Proposal PKM-P 2015
Proposal PKM-P 2015
JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
i
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
iii
RINGKASAN
Bencana yang disebabkan oleh Gunung Merapi merupakan masalah nasional
karena begitu banyaknya korban yang meninggal serta besarnya kerugian yang
ditimbulkan. Upaya pelatihan kebencanaan berupa simulasi telah banyak
dilakukan tetapi korban masih saja tetap berjatuhan. Pelajar sebagai agen
informasi bagi keluarga memegang peranan penting dalam penyaluran informasi..
Sikap para pelajar dalam kehidupan sehari-hari juga dapat mecerminkan tindakan
mitigasi apa yang telah dilakukan untuk pencegahan bencana di lereng Gunung
Merapi. Target utama penelitian ini adalah mendapatkan nilai tingkat
kesiapsiagaan para pelajar yang berada di lereng Gunung Merapi dan mengetahui
bagaimana implementasi pengetahuan mitigasi bencana yang telah dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan dan implementasi
pengetahuan mitigasi bencana pelajar yang berada di lereng Gunung Merapi.
Obyek penelitian adalah pelajar kelas XI IPS dan XII IPS yang berada di lereng
Gunung Merapi tepatnya di Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten.
Responden penelitian tersebar di 10 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan
berjumlah 50 responden dari masing-masing sekolah, sehingga responden
penelitian berjumlah 500 pelajar. Narasumber untuk data kualitatif adalah pelajar,
guru dan perangkat desa. Sampling sekolah didasarkan pada jarak sekolah tersebut
terhadap puncak Gunung Merapi, yakni dengan kriteria dekat, berjarak sedang,
dan berjarak jauh dari puncak Gunung Merapi. Penelitian dilakukan dengan
terlebih dahulu menguji instrumen penelitian dengan uji validitas dan uji
reabilitas. Kemudian dilakukan survei lokasi untuk pemilihan sampel sekolah di
kedua kabupaten tersebut. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian
berupa kuisoner, panduan wawancara, dan panduan observasi, setelah data di
dapatkan kemudian dilakukan analisis untuk mendapatkan informasi tingkat
kesiapsiagaan dan implementasi pengetahuan mitigasi bencana pelajar di lereng
Gunung Merapi.
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kajian mengenai kegunung apian pada umumnya difokuskan pada identifikasi
yang berkaitan dengan keaktifan gunung berapi, proses geologi dan proses
geomorfologinya, serta proses dan karakteristik material erupsi (Alexa and Collin
dalam Subagyono, 2013). Gunung Merapi merupakan gunung paling aktif di
dunia. Gunung yang berada diantara Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Provinsi Jawa Tengah mempunyai tipikal letusan yang selalu berubah–ubah,
sehingga dampak dari letusan tidak dapat diprediksi secara menyeluruh.
Letak Gunung Merapi yang berada di antara dua provinsi dan berada di empat
kabupaten, yakni Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sleman, dan
Kabupaten Bantul. Keempat kabupaten tersebut merupakan daerah yang rawan
terkena erupsi Gunung Merapi, oleh karena itu perlu adanya upaya pencegahan
yang bersifat preventif sehingga dapat mengurangi jumlah korban jiwa dan juga
dapat mengurangi jumlah kerugian harta benda. Kabupaten Boyolali dan
Kabupaten Klaten merupakan daerah yang berada di bagian lereng barat dari
Gunung Merapi, sehingga apabila terjadi bencana letusan Gunung Merapi akan
berdampak besar terhadap daerah tersebur. Hal ini di karenakan topografi lereng
bagian barat dari Gunung Merapi memiliki karakteristik yang terjal.
Pada Tahun 2010, bencana erupsi Gunung Merapi menyebabkan ±365 jiwa
meninggal serta kerugian material 3,2 Triliun rupiah. Belum lagi, terjadi banjir
lahar di puncak Gunung Merapi yang menyebabkan ribuan jiwa harus mengungsi
dan kehilangan aset. Dari fakta ini dapat disimpukan bahwa masyarakat di
kawasan rawan bencana Gunung Merapi belum memiliki kesiapan yang memadai
dalam menghadapi bencana. Pemerintah dan organisasi masyarakat telah banyak
melakukan kegiatan penguatan kapasitas masyarakat di bidang kesiapsiagaan
becana. Kegiatan ini sangat penting agar mengurangi nilai kerawanan pada sisi
masyarakat. Mengingat potensi yang tinggi terkait dengan bencana vulkanisme,
maka perlu adanya tindakan pencegahan diantaranya adalah peningkatan
kesadaran terhadap pengetahuan kebencanaan khususnya kepada pelajar.
Menurut Laskunary dan Khoirunisa (2014), “The school was the first place for
students to learn. Disaster mitigation education needs as early as possible to be
taught to students remember the potential area of Indonesia that is prone to
disaster”. Pelajar merupakan agen informasi bagi keluarga. Mereka paling cepat
dan tidak hanya mampu memadukan pengetahuan baru bagi kehidupan sehari –
hari tetapi menjadi sumber pengetahuan bagi orang di sekelilingnya. Pemberian
pengetahuan serta informasi yang memadai mengenai kebencanaan dapat
meningkatkan kesiapan pelajar terhadap bencana. Materi mengenai kebencanaan
sudah diajarkan mulai dari sekolah dasar bahkan telah masuk dalam materi
pelajaran Ilmu Sosial yaitu dalam pelajaran Geografi. Mata pelajaran geografi di
2
sekolah saat ini bukan saja sebuah ilmu pengetahuan teori tetapi geografi juga
merupakan ilmu terapan. Maksudnya, ilmu geografi dapat diterapkan langsung di
lingkungan. Materi-materi mengenai karakter suatu bencana, penyebab bencana,
dan cara menanggulangi bencana telah menjadi bahan ajar di sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan maka dapat di
identifikasi Masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah tingkat kesiapsiagaan para pelajar yang berada di lereng
barat Gunung Merapi?
2. Bagaimana implementasi pengetahuan mitigasi bencana dalam kehidupan
sehari-hari para pelajar yang berada di lereng barat Gunung Merapi?
C. Tujuan penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan diatas maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Tingkat kesiapsiagaan para pelajar yang berada di lereng barat Gunung
Merapi, dan
2. Implementasi pengetahuan mitigasi bencana para pelajar yang berada di
lereng barat Gunung Merapi.
D. Urgensi Penelitian
Bencana yang disebabkan oleh Gunung Merapi merupakan masalah nasional
karena begitu banyaknya korban yang meninggal serta besarnya kerugian yang
ditimbulkan. Upaya pelatihan mengenai mitigasi bencana berupa simulasi telah
banyak dilakukan, tetapi korban masih saja tertap berjatuhan seperti korban dari
kalangan pelajar. Penelitian ini direncanakan untuk melihat bagaimana tingkat
kesiapsiagaan dan tingkat implementasi pengetahuan mitigasi bencana oleh para
pelajar yang berada di lereng barat Gunung Merapi.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam bidang
Ilmu Geografi khususnya mengenai kebencanaan.
2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar penelitian lanjutan dalam
usaha penanggulangan kebancanaan yang disebabkan oleh Gunung
Merapi.
3. Hasil penelitian dapat berguna bagi sekolah terkait sebagai ukuran
kesiapsiagaan dan implementasi pengetahuan mitigasi bencana pelajar di
sekolahnya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bencana
Definisi bencana dalam buku Disaster Management – A Disaster Manager’s
Handbook (Carter dalam Khoirunisa, 2014) adalah suatu kejadian, alam atau
buatan manusia, tiba-tiba atau progresif, yang menimbulkan dampak yang dahsyat
(hebat) sehingga komunitas (masyarakat) yang terkena atau terpengaruh harus
merespon dengan tindakan-tindakan luar biasa dalam pengelolaan bencana
terpadu, suatu masyarakat sehingga tidak menyebabkan kerugian yang meluas
pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan yang
melampaui kemampuan masyarakat tersebut untuk mengatasi dengan
menggunakan sumberdaya mereka sendiri. Sedangkan pengertian bencana sendiri
menurut Badan Nasional Penanggulan Bencana (2011) menyatakan, bencana
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam
ataupun faktor non alam sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bukan
hanya berdampak pada orang dewasa, bencana juga sangat berdampak kepada
anak-anak.
Bencana selalu mengakibatkan kehancuran dan dampak bagi anak dan remaja
yang mana memiliki kerentanan paling tinggi (Jabry dalam Wijayanti, 2012). Data
pada tahun 2005 menunjukkan ±1.700 remaja meninggal dalam bencana gempa
bumi di Pakistan dan 200 anak tertimbun oleh reruntuhan sekolah dalam bencana
tanah longsor di Filipina (ADPC dalam Wijayanti, 2007). Bahkan Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam penelitian pada tahun 2006 yang
bekerjasama dengan UNESCO menyatakan bahwa sekolah merupakan ‘ruang
publik’ dengan tingkat kerentanan tinggi. Pengalaman gempa yang terjadi di
pulau Sumatera Barat menunjukkan betapa besarnya dampak kerusakan sekolah,
4
B. Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan adalah tahapan yang paling penting ketika terjadi bencana
untuk mengurangi korban jiwa. Kesadaran dan pemahaman hubungan antara
bencana dan kebutuhan dasar warga sangat penting. Kebutuhan dasar merupakan
pondasi dari pengurangan resiko bencana yang akan meningkatkan kesiapan
warga terhadap bencana. Sedangkan kesiagaan bersifat fungsional yang
menyangkut fungsi baik secara perseorangan maupun sebagai kelompok.
Kesiapsiagaan bencana berarti suatu rangkaian upaya yang sifatnya rutin dan
fungsional (PASTI, 2009).
Kesiapsiagaan seseorang dapat diukur dengan melihat tingkat pengetahuan
mengenai bencana yang terjadi dan tindakan-tindakan yang akan dilakukan
sebelum, saat bencana itu terjadi dan setelah bencana terjadi. Adapun tingkat
kesiapsiagaan diukur dengan mengunakan tiga indikator utama yaitu menyangkut
pengetahuan, mitigasi dan rencana keadaan darurat mengenai bencana gunung api.
5
C. Mitigasi Bencana
Menurut Robert J. Kodoatie & Roestam Sjarief (dalam Sunarhadi, 2012),
Kesiapsiagaan adalah suatu aksi/aktifitas yang membuat pemerintah, organisasi,
masyarakat, perorangan (stakeholders) dapat merespons bencana yang bakal
terjadi dengan cepat, tepat, efektif, efesien dan benar. Upaya mitigasi dapat
dilakukan dalam bentuk mitigasi struktur dengan memperkuat bangunan dan
infrastruktur yang berpotensi terkena dampak bencana, seperti membuat kode
bangunan, desain rekayasa, dan konstruksi untuk menahan serta memperkokoh
struktur ataupun membangun struktur bangunan penahan longsor, penahan
dinding pantai, dan lain-lain. Selain itu upaya mitigasi juga dapat dilakukan dalam
bentuk non struktural, diantaranya seperti menghindari wilayah bencana dengan
cara membangun menjauhi lokasi bencana yang dapat diketahui melalui
perencanaan tata ruang dan wilayah serta dengan memberdayakan masyarakat dan
pemerintah daerah.
Menurut Ali (2012), manajemen bencana dapat dibagi dalam kedalam tiga
kegiatan utama, yaitu: (1) Kegiatan pra bencana yang mencakup kegiatan
pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, serta peringatan dini; (2) Kegiatan saat
terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat untuk meringankan
penderitaan sementara, seperti kegiatan search and rescue (SAR), bantuan darurat
dan pengungsian; (3) Kegiatan pasca bencana yang mencakup kegiatan
pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi.
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Populasi Penelitian
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah pelajar siswa/siswi kelas
XI IPS dan XII IPS dari 10 Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berada di
Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Sampling
sekolah didasarkan pada jarak terhadap puncak Gunung Merapi dengan kriteria
sekolah dekat puncak, berjarak sedang, dan jauh dari puncak. Penentuan sampling
sekolah menggunakan peta persebaran sekolah. Pengambilan responden untuk
data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode sampling yaitu dengan
6
C. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2008), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Tingkat kesiapsiagaan para pelajar diukur dengan mengunakan tiga indikator
utama yaitu menyangkut pengetahuan, mitigasi dan rencana keadaan darurat
mengenai bencana gunung api. Menurut Zaennudin dalam Perangkat Diagnosa
Kesiapsiagaan Bencana di Indonesia (PASTI, 2009) dijelaskan bahwa indikator
tersebut adalah:
1. Pengetahuan tentang bencana gunung api
a. Akibat keberadaan dari gunung api
b. Jenis ancaman yang berkaitan dengan bencana gunung api
c. Ketersediaan peta rawan bencana gunung api
d. Dampak bencana gunung api
e. Gejala peningkatan aktivitas gunung api
2. Mekanisme mitigasi bencana gunung api
a. Usaha mitigasi bencana gunung api
b. Usaha mengurangi dampak bencana gunung api
c. Cara memperoleh informasi aktivitas gunung api
d. Tindakan simulasi dan penyelamatan diri
3. Rencana keadaan darurat
a. Daerah yang terkena dampak letusan gunung api
b. Mekanisme evakuasi
Implementasi pengetahuan mitigasi bencana para pelajar yang berada di lereng
barat Gunung Merapi diukur dengan menggunakan indikator berikut.
1. Pelatihan simulasi
2. Pencegahan dalam bentuk bangunan fisik
3. Pematauan aktivitas gunung api
4. Bentuk mitigasi struktural di lingkungan sekolah
5. Jalur evakuasi
E. Tahapan Penelitian
Tahapan persiapan
Penelitian ini diawali dengan tahap persiapan yaitu orientasi medan dan data
juga dilakukan pengkajian pustaka mengenai penelitian sebelumnya.
Pengujian instrumen penelitian
Intrumen penelitian di uji dengan menggunakan uji validitas dan uji reabilitas.
Populasi penggujian ini dilakukan di salah satu SMA di Kabupaten Sleman.
Alasan pemilihan sekolah karena lokasi sekolah memiliki karakteristik yang sama
dengan lokasi penelitian yaitu berada di lereng Gunung Merapi.
Survei lokasi
Survei lokasi dilakukan untuk menentukan sekolah-sekolah mana saja yang
berada di lereng barat Gunung Berapi yang akan menjadi objek penelitian dan
berfokus pada sekolah yang berada di Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten.
Pengumpulan data
Data kuantitatif dicari dengan menggunakan intrumen penelitian berupa
kuisoner dan data kualitatif menggunakan panduan wawancara serta panduan
observasi. Data koordinat sekolah diambil untuk permbuatan peta persebaran
lokasi penelitian.
Pembuatan peta
Setelah mendapatkan koordinat sekolah-sekolah yang menjadi objek
penelitian maka tahapan selanjutnya adalah pembuatan peta persebaran lokasi
penelitian. Peta persebaran lokasi penelitian dibuat dengan menggunakan software
ArcGis 10.2 dengan ukuran peta A0. Dimana peta ini memberikan gambaran
tentang persebaran sekolah yang menjadi tempat penelitian di Kabupaten Boyolali
dan Kabupaten Klaten.
Analisis data
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dari data yang bersumber
untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat kesiapsiagaan para pelajar di
lereng barat Gunung Merapi. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengkaji
implementasi pengetahuan mitigasi bencana menggunakan analisis kualitatif yang
didasarkan oleh teori Miles & Habermas (dalam Paksi, dkk, 2006) terutama teknik
analisis menggunakan analisis interaktif. Analisis interaktif adalah analisis yang
mengutamakan tiga komponen, yaitu: 1) reduksi data, 2) sajian data, dan 3)
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Reduksi data berfungsi untuk membuat
fokus penelitian sehingga membuang hal-hal yang tidak penting dan mengetur
data hingga kesimpulan dapat ditarik. Sajian data meliputi berbagai jenis matriks,
gambar/skema, jaringan kerja keberkaitan kegiatan dan tabel. Penarikan
kesimpulan dan verifikasi data adalah kegiatan analisis yang dilakukan setelah
reduksi data dan sajian data dibuat/disusun.
8
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
B. Jadwal Penelitian
Tabel 2. Jadwal kegiatan penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1. Biodata
Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1. Nama lengkap : Nanda Khoirunisa
2. Jenis kelamin : Perempuan
3. Program studi : Pendidikan Geografi UMS
4. NIM : A610130007
5. Tempat, tanggal lahir : Magetan, 18 Juni 1995
6. E-mail :nandakhoirunisa@ymail.com
7. No. Telepon/Handphone : 085753793667
8. Alamat Sekarang : Jalan Gatak III No.18 Pabelan, Kartasura
B. Riwayat pendidikan
Dari-hingga Institusi
2013 – sekarang Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
2010 – 2013 SMA Negeri 4 Berau, Kalimantan Timur
2008 – 2010 SMP Negeri 8 Berau, Kalimantan Timur
2007 – 2008 SMP Negeri 1 Segah, Kalimantan Timur
2001 – 2007 SD Negeri 4 Segah, Kalimantan Timur
Biodata Anggota
A. Identitas Diri
1. Nama lengkap : Ikun Onesia
2. Jenis kelamin : Laki – laki
3. Program studi : Pendidikan Geografi UMS
4. NIM : A610120037
5. Tempat, tanggal lahir : Boyolali, 23 Januari 1993
6. E-mail :Onesiaikun93@gmail.com
7. No.Telepon/Handphone : 085702569791
8. Alamat Sekarang : Mayang, Gatak, Sukoharjo
B. Riwayat pendidikan
Dari-hingga Institusi
2012 – sekarang Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
2009 – 2011 SMA Negeri 1 Ngemplak
2007 – 2009 SMP Negeri Gatak 2
2000 - 2006 SD Kanisius Mayang
D. Penghargaan
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1. Juara II Futsal
Universitas Muhammadiyah
Se-Karisedanan 2013
Surakarta
Surakarta
14
15
BiodataPembimbing
A. IdentitasDiri
1. Namalengkap : M. Amin Sunarhadi, S.Si, MP
2. Jeniskelamin : Laki – Laki
3. Program studi : Pendidikan Geografi FKIP UMS
4. NIDN : 0612027501
5. Tempat, tanggallahir :Tegal, 13 februari 1975
6. E-mail : amin.sunarhadi@ums.ac.id
7. No. Telepon/Hp : 085222123085
8. AlamatSekarang : Jalan Menco Gang 26 No. 1
B. Riwayatpendidikan
Dari-hingga Institusi
1993-1998 Universitas Muhammadiyah Surakarta
1998-2000 Universitas Brawijaya Malang
1. Peralatan penunjang
Tabel 1. Peralatan penunjang penelitian
Justifikasi Harga Sewa Jumlah
No. Material Kuantitas
Pemakaian (Rp)/hari (Rp)
2 buah
1. Kamera Dokumentasi 50.000 1.200.000
(12 hari)
Menentukan 1 buah
2. GPS 100.000 800.000
koordinat sekolah (8 hari)
Dokumentasi 1 buah
3. Handycam 100.000 800.000
wawancara (8 hari)
Buku Agenda
4. Alat tulis 1 buah 200.00 200.000
Laporan Tim
SUB TOTAL (Rp) 3.000.000
3. Perjalanan
Tabel 3. Biaya perjalanan
Justifikasi Harga Jumlah
No. Material Kuantitas
Perjalanan satuan (Rp) (Rp)
Solo – Pengujian instrumen
1. 2 kali/tim 100.000 200.000
Sleman penelitian
Solo – Survei lokasi &
2. 2 kali/tim 200.000 400.000
Boyolali akomodasi
Solo – Survei lokasi &
2. 2 kali/tim 200.000 400.000
Klaten akomodasi
Solo – Pengambilan data &
3. 4 kali/tim 250.000 1.000.000
Boyolali akomodasi
Solo – Pengambilan data &
4. 4 kali/tim 250.000 1.000.000
Klaten akomodasi
SUB TOTAL (Rp) 3.000.000
4. Lain-lain
Tabel 4. Biaya lain-lain
Justifikasi Harga Jumlah
No. Material Kuantitas
Pemakaian satuan (Rp) (Rp)
Flashdisk Penyimpanan
1. 1 buah 150.000 150.000
16Gb data
2. Card reader Mobilisasi data 1 buah 30.000 30.000
3. Cetak foto Lampiran 100.000
4. CD Blank Penyimpanan 3 buah 5.000 15.000
19
Alokasi
Program Bidang
No. Nama/NIM Waktu Uraian Tugas
Studi Ilmu
(jam/minggu)
Nanda Pencarian Data,
Pendidikan
1. Khoirunisa/ Geografi 8 jam/minggu Analisis Data,
Geografi
A610130007 Pembuatan Laporan.
Ikhsan Nur Pencarian Data,
Pendidikan
2. Rasyidin/ Geografi 8 jam/minggu Pembuatan Peta,
Geografi
A610110083 Pembuatan Laporan.
Pencarian Data, Uji
Ikun Onesia/ Pendidikan Instrumen
3. Geografi 8 jam/minggu
A610120037 Geografi Penelitian,
Pembuatan Laporan.
21
22
A. Kuisoner
1. Apakah anda mengetahui jarak sekolah dan tempat tinggal anda dengan
puncak Gunung Merapi? Jika Ya, berapa?
a. Ya. b. Tidak
Keterangan:
2. Ketika terjadi bencana gunung api, akan timbul berbagai macam bencana
lain. Apakah anda mengetahui tentang ancaman tersebut? Jika Ya,
sebutkan.
a. Ya b. Tidak
Keterangan:
3. Menurut Anda, pentingkah peta kerawanan bencana di Daerah lereng
Gunung Api?
a. Ya b. Tidak
Alasan:
4. Berkaitan dengan dampak letusan Gunung Api, apakah anda tahu dampak
letusan Gunung Merapi berkaitan dengan jarak tempat tinggal dan sekolah
anda jelaskan!
a. Ya b. Tidak
Alasan:
5. Apakah anda mengetahui ciri-ciri peningkatan aktivitas gunung merapi?
Jika ya, sebutkan!
a. Ya b. Tidak
Keterangan:
6. Untuk meminimalkan adanya korban jiwa, apakah ada penyuluhan
mengenai mitigasi bencana gunung api di sekolah maupun disekitar rumah
anda?
a. Ada b. Tidak c. Tidak tahu
7. Apakah anda pernah melakukan latihan simulasi bencana gunung api? Jika
Ya, berapa kali anda melakukannya?
a. Pernah b. Tidak
Keterangan:
8. Jika anda membutuhkan informasi mengenai perkembangan aktifitas
Gunung Merapi, tahukah anda dimana tempat untuk mendapatkan
informasi tersebut? Jika Ya, sebutkan.
a. Ya b. Tidak
Keterangan:
9. Ketika terjadi bencana erupsi Gunung Merapi, apakah anda mengetahui
langkah pertama yang harus anda lakukan? Jika Ya, sebutkan.
a. Ya b. Tidak
Keterangan:
23
10. Menurut anda, apakah sekolah dan tempat tinggal anda terkena dampak
dari letusan Gunung Merapi? Jika Ya, seberapa besar dampaknya: (Berat/
Sedang/ Ringan)
a.Ya b. Tidak Tahu
11. Jika Sewaktu-waktu Gunung Merapi meletus, sudahkah ada mekanisme
penyelamatan di sekitar tempat tinggal Anda yang sudah terstruktur?
Mekanisme seperti apa yang sudah ada dan dalam tingkat apa: (RT, RW,
Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, atau yang lain . . . . . . . . . . . )
Jawaban:
B. Panduan Wawancara
1. Apakah anda mengetahui status Gunung Merapi saat ini?
2. Berapakah jarak anda saat ini dengan puncak Gunung Merapi?
3. Apakah anda mengetahui tipe letusan Gunung Merapi?
4. Adakah upaya mitigasi terkait dengan bencana Gunung Merapi?
5. Apakah anda pernah mengikuti pelatihan/simulasi bencana Gunung
Merapi?
6. Apakah terdapat tanggul yang berkaitan dengan mitigasi bencana
struktural di dekat rumah anda?
7. Apa saja tindakan mitigasi yang telah anda lakukan?
C. Panduan Observasi
1. Mengamati bentuk mitigasi struktural yang telah sekolah lakukan.
2. Mengamati lokasi sekolah terhadap lokasi shelter (lokasi evakuasi)
terdekat.
3. Mengamati apakah ada jalur evakuasi disekolah dan denah sekolah.
4. Mengamati apakah ada peralatan-peralatan pendukung dalam usaha
mitigasi bencana di sekolah.
5. Mengamati sikap para pelajar terkait mitigasi bencana Gunung Merapi.