Anda di halaman 1dari 6

1 KONSEKUENSI EKONOMI (ECONOMIC CONSEQUENCES)

Konsekuensi ekonomi adalah sebuah konsep yang menilai bahwa, lepas dari implikasi teori
pasar sekuritas yang efisien, pilihan kebijakan akuntansi yang mempengaruhi nilai perusahaan.
Beberapa pengertian konsekuensi ekonomi adalah sebagai berikut :
Stephen A. Zeff, seorang tokoh akuntansi yang paling persuasif berkaitan dengan
konsekuensi ekonomi, mengenalkan konsep ini dalam artikelnya tahun 1978 yang berjudul “The
Rise of Economic Consequences”. Menurut Zeff (1978) mendefinisikan economic consequences
sebagai dampak laporan akuntansi terhadap perilaku pengambilan keputusan bisnis, pemerintah,
dan kreditur. Esensi dari definisi ini adalah bahwa laporan akuntansi dapat mempengaruhi (affect)
keputusan nyata oleh manajer dari pihak lain, tidak hanya sekedar menggambarkan (reflecting)
hasil keputusan yang dibuat. Zeff mendokumentasikan beberapa contoh di Amerika Serikat
dimana bisnis, asosiasi industri, dan pemerintah mencoba mempengaruhi, atau telah
mempengaruhi, standar akuntansi yang disusun oleh Accounting Principles Board (APB) dan
pendahulunya the Committee on Accounting Procedure (CAP).
Economic consequences adalah konsep yang menyatakan bahwa, walaupun bertentangan
dengan implikasi teori pasar modal efisien, pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi nilai
perusahaan. Walaupun dengan implikasi kebijakan teori pasar modal efisien, tampak bahwa
pilihan kebijakan akuntansi memiliki konsekuemsi ekonomi bagi pemakai laporan keuangan,
walaupun tidak secara langsung mempengaruhi aliran kas perusahaan.
Konsekuensi ekonomi adalah konsep yang menegaskan bahwa pilihan kebijakan akuntansi
akan mempengaruhi nilai ekonomi perusahaan dan berdampak pada perilaku bisnis, pemerintah,
dan kreditur dalam membuat keputusan. Esensi konsekuensi ekonomi adalah bahwa kebijakan
akuntansi dan perubahan kebijakan akuntansi dan perubahan kebijakan akuntansi tersebut
merupakan suatu permasalahan (matter), terutama permasalahan manajemen. Akan tetapi, apabila
hal tersebut merupakan permasalahan bagi manajemen, kebijakan akuntansi juga permasalahan
bagi investor yang memiliki perusahaan karena manajer dapat mengubah hasil operasi perusahaan
yang sesungguhnya dengan melakukan perubahan kebijakan akuntansi. Pada dasarnya, pengertian
dan konsekunsi ekonomi adalah bahwa kebijakan akuntansi perusahaan, dan perubahan-perubahan
dalam kebijakan, itu penting. Yang utama, hal tersebut penting bagi manajemen, kebijakan
akuntansi penting bagi para investor yang memiliki perusahaan, karena manajer mungkin
mengubah dengan baik operasi aktual dari perusahaan-perusahaan karena perubahan dalam
kebijakan akuntansi.
Mengapa konsekuensi ekonomi (economic consequences) muncul :
 Konsekuensi ekonomi muncul karena perusahaan melakukan kontrak seperti kompensasi
eksekutif (execuitive compesation) dan kontrak utang (debt contract)
 Kebijakan akuntansi yang digunakan dapat merupakan sumber informasi yang penting bagi
investor. Manajer dapat menggunakan sumber informasi berupa pilihan kebijakan
akuntansi yang dipilih ssebagai signal tentang informasi dari dalam perusahaan.
 Teori pasar modal efisien gagal menjelaskan perilaku pasar. Berdasarkan teori pasar modal
efisien, suatu perubahan akuntansi direaksi oleh pasar hanya apabila perubahan akuntansi
tersebut berpengaruh terhadap arus kas perusahaan.
 Konsekunsi ekonomi diperlukan untuk mengetahui respon pasar atas perubahan kebijakan
akuntansi walaupun perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak berpengaruh secara
langsung terhadap arus kas. Karena itu, konsekunsi ekonomi merupakan salah satu anomali
pasar modal efisien. Teori akuntansi positif (PAT) adalah penjelasan terhadap adanya
konsekuensi ekonomi.
Penting untuk menunjukkan istilah “kebijakan akuntansi” mengacu pada kebijakan
akuntansi apapun, bukan hanya kebijakan yang mempengaruhi cash flow sebuah perusahaan.
Misalnya bahwa sebuah perusahaan berubah dari declining-balance ke amortisasi straight-line.
Hal ini tidak akan dengan sendirinya mempengaruhi cash flow perusahaan. Juga tidak akan ada
dampaknya pada pajak pendapatan (tax income) yang dibayarkan, karena otoritas pajak memiliki
regulasi tunjangan biaya modal mereka sendiri. Namun, kebijakan amortisasi baru tersebut tentu
saja akan mempengaruhi net income yang dilaporkan. Maka, menurut doktrin konsekuensi
ekonomi, perubahan kebijakan akuntansi itu penting, lepas dari kurangnya dampak cash flow.
Sesuai teori pasar yang efsien, perubahan tersebut tidak akan bermasalah meskipun pasar mungkin
bertanya mengapa perusahaan mengubah kebijakan karena cash flow mendatang, sehingga nilai
pasar dari perusahaan, tidak secara langsung dipengaruhi.
Sebuah pemahaman atas konsep konsekuensi akuntansi dari pilihan kebijakan akuntansi
itu penting karena dua alasan, yakni (1) konsep itu menarik dengan sendirinya. Banyak dari
kejadian yang paling menarik dalam praktek akuntansi berasal dari konsekuensi ekonomi. (2)
pendapat bahwa kebijakan akuntansi itu tidak penting itu berlawanan dengan pengalaman akuntan.
Banyak dari akuntansi keuangan dicurahkan untuk pembahasan dan argumen tentang kebijakan
akuntansi mana yang seharusnya digunakan dalam berbagai keadaan, dan banyak debat dan
konflik atas presentasi laporan keuangan melibatkan pilihan kebijakan akuntansi. Konsekuensi
ekonomi itu konsisten dengan pengalaman dunia riil.
Konsekuensi ekonomi erat hubungannya dengan teori akuntansi positif (Positive
Accounting Theory/ PAT). PAT adalah teori yang berkaitan dengan prediksi tindakan atas adanya
pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dan bagaimana manajer merespon suatu standar baru.
PAT adalah teori yang menjelaskan mengapa dan apa yang dilakukan akuntan dalam praktek
akuntansi. Sedangkan teori akuntansi normatif adalah teori yang menjelaskan apa yang seharusnya
dilakukan akuntan (what should they do). Teori akuntansi positif merupakan studi lanjut dan teori
akuntansi normatif karena kegagalan normatif menjelaskan fenomena praktek yang aktual
terjadi.PAT dimaksudkan untuk menjelaskan dan memprediksi konsekuensi yang terjadi jika
manajer menentukan pilihan tertentu. Komponen PAT meliputi (1) Hipotesis rencana bonus
(Bonus Plan Hypothesis); (2) Hipotesis rencana utang (Debt Covenant Hyphothesis); dan (3)
Hipotesis biaya politik (Political Cost Hypothesis).

2 MOTIVASI MANAJEMEN LABA

Scott (2000: 302) dalam Rahmawati dkk. (2006) mengemukakan beberapa motivasi
terjadinya manajemen laba, yaitu:

a. Bonus Purposes
Manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan akan bertindak secara
oportunistik untuk melakukan manajemen laba dengan memaksimalkan laba saat ini (Healy,
1985 dalam Rahmawati dkk, (2006).

b. Political Motivation
Manajemen laba digunakan untuk mengurangi laba yang dilaporkan pada perusahaan
publik. Perusahaan cenderung mengurangi laba yang dilaporkan karena adanya tekanan publik
yang mengakibatkan pemerintah menetapkan peraturan yang lebih ketat.

c. Taxation Motivation
Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang paling nyata.
Berbagai metode akuntansi digunakan dengan tujuan untuk penghematan pajak pendapatan.

d. Pergantian CEO
CEO yang mendekati masa pensiun akan cenderung menaikkan pendapatan untuk
meningkatkan bonus mereka. Dan jika kinerja perusahaan buruk, mereka akan
memaksimalkan pendapatan agar tidak diberhentikan.

e. Initial Public Offering (IPO)


Perusahaan yang baru pertama kali menawarkan sahamnya dipasar modal belum memiliki
harga pasar, sehingga terdapat masalah bagaimana menetapkan nilai saham yang ditawarkan.
Oleh karena itu, informasi seperti laba bersih dapat digunakan sebagai sinyal kepada calon
investor tentang nilai perusahaan, sehingga manajemen perusahaan yang akan go public
cenderung melakukan manajemen laba untuk memperoleh harga lebih tinggi atas sahamnya.

f. Pentingnya Memberi Informasi Kepada Investor


Informasi mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan kepada investor sehingga
pelaporan laba perlu disajikan agar investor tetap menilai bahwa perusahaan tersebut dalam
kinerja yang baik.

Menurut Ayres (1994) dalam Firdaus (2007), ada tiga faktor yang bisa dikaitkan dengan
munculnya praktik-praktik manajemen laba yaitu :

a. Manajemen Akrual
Faktor ini biasanya berkaitan dengan segala aktivitas yang dapat mempengaruhi aliran kas
dan juga keuntungan yang secara pribadi merupakan wewenang dari para manajer (managers
discretion).

b. Penerapan suatu kebijakan akuntansi yang wajib (adoption of management accounting


changes)
Faktor ini berkaitan dengan keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijaksanaan
akuntansi yang wajib diterapkan oleh perusahaan yaitu antara menerapkannya lebih awal dari
waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya kebijaksanaan tersebut.
c. Perubahan akuntansi secara sukarela (voluntary accounting changes)
Faktor ini biasanya berkaitan dengan upaya manajer untuk mengganti atau merubah suatu
metode akuntansi tertentu diantara sekian banyak metode yang dapat dipilih yang tersedia dan
diakui oleh badan akuntansi yang ada
Sulistyanto, Sri. 2008. Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris. PT. Grasindo. Jakarta.

Watts, Zimmerman. Positive Accounting Theory. University of Rochester.


Indriana, Dian. Economic Consequences dan Implikasi Postive Accounting Theory. Fakultas
Ekonomi Universitas Semarang

Anda mungkin juga menyukai