Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN

DISUSUN OLEH:

NELLY ANGGRAINI

(2016 411 004)

DOSEN PEMBIMBING:

YUNITA PANCA PUTRI, M.Si

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2016/2017


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fenomena keanekaragaman tumbuhan dari ukuran yang sangat besar hingga ke ukuran
yang sangat kecil atau dari tumbuhan berorgan sangat kompleks sampai tubuhan yang memiliki
oragan sderhana, sesungguhnya merupakan ciptaan Tuhan yang Maha Esa yang sangat
menakjubkan. Sehingga ilmu pengetahuan mecoba mempelajari, mengetahui dan menjelaskan
tentang keanekaragaman tersebut.
Ilmu pengetahuan berusaha mencari tau tentang kesamaan dan perbedaan yang dimiliki
setiap tubuhan sehingga dapat digolongkan/dikelompokkan kedalam beberapa kelompok jenis
tumbuhan yang disebut spesies. Dan ini telah ditemukan sekitar 325.000 jenis tumbuhan yang
terdapat di bumi. Secara garis besar tumbuhan digolongkan kedalam 3 devisi
yaitu Bryophyta (tumbuhan lumut), Pteridophyta ( tumbuhan paku ), dan Spermatophyta (
tumbuhan berbiji ).

Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukan praktikum biologi ini adalah:
1. Untuk mengetahui keanekaragaman tumbuhan
2. Untuk mengetahui dan mengenal tumbuhan bryophyta
3. Untuk mengetahu dan mengenal tumbuhan pteridophyta
4. Untuk mengetahui dan mengenal tumbuhan spermatophyta
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah dan Perkembangan Klasifikasi Makhluk Hidup


Pada tahun 1735, Carolus Linnaeus menemukan sebuah sistem penamaan organisme/
makhluk hidup, sistem ini dikenal dengan nama Binominal Nomenclature. Setiap nama
organisme terdiri dari dua nama dalam bahasa latin, karena bahasa latin atau yunani merupakan
bahasa yang banyak dipakai di sekolah-sekolah atau lembaga akademik pada saat itu.Nama
yang pertama disebut sebagai Genus dan nama yang kedua adalah nama spesies dari organisme
tersebut dan tidak ditulis dengan huruf kapital. Genus dan spesies ditulis dengan memberikan
garis bawah atau dengan huruf miring (aunurrofiqhidayat, 2011).
Perkembangan klasifikasi makhluk hidup pada dua dekade ini perkembangannya sangat
pesat, mulai dari sistem 2 kingdom (plantae dan animalia), menjadi sistem 5 kingdom (plantae,
animalia, fungi, protista dan monera), sekarang berkembang lagi menjadi sistem 8 kingdom dan
3 domain (super kingdom) (Tim Biologi Umum Jurusan BDP, 2012).

2.2. Divisio Tumbuhan


Divisio tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tingkat
tinggi (Spermatophyta). Yang termasuk dalam tumbuhan tingkat rendah diantaranya
Schizophyta (bakteri), Thallophyta (jamur), Bryophyta (lumut), dan Pteridophyta (paku).
Spermatophyta dibagi menjadi kelas Gymnospermae dan Angiospermae.
Gymnospermae disebut juga tumbuhan berbiji terbuka. Pada umumnya biji yang dihasilkan
tidak dilindungi oleh daun buah, tetapi berada di permukaan luar daun buah dalam susunan
strobillus (Sudjono, 2005).
Berdasarkan struktur strobillusnya, gymnospermae dibedakan menjadi 4 sub kelas yaitu
Ginkgoinae, Cycadinae, Cnetinae, dan Coniferae.
Angiospermae disebut sebagai tumbuhan berbiji tertutup karena bakal biji tumbuh di dalam
daun buah. Angiospermae dapat dibedakan menjadi dua sub kelas yaitu Dicotyledoneae dan
Monocotyledoneae.
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat Dan Waktu

Praktikum dilakukan di Laboratorium umum Science Center Universitas PGRI


Palembang. Pukul 15.00 – 16.30 WIB. Pada hari jumat tanggal 24 Desember 2016

3.2 Alat Dan Bahan

Adapun alat yang digunakan adalah:

1. Alat tulis
2. Papan paraffin
3. Kertas hasil

Adapun Bahan yang digunakan adalah

1. Tanaman Suplir
2. Tanaman Lumut
3. Tanaman Rambutan

3.3 cara kerja

1. Mengamati masing – masing tanaman


2. Menggambar setiap tanaman, beserta bagian – bagiannya
4.1 Pembahasan

4.1.1 Pengertian Keanekaragaman


Kata keanekaragaman merupakan ungkapan untuk menggambarkan keadaan
bermacam-macam suatu benda, yang dapat terjadi akibat adanya perbedaan dalam hal ukuran,
bentuk, tekstur ataupun jumlah dan sifat yang nampak pada berbagai tingkatan organisasi
kehidupan seperti ekosistem, jenis, dan genetik.Nilai keanekaragaman ditentukan dengan
menggunakan angka indeks.Dapat dikatakan bahwa keanekaragaman merupakan suatu gejala
yang dapat diamati dan bersifat universal (umum).

a. Sumber Variasi Keanekaragaman


 Variasi Perkembangan
Variasi perkembangan ini ditentukan secara genetis. Contoh pada tanaman cocor bebek
( Kalanchoe pinnata ) terdapat daun tunggal dan majemuk menyirip beranak daun tiga pada
satu individu tanaman yang sering disebut heteromorfisme.

 Variasi yang disebabkan Lingkungan


Tumbuh-tumbuhan keseluruhan beranekaragam dan banyak jenisnya menyimpang
dalam pertumbuhannya, sebagai respon terhadap lingkungan.Perubahan ini disebabkan karena
sinar, air, 892makanan, suhu, dan tanah.Sebagai contoh adalah tumbuhan kaktus. Daun
tanaman ini berbentuk seperi duri atau jarum dan tebal karena tumbuh di daerah yang sinarnya
berlebih yaitu di padang pasir atau gurun. Sehingga agar tidak terjadi transpirasi berlebihan
maka bentuk daun tidak melebar seperti pada umumnya daun.

 Variasi Genetika
 Mutasi
Mutasi adalah perubahan yang terjadi secara mendadak diteruskan ke generasi
berikutnya yang bersifat kekal.Keturunan yang terjadi berbeda, baik bentuk maupun sifatnya
dengan induk.Mutasi dapat terjadi di alam bebas maupun secara buatan.
 Rekombinasi dan Aliran Gen
Gerakan dan perukaran gen-gen di antara anggota populasi melukiskan perpindahan
gen-gen. Rekombinasi adalah hasil akibat kombinasi baru dari gen yang telah ada. Perpindahan
gen dan rekomendasi melibatkan gen-gen yang ada dari pembawaan
b. Macam Keanekaragaman Tumbuhan Berdasarkan Organisasi Kehidupan dan Taksonomi

 Keanekaragaman Ekosistem

Keanekaragaman ekosistem didasarkan pada adanya variasi komponen-komponen


penyusun ekosistem. Sebagaimana diketahui bahwa ekosistem merupakan satu kesatuan utuh
antasra makhluk hidup dengan lingkungannya, baik lingkungan biotickmaupun lingkungan
abiotik dan komponen-komponen tersebut saling berinteraksi di dalamnya

 Keanekaragaman Komunitas
Keanekaragaman komunitas dibagi berdasarkan adanya perbedaan mintakat, modus
hidup, rantai energi dan makan, interaksi, dan tingkatan takson.Beberapa contoh keberagaman
komunitas berdasarkan perbedaan mintakat antara lain adalah keberagaman komunitas di dalam
ekosistem danau terdiri dari komunitas tumbuhan ataupun hewan litoral, komunitas organisme
bentik, dan komunitas ikan.

 Keanekaragaman Jenis ( Populasi )


Keanekaragaman jenis mengacu pada banyaknya spesies yang terdapat di dalam
marga.Faktor yang berpengaruh terhadap keanekaragaman jenis adalah pembatas kehidupan
yang berupa tekanan dan gangguan yang dapat berupa faktor fisik, kimiawi, kompetisi antar
individu dalam spesies atau antar individu dalam spesies yang berbeda. Pada tingkat jenis pola
sebaran tumbuhan dapat menyebar secara luas ke seluruh bagian dunia

c. Keanekaragaman Genetik
Keanekaragaman genetik pada dasarnya adalah keanekaragaman dalam jenis yang
terdiri dari beberapa takson antara lain :
Anak jenis, Varietas. Anak Varietas, Forma.

4.1.2 Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


Pada umumnya, tumbuhan lumut dapat tumbuh dengan mudah di tempat yang basah
dan lembab.Tumbuhan lumut bersifat autotrof karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang
menghasilkan klorofil.Tubuh lumut diselubungi oleh kutikula lilin yang dapat mengurangi
penguapan berlebihan dari tubuhnya, sehingga memungkinkannya untuk dapat beradaptasi di
lingkungan yang tak terlalu basah.Tumbuhan lumut tergolong sebagai kormofita berspora,
karena tumbuhan ini menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakannya. Tumbuhan lain
yang juga termasukkormofita berspora adalah tumbuhan paku.
a. Reproduksi Lumut
Lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Dalam proses metagenesis ini,
lumut mengalami dua fase kehidupan, yaitu fase gametofit (haploid) dan fase sporofit (diploid).
Lumut memiliki dua alat perkembangbiakan (gametangium), yaitu arkegonium sebagai sel
gamet betina, dan anteridium sebagai sel gamet jantan.Berikut adalah bagan tahapan
metagenesis yang terjadi pada tumbuhan lumut.

b. Klasifikasi Lumut
Tumbuhan lumut (bryophyta) dibagi menjadi tiga kelas, yaitu lumut daun (bryophyta),
lumut hati (hepaticophyta), dan lumut tanduk (anthocerotophyta).
Ø Lumut Daun (Bryophyta)
Lumut daun adalah jenis tumbuhan lumut yang sering dijumpai di daerah yang
lembab.Pada umumnya, satu individu lumut daun menghasilkan jenis gamet yang berbeda
sehingga dapat dibedakan mana individu jantan, mana individu betina.Akan tetapi ada juga
tumbuhan lumut yang menghasilkan gamet jantan anteridium) dan gamet betina (arkegonium)
dalam satu individu.Pada fase sporofit, tumbuhan lumut akan menghasilkan spora sebagai alat
perkembangbiakannya. Jika spora lumut sampai di lingkungan yang sesuai, spora lumut akan
tumbuh menjadi protonema. Protonema inilah yang akhirnya tumbuh menjadi tumbuhan lumut
baru.Contoh spesies tumbuhan lumut daun adalah Polytrichum juniperinum, Pogonatum
cirratum, dan Aerobryopsis longissima.
Ø Lumut Hati (Hepaticophyta)
Tubuh lumut hati tersusun atas struktur tubuh yang berbentuk hati pipih yang disebut
talus yang tidak terdiferensiasi menjadi akar, batang, maupun daun.Tumbuhan lumut
mempunyai tubuh yang terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati.
Gametangium pada lumut hati umumnya terdapat pada struktur batang yang disebut
arkegoniofor (tempat penghasil arkegonium) dan anteridiofor (tempat penghasil
anteridium).Lumut hati juga bisa melakukan perkembangbiakan aseksual dengan sel yang
disebut gemma.Gemma merupakan struktur seperti mangkok yang terdapat di permukaan
gametofit.Contoh spesies lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan Porella.
Ø Lumut Tanduk (Anthocerotophyta)
Lumut tanduk mempunyai gametofit yang mirip dengan gametofit pada lumut hati,
perbedaan antara keduanya hanya terdapat pada sporofitnya.Sporofit pada lumut tanduk
mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk. Ciri unik dari lumut tanduk adalah
sporofit akan terus tumbuh selama masa hidup gametofit. Contoh dari lumut tanduk
adalah Anthoceros natans.
4.1.3 Tuumbuhan Paku (Pteridophyta)
Percobaan yang selanjutnya yaitu pada Adiantum sp (suplir), dari percobaan yang telah
dilakukan didapatkan hasil bahwa pada tumbuhan suplir terdapat spora yang terletak pada daun
yang berupa bintil-bintil,daunnya berbentuk belah ketupat,dengan daun muda yang
mengulung,sebagai ciri khas tumbuhan paku dan juga melindungi diri,karena daun muda
tersebut masih rentan cahaya,batang suplir berbentuk seperti kawat yang kaku dan berwarna
hitam. Mempunyai tudung akar dan perkembangbiakannya menggunakan spora.Suplir
memiliki penampilan yang jelas berbeda dari jenis paku-pakuan lainnya. Daunnya tidak
membentuk panjang,tetapi cenderung membulat,sorus merupakan kluster-kluster di sisi bawah
daun pada bagian tepi. Spora terlindungi oleh sporangium yang dilindungi oleh
insidium.Akarnya serabut dan tumbuh dari rhizoma. Suplir termasuk klasifikasi pada kingdom
plantae,divisi pteryodophyta,kelas filicanea,ordo eufilicales, family polypodiaceae, genus
adiantum,dan spesies adiantum cuneatum.

4.1.4 Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)


Tumbuhan berbiji meliputi tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) dan berbiji
tertutup (angiospermae).
a. Tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae)
Ciri-ciri tumbuhan biji terbuka adalah biji tidak terlindung dalam bakal buah, tidak
memiliki bunga sejati, tidak ada mahkota bunga, dan organ reproduksi terdapat dalam strobilus.
Contoh : melinjo, pakis haji, pinus, dan damar.

b. Tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae)


Tumbuhan biji terbuka dibedakan menjadi tumbuhan berkeping satu (monokotil) dan
berkeping dua (dikotil). Ciri-cirinya biji terlindungi oleh daun buah atau daging buah, memiliki
bunga sejati, dan umumnya berupa pohon, perdu, semak, liana dan herba.
 Monokotil
Ciri-cirinya yaitu mempunyai biji berkeping satu/ 1 daun lembaga, berakar
serabut, ukuran batangnya dari pangkal sampai ujung hampir sama besarnya, umumnya
tidak bercabang, tulang daun sejajar atau melengkung, biasanya berpelepah, akar dan
batang tidak berkambium, bagian bunga berjumlah 3 atau kelipatannya, dan berkas
pengangkut tersebar. Contohnya: Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung), dan lain-lain.
 Dikotil
Ciri-cirinya yaitu berkeping biji dua, berakar tunggang, batang berkambium
sehingga membesar dan bercabang, tulang daunnya menyirip/menjari, bunga (mahkota
dan kelopak) kelipatan 2, 4, atau 5, serta tipe berkas pengangkut melingkar teratur
dengan tipe kolateral terbuka (xilem dan floem dipisahkan kambium). Contoh: mangga,
jambu, rambutan, dan lain-lain.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari pengamatan yang saya lakukan dapat disimpulkan bahwa:
Keanekaragaman hayati adalah keseluruhan genus,spesies,dan ekosistem di dalam
suatu wilayah
Dari hasil pengamatan mengenai praktikum keanekaragaman dapat diperoleh beberapa
kesimpulan, antara lain: Tumbuhan digolongkan menjadi beberapa divisi yaitu shyzophyta,
bryophyta, pterydophyta dan spermatophyta. Tumbuhan dibedakan menjadi dua, yaitu
tumbuhan thalus dan kormus. Tumbuhan talus belum memilki akar, batang dan daun sejati,
sementara tumbuhan kormus adalah tumbuhan yang sudah dapat dibendakan akar, batang, dan
daunnya. Tumbuhan berbiji terbuka berbeda dengan tumbuhan berbiji tertutup karena letak
bijinya. Tumbuhan berbiji terbuka bijinya terletak pada megastrobilus dan tidak tertutup oleh
buah. Tumbuhan berbiji tertutup dibedakan menjadi dikotil dan monokotil, karena adanya
jumlah kotiledon yang berbeda. Tumbuhan onokotil memiliki satu kotiledon, sedangkan
tumbuhan dikotil memiliki dua kotiledon. Secara garis besar tumbuhan terdiri dari akar,
batang dan daun.
Urutan takson dari yang tertinggi sampai terendah yaitu Kingdom, phylum/
division,classis,ordo,familia,genus,dan species.

5.2 Saran
Pada setiap pengamatan, seharusnya objek yang diamati harus lengkap agar data hasil
percobaan yang didapatkan dapat maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Sudarnadi, Hartono. 1996. Tumbuhan Monokotil. Jakarta: Penebar Swadaya.

Waluyo, Joko. 2010. Biologi Umum. Jember: LPS dengan UPT Penerbitan Universitas
Jember.

https://plus.google.com/+NurulLatifahPbioUnej/posts/77pTufnHjny (Diakses pada tanggal 25


desember 2016 pukul 01.40)

http://berliannurr.blogspot.co.id/2012/11/keanekaragaman-tumbuhan_8861.html (Diakses
pada tsnggal 25 desember 2016 pukul 01. 55)

Anda mungkin juga menyukai