tertinggi, dalam
sebuah negara bersih dari korupsi. Sebaiknya, seorang pemimpin melaksanakan tugasnya dengan penuh
amanah. Para koruptor seharusnya diberikan hukuman yang setimpal, sehingga membuat orang jera
dan kapok melakukan korupsi. Masyarakat dapat berperan mengurangi banyaknya koruptor dengan cara
turut mengawasi jalannya pemerintahan dan menolak aparat yang mengajaknya berbuat menyimpang.

https://kumparan.com/muhamad-rizki/bpk-korupsi-dana-pensiun-pertamina-rugikan-negara-rp-599-
miliar#e5R2ZFxbQfm1Dpde.99

Anda mungkin juga menyukai