Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

KARAKTERISTIK SEDIMEN PERMUKAAN PADA


PERAIRAN PANTAI PARIAMAN-KOTA PARIAMAN
OLEH :

MASNAWITA TURNIP
1604115419
KELOMPOK 6

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat

dan karunia-Nya sehingga laporan praktikum mata kuliah Sedimentologi yang

berjudul “Karakteristik Sedimen Permukaan pada Perairan Pantai

Pariaman-Kota Pariaman” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampu

mata kuliah Sedimentologi dan asisten dosen praktikum yang telah memberikan

pengarahan selama masa praktikum ini dan tak lupa juga penulis mengucapkan

terima kasih kepada teman-teman dan berbagai pihak yang telah ikut serta dalam

memberikan masukan dalam penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan praktikum mata kuliah Sedimentologi ini

masih perlu perbaikan sehingga penulis akan menerima saran dan masukan yang

positif demi kesempurnaan penulisan pada masa yang akan datang.

Pekanbaru, Desember 2018

Masnawita Turnip
ii

DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

DAFTAR TABEL ................................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ v

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat ................................................................... 2

II. METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat........................................... .......................... 3
2.2 Alat dan Bahan................................................ ........................... 3
2.3 Prosedur Praktikum .................................................................... 4
2.3.1 Penentuan Lokasi Sampling ................................................. 4
2.3.2 Pengambilan dan Penanganan Sampel................................. 4
2.3.3 Parameter Kualitas Perairan ................................................. 4
2.3.4 Analisis Fraksi Sedimen ...................................................... 5
2.4 Analisis Data .............................................................................. 6
2.5 Asumsi ....................................................................................... 7

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil................................................................................. .......... 8
3.1.1 Kondisi Umum Lokasi Praktikum ....................................... 8
3.1.2 PKA...................................................................................... 8
3.1.3 Perhitungan Fraksi ............................................................... 9
3.1.4 Diameter Tengah (Mz) ......................................................... 18
3.1.5 Skewness (Sk) ...................................................................... 18
3.1.6 Sorting .................................................................................. 19
3.1.7 Kurtosis ................................................................................ 19
3.2 Pembahasan..................................................................... .......... 20

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan ................................................................................ 22
4.2 Saran .......................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Alat dan Bahan yang digunakan di Lapangan ................................... 3

2. Alat dan Bahan yang digunakan di Laboratorium ............................. 3

3. Hasil pengukuran kualitas air................................................................. 8

4. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 1 sampel A .................................. 9

5. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 1 sampel B .................................. 9

6. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 1 sampel C .................................. 10

7. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 2 sampel A .................................. 10

8. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 2 sampel B .................................. 11

9. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 2 sampel C .................................. 11

10. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 3 sampel A .................................. 12

11. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 3 sampel B .................................. 12

12. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 3 sampel C .................................. 13

13. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 4 sampel A .................................. 13

14. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 4 sampel B .................................. 14

15. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 4 sampel C .................................. 14

16. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 5 sampel A .................................. 15

17. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 5 sampel B .................................. 15

18. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 5 sampel C .................................. 16

19. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 6 sampel A .................................. 16

20. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 6 sampel B .................................. 17

21. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 6 sampel C .................................. 17


ii

22. Perhitungan Diameter tengah................................................................. 18

23. Perhitungan nilai Skewness .................................................................... 18

24. Perhitungan nilai Sorting ....................................................................... 19

25. Perhitungan nilai Kurtosis ..................................................................... 19


iii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Peta Lokasi Praktikum.......................................................................... 25

2. Peta Lokasi Titik Sampling .................................................................. 26

3. Perhitungan Rumus.................... .......................................................... 27

4. Alat dan Bahan yang digunakan.................... ....................................... 37

5. Dokumentasi Kegiatan ......................................................................... 39

6. Segitiga Shepard ................................................................................... 40

7. Grafik Probabilitas Sedimen ................................................................ 49


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah pesisir yang

kaya dan beragam akan sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan. Indonesia

merupakan negara kepulauan yang memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km

termasuk negara kedua yang memiliki garis pantai terpanjang setelah Kanada.

Luas wilayah laut negeri kita, termasuk didalamnya Zona Ekonomi Ekslusif

(ZEE), mencakup 5,8 juta km2, atau sekitar tiga perempat dari luas keseluruhan

wilayah Indonesia (Dahuri, 2002).

Meningkatnya pemanfaatan wilayah pesisir menyebabkan daya dukung

wilayah pesisir akan berkurang jika penggunaaannya tidak dilakukan secara

terpadu dan terkendali. Untuk menjaga agar daya dukung wilayah pesisir tidak

mengalami penurunan yang besar maka perlu diperhatikan pula faktor-faktor yang

berdampak terhadap lingkungan pesisir. Salah satu faktor tersebut adalah

sedimen. Menurut Koesoemadinata dalam Setyadi et al.,(2015) menyebutkan

bahwa transport sedimen sepanjang pantai terjadi apabila pasir terangkat oleh

turbulensi yang disebabkan oleh gelombang pecah sehingga menyebabkan

terjadinya erosi dan akresi didaerah pantai. Pemindahan sedimen pantai dapat

diakibatkan oleh arus sungai, gelombang, arus pasang surut, angin dan

penambangan pasir disekitar pantai.

Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari tentang batuan sedimen.

Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat dipermukaan bumi (di

daratan ataupun lautan), yang telah mengalami proses pengangkutan (transportasi)


2

dari satu tempat (kawasan) ke tempat lainnya. Air dan angin merupakan agen

pengangkut yang utama. Sedimen ini apabila mengeras (membatu) akan menjadi

batuan sedimen.

Pola-pola sedimentasi tergantung pada pola pergerakan air, apabila gerakan

air horizontal tinggi, sedimen akan tetap dalam bentuk larutan. Namun bila

gerakan air perlahan sehingga tidak cukup energi untuk menjaga agar sedimen

tetap larut maka akan terjadi proses pengendapan bahan-bahan sedimen. Selain itu

energi gerakan air juga berpengaruh terhadap ukuran bahan-bahan sedimentasi

yang akan diendapkan. Tingginya proses sedimentasi ini akan berdampak kembali

pada manusia itu sendiri seperti terganggunya transportasi laut karena telah terjadi

pendangkalan, terjadinya pengurangan lahan dan sebagainya (Darsef, 2003).

Rifardi (2008) menjelaskan bahwa pola dan karakteristik sedimen

dipegaruhi oleh aktifitas artifisial (manusia) dan alam. Oleh sebab itu hasil

penelitian tentang sedimen akan memberikan informasi tentang efek yang terjadi

pada lingkungan yang disebabkan oleh kedua aktifitas tersebut.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui karakteristik sedimen

permukaan pada perairan pantai Pariaman dan mengetahui kondisi lingkungan

pengendapan sedimen di pantai Pariaman. Adapun manfaat dari dilaksanakannya

praktikum ini yaitu diperolehnya data sebagai informasi dasar mengenai

karakteristik sedimen permukaan yang ada di pantai Pariaman.


3

II. METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat

Pengambilan sampel sedimen dilakukan pada 15 November 2018 di perairan

pantai UPTD Konservasi Penyu Pariaman dan pada 17 November 2018 di

perairan laut Angso Duo, serta dilakukannya pengujian sampel pada tanggal 30

November- 3 Desember 2018 di laboratorium Kimia Laut Universitas Riau.

2.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan di lapangan dan laboratorium adalah:

Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan di Lapangan


Alat Fungsi
Eckman Grab Untuk mengambil sampel pada substrat
Plastik Untuk meletakkan sampel sedimen
Hand Refractometer Untuk mengukur salinitas perairan
Thermometer Untuk mengukur suhu perairan
GPS Untuk menentukan lokasi sampling
pH Indikator Untuk menentukan tingkat keasaman perairan
Secchi Disk Untuk menentukan kecerahan perairan
Bahan Fungsi
Kertas Label Untuk memberi tanda sampel
Aquades Untuk mengkalibrasi Handrefractometer

Tabel 2. Alat dan Bahan yang digunakan di Laboratorium


Alat Fungsi
Gelas ukur ukuran 1 L Untuk tempat sampel sedimen berwujud cair
Timbangan Analitik Untuk menghitung berat cawan dan berat sampel
sedimen
Desikator Untuk mendingin sampel sedimen
Oven Untuk mengeringkan sampel sedimen
Pipet Volumetrik Untuk mengambil sampel air
Ayakan Bertingkat Untuk tempat ukuran partikel-partikel sadimen
Semprotan air Untuk memudahkan dalam menuang sedimen dari
ayakan bertingkat
Bahan Fungsi
Air Untuk media lepas bagi ukuran partikel sedimen
Larutan H2O2 3% Untuk memisahkan partikel sedimen yang terkorosif
Aluminium Foil Untuk pembuatan cawan
Sampel Sedimen Untuk diuji
4

2.3 Prosedur Praktikum

2.3.1 Penentuan Lokasi Sampling

Penentuan lokasi dilakukan berdasarkan metode purposive sampling,

dimana lokasi sudah ditentukan sesuai dengan kondisi masing-masing lokasi.

Pengambilan sampel dan data parameter kualitas perairan dilakukan pada enam

lokasi (stasiun) yang berada di perairan pantai UPTD Konservasi Penyu Pariaman

dan enam stasiun di perairan laut Angso Duo.

2.3.2 Pengambilan dan Penanganan Sampel

Sampel sedimen diambil pada setiap stasiun yang telah ditentukan. Di

perairan pantai UPTD Konservasi Penyu Pariaman sampel diambil langsung

menggunakan kantong plastik, lalu diberi label dan dimasukkan ke dalam ice box.

Di perairan laut Angso Duo Eckman grab diturunkan pada saat kapal berhenti di

setiap stasiun. Setelah Eckman grab sampai ke dasar perairan, tegangkan tali grab

dengan cara menarik tali sampai tegak lurus dengan posisi Eckman grab yang di

dasar perairan. Selanjutnya, pemberat dijatuhkan untuk membuka grab yang ada

di dasar perairan. Kemudian, Eckman grab ditarik ke permukaan dan sampel

sedimen yang terambil dimasukkan ke dalam kantong plastik yang telah disiapkan

sebelumnya, lalu sampel diberi label dan dimasukkan ke dalam ice box.Sampel

kemudian dibawa ke laboratorium dan siap untuk dianalisis.

2.3.3 Parameter Kualitas Perairan

a. Suhu

Suhu diukur dengan menggunakan alat thermometer. Cara penggunaan

thermometer adalah dimasukan ke dalam perairan dan lihat angka yang

ditunjukkan pada garis merah yang tampak pada thermometer.


5

b. Kecerahan

Kecerahan diukur dengan menggunakan alat secchi disk. Cara penggunaan

Secchi disk adalah dimasukan perlahan–lahan ke dalam air. Setelah itu dilakukan

pengukuran menggunakan meteran dan mengamati secchi disk dengan nilai

kecerahan diperoleh dari jarak hilang ditambah jarak tampak kemudian dibagi

dua.

c. Salinitas

Salinitas diukur dengan menggunakan hand refractometer yaitu dengan cara

dikalibrasi terlebih dahulu dengan meneteskan aquades pada kaca hand

refractometer dan dibersihkan dengan tisu. Kemudian teteskan air sampel dan

lihat hasilnya.

d. Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman (pH) air diukur dengan menggunakan kertas indikator

yaitu dengan mencelupkan kertas indikator ke dalam air sampel, angkat kertas

indikator dan keringkan kemudian dicocokkan warna kertas indikator dengan

warna pada kotak pH indikator dan catat nilai pH nya.

2.3.4 Analisis Fraksi Sedimen

Analisis fraksi sedimen dilakukan dengan cara:

1. Bentuk 3 cawan besar sebagai tempat sampel A,B,C dan 27 cawan kecil untuk

tempat fraksi dari setiap sampel yang dibentuk dari aluminium foil

menggunakan beaker gelas, cawan yang sudah dibentuk dimasukkan dalam

oven selama untuk menghilangkan kadar air.

2. Keluarkan dan dinginkan cawan, lalu ditimbang untuk mendapat berat cawan.
6

3. Masukkan masing-masing 100 g sampel sedimen yang berbeda pada cawan

A,B, dan C, kemudian di oven selama 24 jam dengan suhu 105C

4. Setelah 24 jam sampel sedimen diambil lalu masukkan kedalam desikator, lalu

di timbang. Ini disebut dengan berat kering.

5. Masukkan sampel ke dalam beaker glass lalu ditambahkan H2O2 3% guna

untuk memisahkan ikatan partikel sedimen yang bersifat kohesif (menyatu).

Lalu aduk dan masukkan ke ayakan bertingkat (size -1 sampai 4) dialiri

dengan air mengalir, sehingga sedimen paling atas turun sampai ke ayakan

paling bawah.

6. Sediakan 9 cawan untuk setiap sampel, lalu cawan di beri label (label -1-7).

7. Masukkan sampel pada cawan berdasarkan ukuran. Lalu oven selama 24 jam,

timbang masing-masing sampel lalu catat hasilnya.

2.4 Analisis Data

Sampel sedimen yang telah dianalisis fraksi sedimennya, selanjutnya

dilakukan analisis data dengan menghitung parameter statistika sedimen yaitu

meansize (Mz), koefisien sorting (δ1), skewness (SkL) dan kurtosis dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

a. Mean Size (Mz)

Mean Size (Mz) = Ø16 + Ø50 + Ø84


3
Klasifikasi:

Ø1 : coarse sand (pasir kasar) Ø6 : medium silt (lumpur menengah)


Ø2 : medium sand (pasir menengah) Ø7 : fine silt (lumpur halus)
Ø3 : fine sand (pasir halus) Ø8 : very fine silt (lumpur sangat halus)
Ø4: very fine sand (pasir sangat halus) >Ø8 : clay (liat)
Ø5 : coarse silt (lumpur kasar)
7

b. Sorting (δ1)

Sorting (δ1) = Ø84 - Ø16 + Ø95 - Ø5


4 6,6
Klasifikasi:

< 0,25 Ø : very well sorted (terpilah sangat baik)


0,35 – 0,50 Ø : well sorted (terpilah baik)
0,50 – 0,71 Ø : moderately well sorted (terpilah)
0,71 – 1,0 Ø : moderately sorted (terpilah sedang)
1,0 – 2,0 Ø : poorly sorted (terpilah buruk)
>2,0 Ø : very poorly sorted (terpilah sangat buruk)

c. Skewness (SkL)

Skewness (SkL) = (Ø84 + Ø16 - 2Ø50) + (Ø95 + Ø5 - 2Ø50)


2(Ø84- Ø16) 2(Ø95 – Ø5)
Klasifikasi:

+ 1,0 s.d + 0,3 : very fine skewed

+ 0,3 s.d + 0,1 : fine skewed

+ 0,1 s.d – 0,1 : near symmitrical

- 0,1 s.d – 0,3 : coarse skewed

> -0,3 : very coarse skewed

d. kurtosis (KG)
∅95 − ∅5
Kurtosis (KG) =
2,44 (∅75− ∅25)
2.5 Asumsi

1. Setiap titik sampling/stasiun sedimen yang diambil dianggap mewakili seluruh

kondisi di daerah praktikum.

2. Ketelitian praktikan dianggap sama.

3. Faktor-faktor yang tidak diukur dalam praktikum ini dianggap memberikan

pengaruh yang sama


8

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Kondisi Umum Lokasi Praktikum

Kondisi cuaca pada saat pelaksanaan praktikum mata kuliah

Sedimentologi di KKPD Kota Pariaman Sumatera Barat adalah panas dan cerah,

angin tidak terlalu kencang, namun pantai berombak. Perairan berwarna coklat

dan substrat pantai berpasir. Kondisi cuaca pada saat pengambilan sampel

sedimen di laut ketika menuju Pulau Angso duo mendung, angin kencang, dan

ombak besar.

3.1.2 PKA

Adapun hasil pengukuran parameter kualitas perairan di KKPD Kota

Pariaman Sumatera Barat yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil pengukuran kualitas air


Kelompok PKA
Titik Koordinat
Suhu Salinitas Kec. Arus Kecerahan pH
S 00 37’26.8’’
1 30 33 0.18 -
E 100 06’51.87’’ 7
S 00 37’28.85”
2 30 - 0.09 85
E 106 ’37.30” 7
S 00 37’54.62”
3 29 35 0.20 100
E 100 06’19.05” 7
S 00 37’85.70”
4 30 30 0.22 100 7
E 200 06’12.58”
S 0038’00.88”
5 30 34 0.23 100 7
E 100 06’07.59”

N 00 37’00.59” 8
6 30 31 - 100
E 100 06’02.32”
9

3.1.3 Perhitungan Fraksi Sedimen

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil

fraksi sedimen dari kelompok 1 – 6, yaitu:

1. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 1

Tabel 4. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 1 sampel A


BK BC BC +
Ø Fraksi gØ gFraksi %Fraksi %Ø %Kumulatif
Total (gr) gØ
-1 0.58 Kerikil 28.73 28.15 28.15 36.69 36.69 36.69
0 0.57 25.25 24.68 32.17 68.86
1 0.58 21.89 21.31 27.78 96.64
2 0.55 Pasir 2.04 1.49 47.94 62.49 1.94 98.58
3 0.57 0.86 0.29 0.38 98.96
4 0.56 0.73 0.17 0.22 99.18
76.72
5 0.58 0.59 0.01 0.01 99.19
6 0.56 0.57 0.01 0.01 99.20
7 0.58 0.6 0.02 0.03 99.23
Lumpur 0.63 0.82
Sub
81.26 76.13
Total 0.77
>7 0.59
Total 76.72 76.72 100.00 100.00 100.00

Tabel 5. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 1 sampel B


BK BC BC +
Ø Fraksi gØ gFraksi %Fraksi %Ø %Kumulatif
Total (gr) gØ
-1 0.56 Kerikil 0.57 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
0 0.54 2.63 2.09 2.79 2.80
1 0.53 35.10 34.57 46.11 48.91
2 0.58 Pasir 24.06 23.48 72.84 97.16 31.32 80.23
3 0.59 10.70 10.11 13.49 93.72
4 0.57 3.16 2.59 3.45 97.17
74.97
5 0.57 0.58 0.01 0.01 97.18
6 0.54 0.56 0.02 0.03 97.21
7 0.57 0.59 0.02 0.03 97.24
Lumpur 2.12 2.83
Sub
77.95 72.90
Total 2.76
>7 207
Total 74.97 74.97 100.00 100.00 100.00
10

Tabel 6. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 1 sampel C


BK BC BC +
Ø Fraksi gØ GFraksi %Fraksi %Ø %Kumulatif
Total (gr) gØ
-1 0.55 Kerikil 8.12 7.57 7.57 10.97 10.97 10.97
0 0.57 8.28 7.71 11.17 22.14
1 0.54 18.98 18.44 26.72 48.86
2 0.10 Pasir 15.24 15.14 87.42 21.94 70.80
60.34
3 0.55 13.77 13.22 19.15 89.95
4 0.56 6.39 5.83 8.45 98.40
69.02
5 0.55 0.56 0.01 0.01 98.41
6 0.59 0.60 0.01 0.01 98.42
7 0.58 0.59 0.01 0.01 98.43
Lumpur 1.61
Sub 1.11
72.53 67.94
Total 1.57
>7 1.08
Total 69.02 69.02 100.00 100.00 100.00

2. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 2

Tabel 7. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 2 sampel A


BK BC BC +
Ø Fraksi gØ GFraksi %Fraksi %Ø %Kumulatif
Total (gr) gØ
-1 0.83 Kerikil 25.48 24.65 24.65 34.46 34.46 34.46
0 0.83 23.30 22.47 31.41 65.87
1 0.82 11.47 10.65 14.89 80.76
2 0.88 Pasir 9.94 9.06 43.04 60.17 12.67 93.43
3 0.86 1.42 0.56 0.78 94.21
4 0.86 1.16 0.30 0.42 94.63
71.53
5 0.82 0.84 0.02 0.03 94.66
6 0.85 0.87 0.02 0.03 94.69
7 0.83 0.84 0.01 0.01 94.70
Lumpur 3.84 5.37
Sub
75.32 67.74
Total 5.30
>7 3.79
Total 71.53 71.53 100.00 100.00 100.00
11

Tabel 8. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 2 sampel B


BK BC BC +
Ø Fraksi gØ gFraksi %Fraksi %Ø %Kumulatif
Total (gr) gØ
-1 0.82 Kerikil 5.11 4.29 4.29 6.06 6.06 6.06
0 0.82 15.69 14.87 21.00 27.06
1 0.86 22.13 21.27 30.04 57.10
2 0.83 Pasir 21.38 20.55 59.68 84.29 29.03 86.13
3 0.84 2.51 1.67 2.36 88.49
4 0.82 2.14 1.32 1.86 90.35
70.80
5 0.89 0.91 0.02 0.03 90.38
6 0.80 0.82 0.02 0.03 90.41
7 0.84 0.84 0.03 0.04 90.45
Lumpur 6.83 9.65
Sub
57.53 64.04
Total 9.55
>7 6.76
Total 70.80 70.80 100.00 100.00 100.00

Tabel 9. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 2 sampel C


BK BC BC +
Ø Fraksi gØ gFraksi %Fraksi %Ø %Kumulatif
Total (gr) gØ
-1 0.83 Kerikil 0.95 0.12 0.12 0.18 0.18 0.18
0 0.83 0.97 0.14 0.21 0.39
1 0.84 0.96 0.12 0.18 0.57
2 0.84 Pasir 3.87 3.03 15.72 23.16 4.46 5.03
3 0.83 5.37 4.54 6.69 11.72
4 0.84 8.73 7.89 11.62 23.34
67.88
5 0.78 0.8 0.02 0.03 23.37
6 0.81 0.82 0.01 0.01 23.38
7 0.82 0.84 0.02 0.03 23.41
Lumpur 52.04 76.66
Sub
23.31 15.89
Total 76.59
>7 51.99
Total 67.88 67.88 100.00 100.00 100.00
12

3. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 3

Tabel 10. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 3 sampel A


BK BC BC +
Ø Fraksi gØ gFraksi %Fraksi %Ø %Kumulatif
Total (gr) gØ
-1 0.65 Kerikil 0.99 0.34 0.34 0.47 0.47 0.47
0 0.67 23.14 22.47 31.33 31.81
1 0.63 34.18 33.55 46.79 78.59
2 0.57 Pasir 0.72 8.15 38.77 95.89 11.37 89.96
3 0.57 4.18 3.61 5.03 94.99
4 0.63 1.61 0.98 1.37 96.36
71.71
5 0.60 0.61 0.01 0.01 96.37
6 0.68 0.70 0.02 0.03 96.40
7 0.62 0.62 0 0.00 96.40
Lumpur 2.61 3.64
Sub
71.71 69.13
Total 3.60
>7 2.58
Total 71.71 71.71 100.00 100.00 100.00

Tabel 11. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 3 sampel B


BK BC BC +
Ø Fraksi gØ GFraksi %Fraksi %Ø %Kumulatif
Total (gr) gØ
-1 0.65 Kerikil 1.05 0.40 0.40 0.54 0.54 0.54
0 0.63 12.21 11.58 15.66 16.20
1 0.69 31.86 31.17 42.16 58.36
2 0.65 Pasir 10.82 10.17 63.32 85.65 13.76 72.12
3 0.69 7.54 6.85 9.27 81.39
4 0.71 4.26 3.55 4.80 86.19
73.93
5 0.63 0.65 0.02 0.03 86.22
6 0.68 0.70 0.02 0.03 86.25
7 0.78 0.78 0.00 0.00 86.25
Lumpur 10.21 13.81
Sub
73.93 63.76
Total 13.81
>7 10.17
Total 73.93 73.93 100.00 100.00 100.00
13

Tabel 12. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 3 sampel C


BK BC BC +
Ø Fraksi gØ GFraksi %Fraksi %Ø %Kumulatif
Total (gr) gØ
-1 0.66 Kerikil 0.71 0.05 0.05 0.09 0.09 0.09
0 0.63 0.75 0.12 0.22 0.31
1 0.65 3.51 2.86 5.43 5.74
2 0.56 Pasir 5.48 4.92 31.03 58.95 9.35 15.09
3 0.68 11.54 10.86 20.65 35.74
4 0.62 12.89 12.27 23.31 59.05
52.63
5 0.66 0.70 0.04 0.08 59.13
6 0.65 0.70 0.05 0.09 59.22
7 0.66 0.86 0.20 0.38 59.60
Lumpur 21.55 40.94
Sub
53.63 31.37
Total 40.40
>7 21.26
Total 52.63 52.63 100.00 100.00 100.00

4. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 4

Tabel 13. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 4 sampel A


BK BC +
Ø BC (gr) Fraksi gØ GFraksi %Fraksi %Ø %Kumulatif
Total gØ
-1 0.79 Kerikil 11.02 10.23 10.23 13.76 13.75 13.75
0 0.73 24.43 23.70 31.88 45.63
1 0.75 21.46 20.71 27.85 73.50
2 0.75 Pasir 8.52 7.77 53.04 71.33 10.45 83.94
3 0.86 1.49 0.63 0.84 84.79
4 0.82 1.05 0.23 0.30 85.09
74,35
5 0.74 0.76 0.02 0.03 85.12
6 0.70 0.71 0.01 0.01 85.13
7 0.71 0.98 0.27 0.37 85.50
Lumpur 11.08 14.90
Sub
70.42 63.57
Total 14.50
>7 10.78
Total 74.35 74.35 100.00 100.00 100.00
14

Tabel 14. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 4 sampel B


BK BC BC +
Ø Fraksi gØ GFraksi %Fraksi %Ø %Kumulatif
Total (gr) gØ
-1 0.98 Kerikil 21.50 20.52 20.52 29.75 29.75 29.75
0 0.79 16.27 15.48 22.44 52.20
1 0.77 12.22 11.45 16.60 68.80
2 0.98 Pasir 11.80 10.82 39.08 56.66 15.69 84.49
3 0.61 1.33 0.72 1.04 85.53
4 0.70 1.31 0.61 0.88 86.41
68.97
5 0.75 0.78 0.03 0.04 86.46
6 0.66 0.68 0.02 0.03 86.49
7 098 1.01 0.03 0.04 86.53
Lumpur 9.37 13.59
Sub
66.9 59.68
Total 13.47
>7 9.29
Total 68.97 68.97 100.00 100.00 100.00

Tabel 15. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 4 sampel C


BK BC BC +
Ø Fraksi gØ GFraksi %Fraksi %Ø %Kumulatif
Total (gr) gØ
-1 0.93 Kerikil 1.01 0.08 0.08 0.15 0.15 0.15
0 0.64 1.12 0.48 0.87 1.02
1 0.71 2.65 1.94 3.52 4.54
2 0.67 Pasir 3.03 2.36 10.44 18.95 4.28 8.82
3 0.66 3.20 2.54 4.61 13.43
4 0.78 3,90 3.12 5.66 19.10
55,09
5 0.58 0.64 0.06 0.11 19.20
6 0.64 0.68 0.04 0.07 19.28
7 0.76 0.90 0.14 0.25 19.53
Lumpur 44.57 80.90
Sub
17.13 10.76
Total 80.47
>7 44.33
Total 55.09 55.09 100.00 100.00 100.00
15

5. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 5

Tabel 16. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 5 sampel A


BK BC BC +
Ø Fraksi gØ gFraksi %Fraksi %Ø %Kumulatif
Total (gr) gØ
-1 1.01 Kerikil 28.46 27.45 27.45 38.90 38.90 38.90
0 0.94 16.66 15.72 22.28 61.18
1 0.98 13.56 12.58 17.82 79.00
2 0.91 Pasir 8.66 7.75 41.06 58.20 11.00 90.00
3 0.89 4.73 3.84 5.44 95.44
4 0.93 2.10 1.17 1.66 97.10
70.55
5 0.95 0.97 0.02 0.03 97.13
6 0.87 0.88 0.01 0.02 97.15
7 0.95 0.96 0.01 0.02 97.17
Lumpur 2.04 2.90
Sub
86.04 68.55
Total 2.83
>7 2.00
Total 70.55 70.55 100.00 100.00 100.00

Tabel 17. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 5 sampel B


BK BC BC +
Ø Fraksi gØ GFraksi %Fraksi %Ø %Kumulatif
Total (gr) gØ
-1 0.93 Kerikil 3.00 2.07 2.07 3.14 3.14 3.14
0 0.93 6.24 5.31 8.05 11.19
1 0.77 15.57 14.80 22.44 33.63
2 0.99 Pasir 13.17 12.18 50.93 77.23 18.47 52.10
3 0.83 14.35 13.52 20.50 72.60
4 0.77 5.89 5.12 7.76 80.36
65.95
5 0.98 1.01 0.03 0.05 80.41
6 0.74 1.00 0.26 0.39 80.80
7 0.82 0.84 0.02 0.03 80.83
Lumpur 12.95 19.64
Sub
61.67 53.31
Total 19.17
>7 12.64
Total 65.95 65.95 100.00 100.00 100.00
16

Tabel 18. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 5 sampel C


BK BC BC +
Ø Fraksi gØ gFraksi %Fraksi %Ø %Kumulatif
Total (gr) gØ
-1 0.90 Kerikil 0.94 0.04 0.04 0.08 0.08 0.08
0 1.00 1.03 0.03 0.06 0.14
1 0.93 1.09 0.16 0.34 0.48
2 1.21 Pasir 3.41 2.20 23.00 48.69 4.66 5.14
3 0.83 6.56 5.73 12.13 17.27
4 0.85 15.73 14.88 31.50 48.77
47.24
5 0.85 0.99 0.14 0.30 49.07
6 1.03 1.10 0.07 0.15 49.22
7 0.97 1.02 0.05 0.11 49.33
Lumpur 24.20 51.23
Sub
23.30
Total 50.67
>7 23.94
Total 47.24 47.24 100.00 100.00 100.00

6. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 6

Tabel 19. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 6 sampel A


BK BC BC +
Ø Fraksi gØ GFraksi %Fraksi %Ø %Kumulatif
Total (gr) gØ
-1 0.81 Kerikil 8.53 7.72 7.72 10.99 38.90 10.99
0 0.76 26.96 26.2 58.38 83.14 22.28 48.31
1 0.76 19.81 19.05 17.82 75.43
2 0.78 13.11 12.33 11.00 92.99
3 0.71 Pasir 1.28 0.57 5.44 93.81

4 0.71 0.94 0.23 1.66 94.13


70.22
5 0.77 0.79 0.02 0.03 94.16
6 0.67 0.68 0.01 4.12 5.87 0.02 94.18
7 0.78 0.8 0.02 0.02 94.20
Lumpur
Sub
72.9 66.15
Total 5.80
>7 4.07
Total 70.22 70.22 100.00 100.00 100.00
17

Tabel 20. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 6 sampel B


BK BC BC +
Ø Fraksi gØ GFraksi %Fraksi %Ø %Kumulatif
Total (gr) gØ
-1 0.72 Kerikil 4.67 3.95 3.95 5.81 5.81 5.81
0 0.79 9.77 8.98 13.20 19.01
1 0.75 18.75 18.00 26.46 46.47
2 0.73 Pasir 14.75 14.02 45.67 67.14 20.61 66.08
3 0.66 4.86 4.20 6.17 72.26
4 0.80 1.27 0.47 0.69 72.95
68.02
5 0.81 0.83 0.02 0.03 72.98
6 0.79 0.81 0.02 0.03 73.01
7 0.75 0.77 0.02 0.03 73.04
Lumpur 18.40 27.05
Sub
56.48 49.68
Total 26.96
>7 18.34
Total 68.02 68.02 100.00 100.00 100.00

Tabel 21. Perhitungan fraksi sedimen kelompok 6 sampel C


BK BC BC +
Ø Fraksi gØ gFraksi %Fraksi %Ø %Kumulatif
Total (gr) gØ
-1 0.80 Kerikil 29.09 28.29 28.29 49.04 49.04 49.04
0 0.78 6.43 5.65 9.79 58.83
1 0.67 4.27 3.60 6.24 65.07
2 0.68 Pasir 15.23 14.55 25.75 44.64 25.22 90.29
3 0.77 2.23 1.46 2.53 92.82
4 0.79 1.28 0.49 0.85 93.67
57.69
5 0.78 0.79 0.01 0.02 93.69
6 0.80 0.80 0.00
7 0.64 0.64 0.00
Lumpur 3.65 6.33
Sub
60.76 54.05
Total 6.31
>7 3.64
Total 57.69 57.69 100.00 100.00 100.0
18

3.1.4 Diameter Tengah (Mz)

Tabel 22. Perhitungan Diameter tengah


Kelompok Sampel Mz (Ø) Klasifikasi
1 A -0,47 -
B 1,20 Coarse sand
C 1,07 Coarse sand
2 A -0,17 -
B 0,77 Coarse sand
C 6,00 Medium silt
3 A 0,53 Coarse sand
B 1,47 Coarse sand
C 4,30 Very fine sand
4 A 0,63 Coarse sand
B 0,23 -
C 6,03 Medium silt
5 A -0,10 -
B 3,10 Fine sand
C 5,73 Medium silt
6 A 0,23 -
B 2,70 Fine sand
C -0,23 -

3.1.5 Skewness (Sk)

Tabel 23. Perhitungan nilai Skewness


Kelompok Sampel Skewness Klasifikasi
1 A 0,28 Fine skewed
B 0,43 Very fine skewed
C -0,06 Near symmitrical
2 A 0,60 Very fine skewed
B 0,25 Fine skewed
C -0,90 Very coarse skewed
3 A 0,38 Very fine skewed
B 0,62 Very fine skewed
C 0,30 Very fine skewed
4 A 0,52 Very fine skewed
B 0,53 Very fine skewed
C -0,89 Very coarse skewed
5 A 0,52 Very fine skewed
B 0,44 Very fine skewed
C -0,86 Very coarse skewed
6 A 0,43 Very fine skewed
B 0,54 Very fine skewed
C 0,85 Very fine skewed
19

3.1.6 Sorting

Tabel 24. Perhitungan nilai Sorting


Kelompok Sampel Sorting Klasifikasi
1 A 0,75 Moderately well sorted
B 0,87 Moderately sorted
C 1,53 Poorly sorted
2 A 1,87 Poorly sorted
B 1,82 Poorly sorted
C 1,83 Poorly sorted
3 A 0,95 Moderately sorted
B 2,05 Very poorly sorted
C 2,24 Very poorly sorted
4 A 2,15 Very poorly sorted
B 2,04 Very poorly sorted
C 1,96 Poorly sorted
5 A 1,30 Poorly sorted
B 2,91 Very poorly sorted
C 1,92 Poorly sorted
6 A 1,79 Poorly sorted
B 3,08 Very poorly sorted
C 2,01 Very poorly sorted

3.1.7 Kurtosis (KG)

Tabel 25. Perhitungan nilai Kurtosis (KG)


Kelompok Sampel Kurtosis Klasifikasi
1 A -0,16 Very platykurtic
B 1,30 Lepto kurtic
C 0,35 Very platykurtic
2 A 1,35 Lepto kurtic
B 1,45 Lepto kurtic
C 12,98 Extremely leptokurtic
3 A 1,07 Mesokurtic
B 1,39 Lepto kurtic
C 0,75 Platy kurtic
4 A 1,37 Lepto kurtic
B 1,01 Mesokurtic
C 17,83 Extremely leptokurtic
5 A 0,32 Very platykurtic
B 1,04 Mesokurtic
C 0,99 Mesokurtic
6 A 1,58 Very leptokurtic
B 0,38 Very platykurtic
C 0,93 Mesokurtic
20

3.2 Pembahasan

Perbedaan karakteristik sedimen pada permukaan perairan disebabkan oleh

perbedaan ukuran dalam material induk. Ukuran butir partikel sedimen adalah

salah satu faktor yang mengontrol proses pengendapan sedimen di perairan,

semakin kecil ukuran butir semakin lama partikel tersebut dalam kolam air dan

semakin jauh diendapkan dari sumbernya, begitu juga sebaliknya. Kusumadinata

(2012) menyatakan bahwa distribusi fraksi sedimen dipengaruhi oleh arus. Pada

daerah turbulensi tinggi, fraksi yang memiliki kenampakan makroskopis seperti

kerikil dan pasir akan lebih cepat mengendap dibandingkan fraksi yang berukuran

mikroskopis seperti lumpur.

Diameter rata-rata adalah ukurun partikel sedimen yang berguna untuk

menggambarkan perbedaan jenis, ketahanan partikel terhadap weathering, erosi,

dan abrasi serta proses transportasi dan pengendapan. Berdasarkan hasil

perhitungan nilai diameter rata-rata atau mean size (Mz) sedimen di semua

stasiun berkisar antara Ø -0,47 sampai 6,03 dengan klasifikasi yang mendominasi

adalah coarse sand. Hal ini mengindikasikan kekuatan aliran mentranspor

sedimen di perairan pantai Pariaman cukup besar.

Skewness adalah penyimpangan distribusi ukuran butir terhadap distribusi

normal. Nilai skewness daerah pratikum berkisar antara -0,9 - 0,85. Klasifikasi

yang mendominasi Skewness adalah very fine skewed yang artinya lingkungan

tempat material–material sedimen dipengaruhi oleh aktivitas gelombang.

Nilai sorting pada daerah pratikum berkisar antara 0,75 – 3,08 dengan

klasifikasi yang mendominasi adalah very poorly sorted dan poorly sorted, hal ini

menandakan bahwa partikel terpilah buruk dimana terdapat perbedaan besar butir
21

cukup mencolok. Sortasi dapat menunjukkan batas ukuran butir atau

keanekaragaman ukuran butir, tipe dan karakteristik serta lamanya waktu

sedimentasi dari suatu populasi sedimen.

Kurtosis berguna untuk mengukur puncak dari kurva dan hubungan dengan

distribusi normal. Kurva yang sangat menggambarkan sedimen poorly sorted

yang disebut platykurtic. Sebaliknya kurva yang mempunyai puncak yang tajam

menggambarkan sedimen yang good sorted disebut leptokurtic. Untuk nilai

kurtosis yang didapat berkisar antara -0,16 – 17,83 dengan klasifikasi yang

bervariasi.
22

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

25.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum karakteristik sedimen permukaan, dapat

disimpulkan bahwa perairan pantai Pariaman memiliki kriteria jenis fraksi

sedimen yang lebih dominan yaitu pasir. Berdasarkan nilai Sorting, didapati

bahwa partikel sedimen pada umumnya terpilah dengan buruk. Dilihat dari nilai

kutosisnya sangat beragam, selanjutnya dari nilai Skewness didapati bahwa

lingkungan tempat material–material sedimen dipengaruhi oleh aktivitas

gelombang.

25.2 Saran

Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai sedimen yang ada di lokasi

prakikum ini supaya data yang diperoleh lebih lengkap. Juga dalam proses

praktikum ke depannya diharapkan sesuai dengan sistematika prosedur praktikum,

sehingga hasil yang didapatkan tidak terlalu banyak bias.


23

DAFTAR PUSTAKA

Dahuri, B. G. 2002. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut
Serta Prinsip Pengelolaannya. Penerbit PKSPL. IPB. Bogor. 220 Hal
Darsef. 2003. Faktor-faktor yang Berdampak Terhadap Lingkungan Pesisir.
Makalah. Pengantar Falsafah Sains. Program Pascasarjana. IPB.
Kusumadinata.K.R.P.2012. Prinsip Prinsip Sedimentasi. Dept Teknik ITB.
Bandung.
Setyadi, D., U. Kamaludin dan N. Gerhaneu. 2015. Jenis dan Sebaran Sedimen di
Perairan Papela dan Sekitarnya, Rote- Ndao, Nusa Tenggara Timur. J.
Geologi Kelautan. Vol 13 (3).
24

LAMPIRAN
25

Lampiran 1. Peta Lokasi Praktikum


26

Lampiran 2. Peta Lokasi Titik Sampling


27

Lampiran 3. Perhitungan Rumus

1. Perhitungan nilai diameter rata-rata (Mz)

 Kelompok 1 sampel A  Kelompok 2 sampel C


∅16 + ∅50 + ∅84 ∅16 + ∅50 + ∅84
𝑀𝑧 = 𝑀𝑧 =
3 3
−1,2 + (−0,6) + 0,4 3,4 + 7,2 + 7,4
𝑀𝑧 = 𝑀𝑧 =
3 3
Mz = -0,47 Mz = 6,00
 Kelompok 1 sampel B  Kelompok 3 sampel A
∅16 + ∅50 + ∅84 ∅16 + ∅50 + ∅84
𝑀𝑧 = 𝑀𝑧 =
3 3
0,5 + 1 + 2,1 −0,2 + 0,4 + 1,4
𝑀𝑧 = 𝑀𝑧 =
3 3
Mz = 1,20 Mz = 0,53
 Kelompok 1 sampel C  Kelompok 3 sampel B
∅16 + ∅50 + ∅84 ∅16 + ∅50 + ∅84
𝑀𝑧 = 𝑀𝑧 =
3 3
−0,5 + 1,1 + 2,6 0 + 0,8 + 3,6
𝑀𝑧 = 𝑀𝑧 =
3 3
Mz = 1,07 Mz = 1,47
 Kelompok 2 sampel A  Kelompok 3 sampel C
∅16 + ∅50 + ∅84 ∅16 + ∅50 + ∅84
𝑀𝑧 = 𝑀𝑧 =
3 3
−1,2 + (−0,5) + 1,2 2,1 + 3,6 + 7,2
𝑀𝑧 = 𝑀𝑧 =
3 3
Mz = -0,17 Mz = 4,30
 Kelompok 2 sampel B  Kelompok 4 sampel A
∅16 + ∅50 + ∅84 ∅16 + ∅50 + ∅84
𝑀𝑧 = 𝑀𝑧 =
3 3
−0,4 + 0,8 + 1,9 −0,9 + 0,2 + 2,6
𝑀𝑧 = 𝑀𝑧 =
3 3
Mz = 0,77 Mz = 0,63
2

 Kelompok 4 sampel B  Kelompok 5 sampel C


∅16 + ∅50 + ∅84 ∅16 + ∅50 + ∅84
𝑀𝑧 = 𝑀𝑧 =
3 3
−1,1 + (−0,1) + 1,9 2,9 + 7 + 7,3
𝑀𝑧 = 𝑀𝑧 =
3 3
Mz = 0,23 Mz = 5,73
 Kelompok 4 sampel C  Kelompok 6 sampel A
∅16 + ∅50 + ∅84 ∅16 + ∅50 + ∅84
𝑀𝑧 = 𝑀𝑧 =
3 3
3,5 + 7,2 + 7,4 −0,8 + 0,1 + 1,4
𝑀𝑧 = 𝑀𝑧 =
3 3
Mz = 6,03 Mz = 0,23
 Kelompok 5 sampel A  Kelompok 6 sampel B
∅16 + ∅50 + ∅84 ∅16 + ∅50 + ∅84
𝑀𝑧 = 𝑀𝑧 =
3 3
−1,2 + (−0,5) + 1,4 −0,2 + 1,2 + 7,1
𝑀𝑧 = 𝑀𝑧 =
3 3
Mz = -0,10 Mz = 2,70
 Kelompok 5 sampel B  Kelompok 6 sampel C
∅16 + ∅50 + ∅84 ∅16 + ∅50 + ∅84
𝑀𝑧 = 𝑀𝑧 =
3 3
0,3 + 1,9 + 7,1 −1,3 + (−1) + 1,6
𝑀𝑧 = 𝑀𝑧 =
3 3
Mz = 3,10 Mz = -0,23

2. Perhitungan nilai Skewness (Sk1)

 Kelompok 1 sampel A
∅84 + ∅16 − 2∅50 ∅95 + ∅5 − 2∅50
𝑆𝑘1 = +
2(∅84 − ∅16) 2(∅95 − ∅5)
0,4 + (−1,2) − 2(−0,6) 0,9 + (−1,4) − 2(−0,6)
𝑆𝑘1 = +
2(0,4 − (−1,2)) 2(0,9 − (−1,4))
Sk1 = 0,28
 Kelompok 1 sampel B
∅84 + ∅16 − 2∅50 ∅95 + ∅5 − 2∅50
𝑆𝑘1 = +
2(∅84 − ∅16) 2(∅95 − ∅5)
2

2,1+0,5−2(−0,6) 3,3+0,2−2(−0,6)
𝑆𝑘1 = +
2(2,1−0,5) 2(3,3−0,2)

Sk1 = 0,43
 Kelompok 1 sampel C
∅84 + ∅16 − 2∅50 ∅95 + ∅5 − 2∅50
𝑆𝑘1 = +
2(∅84 − ∅16) 2(∅95 − ∅5)
2,6 + (−0,5) − 2(−0,6) 3,4 + (−1,6) − 2(−0,6)
𝑆𝑘1 = +
2(2,6 − (−0,5)) 2(3,4 − (−1,6))
Sk1 = -0,06
 Kelompok 2 sampel A
∅84 + ∅16 − 2∅50 ∅95 + ∅5 − 2∅50
𝑆𝑘1 = +
2(∅84 − ∅16) 2(∅95 − ∅5)
1,2 + (−1,2) − 2(−0,6) 7 + (−1,4) − 2(−0,6)
𝑆𝑘1 = +
2(1,2 − (−1,2)) 2(7 − (−1,4))
Sk1 = 0,60
 Kelompok 2 sampel B
∅84 + ∅16 − 2∅50 ∅95 + ∅5 − 2∅50
𝑆𝑘1 = +
2(∅84 − ∅16) 2(∅95 − ∅5)
1,9 + (−0,4) − 2(−0,6) 7,1 + (−1,1) − 2(−0,6)
𝑆𝑘1 = +
2(1,9 − (−0,4)) 2(7,1 − (−1,1))
Sk1 = 0,25
 Kelompok 2 sampel C
∅84 + ∅16 − 2∅50 ∅95 + ∅5 − 2∅50
𝑆𝑘1 = +
2(∅84 − ∅16) 2(∅95 − ∅5)
7,4 + 3,4 − 2(−0,6) 7,5 + 2 − 2(−0,6)
𝑆𝑘1 = +
2(7,4 − 3,4) 2(7,5 − 2)
Sk1 = -0,90
 Kelompok 3 sampel A
∅84 + ∅16 − 2∅50 ∅95 + ∅5 − 2∅50
𝑆𝑘1 = +
2(∅84 − ∅16) 2(∅95 − ∅5)
1,4 + (−0,2) − 2(−0,6) 3,1 + (−0,5) − 2(−0,6)
𝑆𝑘1 = +
2(1,4 − (−0,2)) 2(3,1 − (−0,2))
Sk1 = 0,38

 Kelompok 3 sampel B
3

∅84+∅16−2∅50 ∅95+∅5−2∅50
𝑆𝑘1 = +
2(∅84−∅16) 2(∅95−∅5)

3,6 + 0 − 2(−0,6) 7,2 + (−0,4) − 2(−0,6)


𝑆𝑘1 = +
2(3,6 − 0) 2(7,2 − (−0,4))
Sk1 = 0,62
 Kelompok 3 sampel C
∅84 + ∅16 − 2∅50 ∅95 + ∅5 − 2∅50
𝑆𝑘1 = +
2(∅84 − ∅16) 2(∅95 − ∅5)
7,2 + 2,1 − 2(−0,6) 7,4 + (−1,2) − 2(−0,6)
𝑆𝑘1 = +
2(7,2 − 2,1) 2(7,4 − (−1,2))
Sk1 = 0,30
 Kelompok 4 sampel A
∅84 + ∅16 − 2∅50 ∅95 + ∅5 − 2∅50
𝑆𝑘1 = +
2(∅84 − ∅16) 2(∅95 − ∅5)
2,6 + (−0,9) − 2(−0,6) 7,2 + (−1,2) − 2(−0,6)
𝑆𝑘1 = +
2(2,6 − (−0,9)) 2(7,2 − (−1,2))
Sk1 = 0,52
 Kelompok 4 sampel B
∅84 + ∅16 − 2∅50 ∅95 + ∅5 − 2∅50
𝑆𝑘1 = +
2(∅84 − ∅16) 2(∅95 − ∅5)
1,9 + (−1,1) − 2(−0,6) 7,2 + (−1,3) − 2(−0,6)
𝑆𝑘1 = +
2(1,9 − (−1,1)) 2(7,2 − (−1,3))
Sk1 = 0,53
 Kelompok 4 sampel C
∅84 + ∅16 − 2∅50 ∅95 + ∅5 − 2∅50
𝑆𝑘1 = +
2(∅84 − ∅16) 2(∅95 − ∅5)
7,4 + 3,5 − 2(−0,6) 7,6 + 1,1 − 2(−0,6)
𝑆𝑘1 = +
2(7,4 − 3,5) 2(7,6 − 1,1)
Sk1 = -0,03
 Kelompok 5 sampel A
∅84 + ∅16 − 2∅50 ∅95 + ∅5 − 2∅50
𝑆𝑘1 = +
2(∅84 − ∅16) 2(∅95 − ∅5)
1,4 + (−1,2) − 2(−0,6) 2,9 + (−1,4) − 2(−0,6)
𝑆𝑘1 = +
2(1,4 − (−1,2)) 2(2,9 − (−1,4))
Sk1 = 0,52
4

 Kelompok 5 sampel B

∅84 + ∅16 − 2∅50 ∅95 + ∅5 − 2∅50


𝑆𝑘1 = +
2(∅84 − ∅16) 2(∅95 − ∅5)

7,1 + 0,3 − 2(−0,6) 7,3 + (−0,7) − 2(−0,6)


𝑆𝑘1 = +
2(7,1 − 0,3) 2(7,3 − (−0,7))

Sk1 = 0,44

 Kelompok 5 sampel C

∅84 + ∅16 − 2∅50 ∅95 + ∅5 − 2∅50


𝑆𝑘1 = +
2(∅84 − ∅16) 2(∅95 − ∅5)

7,3 + 2,9 − 2(−0,6) 7,4 + 2 − 2(−0,6)


𝑆𝑘1 = +
2(7,3 − 2,9) 2(7,4 − 2)

Sk1 = -0,86

 Kelompok 6 sampel A

∅84 + ∅16 − 2∅50 ∅95 + ∅5 − 2∅50


𝑆𝑘1 = +
2(∅84 − ∅16) 2(∅95 − ∅5)

1,4 + (−0,8) − 2(−0,6) 7 + (−1,2) − 2(−0,6)


𝑆𝑘1 = +
2(1,4 − (−0,8)) 2(7 − (−1,2))

Sk1 = 0,43

 Kelompok 6 sampel B
∅84 + ∅16 − 2∅50 ∅95 + ∅5 − 2∅50
𝑆𝑘1 = +
2(∅84 − ∅16) 2(∅95 − ∅5)
7,1 + (−0,2) − 2(−0,6) 7,3 + (−1) − 2(−0,6)
𝑆𝑘1 = +
2(7,1 − (−0,2)) 2(7,3 − (−1))
Sk1 = 0,54
 Kelompok 6 sampel C
∅84 + ∅16 − 2∅50 ∅95 + ∅5 − 2∅50
𝑆𝑘1 = +
2(∅84 − ∅16) 2(∅95 − ∅5)
1,6 + (−1,3) − 2(−0,6) 7,1 + (−1,4) − 2(−0,6)
𝑆𝑘1 = +
2(1,6 − (−1,3)) 2(7,1 − (−1,4))
Sk1 = 0,85
5

3. Perhitungan nilai Sorting (𝛿1)

 Kelompok 1 sampel A
∅84 − ∅16 ∅95 − ∅5
𝛿1 = +
4 6,6
0,4 − (−1,2) 0,9 − (−1,4)
𝛿1 = +
4 6,6
𝛿1 = 0,75
 Kelompok 1 sampel B
∅84 − ∅16 ∅95 − ∅5
𝛿1 = +
4 6,6
2,1 − 0,5 3,3 − 0,2
𝛿1 = +
4 6,6
𝛿1 = 0,87
 Kelompok 1 sampel C
∅84 − ∅16 ∅95 − ∅5
𝛿1 = +
4 6,6
2,6 − (−0,5) 3,4 − (−1,6)
𝛿1 = +
4 6,6
𝛿1 = 1,53
 Kelompok 2 sampel A
∅84 − ∅16 ∅95 − ∅5
𝛿1 = +
4 6,6
1,2 − (−1,2) 7 − (−1,4)
𝛿1 = +
4 6,6
𝛿1 = 1,87
 Kelompok 2 sampel B
∅84 − ∅16 ∅95 − ∅5
𝛿1 = +
4 6,6
1,9 − (−0,4) 7,1 − (−1,1)
𝛿1 = +
4 6,6
𝛿1 = 1,82
 Kelompok 2 sampel C
∅84 − ∅16 ∅95 − ∅5
𝛿1 = +
4 6,6
2

7,4−3,4 7,5−2
𝛿1 = +
4 6,6

𝛿1 = 1,83
 Kelompok 3 sampel A
∅84 − ∅16 ∅95 − ∅5
𝛿1 = +
4 6,6
1,4 − (−0,2) 3,1 − (−0,5)
𝛿1 = +
4 6,6
𝛿1 = 0,95
 Kelompok 3 sampel B
∅84 − ∅16 ∅95 − ∅5
𝛿1 = +
4 6,6
3,6 − 0 7,2 − (−0,4)
𝛿1 = +
4 6,6
𝛿1 = 2,05
 Kelompok 3 sampel C
∅84 − ∅16 ∅95 − ∅5
𝛿1 = +
4 6,6
7,2 − 2,1 7,4 − (−1,2)
𝛿1 = +
4 6,6
𝛿1 = 2,24
 Kelompok 4 sampel A
∅84 − ∅16 ∅95 − ∅5
𝛿1 = +
4 6,6
2,6 − (−0,9) 7,2 − (−1,2)
𝛿1 = +
4 6,6
𝛿1 = 2,15
 Kelompok 4 sampel B
∅84 − ∅16 ∅95 − ∅5
𝛿1 = +
4 6,6
1,9 − (−1,1) 7,2 − (−1,3)
𝛿1 = +
4 6,6
𝛿1 = 2,04
3

 Kelompok 4 sampel C
∅84 − ∅16 ∅95 − ∅5
𝛿1 = +
4 6,6
7,4 − 3,5 7,6 − 1,1
𝛿1 = +
4 6,6
𝛿1 = 1,96
 Kelompok 5 sampel A
∅84 − ∅16 ∅95 − ∅5
𝛿1 = +
4 6,6
1,4 − (−1,2) 2,9 − (−1,4)
𝛿1 = +
4 6,6
𝛿1 = 1,30
 Kelompok 5 sampel B
∅84 − ∅16 ∅95 − ∅5
𝛿1 = +
4 6,6
7,1 − 0,3 7,3 − (−0,7)
𝛿1 = +
4 6,6
𝛿1 = 2,91
 Kelompok 5 sampel C
∅84 − ∅16 ∅95 − ∅5
𝛿1 = +
4 6,6
7,3 − 2,9 7,4 − 2
𝛿1 = +
4 6,6
𝛿1 = 1,92
 Kelompok 6 sampel A
∅84 − ∅16 ∅95 − ∅5
𝛿1 = +
4 6,6
1,4 − (−0,8) 7 − (−1,2)
𝛿1 = +
4 6,6
𝛿1 = 1,79
 Kelompok 6 sampel B
∅84 − ∅16 ∅95 − ∅5
𝛿1 = +
4 6,6
7,1 − (−0,2) 7,3 − (−1)
𝛿1 = +
4 6,6
𝛿1 = 3,08
4

 Kelompok 6 sampel C
∅84 − ∅16 ∅95 − ∅5
𝛿1 = +
4 6,6
1,6 − (−1,3) 7,1 − (−1,4)
𝛿1 = +
4 6,6
𝛿1 = 2,01

4. Perhitungan nilai Kurtosis (KG)

 Kelompok 1 sampel A  Kelompok 2 sampel B


∅95 + ∅5 ∅95 + ∅5
𝐾𝐺 = 𝐾𝐺 =
2,44(∅75 − ∅25) 2,44(∅75 − ∅25)
0,9 + (−1,4) 7,1 + (−1,1)
𝐾𝐺 = 𝐾𝐺 =
2,44(0,2 − (−1,1)) 2,44(1,6 − (−0,1))
KG = -0,16 KG = 1,45
 Kelompok 1 sampel B  Kelompok 2 sampel C
∅95 + ∅5 ∅95 + ∅5
𝐾𝐺 = 𝐾𝐺 =
2,44(∅75 − ∅25) 2,44(∅75 − ∅25)
3,3 + 0,2 7,5 + 2
𝐾𝐺 = 𝐾𝐺 =
2,44(1,8 − 0,7) 2,44(7,3 − 7)
KG = 1,30 KG = 12,98
 Kelompok 1 sampel C  Kelompok 3 sampel A
∅95 + ∅5 ∅95 + ∅5
𝐾𝐺 = 𝐾𝐺 =
2,44(∅75 − ∅25) 2,44(∅75 − ∅25)
3,4 + (−1,6) 3,1 + (−0,5)
𝐾𝐺 = 𝐾𝐺 =
2,44(2,2 − 0,1) 2,44(0,9 − (−0,1))
KG = 0,35 KG = 1,07
 Kelompok 2 sampel A  Kelompok 3 sampel B
∅95 + ∅5 ∅95 + ∅5
𝐾𝐺 = 𝐾𝐺 =
2,44(∅75 − ∅25) 2,44(∅75 − ∅25)
7 + (−1,4) 7,2 + (−0,4)
𝐾𝐺 = 𝐾𝐺 =
2,44(0,6 − (−1,1)) 2,44(2,3 − 0,3)
KG = 1,35 KG = 1,39
2

 Kelompok 3 sampel C  Kelompok 5 sampel B


∅95 + ∅5 ∅95 + ∅5
𝐾𝐺 = 𝐾𝐺 =
2,44(∅75 − ∅25) 2,44(∅75 − ∅25)
7,4 + 1 7,3 + (−0,7)
𝐾𝐺 = 𝐾𝐺 =
2,44(7,1 − 2,5) 2,44(3,3 − 0,7)
KG = 0,75 KG = 1,04
 Kelompok 4 sampel A  Kelompok 5 sampel C
∅95 + ∅5 ∅95 + ∅5
𝐾𝐺 = 𝐾𝐺 =
2,44(∅75 − ∅25) 2,44(∅75 − ∅25)
7,2 + (−1,2) 7,4 + 2
𝐾𝐺 = 𝐾𝐺 =
2,44(1,2 − (−0,6)) 2,44(7,2 − 3,3)
KG = 1,37 KG = 0,99
 Kelompok 4 sampel B  Kelompok 6 sampel A
∅95 + ∅5 ∅95 + ∅5
𝐾𝐺 = 𝐾𝐺 =
2,44(∅75 − ∅25) 2,44(∅75 − ∅25)
7,2 + (−1,3) 7 + (−1,2)
𝐾𝐺 = 𝐾𝐺 =
2,44(1,4 − (−1)) 2,44(1 − (−0,5))
KG = 1,01 KG = 1,58
 Kelompok 4 sampel C  Kelompok 6 sampel B
∅95 + ∅5 ∅95 + ∅5
𝐾𝐺 = 𝐾𝐺 =
2,44(∅75 − ∅25) 2,44(∅75 − ∅25)
7,6 + 1,1 7,3 + (−1)
𝐾𝐺 = 𝐾𝐺 =
2,44(7,3 − 7,1) 2,44(7 − 0,2)
KG = 17,83 KG = 0,38
 Kelompok 5 sampel A  Kelompok 6 sampel C
∅95 + ∅5 ∅95 + ∅5
𝐾𝐺 = 𝐾𝐺 =
2,44(∅75 − ∅25) 2,44(∅75 − ∅25)
2,9 + (−1,4) 7,1 + (−1,4)
𝐾𝐺 = 𝐾𝐺 =
2,44(0,8 − (−1,1)) 2,44(1,3 − (−1,2))
KG = 0,32 KG = 0,93
2

Lampiran 4. Alat dan Bahan yang Digunakan Selama Praktikum

Secchi disk pH indikator Handrefracto meter

Oven Timbangan analitik Desikator

Thermometer Alumunium Foil Penjepit


3

Pipet volumetrik Gelas ukur Ayakan bertingkat

Larutan H2O2
4

Lampiran 5. Dokumentasi Praktikum

Pengambilan sampel dilapangan

Pemanasan sedimen Sampel setelah di ayak Penimbangan sampel


dalam oven

Pendinginan sampel
di dalam Desikator

Anda mungkin juga menyukai