DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur marilah kita ucapkan kepada Allah SWT yang
senantiasa melindungi hambanya dari segala kejahatan mahluknya. Shalawat
beserta salam sudah seharusnya kita sanjung sajikan keharibaan Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa kita menuju kebahagiaan di Dunia dan Akhirat yang
hakiki. Ucapan Alhamdulillah merupakan ucapan yang tepat setelah
terselesaikannya makalah ini. Makalah ini merupakan salah satu tugas pada mata
kuliah Kimia Air. Makalah ini berisi penjelasan tentang zeolit sintetis untuk
pemurian air dari logam timbal dan sesium. Diharapkan pembuatan makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca dan dapat dijadikan salah
satu ilmu yang bermanfaat. Penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dari
penulisan hasil makalah ini, kritik dan saran yang membangun sangat membantu
penulis untuk mengurangi segala kekurangan tersebut kedepannya. Dengan
kerendahan hati, penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri
maupun bagi pembaca. Amin.
Penulis
Kelompok VII
DAFTAR ISI
2.1 Zeolit
Zeolit merupakan material yang memiliki banyak kegunaan. Zeolit telah
banyak diaplikasikan sebagai adsorben, penukar ion, dan sebagai katalis. Zeolit
adalah mineral kristal alumina silika tetrahidrat berpori yang mempunyai struktur
kerangka tiga dimensi, terbentuk oleh tetrahedral [SiO4]4- dan [AlO4]5- yang saling
terhubungkan oleh atom-atom oksigen sedemikian rupa, sehingga membentuk
kerangka tiga dimensi terbuka yang mengandung kanal-kanal dan rongga-rongga,
yang didalamnya terisi oleh ion-ion logam, biasanya adalah logam-logam alkali
atau alkali tanah dan molekul air yang dapat bergerak bebas (Lestari, 2010). Zeolit
adalah kristal alumino silikat dari elemen grup IA dan IIA, seperti natrium,
kalium, magnesium, dan kalsium. Secara kimia zeolit dapat ditulis dengan rumus
empirik M2/nO.Al2O3. ySiO2.wH2O, y adalah 2 atau lebih besar, n adalah valensi
kation, dan w melambangkan air yang terkandung di dalamnya. Struktur zeolit
adalah kompleks, yaitu polimer kristal anorganik didasarkan kerangka tetrahedral
yang diperluas tak terhingga dari AlO4 dan SiO4 dan dihubungkan satu dengan
lainnya melalui pembagian bersama ion oksigen. Struktur kerangka ini
mengandung saluran yang diisi oleh kation dan molekul air. Kation aktif bergerak
dan umumnya bertindak sebagai ion exchanger. Air dapat dihilangkan secara
reversibel yang secara umum dengan pemberian panas. Jika zeolit didasarkan
pada satu unit sel kristal, dapat dituliskan sebagai Mx/n[(AlO2)x(SiO2)y].wH2O.
Keadaan atom aluminium ini secara keseluruhan akan menyebabkan zeolit
memiliki muatan negatif (Kusnaedi, 2010).
Zeolit juga sering disebut sebagai molecular sieve/ molecular mesh
(saringan molekular) karena memiliki pori-pori berukuran molekular sehingga
mampu memisahkan/menyaring molekul dengan ukuran tertentu. Zeolit
mempunyai beberapa sifat antara lain mudah melepas air akibat pemanasan, tetapi
juga mudah mengikat kembali molekular air dalam udara lembap. Oleh karena
sifatnya tersebut, zeolit banyak digunakan sebagai bahan pengering. Sifat ini pula
yang menyebabkan zeolit dimanfaatkan untuk melunakkan air. Zeolit
dengan ukuran rongga tertentu digunakan pula sebagai katalis untuk mengubah
alkohol menjadi hidrokarbon sehingga alkohol dapat digunakan sebagai
bensin (Kusnaedi, 2010).
Zeolit alam terbentuk karena adanya proses kimia dan fisika yang
kompleks dari batu-batuan yang mengalami berbagai macam perubahan di alam.
Para ahli geokimia dan mineralogi memperkirakan bahwa zeolit merupakan
produk gunung berapi yang membeku menjadi batuan vulkanik, batuan sedimen
dan batuan metamorfosa yang selanjutnya mengalami proses pelapukan karena
pengaruh panas dan dingin sehingga akhirnya terbentuk mineral-mineral zeolit.
Anggapan lain menyatakan proses terjadinya zeolit berawal dari debu-debu
gunung berapi yang beterbangan kemudian mengendap di dasar danau dan dasar
lautan. Debu-debu vulkanik tersebut selanjutnya mengalami berbagai macam
perubahan oleh air danau atau air laut sehingga terbentuk sedimen-sedimen yang
mengandung zeolit di dasar danau atau laut tersebut (Lestari, 2010).
Jenis zeolit alam dibagi menjadi dua jenis antara lain (Lestari, 2010):
a. Zeolit yang terdapat di antara celah-celah batuan atau di antara lapisan batuan
zeolit jenis ini biasanya terdiri dari beberapa jenis mineral zeolit bersama-
sama dengan mineral lain seperti kalsit, kwarsa, renit, klorit, fluorit dan
mineral sulfida.
b. Zeolit yang berupa batuan; hanya sedikit jenis zeolit yang berbentuk batuan,
diantaranya adalah: klinoptilolit, analsim, laumontit, mordenit, filipsit,
erionit, kabasit dan heulandi.
Zeolit sintetis adalah suatu senyawa kimia yang mempunyai sifat fisikdan
kimia yang sama dengan zeolit alam. Zeolit ini dibuat dari bahan lain dengan
proses sintesis. Zeolit sintetis dapat dibuat menggunakan tiga jenis bahan kimia
yang kegunaannyasama dengan zeolit alam, yaitu karbon aktif, silika gel, dan
zeolit buatan. Zeolit sintetis memiliki kemurnian yang lebih tinggi dibandingkan
zeolit alam dan memiliki rasio Si/Al yang dapat disusun sesuai kebutuhan.
Perubahan rasio Si/Al pada suatu material akan mempengaruhi sifat dari material
tersebut. Kemampuan zeolit sebagai penyerap, katalis dan penukar ion
sangatbergantung kepada perbandingan Al dan Si, sehingga dapat dikelompokkan
menjadi 3 (Mahaddilla dan Putra, 2013):
a. Zeolit sintetis dengan kadar Si rendah. Zeolit jenis ini banyak mengandung
Al, berpori, mempunyai nilai ekonomi tinggi karena efektif untuk pemisahan
dengan kapasitas besar. Volume porinya dapat mencapai 0,5 cm3tiap cm3
volume zeolit.
b. Zeolit sintetis dengan kadar Si sedang. Jenis zeolit ini mempunyai
perbandingan Si/Al 2 hingga 5. Contoh zeolit sintetis jenis ini adalah zeolit
omega.
c. Zeolit sintetis dengan kadar Si tinggi. Zeolit jenis ini sangat higroskopis dan
menyerap molekul non polar sehingga baik untuk digunakan sebagai
katalisator asam untuk hidrokarbon. Zeolit jenis ini misalnya zeolit ZSM-5,
ZSM-11, ZSM-21, ZSM-24.
2.4 Pemurnian Air dari Logam Timbal dan Sesium dengan Zeolit Sintetis
2.4.1 Proses Adsorpsi/Penjernihan
Sampel air yang tercemar logam Pb dan Cs dialirkan ke dalam rangkaian
tabung yang telah diberi zeolit Y dengan ketebalan 90-125 cm. hasil filtrasi
sampel air melalui filter zeolit Y kemudian diukur absorbansinya menggunakan
SSA dan dihitung kapasitasnya adsorpsinya.
2.4.2 Proses Penghilangan Logam Timbal dan Sesium
Sebanyak 0,125 g zeolite Y dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan
ditambahkan larutan standar Pb 200 ppm sebanyak 50 mL. larutan dikocok
menggunakan shaker selama 30 menit, kemudian larutan disaring dan diambil
filtratnya lalu dianalisi menggunakan ICP-MS.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air
dalam obyek-obyek tertentu bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui
penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata
air, sungai, muara) menuju laut. Kebanyakan masyarakat masih kurang paham
mengenai penggunaan air bersih yang layak dikonsumsi. Jenis limbah yang dapat
mencemari kualitas air yaitu adanya limbah fisik, kimiawi, mikroorganisme dan
logam berat yang terkandung didalamnya. Pencemaran air terjadi jika ada polutan
yang masuk ke dalam air seperti zat kimia, energi dan unsur lainnya sehingga
merubah bentuk asli dari air menjadi berubah warna dan mengeluarkan bau yang
tidak enak.
DAFTAR PUSTAKA
Kisi, O., and Parmar, K. S., 2016, Application of least square support vector
machine and multivariate adaptive regression spline models in long
term prediction of river water pollution, Journal of Hydrology, 534,
104-112.
Kusnaedi, 2010, Mengolah Air Kotor Untuk Air Minum, Penebar Swadaya,
Bekasi.
Krisnawati., Widya, T.Y., Nurasih, A., dan Santoso, A.M., 2015, Perancangan
Moolief Bioreactor Untuk Remediasi Air Sungai Brantas Kediri
Tercemar Limbah Domestik dan Industri, Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Biologi 2015, Prodi Pendidikan Biologi FKIP, Universitas
Muhammadiyah Malang.
Lester, N., Lofquist, A., Lacy, L., McGahey, B., and Walton, J., 2016, Humanity’s
Impact on Aquatic Ecosystems: A Study of the Effects of
Anthropogenic Pollutants on Dissolved Oxygen in Water, Journal of
Introductory Biology Investigations, 5(3).
Mahaddilla, F.M. dan Putra, A., 2013, Pemanfaatan Batu Apung Sebagai Sumber
Silika dalam Pembuatan Zeolit Sintetis, Jurnal Fisika Unand,
2(4): 263-268.