Universitas Harapan Bangsa Purwokerto 2019 PEMILIHAN BAHAN
Kelopak bunga Rosella dipilih karena kelopak bunga Rosella mempunyai
kandungan gossypetin, antosianin, dan glukosida hibiscin. Setiap 100 gram kelopak bunga Rosella kering mengandung 260-280 mg vitamin C, vitamin D, B1 dan B2, kalsium 486 mg, Omega-3, magnesium, beta karoten, serta asam amino esensial seperti lysine dan arginin. Antosianin merupakan pigmen alami yang memberi warna merah pada seduhan kelopak bunga Rosella dan mempunyai sifat antioksidan yang kuat. Antosianin termasuk golongan senyawa flavonoid yang merupakan kelompok terbesar pigmen alami yang kuat pada tumbuhan yang larut dalam air yang memberikan warna. Pigmen yang kuat ini penyebab hampir semua warna merah, ungu dan biru (Harbone, 1996). Kelopak bunga Rosella juga memiliki efek farmakologis yang cukup lengkap, seperti diuretik, onthelmitic, antibakteri, antiseptik, antiradang, menurunkan panas, mencegah gangguan jantung, kanker darah, dan menstimuli gerak peristaltik usus. (DEPKES RI. No SPP. 1065/35.15/05). Kandungan antosianin pada kelopak bunga Rosella mencapai puncaknya saat bunga berumur 60 hari kemudian sedikit menurun ketika biji kelopak bunga matang secara penuh. Waktu panen kelopak bunga Rosella paling tepat yaitu 7-9 minggu setelah bunga muncul. Hal ini disebabkan karena pada saat itu kelopak bunga mengandung antosianin dan asam sitrat tertinggi.
PEMILIHAN METODE EKSTRAKSI
Bunga rosella disortasi kemudian dipisahkan kelopak dan bijinya dan
ditimbang 100 g. Kelopak bunga rosella ditambah pelarut sesuai perlakuan dan dihancurkan dengan cara diblender selama +3 menit. Ekstrak kemudian disaring dengan kain saring sehingga didapatkan filtrat pigmen. Filtrat pigmen diuapkan dalam penangas air untuk menguapkan pelarut sehingga didapat filtrat pigmen kental (sampai volume 1/5 bagian). Ekstrak terbaik didasarkan pada kadar antosianin tertinggi. PENGUJIAN
Kadar antosianin ekstrak rosella diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 517 nm yang merupakan panjang gelombang maksimum dari sianidin 3 glikosida. Kadar anthosianin diukur menggunakan rumus sebagai berikut (Shi et al., 1992 dalam Hanum, 2000):