Anda di halaman 1dari 8

Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut

(Hand-Foot-and-Mouth Disease)
Christine Andriyani, Diah Ira Heriwati, Sawitri
Departemen/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo
Surabaya

Abstrak
Latar Belakang: Hand-foot-and-mouth disease (HFMD) merupakan salah satu penyakit infeksi akut, disebabkan enterovirus
yang biasanya bersifat ringan dan swasirna, akan tetapi komplikasi seperti meningitis, ensefalitis dan edema pulmonum yang
dapat berakhir dengan kematian dapat terjadi berkaitan dengan Enterovirus 71 (EV 71) sebagai salah satu penyebabnya.
Enterovirus nonpolio masih merupakan penyebab yang penting dalam kesakitan terutama pada usia anak-anak karena belum
ditemukannya vaksin dan terapi antivirus yang efektif. Tujuan: Memberikan gambaran tentang gejala serta perjalanan penyakit
HFMD termasuk komplikasi berat yang dapat timbul. Telaah kepustakaan: HFMD ditandai adanya lesi berbentuk ulkus pada
mulut dan eksantema berbentuk vesikel pada ekstremitas bagian distal disertai dengan gejala konstitusi yang ringan. Penyakit
ini paling banyak menyerang anak usia kurang dari 10 tahun. Penularan terjadi melalui fecal-oral pada sebagian besar kasus.
Diagnosis HFMD seringkali secara klinis yang didapat dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.�������������������������������
Komplikasi yang paling sering
adalah dehidrasi. Komplikasi yang lebih parah dapat timbul jika terjadi salah diagnosis, tidak dapat memelihara hidrasi yang
adekuat dan gagal dalam mengenali tanda-tanda menuju adanya keterlibatan neurogenik yang serius, meskipun jarang terjadi.
Pengobatan HFMD bersifat suportif dan ditujukan untuk meredakan gejala. Kesimpulan: Secara umum HFMD memiliki
prognosis yang bagus, karena sebagian besar kasus bersifat ringan dan swasirna, namun perjalanan klinisnya tetap harus
diwaspadai berkaitan dengan komplikasi neurologik dan gagal jantung-paru yang dapat timbul jika terdapat keterlibatan EV
71 sebagai penyebabnya, meskipun hal ini jarang terjadi.

Kata kunci: Hand-foot-and-mouth disease, EV-71

Abstract
Background: Hand-foot-and-mouth disease (HFMD) is an acute systemic infection caused by enterovirus that is usually mild
and self-limited. However severe complications such as meningitis, encephalitis and pulmonary edema that may lead to death
can occure in association with Enterovirus 71 (EV 71) as one of causative agent. Nonpolio enteroviruses remain an important
cause of illness among children in the absence of vaccines and effective antiviral therapy. Purpose: To provide information about
clinical features and course of the disease including severe complication that may present. Review: HFMD is characterized
by ulcerative oral lesions and vesicular exanthema on the distal extremities in association with mild constitusional symptoms.
Children less then 10 years of age are most frequently affected. Transmission is via fecal-oral route in most cases. The diagnosis
of HFMD is clinically based on anamnesis and physical examination. The most common complication is dehydration. More
severe complication may develop if there is misdiagnosis, failure to maintain adequate hydration, and failure to recognize rare
but serious neurological involvement. The treatment of HFMD is supportive and directed to relieve the symptoms. Conclusion:
In general HFMD have a good prognosis in association with mild and self-limited disease in most cases. However the clinical
course of the disease remains to be in precaution in association with neurologic complication and cardiopulmonary failure that
may develop if there is involvement EV 71 as causative agent, although it is rare.

Key words: Hand-foot-and-mouth disease, EV-71

Alamat korespondensi: Christine Andriyani, email: christine_9681@yahoo.co.id

PENDAHULUAN mulut serta lesi kulit pada ekstremitas bagian distal.2


Coxsackievirus A tipe 16 (CV A16) adalah penyebab
Hand-foot-and-mouth disease merupakan salah
tersering HFMD dan biasanya berhubungan dengan
satu penyakit infeksi akut, disebabkan enterovirus
manifestasi klinis yang ringan. EV 71 yang bersifat
nonpolio yang biasanya bersifat ringan dan swasirna.1
neurotropik juga sering menjadi penyebab HFMD
Penyakit ini sangat menular, ditandai adanya lesi pada

Pengarang Utama 2 SKP. Pengarang Pembantu 1 SKP


(SK PB IDI No. 318/PB/A.7/06/1990)

143

Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin Vol. 22  No. 2 Agustus 2010

dan dikaitkan dengan manifestasi yang berat atau nasal, cairan vesikel dan feses dari individu yang
kematian mendadak.3,4 terinfeksi.12
Beberapa tahun terakhir ini epidemi HFMD yang Manusia adalah satu-satunya inang alami
berkaitan dengan EV 71 lebih banyak ditemukan di yang diketahui untuk enterovirus. Enterovirus dapat
Asia Tenggara termasuk Malaysia (1997) Taiwan (1998) menginfeksi manusia melalui sel gastrointestinal
dan Singapura (2000).3 Epidemi HFMD juga terjadi dan traktus respiratorius.11 Penularan terjadi melalui
di Jepang pada tahun 2000, 2005 dan 2007 serta Cina fecal-oral pada sebagian besar kasus. Selain itu dapat
pada tahun 2008.5,6 Epidemi terbesar terjadi pada melalui kontak dengan lesi kulit, inhalasi saluran
tahun 1998 di Taiwan yang menginfeksi lebih dari pernafasan atau oral-to-oral route.1,3,10
120.000 orang dan menyebabkan 78 kematian.1 Pada beberapa penelitian disebutkan bahwa virus
Poliovirus telah dapat dieradikasi namun dapat berada dalam feses hingga 5 minggu.11 Higiene
enterovirus nonpolio masih merupakan penyebab dari anak-anak yang tidak adekuat juga dikaitkan
yang penting dalam kesakitan terutama pada usia anak- dengan meningkatnya viral load dan menyebabkan
anak karena belum ditemukannya vaksin dan terapi penyakit yang lebih parah.13
antivirus yang efektif.7 Tujuan pembuatan makalah Patogenesis tentang HFMD sendiri belum
ini adalah untuk memahami lebih dalam tentang sepenuhnya dapat dijelaskan, namun secara umum
gambaran klinis HFMD dan terjadinya komplikasi patogenesis enterovirus nonpolio sebagian telah
berat yang dapat timbul, sehingga dapat dilakukan terungkap. Setelah virus masuk melalui jalur oral
penatalaksanaan yang tepat. atau pernafasan akan terjadi replikasi awal pada faring
dan usus, kemungkinan dalam sel M mukosa. Masing-
Telaah KEPustakaAN masing serotipe memiliki reseptor yang merupakan
makromolekul permukaan sel yang digunakan untuk
Hand-foot-and-mouth disease (HFMD) adalah
masuk menuju sel inang.14
suatu penyakit infeksi sistemik akut, disebabkan
Replikasi awal pada faring dan usus diikuti
oleh enterovirus, ditandai adanya lesi berbentuk
dengan multiplikasi pada jaringan limfoid seperti
ulkus pada mulut dan eksantema berbentuk vesikel
tonsil, Peyer patches dan kelenjar limfe regional.14
pada ekstremitas bagian distal disertai dengan gejala
Penyebaran ke kelenjar limfe regional ini berjalan
konstitusi yang ringan dan biasanya bersifat swasirna.2
dalam waktu 24 jam yang diikuti dengan viremia.1,3
Anak-anak kurang dari 10 tahun paling banyak terkena
Adanya viremia primer (viremia minor) menyebabkan
penyakit ini dan wabah dapat terjadi di antara anggota
penyebaran ke sistem retikuloendotelial yang lebih
keluarga dan kontak erat.1,3 Sanitasi yang jelek, status
jauh termasuk hati, limpa, sumsum tulang dan kelenjar
ekonomi yang rendah dan kondisi tempat tinggal
limfe yang jauh. Respon imun dapat membatasi
yang padat sangat mendukung dalam penyebaran
replikasi dan perkembangannya di luar sistem
infeksi.8
retikuloendotelial yang menyebabkan terjadinya
HFMD memiliki pola penyebaran di seluruh
infeksi subklinis. Infeksi klinis terjadi jika replikasi
dunia. HFMD dipengaruhi oleh cuaca dan iklim
terus berlangsung di sistem retikuloendotelial dan
di mana lebih sering terjadi selama musim panas
virus menyebar melalui viremia sekunder (viremia
dan musim gugur (pada negara-negara dengan
mayor) ke organ target seperti susunan saraf pusat
iklim sedang) serta sepanjang tahun di negara
(SSP), jantung dan kulit. Kecenderungan terhadap
tropis.1,5 Wabah dapat terjadi secara sporadis atau
organ target sebagian ditentukan oleh serotipe yang
epidemik.1,3
menginfeksi.14 Coxsackievirus, echovirus dan EV 71
HFMD disebabkan oleh sejumlah enterovirus
merupakan penyebab tersering penyakit virus dengan
nonpolio termasuk Coxscakievirus A5, A7, A9,
manifestasi pada kulit. HFMD yang disebabkan oleh
A10, A16, B1, B2, B3, B5, echovirus dan enterovirus
coxscakievirus A16 biasanya berupa lesi mukokutan
lainnya.1 Paling sering penyebabnya adalah CV A16
ringan yang menyembuh dalam 7–10 hari dan jarang
dan EV 71.1,9
mengalami komplikasi.3 Namun enterovirus juga
Enterovirus merupakan virus kecil nonenveloped
dapat merusak berbagai macam organ dan sistem.
berbentuk icosahedral yang mempunyai diameter
Kerusakan ini diperantarai oleh nekrosis lokal dan
sekitar 30 nm dan terdiri atas molekul linear RNA
respon inflamasi inang.14
rantai tunggal.10,11 Virus ini ditemukan di sekresi
Pada penelitian yang dilakukan oleh Kuo
saluran pernafasan seperti saliva, sputum atau sekresi
dkk. (2002) disebutkan bahwa infeksi EV 71

144

Telaah Kepustakaan Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut

memberikan cytopathic effect yang luas, menyebabkan Lesi kulit terdapat pada dua pertiga penderita dan
kerusakan sel dan akhirnya sel mati. Ekspresi adanya muncul beberapa saat setelah lesi oral. Lesi ini paling
EV 71 2A protease (2Apro) sendiri dapat menginduksi banyak didapatkan pada telapak tangan dan telapak
terjadinya perubahan apoptotik.15 kaki. Selain itu dapat juga pada bagian dorsal tangan,
Gambaran klinis HFMD terjadi hampir 100% sisi tepi tangan dan kaki, bokong dan terkadang
pada anak-anak usia prasekolah yang terinfeksi namun pada genitalia eksternal serta wajah dan tungkai.1,18
hanya 11% individu dewasa yang terinfeksi memiliki Tangan lebih sering terkena daripada kaki.8,13 Pada
kelainan kulit. Setelah fase inkubasi 3 hingga 6 hari, anak-anak yang memakai diapers lesi dapat timbul
penderita dapat mengeluh panas badan yang biasanya di daerah bokong.17 Lesi di bokong biasanya sama
tidak terlalu tinggi (38°
����� C
�������������
hingga 39° C)��
����, malaise, nyeri dengan bentuk awal eksantema namun sering tidak
perut, dan gejala traktus respiratorius bagian atas memberikan gambaran vesikel.10,16
seperti batuk dan nyeri tenggorok.1,8 Dapat dijumpai Lesi kulit dimulai sebagai makula eritematus
pula adanya limfadenopati leher dan submandibula.1 berukuran 2–8 mm yang menjadi vesikel berbentuk
Eksantema biasanya nampak 1 hingga 2 hari setelah oval, elips atau segitiga berisi cairan jernih dengan
onset demam, tetapi bisa bervariasi tergantung serotipe dikelilingi halo eritematus. 1,2 Literatur lain
yang terlibat.18 menggambarkan lesi vesikel ini berdinding tipis
Hampir semua kasus HFMD mengalami lesi oral dan berwarna putih keabu-abuan.17,18,19 Aksis panjang
yang nyeri. Biasanya jumlah lesi hanya beberapa dan lesi sejajar dengan garis kulit pada jari tangan dan
bisa ditemukan di mana saja namun paling sering jari kaki.17
ditemukan di lidah, mukosa pipi, palatum durum Lesi pada kulit dapat bersifat asimtomatik atau
dan jarang pada orofaring.1 Lesi dimulai dengan nyeri.2,13 Jumlahnya bervariasi dari beberapa saja
makula dan papula berwarna merah muda cerah hingga banyak. Setelah menjadi krusta, lesi sembuh
berukuran 5–10 mm yang berubah menjadi vesikel dalam waktu 7 hingga 10 hari tanpa meninggalkan
dengan eritema di sekelilingnya.2 Lesi ini cepat jaringan parut.1,17 Referensi lain menyatakan bahwa
mengalami erosi dan berwarna kuning hingga abu- vesikel ini dapat sembuh melalui resorpsi cairan dan
abu dikelilingi oleh halo eritema.1 Beberapa literatur tidak mengalami krustasi.15
lain menyebutkan bentuk lesi ini sebagai vesikel yang Penyakit dengan gejala simtomatis yang
cepat berkembang menjadi ulkus.10,17 Lesi pada mulut fatal dapat terjadi dalam 2 hingga 5 hari infeksi,
ini dapat bergabung, sehingga lidah dapat menjadi di mana merupakan waktu yang sangat terbatas
eritema dan edema.1 untuk memberikan terapi yang efektif, jika tersedia.5

(a) (b)

(c)

Gambar 1. (a) Penderita HFMD anak-anak dengan vesikel di lidah dengan eritema
di sekelilingnya. (b) dan (c) Vesikel berbentuk elips di telapak tangan
dan telapak kaki.1

145

Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin Vol. 22  No. 2 Agustus 2010

Stadium klinis dan penatalaksanaan infeksi EV 71.11


Tabel 1. �������������������������������������������������

Stadium Manifestasi klinis Penatalaksanaan


1 HFMD/herpangina Pengobatan simtomatis
2 Keterlibatan SSP Pembatasan cairan, diuretik osmotik untuk tekanann
intrakranial yang meningkat dan furosemid untuk
kelebihan cairan (CVP > 8 cmH2O), imunoglobulin
intravena untuk ensefalitis dan atau polio-like syndrome
serta pemantauan ketat denyut jantung, tekanan darah,
oksigenasi, skala koma dan glukosa darah.
3 Cardiopulmonary failure
3A Hipertensi/edema pulmoner Phosphodiesterase inhibitor, milrinone, untuk meningkatkan
cardiac output, intubasi dini dengan ventilasi mekanik
tekanan positif dengan tekanan positif dan ekspirasi yang
meningkat untuk edema pulmonum, serta high frequency
oscillatory ventilation jika edema pulmonum/perdarahan
menetap atau terjadi hipoksemia berat.
3B Hipotensi Tambahkan inotropik seperti dopamin dan epinefrin
4 Convalescence Rehabilitasi untuk kelemahan alat gerak, disfagia, apnea
atau hipoventilasi sentral dan perawatan dada yang cukup
untuk menghindari pneumonia rekuren
HFMD = hand, foot, and mouth disease; SSP= Susunan saraf pusat; CVP = central venous pressure

Berdasarkan beberapa penelitian klinis infeksi EV 71 penyebaran infeksi dibandingkan dengan jalur fecal-
simtomatik dapat berkembang melalui empat stadium oral selama fase akut.11
seperti dijelaskan dalam tabel di bawah ini.11 Polymerase chain reaction (PCR) memberikan
Pemeriksaan serologis jarang dilakukan karena hasil yang cepat dalam mendeteksi dan identifikasi
tidak dapat menunjukkan serotipe yang spesifik dari serotipe enterovirus. Pemeriksaan ini menjadi uji
enterovirus.8 Standar kriteria untuk mendiagnosis diagnostik yang sangat bernilai tetapi dibatasi oleh
infeksi enterovirus adalah dengan isolasi virus.20 Virus ketersediaannya dan biayanya yang relatif mahal.8
dapat diisolasi dan didentifikasi melalui kultur dan Pungsi lumbal merupakan pemeriksaan yang
teknik immunoassay dari lesi kulit, lesi mukosa atau penting jika terjadi meningitis.10 Profil dari cairan
bahan feses.4 Spesimen oral memiliki angka isolasi serebrospinalis pada penderita dengan meningitis
tertingggi. Pada penderita dengan kelainan kulit aseptik akibat enterovirus adalah lekosit yang sedikit
berupa vesikel, swab dari vesikel merupakan bahan meningkat, kadar gula yang normal atau sedikit
yang baik. Pada penderita tanpa vesikel, dapat diambil menurun, sedangkan kadar protein normal atau sedikit
swab dari rektum. Untuk isolasi virus, pengumpulan meningkat.8
2 swab dianjurkan yaitu dari tenggorok dan yang lain Pemeriksaan histopatologi biasanya tidak
dapat dari vesikel atau rektum.3,20 diperlukan karena pada kebanyakan infeksi
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Chang enterovirus memberikan gambaran nonspesifik.8,19
dkk. pada epidemik EV 71 di Taiwan tahun 1998 Pada pemeriksaan histopatologis terdapat gambaran
ditemukan bahwa angka isolasi EV 71 secara signifikan degenerasi retikuler pada epidermis yang menghasilkan
lebih tinggi didapatkan pada swab tenggorok (93%) terbentuknya celah intraepidermal diisi oleh neutrofil,
daripada swab rektum (30%).7 Hasil serupa juga sel mononuklear dan bahan eosinofilik protein. Vesikel
ditunjukkan pada penelitian Ooi dkk. di Malaysia ini memiliki atap yang nekrotik dengan diskeratosis
pada tahun 2000–2003. Hasil dari kombinasi swab dan akantolisis. Pada lapisan dermis bagian atas
tenggorok dan vesikel merupakan hal yang paling nampak edem dan terdapat infiltrat sel campuran
bermanfaat bagi penderita dengan vesikel di kulit perivaskuler. Tidak ditemukan viral inclusion atau
dengan atau tanpa ulkus di rongga mulut.20 Bukti ini multinucleated giant cell. 2,21,22 Pada pemeriksaan
dapat mendukung bahwa jalur oral-oral atau droplet Tzanck smear dapat ditemukan sel dengan syncytial
transmission mungkin lebih berperan penting dalam nuclei.2,23

146

Telaah Kepustakaan Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut

(a) (b)

Gambar 2. (a). Degenerasi retikuler dengan vesikulasi intraepidermal; (b). Gambaran nekrosis
dan diskeratosis.22

Diagnosis infeksi enterovirus seringkali


berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Diagnosis laboratoris dapat ditegakkan melalui tes
serologis, isolasi virus dengan kultur dan teknik
PCR.8
Diagnosis banding yang paling dekat adalah
enantema pada herpangina. Kedua panyakit ini
disebabkan oleh enterovirus. HFMD dibedakan
dari herpangina berdasarkan distribusi lesi oral dan
adanya lesi kulit.����������������������������������
Herpangina berupa enantema tanpa
lesi kulit dengan lokasi yang tersering di plika anterior Gambar 3. Lesi tipikal di orofaring pada penderita
fossa tonsilaris, uvula, tonsil, palatum molle. Diagnosis herpangin���������������������������������
a. Terdapat lesi papulovesikuler
banding yang lain yang perlu dipertimbangkan adalah yang akut dan multipel yang cepat
eritema multiforme, varisela, stomatitis aphthosa, berkembang menjadi ulkus dangkal
erupsi obat, herpes ginggivostomatitis.1 Stomatitis dengan pembentukan eritema sekitarnya
aphthosa dibedakan dengan HFMD dengan tidak yang cepat.1
adanya demam dan tanda sistemik lainnya serta riwayat
kekambuhan. ������������������������������������
Penderita herpes ginggivostomatitis Asupan cairan yang adekuat perlu diperhatikan
biasanya mengalami lesi yang lebih nyeri dengan untuk mencegah dehidrasi akibat lesi oral yang
limfadenopati leher dan ginggivitis yang lebih nyeri. Cairan
�������������������������������������������
yang dingin biasanya lebih disukai.
menonjol. Lesi pada`kulit biasanya terbatas perioral Hidrasi intravena mungkin diperlukan jika penderita
namun dapat mengenai jari tangan yang dimasukkan mengalami dehidrasi sedang hingga berat atau jika
ke mulut. Lesi kulit pada varisela lebih luas dengan ketidaknyamanan membatasi asupan oral. Untuk
distribusi sentral jarang pada telapak tangan dan kaki mengatasi demam dapat diberikan antipiretik. Nyeri
serta lebih jarang dijumpai lesi oral. Jika eksantema dapat diobati dengan dosis standar asetaminofen atau
pada HFMD berbentuk makulopapuler maka lesi ibuprofen. Anastesi topikal atau analgesia juga dapat
ini harus dibedakan dengan erupsi obat meskipun diberikan pada rongga mulut melalui mouthwash
jarang. Pada eritema multiforme biasanya ditemukan atau spray.1,17 Solusio lidokain 2% mungkin dapat
lesi yang khas berupa lesi target.3,24,25 membantu.8 Obat-obatan
���������������������������������������
lain untuk meredakan nyeri
Tujuan pemberian farmakoterap��������� i adalah pada lesi oral adalah dyclonine solution, difenhidramin,
mengurangi morbiditas dan mencegah komplikasi. magnesium hidroksida dan sukralfat.13 Lesi kulit
Pengobatan HFMD bersifat suportif dan ditujukan pada penderita HFMD tidak memerlukan perawatan
untuk meredakan gejala.1,8,13 Sampai saat ini belum khusus. Antibiotik topikal atau oral dapat diberikan
ada pengobatan dengan antivirus yang efektif. 8 terutama jika terjadi infeksi sekunder.26,27
Tidak adanya antivirus ini menyebabkan penderita Kemajuan klinis biasanya dapat dilihat setelah
bergantung pada sistem imun untuk mengatasi 3 hingga 5 hari. Lesi kulit dan mukosa menyembuh
infeksinya.5

147

Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin Vol. 22  No. 2 Agustus 2010

dalam 7 hingga 10 hari. Penderita dapat terus Pembahasan


menyebarkan virus melalui feses untuk beberapa
HFMD paling banyak menyerang anak-anak
minggu.3
kurang dari 10 tahun dan wabah dapat terjadi di
Komplikasi serius jarang terjadi pada penderita
antara anggota keluarga dan kontak erat. Adanya
HFMD. Komplikasi paling sering terjadi akibat
kontak serumah yang erat, higiene tidak adekuat
ulserasi oral yang nyeri, sehingga dapat mengganggu
yang dikaitkan viral load yang tinggi dan periode
asupan oral dan menyebabkan dehidrasi.3 Seperti
penyebaran virus yang lama berperan dalam tingginya
halnya penyakit kulit lainnya, infeksi sekunder karena
angka transmisi di antara penderita anak-anak.
bakteri juga dapat terjadi pada lesi kulit penderita
Infeksi enterovirus dapat asimtomatik dan
HFMD.26 Satu komplikasi yang jarang yaitu eczema
simtomatik. Secara umum penemuan klinis dari
coxsackium terjadi pada individu dengan eksema.
pemeriksaan fisik dalam penyakit enterovirus sangat
Pada penderita ini berkembang infeksi virus kutan
tergantung dari tipe penyakit yang disebabkan masing-
diseminata yang sama dengan yang terlihat pada eczema
masing agen penyebab. Kecenderungan terhadap
herpeticum. Komplikasi serius yang berkaitan dengan
organ target ����������������������������������������
seperti SSP, jantung dan kulit sebagian
HFMD dan paling banyak ditemui adalah meningitis
ditentukan oleh serotipe yang menginfeksi. Seorang
aseptik. Meningitis aseptik jarang mengancam jiwa
penderita diduga terkena HFMD biasanya dilihat
dan pada penderita juga tidak terjadi komplikasi
dari adanya kontak, umur, pola gejala dan munculnya
lanjutan yang permanen. Epidemik EV 71 yang terjadi
lesi pada mulut serta kelainan kulit pada tangan dan
di Taiwan berakibat terjadinya bentuk penyakit yang
kaki.
parah seperti ensefalitis, ensefalomielitis, polio-like
HFMD sangat menular terutama 2 hari sebelum
syndromes, miokarditis, edema pulmonum, perdarahan
hingga 2 hari setelah timbul kelainan kulit. Oleh
di paru-paru dan kematian.1 Huang dan kawan-kawan
karena itu anak-anak yang menderita HFMD
(1999) mendeskripsikan komplikasi neurologis terkait
sebaiknya tidak diperbolehkan masuk sekolah hingga
EV 71 dalam istilah sindroma neurologik yang terdiri
demam dan kelainan kulitnya membaik serta semua
dari aseptic meningitis, acute flaccid paralysis dan brain
vesikel telah kering dan menjadi krusta.
stem encephalitis atau rhomboencephalitis.28
Diagnosis banding HFMD yang paling dekat
Penularan secara vertikal dari ibu ke janin juga
adalah herpangina. ��������������������������
HFMD juga perlu dibedakan
dapat terjadi.15 Infeksi pada trimester pertama dapat
dengan eritema multiforme minor, stomatitis aphthosa,
menyebabkan aborsi spontan atau intrauterine growth
erupsi obat dan herpes ginggivostomatitis berkaitan
retardation.2,3,13
dengan penatalaksanaannya. HFMD dibedakan
Kebanyakan kasus HFMD diharapkan dapat
dengan eritema multiforme minor dari lesi kulitnya
sembuh secara total.3 HFMD biasanya merupakan
yang bentuknya oval dan berwarna abu-abu di mana
penyakit swasirna, di mana kenaikan antibodi
pada eritema multiforme bentuknya lesi target. Lesi
serum mengeliminasi viremia dalam waktu 7
kulit HFMD jarang mengenai badan. Hal ini yang
hingga 10 hari.2,10 Komplikasi serius jarang terjadi.3
membedakan dengan infeksi varisela.
Terkadang kasus yang berkaitan dengan demam yang
Diagnosis infeksi enterovirus seringkali
berkepanjangan, gejala sistemik, diare dan nyeri sendi
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
telah dilaporkan.1
Diagnosis laboratoris dapat ditegakkan melalui tes
Infeksi HFMD menyebabkan imunitas terhadap
serologis, isolasi virus dengan kultur dan teknik PCR.
virus yang spesifik. Jika terjadi episode penyakit
Usaha untuk membedakan HFMD yang disebabkan
yang kedua kemungkinan besar terjadi karena
coxsackie atau EV 71 memilki arti prognostik.
infeksi dengan virus strain yang lain dalam grup
Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah teknik yang
enterovirus.29
sangat efektif dan memberikan hasil yang cepat dalam
Belum ada vaksin atau antivirus yang diketahui
mendeteksi dan identifikasi serotipe enterovirus.
efektif dalam mengobati maupun mencegah infeksi
P�������������������������������������
engobatan HFMD bersifat suportif dan
EV 71. Beberapa bahan untuk pembuatan vaksin EV
ditujukan untuk meredakan gejala.������������������
Penderita dengan
71 termasuk formalin-inactivated whole virus vaccine,
manifestasi klinis ringan dapat dilakukan rawat jalan
DNA vaccine dan recombinat protein vaccine masih
dengan observasi ketat khususnya pada penderita
harus disempurnakan lebih lanjut sebelum digunakan
bayi terhadap terjadinya dehidrasi. Penderita dengan
dalam uji klinis.5
manifestasi SSP membutuhkan rawat inap.

148

Telaah Kepustakaan Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut

Komplikasi paling sering terjadi akibat ulserasi Kepustakaan


oral yang nyeri sehingga dapat mengganggu asupan 1. Belazarian L, Lorenzo ME, Pace NC, Sweeney SM,
oral dan menyebabkan dehidrasi. Pada kasus yang Wiss KM. Exanthematous viral diseases. In: Wolff
parah terjadi edema pulmonum, insufisiensi jantung K, Goldsmith LA, Katz SI, Glicherst BA, Paller AS,
dan komplikasi neurologik seperti ensefalitis, Leffel DJ, editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General
meningitis dan polio-like syndrome. Acute flaccid paralysis Medicine. 7th ed. New York: McGraw-Hill; 2008.
yang terjadi tidak dapat dibedakan dengan yang p. 1851–72.
disebabkan oleh poliomielitis. EV 71 secara langsung 2. Wolf K, Johnson RA, Suurmond D. Fitzpatrick’s Color
Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 5th ed.
menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan
New York: McGraw-Hill; 2005.
edema pulmonum neurogenik dan dekompensasi
3. Nervi JS. Hand-foot-and-mouth diseasse. 2008.
kordis melalui mekanisme hipereaktivitas simpatetik Available from URL: http://www.emedicine.com
dan respon inflamasi sistemik. 4. Lin TY, Chang LY, Hsia SH, Huang YC, Chiu CH,
Hingga sekarang, hanya sedikit yang diketahui Hsueh C, et al. The 1998 Enterovirus 71 outbreak in
tentang mekanisme respon molekuler inang Taiwan: pathogenesis and management. Clin Infect
terhadap infeksi EV 71. Telah disebutkan bahwa Dis 2002; 32(Suppl 2): S52–7.
ekspresi adanya EV 71 2A protease (2Apro) berperan 5. Chang LJ, Chang LY, Huang LM. Besides increasing
terhadap terjadinya apoptosis pada infeksi EV 71. surveillance and waiting for an effective vaccine to
emerge in the future, what else can be done to save the
EV 712A pro menyebabkan pemecahan eukaryotic
lives of HFMD victims. J Formos Med Assoc 2008;
initiation factor 4GI (eIF4GI) yang mana merupakan
107(8): 589–90.
faktor kunci pada sintesis protein host. Pemecahan 6. Sano T, Saito T, Kondo M, Watanabe S, Onoue Y,
ini mengganggu pembentukan kompleks eIF4GI, Konnai M, et al. Enterovirus detection status of patients
sehingga menghambat proses translasi dan akhirnya with herpangina and hand, foot and mouth disease in
berakibat terjadinya kematian sel secara apoptotik. epidemic season 2007, Kanagawa prefecture, Japan.
Meskipun komplikasi serius jarang terjadi namun Jpn J Infect Dis 2008; 61: 162–3.
sebaiknya tetap harus waspada terhadap perjalanan 7. Chang LY, King CC, Hsu KH, Ning HC, Tsao KC, Li
penyakit HFMD yang berkaitan dengan infeksi EV CC et at. Risk factor of enterovirus 71 infection and
associated hand, foot, and mouth disease/herpangina
71. Faktor risiko infeksi EV 71 dengan perkembangan
in children during an epidemic in Taiwan. Pediatrics
penyakit menuju ke keterlibatan SSP dikaitkan dengan
2002; 109(6): 1–6.
dengan umur yang semakin muda, demam, muntah, 8. Sinha S. Enteroviruses. 2006. Available from URL:
ulkus pada mulut, kesulitan bernafas, alat gerak yang http://www.emedicine.com
dingin dan produksi urin yang jelek. Jika terjadi 9. Chan KP, Goh KT, Chong CY, Teo ES, Lau G, Ling
gejala simtomatis yang mengarah ke keterlibatan AE. Epidemic hand, foot and mouth disease caused by
SSP maka penanganganan harus segera dilakukan human enterovirus 71, Singapore. Emerging Infectious
secara adekuat karena progresivitas penyakit yang Diseases 2003; 9(1): 78–85.
cenderung cepat dan dapat berakhir dengan kematian 10. Bennett NJ. Enteroviral infections. 2007. Available
from URL: http://www.emedicine.com
akibat terjadinya gagal jantung-paru.
11. Chang LY. Enterovirus in Taiwan. Pediatr Neonatol
Secara umum HFMD memiliki prognosis
2008; 49(4): 103–12.
yang baik dan kebanyakan kasus diharapkan dapat 12. Centers for Disease Control and Prevention. Hand,
sembuh secara total. Komplikasi serius jarang terjadi. foot, & mouth disease. 2008 Available from URL:
Komplikasi yang parah dapat timbul jika terjadi http://www.cdc.gov/ncidod/dvvd/revb/enterovirus/
salah diagnosis, tidak dapat memelihara hidrasi yang hfhf.
adekuat dan gagal dalam mengenali tanda-tanda 13. Scott LA, Stone MS. Viral Exanthems. Dermatology
menuju adanya keterlibatan neurogenik. Belum ada Online Journal 2003; 9(3): 4.
vaksin yang efektif untuk mencegah infeksi EV 71. 14. Abzug MJ. Nonpolio enteroviruses. In: Behrman RE,
Kliegman RM, Jenson HB, editors. Nelson Textbook
Risiko infeksi dapat diturunkan dengan tindakan
of Pediatrics. 17th ed. Philadelphia: Saunders; 2004.
higiene yang bagus dan dengan menghindari kontak
p. 1042–8.
antara individu yang terinfeksi dan individu yang 15. Kuo RL, Kung SH, Hsu YY, Liu WT. Infection with
rentan. enterovirus 71 or expression of its 2A protease induces
apoptotic cell death. Journal of General Virology 2002;
83: 1367–76.

149

Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin Vol. 22  No. 2 Agustus 2010

16. Slavin KA, Frieden IJ. Hand-foot-and-mouth disease. 23. Ruocco V, Ruocco E. Tzank smear, an old test for the
Arch Pediatr Adolesc Med 1998; 152: 505–7. new millennium: when and how. Int J Dermatol 1999;
17. James WD, Berger TG, Elston DM. Andrew’s Diseases 38: 830–4.
of the Skin. Clinical Dermatology. 10th ed. Canada: 24. Nogués-Siuraneta S. Enteroviral infection. 2010.
WB Saunders Company; 2006. Available from URL: http://www.emedicine.com
18. Paller AS, Mancini AJ. Enteroviral exanthems. In: 25. Schlossberg D. Enteroviruses. In: Clinical Infectious
Hurwitz Clinical Pediatric Dermatology. 3 rd ed. Disease. New York: Crambridge University Press;
Philadelphia: Elsevier Inc; 2006. p. 438–40. 2008. p. 1258–9.
19. Kurtz JB, Sterling JC. Viral infection. In: Breathnach 26. Sarma N, Sarkar A, Mukherjee A, Ghosh A, Dhar S,
SM, Burns DA, Burton JL, Champion RH, editors. Malakar R. Epidemic of hand, foot and mouth disease
Rook/Wilkinson/Ebling Textbook of Dermatology. 6th in West Bengal, India in August, 2007: A multicentric
ed. London: Blackwell Science; 1998. p. 995–1095. study. Indian J Dermatol 2009; 54:26–30
20. Ooi MH, Solomon T, Podin Y, Mohan A, Akin W, 27. Graham BS. Hand-Foot-and-Mouth Disease. 2010.
Yusuf MA, et al. Evaluation of different clinical simple Available from URL: http://www.emedicine.com
types in diagnosis of human enterovirus 71-associated 28. Huang CC, Liu CC, Chang YC, Chen CY, Wang ST,
hand-foot-and-mouth disease. J Clin Microbiol 2007; Yeh TF. Neurologic complication in children with
45(6): 1858–66. enterovirus 71 infection. N Engl J Med 1999; 341:
21. Hood AF. Intraepidermal vesicular and pustular 936–42.
dermatitis. In: Kels JMG, editor. Color Atlas of 29. Sarawak Health Department. Hand, foot & mouth
Dermatopathology. New York: Informa Healthcare disease. 2006. Available from URL: http://www.
USA Inc; 2007. p. 41–55. sarawak.health.gov.my/Images/HFMD.pdf.
22. McKee PH, Calonje E, Granter SR. Pathology of the
Skin. 3rd ed. Philadelphia: Elsevier Mosby; 2005.

150

Anda mungkin juga menyukai