Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelompok khusus merupakan sekelompok masyarakat atau
individu yang karena keadaan fisik, mental maupun sosialnya budaya dan
ekonominya perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan pelayanan
kesehatan dan asuhan keperawatan, karena ketidakmampuannya dan
ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan keperawatan
terhadap dirinya sendiri. Kelompok khusus yang ada dimasyarakat dan di
institusi dapat diklasifikasikan berdasarkan permasalahan dan kebutuhan
yang di hadapi, di antaranya adalah kelompok dengan kebutuhan khusus
yang memerlukan pengawasan akibat pertumbuhan dan perkembangannya
yaitu kelompok ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, dan anak balita.
Keselamatan dan kesehatan ibu hamil, sejak dari masa kehamilan
hingga setelah melahirkan, merupakan kunci keberhasilan untuk
menciptakan generasi sehat dan berkualitas. Berdasarkan Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian
ibu di indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup
angka ini edikit menurun jika di bandingkan dengan SDKI tahun 1991,
yaitu sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun
mekipun tidak selalu signifikan. Target global MDGs (Millenium
Development Goals) ke-5 adalah menurunkan angka kematian ibu (AKI)
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.Ada tiga fase
penting pada pelayanan kesehatan ibu hamil yaitu pada masa kehamilan,
saat melahirkan, dan setelah melahirkan (nifas).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep medis pada ibu hamil ?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada agregat ibu hamil ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Medis
1. Definisi kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional (FIGO) tahun
1998, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum, dilanjutkan dengan nidasi dan implantasi, dan
berakhir dengan lahirnya janin maupun aborsi. Dihitung dari saat
fertilisasi sampai kelahiran bayi, kehamilan normal biasanya
berlangsung dalam waktu 40 minggu.
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak
hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati,
yang menandai awal periode antepartum. Periode antepartum dibagi
menjadi 3 trimester yang masing-masing terdiri dari 13 minggu atau 3
bulan menurut hitungan kalender. Pembagian waktu ini diambil dari
ketentuan yang mempertimbangkan bahwa lama kehamilan
diperkirakan lebih kurang 280 hari atau 9 bulan sejak hari pertama haid
terakhir. (FIGO, 2012)
2. Manifestasi klinik
a. Tanda dan gejala presumptif (tidak pasti) kehamilan
Tanda tidak pasti adalah perubahan-perubahan fisiologis yang
dapat dikenali dari pengakuan atau yang dirasakan oleh wanita
hamil. Beberapa peneliti mengemukakan beberapa gejala
presumptif kehamilan yang meliputi: Amenorea, mual dan muntah,
ngidam, syncope, sering miksi, dan konstipasi.
1) Amenorea
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya
pembentukan folikel de graaf dan ovulasi sehingga menstruasi
tidak terjadi. Lamanya amenorea dapat dikonfirmasi dengan
memastikan hari pertama haid terakhir (HPHT), dan digunakan
untuk memperkirakan usia kehamilan dan persalinan. Tetapi
amenorea juga dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu,
tumor pituitary, perubahan dan faktor lingkungan, malnutrisi,
dan biasanya gangguan emosional seperti ketakutan akan
kehamilan.
2) Nausea dan vomiting (mual dan muntah)
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga
akhir triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari, maka
disebut morning sickness.
3) Ngidam
Ibu hamil sering meminta makanan/minuman tertentu terutama
pada triwulan pertama, tidak tahan suatu bau-bauan.
4) Syncope (pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan syaraf pusat dan menimbulkan
syncope. Hal ini sering terjadi apabila berada pada tempat
ramai, biasanya akan hilang setelah 16 minggu.
5) Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan
kecepatan metabolisme basal (BMR) pada kehamilan, yang
akan meningkat seiring pertambahan usia kehamilan akibat
aktifitas metabolisme hasil konsepsi.
6) Payudara Tegang
Esterogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada
payudara, sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan
sistem alveolar payudara. Bersama somatotropin, hormon-
hormon ini menimbulkan pembesaran payudara, menimbulkan
perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan pertama
kehamilan, pelebaran puting susu, serta pengeluaran kolostrum.
7) Sering miksi
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi yang sering
terjadi pada triwulan pertama akibat desakan uterus terhadap
kandung kemih. Pada triwulan kedua umumnya keluhan
berkurang karena uterus yang membesar keluar dari rongga
panggul. Pada triwulan ketiga, gejala bisa timbul karena janin
mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung
kemih.
8) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus
(tonus otot menurun), sehingga kesulitan untuk BAB
9) Pigmentasi kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu.
Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit.
10) Epulis
Hipertropi papilla ginggivae/gusi sering terjadi pada triwulan
pertama
11) Varises atau penampakan pembuluh darah vena
12) Pengaruh esterogen dan progesteron menyebabkan pelebaran
pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat.
Varises dapat terjadi di sekitar genetalian eksterna, kaki dan
betis serta payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat
hilang setelah persalinan.
b. Tanda dan gejala kemungkinan (probability) kehamilan
Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang
dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan
fisik kepada wanita hamil. Tanda kemungkinan hamil terdiri dari:
1) Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus hal ini terjadi pada bulan ke-
empat kehamilan
2) Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan isthmus uteri
3) Tanda goodel
Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil,
serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil
melunak seperti bibir.
4) Tanda chadwicks
Perubahan warna menjadi kekuningan pada vulva dan mukosa
vagina termasuk juga porsio dan serviks
5) Tanda piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi
karena ovum berimplantasi pada daerah dekat kornu sehingga
daerah tersebut berkembang lebih dahulu.
6) Kontraksi Braxton Hicks
Merupakan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomysin
di dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadit,
tidak nyeri biasanya timbul pada kehamilan delapan minggu,
tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan abdominal pada
trimester ketiga. Kontraksi ini akan terus meningkat
frekuensinya, lamanya, dan kekuatannya sampai mendekati
persalinan.
7) Teraba ballottement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin
bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh
tangan pemeriksa. Hal ini harus ada pada pemeriksaan
kehamilan karena perabaan bagian seperti bentuk janin saja
tidak cukup karena dapat saja merupakan mioma uteri.
8) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positf
Ini adalah untuk mendeteksi adanya Human Chorionic
Gonadotropin (hCG) yang diproduksi oleh sinsiotropoblastik
sel selama pemeriksaan kehamilan. Hormon ini disekresi di
peredaran darah ibu (pada plasma darah), dan dieskresi pada
urine ibu. Hormon ini dapat mulai dideteksi pada 26 hari
setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke 30-
60. tingkat tertinggi pada hari 60-70 usia gestasi, kemudian
menurun pada hari ke 100-130.
c. Tanda pasti (positif) kehamilan
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung
keberadaan janin, yang dapat dilihat oleh pemeriksa. Tanda pasti
kehamilan terdiri atas hal-hal berikut ini:
1) Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh
pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia
kehamilan sekitar 20 minggu.
2) Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat
fetal electrocardiograf (misalnya dopler). Dengan stetoskop
Laenec, denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia
kehamilan 18-20 minggu.
3) Bagian-bagian janin
Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan
bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba
dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester akhir).
Bagian janin ini dapat dilihat lebih sempurna lagi
menggunakan USG.
4) Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG
5) Pemeriksaan pada ibu hamil
Tujuan pemeriksaan dan pengawasan Ibu hamil
a) Tujuan umum
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan
anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas,
sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
b) Tujuan khusus
(a) Mengenal dan menangani penyakit-penyakit yang mungkin
dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas
(b) Mengenal dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin
diderita sedini mungkin
(c) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak
(d) Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehat
sehari-hari

Standar pemeriksaan minimal menurut WHO yaitu 4 kali selama


kehamilan

1) Satu kali pada trimester I (sebelum 14 minggu)


2) Satu kali pada trimester II (antara minggu ke 14-28 minggu)
3) Dua kali pada trimester III (antara minggu ke 28-36 minggu
dan sesudah minggu ke 36)

Pelayanan dan asuhan standar minimal “14 T”

1) Timbang berat badan


2) Tekanan darah
3) Tinggi fundus uteri
4) Tetanus toxoid lengkap
5) Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan
6) Tes penyakit menular seksual (PMS)
7) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
8) Terapi kebugaran
9) Tes VDRL
10) Tes reduksi urine
11) Tes protein urine
12) Tes Hb (Haemoglobin)
13) Terapi iodium
14) Terapi malaria
3. Angka kematian yang tinggi pada ibu hamil
Penyebab kematian pada ibu yang melahirkan:
Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil
menjadi faktor penentu angka kematian, meskipun masih banyak
faktor yang harus diperhatikan untuk menangani masalah ini.
Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim muncul.
Yakni pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejang-
kejang,aborsi, dan infeksi. Namun, ternyata masih ada faktor lain yang
juga cukup penting. Misalnya, pemberdayaan perempuan yang tak
begitu baik, latar belakang pendidikan, sosial ekonomi keluarga,
lingkungan masyarakat dan politik, kebijakan juga berpengaruh. Kaum
laki-laki pun dituntut harus berupaya ikut aktif dalam segala
permasalahan bidang reproduksi secara lebih bertanggung jawab.
Selain masalah medis, tingginya kematian ibu hamil juga karena
masalah ketidaksetaraan gender, nilai budaya, perekonomian serta
rendahnya perhatian laki-laki terhadap ibu hamil dan melahirkan. Oleh
karena itu, pandangan yang menganggap kehamilan adalah peristiwa
alamiah perlu diubah secara sosiokultural agar perempuan dapat
perhatian dari masyarakat. Sangat diperlukan upaya peningkatan
pelayanan perawatan ibu baik oleh pemerintah, swasta, maupun
masyarakat terutama suami.
Menurut hasil kajian kinerja IGD Obstetri-Ginekologi dari RSUP
Cipto Mangunkusumo, yang merupakan RS rujukan nasional, lima
besar penyebab kematian ibu hamil adalah perdarahan, eklampsia,
sepsis, infeksi dan gagal paru.
1) Perdarahan
Perdarahan yang tidak terkontrol menyumbang sekitar
20%-25% kematian ibu sehingga merupakan risiko yang paling
serius. Kehilangan darah dapat terjadi selama kehamilan,
selama persalinan, atau setelah persalinan (post partum).
Perdarahan post partum yang menyebabkan kehilangan darah
lebih dari 1.000 mL adalah penyebab utama kematian.
Meskipun dapat dicegah, tidak semua kasus perdarahan post
partum dapat dihindari. Atonia uterus (uterine atony), yaitu
kondisi di mana otot rahim kehilangan kemampuan untuk
berkontraksi setelah melahirkan, adalah penyebab
utama perdarahan post partum. Penyebab lain yang lebih jarang
adalah retensi plasenta (retained placenta), di mana seluruh atau
sebagian jaringan plasenta tertinggal di rahim. Penyebab
trauma termasuk luka, ruptur uterus, dan inversi uterus.
Komplikasi dari perdarahan postpartum termasuk hipotensi
ortostatik, anemia, dan kelelahan, yang dapat menyulitkan
perawatan pasca melahirkan. Anemia post-partum
meningkatkan risiko depresi post-partum.
2) Infeksi
Infeksi yang menyebabkan kematian ibu termasuk dalam
kelompok penyebab tidak langsung. Infeksi yang paling umum
adalah malaria, tuberkulosis, dan hepatitis. Ibu hamil yang
terinfeksi penyakit-penyakit tersebut biasanya memiliki gejala
yang lebih parah dan memiliki tingkat risiko tinggi keguguran,
kematian janin, persalinan prematur, berat badan lahir rendah,
kematian bayi dan/atau ibu.
a) Malaria
Merupakan infeksi parasit yang ditularkan oleh nyamuk
dan menewaskan lebih dari 1 juta orang setiap tahunnya.
Penyakit ini lebih umum pada wilayah Indonesia bagian
timur. Malaria dapat dicegah dengan obat-obatan yang tepat
dan perangkat antinyamuk.
b) Tuberkulosis (TB)
Adalah infeksi yang termasuk dalam target kedaruratan
WHO sejak tahun 2005. Sekitar sepertiga dari populasi
dunia (diperkirakan sekitar 1,75 miliar) terinfeksi basil
tuberculosis. Penyakit ini dapat diperberat oleh kehamilan
dan menyebabkan kematian ibu dan/ atau janin. TB dapat
disembuhkan dengan obat-obatan seperti Rifampisin, INH
dan Etambutol.
c) Hepatitis
Adalah infeksi virus yang menyerang fungsi hati. Virus
hepatitis B (HBV) adalah penyebab paling umum hepatitis
pada ibu hamil, namun virus hepatitis E (HEV) adalah yang
paling dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian ibu.
Hepatitis E akut dapat memberikan gejala tiba-tiba dalam
beberapa hari atau minggu sebelum kematian. Hepatitis
dapat dicegah dengan kewaspadaan, imunisasi, dan sanitasi
yang lebih baik.
3) Diabetes melitus gestasional (DMG)
Diabetes Melitus pada kehamilan atau sering disebut
Diabetes Melitus Gestasional, merupakan penyakit diabetes
yang terjadi pada ibu yang sedang hamil. Gejala utama dari
kelainan ini pada prinsipnya sama dengan gejala utama pada
penyakit diabetes yang lain yaitu sering buang air kecil
(polyuria), selalu merasa haus (polydipsi), dan sering merasa
lapar (polyfagi). Yang membedakan adalah keadaan pasien saat
ini sedang hamil. Sayangnya penemuan kasus-kasus diabetes
gestasional sebagian besar karena kebetulan sebab pasien tidak
akan merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya selain
kehamilan, dan gejala sering kencing dan banyak makan juga
biasa terjadi pada kehamilan normal.
Masalah yang ditemukan pada bayi yang ibunya menderita
diabetes dalam kehamilan adalah kelainan bawaan,
makrosomia (bayi besar > 4 kg), hipoglikemia (kadar gula
darah rendah), hipokalsemia (kadar kalsium dalam tubuh
rendah), hiperbilirubinemia (bilirubun berlebihan dalam tubuh),
sindrom gawat napas, dan kematian janin. Faktor maternal
(pada ibu) yang berkaitan dengan peningkatan angka kejadian
makrosomia adalah obesitas, hiperglikemia, usia tua, dan
multiparitas (jumlah kehamilan > 4). Makrosomia memiliki
risiko kematian janin saat dilahirkan karena ketika melahirkan,
bahu janin dapat nyangkut serta dan peningkatan jumlah
operasi caesar. Hipoglikemia pada bayi dapat terjadi beberapa
jam setelah bayi dilahirkan. Hal ini terjadi karena ibu
mengalami hiperglikemia (kadar gula darah berlebihan) yang
menyebabkan bayi menjadi hiperinsulinemia (kadar hormone
insulin dalam tubuh janin berlebihan).
Pengaruh Diabetes Militus Terhadap Kehamilan
a) Pengaruh kehamilan, perrsalinan dan nifas terhadap DM.
1) Kehamilan dapat menyebabkan status pre diabetik
menjadi manifes (diabetic).
2) DM akan menjadi lebih berat karena kehamilan.
b) Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan diantaranya:
1) abortus dan partus premature.
2) Hidronion.
3) Pre-eklamsi.
4) Kesalahan letak jantung.
5) Insufisiensi plasenta.
c) Pengaruh penyakit terhadap persalinan
1) Gangguan kontraksi otot rahim partus lama/terlantar.
2) Janin besar sehingga harus dilakukan tindakan operasi.
3) Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi
asfiksia sampai dengan lahir mati.
4) Perdarahan post partum karena gangguan kontraksi otot
rahim.
5) Post partum mudah terjadi infeksi.
6) Bayi mengalami hypoglicemi post partum sehingga
dapat menimbulkan kematian.
d) Pengaruh DM terhadap kala nifas
1) Mudah terjadi infeksi post partum
2) Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi
mudah menyebar
e) Pengaruh DM terhadap bayi
1) Abortus, premature < usia kandungan 36 minggu
2) Bayi besar (makrosomia)
3) Dapat terjadi cacat bawaan, potensial penyakit saraf dan
jiwa
f) Kekurangan gizi
B. Konsep Keperawatan
Pengkajian
1. Data inti komunitas
a. Sejarah / Riwayat Daerah Komunitas
1) Sejarah : awalnya gorontalo kota hanya memiliki 3 kecamatan,
namun sejak 2003 Gorontalo kota telah mengalami dua kali
pemekaran sehingga bertambah menjadi 6 kecamatan.
Akhirnya 2011 diadakan pemekaran kembali sehingga menjadi
9 kecamatan sampai saat ini. Dan dembe 1 berada di
kecamatan kota barat.
2) Luas Wilyah : 77 Ha
3) Batas wilayah: Barat: Desa iluta
Timur: Kel. lekobalo
Utara: Danau limboto
Selatan: Desa kayu bulan
b. Demografi
1) Jumlah ibu hamil secara keseluruhan menurut kader
kelompok kerja kesehatan ibu/anak di RW 3 kelurahan Dembe
1. Jumlah ibu hamil adalah 10 orang terdiri dari
a) 2 ibu hamil trismester ke-1
b) ibu hamil trismester ke-2
c) ibu hamil trismester ke-3
c. Status perkawinan
100% dari 10 hamil adalah menikah dengan sah
1) Kelompok etnis
Semua ibu hamil berasal dari suku gorontalo.
2) Nilai, kepercayaan, dan agama
Agama yang dianut oleh 10 orang ibu hamil adalah islam.
Berdasarkan hasil surveyi diketahui fasilitas ibadah yang
tersedia adalah musholla yang teletak di RW 3. Dimana ibu –
ibu sebagian besar mengikuti acara yang diadakan.
Sedangkan dari hasil wawancara didapatkan memang masi
banyak yang percaya dengan mitos yang turun temurun seperti
Ibu hamil tidak boleh makan daging kambing karena akan
membahayakan janin, Ibu hamil tidak boleh keluar rumah
tanpa penutup kepala karena akan membahayakan janin, dll
d. Stasus kesehatan
1) Penyakit 6 Bulan terakhir
Satu ibu hamil menyatakan pernah mengalami keguguran 6
bulan yang lalu dikarenakan terlalu capek dan stress.
2) Keadaan Ibu Hamil
a) 5 ibu hamil tidak mengetahui tentang kebutuhan gizi pada
ibu hamil
b) 1 ibu hamil mengatakan mengalami anemia dikarenakan
ibu sering pusing dan jarang mengkonsumsi sayur-sayuran.
c) Rencana penolong : 10 ibu hamil akan dibantu tenaga
medis dan 9 ibu hamil telah diberikan imunisasi TT, 1
belum diimunisasi.
2. Data subsistem
Delapan subsistem yang dikaji adalah sebagai berikut :
a. Lingkungan fisik
Tipe rumah mayoritas permanen, status kepemilikan 100%
kepemilikan sendiri. Bentuk rumah berbeda beda. Namun
mayoritas lantai tegel, ada jendela, dan jarak antar rumah saling
berdekatan. Sumber air bersih PDAM, sumber air minum air
mineral isi ulang. Keadaan ventilasi pada beberapa rumah terdapat
lebih dari 3 sampai 4 jendela pada setiap rumah.
b. Pelayanan kesehatan sosial
Diketahui pernah ada kegiatan khusus untuk ibu-ibu hamil, yaitu
pemeriksaan gratis dan dilanjutkan olahraga ringan, namun
tampaknya hal ini belum ada respon yang positif dari masyarakat
karena sebagian besar ibu-ibu mempunyai kesibukkan.
Untuk mendapatkan pelayanan ANC dapat dilaksanakan di
Posyandu, Puskesmas, Rumah sakit maupun di klinik dokter
praktek swasta atau di bidan. Pelayanan ANC ibu hamil dapat
dibantu oleh tenaga kesehatan seperti dokter spesialis ginekologi,
dokter, perawat dan bidan.
c. Ekonomi
Diketahui dari 3 ibu hamil tidak bekerja atau Ibu Rumah Tangga.
2 ibu hamil bekerja sebagai pedagang kecil-kecilan didepan rumah
dan 5 lainnya termasuk bekerja di luar rumah.
Ibu hamil sudah memiliki tabungan terkait biaya kelahiran bayi. 3
ibu hamil belum memiliki tabungan namun memiliki asuransi yang
mampu menanggung biaya persalinan sedangkan 3 ibu hamil
mengeluh belum memiliki persiapan mengenai kelahiran bayi.
d. Keamanan dan transportasi
Diketahui ibu hamil tidak ada yang memiliki perilaku
membahayakan kehamilannya, seperti merokok, minum-minuman
keras.
Transportasi yang digunakan ibu hamil mayoritas sepeda motor = 7
ibu hamil, 1 ibu hamil menggunakan mobil dan 2 lainnya berjalan
kaki
e. Pemerintahan dan politik
Kebijakan pemerintah di kelurahan dembe 1 belum mendukung
pelayanan kesehatan yang ada. Terbukti dengan belum adanya
sosialisasi maupun penyuluhan yang dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat khususnya Ibu hamil tentang pentingnya
kesehatan
Tidak ada ibu hamil yang menjadi kader kelompok kerja kesehatan
di RW 3. Mayoritas ibu hamil juga jarang datang dalam kegiatan
Posyandu karena mayoritas ibu hamil adalah bekerja .
f. Komunikasi
Di kelurahan dembe 1 RW 3 masih menggunakan sarana
komunikasi dua arah atau komunikasi secara langsung. Tetapi juga
sudah ada yang menggunakan alat komunikasi yang lebih canggih
yaitu HP. Ibu hamil disana belum memperoleh informasi tentang
pentingnya nutrisi saat hamil melalui media cetak, seperti koran,
leaflet, dll.
3 ibu hamil yang bekerja di luar rumah kurang mengetahui tentang
persalinan, Mayoritas ibu hamil menganggap kehamilannya adalah
hal biasa sehingga tak perlu mendapat perhatian khusus.
g. Pendidikan
Delapan ibu hamil lulusan SMA
Dua ibu hamil lulusan PT
Sarana pendidikan yang ada di RW 3 Kelurahan Dembe 1 :
SD = 1 sekolah
SMP = 1 sekolah
SMA = -
h. Rekreasi
Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan oleh ibu hamil adalah
pasar di sekitar wilayah tersebut, dan sering juga menggunakan
area depan rumah untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Tidak ada
tempat rekresai khusus di wilayah RW 3
3. Analisa data

ANALISA DATA PENYEBAB MASALAH


KEPERAWATAN
Hasil Wawancara :

1. Beberapa Ibu Kurangnya nutrisi Resiko nutrisi ibu hamil


hamil mengatakan pada Ibu hamil kurang dari kebutuhan
bahwa umumnya tubuh berhubungan
mereka makan apa dengan kurangnya
adanya tanpa pengetahuan tentang
memperhatikan pentingnya nutrisi pada
kandungan gizi Ibu hamil
yang ada di dalam
makanan dan
beeberapa Ibu
hamil tidak tahu
pentingnya
makanan bergizi
saat hamil

Anemia pada ibu hamil


2. Satu ibu hamil
Ibu hamil dengan berhubungan dengan
mengatakan sering
anemia ketidakmampuan dalam
pusing dan jarang
mengenal masalah
mengkonsumsi
kebutuhan untuk ibu
sayur-sayuran.
hamil.

Mayoritas ibu hamil


Kurangnya respon
3. ibu hamil yang tidak mengikuti kegiatan
positif pada ibu hamil
tidak mengikuti tentang kegiatan posyandu berhubungan
kegiatan posyandu posyandu dengan kurangnya
respon positif pada ibu
hamil tentang kegiatan
posyandu

Kurangnya ekonomi Sebagian ibu hamil


4. tiga ibu hamil
belum memiliki
mengeluh belum
persiapan mengenai
memiliki persiapan
kelahiran bayi
mengenai
berhubungan dengan
kelahiran bayi
kurangnya ekonomi

4. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko nutrisi ibu hamil kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya nutrisi pada Ibu
hamil
b. Anemia pada ibu hamil berhubungan dengan ketidakmampuan
dalam mengenal masalah kebutuhan untuk ibu hamil.
c. Mayoritas ibu hamil tidak mengikuti kegiatan posyandu
berhubungan dengan kurangnya respon positif pada ibu hamil
tentang kegiatan posyandu
d. Sebagian ibu hamil belum memiliki persiapan mengenai kelahiran
bayi berhubungan dengan kurangnya ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI. 2015. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun


2015-2019. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Info Datin: Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. 2014.
Pedoman Pelayanan Antenatal terpadu oleh Kementrian Kesehatan. Kementrian
Kesehatan RI.
http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/678. Hasil Riskesdas 2013 Terkait
Kesehatan Ibu (Diakses 30 September 2015 pukul 19.30 WIB).

Anda mungkin juga menyukai