Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam beberapa tahun terakhir, isu pemanasan global semakin sering
dibicarakan baik dalam skala kecil sampai tingkat internasional. Makalah ini akan
membahas gambaran umum pemanasan global, aktivitas manusia dan peranannya
dalam pemanasan global beserta akibat dari pemanasan global itu sendiri. Secara
umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatkan suhu permukaan
bumi oleh gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu lokal berubah-
ubah secara alami, dalam kurun waktu 50 tahun terakhir suhu global cenderung
meningkat lebih cepat dibandingkan data yang terrekam sebelumnya. Dan sepuluh
tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990. Isu pemanasan global begitu
berkembang akhir-akhir ini. Pemeran utamanya tentu saja manusia dengan
berbagai aktivitasnya.
Pemanasan global telah menyebabkan perubahan iklim yang signifikan,
seperti yang terjadi di negara kita, efek dari pemanasan ini telah menyebabkan
perubahan iklim yang ekstrim. Di beberapa daerah sering terjadi hujan lebat yang
mengakibatkan banjir bandang dan longsor, munculnya angin puting beliung,
bahkan kekeringan yang mengancam jiwa manusia. Makalah ini akan membahas
Definisi Pengertian Pemanasan Global, Dampak dari Pemanasan Global, Akibat
dari Pemanasan Global, Cara mencengah Pemanasan Global,Mengukur
pemanasan global dan Bencana Besar Yang di akibatkan oleh adanya Pemanasan
Global
Seperti yang telah kita ketahui segala sumber energi yang terdapat di Bumi
berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi
gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai
permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan
Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan
kembali sisanya sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun, sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat
menumpuknya jumlah gas rumah kaca yang menjadi perangkap gelombang

1
radiasi ini.Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang
yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di
permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu
rata-rata bumi terus meningkat.
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun rumusan masalah ialah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pemanasan global (global warning)?
2. Apa saja Faktor penyebab masalah global warming ?
3. Apa saja dampak pada kesehatan ?
4. Apa dampak pemanasan global bagi kehidupan di muka bumi?
5. Bagaimana cara mengatasi pemanasan global?

1.3 Tujuan Makalah


Makalah ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui pengertian dari pemanasan Global Warning
2. Untuk mengetahui faktor penyebab masalah global warming
3. Untuk mengetahui dampak pada kesehatan
4. Untuk mengetahui dampak pemanasan global bagi kehidupan di muka
bumi
5. Untuk mengetahui cara mengatasi pemanasan global

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pamanasan Global


Pemanasan glabal(global warning) merupakan suatu istilah yang digunakan
untuk menunjukkan naiknya ataupun meningkatnya suhu diseluruh permukaan
bumi. Pemanasan global ini terjadi sangat cepat yang disebabkan peningkatan
efek rumah kaca (green house effect) dan gas rumah kaca (GRK)(Binari,2014).
Efek rumah kaca itu dapat diterangkan sebagai berikut .Energi matahari yang
masuk ke bumi mengalami 25% dipantulkan oleh oleh awan atau partikel lain
oleh atmosfir , 25% diserap awan , 45% diadsorpsi permukaan bumi 5%
dipantulkan kembali oleh permukaan bumi .
Energy yang diadsorpsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah
oleh awan dan permukaan bumi . Namun sebagian besar inframerah yang
dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas rumah kaca lainnya,
untuk dikembalikan kepermukaan bumi .
Selain gas CO2 yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur
dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta
beberapa senyawa organic seperti gas metana (CH4) dan kholoro fluoro
karbon(CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan
efek rumah kaca dan disebut gas rumah kaca. Konstribusi dari gas-gas itu pada
efek rumah kaca dan sumber energy global dapat diperhatiakan pada tabel
dibawah ini .
1.1 Konstribusi gas-gas pada efek rumah kaca dan sumber emisi global
Gas Konstribusi pada efek rumah Sumber emisi %
kaca global
CO2 45-50% Batu bara 29
Minyak bumi 29
Gas alam 11
Penggundulan 20
hutan 10

3
Lainnya

CH4 10-20%
Berdasarkan tabel diatas , jelaslah bagi kita bahwa gas utama yang
berkonstribusi untuk peningkatan suhu permukaan bumi lewat apa yang disebut
global warning adalah gas CO2, oleh karena itu setiap aktivitas yang bermuara
kepada penigkatan pelepasan gas CO2 ke atmosfir berarti telah berkonstribusi
dalam peningktan suhu permukaan bumi.
Peningkatan suhu permukaan bumi lewat peningkatan gas rumah kaca
tersebut menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang cepat. Hal ini tentu dapat
mengakibatkan terganggunya hutan daan ekosistem lainnya. Pemansan global ini
akan mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es didaerah kutub yang dapat
menimbulkan naiknya permukaan air laut yang dapat mengancam pemukiman
pinggir pantai . Naiknya permukaan laut juga membawa implikasi lain seperti
erosi wilayah pesisir , kerusakan hutan bakau dan terumbu karang , naiknya
salinitas diwilayah estuaria , dan wilayah pesisir lainnya, perubahan lokasi
sedimentasi , berkurangnya intensitas cahaya didasar laut serta naiknya tinggi
gelombang . Akibat perubahan iklim global, keseimbangan biologis dilaut akan
mengalami perubahan yang dapat meningkatkan jumlah ganggang dilautan .
Beberapa jenis ganggang ini diketahui mengeluarkan racun yang membahayakaan
kehidupan laut dan dapat meracuni manusia yang memakan ikan dan hasil laut
lainnya .
Jadi perubahan iklim akibat pemanasan global bukan saja berdampak
negative terhadap ekosistem , melainkan juga langsung mempengaruhui sosial
ekonomi dan kesehatan masyarakat .

4
2.2. Faktor penyebab masalah Global Warming (Pemanasan
Global)
Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pemanasan global
atau yang lebih dikenal global warming.
1. Efek Rumah kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian
besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya
tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi
panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian
panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi
infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap
terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca
antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi
perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan
kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut
akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga
mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat(philip,2004).
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan
semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas
yang terperangkap di bawahnya.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada
di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu
rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F)
dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C
sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya,
apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan
pemanasan global.Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

5
2. Efek umpan balik
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat
ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah
ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila
dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra
merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-
nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-
detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit
direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila
dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim
(sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan
Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada
peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif
(menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan
Pandangan IPCC ke Empat. Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya
kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global
meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus
meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di
bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan
memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya
akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan
dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang
berkelanjutan.Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

6
3. Bocornya lapisan ozon
Sebelum energi matahari mencapai bumi,energi tersebut akan difilter terlebih
dahulu oleh lapisan ozon yang ada di atmosfer.Tetapi hasil penelitian
menunjukkan telah terjadinya penipisan lapisan ozon.Sudah bisa ditebak apa
akibat yang terjadi jika lapisan ozon ini rusak,atau bahkan bolong.
Salah satu penyebab penipisan ozon ini adalah meningkatnya pemakaian
Chloro Flouro Carbon (CFC).CFC dipakai dalam kehidupan sehari-hari pada
lemari es,air conditioner,bahan pendorong pada penyembur,pembuat buih,dan
sebagai bahan pelarut.Dapat kita lihat pada gambar:

4. Pelepasan Gas Metan / CH4


Hasil penelitian yang dilakukan baru baru ini di daerah Siberia , Arktik
menunjukan berjuta-juta ton gas rumah kaca metan dilepaskan. Daratan beku itu
mulai mencair dan karbon yang terkurung di dalamnya mulai bocor keluar dalam

7
bentuk karbon dioksida dan metana, gas rumah kaca yang mudah terbakar dan 72
kali lebih kuat daripada CO2. Adapun konsentrasi gas metan di beberapa tempat
mencapai hingga 100 kali diatas normal. Pelepasan gas metan setelahnya
mencapai 0.5 megaton per tahun. Kemungkinan kenaikan gas metan di planet di
pengaruhi oleh oleh dua faktor yakni pelepasan gas metan dari dasar laut dan
terlepasnya gas metan dari tanah beku yang mencair.Dapat kita lihat pada gambar

5. Variasi Matahari
Variasi matahri adalah pengaruh penyinaran matahari pada suatu tempat
berbeda dengan tempat yang lain.Ada beberapa penelitian menunjukkan bahwa
kontribusi matahri dalam pemanasan global mungkin telah diabaikan.Dua
ilmuwan dari Duke University mengemukakan bahwa matahari telah
berkontribusi sekitar 45-50% terhadap rata rata suhu bumi dalam rentang periode
tahun 1900 – 2000 , dan 25 – 35% rentang tahun 1980 – 2000.
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan
kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi
dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan
akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan
memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer.
Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960,
yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama
pemanasan saat ini. Lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar :

8
6. Penebangan Hutan
Dengan adanya pembabatan hutan di dunia yang tiap tahun mencapai 30
juta hektar, jelas turut meperparah keadaan .Hutan yang selama ini menjadi
pelindung bagi berbagai jenis satwa dari ancaman pemanasan global seharusnya
dapat membantu mengurangi pemanasan global .Tapi , dalam kenyataan di
lapangan masalah tersebut sangat akut.Yakni hutan amazon, yang hamper 70%
wilayahnya habis dibabati oleh manusia dalam rangka produksi hasil
daging.Sedangkan di Indonesia itu sendiri, masalah pembabatan hutan tersebut
disebabkan karena pembukaan lahan baru yang bertujuan membuka perkebunan,
keinginan memperoleh penghasilan dari penjualan kayu atau hasil hutan yang jika
dilakukan secara legal memerlukan baiya yang sangat tinggi.Hal tersebut
dipengaruhi karena tingkat kesadaran masyarakat terhadap lingkungan yang masih
sangat rendah.Dapat kita lihat pada gambar sebagai berikut :

9
7. Gas Metana dari peternakan
Dari hasil penelitian di sebutkan bahwa total emisi gas rumah kaca negara
Argentina 30% nya berasal dari hewan . Para peneliti menemukan bahwa sumber
gas metan terbesar berasal dari sapi dan domba yang sengaja diternakan untuk
diambil wol. Pada suatu perhitungan ditemukan bahwa metan memiliki kekuatan
72 kali lebih besar daripada CO2 selama lebih dari 20 tahun. Kenyatan ini sangat
mengejutkan, karena pada dasarnya, jumlah ini melebihi dari pembangkit listrik
tenaga batu bara. Terlebih lagi sapi sapi tersebut melepaskan 800 hingga 1000
liter gas setiap hari. Dapat kita lihat pada gambar :

10
8. Gas metana dari pertanian
Gas metana menempati urutan kedua setelah karbondioksida yang menjadi
penyebab terdinya efek rumah kaca. Gas metana dapat bersal dari bahan organik
yang dipecah oleh bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen, misalnya
dipersawahan.

9. Alih Fungsi Lahan dan Pembabatan Hutan


Sumber lain CO2 berasal dari alih fungsi lahan di mana ia bertanggung jawab
sebesar 17.4%. Pohon dan tanaman menyerap karbon selagi mereka hidup. Ketika
pohon atau tanaman membusuk atau dibakar, sebagian besar karbon yang mereka
simpan dilepaskan kembali ke atmosfer. Pembabatan hutan juga melepaskan
karbon yang tersimpan di dalam tanah. Bila hutan itu tidak segera direboisasi,
tanah itu kemudian akan menyerap jauh lebih sedikit CO2.

10. Transportasi
Sumbangan seluruh sektor transportasi terhadap emisi gas rumah kaca
mencapai 13,1%. Sektor transportasi dapat dibagi menjadi transportasi darat, laut,
udara, dan kereta api. Dari total sumbangan 13,1% itu, sumbangan terbesar
berasal dari transportasi darat (79,5%), disusul kemudian oleh transportasi udara
(13%), transportasi laut (7%), dan terakhir kereta api (0,5%).

11
11. Kerusakan hutan
Keberadaan hutan sebagai paru-paru dunia memiliki peran yang sangat penting
dalam mencegah pemanasan global. Hutan yang lebat dan subur bisa mengubah
karbondoksida menjadi O2 yang merupakan bagian penting dari hidupnya suatu
mahluk. Jadi tumbuhan memang sangat diperlukan. Tetapi dalam kondisi
sekarang ini, sebagian besar hutan di dunia telah rusak dan telah digantikan oleh
kota-kota dengan gedung yang megah.

12. Polusi Karbondioksida dari pembangkit listrik bahan bakar fosil


Ketergantungan kita yang semakin meningkat pada listrik dari pembangkit
listrik bahan bakar fosil membuat semakin meningkatnya pelepasan gas
karbondioksida sisa pembakaran ke atmosfer. Sekitar 40% dari polusi
karbondioksida dunia, berasal dari produksi listrik Amerika Serikat. Kebutuhan
ini akan terus meningkat setiap harinya. Sepertinya, usaha penggunaan energi
alternatif selain fosil harus segera dilaksanakan. Tetapi, masih banyak dari kita
yang enggan untuk melakukan ini.

13. Polusi Karbondioksida dari pembakaran bensin untuk transportasi


Sumber polusi karbondioksida lainnya berasal dari mesin kendaraan bermotor.
Apalagi, keadaan semakin diperparah oleh adanya fakta bahwa permintaan
kendaraan bermotor setiap tahunnya terus meningkat seiring dengan populasi
manusia yang juga tumbuh sangat pesat. Sayangnya, semua peningkataan ini tidak
diimbangi dengan usaha untuk mengurangi dampak.

14. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan


Pada kurun waktu paruh terakhir abad ke-20, penggunaan pupuk kimia dunia
untuk pertanian meningkat pesat. Kebanyakan pupuk kimia ini berbahan
nitrogenoksida yang 300 kali lebih kuat dari karbondioksida sebagai perangkap
panas, sehingga ikut memanaskan bumi. Akibat lainnya adalah pupuk kimia yang
meresap masuk ke dalam tanah dapat mencemari sumber-sumber air minum kita.

12
2.3. Dampak kesehatan akibat Global Warming(Pemanasan
Global)

Pemanasan global selain berakibat buruk bagi kehidupan dan


keseimbangan ekosistem, juga berdampak serius bagi kesehatan umat manusia.
Beberapadampak serius pemanasan global bagi kesehatan manusia, misalnya
adalah :
Pertama, Penyakit infeksi
Perubahan iklim berdampak pada munculnya beberapa jenis penyakit infeksi
baru seperti ebola, flu burung, dan beberapa penyakit hewan yang dapat menular
kepada manusia. Penyakit yang paling rentan terjadi di Indonesia adalah penyakit
degeneratif dan penyakit menular. Hal ini dapat dengan cepat berkembang pada
masyarakat yang kondisi gizi kurang baik dan kondisi kesehatan lingkungan yang
kurang memadai(Zainal,1989).
Kedua, Penyakit saluran pernapasan
World Health Organization menyebutkan akibat lain pemanasan global
adalah penyakit saluran pernapasan. Bettina Menne, anggota WHO divisi Eropa
mengatakan, “Gelombang panas menyebabkan jumlah materi dan debu di udara
meningkat,” Suhu udara yang semakin hangat juga membawa penyakit alergi.
Selain itu, banyaknya jumlah kebakaran hutan baik disengaja ataupun karena
panasnya cuaca memperburuk ancaman penyakit saluran pernapasan ini.
Ketiga, Penyebaran penyakit DBD dan malaria
Pemanasan global berdampak pada semakin singkatnya siklus perkawinan
dan pertumbuhan nyamuk dari telur menjadi larva dan nyamuk dewasa.
Akibatnya, jumlah populasi nyamuk berkembang sangat cepat. Ini terutama terjadi
di kawasan Afrika dan Asia. Dua penyakit serius akibat gigitan nyamuk adalah
penyakit malaria dan demam berdarah dengue (DBD). Kedua penyakit ini sangat
sensitif terhadap perubahan iklim. Kita sudah merasakannya langsung ganasnya
kedua penyakit tersebut, yakni tingginya angka korban penderita demam berdarah
dan malaria dibeberapa daerah.
Beberapa penyakit yang diperantarai oleh nyamuk sebagai vektor biasanya
peka terhadap perubahan cuaca.

13
Perubahan iklim yang terkait dengan faktor cuaca, curah hujan, suhu dan
kelembaban dapatmempengaruhi dinamika biologi dan populasi dari vektor
berupa nyamuk yang sebagian siklus hidupnya berhabitat di dalam air. Suhu yang
sangat ekstrim akanmengurangi populasi nyamuk, misalnya
 larva Culex annulirostris akan mati pada suhu di bawah 10 oC dan di atas
40 oC .
Tetapi pada suhu yang meningkat sampai batas tertentu dapat mengurangi
waktu yang diperlukan untuk pengembangan larva, sehingga akan lebih
banyakgenerasi nyamuk yang dihasilkan pada satuan waktu yang sama. Dalam hal
iniCulex annulirostris umumnya memerlukan waktu 12 –13 hari dari periode telur
sampai dengan dewasa pada suhu 25 oC, tetapi pada suhu 30 oC hanya
memerlukan waktu 9 hari dari telur sampai dengan dewasa.
Keempat, Penyakit akibat penipisan lapisan Ozone
Dampak pemanasan global bagi kesehatan juga terjadi karena pengaruh
penipisan ozone seperti meningkatnya intensitas sinar ultra violet. Intensitas sinar
UV yang mencapai permukaan bumi menyebabkan gangguan terhadap kesehatan,
seperti kanker kulit, katarak, penurunan daya tahan tubuh, pertumbuhan mutasi
genetik, dan memperburuk penyakit-penyakit umum asma dan alergi
Kelima, Penyakit yang berhubungan dengan panas
Lebih jauh global warming juga bisa berakibat terjangkitnya penyakit yang
berkaitan dengan panas (heat stroke), terutama pada lansia dan anak-anak. Suhu
yang panas juga bisa menyebabkan kegagalan sektor pertanian, sehingga akan
muncul kelaparan dan malnutrisi.
Selanjutnya perubahan iklim dan naiknya permukaan air laut dapat
menyebabkan berbagai bencana alam seperti banjir, badai topan dan kebakaran.
Dan bencana alam hampir selalu disertai dengan migrasi penduduk ke kantong-
kantong pengungsian. Di tempat pengungsian ini sering muncul penyakit, seperti :
diare, gatal-gatal dan penyakit kulit lain, kurang gizi, defisiensi mikronutrien,
trauma psikologis, dan lain-lain.

14
2.4. Dampak Pemanasan Global Warming bagi Kehidupan
Para ilmuan telah memprediksi dampak yang ditimbulkan dari pemanasan
global bagi bumi dan kehidupan. Pemanasan global diperkirakan akan
mempengaruhi kestabilan cuaca, produksi hasil pertanian, berkurangnya populasi
satwa dan tumbuhan, hingga naiknya permukaan air laut. Meningkatnya suhu
Global menyebabkan penguapan air terjadi secara cepat. Akibat penguapan yang
cepat ini, bagian bumi yang satu akan mengalami kekeringan. Bagian bumi yang
lain akan mengalami hujan dengan intensitas tinggi. Hal tersebut berpengaruh
terhadap kestabilan cuaca.
Dampak lain dari pemanasan Global adalah naiknya permukaan air laut.
Meningkatnya suhu di atmosfer menyebabkan volume lapisan permukaan laut ikut
membesar. Hal ini memicu naiknya tinggi air laut. Selain itu, meningkatnya suhu
global juga menyebabkan gletser di kutub utara mencair. Mencairnya gletser turut
berpengaruh terhadap meningkatnya volume air di laut. Jika air laut semakin naik,
kehidupan makhluk di bumi tentu akan terancam.
Naiknya suhu bumi juga memicu dampak serius bagi manusia, hewan,
maupun tumbuhan. Hewan dan tumbuhan yang tidak dapat beradaptasi terhadap
peningkatan suhu di muka bumi akan punah. Akibat punahnya berbagai spesies
binatang dan varietas tumbuhan tentunya kehidupan manusia akan semakin
terancam(liana,1998).

2.5. Cara Mengatasi Pemanasan Global


Berbagai dampak yang disebabkan karena pemanasan global sangat
mengancam kehidupan manusia. Oleh sebab itu, manusia harus memiliki
kesadaran untuk mencegah dan mengurangi aktivitas yang dapat memicu
pemanasan global. Contoh aktivitas yang dapat dilakukan untuk mencegah
dampak pemanasan global adalah mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
Bahan bakar fosil menghasilkan gas karbondioksida yang turut memberikan
pengaruh pada proses pemanasan global.
Pencegahan pemanasan global dapat dilakukan dengan menanam pohon.
Pohon-pohon berfotosintesis dengan menyerap karbondioksida yang ada di bumi.
Hal itu dapat mengurangi produki gas-gas rumah kaca pemicu pemanasan global.

15
Selain itu, perjanjian internasional sebenarnya sangat diperlukan untuk mencegah
bahaya pemanasan global. Dengan adanya perjanjian internasional, negara-negara
industri besar akan turut bertanggung jawab terhadap naiknya suhu bumi.
Perjanjian internasional juga berfungsi menciptakan kesadaran negara-negara di
dunia untuk mengurangi aktivitas yang memicu pemanasan global. Pencegahan
ini dapat dilakukan dengan cara mengurangi produksi gas-gas rumah
kaca(Ridad,1998).

16
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Global Warming/Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang
menjadi sorotan utama umat manusia. Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh
perbuatan manusia sendiri dan dampaknya diderita oleh manusia itu juga. Untuk
mengatasi pemanasan global diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir
mustahil untuk diselesaikan saat ini. Pemanasan global memang sulit diatasi,
namun kita bisa mengurangi efeknya. Penanggulangan hal ini adalah kesadaran
kita terhadap kehidupan bumi di masa depan. Apabila kita telah menanamkan
kecintaan terhadap bumi ini maka pmanasan global hanyalah sejarah kelam yang
pernah menimpa bumi ini.

3.2. Saran
Kita hidup di Bumi bersama seluruh mahluk hidup yang tak terhitung
banyaknya. Mari kita menjaga tempat tinggal kita ini dengan menjaga
kelestariannya. Menanam pohon, hemat air, hemat tenaga yang mengandung gas
adalah sedikit upaya untuk terus menjaga kelestarian bumi kita dan melindungi
lapisan Ozon yang mulai merusak. Ayo kurangi efek Global Warming!

17
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Ridad. 1998.Pemanasan Global dan Antisipasi Dampaknya Pada


Perubahan Pola Sebar Penyakit Menular, Manusia, Kesehatan dan Lingkungan.
Bratasida, Liana.1998, Prospek Pengembangan Sistem Manajemen Lingkungan di
Indonesia, Kursus Auditor Lingkungan 1998.
Kristanto,philip.2004.Ekologi Industri.Yogyakarta: Penerbit Andi .
Manurung,Binari .2014.Biologi Umum II . UNIMED.Medan .
Zainal.Z.1989.Pemanasan Global dan dampaknya . ITB. Bandung .

18

Anda mungkin juga menyukai