Anda di halaman 1dari 17

*HAFIDZ TERSADARKAN DIRI

Ummi Hafidz dan Abi Hafidz tak kuasa menahan air mata,
bagaimana tidak ? Seorang anak yang diasuh sejak kecil yang
sangat dekat dengan Al – Qur’an itulah kenapa Kedua
Orangtuanya menamakan dirinya dengan nama Hafidz, dengan
tujuan agar anak ini kelak menjadi seorang Hafidz Qur’an.
Namun, sudah terlihat bahwa apa yang keduanya inginkan
lambat laun Allah kabulkan sebagaimana Allah Berfirman :

“Artinya : Berdo’alah kepadaKu, niscaya akan


Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang
yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan
masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.
[Ghafir : 60].

Keduanya semakin yakin akan Firman Allah ayat 60 dari surat


Ghofir, bahkan ada kata yang penuh hikmah yaitu

Imam Hafizh Ibnu Hajar menuturkan bahwa Syaikh


Taqiyuddin Subki berkata : Yang dimaksud doa dalam
ayat di atas adalah doa yang bersifat permohonan, dan
ayat berikutnya ‘an ‘ibaadatiy menunjukkan bahwa
berdoa lebih khusus daripada beribadah, artinya
barangsiapa sombong tidak mau beribadah, maka pasti
sombong tidak mau berdoa.
Dengan demikian ancaman ditujukan kepada orang yang
meninggalkan doa karena sombong dan barangsiapa
melakukan perbuatan itu, maka dia telah kafir. Adapun
orang yang tidak berdoa karena sesuatu alasan, maka
tidak terkena ancaman tersebut. Walaupun demikian
memperbanyak doa tetap lebih baik daripada
meninggalkannya sebab dalil-dalil yang menganjurkan
berdoa cukup banyak. [Fathul Bari 11/98].

Hafidz terhenti membaca ayat itu sambil tersedu-sedu, namun


ayat mulia itu dilanjutkan oleh adiknya Aisyah

Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya,


jika kamu berpaling sesungguhnya kewajiban Rasul
Kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan
terang.

(Dialah) Allah tidak ada Tuhan selain Dia. Dan hendaklah


orang-orang mukmin bertawakkal kepada Allah saja.

Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-


isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh
bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan
jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta
mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Suasana semakin tak dapat dikendalikan Ummi Hafidz
memeluk Hafidz bagai seorang Ibu yang tak pernah bertemu
dengan anaknya, karena Ummi Hafidz sangat mengetahui
Hafidz bagaimana, Tidaklah ia lewati satu hari melainkan ia
akan lantunkan Ayat-Ayat Mulia itu dalam Muroja’ahnya.

Senyum seorang Ummi Hafidzpun terlihat menyejukan Abi


Hafidz hanya dapat melihat dari kejauhan begitu bahagianya
Istrinya itu melihat kedua anaknya sangat pandai membaca dan
menghafal Qur’an. Tidak ada sesuatu yang dikhayalkan Abi
Hafidz melainkan semoga ia termasuk orang yang diberikan
mahkota dihadapan manusia Karena sebab anaknya,
sebagaimana

Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda,
Siapa yang menghafal al-Quran, mengkajinya dan
mengamalkannya, maka Allah akan memberikan
mahkota bagi kedua orang tuanya dari cahaya
yang terangnya seperti matahari. Dan kedua
orang tuanya akan diberi dua pakaian yang tidak
bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orang
tuanya bertanya, “Mengapa saya sampai diberi
pakaian semacam ini?” Lalu disampaikan
kepadanya, “Disebabkan anakmu telah
mengamalkan al-Quran.”
(HR. Hakim 1/756 dan dihasankan al-Abani).
Hafidz :”Ummi Kenapa menangis? Hafidz baik-baik saja kok,
Buktinya Allah selamatkan hafidz, bukankah Ummi selalu
mengajarkan hal itu kepada hafidz?” *Meyakinkan Umminya
Taklama kemudian terketuklah pintu kamar hafidz, ternyata
terdengar suara seorang lelaki yang sangat dikenal yaitu
temannya Abdurrahman,
Abdurrahman :“Assalamu’alaikum Warohmatullah
Wabarokatuh.” *Mengetuk pintu
Abi Hafidz : ”Wa’alaikumussalam Warohmatullah
Wabarokatuh, Abdurrahman yah ?”
Abdurrahman : ”Iyah Benar, Bi ini Abdurrahman”
*Menjawabnya
Abi Hafidz pun membukakan pintu yang berwarna putih,
sesaat berhadapan Abi Hafidz dengan Abdurrahman, kemudian
Abdurrahman pun bersalaman kepada Abi Hafidz, seorang
Abdurrahman teman Hafidz tak dapat menahan air matanya
Karena selama ini Hafidz selalu Bersama oleh temanya yang
satu ini, namun ketika Hafidz sakit maka dia tak dapat
menemaninya dalam hal melaksanakan Sholat Bersama dan
kajian Bersama.
Abdurrahman tampak bersalaman tanpa menyentuh Adik
Hafidz bernama Aisyah dan Ummi Hafidz, lalu tak dapat
ditahan iapun meluk temannya, tak dapat di bayangkan benak
ini ketika seorang teman dan ia berteman Karena Allah maka
Allah akan timbulkan rasa kecintaan, sebagaimana ketika kita
bersamanya akan terlihat tentram dan kita akan mudah
mengingat Allah jika berteman denganya.
Abdurrahman : ”Akhi, Antum baik baik saja ?” *Terlihat
sangat khawatir
Hafidz : ”Saya sangat baik sekali, Tadi subuh gimana Masih
tidur ketika menunggu waktu Syuruq ?” *Meledeknya
Abdurrahman : ”Weit, udah engga dong, Ya Akhi antum cepat
sembuh Syafakallahu ‘Ajilan supaya bisa kajian bareng lagi
nih…”
Hafidz : ”Nih anak tenang ajah bro, bentar lagi sembuh,
dinikmatin ajah sakit ini bro kan kata ust kholid basalamah
‘Sabar dan sabar menghadapi penyakit sebab disaat
sakitlah Allah menghitung kesabaran seseorang dengan itu
Allah akan angkat derajatnya dan Allah akan ampuni serta
beri pahala bagi dia’
Masih Ingat gak ?”

Abdurrahman : ”Bentar dah, gak inget masa ?” -.-

Comment Penulis :
ByTheWay, ini Abdurrahman bener bener menghabisan
kesabaran banget yak para pembaca, sifatnya Abdurrahman
memang Humoris tapi tidak seperti Humoris yang melanggar
perintah Rosulullah dengan berbohong.

Suasana pun berubah yang awalnya tidak dapat dikendalikan


kini dengan kedatangan temannya maka terlihat suasana begitu
penuh candaan dan Hafidz pun tak dapat menahan ketawanya
akibat ulah sang temanya yaitu Abdurrahman
Suara Azan pun terdengar dari sebuah lubang kecil (speaker)
disetiap ruang ruang rawat. Segera Abi Hafidz dan
Abdurrahman bertanya-tanya dimanakah masjid terdekat.
Aisyah pun keluar dan berinisiatif menanyakan sang satpam
yang sedang berjaga, ternyata masjid nya tidak jauh dari
ruangan Hafidz hanya menaiki satu lantai saja, tepatnya
dilantai 4 sedangkan ruang rawat Hafidz adalah lantai 3.

Lalu kembali lagilah Aisyah untuk memberitahukan bahwa


masjid Rumah Sakit ini tidak jauh dari ruang rawat hafidz,
Lalu bersegera Abi Hafidz dan Abdurrahman menuju kesana
namun Hafidz meminta izin agar ikut Bersama menunaikan
sholat Ashar nya Berjama’ah padahal saat itu kondisi Hafidz
belum pulih.

Lihatlah para pembaca bagaimana seorang anak ketika


sudah mengenal Islam dengan benar maka segala
gerak geriknya pasti ada contohnya dari Rosulullah
sebagaimana kisah seorang kakek yang saat itu dia
buta matanya lalu Nabi memberikan uzur kepadanya
dengan syarat jika sang kakek itu mendengar azan
maka Wajib di penuhi, Artinya apa ? Bahwa memang
sholat itu wajib dan harus dilaksanakan Karena dengan
berjama’ah akan Allah angkat derajat seseorang. Dan
masih banyak keutamaan lain

Dengan keras kepala Hafidzpun memberikan alasan kenapa ia


keras kepala untuk ikut berjama’ah, lalu ia mengutarakan
alasanya dengan Hadist Nabi yang mulia mengenai kisah
seorang kakek,
Diriwayatkan dari Abu Huroiroh, seorang lelaki buta
datang kepada Rosululloh dan berkata, “Wahai
Rosululloh, saya tidak memiliki penunjuk jalan yang
dapat mendampingi saya untuk mendatangi masjid.”
Maka ia meminta keringanan kepada Rosululloh untuk
tidak sholat berjama’ah dan agar diperbolehkan sholat di
rumahnya. Kemudian Rosululloh memberikan keringanan
kepadanya. Namun ketika lelaki itu telah beranjak,
Rosululloh memanggilnya lagi dan bertanya, “Apakah
kamu mendengar adzan?”, Ia menjawab, “Ya”,
Rosululloh bersabda, “Penuhilah seruan (adzan)
itu.” (HR. Muslim).

Perhatikanlah, jika untuk orang buta saja yang tidak


memiliki penunjuk jalan itu tidak
ada rukhsoh (keringanan) baginya, maka untuk orang
yang normal lebih tidak ada rukhsoh lagi baginya.”

(Al Mughni karya Ibnu Qudamah).

Ummi Hafidz dan Abi Hafidz pun mengizinkan Karena alasan


anaknya itu, tidak dapat dibayangkan bagaimana kebahagiaan
mereka ketika anaknya sudah mulai faham indahnya Islam.

Ummi Hafidzpun bersiap-siap sholat di Ruangan itu Bersama


Aisyah adik Hafidz,

Hafidz menuju kesana dengan sebuah kursi roda yang


membantunya menuju kemasjid dengan didorong oleh temanya
yaitu Abdurrahman, mereka mulai melewati orang-orang yang
harap dan cemas saudaranya atau keluarganya sedang dirawat
bahkan tak sengaja Abdurrahman mengajak dengan baik
kepada satpam penjaga yang Aisyah tanyakan lokasi masjid
itu, untuk sholat,.. Maka satpam itupun ikut serta sholat dan
mereka ber-empat menuju masjid sambil mengobrolkan
sesuatu.

Ternyata ketika sudah sampai lantai 4 tempat masjid itu sudah


diramaikan oleh orang-orang yang mengingat Allah, mereka
haus akan panggilan Allah yang merdu saat itu lafadz Azan
Hayya’alash Sholah, ternyata lafadz indah ini milik seorang
anak muda yang sepadan dengan Hafidz. Sejenak kemudian
mereka menuju tempat berwudhu. Seusai berwudhu mereka
berdoa sebagaimana yang Rosulullah Ajarkan

Dari Umar bin Khaththab radhiyallahu


‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ‫ أَ ْش َهدُ أَ ْن ََل ِإلَهَ ِإ ََّل هللا‬:‫ضو َء ث ُ َّم يَقُو ُل‬ ُ ‫ضأ ُ فَيُ ْس ِب ُغ ْال َو‬
َّ ‫َما ِم ْن ُك ْم ِم ْن أ َ َح ٍد يَت َ َو‬
‫اب‬ُ ‫ت لَهُ أَب َْو‬ ْ ‫سولُهُ ِإ ََّل فُ ِت َح‬
ُ ‫ع ْبدُ هللاِ َو َر‬ َ ‫يك لَهُ َوأ َ َّن ُم َح َّمدًا‬َ ‫َو ْحدَهُ ََل ش َِر‬
‫ْال َجنَّ ِة الث َّ َما ِنيَةُ يَ ْد ُخ ُل ِم ْن أَ ِي َها شَا َء‬

“Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu dan


menyempurnakan wudhunya, kemudian
mengucapkan, ‘Asyhadu an laa ilaaha illallah wahdahu laa
syariika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa
rasuluhu’ [Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang
berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-
Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusan Allah.] kecuali Allah akan bukakan untuknya delapan
pintu langit yang bisa dia masuki dari pintu mana saja.
Hafidzpun meminta izin agar Abdurrahman panggilkan
pemuda yang azan tadi Karena Hafidz kepo dengan suara
merdu itu. Terlihat Abdurrahman berkenalan dengan Mudzin
muda dan merekapun bersalaman lalu Abdurrahman berbica
dengan menunjuk kearah Hafidz akhirnya merekapun menuju
ke belakang dan Hafidzpun kebelakang .. Lalu keduanya pun
berkenalan sebagai mediator nya adalah Abdurrahman.

Hafidz : “Akhi, Antum namanya siapa ?” *Penasaran

Bilal : ”Nama ana Bilal El-Mubarokfury, Nama anta siapa


akhi?”

Hafidz : ”Nama ana Hafidz, Barakallahu fiyk ya akhi anta


memiliki suara azan yang indah darimana antum belajar?”

Abdurrahman : ”Iyah, darimana anta belajar?, Karena suara


antum terdengar ditiap-tiap ruangan Rumah Sakit ini sehingga
orangpun penasaran dan terhanyut oleh suara merdu itu.”
*Tanyanya

Bilal : ”Alhamdulillah jika Karena suara merdu ini para


jama’ah rumah sakit ini terpikat Karena ana berharap agar
Allah jadikan hal ini saksi dihari kiamat kelak sebagaimana

Tidaklah mendengar suara muadzin bagi jin dan manusia


serta (segala) sesuatu, kecuali memberikan kesaksian
untuknya pada hari Kiamat. [HR Al Bukhari]
Alhamdulillah, ana belajar melagukan dan memperbagus azan
oleh seorang syaikh ketika menjadi santri disebuah pondok
pesantren daerah Tasikmalaya akh, namun dalam hal ini
perintahnya hanya mengkeraskan Azan untuk melagukanya
maka sesuka hati selama itu tidak menganggu dan merasa
bahwa dengan itu dapat menarik orang dalam mendatangi
rumah Allah ini”

Hafidz : ”Akhi, MasyaAllah bolehkah ana minta kontak nomor


hape antum, InsyaaAllah untuk masa yang akan datang ana
akan undang anta ziarah (mengunjungi) rumah ana”

Bilal : ”Tafadhol akhi, nomor ana +628 - 9697 -xxxx”

Hafidz :”Alhamdulillah Jazakallahu khoir akh, barakallahu fiyk


(Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan dan semoga
Allah memberkahimu)”

Abdurrahman : ”Wah, kayaknya kita dapat teman baru deh


insyaaAllah, oh iya apakah anta disini menjadi Muadzin tetap
?”

Bilal : “Na’am insyaaAllah ana di amanati menjadi Muadzin


tetap setiap hari sabtu dan minggu saja, untuk hari biasa ana
masih sekolah akhi disebuah sekolah negri”

Abi Hafidz menyela pembicaraan mereka serta sekalian


berkenalan dengan Muadzin muda itu. Lalu Abi Hafidz memuji
suaranya dan berpamitanlah mereka, Karena memang sudah
ditunggu sama Ummi Hafidz dan Aisyah diruang rawat.
Merekapun saling bersalaman Karena sahabat baru yang
bertemu disebuah masjid rumah sakit itu adalah pertemuan
yang indah. Hafidzpun dalam benaknya berharap agar dengan
pertemuan ini Allah mudahkan Hafidz semakin istiqomah
dalam mengamalkan sunnah dan Bersama menuju Keta’atan.

Abi Hafidz mengetuk pintu kamar ruang rawat dengan


mengucapkan salam, lalu segeralah dibukan pintu itu oleh
Ummi Hafidz, keduanya membantu mendorong dengan
perlahan Hafidz yang kondisinya belum fit.

Perawat pun tiba bersamaan Dokter yang merawat secara rutin


dan mengetuk serta mengucapkan salam sebagaimana ketika
Abi Hafidz datang. Dan Dokter dengan senyumanya memohon
agar Hafidz di periksa dan beberapa saat kemudian. Dokter
memberitahu kondisi Hafidz yang sudah Fit dengan kondisi
yang mengagetkan lalu Dokter justru bertanya kepada Hafidz
perihal hal ini dan apa yang ia lakukan tadi selama sakitnya.
Hafidzpun menjawab bahwa ia tidak luput dari Lantunan Al
Qur’an serta mengerjakan sholat berjama’ah. Dokter pun
mengatakan

Anda mungkin juga menyukai