Anda di halaman 1dari 15

KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PASUTRI


NOMOR : 254-SK/DIR/VIII/2018

TENTANG
PANDUAN PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI PENYULUHAN
KESEHATAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PASUTRI

Menimbang : 1. Bahwa promosi kesehatan di rumah sakit adalah upaya rumah


sakit untuk dapat meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat agar
mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya
setempat dan didukung kebijakan yang berwawasan kesehatan;
2. Bahwa tujuan pelaksanaan promosi kesehatan adalah
membantu pasien dan keluarga pasien dalam proses
penyembuhan dan pencegahan penyakit dalam meningkatkan
aksesibilitas layanan kesehatan serta meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat;
3. Bahwa untuk pelaksanaan butir 1 (satu) dan 2 (dua) tersebut di
atas perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur rumah sakit.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1426
Tahun 2006 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan
Rumah Sakit;

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Penyuluhan Kesehatan 1


MEMUTUSKAN

Menetapkan : PANDUAN PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI


PENYULUHAN KESEHATAN
Kesatu : Memberlakukan Pedoman Pengorganisasian Tim Promosi
Kesehatan Rumah Sakit sebagaimana terlampir dalam Surat
Keputusan Direktur rumah sakit ini;

Kedua : Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan / kekurangan dalam


penetapan keputusan ini, maka akan diadakan perubahan dan
perbaikan sebagaimana mestinya;

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.

Ditetapkan di Bogor
Pada Tanggal 30 Agustus 2018
DIREKTUR RSIA Pasutri Bogor

Dr. Dhima Paramitha Oktacynara

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Penyuluhan Kesehatan 2


DAFTAR ISI

Halaman Judul
BAB I : DEFINISI ............................................................................................... 1
BAB II : RUANG LINGKUP ................................................................................ 2
BAB III : TATA LAKSANA .................................................................................. 3
BAB IV : DOKUMENTASI ..................................................................................10
BAB V : PENUTUP ............................................................................................. 11

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Penyuluhan Kesehatan 3


LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
NOMOR : 254-SK/DIR/VIII/2018
TANGGAL : 30 Agustus 2018

PANDUAN PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI


PENYULUHAN KESEHATAN

BAB I
DEFINISI

Pendidikan pasien dan keluarga adalah upaya dari Rumah Sakit untuk
meningkatkan kemampuan pasien dan keluarga dengan harapan agar pasien dapat
mandiri dalam mempercepat kesembuhannya dengan cara ikut berpartisipasi lebih
baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat informasi dalam mengambil
keputusan tentang asuhannya. Rumah Sakit mendidik pasien dan keluarganya tidak
hanya tentang pengetahuan yang diperlukan selama proses asuhan, namun juga
pengetahuan yang dibutuhkan setelah pasien dipulangkan.

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Penyuluhan Kesehatan 4


BAB II
RUANG LINGKUP

Pemberian pendidikan dan edukasi kepada pasien dan keluarga dilaksanakan


seiring dengan pelayanan yang diberikan. Untuk saat ini kegiatan pemberian
Informasi dan Edukasi hanya dilakukan pada pasien/keluarga yang sedang
mendapatkan pelayanan di ruang rawat inap dan ruang Intensive.

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Penyuluhan Kesehatan 5


BAB III

TATA LAKSANA

3.1 Tahap Assesmen


Semua pasien baru rawat inap sebelum diberikan edukasi, harus
terlebih dahulu dilakukan assesmen/pengkajian baik oleh dokter maupun
perawat/bidan yang bertugas di ruangan. Penentuan kebutuhan edukasi
pasien dilakukan oleh dokter dan perawat/bidan. Adapun dasar penentuan
kebutuhan edukasi pasien adalah hasil dari assesmen/ Pengkajian awal
medis rawat inap dan Pengkajian awal keperawatan rawat inap. Untuk
assesmen/pengkajian kemampuan dan kemauan pasien dilakukan oleh
perawat/bidan. Adapun penilain kemampuan dan kemauan berdasarkan:
1. Penilaian terhadap keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga
Pada tahap ini yang dinilai adalah bagaimana pantangan yang diyakini
pasien, bagaimana budaya yang diyakini pasien, apakah pasien
merupakan orang yang vegetarian dan sejauh mana keyakinan tersebut.
Disamping kondisi diatas, petugas juga bisa memperoleh informasi yang
lainnya terkait keyakinan dan nilai-nilai pasien. Dengan semakin detilnya
informasi yang diberikan, maka akan memudahkan bagi edukator untuk
melakukan edukasi.
2. Penilaian Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang
digunakan
Pada tahap ini, harus ditanyakan tingkat pendidikan pasien karena
dengan diketahuinya tingkat pendidikan maka secara tidak langsung akan
diketahui juga kemampuan membaca dari pasien tersebut. Bahasa yang
digunakan sehari-hari juga harus ditanyakan karena akan menjadi
pertimbangan bagi edukator dalam memberikan edukasi.
3. Hambatan emosional dan motivasi
Petugas juga harus menilai bagaimana emosi dari pasien saat
dilakukan assesmen, karena hal ini akan mempengaruhi edukator saat
akan memberikan edukasi. Apabila respon emosinya marah/tegang, maka
sebaiknya rencana pemberian edukasi ditunda terlebih dahulu hingga
kondisi emosional pasien stabil. Hambatan emosional ini benar-benar

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Penyuluhan Kesehatan 6


harus diperhatikan oleh petugas, karena sangat memberikan pengaruh
apakah edukasi yang diberikan itu nantinya dapat diterima atau justru
ditolak oleh pasien. Adapun yang dinilai adalah apakah pasien saat
assesmen nampak cemas, marah/tegang, gelisah, mudah tersinggung,
sedih, rendah diri, senang atau tenang.
4. Keterbatasan fisik dan kognitif
Hambatan belajar yang dinilai adalah gangguan pendengaran,
kesulitan bicara, gangguan penglihatan, hilang memori dan tidak bisa
membaca. Kondisi ini harus dinilai sehingga menjadi bahan pertimbangan
bagi edukator dalam menentukan metoda yang digunakan saat melakukan
edukasi.
5. Kesediaan pasien untuk menerima informasi
Kesediaan pasien dalam menerima informasi merupakan hal yang
wajib dinilai, karena apabila pasien tidak bersedia menerima informasi,
maka edukator tidak boleh memberikan edukasi dan harus melakukan
penilaian lagi pada hari-hari berikutnya untuk mengetahui emosi dari
pasien tersebut. Edukasi akan diberikan apabila pasien sudah siap dan
bersedia menerima informasi.
Setelah dilakukan penilaian, maka dokter dan perawat/bidan harus
menentukan kebutuhan edukasi dari pasien tersebut yang untuk selanjutnya
apabila membutuhkan kolaborasi dengan tim lainnya akan ditindak lanjuti oleh
perawat yang bertanggung jawab terhadap diri pasien tersebut.
Assesmen/pengkajian kebutuhan pendidikan pasien dan keluarga harus
didokumentasikan dalam berkas rekam medik. Dimana lembar pengkajian ini
merupakan satu kesatuan dengan berkas Rekam Medik.

3.2 Cara Penyampaian Informasi dan Edukasi yang Efektif


Setelah diketahui kebutuhan edukasi dari pasien tersebut, maka edukator
akan menyiapkan materi yang dibutuhkan.
1. Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses
komunikasinya akan berjalan dengan mudah. Pasien pada kondisi ini akan
siap untuk dilakukan edukasi.

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Penyuluhan Kesehatan 7


2. Jika pada tahap pengkajian bahasa ditemukan hambatan dalam
penggunaan bahasa, maka perawat penanggung jawab ruangan
menghubungi penterjemah yang dibutuhkan.
3. Jika pada tahap assesmen ditemukan hambatan belajar (gangguan
pendengaran, kesulitan bicara) maka perawat penanggung jawab ruangan
menghubungi penterjemah bahasa isyarat untuk memperlancar proses
edukasi. Sedangkan untuk pasien/keluarga dengan gangguan
penglihatan, hilang memori, tak bisa membaca, maka edukasi yang
dilakukan adalah memberikan penjelasan secara lisan serta memberikan
leaflet kepada keluarga sesuai peraturan yang berlaku.
4. Jika pada tahap assesmen ditemukan hambatan emosional (marah,
gelisah) maka edukasi yang dilakukan adalah memberikan materi edukasi
kepada keluarga pasien sesuai peraturan yang berlaku serta
menyarankan pasien membaca leaflet. Apabila pasien kurang memahami
tentang materi edukasi, maka bisa menanyakan kembali kepada edukator
sesuai materi yang tidak dimengerti.

3.3 Cara Kolaborasi dengan Edukator


Setelah dilakukan assesmen dan telah ditemukan kebutuhan edukasi dari
pasien, maka dokter dan perawat/bidan akan menuliskan kebutuhan edukasi
pasien pada lembar Pengkajian Kebutuhan Pendidikan Pasien dan Keluarga
di berkas Rekam Medik. Selanjutnya perawat ruangan yang bersangkutan
akan menghubungi edukator sesuai kebutuhan edukasi yang telah dituliskan
oleh dokter dan perawat/bidan . Pada saat menghubungi edukator tersebut,
perawat juga akan menginformasikan hasil dari Pengkajian Kemampuan dan
Kemauan Pasien Dalam Pemberian Edukasi sebagai bahan pertimbangan
bagi edukator dalam memberikan edukasi. Setelah melakukan edukasi,
edukator wajib mengisi Formulir Pendidikan Pasien dan Keluarga
Terintegrasi yang terdiri dari :
1. Jenis Pendidikan yang telah didapat
2. Metode yang digunakan saat melakukan edukasi
3. Tanggal, jam dan durasi saat melakukan edukasi

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Penyuluhan Kesehatan 8


4. Evaluasi Respon setelah melakukan edukasi
5. Membubuhkan Tanda Tangan baik Edukator maupun pasien/keluarga
3.4 Materi
Materi edukasi adalah materi-materi kasus penyakit terbanyak rawat inap
untuk masing-masing SMF serta kasus-kasus yang telah menggunakan
clinical Pathway. Materi tersebut telah dilengkapi dengan leaflet yang bisa
dibawakan setelah dilakukan edukasi.

3.5 Cara Verifikasi


Sebelum mengakhiri pemberian edukasi dan informasi, maka edukator
harus melakukan verifiksi apakah pasien dan keluarga menerima serta
memahami edukasi yang telah diberikan :
1. Apabila selama pemberian informasi dan edukasi kondisi pasien baik dan
senang, maka verifikasi yang dilakukan dengan cara meminta pasien dan
keluarga mengulang kembali penjelasan secara singkat, menunjukkan dan
mendemonstrasikan.
2. Apabila ditemukan hambatan belajar (gangguan pendengaran, kesulitan
bicara, gangguan penglihatan, hilang memori, tak bisa membaca) maka
verifikasinya adalah dengan pihak keluarga dengan cara meminta pasien
dan keluarga mengulang kembali penjelasan secara singkat, menunjukkan
dan mendemonstrasikan.
3. Apabila ditemukan hambatan emosional (marah, gelisah) maka
verifikasinya adalah dengan menanyakan kembali sejauh mana pasien
mengerti tentang materi edukasi yang telah dibaca, dimana proses
verifikasi ini bisa dilakukan dengan cara datang kembali ke kamar pasien
apabila pasien telah tenang.
3.6 Pelaksanaan Edukasi
Edukasi kepada pasien/keluarga dilakukan secara kolaborasi antara tenaga
kesehatan profesional yang telah mendapatkan pelatihan dan sosialisasi
pendidikan kesehatan serta memiliki kemampuan komunikasi yang baik yaitu
dari Dokter, Perawat/Bidan, Ahli Gizi, Apoteker/Asisten Apoteker, Rehabilitasi
Medik maupun Tim Manajemen Nyeri.
3.7 Metode Edukasi

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Penyuluhan Kesehatan 9


Dalam melaksanakan edukasi, maka edukator harus dapat memilih dan
menggunakan metode yang relevan sesuai kondisi setempat, karena tidak

ada satupun metode yang dapat disebut paling baik dan tidak ada satupun
metode yang dapat berdiri sendiri. Adapun metode yang digunakan bisa
secara: audio visual, demonstrasi, ceramah, alat peraga, gambar/
leaflet/poster/lembar balik maupun konseling
1. Metode Ceramah
Dilakukan pada beberapa pasien/keluarga pasien (kelompok) yang perlu
mendapatkan penjelasan yang sama. Untuk memperjelas sebaiknya
disertai dengan demonstrasi atau dengan gambar/foto, metode ini dapat
diterima orang yang tidak dapat membaca serta dalam waktu yang singkat
dapat disampaikan sejumlah pengetahuan.
2. Audio visual
Media ini ditempatkan di ruang tunggu pasien rawat jalan dan dibeberapa
tempat perawatan.
3. Leaflet/ Gambar
Jenis media ini diletakkan di tempat-tempat yang mudah dijangkau pasien
serta ditempat perawatan. Untuk edukasi kepada pasien/keluarga, leaflet
ini juga akan diberikan sebagai bahan bacaan.
4. Demonstrasi
Penyajian materi edukasi dengan cara memperlihatkan bagaimana
melakukan suatu tindakan atau bagaimana memakai suatu prosedur
dengan disertai keterangan secara lisan, gambar atau ilustrasi lain.
Demonstrasi ini bisa dilakukan saat melakukan edukasi baik secara
individu maupun secara kelompok.
5. Konseling
Dengan cara memberikan edukasi secara lebih privasi, dimana baik
pasien dan keluarga bisa melakukan tanya jawab terkait penyakit/masalah
kesehatan yang dialaminya.
3.8 Tempat Pelaksanaan Edukasi
Pada saat melakukan edukasi sebaiknya dilakukan di tempat khusus
utamanya untuk kegiatan edukasi yang personal/individu karena sifatnya lebih

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Penyuluhan Kesehatan 10


privacy. Sedangkan untuk kegiatan edukasi yang kelompok bisa dilakukan di
tempat yang agak terbuka karena bersifat umum.

1. Tempat pelaksanaan edukasi Individu


Tempat pelaksanaan edukasi dilakukan di masing-masing unit rawat inap.
Bisa berupa Bed Site Counseling maupun di ruang konseling yang berada
di masing-masing unit, tergantung sifat privacy dari jenis edukasi yang
akan disampaikan.
Edukasi tentang gizi dan farmasi juga dilakukan di masing-masing unit
rawat inap, dimana petugas gizi dan farmasi datang ke unit tersebut untuk
memberikan edukasi baik terkait masalah gizi maupun obat yang
dikonsumsi.
Edukasi tentang Rehabilitasi Medik bisa dilakukan di unit pasien dirawat
atau bisa juga dilakukan di unit Rehabilitasi Medik tergantung materi
edukasi yang akan diberikan.
2. Tempat pelaksanaan edukasi Kelompok:
a. Pasien/keluarga yang sedang rawat inap dengan kasus yang sama,
dimana mereka akan diberikan edukasi dengan materi yang sama
pula. Untuk kegiatan edukasi tersebut, maka akan dilaksanakan di
tempat yang agak luas ( ruang tunggu ) yang ada di dalam unit
tersebut. Pada saat ini belum semua unit rawat inap yang ada di RSIA
Pasutri telah memiliki ruang tunggu karena keterbatasan tempat,
namun hal ini tetap bisa dilakukan di unit-unit tertentu.
b. Kegiatan pemberian pendidikan dan edukasi pada kelompok rawat
jalan, dilaksanakan di ruang tunggu rawat jalan yaitu pada pagi hari
sambil menunggu giliran dilakukan pemeriksaan di poliklinik. Kegiatan
ini telah dijadwalkan oleh tim PKRS yang ada.

3.9 Pelaksanaan Edukasi


1. Semua pasien yang baru masuk ke ruang rawat inap harus dilakukan
pengkajian awal oleh Dokter dan perawat/bidan untuk mengetahui
kebutuhan edukasi.

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Penyuluhan Kesehatan 11


2. Edukasi dan informasi yang diberikan bersifat kolaboratif dimana pemberi
edukasi kepada pasien terdiri dari beberapa disiplin ilmu yaitu medis,
keperawatan, farmasi, gizi maupun fisoterapi . Hal ini dimaksudkan untuk
memastikan bahwa informasi dan edukasi yang diberikan kepada pasien
akan bersifat holistik.
3. Pemberian edukasi kepada pasien harus didokumentasikan di berkas
rekam medis pada Formulir Pendidikan Pasien dan Keluarga
Terintegrasi.
4. Sebelum mengakhiri pemberian Edukasi kepada pasien, Edukator harus
melakukan verifikasi dan memastikan bahwa pasien dan keluarga
menerima dan memahami edukasi yang telah diberikan.
5. Pasien yang sudah diperbolehkan pulang oleh DPJP, maka pemberian
edukasi bisa dilanjutkan di komunitas yang telah bekerjasama (MOU)
dengan RSIA Pasutri.

3.10 Sarana Edukasi


Sarana penunjang dalam melaksanakan edukasi untuk menunjang
keberhasilan penyampaian informasi dan edukasi kepada pasien adalah:
1. Leaflet
2. Poster
3. Lembar balik
4. LCD
5. Video

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Penyuluhan Kesehatan 12


BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumen dari kegiatan berupa :


1. Lembar Assesmen yang ada di dalam berkas RM
2. Lembar Pelaksanaan Edukasi di dalam berkas RM
3. Materi Edukasi dan Informasi
4. Leaflet Edukasi dan Informasi
5. Standar Operasional Prosedur (SOP)

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Penyuluhan Kesehatan 13


BAB V
PENUTUP

Panduan pemberian informasi dan edukasi penyuluhan kesehatan ini dibuat


dan ditetapkan sebagai panduan di RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PASUTRI
dalam memberikan pelayanan. Bilamana ada perkembangan dan perbaikan
terhadap panduan ini maka dapat dilakukan koreksi demi kemajuan pelayanan di
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PASUTRI .

Ditetapkan di Bogor

pada tanggal 30 Agustus 2018

DIREKTUR RSIA Pasutri Bogor

dr. Dhima Paramitha Oktacynara

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Penyuluhan Kesehatan 14


Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Penyuluhan Kesehatan 15

Anda mungkin juga menyukai