Anda di halaman 1dari 80

OUTLOOK PERPAJAKAN 2018

InsideTax
Edisi Khusus 39 I Desember 2017

MEDIA TREN PERPAJAKAN

Mengawal
2 INSIDETAX
Redaksi SALAM REDAKSI
Pemimpin Umum
Darussalam

Wakil Pemimpin Umum


Danny Septriadi

Kontributor Ahli
B. Bawono Kristiaji (Koord.)
Romi Irawan
David Hamzah Damian
Yeni Mulyani (Sydney)
Adri Poesoro

Pemimpin Redaksi
Bastanul Siregar

Redaktur
Awwaliatul Mukarromah Masyarakat Perpajakan yang Terhormat,

P
Gallantino Farman ADA edisi khusus akhir tahun kali ini, InsideTax tampil dengan membawa
tema Mengawal Reformasi Pajak. Tema ini kami angkat sehubungan dengan
Researcher-Reporter pentingnya agenda tersebut bagi perbaikan sistem perpajakan Indonesia,
Wahyu Budhi Prabowo dan segera dimasukinya periode tahun kedua reformasi perpajakan 2017-2020.
Triajie Wahyu El Haq
Doni Agus Setiawan Kami melihat, dari berbagai agenda reformasi pajak yang ditetapkan setahun
silam, masih banyak agenda yang belum diselesaikan. Beberapa agenda memang
Desain Visual sudah punya kejelasan, tetapi agenda yang lain masih menyimpan pertanyaan.
Archie Teapriangga Sudah menjadi tugas kami untuk mengawal reformasi ini.
Sejalan dengan hal tersebut, dalam edisi ini kami memerinci tema besar itu ke
Teknologi Informasi
dalam 6 laporan, dengan subtema Harapan Besar Reformasi Pajak, Arah Revisi
Rama Sugiharto
UU Pajak, Tantangan Penerimaan 2018, Dinamika Perpajakan Global, Edukasi
Wahyu Budhi Prabowo
Pajak, serta Desentralisasi Fiskal.
Iklan & Pemasaran Enam subtema itu kami pilih karena memang tema-tema itulah yang sampai saat
Eny Marliana ini masih menjadi persoalan besar perpajakan kita. Ada berbagai isu dalam enam
subtema tersebut yang perlu segera diselesaikan, karena memang dampaknya
Keuangan & Tata Usaha yang besar dan memengaruhi hajat hidup orang banyak.
Fany Tri Agustin
Dewi Permatasari Masing-masing laporan kami awali dengan artikel round-up guna memudahkan
pembaca mendapatkan gambaran besar persoalan. Kemudian dilengkapi dengan
Alamat Redaksi: data dan ilustrasi, serta wawancara sejumlah narasumber yang kompeten.
Menara Satu Sentra Kelapa Teknik ini kami gunakan semata-mata agar pembaca lebih mudah memahami
Gading Lt. 6 Unit 0601 persoalan, dan menarik kesimpulan hingga akhirnya ikut tergerak untuk bersama-
Jl. Bulevar Kelapa Gading LA3 sama memperbaiki keadaan. Reformasi pajak jelas bukan tugas pemerintah
No.1 Jakarta Utara 14240 sendiri. Masyarakat perpajakan Indonesia juga harus berperan aktif di dalamnya.
Telp. 021-29385758
Faks. 021-29385759 Melalui peran aktif masyarakat sebagai pemangku kepentingan utama itulah
Email: news@ddtc.co.id sebenarnya bisa diharapkan keluaran yang lebih berkualitas dari agenda
reformasi pajak, hingga akhirnya dapat memberikan manfaat yang positif bagi
perkembangan dan kemajuan perpajakan Indonesia.
Kami berharap apa yang kami lakukan dapat memberikan manfaat khususnya
bagi penyelesaian agenda reformasi perpajakan, dan umumnya bagi masyarakat
perpajakan Indonesia. Mari kita kawal bersama agenda reformasi perpajakan kita!
Salam.

Kulit Muka: Archie Teapriangga


INSIDETAX 3
DAFTAR ISI
Harapan Besar
Reformasi Pajak Dirjen Pajak Robert Pakpahan
“Reformasi Pajak Harus

8 12 Berhasil”

14 Wawancara Ketua Tim Reformasi


Perpajakan Suryo Utomo

16 Wawancara Anggota Komisi XI DPR


Muhammad Misbakhun
REFORMASI perpajakan yang dicanangkan setelah
program pengampunan pajak membuka peluang

18 Reformasi Pajak: Menuju


perbaikan sistem perpajakan Indonesia secara
menyeluruh. Jangan sampai kehilangan momentum.
Kepatuhan Kooperatif

Semangat Baru
UU Perpajakan 28 Wawancara Mantan Dirjen Pajak
Hadi Poernomo
22 Ketua Umum Apindo
Hariyadi Sukamdani

30 “Kalau ada BPP,


Lebih Repot Kita”

NASIB RUU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan


(KUP) yang diam selama 16 bulan mulai menemukan titik
32 Wawancara Direktur Perpajakan I
DJP Arif Yanuar
terang. Bila tak ada aral melintang, tahun depan sudah
bisa disahkan, dan segera disusul RUU PPh dan RUU
PPN.

Modal Kuat,
Tanggung Tren, Tantangan & Prediksi
Penerimaan Pajak 2018
Jawab Berat
40
35
44 Wawancara Dirjen Bea & Cukai
Heru Pambudi

RENDAHNYA penerimaan pajak kian mencerminkan


ketidakberdayaan pemerintah yang ditingkah oleh
ketidakpatuhan wajib pajak. Namun, pemerintah punya
46 Wawancara Direktur Eksekutif Indef
Enny Sri Hartanti
modal kuat untuk memperbaikinya tahun depan.

48 Wawancara Direktur Eksekutif PWYP


Indonesia Maryati Abdullah

4 INSIDETAX
Menuju Era Baru
Direktur Pusat Kebijakan &
Administrasi Pajak OECD
Transparansi Pajak
Pascal Saint-Amans

54 “Mereka Ini Agak Kurang


Sabar”

58 Ketua ITRAF India


Parthasarathi Shome

60 Direktur Perpajakan Internasional


DJP John Hutagaol
50
PERUBAHAN lanskap perpajakan internasional telah
memaksa otoritas perpajakan dunia untuk bekerja
sama membangun era baru transparansi pajak.
Indonesia juga harus mempersiapkan diri.

Bersiap Sebelum
Kepala BPPK
Astera Primanto Bhakti
Momentum Terlewat
66 “Birokrasi Harus Lentur” 62

68 Wawancara Direktur P2 Humas


DJP Hestu Yoga Saksama

70 Wawancara Ketua Umum IKPI


Mochamad Subakir
KEPATUHAN wajib pajak akan meningkat seiring
peningkatan edukasi perpajakan. Bonus demografi usia
produktif pada 2020-2030 jangan sampai terlewatkan.

Membangun
Dirjen Perimbangan Keuangan
Boediarso Teguh Widodo
Kesehatan Fiskal
“Draf Baru RUU Hubungan Daerah
76 Keuangan Segera Masuk
DPR”

78 Wawancara Direktur Eksekutif KPPOD 72


Robert Endi Na Jaweng

SEBAGIAN daerah berhasil membangun kebijakan fiskal yang kuat,


Rp
tapi sebagian besar gagal. Berpulang pada visi daerah masing-masing.

INSIDETAX 5
KALEIDOSKOP PAJAK 2017
Berbagai peristiwa dan momentum perpajakan baik yang berskala domestik maupun internasional terjadi silih
berganti sepanjang tahun 2017, Berikut rangkaian peristiwa yang kami rangkum dari Januari-Desember 2017.
INSIDETAX 7
Harapan Besar Reformasi Pajak

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) saat memimpin kick off Tim Reformasi Perpajakan.

Harapan Besar
Reformasi Pajak
REFORMASI perpajakan yang dicanangkan setelah program pengampunan
pajak membuka peluang perbaikan sistem perpajakan Indonesia secara
menyeluruh. Jangan sampai kehilangan momentum.

B
AGI sebagian aparatur sipil Maklum, pada bulan itulah kinerja Tentu ini kenyataan pahit yang
negara, Desember adalah penerimaan DJP ditentukan. Kalau harus diterima, yang jika dibiarkan,
bulan penuh berkah. Pada berhasil dan memenuhi target, atau diselesaikan dengan cara-cara
bulan itu, kementerian dan pemerintah punya modal lebih kuat biasa dengan jurus-jurus lama,
lembaga umumnya melakukan melangkah ke tahun berikutnya. maka tidak akan ada perubahan
berbagai macam kegiatan Sebaliknya, kalau gagal, apalagi yang signifikan. Apalagi kalau
untuk menghabiskan anggaran. dengan shortfall penerimaan yang sekadar menyalahkan otoritas pajak
Kenikmatan itu sering bertambah membesar, pemerintah punya atau juga wajib pajak tanpa melihat
karena ada hari libur dan biasanya beban lebih besar. persoalan secara komprehensif.
juga cuti bersama.
Namun, selama hampir 10 tahun Berbekal kesadaran itulah agaknya,
Tapi untuk pegawai Ditjen Pajak terakhir ini, opsi kedua-lah yang hampir persis setahun silam,
(DJP), situasinya bisa sangat lebih sering terjadi. Dalam 8 Menkeu Sri Mulyani Indrawati
berbeda. Desember adalah hari-hari tahun terakhir (2009-2016), mencanangkan program reformasi
sibuk, hari-hari penuh ketegangan pertumbuhan tahunan penerimaan perpajakan. “Perlu perbaikan
yang membuat tidak enak makan DJP hanya bisa tiga kali melampaui menyeluruh untuk memperbaiki
tidak enak tidur. Tak ada tempat pertumbuhan alaminya. Akibatnya, perpajakan kita. Ini sangat urgent.
untuk Desember ceria. Pendek rakyat seluruh Indonesia-lah yang Reformasi perpajakan kita harus
kata, Desember adalah hari-hari merasakan bebannya. ambisius,” tandasnya.
penuh kegalauan.

8 INSIDETAX
Harapan Besar Reformasi Pajak

Menurutnya, reformasi pajak, proses bisnis yang sederhana Dirjen Pajak Robert Pakpahan,
terutama dari sisi administrasi, untuk membuat pekerjaan menjadi yang akan memimpin pelaksanaan
tidak mudah dilakukan karena efektif, efisien, akuntabel, berbasis reformasi perpajakan mulai Januari
harus sama-sama menyentuh, teknologi informasi, dan hal itu 2018, mengatakan program
baik wajib pajak maupun petugas mencakup seluruh pekerjaan yang reformasi perpajakan, terutama
pajak. Namun, hal ini tetap harus menjadi tugas DJP. yang bersifat administratif, sangat
dilakukan demi meningkatkan diandalkan untuk mencapai target
kepercayaan masyarakat. Terakhir, pada aspek perundang- penerimaan perpajakan sebesar
undangan, arahnya menyusun Rp1.424 triliun pada 2018.
Segera setelah itu, Tim Reformasi peraturan yang memberikan
Perpajakan yang dibentuk Menkeu kepastian hukum, menampung Menurut dia, langkah pertama
Sri Mulyani pun bergerak. Sejumlah dinamika kegiatan ekonomi reformasi perpajakan adalah
program pun disusun, isu-isu yang berkembang, mengurangi dengan melakukan perbaikan
penting diinventarisasi, hingga biaya kepatuhan, memperluas pelayanan, baik untuk melaporkan
akhirnya disimpulkan perlunya basis pajak, dan meningkatkan maupun untuk membayar pajak,
perbaikan pada 5 aspek mendasar, penerimaan pajak mengingat proses bisnis ini sangat
yang kemudian disebut 5 pilar. kritikal.
“Jadi reformasi pajak diwujudkan
Kelima pilar tersebut adalah melalui transformasi lima pilar Reformasi perpajakan juga akan
organisasi, sumberdaya manusia, itu untuk mencapai tujuan jangka ditempuh melalui perbaikan
sistem informasi dan basis data, pendek mengamankan penerimaan perangkat sistem informasi
proses bisnis, peraturan dan teknologi dan
perundangan-undangan, pengelolaan basis data
AGENDA KEGIATAN TIM REFORMASI PERPAJAKAN 20016-2020
dan sinergi dengan perpajakan terkait
pihak lain. Perbaikan dengan pelaksaan
Pilar Reformasi Kegiatan
pada ke-5 pilar inilah Automatic Exchange of
yang diharapkan dapat Organisasi Redesign organisasi
Information (AEoI) yang
membawa perbaikan Redesign formasi pegawai efektif tahun 2018.
menyeluruh terhadap Redesign pengelolaan wajib pajak

perpajakan Indonesia. “Dengan AEoI,


Sumber daya manusia Integritas dan disiplin pegawai yang tinggi informasi dari
Perencanaan kebutuhan dan career path
Ketua Tim Pelaksana Sistem remunerasi perbankan domestik
Reformasi Perpajakan untuk rekening diatas
Suryo Utomo Sistem informasi dan Mengurangi beban administrasi (wp dan djp) Rp 1 miliar otomatis
basis data Basis data yang luas dan akurat
mengatakan pada aspek Pengolahan data yang reliabel dan handal
akan mengalir ke DJP.
organisasi, arahnya Infrastruktur sistem informasi yang memadai Begitu pula data aset
adalah membangun WNI di luar negeri.
Proses bisnis Probis yang sederhana
institusi DJP dengan Probis yang efektif, efisien, dan akuntabel
Memang, target
struktur best fit dengan Berbasis teknologi informasi penerimaan tahun ini
memperhatikan cakupan sangat menantang. Tapi
geografis, karakteristik Peraturan perundang- Ruu yang berkeadilan dan berkepastian hukum kami optimis reformasi
undangan Kebijakan yang mendukung pengumpulan pajak
organisasi, ekonomi, Kebijakan yang mendukung perekonomian nasional
perpajakan ini akan
kearifan lokal, potensi membantu kami,”
penerimaan dan rentang Sinergi pihak lain Pertukaran data dan informasi katanya.
kendali memadai. Kerjasama pelaksanaan tugas
Perlindungan hukum Senada dengan Robert,
Pada aspek SDM, Sosialisasi perpajakan anggota Komisi XI
arahnya bagaimana Sumber: Ditjen Pajak, 2017 DPR dari Fraksi
dapat tercipta SDM Partai Golkar M.
perpajakan yang profesional, dan meningkatkan mutu pelayanan, Sarmuji menyatakan penyelesaian
kompeten, kredibel, berintegritas, pengawasan dan penegakan program pengampunan pajak
dan dapat menjalankan proses hukum, serta kerja sama dengan telah memberikan momentum
bisnis dalam rangka menghimpun pihak ketiga, sehingga 2020 dilaksanakannya reformasi
penerimaan negara secara optimal nanti rasio pajak kita bisa 14%,” perpajakan secara menyeluruh.
sesuai dengan potensi yang ada. katanya. Karena itu, jangan sampai
Sampai akhir tahun ini, sudah momentum tersebut dilewatkan.
Kemudian untuk aspek teknologi
informasi dan basis data, arahnya belasan program dari berbagai pilar “Agenda reformasi pajak harus
adalah untuk menciptakan suatu itu berhasil direalisasikan, antara terus dilanjutkan. Kalau dengan
sistem informasi yang andal guna lain e-billing support dan e-bukpot reformasi pajak ini masyarakat
mengolah data perpajakan yang di bidang teknologi, mobile tax merasa nyaman membayar
akurat berbasis teknologi sesuai unit dan piloting KPP Mikro untuk pajak, ada saling kepercayaan,
dengan bisnis inti DJP. bidang organisasi, dan dukungan transparansi, saya yakin
World Bank dalam penyusunan penerimaan pajak kita akan
Pada sisi proses bisnis, arahnya kebijakan fiskal di bidang regulasi. tumbuh tinggi,” katanya.
adalah bagaimana membangun

INSIDETAX 9
REFORMASI PAJAK
Harapan Besar Reformasi Pajak

DARI MASA KE MASA

Optimalisasi
Penerimaan Pajak

Institusi Perpajakan yang Kuat, Kredibel, dan Akuntabel


Teknologi Informasi Peraturan Perundang-
Organisasi SDM dan Basis Data Proses Bisnis Undangan

Struktur organisasi SDM yang Sistem informasi Proses bisnis Peraturan


yang ideal (best professional, yang reliable dan yang sederhana perundang-
fit) dengan kompeten, handal untuk untuk membuat undangan yang
memperhatikan kredibel, mengolah data pekerjaan menjadi memberikan
cakupan geografis, berintegritas, perpajakan yang efektif, efisien, kepastian hukum,
karakteristik dan dapat akurat berbasis akuntabel, menampung
organisasi, menjalankan teknologi sesuai berbasis IT, dan dinamika kegiatan
ekonomi, kearifan proses bisnis DJP dengan core mencakup seluruh perekonomian
lokal, potensi dalam rangka bussiness DJP pekerjaan DJP. yang berkembang,
penerimaan dan menghimpun mengurangi
rentang kendali penerimaan biaya kepatuhan,
(span of control) negara sesuai memperluas basis
yang memadai. dengan potensi perpajakan, dan
yang ada. meningkatkan
penerimaan pajak.

SARANA DAN PRASARANA


ANGGARAN
10 INSIDETAX
SINERGI PIHAK LAIN
Harapan Besar Reformasi Pajak

DIRJEN PAJAK KEMENKEU ROBERT PAKPAHAN:

“Reformasi Pajak
Harus Berhasil”
Tak butuh waktu lama bagi Robert Pakpahan
(58 tahun) untuk menyesuaikan diri
di Ditjen Pajak (DJP), begitu Presiden
Joko Widodo menetapkan pria
kalem kelahiran Tanjung Balai, 20
Oktober 1959 itu sebagai Dirjen Pajak
menggantikan Ken Dwijugiasteadi yang
pensiun 1 Desember 2017.
Maklum, alumnus STAN dan peraih
PhD ekonomi dari University of North
Carolina ini lama mengabdi di DJP dan
menempati berbagai posisi, sebelum
pada 2013 dikenal sebagai Dirjen
Pengelolaan Utang (sejak 2015 menjadi
Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan
Risiko), hingga akhirnya kini kembali ke
DJP.
Lalu, apa prioritas mantan Direktur Potensi
dan Sistem Perpajakan DJP serta Direktur
Transformasi Proses Bisnis DJP ini? Apa
visinya terhadap reformasi pajak? Untuk
mengetahui lebih jauh, InsideTax
mewawancarai Dirjen Pajak
Robert Pakpahan. Berikut
petikan wawancaranya:

Sampai tutup tahun ini,


apa yang akan Anda
lakukan?
Dalam jangka pendek ini
terutama menghadapi tutup
tahun, fokus kami adalah untuk
mengatasi defisit anggaran.
Jadi, mengamankan target
penerimaan. Untuk itu,

12 INSIDETAX
Harapan Besar Reformasi Pajak

upaya yang kami lakukan adalah agenda reformasi itu adalah


sesuatu yang sudah standar
dilakukan selama ini, baik melalui Reformasi institusi perpajakan yang kuat,
kredibel dan akuntabel yang
ekstensifikasi maupun intensifikasi. pajak ini mempunyai proses bisnis efektif
dan efisien untuk menghasilkan
Namun, kualitas dari upaya- intinya penerimaan negara yang
upaya tersebut yang akan kami
tingkatkan. Jadi, tetap pada membenahi optimal, dengan didukung sinergi
antarlembaga dan kepatuhan wajib
sesuatu yang biasa dilakukan Ditjen
Pajak (DJP). Jadi, tidak terlalu
institusi pajak yang tinggi.
ekstra. Kami hanya melakukan perpajakan.” Itulah sebabnya, reformasi pajak
tugas kami sehari-hari, tetapi ini harus berhasil. Ada 5 pilar
dengan lebih teliti, cermat, dengan reformasi yang akan terus kami
memantau setiap perkembangan jalankan. Pertama, organisasi yang
hari per hari. Pengampunan Pajak. arahnya untuk dapat membentuk
struktur organisasi DJP yang lebih
Kemudian masih ada UU ideal atau best and fit. Kedua,
Anda terlihat sangat Nomor 9 Tahun 2017 tentang sumber daya manusia yang
optimistis. Kenapa? Akses Informasi Keuangan profesional, kompeten, kredibel.
Kegiatan atau belanja pemerintah untuk Kepentingan Perpajakan.
Dengan UU tersebut, kami Selanjutnya ketiga, teknologi
itu volume paling besarnya kan ada informasi dan basis data untuk
di bulan Desember. Di samping dapat membangun basis data
dari data lembaga keuangan menciptakan suatu sistem
itu juga pengeluaran rumah informasi perpajakan yang dapat
tangga bertambah karena ada dan institusi-institusi lainnya
dan memanfaatkannya untuk diandalkan. Keempat, proses bisnis
perayaan Hari Natal. Jadi, kami yang kian sederhana. Kelima,
harapkan bulan Desember ini bisa kepentingan perpajakan.
perbaikan peraturan atau regulasi
memberikan kontribusi penerimaan Selanjutnya ada Program PASFINAL yang berkepastian hukum.
yang tinggi. atau yang disebut dengan Peraturan
Kami sangat yakin dengan outlook Menteri Keuangan (PMK) Nomor
realisasi penerimaan pajak 2017. 165/PMK.03/2017 tentang Dari 5 pilar itu, seperti apa
Walaupun tidak akan mencapai Perubahan Kedua atas PMK arah kebijakannya?
target 100%, tetapi sudah Nomor 118/PMK.03/2016 tentang Dari tahun 2017 hingga 2019,
berhasil membuat APBNP 2017 Pelaksanaan UU Pengampunan pilar reformasi perpajakan itu
mendarat dengan aman, karena Pajak. PMK ini kan berpasang- sudah kami atur, seperti pada
outlook defisit anggarannya sesuai pasangan dengan PP 36/2017. organisasi. Itu nanti akan dilakukan
dengan prediksi, yaitu 2,6%-2,7% Tetapi, kami juga menerima banyak penataan ulang organisasi Kantor
terhadap produk domestik bruto. kritikan terhadap PMK 165/2017 Pusat DJP, Kantor Wilayah
yang dianggap seakan-akan (Kanwil), Kantor Pelayanan Pajak
memburu peserta tax amnesty. (KPP), dan juga penataan ulang
Banyak yang memprediksi pengelolaan wajib pajak.
Tapi itulah bentuk reformasi pajak,
penerimaan tahun ini di yang dari sisi yang lain juga akan Adapun untuk SDM itu nanti
bawah 90%? kami lanjutkan karena kan memang akan ada penataan ulang pola
Untuk prediksi penerimaan hingga sudah ada beberapa pilar itu yang pengelolaan serta penataan
akhir tahun, ya saya tidak bisa di-address. integritas berikut disiplin pegawai.
menyebutkan. Kita lihat saja nanti. Untuk proses bisnis akan dilakukan
peningkatan mutu pelayanan
Mengenai reformasi pajak, perpajakan dan penguatan
Bagaimana dengan apa yang Anda pahami? pengawasan sekaligus penegakan
prediksi penerimaan Reformasi pajak ini intinya hukum pajak.
2018? membenahi institusi perpajakan,
Untuk sistem informasi akan
mulai dari organisasi dan sumber
Kami optimistis dengan pencapaian diimplementasikan core tax
daya manusia, sistem informasi,
penerimaan tahun depan, terutama system dan penataan ulang basis
basis data dan proses bisnis,
karena ada berbagai faktor yang data. Untuk regulasi, peraturan
peraturan perundang-undangan,
mendukung, antara lain kebijakan perundang-undangan perpajakan
lalu sinergi antarlembaga, serta
pendukung seperti Peraturan akan direvisi agar lebih berkeadilan
bagaimana kepatuhan wajib pajak
Pemerintah Nomor 36 Tahun dan berkepastian, juga penguatan
bisa ditingkatkan.
2017 yang merupakan amanat UU dan simplifikasi peraturan. Semua
Nomor 11 Tahun 2016 tentang Kondisi yang diharapkan dari itulah yang kami kerjakan.

INSIDETAX 13
Harapan Besar Reformasi Pajak

KETUA TIM REFORMASI PERPAJAKAN SURYO UTOMO:

“Reformasi Harus Lebih


Menjangkau Wajib Pajak”
USIA Tim Reformasi Perpajakan sudah hampir setahun. Beberapa agenda
sudah dilakukan, beberapa yang lain baru dipetakan, beberapa mungkin baru
sebatas rencana dan obrolan. Memang, luasnya gugus tugas tim ini berisiko
membuat ia kehilangan fokus. Namun, justru karena itu ia perlu tolok ukur
yang jelas.
Lalu, apa saja yang sudah dihasilkan dalam setahun ini? Apa tolok ukurnya?
Bagaimana pula dengan rencana-rencana berikutnya? Untuk mengetahui hal
tersebut, baru-baru ini InsideTax menemui Ketua Tim Reformasi Perpajakan
Suryo Utomo untuk sebuah wawancara. Petikannya:

Tim Reformasi Perpajakan sudah berjalan hampir


setahun. Apa yang sudah dihasilkan?
Ada dua yang utama, yaitu reformasi kebijakan dan reformasi
administrasi yang terkait dengan tata kelola. Kalau soal
kebijakan, sebetulnya kami tidak bisa sendirian, pasti dengan
Badan Kebijakan Fiskal, karena reformasi ini merupakan
lanjutan dari program amnesti pajak dan perubahan UU
Pajak.
Kalau dari sisi administratif, soal tata cara interaksi dengan
wajib pajak, ini yang menjadi tolok ukurnya adalah bagaimana
kami bisa kelola itu, mulai dari SDM-nya, proses bisnis dan
organisasinya. Regulasi teknis yang tumpang tindih yang masih
ada kita coba perbaiki secara bertahap.
Sekarang kami lagi mapping nih, kira-kira yang sudah tidak berlaku
tetapi masih ada ya kita kurangi. Seperti juga pemeriksaan dan hal
yang mempermudah interaksi langsung antara petugas pajak
dan wajib pajak. Lalu juga beberapa kemudahan yang bisa
diterapkan ke wajib pajak baru untuk menaikkan kepatuhannya.
Desember ini organisasi Tim Reformasi Perpajakan sudah
lebih efektif menjangkau wajib pajak, dan memang harus
lebih efektif. Untuk itu, kami akan ciptakan jalan seperti
mobile tax unit bagi wajib pajak yang jauh dari KPP,
dan mobile tax unit untuk KPP mikro yang akan
membantu fungsi pengawasan dan pelayanan.

14 INSIDETAX
Harapan Besar Reformasi Pajak

Bagaimana mendeskripsikan Bagaimana dengan rencana Termasuk bagaimana menyikapi


reformasi pajak sekarang? dan target tahun depan? berbagai putusan Pengadilan Pajak.
Kami akan mapping, memeriksa
Reformasi perpajakan ini melihat Tahun depan, Tim Reformasi
kesesuaian putusan Pengadilan
dinamika ekonomi yang berubah Perpajakan akan mencoba
Pajak dengan kebijakan yang
terus, kami harus just do the menaikkan penerimaan. Istilahnya,
ada untuk kemudian dibuat skala
change, apa lagi zaman sekarang ada banyak dimensi yang diperbaiki.
prioritas perbaikan. Paling tidak
perekonomian sudah berubah Kalau bicara tahun depan ya pilar
hasil dari Pengadilan Pajak atau
menjadi digital economy dan reformasi tadi harus dikelola dengan
Mahkamah Agung bisa dijadikan
kami harus bisa mengantisipasi baik, yaitu bagaimana membuat
landasan perbaikan regulasi.
perubahan-perubahan seperti itu. organisasi lebih efisien dengan
keterbatasan SDM. Yang pasti, kami ingin akuntabilitas
Saya pikir reformasi perpajakan
DJP masa mendatang bisa
sudah kita jalankan bersama sejak Kualitas dan penempatan SDM
lebih kuat, produktif dan efektif
tahun 1983, lalu awal tahun kami akan coba diperbaiki di KPP
dalam melayani wajib pajak, bisa
jalankan dengan menyesuaikan Madya, LTO, dan KPP Khusus
membuat wajib pajak lebih nyaman
proses bisnis. Jadi reformasi yang memang menjadi prioritas.
dalam melapor pajak.
perpajakan ini ialah keniscayaan, Sementara itu, KPP Pratama tugas
dan DJP harus selalu mengikuti utamanya lebih untuk meningkatkan Kalau berbicara dari segi
kondisi yang berlangsung. basis pajak dan penerimaan pajak, penerimaan, kami jelas tidak bisa
dan tentu memberikan pelayanan bekerja sendirian. Kami perlu kerja
Kami berharap penerimaan pajak yang lebih memudahkan wajib sama dengan institusi terkait seperi
dan tax ratio kian meningkat melalui pajak. Harapan kami, dengan Kementerian atau Lembaga (K/L)
reformasi perpajakan, mengingat berbagai perbaikan tersebut, kami lainnya yang sejalan dengan konteks
tax ratio kita masih rendah. Secara ingin tax ratio Indonesia naik. reformasi perpajakan Indonesia
garis besar, reformasi perpajakan itu
melakukan berbagai perbaikan dan
pemeliharaan DJP untuk investasi Adakah strategi baru dalam Bagaimana dengan
masa depan. menaikkan penerimaan? upaya menggali potensi
Tentu kita akan maksimalkan penerimaan lain?
Apa fokus Tim Reformasi sumberdaya yang kita miliki, juga Fungsi institusi pajak itu seperti
Perpajakan? regulasi. Setelah program amnesti ekstensifikasi wajib pajak baru dan
pajak, kan sudah ada beberapa intensifikasi pada pengawasan.
Sampai akhir tahun 2017 kami regulasi baru seperti PP 36 dan Kami bantu agar wajib pajak
harus siapkan sikap strategis, PMK 165. Tahun depan nanti ada bisa menjalankan kewajibannya
walaupun berkembang dalam regulasi AEoI. Ini semua nanti akan perpajakannya dengan baik. Bahkan
perjalanannya, tapi dalam konteks kami kelola dalam satu susunan. kami masih merumuskan untuk
penguatan SDM. Jadi, penguatan
membuat SPT yang lebih simple
SDM harus dilakukan dan Tujuannya untuk memastikan ada
lagi untuk masa mendatang.
disesuaikan dengan kantor yang peningkatan kepatuhan wajib pajak,
kita miliki. Seperti halnya interaksi sehingga dengan demikian akan Tapi kalau petugas DJP harus
petugas DJP kepada wajib pajak mendorong kenaikan penerimaan. melakukan pemeriksaan terhadap
yang akan lebih bagus lagi. Intinya adalah kenaikan basis pajak wajib pajak tertentu seperti
dan kepatuhan, melalui perbaikan pemeriksaan bukti permulaan,
Sebenarnya masih banyak hal administrasi pajak, penegakan itu tentu saja bisa dilakukan jika
yang pada tahun 2017 harus hukum, serta pemanfaatan data dan memang diperlukan. Tindak lanjut
diselesaikan, sudah diatur informasi perpajakan. terhadap wajib pajak itu sudah
dengan beberapa rencana.
menjadi bagian dari kebijakan
Seperti memudahkan wajib pajak Penegakan hukum kami jalankan
dalam UU KUP, kami juga
dalam mendaftar, menghitung, sesuai dengan kondisi. Kami
mengandalkan PMK 165 dalam
membayar dan melapor. Kami ini mengawasi dan memeriksa.
menggali dan meningkatkan
akan meminimalisir prosedur Desember ini kami sudah tidak
kepatuhan wajib pajak khusus untuk
yang dianggap tidak perlu dan agresif, tapi kami menjalankan
bulan Desember 2017.
menyesuaikan dengan kebutuhan. regulasi berdasarkan data yang
dimiliki. Ada skala prioritas-lah.

INSIDETAX 15
Harapan Besar Reformasi Pajak

ANGGOTA KOMISI XI DPR MUHAMMAD MISBAKHUN:

“Kebijakan Pajak
Perlu Direformulasi”
TIDAK banyak anggota DPR yang memahami seluk-beluk pajak. Maklum, selain
merupakan topik yang berat, ada begitu banyak aturan yang perlu dipahami,
seringkali dengan perubahan yang begitu cepat. Belum lagi pendekatan
multidisipliner yang dibutuhkan.
Mungkin itulah sebabnya, Muhammad Misbakhun, mantan pegawai Ditjen
Pajak (DJP) yang kini anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Golkar, tampil
mendominasi. Untuk mengetahui pandangannya tentang reformasi pajak,
November lalu InsideTax menemuinya untuk sebuah wawancara. Petikannya:

Apa pandangan Anda terhadap agenda reformasi


perpajakan yang sedang berjalan?
Kita ini sedang berada di koridor self-assessment, di mana
wajib pajak diberikan kewenangan penuh untuk menghitung,
membayar dan melaporkan pajaknya sendiri. Kenapa
kita kemudian masih berprinsip self-assessment di mana
withholding tax sudah begitu banyak diterapkan?
Kalau kita lihat sekarang, sistem kita yang self-assessment
ini juga sudah sangat sedikit. Hampir semua sudah dikenai
pajak final di depan, karena negara butuh penerimaan pajak.
Sementara itu, apabila kita melihat struktur APBN, bayangkan,
83% penerimaan kita itu berasal dari pajak.
Kalau bicara reformasi pajak, apakah kita lalu berbicara dalam
koridor self-assessment? Atau bergeser jadi withholding tax? Atau
sekalian saja kembali ke official assessment? Toh sudah banyak wajib
pajak lakukan withholding tax, tapi ia tetap datang ke kantor pajak dan
minta ditetapkan, lalu ia bisa tidur nyenyak.

Self-assessment kan tidak menghilangkan


hak negara untuk mengoreksi?
Maksud saya, self-assessment itu
kan fungsi yang digunakan DJP.
Sepanjang wajib pajak tidak
berbohong, maka DJP akan
percaya kepada wajib
pajak. Tapi mengharapkan

16 INSIDETAX
Harapan Besar Reformasi Pajak

seluruh wajib pajak jujur 100% juga Contoh lain, bea materai. Ini sementara orang berbisnis itu
bukan hal yang mudah. kelihatannya sepele. Kalau ada karena berdasar pada kebutuhan.
orang terima tagihan kartu kredit, Impor barang dari China dengan
Paling tidak enak kalau wajib pajak apa ada itu misalnya tagihan Rp1 harga yang murah, lalu pakai
sudah jujur 100%, tapi malah juta materainya Rp3 ribu, di atas kontainer 40 feet yang sangat jelas
dicari-cari kesalahannya. Jadi, Rp1 juta materainya Rp6 ribu. itu kelebihan, akhirnya sisanya
sudah patuh dianggap tidak patuh. Siapa yang bisa memastikan ini join dengan temannya. Tapi
Itulah yang terjadi. Menurut saya, kalau bukan teknologi? Kita kan kan dalam satu kontainer tidak
ini yang harus kita bahas bersama. tidak punya sistem materai elektrik. mungkin manifest-nya macam-
Kita akan mengarah ke mana macam. Akhirnya orang disuruh
sebenarnya, karena DJP itu ujung tertib semua peraturan, tapi tertib
dari sebuah proses ekonomi. Bagaimana jika diletakkan
semua peraturan belum tentu bisa
dalam konteks penerimaan? membuat dunia bisnis lebih baik.
Jujur 90% itu alhamdulillah, jujur
Begini pemahamannya. Jika Kan malah tidak jalan bisnis ini,
80% tidak ketahuan ya syukur
penerimaan pajak tidak tercapai akibatnya penerimaan pajaknya pun
deh masih aman. Yang terjadi kan
dalam persentase yang tinggi menurun. Ini kan problemnya.
seperti itu. Apa sistem ini yang
seperti 2 tahun terakhir ini,
harus kita pertahankan? Nah inilah Contoh lain. Ada wacana agar start
kita harus lihat apa saja yang
yang harus kita gali ke depan. Ini up e-commerce jangan dipajaki,
melatarbelakanginya. Artinya,
yang harus direformasi, karena DJP tapi kalau start up terus kapan
pada saat kita bicara pajak hanya
itu lembaga yang vital. negara punya penerimaan? Start up
dalam konteks pajak semata, maka
masyarakat akan melihat DJP tidak tentu boleh, tapi pada titik tertentu
Menurut Anda, reformasi kompeten. dia harus lepas. Tarifnya kan bisa
pajak sebaiknya diletakkan dimainkan. Kalau tidak, ia akan
dalam konteks apa? jadi lubang besar dalam aturan
Tren reformasi pajak itu ada pada perpajakan kita. Bahaya.
pemanfaatan teknologi, seperti Hal seperti
pada 2015 kami berikan Rp2 triliun ini terjadi karena Maksudnya, dibutuhkan
untuk perbaiki sistem teknologi
teknologi tidak reformulasi kebijakan pajak?
informasi DJP, tapi yang terserap Betul. Soal tarif misalnya,
Rp700 miliar. Ini teknologi, tapi DJP dimanfaatkan.” pertanyaan mendasar mengenai
tidak aware. Kami ingin DJP punya tarif ini bukan apakah di luar
satelit sendiri, beli satelit itu sekitar sana terjadi perang tarif atau
Rp3 triliun, masa negara tidak bisa DJP kalau dilihat dari siklus tidak, melainkan apakah jika tarif
beli. ekonomi, adalah sebuah akibat dari pajak dinaikkan, Indonesia bisa
Melalui sistem dan satelit, maka proses pemerintahan dan investasi, membiayai pembangunan dan
wajib pajak sudah tidak bisa lari, dan lainnya. DJP sebagai institusi mendorong pertumbuhan ekonomi?
dan karena itu wajib pajak bisa tidur penghimpun penerimaan otomatis
akan menerima akibat, seperti Trump misalnya, ia menurunkan
nyenyak. Tapi ini kan tidak terjadi. tarif pajak, apa yang terjadi?
Bayangkan sampai sekarang pajak kepercayaan masyarakat yang
menurun. Kelompok yang penghasilannya
masukan/keluaran ditolak, dianggap paling rendah di Amerika bisa
faktur fiktif, padahal sudah e-faktur. Jadi, ketidaktercapaian penerimaan saving US$1.800, kelompok
Bayangkan sistem yang mereka pajak bukan semata-mata di berikutnya bisa US$2.400, Ini
bangun sendiri saja tidak dipercaya. pundak DJP, tapi juga ada dampak artinya, Trump bisa menumbuhkan
Hal seperti ini terjadi karena dari iklim investasi yang terganggu, konsumsi ekonomi, sehingga
teknologi tidak dimanfaatkan. ekonomi yang sedang shifting, apa penganggurannya turun.
Sekalinya memanfaatkan, yang lagi ke depan dengan banyaknya
model bisnis yang bergeser dari Bisa dikatakan, reformasi
terjadi justru seperti itu. Contoh, pajak Trump di AS berdampak
mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) konvensional menjadi digital.
langsung kepada masyarakat dan
yang Pajak Penghasilannya sudah menciptakan lapangan pekerjaan
dipotong. Begitu dikumpulkan Jadi ada problem kebijakan baru, padahal ini baru dari dari sisi
semua, eh sistem di DJP tidak bisa yang lebih luas? tarif. Untuk Indonesia, ini tentu
membedakan mana yang sudah perlu dipikirkan, dan jawabannya
Persis. Bayangkan impor borongan
dikreditkan dan mana yang belum. tidak selalu sama.
sudah dilarang oleh Kemenkeu,

INSIDETAX 17
Harapan Besar Reformasi Pajak

Reformasi Pajak:
Menuju Kepatuhan
Kooperatif
pilar.1 Pertama, terkait
organisasi administrasi
pajak di Indonesia. Hal ini
mencakup redesain organisasi
dan lembaga otoritas administrasi
pajak, redesain formasi pegawai,
serta redesain pengelolaan wajib pajak.
Kedua, terkait dengan sumber daya manusia
yang akan menghasilkan pegawai dengan disiplin
dan integritas yang tinggi. Selain itu, pilar ini juga
mencakup sistem remunerasi yang lebih baik serta
perencanaan kebutuhan dan jenjang karier.
Ketiga, proses bisnis. Artinya, akan ada proses bisnis
yang sederhana, efektif, efisien, dan akuntabel, serta
berbasis teknologi informasi.
DARUSSALAM
Managing Partner DDTC
Keempat, yang berkaitan dengan sistem informasi
dan proses bisnis yang mencakup: upaya mengurangi
beban administrasi baik wajib pajak maupun otoritas
PADA akhir tahun 2016, Pemerintah membentuk pajak, basis data yang luas dan akurat, pengolahan
tim reformasi pajak melalui Keputusan Menteri data yang reliable dan andal, serta infrastruktur sistem
Keuangan Nomor KMK-885/KMK.03/2016 tentang informasi yang memadai.
Pembentukan Tim Reformasi Perpajakan. Maksud
Kelima, mengenai revisi peraturan perundang-
dan tujuan pembentukan Tim Reformasi adalah
undangan di bidang pajak.
untuk mempersiapkan dan mendukung pelaksanaan
reformasi perpajakan yang mencakup aspek: Selain kelima pilar tersebut, terdapat pula pilar yang
organisasi, sumber daya manusia, teknologi informasi menegaskan pentingnya sinergi dengan pihak lainnya.
dan basis data, proses bisnis, serta peraturan Pilar ini mencakup: pertukaran data dan informasi,
perundang-undangan. Reformasi atas aspek-aspek kerja sama pelaksanaan tugas, perlindungan hukum,
tersebut dilakukan guna meningkatkan kepercayaan serta sosialisasi pajak.
wajib pajak terhadap institusi pajak, kepatuhan wajib
pajak, keandalan pengelolaan basis data/administrasi Jika melihat dari persoalan yang ada pada sektor pajak
pajak dan integritas serta produktivitas aparat otoritas di Indonesia, agenda Tim Reformasi sejatinya sudah
pajak. tepat dan mampu mengidentifikasi hal-hal yang harus
dibenahi. Persoalannya, bagaimanakah kerangka
Reformasi pajak tersebut diharapkan dapat pembenahan sistem pajak tersebut harus disusun?
menciptakan tiga kondisi, yaitu: (i) institusi pajak yang
kuat, kredibel dan akuntabel yang mempunyai proses Penting bagi pemerintah untuk menetapkan desain
bisnis yang efektif dan efisien untuk menghasilkan dan kerangka sistem pajak sedari awal sebelum
penerimaan negara yang optimal; (ii) sinergi yang menentukan pembenahan-pembenahan yang
optimal antarlembaga; serta (iii) kepatuhan wajib pajak perlu dilakukan. Hal ini penting, terutama dalam
yang tinggi. Ketiganya diharapkan dapat memperbaiki mengakomodasi berbagai tujuan yang belum tentu
kinerja tax ratio hingga sebesar 15% pada 2020. sejalan antara tujuan yang satu dengan tujuan

Agenda reformasi pajak Indonesia selama kurun


1 Direktorat Jenderal Pajak – Kementerian Keuangan. Internet, dapat diakses melalui:
waktu 2017-2020 tersebut tercermin dalam lima http://www.pajak.go.id/reformasiperpajakan (diakses pada tanggal 28 September
2017).

18 INSIDETAX
Harapan Besar Reformasi Pajak

lainnya.2 Ketersediaan desain dan kerangka yang Shifting/BEPS). Proyek yang digagas oleh OECD dan
jelas akan menentukan koridor dalam menentukan G20 tersebut pada hakikatnya ingin mereformasi
perubahan-perubahan yang mampu mencapai tujuan sistem pajak internasional yang ‘ketinggalan zaman’
yang telah ditetapkan. Dengan begitu, setiap tahapan dan masih memiliki celah-celah untuk diadakannya
pembenahan dan perubahan secara efektif membawa penghindaran pajak. Proyek tersebut menghasilkan
sistem pajak lebih dekat kepada sistem yang ideal.3 15 rekomendasi yang berdiri di atas elemen
Selain itu, setiap konsekuensi akibat perubahan substansi, koherensi, dan transparansi. Implementasi
yang dilakukan juga menjadi lebih terukur sehingga rekomendasi BEPS diperkirakan akan mengubah
antisipasi secara menyeluruh dapat dipersiapkan.4 banyak aturan domestik dan sistem pajak global yang
mengakibatkan ketidakpastian bagi wajib pajak.
Perubahan Lanskap ke Depan
Keempat, adanya tuntutan transparansi di sektor
KERANGKA pembenahan sistem pajak di Indonesia pajak. Transparansi pajak hakikatnya mencakup tiga
harus disusun dengan memperhatikan arah lanskap dimensi, yaitu:6 (i) akses otoritas atas informasi yang
pajak ke depan. Terlebih dengan adanya komitmen berkaitan dengan pajak. Hal ini tidak semata-mata
bahwa agenda reformasi pajak tetap memperhatikan mencakup persoalan penggelapan pajak, namun juga
pengamanan penerimaan tahun berjalan. Selain aktivitas kejahatan di sektor keuangan lainnya seperti:
itu, upaya memetakan perubahan lanskap pajak di pencucian uang; (ii) terbukanya data pembayaran
masa sekarang dan akan datang bisa membantu pajak dari suatu perusahaan kepada publik, misalkan
merumuskan kerangka reformasi pajak yang nantinya dalam Extractive Industries Transparency Initiative
menghasilkan suatu sistem yang stabil dalam jangka (EITI); (iii) adanya transparansi pengelolaan sektor
panjang. pajak. Ketiga dimensi tersebut mendorong perubahan
regulasi pajak di banyak negara maupun diinisiasinya
Setidaknya, terdapat enam perubahan lanskap kerangka kerja sama global dalam pertukaran
baik dalam skala domestik maupun global yang informasi antarotoritas pajak seperti Automatic
harus dicermati. Pertama, adanya komitmen untuk Exchange of Information (AEoI).
mencapai apa yang tertuang dalam
Sustainable Development Goals Kelima, khususnya dalam konteks
(SDGs) maupun komitmen terhadap di Indonesia, perubahan lanskap
reformasi pajak seperti yang tertuang pajak terutama akan terjadi setelah
dalam Doha Declaration tentang berakhirnya program pengampunan
Financing for Development.5 pajak di Indonesia. Pengampunan
Sebagai implikasinya, Pemerintah pajak merupakan suatu jembatan atau
Indonesia haruslah mengupayakan jeda sebelum masuk ke era yang baru,
secara sungguh-sungguh komitmen yaitu transparansi. Pengampunan pajak
tersebut. Kerja sama global ini telah juga harus dilihat sebagai momentum
meningkatkan public awareness serta ketertarikan reformasi pajak, karena program tersebut telah
pemangku kepentingan baru di sektor pajak. Hal ini menciptakan gelombang public awareness yang tinggi.
jelas akan menciptakan lanskap pajak yang semakin Kepercayaan yang timbul dari masyarakat seyogyanya
‘gaduh’ dan menyertakan banyak kepentingan. harus dimanfaatkan dan dipelihara oleh pemerintah.
Kedua, ketidakpastian situasi ekonomi global. Keenam, tren penghormatan atas hak-hak wajib
Reformasi pajak yang akan digulirkan Indonesia kali pajak. Penerapan sistem demokrasi telah mendorong
ini dilakukan dalam situasi yang tidak menguntungkan semakin diakuinya hak-hak wajib pajak. Hak-hak
karena dilakukan dalam situasi makroekonomi wajib pajak yang utama, misalkan: kepastian,
yang kurang bersahabat. Ketidakpastian lingkungan kerahasiaan, hak untuk memperoleh informasi, dan
ekonomi global yang ditandai dengan kebijakan sebagainya kini telah diadopsi di banyak negara baik
proteksionisme, volatilitas harga komoditas, dalam bentuk primary dan secondary law maupun
perkembangan ekonomi digital, hingga pasar keuangan dalam bentuk piagam hak-hak wajib pajak (taxpayer’s
yang tidak menentu jelas akan memengaruhi ekonomi charter).7 Penghormatan atas hak-hak wajib pajak
Indonesia. Dalam konteks ini, terdapat dua hal yang juga semakin relevan dengan adanya suatu kebutuhan
perlu diperhatikan: (i) pemerintah harus merumuskan dari pemerintah untuk memungut pajak dari warga
reformasi pajak yang juga tetap mendukung aktivitas negaranya secara berkesinambungan. Hak-hak wajib
ekonomi dan berdaya saing dalam rangka melindungi pajak sejatinya menjadi salah satu elemen penting dari
basis pajak; serta (ii) merumuskan kerangka reformasi kontrak fiskal antara negara dengan warganya. Oleh
pajak yang tahan goncang dan sustainable di tengah karena itu, kerangka reformasi pajak di Indonesia pun
perubahan lanskap ekonomi. harus mempertimbangkan hal ini.
Ketiga, adanya upaya melawan praktik penggerusan Menyongsong Paradigma Baru
basis pajak melalui Proyek Anti-Penggerusan Basis
Pajak dan Pengalihan Laba (Base Erosion and Profit Lantas, apa yang dapat kita pelajari dari perubahan
lanskap pajak tersebut? Satu hal yang pasti,
2 Lihat James Mirrlees, Tax by Design (New York: Oxford University Press, 2011), 21. pemerintah semakin mendapatkan justifikasi untuk
3 Lihat Lawrence A. Hunter dan Stephen J. Entin, “A Framework for Tax Reform”, Issue
Brief (2005): 6.
4 James Mirrlees, OpCit. 6 Jeffrey Owens, “Embracing Tax Transparency”, Tax Notes International (23 Desember
5 United Nations, Doha Declaration on Financing for Development. Outcome Document 2013).
of the Follow-up International Conference on Financing for Development to Review the 7 Duncan Bentley, “A Model of Taxpayer’s Rights as a Guide to Best Practice in Tax
Implementation of the Monterrey Consensus, (Doha – Qatar 2009), Poin 16. Administration,” A Thesis for Faculty of Law, Bond University (2006): 339-436.

INSIDETAX 19
Harapan Besar Reformasi Pajak

melakukan optimalisasi penerimaan pajak terlebih wajib pajak, prinsip demokrasi, dan sebagainya. Lalu,
dengan adanya kebutuhan untuk meningkatkan daya apa sebenarnya yang dimaksud dengan kepatuhan
tahan ekonomi serta di sisi lain sebagai komitmen kooperatif?
untuk mewujudkan kehidupan sosial yang lebih baik.
Upaya tersebut juga didukung oleh adanya perubahan Tidak ada definisi universal atas kepatuhan kooperatif,
yang semakin berpihak kepada pemerintah, seperti karena setiap negara yang mengaplikasikannya
adanya era transparansi serta kerja sama global untuk memiliki format dan implementasi yang berbeda.
melawan penghindaran pajak. Dari sisi momentum, Walau demikian, OECD mendefinisikannya sebagai
berakhirnya program pengampunan pajak juga hubungan yang didasari oleh kerja sama dan asas
telah menyiapkan suatu kondisi yang ideal untuk saling percaya antara otoritas pajak dan wajib
dilakukannya reformasi pajak secara menyeluruh. pajak. Poin utama paradigma ini adalah adanya
pemahaman satu sama lain berdasarkan kebutuhan
Akan tetapi, perubahan lanskap juga memberikan dan aspirasi baik dari otoritas pajak maupun wajib
suatu sinyal bahwa kerangka reformasi pajak harus pajak. OECD juga memberikan definisi tambahan, di
disusun secara hati-hati. Adanya ketidakpastian mana pendekatan kepatuhan kooperatif dapat dilihat
ekonomi global jelas harus disikapi secara bijak, sebagai bentuk mempertukarkan transparansi untuk
bahwa reformasi pajak tetap harus memperhatikan memperoleh kepastian.11
kestabilan ekonomi nasional serta daya saingnya. Di
sisi lain, perubahan model bisnis, misalkan di era Sedangkan definisi kepatuhan kooperatif menurut IFA
digital, harus diterjemahkan sebagai adanya reformasi adalah hubungan sukarela antara otoritas pajak dan
pajak yang selaras dengan perubahan zaman namun wajib pajak untuk saling terbuka dan percaya, saling
tetap menjaga agar basis pajak tidak tergerus. menghargai antara hak otoritas pajak maupun hak
wajib pajak dengan cara yang lebih efisien terkait
Perubahan lanskap sepertinya juga akan menciptakan keterbukaan informasi.12
banyak aturan main baru di bidang pajak, baik
secara global maupun domestik. Adanya rezim baru Dari definisi-definisi sebelumnya, kepatuhan kooperatif
peraturan pajak yang disertai oleh semakin kuatnya dapat diartikan sebagai paradigma yang dilakukan
otoritas pajak berpotensi meningkatkan jumlah secara sukarela berdasarkan asas saling percaya
sengketa pajak. Sengketa pajak, walau merupakan dan terbuka antara otoritas pajak dan wajib pajak
sesuatu hal yang tidak terhindarkan dalam sistem terkait informasi-informasi yang dimiliki oleh kedua
pajak, berpotensi memberikan dampak negatif kepada belah pihak, sehingga memberikan efek timbal balik
kepatuhan melalui dua hal. Pertama, maraknya yang saling menguntungkan, baik dari sisi efisiensi
sengketa memberikan ketidakpastian dan tergerusnya biaya, waktu, dan keterbukaan informasi. Singkatnya,
kepercayaan terhadap sistem pajak.8 Kedua, sengketa kepatuhan kooperatif adalah sebuah hubungan yang
menimbulkan biaya kepatuhan yang tinggi sebagai mendukung kolaborasi bukan konfrontasi, dan lebih
akumulasi dari waktu, tenaga, dan biaya yang berdasarkan rasa saling percaya daripada kewajiban
dikeluarkan.9 Dengan demikian, perubahan lanskap yang dipaksakan.13
pajak justru dapat kontraproduktif dengan kepatuhan Kepatuhan koperatif berdiri di atas tiga pilar
jangka panjang. dasar, yaitu rasa saling percaya, transparansi, dan
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu reformasi pajak pengertian. Terdapat nilai-nilai yang harus dipegang
yang mampu mengoptimalkan penerimaan pajak oleh otoritas pajak untuk mewujudkan kerja sama
namun di sisi lain, tidak memiliki ekses negatif yaitu ini, yaitu commercial awareness, pendekatan
dengan adanya sengketa. Momentum reformasi imparsial, proporsionalitas, keterbukaan, dan
pajak harus dipergunakan sebagai sarana untuk responsif. Sedangkan wajib pajak yang ikut serta
meredesain kembali sistem pajak kita agar di satu sisi dalam kerja sama ini harus transparan dan bersedia
menjamin kesinambungan penerimaan, dan di sisi lain mengungkapkan informasi yang relevan.14
meminimalkan sengketa. Sederhananya, mencabut Kepatuhan koooperatif pada hakikatnya bukanlah
bulu angsa tanpa membuatnya berteriak.10 suatu paket kebijakan yang terdiri dari satu atau
berbagai program yang terpisah. Sebaliknya,
Kepatuhan Kooperatif kepatuhan kooperatif merupakan paradigma yang
BERANGKAT dari refleksi atas hal-hal tersebut, dimanifestasikan ke dalam berbagai program yang
paradigma kepatuhan kooperatif pun hadir. Paradigma saling bersinergi dan koheren. Secara sederhana,
ini juga lahir sebagai konsekuensi perkembangan setiap bagian dalam prosedur sistem pajak dapat
nilai-nilai dalam masyarakat, seperti keinginan untuk dikatakan memenuhi prinsip kepatuhan kooperatif
merestorasi kontrak fiskal, penghormatan atas hak-hak apabila memperhatikan pemenuhan hak-hak wajib
pajak serta mengedepankan dialog antara otoritas
8 Lihat Katharina Gangl, Eva Hofmann, dan Erich Kirchler, “Tax Authorities’ Interaction pajak dan wajib pajak.
with Taxpayers: Compliance by Power and Trust”, WU International Taxation Research
Paper Series No 2012-06 (2012).
9 Sejatinya, sengketa juga merugikan pihak pihak otoritas. Lihat Francois Vaillancourt, 11 Menurut OECD: “Cooperative compliance approaches can best be characterized as
Jason Clemens dan Milagros Palacios, “Compliance and Adinistrative Costs of transparency in exchange for certainty”. Lihat OECD, “Cooperative Compliance: A
Taxation in Canada, dalam Jason Clemens (ed.), The Impact and Cost of Taxation in Framework from Enhanced Relationship to Cooperative Compliance,” (Paris: OECD
Canada: The Case for Flat Tax Reform (Vancouver BC: The Fraser Institute, 2008) Publishing, 2013), 28.
atau Litigation and Settlement Strategy yang dirumuskan oleh HMRC, Inggris. Dapat
diakses pada: https://www.gov.uk/government/uploads/system/uploads/attachment_ 12 Lihat International Fiscal Association (IFA), “IFA Initiative on the Enhanced Relationship”,
data/file/387743/Litigation_and_settlement_strategy.pdf, (diakses: 3 November, Key Issues Report (2012): 18.
2016). 13 OECD, Study into the Role of Tax Intermediaries, (Paris: OECD Publishing, 2008), 39.
10 Seperti yang dinyatakan oleh Jean Baptiste Colbert: “The art of taxation consists in so 14 Kataryzyna Bronzewska, Cooperative Compliance: A New Approach to Managing
plucking the goose as to get the most feathers with the least hissing.” Taxpayer Relations, (IBFD: 2016), 86.

20 INSIDETAX
Harapan Besar Reformasi Pajak

Compliance cost
turun
COST
Administrative cost PARADIGMA
turun
COOPERATIVE MUTUAL TRUST
COMPLIANCE Wajib Pajak
TAX SYSTEM
voluntary
Policy compliance
dalam
informasi yang
organisasi/ Transparansi sempurna
kelembagaan

proses bisnis
Partisipasi
peraturan perundang-undangan Otoritas Pajak Konsultan Pajak
SDM TIK & basis data Kepastian Hukum
Law Administration Penerimaan pajak
naik Sengketa pajak turun

ngah perubahan lanskap


...di te BEPS ...
SITUASI SAAT INI Post-tax amnesty SITUASI YANG DIHARAPKAN

11% 15%
Perlambatan ekonomi
TAX Transparansi
TAX
RATIO RATIO
Institusi perlu dibenahi Institusi pajak sudah dibenahi
Sinergi antarlembaga
Kepatuhan pajak rendah
TAX REFORM Sinergi antarlembaga optimal
Kepatuhan pajak tinggi

Kepatuhan kooperatif bukan berarti menggantikan memungkinkan wajib pajak untuk membuat keputusan
sistem yang sudah ada, namun lebih kepada cara bisnis yang cepat (tanpa hambatan karena ada
meningkatkan efektivitas pemungutan pajak dengan kepastian) serta beban pemeriksaan yang berkurang.
memengaruhi perilaku wajib pajak. Transparansi Implikasinya, kepatuhan sukarela (voluntary
menjadi kata kunci interaksi antarpihak dalam compliance) pun akan mudah dicapai.17
paradigma ini. Salah satu yang ingin dicapai dari
implementasi kepatuhan kooperatif adalah sebagai Paradigma kepatuhan kooperatif memiliki banyak
alat manajemen risiko kepatuhan (compliance risk manfaat bagi otoritas pajak, antara lain: (i)
management/CRM) yang efektif dan efisien. Untuk pemahaman yang lebih baik atas bisnis dan situasi
mencapai tujuan ini, otoritas pajak memerlukan wajib pajak; (ii) kepastian; (iii) mendorong otoritas
sumber daya informasi mengenai aktivitas wajib pajak. pajak untuk fokus pada kasus-kasus berisiko tinggi; (iv)
alokasi SDM saat pemeriksaan akan jauh lebih baik;
Kepatuhan kooperatif inilah yang bisa digunakan serta (v) mengurangi sengketa di tingkat banding.
sebagai alat untuk mendorong wajib pajak secara
sukarela memberikan informasi mengenai kewajiban Sementara bagi wajib pajak, kepatuhan kooperatif
pajak maupun kondisi komersialnya.15 Sebagai memberikan manfaat antara lain: (i) kepastian; (ii)
hasilnya, otoritas dapat menerapkan regulasi yang berkurangnya biaya kepatuhan; (iii) manajemen risiko
bersifat responsif (responsive regulation), yaitu yang lebih terukur dan mudah; (iv) proses pemeriksaan
perbedaan perlakuan otoritas pajak terhadap wajib lebih mudah dan nyaman; (v) adanya keterbukaan
pajak yang diterapkan berdasarkan karakteristik yang mengakibatkan kesepakatan lebih mudah
perilaku wajib pajak tersebut. Dengan demikian, dijalankan; serta (vi) tidak munculnya risiko reputasi.
kepatuhan kooperatif juga dapat dipergunakan sebagai Manfaat yang bisa diperoleh tersebut pada hakikatnya
alat untuk mengatasi perencanaan pajak yang agresif.16 selaras dengan apa yang menjadi tujuan reformasi
Selain itu, kepatuhan kooperatif memungkinkan pajak Indonesia 2017-2020, yaitu membangun
pemungutan pajak yang lebih efisien karena sistem pajak yang berkepastian hukum, efisien,
berorientasi pada win-win solution. Artinya, efektif, berkeadilan, serta mengutamakan hak-hak
pemungutan pajak akan dilaksanakan lebih baik wajib pajak. Dengan demikian, paradigma kepatuhan
bahkan dalam situasi sumber daya yang terbatas, serta kooperatif seharusnya menjadi kerangka utama
reformasi pajak di Indonesia.
15 Ibid., 95. 17 Prof.Dr.Iur.Roman Seer, “Voluntary Compliance”, Bulletin for International Taxation,
16 Ibid., 87. (2013): 589.

INSIDETAX 21
Arah Revisi UU Pajak

Semangat Baru
UU Perpajakan
NASIB RUU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) yang diam
selama 16 bulan mulai menemukan titik terang. Bila tak ada aral melintang,
tahun depan sudah bisa disahkan, dan segera disusul RUU PPh dan RUU PPN.

S
PANDUK berisi kalimat Selain Menkeu yang diwakili Suryo, Bukan hanya F-PAN ternyata yang
‘Selamat Datang Menteri F-PAN juga mengundang sejumlah mulai menyusun DIM RUU KUP.
Keuangan’ di Gedung kalangan untuk hadir dalam Eva Kusuma Sundari, anggota
Nusantara I Kompleks DPR/ diskusi tersebut. Achmad Hafisz Komisi XI dari F-PDI Perjuangan,
MPR Senayan, Jakarta, Rabu Tohir, Wakil Ketua Komisi XI yang juga M. Sarmuji, anggota Komisi XI
(6/12/2017) menyambut memimpin diskusi itu mengatakan dari Fraksi Partai Golkar, masing-
kedatangan Ketua Tim Reformasi acara tersebut digelar untuk masing juga mengaku fraksinya
Perpajakan Suryo Utomo dalam mendapatkan masukan dalam sudah mulai menyusun DIM RUU
satu diskusi yang digelar Fraksi penyusunan DIM RUU KUP. KUP.
Partai Amanat Nasional (F-PAN).
“DIM RUU Penerimaan Negara Komisi XI DPR juga sudah
Suryo menggantikan Menkeu Bukan Pajak kan sudah kita mendapatkan masukan dari
Sri Mulyani Indrawati yang selesaikan, dan nanti tinggal berbagai pakar perpajakan dan
berhalangan memenuhi undangan dibahas. Nah, sekarang kita fokus perwakilan kelompok pengusaha
F-PAN menjadi narasumber dalam untuk menyusun DIM RUU KUP. dalam rapat dengar pendapat
diskusi bertajuk Ke Mana Arah Karena itu kita adakan diskusi umum (RDPU) RUU KUP Oktober
Revisi UU KUP? Ini diskusi yang publik ini untuk mendapatkan lalu. “Jadi kalau sesuai jadwal,
sekaligus mengawali penyusunan berbagai masukan dari mestinya RUU KUP bisa selesai
Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) masyarakat,” katanya. semester I 2018,” kata Sarmuji.
RUU KUP oleh F-PAN.

22 INSIDETAX
Arah Revisi UU Pajak

Dengan berbagai perkembangan Ia mengatakan Ecuadorian DDTC Darussalam juga sepakat


terbaru inilah agaknya pemerintah Internal Revenue Service (EIRS) mendukung pembentukan BPP.
melihat, pembahasan RUU bisa menjadi contoh konsep Pasalnya, dengan perubahan
KUP dapat segera diselesaikan. kelembagaan Ditjen Pajak (DJP) lanskap perpajakan domestik dan
“Harapan kami UU KUP bisa ke depan. Pasalnya, kelembagaan internasional yang memperluas
diselesaikan awal tahun depan, EIRS yang semi-independen sudah peranan pajak di luar urusan
UU PPh dan UU PPN tahun terbukti cukup efektif menggenjot penerimaan, ‘baju’ DJP yang
berikutnya,” kata Direkur penerimaan. “Tapi mereka masih sekarang terlalu sempit.
Perpajakan I DJP Arif Yanuar. dalam koordinasi Kemenkeu-nya.”
Akan tetapi, ia menekankan,
Berbagai perkembangan terbaru Namun, Eva mencatat, EIRS pemisahan DJP dari Kemenkeu
ini boleh dibilang melegakan. selain memiliki kewenangan bukan dalam konteks fully
Pasalnya, RUU KUP sebetulnya penyelenggaraan administrasi independent, melainkan semi-
sudah disiapkan sejak akhir 2014, perpajakan juga memiliki independen. Dengan demikian,
begitu Presiden Joko Widodo duduk kewenangan lain seperti menyusun koordinasi dengan Kemenkeu tetap
di pemerintahan. Bahkan RUU rules perpajakan, menentukan ada. Caranya dengan menetapkan
KUP juga sudah disiapkan masuk struktur organisasi dan jabatan, board of director (BOD) seperti
menjadi UU Prioritas Program kebutuhan anggaran, serta lembaga pajak di Singapura, Hong
Legislasi Nasional (Prolegnas) kebutuhan sumberdaya manusia Kong, dan Malaysia.
2015. secara mandiri.
“BOD ini nanti akan mewakili
Tapi rupanya arah angin berubah. Eva mengaku, konsep kelembagaan berbagai kalangan, termasuk
RUU Pengampunan Pajak dan dan yang semi-independen itulah yang dari Kemenkeu, karena memang
revisi UU Komisi Pemberantasan kemungkinan akan diadopsi dalam pajak itu multidisiplin. Ini untuk
Korupsi yang muncul belakangan perumusan kelembagaan DJP, membangun kepercayaan wajib
lebih diprioritaskan. Akhirnya, RUU mengingat ada pro kontra antara pajak, karena dalam perumusan
KUP pun digeser dan dijadwalkan yang cenderung DJP sebagai kebijakan ia terwakili,” katanya
mulai dibahas setelah pembahasan lembaga full independen dan DJP dalam RDPU tersebut.
RUU Pengampunan Pajak selesai yang di bawah Kemenkeu. “Ini
pertengahan 2016. mungkin jalan tengah,” katanya. Dengan begitu, lanjutnya, segala
sesuatu yang menyangkut
Namun, begitu RUU Pengampunan Pro-kontra seperti yang disebutkan penetapan subjek, objek dan tarif
Pajak rampung Juli 2016, Eva memang bukan pepesan akan melibatkan partisipasi wajib
pembahasan RUU KUP juga kosong. Pada RDPU mengenai pajak. Wajib pajak tidak akan
tak kunjung dimulai. Baru pada RUU KUP di Komisi XI DPR dikejutkan kebijakan jangka pendek
Oktober 2017, 16 bulan sejak Oktober 2017, perwakilan yang semata-mata untuk mengejar
raker pertama setelah Presiden kelompok pelaku usaha yang target yang sering tidak tercapai,
menyerahkan surat berikut draf dihadirkan, yaitu Kadin, Apindo, yang biasanya dilakukan 3-4 bulan
dan naskah akademik RUU KUP dan Hipmi, semua kompak terakhir.
ke DPR, pembahasannya kembali menolak pembentukan Badan
dimulai. Penerimaan Pajak (BPP). Direktur Eksekutif Center for
Indonesia Taxation Analysis (CITA)
Hendrawan Supratikno, anggota Sebaliknya, semua pakar yang juga Yustinus Prastowo menambahkan
Komisi XI DPR dari F-PDI dihadirkan dalam rapat itu setuju pemisahan DJP dari Kemenkeu
Perjuangan, juga menyambut positif tentang perlunya pembentukan sejalan dengan best practice
situasi terbaru ini. Apalagi, Komisi BPP. Hadi Poernomo, mantan yang diterapkan di berbagai
XI juga telah melakukan studi Dirjen Pajak dan mantan Ketua negara. Beberapa riset juga sudah
banding dalam rangka pembahasan Badan Pemeriksa Keuangan yang menyebutkan, jika BPP terbentuk,
RUU KUP. “Kelihatannya realistis hadir dalam RDPU itu mengatakan, penerimaan pajak dalam 5 tahun
selesai semester I 2018, jadi bisa BPP sudah menjadi keputusan pertama akan meningkat drastis.
berlanjut ke RUU PPh dan PPN,” sekaligus perintah politik Presiden.
katanya. Akan tetapi, untuk tahun-tahun
Menurut dia, pembentukan berikutnya kinerja penerimaan
Kelembagaan DJP BPP adalah bagian dari visi berisiko menurun karena sistem
misi Presiden yang juga sudah pengawasannya akan berkurang.
AKHIR November lalu, sejumlah tercantum dalam Rencana Untuk itu, diperlukan upaya lain
anggota Komisi XI DPR memang Pembangunan Jangka Menengah agar pertumbuhan penerimaan
bertolak ke Ekuador dan Australia Nasional 2014-2019. “Jadi tetap terjaga. “Misalnya, dengan
untuk studi banding menyangkut keputusan politik ini harus kita penerapan nomor identitas
pembahasan RUU KUP. Menurut amankan, termasuk oleh para tunggal,” katanya.
Eva Kusuma Sundari, ada beberapa pembantu presiden,” katanya.
hal yang diperoleh dari kunjungan Mengomentari ini, anggota
kerja tersebut, terutama mengenai Dengan alasan yang agak Komisi XI DPR dari F-Partai
format kelembagaan. berbeda, Managing Partner Golkar Mukhamad Misbakhun

INSIDETAX 23
Arah Revisi UU Pajak

Managing Partner DDTC Darussalam (kanan) menyampaikan pandangannya dalam Rapat Dengar Pendapat Umum tentang RUU KUP di Komisi XI DPR, Kamis, 5 Oktober 2017.

berpendapat pembentukan Dengan konstruksi itulah UU KUP PPN. Meski menurut Guru Besar
Badan Penerimaan Pajak (BPP) 2007 menghapus pasal yang Perpajakan Universitas Indonesia
yang otonom dan terpisah dari berbunyi ‘pengajuan keberatan atau Gunadi, Indonesia sebetulnya
Kemenkeu dan langsung berada di banding tidak menunda penagihan secara praktis sudah menerapkan
bawah Presiden adalah kebutuhan dan pelaksanaan pembayaran rezim GST (Goods and Services
yang sangat mendesak. pajak.’ Pada RUU KUP sekarang, Tax), kenyataannya rezim yang ada
pasal tersebut dikembalikan lagi. sekarang adalah rezim PPN. “Tentu
Menurut dia, reformasi tidak saja ini perlu dibenahi,” katanya.
hanya untuk aturannya, tetapi juga Di sinilah pemerintah dan DPR
untuk institusinya. “Perubahan harus sama-sama memutuskan, Tapi lagi-lagi, revisi itu semua
itu ya upgrade software-nya, apakah akan lebih condong pada masih harus menunggu giliran.
upgrade hardware-nya. Jangan hak negara dalam memungut Namun, jika RUU KUP bisa
cuma memperbaiki aturan, tapi pajak, lebih condong ke wajib diselesaikan pada semester I 2018,
institusinya tidak naik kelas. Kalau pajak, atau mencari rumusan harapan untuk menyelesaikan RUU
cuma software yang di-upgrade kebijakan baru yang lebih seimbang PPh dan RUU PPN tahun 2019
tetapi hardware tidak, ya susah.” dan melayani seluruh kepentingan, menjadi lebih terbuka. Hanya, di
itulah yang perlu dijawab. sinilah muncul masalah baru.
Poin Krusial
Namun, itu baru untuk RUU KUP. Suka tidak suka, pada tahun 2018
DI LUAR ISU BPP, sebetulnya Di belakang RUU KUP mengantre semua partai politik sudah ancang-
masih ada beberapa poin krusial RUU Pajak Penghasilan (PPh) dan ancang mempersiapkan diri berlaga
dalam RUU KUP. Poin krusial ini RUU Pajak Pertambahan Nilai dan di Pemilu 2019. Situasi seperti ini
terutama perubahan ketentuan Pajak Penjualan Barang Mewah tentu akan menaikkan tensi politik,
keberatan dan banding, perubahan (PPN dan PPnBM). Poin krusial sekaligus meningkatkan biaya
ketentuan pidana dan penerapan pada kedua RUU ini bisa jauh lebih politik guna melahirkan berbagai
prinsip ultimum remedium, juga kompleks daripada RUU KUP. kebijakan. Apalagi nanti pada 2019
pokok yang tidak dibahas, yaitu saat Pemilu berlangsung.
percepatan pelayanan restitusi. Mengenai tarif PPh badan dan PPh
orang pribadi misalnya. Dengan Akan tetapi, kemajuan, meski
Isu keberatan dan banding adanya keinginan meningkatkan hanya selangkah, tetap lebih
misalnya. Dalam pembahasan investasi dan kepatuhan, jelas baik daripada diam. Komitmen
RUU KUP di DPR 10 tahun silam, dimungkinkan ada perubahan pemerintah dan DPR untuk
pasal itu adalah pasal terakhir kebijakan yang menyangkut menyelesaikan RUU KUP
yang disepakati, itu pun melalui objek pajak seperti perluasan pada awal 2018 sangat layak
lobi, hingga akhirnya mengubah definisi badan usaha tetap, diapresiasi. Seperti bunyi pepatah
titik terutangnya pajak, dari sejak insentif, termasuk ketentuan China kuno, ‘Perjalanan seribu li
terbit Surat Ketetapan Pajak (SKP) antipenghindaran pajak. dimulai dengan mencari sepatumu
menjadi sejak terbit putusan lebih dulu.’
banding. Belum lagi reformasi di bidang

24 INSIDETAX
Arah Revisi UU Pajak

Poin-poin Krusial dalam RUU KUP


No. Poin Materi Keterangan

01 Ketentuan serta tata cara keberatan


dan banding
Titik terutang pajak kembali mundur dari sebelumnya setelah terbit
putusan banding menjadi setelah terbit Surat Ketetapan Pajak (SKP) seperti
Majunya titik terutang dari setelah terbit SKP ke
setelah terbit putusan banding pada UU KUP 2007
format UU KUP No. 16 Tahun 2000, sehingga pengajuan keberatan dan adalah usulan para pelaku usaha yang diakomodasi
banding tidak menunda penagihan dan pelaksanaan pembayaran pajak. pemerintah. Saat itu, posisi ini ditolak F-PAN dan F-PKB
Cara ini akan mempercepat tindakan penagihan aktif, sekaligus menutup karena diyakini mengganggu penerimaan, tetapi tidak
modus mengajukan banding sambil mengecilkan usaha atau mengalihkan digubris karena pemerintah yakin penerimaan tidak
aset agar saat putusan banding terbit, utang pajaknya menjadi tak tertagih. akan terganggu, tetapi hanya tertunda.

02 Syarat membayar 50% dari pajak


terutang untuk dapat mengajukan
Tidak diatur, karena memang poin tersebut diatur UU No. 14 Tahun 2002
tentang Pengadilan Pajak (PP), yang belum ada kejelasan untuk direvisi.
Syarat membayar 50% dari pajak terutang yang
ditetapkan UU PP hingga kini masih menuai polemik.
banding Namun, karena titik terutang pajak dikembalikan menjadi setelah SKP Pihak yang pro menilai utang itu harus dibayar karena
terbit dan tidak lagi setelah putusan banding terbit, maka syarat membayar memang sudah jatuh tempo, sementara yang kontra
50% dari pajak terutang untuk dapat mengajukan banding seperti diatur melihat syarat itu telah mengubah PP menjadi fiskus,
Pasal 36 ayat (4) UU Pengadilan Pajak otomatis kembali efektif. dan mencederai prinsip peradilan yang murah.

03 Terminologi atau istilah ‘wajib pajak’ Istilah ‘wajib pajak’ akan diganti menjadi ‘pembayar pajak’ untuk lebih
mencerminkan penghargaan pada warga negara atas kontribusinya
Istilah ‘pembayar pajak’ sebagai ganti ‘wajib pajak’
pernah diusulkan F-PAN pada pembahasan RUU
membayar pajak, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan KUP 2007, dan juga sudah masuk ke dalam Daftar
sukarela, sekaligus sejalan dengan best practice internasional yang Inventarisasi Masalah (DIM) F-PAN, tetapi ditolak
menggunakan istilah taxpayer. pemerintah.

04 Ruang lingkup atau cakupan


ketentuan formal perpajakan yang
UU KUP yang semula hanya mencakup UU Pajak Penghasilan (PPh dan UU
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPN & PPnBM)
Sejak UU PBB No. 12 Tahun 1994, beberapa ketentuan
formal di UU KUP seperti banding sebetulnya sudah
diatur diperluas ke UU Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan UU Bea Meterai. mencakup PBB. Namun, dengan penegasan di RUU
Namun, perluasan ini masih belum mencakup ke jenis pajak lain yang KUP kini, sistem pemungutan PBB akan berubah dari
termasuk kategori ‘perpajakan’ seperti cukai, bea masuk, dan bea keluar. official assessment menjadi self-assessment.

05 Pemanfaatan teknologi informasi


dan komunikasi
Pelaksanaan sistem self assessment dilakukan secara elektronik
(e-registration, e-taxpayment, e-filing, e-tax invoice, e-faktur, dan e-audit) untuk
Pelaksanaan sistem elektronik di DJP berawal dari
e-filing tahun 2005 pada era Dirjen Pajak Hadi
memberikan pelayanan yang lebih mudah, murah, dan cepat sehingga Poernomo, yang kemudian disempurnakan dan
dapat menurunkan biaya kepatuhan. dikembangkan dirjen-dirjen pajak berikutnya.

06 Status, kedudukan, kewenangan dan


kelembagaan DJP
Lembaga berada di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden.
Dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenang, Lembaga dibawah
Sudah diusulkan sejak 2002 pada masa Dirjen Pajak
Hadi Poernomo, dan kini telah jadi visi misi dan sikap
koordinasi menteri yang menyelenggarakan urusan di bidang keuangan. politik Presiden. Beberapa tahun silam para pengamat
juga sudah usul agar DJP menjadi Semi-Autonomous
Revenue Agency (SARA).

07 Status, kedudukan, kewenangan


dan kelembagaan Komite Pengawas
Dalam rangka penyelenggaran perpajakan dilakukan pengawasan
perpajakan yang akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Presiden.
Banyak dikritik karena tidak jelas mewakili siapa, serta
absennya kewenangan eksekutorial.
Perpajakan (Komwas Pajak)

08 Penggunaan mata uang rupiah


dalam perpajakan
Pembayar pajak hanya menggunakan rupiah saat membayar pajak dan
melaporkan SPT. Saat ini, menggunakan mata uang asing diperbolehkan.
Ketentuan ini merupakan bentuk harmonisasi dengan
UU No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.

09 Permintaan data & informasi terkait


perpajakan
Ruang lingkup permintaan data dan informasi dijadikan satu dengan istilah
‘kepentingan perpajakan’, dari yang semula dua, yaitu terkait pemeriksaan,
Ketentuan ini bentuk harmonisasi dengan UU No. 9
Tahun 2017 tentang Akses Informasi Keuangan untuk
penagihan dan penyidikan, serta terkait basis data. Kepentingan Perpajakan.

10 Perlindungan kepada pemberi data Pemberi data dan informasi terkait dengan perpajakan tidak dapat dituntut
secara pidana maupun perdata.
Perlindungan hukum ini bentuk harmonisasi dengan
UU No. 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak.

11 Pola pemberian sanksi administratif Sanksi administrasi berupa bunga akan dibedakan antara sanksi untuk
pembayar pajak patuh (terlambat bayar, pembetulan SPT, penundaan,
Pembedaan sanksi ini akan memberikan insentif
kepada pembayar pajak untuk patuh, sehingga
atau angsuran) dan pembayar pajak tidak patuh (sanksi berdasarkan diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pajak
pemeriksaan), yaitu masing-masing 1% dan 2%. secara sukarela.

12 Kedudukan hak mendahulu atas


piutang pajak
Ada pengecualian baru dari yang sudah diatur Pasal 21 UU KUP, yaitu
biaya membayar upah pekerja/ buruh, tetapi tidak termasuk pengurus.
Ketentuan ini merupakan bentuk harmonisasi dengan
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 67/PUU-XI/2013

13 Kewenangan penyidik Kewenangan penyidik mulai diatur, dari yang sebelumnya tidak (hanya
mengatur kewajiban wajib pajak). Penyidik pajak diberikan tambahan
Dalam praktik, penyidik pajak meminta bantuan polisi/
jaksa untuk menangkap, menahan, dan menyita.
kewenangan untuk menangkap, menahan, dan menyita.

14 Pola pemidanaan Pidana perpajakan yang secara langsung mengakibatkan kerugian


keuangan negara di bidang perpajakan dikenai pidana kumulatif,
Secara umum, pidana denda dan penjara lebih besar
dan lebih lama ketimbang UU KUP 2007, seperti
sedangkan yang secara tidak langsung mengakibatkan kerugian keuangan pemalsuan faktur (15 tahun). Hal ini juga sebagai
negara di bidang perpajakan dikenai pidana alternatif. bentuk harmonisasi dengan UU KUHP

15 Prinsip ultimum remedium dalam


penyelesaian perkara pajak secara
Pembayar pajak berhak menghentikan pemeriksaan bukti permulaan
(penyelidikan) dengan membayar denda 100%, menghentikan penyidikan
Sebelumnya, wajib pajak hanya berhak menghentikan
pemeriksaan bukti permulaan (penyelidikan) dengan
administratif dengan membayar denda 200%, dan menghentikan penuntutan dengan membayar denda 150% dan memohon penghentian
denda 300% dari pajak terutang. Penjenjangan besaran sanksi ini sekaligus penyidikan dengan denda 400% dari pajak terutang.
memberikan insentif kepatuhan.

16 Delik & sanksi pidana Adanya pidana pajak untuk badan dengan sanksi lebih besar dari subjek
perorangan. Sanksi pidana terdiri atas pidana penjara dan pidana denda
Sebagai bentuk harmonisasi dengan UU
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi No.20 Tahun
(pidana pokok), serta pidana tambahan berupa uang pengganti kerugian 2001 dan UU No.8 Tahun 2010 tentang Pencegahan
keuangan negara di bidang perpajakan yang jumlahnya sama dengan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
pokok pajak terutang, yang jika tidak dibayar akan dilakukan perampasan.

17 Hukum acara pidana Dibukanya opsi menerapkan peradilan in absentia terhadap terdakwa yang
mengakibatkan kerugian keuangan negara bidang perpajakan. Dengan
Sebagai bentuk harmonisasi dengan UU
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi No.20 Tahun
cara ini, kerugian negara dapat cepat dipulihkan melalui eksekusi aset milik 2001 dan UU No.8 Tahun 2010 tentang Pencegahan
terdakwa berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

INSIDETAX 25
Setelah 35 Bulan
35 Bulan setelah resmi
diusulkan pemerintah menjadi
RUU Prolegnas 2015-2019,
pembahasan RUU KUP mulai
menemukan titik terang.
Harapan baru menunggu.
Januari 2015
29 Januari, dalam raker Baleg DPR, pemerintah
mengusulkan RUU KUP masuk daftar 84 RUU
Prolegnas 2015-2019, tetapi tidak masuk daftar
12 RUU Prioritas 2015. Pada rapat yang sama,
DPD mengusulkan RUU KUP masuk daftar 85
RUU Prolegnas 2015-2019 sekaligus 13 RUU
Prioritas 2015.
November 2015 Mei 2016
27 November, raker Baleg DPR memasukkan RUU 4 Mei, Supres No. R-28 untuk
Pengampunan Pajak ke daftar RUU Prioritas 2015 RUU KUP masuk ke DPR.
sebagai usul pemerintah, sekaligus menggeser RUU Surat ini juga menugaskan
Pengampunan Nasional yang tiba-tiba diusulkan DPR. Menkeu, Menpan RB, dan
Meski harus melalui lobi, keputusan ini tidak berubah Menkumham mewakili
sampai paripurna 15 Desember. Presiden membahas RUU KUP
dan mengamankan posisi
pemerintah dalam RUU itu.
Februari 2015 Surpres ini dilanjutkan Surat
6 Februari, atas usul pemerintah Mensesneg B-395 per 11 Mei
dan DPD, pleno Baleg DPR kepada 3 menteri tersebut.
sepakat memasukkan RUU KUP
ke daftar 159 RUU Prolegnas
2015-2019 sekaligus 37 RUU
Prioritas 2015. Kesepakatan ini
tidak berubah sampai paripurna
DPR 9 Februari, kecuali ada
penambahan daftar RUU
Prolegnas menjadi 160 RUU.
Oktober 2015
24 Oktober, tim yang dibentuk
berdasarkan SK Menkumham No.
PHN-21.HN.01.03 Tahun 2015
merampungkan pekerjaan
penyelarasan naskah akademik
RUU KUP, yang kemudian
disahkan Menkumham melalui SK
Nomor PHN.01.03-163.

April 2016
Agustus 2015 12 April, raker Komisi XI
8 Agustus, Dirjen Pajak Sigit P. DPR bersama pemerintah
Pramudito menyatakan menyepakati dilanjutkannya
Menkeu Bambang P.S. Brodjonegoro kelembagaan DJP akan diperkuat pembahasan RUU
April 2015 jadi Badan Penerimaan Pajak
(BPP). Perubahan ini diatur revisi
Pengampunan Pajak. Pada
13 April, Menkeu Bambang P.S. raker tersebut, Menkeu
UU KUP yang bersama beleid Bambang mengatakan draf
Brodjonegoro melalui Surat Nomor
turunan terkaitnya RUU KUP siap dibahas,
S-278/MK.03/2015 meminta
ditargetkan selesai tinggal menunggu Surat
Menkumham melakukan
September 2016, Presiden (surpres) ke DPR.
penyelarasan atas naskah akademik
sehingga mulai 1
RUU KUP. Permintaan ini direspons
Januari 2017 DJP
Menkumham dengan membentuk tim
sudah ganti baju
yang juga melibatkan pemangku Dirjen Pajak Sigit P. Pramudito
menjadi BPP.
kepentingan terkait.
Desember 2016
9 Desember, Menkeu Sri Mulyani menerbitkan KMK
No.885/KMK.03/2016 tentang Pembentukan Tim
Reformasi Perpajakan, yang salah satu tugasnya
menyusun struktur organisasi DJP yang best fit dan
mengevaluasi RUU KUP guna menampung dinamika
yang berkembang.

Desember 2017
6 Desember, fraksi-fraksi di Komisi XI DPR mulai menyusun Daftar
Inventarisasi Masalah (DIM) RUU KUP, menyusul dilakukannya studi
banding ke Australia dan Ekuador dalam rangka pembahasan RUU KUP.
Handang Soekarno

Oktober 2017
5 Oktober, 16 bulan setelah raker
RUU KUP pada 8 Juni 2016,
Komisi XI DPR untuk pertama
kalinya menggelar rapat dengar
pendapat umum RUU KUP. RDPU
tersebut menghadirkan sejumlah
pakar perpajakan dan perwakilan
Sri Mulyani Indrawa� asosiasi pelaku usaha.

Juli 2016
27 Juli, Presiden Joko Widodo melantik Sri
Mulyani Indrawati sebagai menteri keuangan yang
Mei 2017
23 Mei, sejumlah anggota
baru menggantikan Bambang P.S. Brodjonegoro
Komisi XI DPR meminta
yang menempati pos baru sebagai Menteri
Kemenkeu lebih serius
Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala
menyelesaikan RUU KUP
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
yang sudah masuk ke DPR
sejak Mei 2016. Kemenkeu
diminta lebih aktif dan
berinisiatif membahas RUU
KUP, bukan malah fokus ke
urusan lain, mengingat
RUU tersebut adalah
inisiatif pemerintah.

Juni 2016
8 Juni, pokok-pokok RUU KUP
untuk pertama kali
disampaikan Menkeu dan
Menkumham dalam raker
Komisi XI DPR. Seluruh
anggota Komisi XI yang Agustus 2016
merespons paparan tersebut 5 Agustus, Menkeu Sri Mulyani
memberikan persetujuannya mengungkapkan niatnya mempelajari
untuk melanjutkan kembali RUU KUP yang sudah masuk ke
pembahasan RUU KUP. DPR, dan karena itu tidak tertutup
kemungkinan pembahasannya akan kembali
ke titik awal.
(Dari berbagai sumber)
Arah Revisi UU Pajak

MANTAN DIRJEN PAJAK HADI POERNOMO:

“BPP Itu Keputusan


Politik Presiden”
USIA Hadi Poernomo sudah 70 tahun. Tapi jika bicara pajak, semangatnya
tetap menyala. Mungkin karena itu, ia termasuk salah satu narasumber yang
dimintai masukannya oleh Komisi XI DPR dalam Rapat Dengar Pendapat Umum
(RDPU) tentang RUU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) pada
awal Oktober 2017.
Gayung bersambut. Tak lama setelah RDPU tersebut, pria kelahiran
Pamekasan, 21 April 1947 ini pun diminta memberikan paparannya mengenai
RUU KUP oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Surabaya.
Lalu seperti apa pandangan mantan Dirjen Pajak dan Ketua Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) ini tentang RUU KUP? Kenapa secara khusus
ia menyoroti rencana pembentukan Badan Penerimaan
Pajak (BPP)? Untuk mengetahui pandangannya,
InsideTax mewawancarai Hadi Poernomo
November lalu. Petikannya:

Seperti apa pandangan Anda mengenai RUU KUP?


Ada beberapa hal, sebagian sudah saya sampaikan ke DPR.
Beberapa pasal saya apresiasi, seperti
pasal penguatan kewenangan
penyidik, lalu pasal keberatan
dan banding yang kembali
ke format UU KUP tahun
2000 yang membuat pengajuan
keberatan dan banding tidak
menunda proses penagihan
dan pelaksanaan
kewajiban pembayaran
pajak. Tapi yang paling
menjadi perhatian saya
adalah mengenai pasal
pembentukan Badan
Penerimaan Pajak
(BPP). Menurut saya,
masyarakat perlu tahu
tentang ini. Di balik pasal
itu ceritanya panjang.
Alasannya juga kuat.

28 INSIDETAX
Arah Revisi UU Pajak

Ceritanya bagaimana? beliau. Bisa dilihat mulai dari eselon III-nya 577 orang, dan
Sekuat apa alasannya? Nawacita, yang lalu diterjemahkan eselon IV-nya 4.363 orang yang
menjadi RPJMN. BPP ada dalam tersebar di seluruh Indonesia.
Kebutuhan DJP untuk ‘naik kelas’
semua keputusan politik itu. Institusi yang bisa menyaingi DJP
menjadi BPP itu sudah lama. Itulah
Terakhir, ya itulah yang kemudian ini mungkin cuma TNI dan Polri.
pokok yang pada 2001, pada awal-
kita lihat bersama di RUU KUP
awal saya menjadi dirjen pajak, Kelima, alasan administratif. Surat
yang beliau serahkan ke DPR bulan
saya identifikasi sebagai salah Presiden No. R-28 tanggal 4
Mei 2016 lalu.
satu faktor penentu pencapaian Mei 2016 ke DPR menugaskan
penerimaan pajak, di samping tiga menteri, yaitu Menkeu,
masalah basis data perpajakan Pandangan Anda sendiri Menkumham, dan Menpan RB
yang tidak dimiliki DJP. Lalu saya bagaimana? untuk membahas RUU KUP.
sampaikan masalah perlunya Paling tidak ada 5 alasan kenapa Surpres ini lalu ditindaklanjuti Surat
penguatan kelembagaan DJP ini ke BPP diperlukan. Pertama, alasan Mensesneg B-395 tanggal 11 Mei
Presiden dan lembaga terkait, dan historis. Jangan salah. Indonesia 2016 yang dikirim kepada tiga
direspons. ini pernah punya DJP yang menteri tadi.
Kementerian Pendayagunaan kewenangannya setara eselon dua,
Isi surat Mensesneg itu
Aparatur Negara (PAN) misalnya, setara eselon satu, atau setingkat
merupakan perintah Presiden
waktu itu merekomendasikan menteri. Nah, BPP inilah yang
Jokowi. Ini saya kutip utuh isinya:
Presiden untuk membentuk BPP. memenuhi syarat sebagai lembaga
“Presiden meminta para Menteri
Berbagai focus group discussion modern, bukan lembaga tradisional.
untuk mempertahankan dan
yang digelar pihak independen, Kedua, alasan hukum. DJP ini memperjuangkan materi yang ada
yang juga mengikutsertakan para mengemban amanah konstitusi di dalam RUU. Jika ada usulan
stakeholder kita, merekomendasikan sekaligus 11 undang-undang. perubahan dari DPR, Menteri harus
hal yang sama. Berbagai tokoh Semua itu memberi kewenangan berkonsultasi kepada Presiden”
masyarakat dan pengamat juga atributif kepada DJP, bahkan
punya pandangan begitu. Sementara itu, KMK No. 885/
termasuk kewenangan kuasi
KMK.03/2016 memberikan tugas
Nah, rekomendasi dari berbagai judikatif. Tidak ada lembaga lain,
kepada Tim Reformasi Perpajakan
pihak itu kebetulan sama dengan termasuk Kemenkeu, yang punya
antara lain untuk memetakan dan
pemikiran Presiden Joko Widodo, tanggung jawab seberat itu. Jelas
menyusun struktur organisasi DJP
bahkan sejak beliau masih menjabat ini tak sebanding.
yang best fit, serta melakukan
sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ketiga, alasan politis. BPP ini evaluasi terhadap RUU yang telah
Kita tahu Presiden Jokowi akhirnya adalah keputusan politik presiden. disusun. Kalimat yang terakhir ini
menjadikan pemikiran perlunya Keputusan tersebut berangkat kan maksudnya RUU KUP.
pembentukan BPP tersebut sebagai dari visi misi presiden yang sudah
salah satu visi ekonominya. dijabarkan dalam RPJMN 2015- Jadi, apa kesimpulan Anda?
Visi itu pula yang terlihat dalam 2019. Keberadaan BPP sudah
BPP itu keputusan politik Presiden,
keputusan politik disebut di situ dengan jelas.
perintah politik Presiden, yang
diturunkan dari visi misi Presiden
Alasan berikutnya? dan sudah tertuang dalam
Keempat, alasan objektif. RPJMN. Segenap komponen
Pegawai DJP ini hampir harus bergandengan tangan
40.000 orang, eselon untuk mewujudkan keputusan
II-nya 53 itu dengan cara yang sistematis,
orang, terstruktur, dan tuntas. Jangan
sampai keputusan politik itu tidak
dijalankan.

INSIDETAX 29
Arah Revisi UU Pajak

KETUA UMUM APINDO HARIYADI SUKAMDANI:

“Kalau ada BPP,


Lebih Repot Kita”
SEJAK era reformasi 1998 terutama, suara kelompok pelaku usaha seperti
mendapatkan tempat istimewa dalam perumusan kebijakan perpajakan.
Seiring dengan proses konsolidasi demokrasi yang menaikkan biaya politik
dan kebijakan, suara kelompok pelaku usaha pun terlihat lebih kuat dan
lebih didengar.
UU KUP No.28 Tahun 2007 adalah bukti posisi
pelaku usaha yang di atas angin itu. Lalu apa
aspirasi mereka terhadap draf RUU KUP
sekarang? Untuk mengetahui lebih jauh
aspirasi tersebut, November lalu InsideTax
mewawancarai Ketua Umum Asosiasi
Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi
Sukamdani. Berikut petikannya:

Apa assessment Anda terhadap situasi perpajakan


terkini?
Soal akuntabilitas Ditjen Pajak (DJP) ini yang perlu diperbaiki.
Mereka ini sering mengeluarkan statement yang tidak konsisten,
yang akhirnya berujung pada pembetulan atas inkonsistensi
tersebut. Jadi, ada pernyataan yang sempat menimbulkan keraguan
masyarakat, tapi kemudian ujung-ujungnya dikoreksi.
Seperti tax amnesty yang menyinggung kepastian hukum. Dahulu,
janjinya sebelum tahun pajak 2015 tidak diperiksa, tapi sempat ada
statement yang menimbulkan keraguan. Maka beredarlah opini, susah
dipercaya nih pelaksanaan UU Pengampunan Pajak.
Tempo hari juga sempat dipolemikkan Automatic
Exchange of Information (AEoI) soal
threshold Rp200 juta yang naik
menjadi Rp1 miliar. Kenaikan
itu kan setelah banyak orang
komplain. Tapi kenyataan
di lapangan itu bukan
data dari hasil AEoI yang
dipakai, melainkan
data dari hasil
pemeriksaan.

30 INSIDETAX
Arah Revisi UU Pajak

Kalau tetap diterapkan juga, dan Sebenarnya masyarakat juga Draf RUU KUP yang baru
nanti data hasil AEoI masuk, tidak bisa menyalahkan DJP mengubah DJP menjadi
tetapi DJP tidak punya orang karena targetnya tidak tercapai. BPP, dan Anda pasti tidak
cukup untuk menganalisisnya, Penerimaan pajak kan mengikuti
setuju. Ada komentar?
buat apa punya banyak data tapi pertumbuhan ekonomi. Apabila
tidak diproses? Dan juga sudah ekonominya seperti sekarang ya Kami tidak suka ada badan baru.
terlanjur menimbulkan keresahan mereka susah memenuhi target. Sebaiknya DJP juga tetap di bawah
masyarakat. Kasus lain juga sempat Kemenkeu, tidak semiindependen,
terjadi pada credit card yang bukan badan otonom. Statement-
Langkah-langkah DJP dan nya saja masih seperti itu. Di
katanya mau diintip.
beberapa aturan baru itu bawah Kemenkeu saja masih
kan untuk mengefektifkan seperti itu, bagaimana nanti kalau
Maksudnya ada problem pemungutan? dipisah? Takutnya penyalahgunaan
akuntabilitas yang memicu Kita harus melihat efektivitas wewenangnya akan semakin tinggi.
ketidakpastian hukum? peraturan perundang-undangan Kalau ada Badan Penerimaan Pajak
Kembali pada pernyataan yang yang berlaku seperti apa. Buat (BPP), lebih repot kita urusannya.
sering dilontarkan DJP. Sebenarnya, apa membuat banyak peraturan Sebagus apapun dalam membangun
pernyataan semacam itu seperti tapi mencelakakan wajib pajak, ya sistem, dengan pola rekruitmen
tidak dipersiapkan dengan matang, percuma. Kami inginnya pemerintah seperti sekarang, tetap saja belum
karena nanti akan dikoreksi. buat peraturan yang adil bagi menentukan bahwa DJP akan
Bahkan bisa dikoreksi sama menteri masyarakat dan efektif di lapangan, menjadi lebih baik kalau dipisah
keuangannya. Tapi ini kan sudah ini yang penting sebenarnya. menjadi lembaga yang otonom.
terlanjur menimbulkan reaksi di
kalangan masyarakat luas. Setelah tax amnesty, seharusnya
tarif pajak bisa diturunkan, Rumusan keberatan dan
Juga seperti pemeriksaan bukti karena pelaporan harta si wajib banding yang kembali ke UU
permulaan yang sempat ramai kan pajak sudah clear. Nah, untuk KUP 2000 juga pasti Anda
belakangan ini, tapi akhirnya tetap merangsang ekonomi lebih baik
dikoreksi. Akuntabilitas DJP itu
tolak. Kenapa?
dalam mencapai daya saing yang
sebenarnya bisa sangat terganggu tinggi, maka tarif harusnya bisa Pandangan saya soal keberatan
akibat ketidaksiapan sumberdaya diturunkan. Kan DJP sudah punya dan banding ya saya pilih peraturan
manusia di DJP, terutama dalam banyak data untuk ekstensifikasi. yang tidak bayar 50%. Kalaupun
mengeluarkan statement. wajib pajak menang dan sudah
bayar 50%, itu duitnya tidak
Nah, karena sudah berulang kali, Bukankah sejak awal upaya dikembalikan langsung kok. Apalagi
masalahnya menjadi lebih serius penegakan hukum sudah proses dan segala macamnya itu
ketimbang sekadar salah statement. jadi prioritas DJP setelah tax panjang sekali untuk pengembalian,
Akuntabilitas dan ketidakpastian amnesty? akhirnya malah tarik ulur.
hukum ini memang terkait erat Kalau ada wajib pajak yang
dengan kepercayaan wajib pajak Dahulu aturan itu dibuat dengan
ngemplang pajak atau melanggar harapan agar wajib pajak tidak
terutama pelaku usaha ke DJP. ya memang harus dihukum. Tetapi
Problem-problem seperti ini kan semuanya minta banding. Tapi
semua kan ada mekanismenya, kalau wajib pajak menang, uangnya
yang perlu diperbaiki. kalau sudah mengarah ke pidana itu itu susah dicairkan. Bahkan mau
berarti masuk proses hukum. Kalau dikompensasi ke pajak tahun
Tidakkah pelaku usaha masih taraf biasa ya itu paling ke berikutnya juga enggak bisa, ini
memahami kondisi DJP yang pengadilan pajak. Kalau gijzeling kan repot. Meski tidak lantas
tertekan target tinggi? kan itu sudah keterlaluan. mengganggu juga, bisa sampai
Kita memang harus tahu kondisi Kalau dalam proses ke pengadilan setahun untuk menariknya.
psikologisnya orang DJP, bahwa pajak, kan bisa aja terkoreksi pada Karena itu, lebih baik aturan itu
mereka diberikan target tinggi, nilai tagihan pajak, bahkan bisa dibuat transparan. Pemahaman
hingga akhirnya kurang matang. berkurang. Atau bisa saja fiskus setiap Account Representative
Tapi itu artinya, target harus dibuat yang salah menghitung. Tapi dengan (AR) DJP juga harus benar. Jangan
proporsional dengan persiapan yang pembuktian bisa dibuktikan bahwa beda antara AR satu dan yang
matang. Tidak terburu-buru, yang itu tidak benar, maka nilainya harus lain, karena kalau tidak benar akan
akhirnya malah bisa menimbulkan turun. ribut terus di lapangan karena beda
ketidakpastian hukum.
penafsiran nantinya.

INSIDETAX 31
Arah Revisi UU Pajak

DIREKTUR PERPAJAKAN I DJP ARIF YANUAR:

“Harapan Kami RUU


KUP Selesai Awal 2018”
BILA tidak ada aral melintang, DPR dan pemerintah
akan memulai pembahasan RUU Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan (KUP) awal tahun depan.
Komisi XI DPR juga telah menyelesaikan studi
banding mengenai RUU KUP ke Australia dan
Ekuador. Praktis, begitu fraksi-fraksi di Komisi
XI DPR merampungkan Daftar Inventarisasi
Masalah (DIM)-nya, pembahasan RUU KUP
pun dimulai.
Harus diakui, ada sejumlah pertanyaan
terkait dengan posisi pemerintah di
dalam RUU tersebut, yang dikaji kembali
relevansinya sejalan dengan diluncurkannya
agenda reformasi perpajakan. Untuk
menjawab berbagai pertanyaan itu,
November lalu InsideTax menemui
Direktur Perpajakan I Ditjen Pajak (DJP)
Arif Yanuar untuk sebuah wawancara.
Petikannya:

Bagaimana sebetulnya arah kebijakan RUU


KUP dalam kaitannya dengan reformasi
pajak?
Arah kebijakan dalam RUU KUP sejalan dengan reformasi
perpajakan, karena pada dasarnya untuk meningkatkan
penerimaan negara dari sektor perpajakan
yang disertai dengan perkembangan
ekonomi yang terus meningkat,
diperlukan basis data yang
kuat.
Basis data tersebut berasal
dari berbagai sumber dan
digunakan sebagai dasar

32 INSIDETAX
Arah Revisi UU Pajak

pemungutan pajak. Selain itu, juga dibutuhkan hukum formal RUU KUP mengembalikan
guna mendukung optimalisasi perpajakan seperti KUP yang antara aturan keberatan dan
penerimaan pajak, maka lain mengatur mengenai penegakan banding ke UU KUP tahun
dibutuhkan otoritas pajak yang hukum administrasi dan pidana
2000. Komentar Anda?
profesional dan akuntabel dalam perpajakan.
melaksanakan tugas, fungsi, dan Dalam RUU KUP, pemeriksaan
wewenang di bidang perpajakan. Dalam melaksanakan tugas, pajak dilakukan secara objektif dan
fiskus maupun penyidik pajak profesional berdasarkan standar
Beberapa tujuan penyusunan memerlukan landasan hukum yang pemeriksaan serta didasarkan pada
RUU KUP dalam rangka reformasi kuat, sehingga penegakan hukum basis data yang kuat, sehingga hasil
pajak antara lain memperkuat atas pelanggaran administrasi pemeriksaan pajak lebih valid dan
sistem self-assessment; perpajakan maupun tindak pidana menghasilkan nilai ketetapan pajak
menyelenggarakan administrasi perpajakan dapat dilakukan lebih yang sesuai dengan keadaan yang
perpajakan yang sederhana, efektif dan lebih baik. sebenarnya.
mudah, dan efisien; menyesuaikan
dengan perkembangan teknologi; Oleh karena itu, dimungkinkan
Bagaimana dengan tidak terdapat lagi sanggahan
dan menciptakan sanksi yang lebih
berkeadilan.
penguatan kelembagaan dari wajib pajak. Dengan telah
DJP jika dikaitkan dengan diterbitkannya ketetapan pajak yang
Berikutnya adalah akuntabilitas fiskus? sesuai keadaan sebenarnya, akan
menyelenggarakan sistem Penguatan kelembagaan lebih memberikan kepastian bahwa
pengawasan yang bersumber dari DJP dilakukan dalam rangka ketetapan tersebut dapat diakui
data pihak ketiga; memperkuat mewujudkan fleksibilitas sebagai penerimaan negara.
fungsi pengawasan dan penegakan pengelolaan anggaran, penataan
hukum; mewujudkan keadilan, Namun demikian, untuk
struktur organisasi, serta memberikan perlakuan yang sama
kemanfaatan, dan kepastian manajemen SDM. Dengan
hukum; serta meningkatkan bagi negara maupun wajib pajak,
penguatan itu, DJP dalam apabila hasil keberatan atau
kepatuhan pembayar pajak. menjalankan tugas dan fungsinya banding memutuskan ketetapan
melakukan pemungutan pajak pajak tidak sesuai dengan keadaan
Adakah assessment atau negara menjadi lebih optimal. yang sebenarnya, terhadap wajib
hasil review terbaru Untuk menjaga akuntabilitas fiskus, pajak dapat diberikan imbalan
mengenai RUU KUP? antara lain dilakukan penguatan bunga.
Saat ini, draf RUU KUP sedang dalam proses bisnis pemungutan
berada dalam tahap pembahasan pajak. Misalnya pemeriksaan pajak Kapan UU KUP ditargetkan
antara pemerintah dan DPR. dilakukan berdasarkan data dan selesai dibahas? Bagaimana
Oleh karena itu, dalam rangka informasi terkait perpajakan yang dengan UU PPh dan UU
pembahasan RUU KUP, baik diperoleh dari pihak ketiga.
pemerintah maupun DPR tentu
PPN?
terbuka atas masukan dan Selain itu, juga data dan informasi Mengenai pembahasan UU,
pendapat dari berbagai pemangku perpajakan yang bersumber dari harapan kami untuk UU KUP
kepentingan. akses informasi keuangan dari bisa diselesaikan awal tahun
lembaga keuangan, serta data hasil depan, 2018, sehingga UU Pajak
pemeriksaan wajib pajak lawan Penghasilan (PPh) dan UU Pajak
Bagaimana dengan transaksi. Di luar pemanfaatan data Pertambahan Nilai dan Pajak
penguatan kewenangan tersebut, DJP juga memanfaatkan Penjualan Barang Mewah (PPN dan
fiskus dan penyidik pajak? teknologi informasi untuk PPnBM) bisa diselesaikan tahun
Pelaksanaan tugas oleh DJP dalam mengurangi risiko tatap muka berikutnya.
hal ini fiskus maupun penyidik dengan wajib pajak.
Sampai saat ini, perubahan
pajak dilakukan secara profesional
Sebagai bagian dari aparatur negara UU PPh masih dalam tahap
dan akuntabel agar pemungutan
yang harus menjaga akuntabilitas, pembahasan. Begitu pula dengan
pajak lebih efektif dalam rangka
pegawai DJP terikat ketentuan UU PPN. Mengenai pilihan untuk
mengamankan penerimaan negara
yang mengatur disiplin pegawai menerapkan rezim PPN atau Goods
dari sektor perpajakan.
maupun kode etik aparatur sipil and Services Tax (GST) saat ini juga
Dalam menerapkan sistem self- negara, sehingga DJP berkomitmen masih perlu dibahas. Tapi tentu
assessment, selain dibutuhkan untuk terus menjaga integritas serta opsi terbaik yang nanti akan dipilih.
basis data perpajakan yang kuat, memperkuat pengawasan terhadap
pegawai.

INSIDETAX 33
Tantangan Penerimaan 2018

Modal Kuat,
Tanggung Jawab Berat
RENDAHNYA penerimaan pajak kian mencerminkan ketidakberdayaan
pemerintah yang ditingkah oleh ketidakpatuhan wajib pajak. Namun,
pemerintah punya modal kuat untuk memperbaikinya tahun depan.

K
ETIKA memberikan kuliah negara hanya mampu membiayai APBNP-2017 mencapai Rp397
umum di hadapan para 87% dari total belanja. Sisanya triliun setara 2,92% dari Produk
mahasiswa Institut Teknologi 13% dari mana lagi kalau bukan Domestik Bruto (PDB). Logika
Bandung, 24 Maret 2017, Menteri dari utang. sederhana mengatakan bahwa
Keuangan Sri Mulyani Indrawati pemerintah harus berhemat.
mengungkapkan gambaran menarik Gambaran seperti itu tentu akan
tentang beratnya mengelola membuat kita masygul. Apa boleh Tapi realitas berkata lain. Ada
kebijakan fiskal sekaligus buat. Seandainya negara Republik banyak belanja yang sudah bersifat
keberlanjutannya di Indonesia. Indonesia diibaratkan rumah tetap (fixed) seperti gaji Pegawai
tangga kelas pekerja, kemungkinan Negeri Sipil (PNS), alokasi anggaran
Dengan asumsi perhitungan kurs besar negeri ini akan masuk pendidikan, anggaran kesehatan,
saat itu Rp13.500 per dolar AS, dalam kategori rumah tangga subsidi warga miskin, yang menurut
maka US$997 kurang lebih setara pekerja pabrik. Kebutuhan banyak, Menkeu Sri Mulyani, tidak bisa
dengan Rp13,4 juta. Itulah beban gaji UMR. Akhirnya, ya kasbon diotak-atik lagi.
utang yang harus ditanggung sana-sini.
oleh setiap orang Indonesia tanpa “Gaji [PNS], anggaran kesehatan,
pandang bulu, termasuk jabang bayi Memang ada opsi selain berutang, anggaran pendidikan, tidak boleh
yang baru saja lahir jebrol. yaitu memangkas belanja. Tapi bagi saya potong. Bantuan orang miskin
pemerintah, memotong belanja tak juga sama [tidak boleh]. Subsidi
Kenapa Indonesia bisa berutang pernah menjadi jenis pekerjaan listrik, subsidi elpiji, subsidi BBM
sebanyak itu? Jawabnya sederhana. yang mudah. Dalam sebuah diskusi juga sama. Lalu saya harus potong
Karena besar pasak daripada di Kantor Kementerian Komunikasi apa?” kata Menkeu Sri Mulyani
tiang. Belanja lebih besar dari dan Informatika 31 Juli 2017, setengah bertanya.
pengeluaran. Menurut Menkeu, Menkeu mejelaskan betapa sulitnya
dalam APBN 2017, pendapatan opsi memotong belanja. Defisit Karena itu, tak ada cara lain.

INSIDETAX 35
Tantangan Penerimaan 2018

Sepanjang penerimaan pajak


masih memble dan belum bisa Capaian Target Penerimaan Pajak (%)
mencukupi kebutuhan belanja
negara, maka pemerintah masih
akan terus berutang, dengan
berbagai risiko dan konsekuensi
yang harus diterima. “It’s a
choice,” pungkasnya.

Risiko Fiskal
BERATNYA pengelolaan fiskal
seperti yang diungkapkan Menkeu
Sri Mulyani jelas bukan persoalan
baru. Sudah sejak era Menkeu Sumber: Kementerian Keuangan

Bambang P.S. Brodjonegoro


tahun, meski targetnya sudah itu, capaian tahun 2015 itu jelas
(2014-2016), penerimaan
dipangkas di tengah tahun melalui lebih baik dari kinerja penerimaan
perpajakan telah ditetapkan sebagai
mekanisme APBNP. DJP tahun berikutnya, yang hanya
‘risiko fiskal terbesar’, bukan lagi
mampu tumbuh 5,7% dari realisasi
bencana alam atau ketidakpastian Shortfall kian besar jika realisasi tahun sebelumnya, dan berada di
global. penerimaan dibandingkan bukan bawah pertumbuhan alaminya yang
dengan target APBN-P, melainkan 8,0%. Padahal, pada 2016-lah
Hal ini karena pemerintah tidak
dengan APBN. Tahun 2015, pada dimulai program amnesti pajak.
bisa lagi mencari-cari alasan.
era Dirjen Pajak Sigit Priadi
Menurut Bambang, dahulu semasa
Pramudito, untuk pertama kalinya Di sisi lain, Sigit juga melakukan
booming harga komoditas, ketika
realisasi penerimaan pajak jatuh di berbagai strategi peningkatan
ada tekanan berat terhadap fiskal,
bawah 85%. penerimaan, baik ekstensifikasi,
pemerintah masih bisa berdalih
intensifikasi, penguatan personel
bahwa penyebabnya adalah negara Padahal pada tahun itu juga, untuk dan lain sebagainya. Ia juga
mengalokasikan terlalu banyak dana kali pertama jabatan Dirjen Pajak menggiatkan sejenis pusat
untuk subsidi BBM. dilelang, bukan penunjukan. Sigit riset untuk meningkatkan porsi
yang saat itu melamar, diseleksi, kemenangan DJP di Pengadilan
Tapi kini alasan semacam itu tidak
lolos tes, dan menyanggupi target Pajak, yang memang lebih sering
lagi berlaku. Sejak APBN-P 2015
penerimaan di atas 85%, akhirnya kalah.
diketok, Pemerintah Jokowi sudah
memilih mengundurkan diri pada
mencabut subsidi premium dan
Desember 2015, setelah menyadari Tidak hanya itu, Sigit juga
solar. Itulah sebabnya, beberapa
targetnya tidak bisa dicapai. menandatangani banyak kerja sama/
bulan berikutnya, pada Maret 2016,
Memorandum of Understanding
Menkeu Bambang menegaskan lagi “Pengunduran ini semata-mata (MoU) dengan berbagai instansi dan
kalimat yang kini jadi semacam sebagai bentuk tanggung jawab lembaga untuk memperluas basis
mimpi buruk tiap dirjen pajak. saya yang tidak berhasil memimpin data pajak. Sayangnya, berbagai
DJP dalam mencapai target MoU tersebut tidak menghasilkan
“Sekarang peneriman pajak
penerimaan pajak yang dapat perluasan basis data wajib pajak
adalah satu-satunya risiko fiskal
ditolerir, atau di atas 85%,” tulis seperti yang diharapkan.
terbesar,” katanya ketika melantik
Sigit lewat pesan singkat yang ia
Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi
kirimkan ke banyak kalangan. Pasalnya, transfer data dari instansi/
menggantikan Sigit Pradi Pramudito
lembaga ke DJP tidak efektif
yang mengundurkan diri karena Sebenarnya kalau mau fair, di tingkat pelaksana lapangan.
tidak sanggup mencapai target performa Sigit tidak jelek-jelek Bahkan, strategi menjalin MoU
penerimaan pajak di atas 85%. amat. Malah bisa dikatakan bagus. dengan banyak lembaga itu menjadi
(Lihat Grafik 1) Dengan jurus utama menghela seperti semacam pemborosan,
banyak insentif, pajak yang karena MoU itu juga perlu biaya,
Data realisasi penerimaan DJP
berhasil dikumpulkan tetap bisa paling tidak untuk seremoni
2004-2016 di atas dengan sangat
tumbuh 12,6% dari realisasi tahun penandatanganan.
gamblang menggambarkan risiko
sebelumnya, atau lebih tinggi dari
fiskal ini. Selisih antara target dan
pertumbuhan alaminya yang 8,4%. Sebenarnya perluasan basis data
realisasi (shortfall) penerimaan
data wajib pajak bukan strategi
terus membesar dari tahun ke Dengan target yang tidak realistis

36 INSIDETAX
Tantangan Penerimaan 2018

dilakukan Darmin Nasution, Dirjen


Tax Ratio Indonesia (%) Pajak 2006-2009. “Kalau saya
waktu itu lakukan benchmarking
dulu baru ekstensifikasi, terutama
ke batubara dan sawit,” katanya.
Namun, pada tahun 2017 ini
pemerintah bisa dibilang beruntung
karena telah mendapatkan ‘jaring’
baru untuk menggenjot penerimaan,
yaitu pemberlakuan UU Akses
Informasi Keuangan, yang akan
memperluas basis data sekaligus
menekan tingkat penghindaran
pajak (tax avoidance) dari wajib
Sumber: Kementerian Keuangan
pajak.
keliru. Bisa dibilang semua Dirjen sangat jauh dibandingkan dengan
Pajak melakukan hal serupa, Filipina (19,1%), India (21,3%) atau Kepala DDTC Fiscal Research B.
terutama pada era Hadi Poernomo Thailand (22,4%). Bawono Kristiaji berpendapat
(2001-2006), di mana lebih dari bahwa di tahun 2018, DJP
700 MoU berhasil ditekennya Untuk tahun 2017, pemerintah punya dua modal kuat untuk
dengan berbagai instansi dan menargetkan peningkatan tax ratio meningkatkan kinerja penerimaan.
lembaga. dari 10,3% jadi 11%. Target itu Pertama, implementasi akses
tidak muluk-muluk sebenarnya. informasi perbankan yang
Bahkan, program amnesti pajak Namun, melihat realisasi sekaligus dibarengi dengan adanya
pada dasarnya juga merupakan penerimaan yang baru mencapai pertukaran informasi keuangan
upaya perluasan basis data ini. 78% pada awal Desember 2017, secara otomatis (Automatic
Penerimaan dari sisi uang tebusan rasanya kuat pesimisme bahwa Exchange of Information/AEoI).
sekadar efek samping saja. Prinsip target 11% tersebut bisa tercapai. Kedua, penegakan hukum pasca
dibaliknya sama dengan berbagai pengampunan pajak. PP 36 Tahun
taktik lain seperti MoU, yaitu Modal Kuat 2017 dan PMK 165 Tahun 2017
hendak memperluas ‘tangkapan’. bisa jadi amunisi ampuh dalam hal
TANTANGAN kebijakan perpajakan menjamin kepatuhan wajib pajak.
Sayangnya, hasilnya juga tak karena itu sebenarnya tiap tahun
sesuai harapan. Dari target tebusan selalu sama, yaitu penerimaan. "Dengan dua hal ini, pemerintah
Rp165 triliun didapat Rp114 triliun. Pokok yang berbeda hanya strategi memiliki modal kuat untuk
Sedangkan dari target repatriasi mencapainya. Beberapa Dirjen meningkatkan penerimaan pajak
Rp1.000 triliun, yang bisa ditarik Pajak fokus pada ekstensifikasi, dari tahun-tahun sebelumnya,
cuma Rp147 triliun. Adapun intenfisikasi, atau menyasar sekaligus meningkatkan tax ratio
jumlah tambahan wajib pajak baru underground economy dengan secara bertahap," katanya.
hanya 48.000, dari jumlah kepala mengintensifkan pajak Usaha Kecil
keluarga tanpa Nomor Pokok Wajib Akankah berbagai strategi itu
dan Menengah (UKM).
Pajak (NPWP) yang diduga 25 juta. akan berhasil meningkatkan
Menurut Schneider, Buehn, dan penerimaan? Memang tidak ada
Bila mengutip ucapan Sigit yang Montenegro (2010), underground jaminan. Namun, DJP bisa dibilang
ia sampaikan pada awal-awal economy yang sifatnya sulit dipajaki tidak punya pilihan. Sebagai ujung
menjabat tadi, potensi perpajakan di (hard to tax sector) di Indonesia tombak fiskal, ia harus mampu
Indonesia sebenarnya masih sangat diperkirakan mencapai sekitar mencapai target yang dibebankan
besar. Ibarat laut, ikannya banyak. 20% dari total PDB. Seandainya atau kesehatan fiskal akan makin
“Persoalannya kita ini jaringnya underground economy itu bisa berada dalam situasi bahaya.
kurang,” katanya ketika itu. dipajaki, tentu akan memberikan
Jangan lupa, tak lama setelah
peningkatan kontribusi tersendiri
Besarnya potensi perpajakan itu pemerintah menyerahkan Kerangka
terhadap penerimaan.
terlihat dari rasio antara PDB dan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok
perolehan perpajakan (tax ratio). Ada juga yang fokus pada Kebijakan Fiskal 2018 ke DPR,
Saat ini tax ratio Indonesia memang benchmarking, yaitu menilai Menko Perekonomian Darmin
sangat rendah, hanya 10,3% pada kesesuaian setoran pajak dengan Nasution menyatakan inilah waktu
2016 (Lihat Grafik 2). Angka ini potensinya. Hal ini misalnya yang tepat untuk membahas

INSIDETAX 37
Tantangan Penerimaan 2018

Menko Perekonomian Darmin Nasution

kenaikan batas defisit anggaran dari Memang, Menkeu Sri Mulyani cicilan bunga sudah lebih besar
posisi saat ini 3% terhadap PDB. memang menegaskan bahwa posisi dibandingkan dengan alokasi untuk
utang Indonesia yang dalam posisi belanja modal.
Menurut Darmin, defisit anggaran 28% dari PDB masih dikategorikan
yang dibatasi UU Keuangan Negara ‘aman’, mengingat negara-negara Makin buruknya kesehatan fiskal itu
itu memang membuat rasio utang Eropa rata-rata memiliki porsi utang terlihat dari indikator keseimbangan
pemerintah terhadap PDB terbilang 60% terhadap PDB-nya. primer yang minus Rp114 triliun
rendah ketimbang dengan negara pada 2017. Ini berarti gali lubang
lain. Namun, hal itu pula yang Tapi semata merasa aman karena tutup lubang, pemerintah berutang
membuat pemerintah akhirnya beban utangnya baru 28% dari PDB untuk membayar cicilan utang.
kesulitan membangun infrastruktur. sebenarnya kurang tepat. Pasalnya, “Jadi tidak bisa sekadar rasio utang
negara seperti Belgia yang utangnya terhadap PDB. Ini kesimpulan
Padahal, infrastruktur Indonesia di atas 100% dari PDB tetap aman, kurang pas,” kata Reza.
sangat tertinggal. Jika tidak tapi Irlandia dan Spanyol yang rasio
dibangun, Indonesia tidak akan utangnya hanya 40% dari PDB Karena itu, DJP sebenarnya bisa
bisa mengejar ketertinggalannya. justru sakit dan menjadi pasien IMF. dibilang dalam kondisi terjepit.
“Kita memilih rasio utang terhadap Makin kurang mampu dia dalam
PDB yang tak boleh naik tapi Reza H. Akbar, peneliti Institute mengejar target penerimaan,
bangun infrastruktur minim, atau for Development of Economics akan makin besar ketergantungan
sebaliknya?” kata Darmin dalam and Finance (Indef), dalam diskusi pemerintah kepada utang, yang
raker Komisi XI DPR, Senin 10 Juli APBN-P 2017 beberapa pekan pada gilirannya akan membuat
2017, lalu, mengingatkan pemerintah kondisi fiskal semakin tidak sehat.
harus melihat indikator lain untuk
Padahal, kalau ditelaah lebih menyimpulkan aman tidak aman, Seperti ditegaskan Menkeu Sri
dalam, logika di balik wacana misalnya rasio utang terhadap Mulyani, tidak mudah memotong
itu sebenarnya memprihatinkan, penerimaan (debt-to-revenue ratio). belanja APBN. Karena itu, tugas
yaitu pandangan bahwa DJP tak DJP sebagai the money man
akan mampu menanggung target Pada 2014 misalnya, alokasi dana memang berat. Ia tidak lagi sekadar
penerimaan, hingga negara terpaksa APBN untuk membayar utang bertanggung jawab terhadap
harus menambah utang, dan hanya 11,09%. Tapi pada 2017, penerimaan negara, tapi juga ikut
batasan defisit 3% mempersulit persentasenya sudah meningkat jadi memikul tanggung jawab terhadap
pemerintah berutang lebih banyak. 16,81%. Bahkan ironisnya, alokasi kesehatan keuangan negeri ini.
APBN 2017 untuk membayar

38 INSIDETAX
POSTUR APBN 2018
Tantangan Penerimaan 2018

Tren, Tantangan & Prediksi


Penerimaan Pajak 2018
Lantas, sejauh mana realisasi 2017 akan mendekati
target? Seberapa besar shortfall yang akan terjadi?
Jawaban akan hal tersebut tentu akan menentukan
prospek penerimaan 2018 yang dipatok Rp1.423,9
triliun. Sederhananya, tinggi rendahnya realisasi 2017
akan berimplikasi pada seberapa keras dan realistis
upaya untuk mencapai target 2018. Sebagai catatan,
B. Bawono Kristiaji Denny Vissaro pertumbuhan target pajak 2017-2018 (target ke
Kepala DDTC Fiscal Research Fiscal Economist DDTC
target) adalah sebesar 10,3%. Pertanyaannya: apakah
target penerimaan pajak 2018 tersebut bisa dicapai?
PROGRESIF. Ini mungkin kata yang paling tepat untuk Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi tantangan?
menjelaskan lanskap pajak Indonesia 2017-2018.1
Setelah rampung dengan program pengampunan pajak
yang terbesar sepanjang sejarah republik, keterbukaan Refleksi 2017
akses data perbankan, agenda reformasi pajak juga TAHUN 2017 akan selamanya tercatat dalam literatur
terus bergulir. Tidak hanya itu, persoalan-persoalan kajian pajak Indonesia. Program pengampunan pajak
fundamental mengenai situasi pajak di Indonesia, yang dimulai Juli 2016 resmi berakhir di Maret
semisal tax ratio, kebijakan Penghasilan Tidak Kena 2017. Program yang bertujuan meningkatkan basis
Pajak, ataupun tarif menjadi pemberitaan nasional. data hingga likuiditas permodalan dalam negeri
Isu-isu kekinian seperti ekonomi digital, ketentuan tersebut, dapat dianggap yang terbesar dari skalanya
anti-penghindaran pajak, efektivitas insentif pajak juga jika dibandingkan dengan program serupa di tahun
diperkirakan masih mewarnai lanskap pajak 2018. 1964, 1984, dan 2008. Terlepas dari target yang
dicanangkan, program ini sukses mengumpulkan uang
Sayangnya, progresivitas tersebut kurang berkorelasi tebusan (Rp115 triliun), deklarasi harta (Rp4.855
dengan kinerja penerimaan. Hingga November triliun), ataupun repatriasi modal (Rp147 triliun). Data
kemarin, penerimaan pajak 2017 baru mencapai deklarasi harta luar negeri juga bisa dijadikan indikasi
Rp988 triliun atau sekitar 77% dari target penerimaan pola offshore tax evasion wajib pajak Indonesia serta
yang ditetapkan melalui APBNP 2017 yang sebesar gambaran awal ketimpangan ekonomi kita.
Rp1.283,6 triliun. Di sisa waktu sekitar sebulan
terakhir ini, agaknya Pemerintah harus bekerja Sayangnya, jika dikembalikan pada tujuannya untuk
ekstra keras. Ini tentu jadi pekerjaan rumah yang memperluas basis data pajak, mengurangi shadow
tidak mudah tapi sekaligus menantang bagi Direktur economy, serta meningkatkan kepatuhan pajak
Jenderal Pajak yang baru, Robert Pakpahan yang dalam jangka panjang, program ini belum sedemikian
menggantikan Ken Dwijugiasteadi awal Desember ini. berhasil. Partisipan program yang jumlahnya hanya
965.983 dimana sekitar 48.000 di antaranya adalah
1 Dalam tulisan ini, definisi pajak mengacu pada penerimaan Pajak Penghasilan (PPh), wajib pajak baru, menjelaskan hal tersebut. Padahal,
Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dikelola pusat, jika ditinjau dari sisi insentif yang ditawarkan,
serta pajak lainnya. Sedangkan definisi perpajakan mengacu pada penerimaan pajak
ditambah penerimaan negara yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dukungan kepemimpinan nasional, kemudahan
(DJBC) yaitu cukai, bea masuk dan bea keluar.

40 INSIDETAX
Tantangan Penerimaan 2018

administrasi, serta kerja keras dari Ditjen Pajak dalam Terobosan administrasi pun dilakukan dalam rangka
pengelolaan dan sosialisasinya, program ini sayang meningkatkan kepatuhan. Sebagai contoh, adanya
untuk dilewatkan. ‘Kegagalan’ ini jelas memaksa kerja kewajiban penyampaian SPT Tahunan dalam bentuk
keras lanjutan pada periode pasca-pengampunan elektronik, memperpanjang pelaporan SPT Tahunan
pajak, terutama untuk ekstensifikasi. Orang Pribadi, merubah pedoman pemeriksaan
lapangan, hingga bukti permulaan. Akan tetapi, yang
Dalam rangka mewujudkan program pengampunan perlu jadi perhatian adalah adanya program Pajak
pajak sebagai transisi dan jeda sebelum babak baru Bertutur yang merupakan kerja sama antara Ditjen
penegakan hukum, pemerintah juga telah merilis Pajak – Kementerian Keuangan dengan Kemendikbud
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2017 tentang dan Kemenristek Dikti. Program ini bertujuan untuk
Pengenaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan mempersiapkan masyarakat sadar pajak (tax society)
Tertentu berupa Harta Bersih yang Diperlakukan sejak dini, yang akhirnya akan menciptakan kepatuhan
atau Dianggap sebagai Penghasilan (PP 36/2017). sukarela yang berkesinambungan.
Peraturan tersebut bertujuan memberikan kemudahan,
kederhanaan, kepastian hukum, dan keadilan bagi Sayangnya, ‘jurus’ yang dikeluarkan belum mampu
wajib pajak baik yang ikut maupun tidak ikut amnesti mendongkrak penerimaan pajak. Realisasi penerimaan
pajak. Diharapkan, ke pajak bulanan berjalan
depan terdapat persamaan lesu, kecuali di periode
perlakuan antara mereka
yang membayar pajak dengan
Proyeksi Penerimaan Maret dan April. Rata-rata
realisasi bulanan hanya
jujur dan mereka yang tidak
membayar dengan jujur
Pajak 2017 (Rp triliun) mencapai 7% dari target.
Tidak mengherankan jika
sehingga dapat meningkatkan 1.283,6 lagi-lagi Pemerintah merevisi
kepatuhan wajib pajak. 1.1105,5 1.126,6 1.145,0 target pajak dari Rp1.307,6
triliun (APBN 2017) menjadi
Tidak hanya itu, Pemerintah Rp1.283,6 triliun (APBNP
juga meluncurkan program 2017). Padahal, target APBN
Pengungkapan Aset Sukarela sendiri sebenarnya cukup
dengan Tarif Final (PAS- moderat dan kredibel karena
FINAL) melalui Peraturan lebih rendah dari target di
Menteri Keuangan Nomor 2016 yang sebesar Rp1.355
165/PMK.03/2017 yang triliun. Walau demikian,
memfasilitasi pengungkapan bayang-bayang ketidakpastian
harta yang diperoleh sebelum serta perubahan asumsi
1 Januari 2016 yang belum makro pada akhirnya
Realisasi Proyeksi Proyeksi Target
dilaporkan di SPT Tahunan berdampak pada revisi target
2016 DDTC 2017 DDTC 2017 2017
2015 atau pada Surat Pesimis Optimis 2017 tersebut.
Pernyataan Harta pada
program pengampunan Sumber: diolah oleh DDTC Fiscal Research
Di akhir November sendiri,
pajak. Keuntungannya, penerimaan pajak baru
pengungkapan secara mencapai Rp988 triliun
sukarela sebelum adanya Surat Perintah Pemeriksaan atau sekitar 77% dari target. DDTC Fiscal Research
(SP2) akan dibebaskan dari sanksi seperti tercantum memprediksi bahwa hingga akhir tahun, uang
pada Pasal 18 UU Pengampunan Pajak. Singkatnya, pajak yang bisa dikumpulkan hanya berkisar antara
adanya penegakan hukum dilaksanakan beriringan Rp1.126,6 triliun hingga Rp1.145,0 triliun, yaitu
dengan adanya uluran tangan kedua dari Pemerintah. antara 87,8% hingga 89,2% dari target. Shortfall
diperkirakan di kisaran Rp147 triliun, atau jauh lebih
Di sisi lain, komitmen untuk memperluas basis data rendah dari rapor tahun lalu yang mencapai Rp250
dapat dilihat dari adanya UU Nomor 9 Tahun 2017 triliun. Walau angka ini jauh lebih baik, tapi risiko
tentang Akses Informasi Keuangan untuk Kepentingan fiskal masih tetap ada. Lebih lanjut lagi, dengan
Perpajakan (UU No 9/2017), peluncuran Kartin1 proyeksi tersebut berarti realisasi 2017 hanya tumbuh
sebagai kartu multifungsi yang direncanakan memuat 2-4% dari realisasi 2016. Tax ratio sebesar 15%
berbagai data pribadi yang terintegrasi, safari untuk seperti dicita-citakan Presiden Joko Widodo, masih
membuka peluang kerja sama bilateral pertukaran data jauh dari harapan.
dengan otoritas pajak negara lain, serta merilis AKASIA
(Aplikasi Usulan Buka Rahasia Bank). Disahkannya
UU No 9/2017 adalah langkah strategis karena Tantangan 2018
dengan adanya UU ini, Ditjen Pajak bisa mengakses 2018 segera datang. Apa sajakah hal-hal yang
informasi keuangan wajib pajak dengan saldo minimal sekiranya menjadi tantangan dan perlu untuk
Rp1 miliar baik untuk kepentingan pertukaran diwaspadai pemerintah?
informasi maupun penggalian potensi. Selain sejalan
dengan tren global, adanya UU ini akan menjamin Tantangan terbesar di tahun 2018 agaknya bersumber
keikutsertaan Indonesia dalam pertukaran informasi dari internal pemerintah. Ambisi untuk merampungkan
keuangan secara otomatis pada September 2018. berbagai proyek pembangunan, dari infrastruktur
hingga kesehatan, jelas membutuhkan dana besar.

INSIDETAX 41
Tantangan Penerimaan 2018

Padahal, jika kita melihat struktur pendapatan mendatang. Bisa dibilang, ini adalah salah satu dari
pemerintah, pajak kian menjadi andalan. Apalagi dua modal utama, akan tetapi cara meningkatkan
selama harga komoditas masih lesu, penerimaan kepatuhan pajak bukan hanya tergantung dari ada
sumber daya alam sebagai komponen utama atau tidaknya informasi. Lebih lanjut lagi, manajemen
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) masih sulit data dan penggunaannya dalam sistem compliance
diharapkan. Selain itu, masih terombang-ambingnya risk management akan sangat krusial. Artinya, data
perluasan objek cukai serta kurang leluasanya dan informasi yang dimiliki oleh otoritas pajak akan
kebijakan kepabeanan akibat komitmen perdagangan dikelola, diintegrasikan, dicocokkan (matching), serta
bebas turut menjadi faktor pendukung. dipergunakan untuk menggali potensi dan memetakan
perilaku wajib pajak. Pola perilaku tersebut kemudian
Ambisi tersebut kemudian diterjemahkan dalam target dipergunakan sebagai dasar perlakuan (treatment)
yang relatif tinggi. Pada dasarnya, tidak ada yang yang akan dipilih oleh Ditjen Pajak dalam rangka
salah dengan target yang tinggi. Namun, agaknya meningkatkan kepatuhan secara tepat. Wajib
Pemerintah juga harus berhitung dengan risiko fiskal pajak yang patuh akan dilayani, yang ingin patuh
yang mungkin muncul serta kondisi riil di lapangan. tapi memiliki kendala akan dipermudah, dan yang
Terlalu fokus pada upaya menggenjot penerimaan membandel akan dikenakan penegakan hukum yang
jangka pendek bukanlah suatu hal yang bijak. Lagi- optimal. Inilah yang juga segera harus dipersiapkan.
lagi, pajak bukan hanya sekedar angka penerimaan
tapi juga menentukan kepercayaan dan kontrak fiskal Ketersediaan dan pengelolaan informasi tersebut juga
antara negara dengan masyarakat. harus didukung adanya lembaga otoritas pajak yang
‘lebih kuat’. Lebih kuat di sini diartikan sebagai otoritas
Target yang dibangun berdasarkan suatu asumsi makro pajak yang memiliki kewenangan luas dan bertindak
juga semakin sulit memberikan prediksi yang sahih. lebih otonom, sehingga lebih efektif dan efisien. Ditjen
Volatilitas lingkungan ekonomi nasional dan global Pajak, mau tidak mau, harus bertransformasi menjadi
serta ketidakpastian yang ditimbulkan oleh gelombang lembaga pajak yang semi-otonom (Semi-Autonomous
‘de-globalisasi dan proteksionisme’ menuntut adanya Revenue Authority/SARA). Selain karena telah menjadi
evaluasi rutin terhadap risiko fiskal. Selain itu, pola visi Presiden Joko Widodo seperti tercantum dalam
penerimaan pajak Indonesia juga semakin kurang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
elastis terhadap kondisi makroekonomi. Di 2016 saja, 2015-2019, adanya SARA juga telah menjadi tren
tax buoyancy, elastisitas pertumbuhan penerimaan global selama tiga dasawarsa terakhir.
pajak terhadap pertumbuhan ekonomi (keduanya
harga konstan), berada di angka 0,35. Artinya, 1% Banyak negara, baik maju dan berkembang, telah
pertumbuhan PDB hanya bisa ditranslasikan pada mengubah format lembaga otoritas pajaknya dari
pertumbuhan penerimaan pajak sebesar 0,35%. Ini sistem tradisional (direktorat) menjadi lebih otonom
jelas jauh berbeda jika dibandingkan dengan kinerja (SARA). Dengan target penerimaan yang sedemikian
tax buoyancy pada periode 1990-2004 yang rata-rata besar, model SARA lebih tepat. Ketersediaan sumber
di atas angka 1, bahkan 2 di tahun-tahun tertentu. daya manusia baik secara jumlah dan kualitas,
fleksibilitas struktur organisasi, sistem meritokrasi
Faktor yang menyebabkan rendahnya tax buoyancy dan ketersediaan dana bisa menjamin baik pelayanan
tersebut perlu untuk ditelaah lebih lanjut. Jika tidak, untuk mencapai voluntary compliance maupun
dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi penegakan hukum untuk mencapai enforced
untuk menggenjot pertumbuhan penerimaan pajak. compliance.
Teka-teki rendahnya tax buoyancy sebenarnya bisa
ditelusuri dari pertanyaan: apakah komposisi PDB Selain itu, lanskap pajak di 2018 juga sepertinya
kita sudah selaras dengan komposisi penerimaan diwarnai dengan dinamika perubahan yang cepat. Di
pajaknya? Atau justru lokomotif pertumbuhan PDB sisi global, reformasi pajak Amerika Serikat (AS) ala
justru didominasi oleh sektor-sektor yang sulit dipajaki? Trump perlu jadi sorotan. Di awal Desember 2017,
Ini tentu pekerjaan rumah yang cukup rumit. Selain Senat telah memberikan lampu hijau mengenai
memastikan optimalisasi kebijakan dan administrasi rencana Trump walau dengan sedikit perubahan.
tiap sektor, pemerintah juga harus menjaga pola Terdapat dua hal utama yang perlu menjadi perhatian.
pertumbuhan yang inklusif. Pertama, perubahan sistem worldwide tax system ke
territorial tax system. Artinya, penghasilan residen
Kepatuhan yang rendah, tingginya shadow economy, AS yang berasal dari luar AS tidak akan dipajaki oleh
serta kehadiran sektor-sektor yang sulit untuk dipajaki pemerintah. Perubahan ini disebabkan oleh adanya
adalah masalah klasik yang masih harus diselesaikan perilaku company inversion yang marak dilakukan
di 2018. Upaya untuk menggenjot rasio kepatuhan pada rezim worldwide. Perusahaan multinasional AS
penyampaian SPT Tahunan perlu diapresiasi, namun yang memiliki penghasilan dari luar negeri tetap kena
itu saja belum cukup. Dua kata kunci yang mujarab pajak yang tinggi. Untuk menghindari hal tersebut,
untuk mengatasi hal ini adalah: ketersediaan maka banyak perusahaan multinasional asal AS
informasi dan pembenahan kelembagaan otoritas justru merelokasi kantor pusatnya ke luar negeri,
pajak. Untuk ketersediaan informasi, efektivitas akses merestrukturisasi usaha, atau mendirikan pusat-
data perbankan untuk kepentingan perpajakan serta pusat pengumpul laba. Akibatnya, aktivitas ekonomi
kerja sama pertukaran informasi secara otomatis domestik justru semakin mengecil. Territorial tax
membuka peluang untuk perbaikan kepatuhan di masa system diharapkan bisa mengubah perilaku tersebut.

42 INSIDETAX
Tantangan Penerimaan 2018

Kedua, menurunkan tarif PPh Badan dari 35% ke lanskap pajak yang progresif selama dua tahun
20%. Jika jadi dilakukan, menjadi penurunan tarif belakangan akibat tingginya angka sengketa pajak.
PPh Badan yang paling drastis yang dilakukan oleh
negara perekonomian besar. Baik perubahan sistem ke
territorial maupun penurunan tarif sesungguhnya ingin Proyeksi 2018
mengajak perusahaan multinasional AS untuk pulang Target sebesar Rp1.423,9 triliun di 2018 agaknya
kampung dan menggerakkan perekonomian. Seluruh menjadi sulit untuk tercapai jika dihitung dari
agenda reformasi pajak AS jelas akan memengaruhi pertumbuhan dengan basis realisasi 2017 yang paling
lanskap pajak internasional baik dalam potensi optimal berada di angka Rp1.145,0 triliun. Paling
meningkatkan intensitas kompetisi pajak serta menjadi tidak harus ada pertumbuhan penerimaan pajak
faktor penentu bagaimana kerja sama pajak global sebesar Rp278,9 triliun atau sekitar 24,4%. Padahal,
ke depan, pertukaran informasi maupun Proyek Anti- rata-rata pertumbuhan realisasi nominal pada kurun
Penggerusan Basis Pajak dan Pengalihan Laba (Base waktu 2014 hingga 2017 saja hanya sebesar 5,6%.
Erosion and Profit Shifting/BEPS).
Dengan mencermati berbagai faktor yang sebelumnya
Selain itu, faktor politik nasional perlu diawasi. Walau diulas, DDTC Fiscal Research memprediksi bahwa
Pemilihan Umum Presiden masih di 2019, sepertinya target penerimaan pajak di 2018 kembali tidak
suhu politik nasional akan panas lebih cepat. Terutama tercapai.2 Estimasinya berkisar antara Rp1.219,2
dengan adanya Pemilu Umum Kepala Daerah (Pilkada) hingga Rp1.242,1 triliun, atau hanya 85,6–87,2%
di daerah kantong-kantong dari target sebesar Rp1.423,9
suara, seperti: Jawa Barat, triliun. Dengan estimasi
Jawa Tengah, dan Jawa Timur. tersebut maka jumlah
Energi elite yang sepertinya Proyeksi Penerimaan shortfall yang ada di 2018
akan dihabiskan untuk isu
kepemimpinan nasional,
Pajak2018 (Rp triliun) setidaknya adalah Rp181,8
triliun. Pertumbuhan realisasi
bisa saja mengurangi upaya penerimaan pajak nominal
untuk mengawal agenda 1.423,9 akan berkisar antara 6–9%.
reformasi pajak. Revisi paket 1.242,0
1.219,1 Akibatnya, defisit anggaran
undang-undang perpajakan
terancam molor atau dijadikan bisa melebar dari target
sebagai daya tawar untuk Rp325,9 triliun atau -2,19%
kepentingan-kepentingan dari PDB. Di saat yang
jangka pendek semata. Alhasil, bersamaan, kemewahan
pembenahan sektor pajak untuk menutup defisit
secara total kembali harus anggaran dengan utang juga
menunggu dan berdampak tidak sebaik tahun-tahun
pada ketidakmampuan sebelumnya karena komitmen
dalam melakukan lompatan DDTC DDTC Target
pengendalian rasio utang
penerimaan pajak. Pesimis Optimis 2018 terhadap PDB, tekanan suku
bunga serta risiko politik di
Isu-isu lain juga diperkirakan Sumber: diolah oleh DDTC Fiscal Research
2018/2019.
tetap mewarnai headline
media-media Indonesia. Isu- Dalam kondisi ini, yang harus
isu tersebut sejatinya merupakan representasi dari dilakukan oleh Pemerintah
tarik-menarik antara pajak yang bertujuan sebagai adalah tetap fokus pada agenda reformasi pajak
penerimaan, alokasi sumber daya (pertumbuhan nasional sembari tetap memperhatikan penerimaan
ekonomi), serta distribusi (ketimpangan). Rezim tahun berjalan. Akan tetapi, jangan sampai ambisi
insentif pajak berupa tax holiday dan tax allowance untuk mencapai target penerimaan pajak, justru
sepertinya akan diubah dengan memperhatikan merugikan wajib pajak. Prinsip mencabut bulu
kebutuhan investasi dan peran swasta dalam angsa tanpa membuat angsa berteriak tetap perlu
perekonomian. dipertahankan. Menjaga kepastian hukum sekaligus
kestabilan lanskap pajak adalah dua modal utama
Kepastian hukum dalam administrasi perpajakan untuk menjaga kepatuhan. Selain itu, menggali
masih menjadi topik panas terutama dengan sumber-sumber pendanaan dari luar pajak harus
adanya akses data perbankan, penegakan hukum dilakukan, misalnya komitmen untuk memperluas
pascapengampunan pajak, serta target penerimaan objek cukai.
yang masih tinggi. Implementasi berbagai aturan
ketentuan anti-penghindaran pajak seperti transfer Sebagai penutup, selamat datang tahun 2018.
pricing, CFC rules, dan debt to equity ratio yang
lebih ketat berpotensi mengubah perilaku perusahaan 2 Pada tahun ini, kami menggunakan empat simulasi perhitungan, baik dengan Univariate,
Multivariate, Vector Auto Regression (VAR), serta Bayesian-VAR. Bayesian VAR adalah
multinasional. Pemajakan ekonomi digital sepertinya analisis yang menggunakan analisis yang terestriksi dalam hal asumsi-asumsi yang
a priori. Analisis ini memiliki kemiripan dengan Multivariate karena menggunakan
juga akan diatur lebih detail. Wacana sistem pajak pendekatan bahwa faktor-faktor utama yang berpengaruh ke penerimaan pajak
yang adil dan transparan akan tetap jadi agenda dipertimbangkan dalam model. Pada Bayesian VAR, faktor endogenitas antara variabel,
termasuk penerimaan pajak ke variabel lain (sebaliknya) juga dipertimbangkan dalam
kelompok publik, terutama dengan adanya keterkaitan analisis. Oleh karena itu, Bayesian VAR lebih cocok dalam menangkap shock-shock
isu pengelakan pajak dan pencucian uang. Hal yang yang terjadi antar variabel. Walau demikian, kami juga memodifikasi hasil perhitungan
dengan mempertimbangkan shock pada kebijakan-kebijakan yang diperkirakan akan
tidak kalah penting adalah kecenderungan perubahan berakibat besar pada penerimaan.

INSIDETAX 43
Tantangan Penerimaan 2018

DIRJEN BEA & CUKAI HERU PAMBUDI:

“Sinergi dengan DJP


Terus Kami Perkuat”
KETIDAKPASTIAN pemulihan perekonomian global yang menggerus penerimaan
pajak perdagangan internasional dalam beberapa tahun terakhir ini telah
memaksa Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) untuk kreatif dan menggencarkan extra
effort guna mengamankan target penerimaan.
Namun, DJBC juga memiliki tugas pokok lain di luar penerimaan, yaitu
memproteksi, memfasilitasi, dan memberi layanan kepabeanan. Lalu bagaimana
menyeimbangkan keempat tugas ini? Untuk menjawab pertanyaan tersebut,
InsideTax mewawancarai Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi. Petikannya:

Capaian pajak perdagangan Pertumbuhan positif yang terjadi sepanjang


internasional hingga kini tahun ini kami manfaatkan dan kami
masih tertekan. Apa kelola semaksimal mungkin untuk
meningkatkan penerimaan pajak
respons kebijakan DJBC? perdagangan internasional seperti
Perlu diketahui, harga-harga bea dan pajak dalam rangka
komoditas sampai sekarang impor (PDRI).
belum sepenuhnya pulih
seperti periode 2008, dan Adapun kebijakan dan strategi
saat ini pemanfaatan skema yang dilakukan DJBC dalam
Free Trade Agreement (FTA) meningkatkan penerimaan
semakin tinggi. Posisi tertuang dalam program
sampai September penguatan reformasi
2017 itu 28% impor kepabeanan dan cukai
menggunakan skema FTA. (PRKC), di antaranya Program
Penertiban Importir Berisiko
Namun, berdasarkan Tinggi (PIBT) dan Program
pengamatan kami, Sinergi dengan Ditjen Pajak
kondisi perekonomian dan (DJP).
perdagangan global saat ini
menunjukkan perbaikan. Hal Sinergi dengan DJP ini terus kami
ini terlihat dari devisa impor perkuat, antara lain berupa joint
sepanjang 2017 atau sampai program/operation seperti joint
September 2017 yang tumbuh analysis, audit, dan collection. Lalu
16,14% (yoy). ada intensifikasi dan ekstensifikasi
penerimaan berupa perluasan basis pajak,
peningkatan kepatuhan, pengamanan
fasilitas fiskal, dan integrasi proses
bisnis dan utilisasi database
seperti single
identity.

44 INSIDETAX
Tantangan Penerimaan 2018

Dengan program tersebut, tidak ada yang mendominasi karena kualitas penanganan perkara
kami menyakini selain dapat keempatnya harus seimbang dan di Pengadilan Pajak melalui
meningkatkan penerimaan secara dikelola dengan sebaik-baiknya. serangkaian upaya seperti
langsung dari aktivitas impor workshop, penguatan alat bukti,
berupa bea masuk dan PDRI, juga Kalaupun penerimaan seolah mendatangkan ahli dan sebagainya.
memperluas basis pajak dengan mendominasi, ini karena
pencantuman indentor/ pemilik penerimaan adalah tugas DJBC Selain itu, pengawasan terhadap
barang impor, yang pada akhirnya yang paling gampang dinilai nilai pabean juga dititikberatkan ke
dapat meningkatkan penerimaan. dan dievaluasi. Untuk fasilitasi tahap post clearance state, artinya
perdagangan dan pelayanan melalui audit. Kami juga terus
kepabeanan, evaluasinya cukup memperbaiki kualitas penetapan
Mengenai penambahan rumit. dan keputusan keberatan,
barang kena cukai, seperti mengingat kekalahan banding
apa perkembangannya? Untuk mengevaluasi tugas adalah buah penetapan atau
tersebut, mekanismenya melalui keberatan yang kurang sempurna.
Seperti yang sudah kita ketahui, survey, ataupun dengan melihat
dalam APBN 2018 telah disepakati indiator-indikator kinerja yang
adanya target penerimaan dari diterbitkan oleh pihak-pihak ketiga UU Kepabeanan membuat
objek barang kena cukai lainnya yang kredibel, misalnya peringkat polisi dan jaksa tidak bisa
yaitu sebesar Rp500 miliar, yang Ease of Doing Business, Logistics menangani penyelundupan.
mana target tersebut ditujukan Performance Index, dan Global Komentar Anda?
untuk objek cukai yang baru, yaitu Competitiveness Index.
kemasan plastik. Dalam perdagangan international
Untuk menyeimbangkan khususnya di bidang kepabeanan,
Namun, dalam tataran keempat tugas itu, DJBC best practice yang menangani
implementasinya belum dapat mengimplementasikan manajemen tindak pidana kepabeanan termasuk
langsung diterapkan pada awal risiko dalam sistem kepabeanan penyelundupan adalah customs/
tahun 2018 mengingat pemerintah dengan melakukan profiling pada DJBC. Jadi ketentuan dalam UU
saat ini masih dalam tahap pengguna jasa kepabeanan. Kepabeanan tersebut merupakan
pembahasan serta koordinasi Dengan sistem ini, DJBC memberi hal yang wajar dan banyak
antar-K/L terkait, serta belum treatment berbeda kepada dilakukan oleh negara-negara lain.
mendapatkan persetujuan DPR pengguna jasa sesuai profil
mengenai pemungutan cukai Namun, DJBC tidak bisa
risikonya. berdiri sendiri dan tetap sangat
kemasan plastik tersebut.
Dengan demikian, proses membutuhkan koordinasi serta
Untuk penambahan objek cukai pemeriksaan kepabanan tidak akan bantuan dari aparat penegak
lainnya, memang terdapat mengakibatkan terhambatnya arus hukum (APH) lain, seperti
berbagai masukan. Namun, saat barang dan menimbulkan high cost dari Kepolisian, Bakamla, dan
ini pemerintah masih melakukan economy, yang pada akhirnya dapat Kejaksaan. Banyak upaya dan
kajian dan pembahasan secara mendorong produk-produk dalam cara yang kami tempuh dalam
intensif mengenai objek-objek yang negeri untuk mampu bersaing di memperkuat koordinasi itu.
berpotensi untuk dikenakan cukai. area perdagangan internasional. Salah satu contoh nyata dan
Kami berharap ke depan dapat konkret adalah pencanangan
ditetapkan penambahan beberapa Jika sudah ada manajemen Deklarasi PIBT yang melibatkan
objek cukai baru selain plastik, yang risiko seperti itu, kenapa banyak aparat hukum seperti
konsumsinya harus dikendalikan DJBC paling sering kalah di Kepolisian, TNI, Kejaksaan, KPK,
karena eksternalitas negatifnya. PPATK, yang juga melibatkan
Pengadilan Pajak?
Kantor Menko Perekonomian dan
Dari jumlah sengketa yang masuk, Kantor Staf Presiden.
Dalam 2 tahun ini, tugas memang mayoritas DJBC sering
penerimaan di DJBC terlihat kalah. Namun, jika melihat dari Kerja sama dengan APH lain itu
mendominasi. Bagaimana sisi jumlah penetapan, baik yang telah lama kami jalankan, dan
dengan tugas lainnya? ke Pengadilan Pajak maupun yang banyak yang membuahkan hasil.
Selain penerimaan, DJBC juga tidak, sesungguhnya persentasenya Contohnya penangkapan dan
mengemban tugas proteksi, kecil, sekitar 5%. Artinya secara penegahan penyelundupan 1 ton
fasilitasi perdagangan, dan umum penetapan DJBC sudah sabu di Tangerang, penyelundupan
pelayanan kepabeanan. Keempat bagus dan importir menerimanya. 100 kg sabu di Jepara, dan
tugas pokok tersebut harus penegahan barang lartas di pesisir
Meskipun demikian, DJBC akan timur Sumatera.
dilaksanakan seoptimal mungkin, terus berupaya untuk meningkatkan

INSIDETAX 45
Tantangan Penerimaan 2018

DIREKTUR EKSEKUTIF INDEF ENNY SRI HARTANTI:

“Ini Soal Manajemen


& Efektivitas Belanja”
UPAYA menggencarkan belanja infrastruktur pada saat penerimaan pajak
mengalami tekanan telah memaksa otoritas fiskal menarik utang lebih banyak.
Tentu keputusan ini menuai kritik. Apalagi setelah diketahui, porsi belanja
terbesar adalah belanja pegawai, bukan infrastruktur.
Lalu bagaimana seharusnya otoritas fiskal menyikapi ini? Bagaimana
pula sebaiknya sikap otoritas pajak? Untuk menggali lebih jauh, InsideTax
mewawancarai Enny Sri Hartanti, Direktur Eksekutif Indef. Berikut petikannya:

Bagaimana Anda melihat berbagai inisiatif DJP


belakangan ini?
Kami melihat Ditjen Pajak (DJP) lebih agresif menggenjot
penerimaan. Tapi akibatnya, timbul dampak psikologis atau tekanan
stres yang tinggi terhadap masyarakat. Akhirnya, masyarakat
tidak berani belanja atau investasi karena takut dipajaki. Terlebih
investasi sektor properti yang masuk ke radar DJP.
Kami setuju ada berbagai instrumen dalam upaya meningkatkan
penerimaan negara, tapi formulasi tersebut tidak seharusnya
mendistorsi ekonomi apa lagi berburu di kebun binatang seperti
halnya sekarang. Formulasi atas kebijakan yang berlaku saat ini
justru tampak kontraproduktif.
Kontraproduktif kebijakan itu juga terjadi pada saat
penyelenggaraan amnesti pajak dengan iming-iming
akan menyelesaikan urusan pajak bertahun-tahun ke
belakang. Tapi kenyataannya wajib pajak yang sudah
mendeklarasikan hartanya justru merasa dijebak.
Seperti inilah yang dirasakan.

Agresivitas DJP itu kan karena


dipaksa oleh konsensus nasional?
Memang ini masalah asalnya adalah
kebijakan fiskal, yang juga
disetujui DPR. Jadi
DJP hanya terkena
akibat saja.
Kebijakan

46 INSIDETAX
Tantangan Penerimaan 2018

induknya itu yang ambisius. Begini pajak selama pemerintah belum Pajak Kendaraan Bermotor yang
lho. Manajemen besar pasak menerapkan single identity. penyelesaian prosedurnya belum
daripada tiang itu tidak selalu salah, tentu rampung dalam waktu satu
kalau manajemen dan efektivitas Para penghindar pajak bisa hari. Berbagai kerumitan itu justru
belanjanya itu optimal. Jadi, ini soal menggunakan berbagai macam menyebabkan rendahnya tingkat
manajemen dan efektivitas belanja. identitas atau upaya sejenisnya kepatuhan wajib pajak.
agar tetap bisa menghindari pajak.
Misalnya Jepang dan Amerika, Kepemilikan identitas dengan Pemerintah harus bisa membenahi
rasio utang mereka terhadap PDB jumlah lebih dari satu itu akan sistem administrasi, sekaligus
itu lebih dari 100% tapi tidak ada menimbulkan dampak ketidakadilan mengintegrasikannya dengan
persoalan solvabilitas dan likuiditas bagi wajib pajak yang sudah lebih sistem lainnya, sehingga tidak
kan? Nah, kita ini sekalipun rasio dulu patuh. terjadi kebocoran. Ini pilihan
utangnya masih di bawah 30% lebih baik ketimbang berburu di
terhadap PDB, tapi keseimbangan Karena itu, DJP tidak bisa berjalan kebun binatang untuk menggenjot
primer kita negatif. sendiri dalam mengatasi persoalan penerimaan, dan ini kan bisa
seperti ini, DJP harus bersinergi dilakukan pada PPN dan PPh.
Nett transfer dari utang kita juga dengan kementerian atau lembaga
negatif terus. Jadi ini masalah (K/L) yang menangani data
prudent tidaknya tata kelola utang. kependudukan dalam mengatasi Contohnya?
Lalu utang ini menimbulkan beban para penghindar pajak melalui PPN barang properti misalnya,
untuk membayar bunga dan cicilan. perbaikan basis data wajib pajak. seharusnya bisa difinalkan
Tapi kalau sudah hampir 40% agar semakin sederhana dalam
pendapatan pajak habis untuk bayar Dampak seperti moral hazard pun
penyetoran dan mempermudah
bunga dan cicilan, ini namanya bisa terjadi jika DJP belum bisa
petugas pajak dalam
tekor. Inilah yang harus diperbaiki mengelola basis data wajib pajak
mengawasinya, sehingga tingkat
otoritas fiskal. secara lebih baik. Pemerintah
kebocoran PPN akan relatif lebih
tidak bisa berharap timbulnya
rendah dengan skema pajak final.
Belanja modal juga banyak yang suatu efektivitas dari kebijakan,
tidak efektif, katakanlah sekarang jika pengelolaan basis data masih Saya yakin daripada pemerintah
infrastruktur. Belanja infrastruktur berantakan dan hanya memberikan menaikkan tarif pajak, akan lebih
ini pun bisa jadi tidak memberikan moral hazard kepada wajib pajak. baik meminimalkan kebocoran.
kepercayaan diri kepada investor, Dampak optimalisasinya lebih
karena yang dibutuhkan adalah Itulah sebabnya, manajemen basis
besar. Seperti PPN barang properti
infrastruktur ekonomi untuk data menjadi hal yang penting,
tadi. Ingat, underground ekonomi
aktivitas mereka. Tapi pemerintah efektivitas suatu kebijakan tercermin
Indonesia kan masih tinggi.
justru membangun jalan. pada pengelolaan basis data yang
Yang formal saja kita tidak yakin
dimiliki DJP. Pemerintah harus
bagaimana yang tidak formal.
menyelesaikan lebih dulu persoalan
Lalu menurut Anda, apa single identity, maka selanjutnya Untuk PPh, beberapa jenis
yang seharusnya dilakukan bisa merapihkan sistem administrasi PPh saya kira bisa difinalkan
DJP? perpajakan. untuk mencegah kebocoran,
Pemerintah seharusnya bisa dengan tetap menerapkan skema
menerbitkan kebijakan yang bisa Apakah sistem administrasi self assessment. Beberapa
meningkatkan kepatuhan wajib perusahaan masih melakukan
DJP masih belum
pajak, jadi bukan berburu di kebun praktik penghindaran pajak hingga
mempermudah wajib pajak? manipulasi transfer pricing untuk
binatang. Salah satu upayanya yaitu
pemerintah harus bisa menangani Administrasi birokrasi masih cukup menghindari skema PPh yang
para penghindar pajak dalam upaya menyulitkan wajib pajak, seperti sekarang.
meningkatkan kepatuhan pajak. halnya pelunasan PBB yang akan
terasa sangat mudah jika bisa Jadi, terobosan untuk
Tapi selama pemerintah belum dibayarkan melalui ATM. Selama penyederhanaan proses administrasi
menerapkan single identity, ini wajib pajak harus mendatangi dan birokrasi mestinya hal itu akan
saya yakin carut marut data bank yang sudah ditunjuk oleh tingkatkan kepatuhan wajib pajak,
kependudukan akan tetap terjadi pemerintah untuk menerima apalagi didukung oleh database
seperti sekarang ini. Dampak pelunasan PBB. yang bagus. Ini semua dapat
negatif lain yang akan terjadi menutup celah bagi wajib pajak
yaitu para penghindar pajak akan Rumitnya administrasi perpajakan untuk melakukan penghindaran
tetap menghindari pengenaan itu juga terjadi pada pelunasan pajak.

INSIDETAX 47
Tantangan Penerimaan 2018

DIREKTUR EKSEKUTIF PWYP INDONESIA MARYATI ABDULLAH:

“Institusi DJP Harus Kuat”


DALAM beberapa tahun terakhir, perhatian organisasi non-pemerintah (Ornop)
terhadap kinerja penerimaan pajak terlihat semakin tereskalasi. Situasi ini tak
terhindarkan karena memang berbagai isu pokok gerakan LSM berhubungan
erat dengan kinerja perpajakan, mulai dari MDG’s sampai kini menjadi SDG’s.
Lalu bagaimana perspektif para aktivis Ornop dalam melihat kinerja
perpajakan? Untuk menggali lebih jauh persolan itu, InsideTax mewawancarai ,
Direktur Eksekutif Publish What You Pay (PWYP) Indonesia Maryati Abdullah,
salah satu LSM berjaringan global yang eksis di Indonesia. Berikut petikannya:

Apa pandangan Anda terhadap kinerja perpajakan kita?


Kinerja Ditjen Pajak (DJP) kalau dilihat dari target berbanding realisasi itu selalu meleset. Pemerintah mungkin
perlu melihat hal itu dari sisi data pajak, yang juga terkait erat dengan basis pajak. Ini tentu ada hubungannya
dengan kewenangan DJP dalam menghasilkan basis pajak,
terutama untuk sektor-sektor yang potensial.
Selama ini basis data pajak dari berbagai sektor masih
sangat lemah. Padahal, masih banyak potensi dari
beberapa sektor yang bisa digali. Upaya proaktif
dalam koordinasi harus dilakukan, sehingga
penguatan basis data itu bisa memperbaiki
realisasi penerimaan pajak terhadap targetnya.
Memang, pemerintah sudah
menyelenggarakan amnesti pajak yang bisa
menambah basis pajak. Tapi kelemahan
kita sebenarnya dari segi sektoral, mapping
yang terkait dengan kewenangan DJP untuk
melakukan pemetaan potensi pembayar
pajak.

Bagaimana dari sisi kinerja


pemungutan pajak?
Sejauh ini terlihat ada upaya perbaikan
kinerja pemungutan, baik
dengan membuat tax
bracket baru atau
intensifikasi dari

48 INSIDETAX
Tantangan Penerimaan 2018

wajib pajak yang sudah ada seperti kita pertukarkan dengan baik dan dan sosial itu, insentif pajak bisa
mendisiplinkan penarikan pajak, juga bisa dimanfaatkan untuk sangat merugikan.
hingga aktivasi pembayaran pajak meningkatkan penerimaan pajak.
online yang mempermudah wajib Tapi tentu tidak kemudian insentif
pajak bayar pajak. ditiadakan sama sekali. Seperti
Lalu bagaimana seharusnya pembebasan biaya impor rig di
Tapi mungkin upaya optimalisasi penerimaan pajak digenjot? sektor pertambangan. Harus ada
pemungutan pajak harus Penerimaan pajak bergantung formula yang pas untuk men-drive-
dikembangkan pada level advance pada sistem administrasi nya, jangan terlalu loss juga, karena
analysis, seperti tax avoidance atau penerimaannya. Kalau pengalaman perlu diingat eksploitasi alam itu
tax evasion yang seharusnya bisa kami, dalam koordinasi dengan akan menimbulkan dampak. Kita
dicegah secara sistematis. Tidak Komisi Pemberantasan Korupsi, perlu lihat pada range yang bisa
hanya analisis pada dispute pada ternyata banyak aspek utang ditoleransi.
tax treaty, tapi juga perlakuan pelaku usaha tambang ke negara
terhadap dugaan penghindaran Insentif pajak juga tidak bisa lepas
yang tidak ditagih dengan baik
pajak. dari kebijakan prioritas nasional,
karena persoalan administrasi dan
kalau prioritas ekonomi nasional
enforcement.
DJP bisa bekerja sama dengan sekarang sedang mengarah pada
instansi sektoral maupun Karena itu, optimalisasi penerimaan perkembangan hilirisasi industri
Kemenkumham untuk mendorong juga harus mengarah pada mineral, maka seharusnya insentif
transparansi korporasi dalam hal pencegahan penghindaran pajak, pajak diberikan kepada perusahan
analisis Beneficial Ownership lalu perbaikan sistem. Sistem harus yang mau membangun smelter. Jadi
(BO). Upaya ini harus semakin menjamin wajib pajak tidak bisa jelas arahnya. Bukan lari sendiri.
dikembangkan mengingat dengan lari, dan jangan sampai kekurangan
analisis tersebut pemerintah bisa Begitu juga dari sisi food security,
SDM untuk mencari, menyelidiki
melakukan law enforcement sebagai mungkin perusahaan agriculture
dan menagih pajak. Institusi DJP
upaya penagihan pajak. perlu dilindungi dengan insentif
harus kuat.
pajak pada perusahaan yang
Penerimaan kan berbanding lurus menguatkan sektor pertanian.
Apa regulasi yang ada belum dengan geliat perekonomian, Misalnya pemerintah mau
memungkinkan itu? mungkin juga jangan terlalu membangun Indonesia timur, maka
Dari sisi regulasi, pemerintah mengada-ada-lah untuk menagih insentif bisa diberikan kepada
memang harus segera pajak pada kelompok yang korporasi bagi yang membuka
menyelesaikan paket UU Pajak, public interest, seperti UKM usaha di Indonesia timur.
terutama untuk memperkuat dan sebagainya, karena mereka
kewenangan kelembagaan pajak, harus diberikan afirmasi kebijakan Kalau dari perspektif yang
memperluas basis data, dan ekonomi supaya mereka bisa lebih luas, kan itu yang
mengantisipasi perubahan lanskap berkembang.
memicu perang tarif pajak?
perpajakan yang terjadi baik
domestik maupun internasional. Maka kembali pada insentif pajak Memang, perang tarif pajak
yang perlu diberikan kepada adalah sesuatu yang agak sukar
Dari aspek basis data pajak tadi, masyarakat yang benar-benar perlu, dihindarkan. Karena itu, ia bisa
kami berharap sudah sudah langkah tidak hanya kepada investor besar, dilihat dari perspektif opportunity
konkret dalam meningkatkan tapi juga industri menengah dan cost dan benefit. Namun, untuk
penerimaan pajak akibat kecil yang mulai berkembang agar menurunkan tarif, harus ada kajian
keterbukaan informasi perbankan. mereka create value added dan effectiveness dan advantage akan
Data ini harus bisa dimanfaatkan kemudian mereka bisa bayar pajak seperti apa, karena dampaknya
untuk melakukan ekstensifikasi sesuai porsinya. yang besar.
dan intensifikasi, bukan untuk
kepentingan pertukaran data saja. Tapi yang lebih penting, jangan
Maksudnya? sampai keinginan menurunkan
Kemudian juga bisa dengan Insentif pajak itu bisa berdampak tarif pajak membuat perusahan
menganalisis potensial pajak sistemik terhadap keberlanjutan melakukan forecasting/ taxplanning
dari wajib pajak ke DJP oleh lingkungan. Ia juga punya dampak yang agresif. Jadi tarif tidak boleh
pelaku usaha yang teregistrasi sosial. Jadi memberikan insentif fluktuatif, tapi kita harus punya
di negara lain, atau kita punya tetap harus hati-hati, tidak semata- formula yang pas untuk tawarkan
data wajib pajak luar negeri yang mata dengan motif ekonomi. Tanpa tax holiday/insentif pada situasi
beroperasi di negara kita, itu bisa memperhatikan faktor lingkungan tertentu.

INSIDETAX 49
Dinamika Perpajakan Global

Menuju Era Baru


Transparansi Pajak
PERUBAHAN lanskap perpajakan internasional
telah memaksa otoritas perpajakan dunia
untuk bekerja sama membangun era baru
transparansi pajak. Indonesia juga harus
mempersiapkan diri.

S
ALAH satu perkembangan penting dalam dunia
perpajakan dalam beberapa tahun terakhir ini
adalah kian transparannya informasi keuangan.
Perubahan ini bermula dari inisiatif Organization of
Economic Cooperation and Development (OECD)
pada tahun 2000 yang membentuk Global Forum on
Transparency and Exchange of Information for Tax
Purposes.
Forum bentukan itu bertujuan untuk meningkatkan
transparansi perpajakan dan pertukaran informasi
keuangan. Indonesia bersama 141 negara masuk dan
mengadopsi berbagai komitmennya ke sistem hukum
masing-masing.
Pada Juli 2017 lalu misalnya, pemerintah dan DPR
mengesahkan UU Keterbukaan Akses Informasi
Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan sebagai
bagian dari komitmen itu. Indonesia juga sudah
menyetujui untuk melakukan pertukaran informasi
keuangan pada September 2018 secara otomatis.
Dengan kesepakatan dalam kerangka Automatic
Exchange of Information (AEoI) itu, maka informasi
keuangan wajib pajak bisa dipertukarkan antar-otoritas
pajak. Era penghindaran pajak, di mana wajib pajak
bisa menyembunyikan informasi kekayaannya di luar
negeri, akan segera berakhir.

50 INSIDETAX
Dinamika Perpajakan Global

Selain itu di dalam negeri, wajib


pemerintah juga kian mengurangi (Mandatory
praktik kerahasiaan perbankan yang Disclosure Rule/
selama ini menjadi tembok tebal MDR). Dengan
pemeriksaan sekaligus ekstensifikasi aturan ini, wajib
pajak. Maret lalu, DJP dan Otoritas pajak atau
Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan promotornya,
sistem aplikasi keuangan nasabah. konsultan
pajak, akuntan,
Dengan aplikasi yang terintegrasi lembaga
itu, informasi keuangan nasabah investasi, atau
yang disetorkan perbankan ke OJK perbankan, wajib
bisa diakses DJP. Pembukaan data melaporkan
dan informasi keuangan melalui perencanaan
aplikasi ini juga akan menyingkat pajak klien
waktu pemeriksaan pajak secara mereka. aktivitas bisnis di Indonesia. Prinsip
signifikan, dari yang dahulu sampai fair share tax allocation sejatinya
6 bulan menjadi hanya 2 pekan. Mengapa sekadar perencanaan dapat menjamin tidak tergerusnya
perlu dilaporkan? Ini karena basis pajak Indonesia.
Itu semua adalah sinyal bahwa banyak perusahaan menerapkan
transparansi informasi keuangan perencanaan pajak agresif Akan tetapi, dengan model
akan jadi norma baru menggantikan (agressive tax planning) yang perencanaan pajak yang agresif,
rezim kerahasiaan perbankan yang bertendensi untuk semaksimal kelemahan sistem hukum
sudah lama bercokol di Indonesia. mungkin mengeksploitasi celah perpajakan nasional, ketentuan
“Fenomena ini bukan cuma di hukum demi membayar pajak lebih pajak ekonomi digital yang belum
Indonesia saja, tapi juga secara sedikit dengan cara tidak wajar. jelas, serta keberadaan traktat
global,” kata Direktur Perpajakan penghindaran pajak berganda (tax
Internasional DJP John Hutagaol. Dengan kata lain, ini adalah treaty) antara Indonesia-Singapura,
upaya mengakali hukum dengan hal semacam itu menjadi mungkin
Upaya lain yang juga dilakukan memanfaatkan kelemahan sistem.
guna meningkatkan transparansi terjadi.
Perencanaan pajak agresif memang
perpajakan adalah dengan merilis tidak melanggar hukum, tapi ia Karena itu, meski di satu sisi DJP
PMK No. 213/PMK.03/2016 yang membuat sistem hukum pajak yang berkeras bahwa Google Indonesia
mengatur dokumentasi transfer masih memiliki banyak kelemahan seharusnya membayar pajak
pricing (TP Doc) dengan tiga tipe seperti Indonesia akan terus sebesar Rp450 miliar berdasarkan
pendekatan, yaitu master file, local menjadi bulan-bulanan. laba Rp1,4 triliun, dengan percaya
file, dan country by country report diri dan keyakinan yang tinggi
(CbCR). Kasus pajak Google Indonesia Google Indonesia tetap menolak
adalah contoh menarik. Agustus permintaan itu dan berkukuh hanya
Menurut Bank Dunia, saat ini sudah 2017, beberapa bulan setelah DJP
70 negara menerapkan tiga tipe membayar Rp5 miliar.
mengancam akan memperkarakan
pendekatan itu. Dengan aturan ini, PT Google Indonesia, perusahaan Dalam konteks ini, MDR bisa
seluruh perusahaan yang melakukan tersebut bersedia membayar pajak berperan penting. Dengan dokumen
transaksi afiliasi baik domestik sebesar Rp5 miliar untuk pajak perencanaan pajak yang sudah
maupun internasional harus tahun 2015, dari total pendapatan diserahkan ke DJP jauh hari
mengungkapkan struktur grupnya, yang diakui Rp187,5 miliar. sebelumnya, DJP bisa mengambil
aset tiap entitas, termasuk jumlah langkah antisipatif agar pembayaran
karyawan tiap entitas. Ironisnya, dalam laporan keuangan pajak dilakukan proporsional dan
yang sudah diaudit salah satu sesuai dengan besarnya keuntungan
Peraturan yang merupakan tindak firma keuangan terbesar, terungkap
lanjut dari aksi ke-13 dari dari 15 yang didapat di Indonesia.
bahwa Google Asia Pacific Ltd
Rencana Aksi Anti-BEPS (Base (GAP), yang merupakan induk Namun, penerapan MDR tidak
Erosion and Profit Shifting) ini PT Google Indonesia, meraup mudah. DJP memang sudah
juga digagas OECD sebagai upaya pendapatan senilai US$109,2 juta menyatakan akan mengkaji
melawan praktik penghindaran atau setara dengan Rp1,4 triliun penerapan aturan dari aksi BEPS
pajak yang biasanya dilakukan oleh dari aktivitas bisnis mereka di ke-12 itu. Hanya, menurut John
perusahaan multinasional. Indonesia. Hutagaol, idealnya memang aturan
Sebenarnya masih ada aksi BEPS tersebut ditetapkan di level undang-
Aroma profit shifting jelas tercium undang. “Nah, di sini kadang kita
yang lebih keras lagi, yaitu aksi dari situasi ini, karena pendapatan
ke-12 tentang aturan pengungkapan memiliki keterbatasan,” katanya.
Rp1,4 triliun itu berasal dari

INSIDETAX 51
AEoI & Offshore Tax Evasion
Dinamika Perpajakan Global

INSIDETAX 53
Dinamika Perpajakan Global

DIREKTUR PUSAT KEBIJAKAN & ADMINISTRASI PAJAK OECD PASCAL SAINT-AMANS:

“Mereka Ini Agak


Kurang Sabar”
Sebanyak 15 Rencana Aksi Proyek Base Erosion and Profit Shifting
(BEPS) yang dirilis Organisation for Economic Co-operation and
Development (OECD) pada Oktober 2015 hingga kini terus bergulir.
Makin banyak saja negara yang bergabung dan mengadopsi rencana
aksi tersebut.
Namun, pada saat yang sama, lanskap
perpajakan global juga terus berderak.
Perkembangan ekonomi digital
kian membuncah, sementara di
ujung sana, Presiden AS Donald
Trump telah melempar agenda
reformasi pajak yang tentu saja
akan memicu respons kebijakan
pajak berbagai negara.
Lalu bagaimana prospek Proyek
BEPS? Untuk mengetahui
perkembangan terkini, InsideTax
khusus menemui arsitek Proyek
BEPS, Direktur Pusat Kebijakan
dan Administrasi Pajak OECD
Pascal Saint-Amans, di sela-sela
International Tax Conference 2017 di
Mumbai, 7-9 Desember
2017. Berikut
petikannya:

54 INSIDETAX
Dinamika Perpajakan Global

Bisa diceritakan awal mula dalam Multilateral Competent


proyek BEPS ini? BEPS ini untuk Authority Agreement (MCAA).
Jumlah ini juga masih akan
Dahulu peran OECD hanya terbatas kepentingan bertambah.
pada penyediaan prinsip-prinsip
mengenai interpretasi peraturan bersama, Untuk MLI, dengan adanya 71
negara yang sudah tanda tangan,
tertentu dan memperbarui model bukan untuk itu berarti akan ada lebih dari
konvensi pajak atau perjanjian
penghindaran pajak berganda menetapkan 1.200 Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) yang akan
(P3B), yang tujuannya untuk
menghindari pajak berganda bagi
peraturan direvisi. Kita harus akui bersama, 2
perusahaan. internasional tahun lalu, hampir tidak ada yang
menyangka bahwa MLI ini akan
Ketika saya menduduki posisi yang akan menuai respons seperti ini kan?
ini pada 2011, peraturan yang
ada tidak berjalan dengan baik. menyulitkan Dan dengan implementasi 4
Tapi sebaliknya, segera setelah situasi dunia Rencana Aksi BEPS yang dijadikan
standar minimal jelas akan bekerja
krisis keuangan global 2008,
negara-negara tax haven justru yang multipolar.” mengurangi perencanaan pajak
yang agresif, yang dalam 3 dekade
berkembang pesat. Kami melihat,
ini jadi modus banyak korporasi
ini tentu persoalan yang harus
multinasional. Faktanya dulu,
diselesaikan. multinasional merestrukturisasi banyak pemerintah yang tanpa
Jadi, proyek BEPS ini berangkat kembali alokasi laba dan aktivitas sadar ikut mendorong praktik ini.
dari krisis 2008 dan kian maraknya bisnis mereka. Masing-masing
rencana aksi itu juga disertai Kami melihat, sejak Proyek
perusahaan multinasional yang
sejumlah rekomendasi kebijakan BEPS dimulai, makin banyak
membayar pajak sangat rendah.
yang bisa diadopsi. negara membuat kemajuan
Mengambil tindakan saat itu
untuk memerangi praktik-praktik
adalah kebutuhan politik. Kami Kesulitannya adalah membuat penghindaran pajak. Sekarang ini
mulai timbang gagasan proyek negara-negara menyetujui misalnya, hanya tinggal satu negara
ini pada 2012, hingga akhirnya kesepakatan bersama dan saja yaitu Prancis yang masih
mendapatkan mandat dari G20 terutama, memberikan mereka bertahan menggunakan rezim pajak
pada 2013. instrumen hukum untuk khusus untuk pendapatan dari
Tentu ada beberapa kasus spesifik menerapkan standar ini. Itu kekayaan intelektual.
yang mendorong kami untuk segera sebenarnya yang paling sulit. Tapi
yang perlu digarisbawahi, semua Isu lain seperti alokasi laba Bentuk
merumuskan rencana aksi BEPS
yang kami lakukan adalah produk Usaha Tetap dan entitas hibrid,
ini. Kasus Starbucks di Inggris
konsensus. perkembangannya jelas terlihat.
yang waktu itu mengaku tidak
Ada laporan ditutupnya sejumlah
pernah membayar pajak dalam Itu yang perlu diingat. Ke-15 entitas hibrid milik korporasi
15 tahun terakhir barangkali Rencana Aksi BEPS berikut multinasional. Memang, belum
bisa disebut sebagai salah satu rekomendasinya itu merupakan lama ini saya juga mendengar ada
pemicunya. hasil dari negosiasi dan konsensus teknik baru yang dikembangkan
itu. Komite-komite kami terdiri untuk menyiasati kriteria entitas
Lalu apa tujuan dari atas berbagai perwakilan negara- hibrid ini.
Proyek BEPS? Apa negara bersangkutan, yang tentu
kesulitannya? saja memiliki kepentingan berbeda Mengenai isu Country-by-
sesuai dengan interest negaranya. Country Reporting (CbCR),
Seperti namanya, proyek ini
melawan erosi basis pajak dan Bagaimana kan masih diprotes?
pengalihan keuntungan. Idenya perkembangannya CbCR ini kan ditujukan untuk
adalah mengubah sistem pajak
yang ada dan menciptakan sistem sekarang? Apa manfaat mempromosikan kerja sama
antarnegara yang lebih baik.
yang baru untuk mengakhiri riilnya? Perusahaan mengungkapkan CbCR-
perencanaan pajak yang agresif
Setelah Oktober 2015 kami merilis nya ke otoritas pajak setempat,
oleh perusahaan multinasional.
Laporan Final 15 Aksi Proyek dan kemudian dikirimkan ke
Kami telah mengembangkan 15 BEPS, hingga kini sudah 71 negara otoritas pajak lain. Semangatnya ini
rencana aksi yang jika diterapkan yang menandatangani Multilateral keterbukaan, berbagi informasi, dan
bisa memaksa perusahaan Instrument (MLI), dan 113 negara semua negara setuju dengan ini.

INSIDETAX 55
Dinamika Perpajakan Global

Tapi memang CbCR ini tidak safe harbours, serta lebih banyak Untuk pertukaran informasi
diungkapkan ke publik. Inilah aturan penyederhanaan dan alokasi otomatis (Automatic Exchange of
yang diprotes, terutama oleh para laba. Kan itu sebetulnya kuncinya. Information/ AEoI) sudah dilakukan
LSM. Saya paham bagaimana di Berlin pada 2014.
frustasinya para LSM yang dahulu Mengenai masih adanya
berjuang mendorong diterapkannya perdebatan metode penentuan Secara total, sudah 103 negara
CbCR tetapi kini setelah terwujud transfer pricing antara arm’s menyepakati AEoI. Sebanyak 50
malah tidak memiliki akses untuk length principle (ALP) versus negara yang pertama menyepakati
memperoleh informasi tersebut. global formulary apportionment, menerapkannya tahun ini, sisanya
sejujurnya, apa lagi yang Anda menerapkan tahun depan. Saat
First of all, kita harus berterima pedulikan sepanjang praktik ini kami sedang membangun
kasih kepada kelompok masyarakat pemajakan berganda sudah suatu sistem jaringan yang
sipil yang memperjuangkan CbCR berhasil dihindari? memungkinkan pertukaran data
ini, meski harus segera kita akui keuangan yang mudah, cepat dan
ada ekspektasi mereka yang belum Pendukung terkuat dari ALP itu aman.
terpenuhi. Namun, perusahaan kan juga musuh terbesarnya, kan
di sisi lain juga tidak mau rahasia begitu? Mungkin mereka punya Dengan AEoI, kita akan tahu paling
bisnisnya terkuak, marginnya banyak trik dalam permainan tidak 5.000 individu dari 20 negara
diketahui. Ini kan juga perlu ini. Tapi isu pokoknya di sini yang memiliki penghasilan sekitar
dihormati. adalah, kita tidak bisa tinggalkan 85 miliar euro. Jadi, era BEPS
ALP, tetapi bahwa kita perlu sekarang ini adalah era kerja sama
Saya kira dengan kian masifnya sederhanakan itu, iya harus. Dan pajak dalam sebuah ‘permainan
keterbukaan ini, perusahaan metode profit split bisa membantu saling tukar‘ (game-changer) yang
multinasional pun pada akhirnya kita ke sana. meninggalkan hanya sedikit ruang
tidak punya pilihan lain. Melawan untuk para penghindar pajak.
keterbukaan sama artinya dengan Bagaimana dengan
melawan publik. Saya yakin ke pertukaran informasi Bagaimana dengan isu
depan perusahaan multinasional
akan secara sukarela membagi keuangan secara otomatis? pajak ekonomi digital?
CbCR-nya ke publik. Pertukaran informasi keuangan Perusahaan digital, menurut definisi
berdasarkan permintaan yang baru-baru ini, mereka ada di dunia
Isu transfer pricing kan dilakukan antarnegara telah di mana rantai nilai bisnisnya
juga belum tuntas dan diterapkan sejak 2009. Ini didasarkan pada aset tak berwujud
lebih dulu dari Aksi BEPS. (intangible asset). Pada isu ini,
masih ada perdebatan? kami telah menetapkan standar
Mengenai transfer pricing, harus untuk mengatasi masalah tertentu
seperti tempat pemungutan PPN di
diakui di berbagai negara sejumlah
rekomendasi dari Rencana Aksi BEPS sektor e-commerce.
BEPS masih belum sepenuhnya ini langkah Sistem perpajakan kita masih
berjalan dengan baik, dan dengan
berbagai rekomendasi tersebut pertama didasarkan pada konsep bisnis
yang stabil, berawal dari tahun
memang transfer pricing menjadi
objek yang kian kompleks.
menuju 1920-an. Mungkin sistemnya

Namun, data yang ada sejauh


konvergensi tidak lagi memadai, tapi kita
tidak perlu buru-buru membuat
ini menunjukkan, sejak Rencana pajak global, peraturan baru. Ekonomi digital
ini adalah subjek yang bergerak
Aksi BEPS digulirkan dan banyak
negara mengadopsinya, terlihat dengan dan kompleks, yang sulit dicapai
lebih banyak Prosedur Persetujuan kebijakan pajak konsensus.
Bersama (Mutual Agreement
Procedure/MAP) yang bisa internasional BEPS ini untuk kepentingan
bersama, bukan untuk menetapkan
diselesaikan dan dengan waktu
yang lebih efisien ketimbang
yang harmonis peraturan internasional yang akan
sebelumnya. dan menuju titik menyulitkan situasi dunia yang
multipolar. BEPS ini langkah
Yang pasti saya kira, jawaban kunci keseimbangan pertama menuju konvergensi pajak
global, dengan kebijakan pajak
dari pertanyaan tersebut sebetulnya
lebih bersandar pada berkurangnya
yang adil.” internasional yang harmonis dan
negara suaka pajak, bertambahnya menuju titik keseimbangan yang
negara yang menerapkan ketentuan adil.

56 INSIDETAX
Dinamika Perpajakan Global

Faktanya, Inggris dan afiliasi di negara dengan tarif Setelah AEoI, kami akan berupaya
pajak lebih rendah) melindungi kerahasiaan informasi
India kan berinisiatif yang dikirimkan.
sendiri? Ada beberapa hal yang kami
perhatikan dari RUU Pajak AS ini, Kami juga telah membentuk
OECD akan terus memantau misalnya konsekuensinya terhadap Forum Otoritas Pajak (Forum on
perkembangan ekonomi digital dan P3B dan Rencana Aksi BEPS 5. Tax Administration) yang bertemu
kami telah mengagendakan untuk Tentu ini perlu didiskusikan lebih setiap 18 bulan sekali. Dalam
membuat laporan untuk itu yang lanjut. Tetapi kami juga melihat forum tersebut, otoritas pajak
akan dirilis pada 2020. Tentu kami Kemenkeu AS terbuka dan bersedia negara-negara di dunia ini dapat
tidak bisa melarang otoritas pajak duduk bersama membicarakan melempar isu-isu yang mereka
negara-negara termasuk India dan rencana kebijakannya dengan kami. temukan dalam praktik, lalu
Inggris untuk berinisiatif mencari membahas solusi dan tren yang
solusi sebelum 2020. Lalu sifat disruptif RUU ini. berkembang.
Jelas ia punya dampak positif,
Namun, saya kira mereka ini seperti langkah menuju rezim Dialog Oslo misalnya. Itu dialog
bisa dibilang agak kurang sabar- perpajakan teritorial dan tarif yang menyatukan berbagai
lah. Kebijakan unilateral tentu PPh badan 20%. Tapi dengan institusi lintas bidang yang
boleh, selama tidak menimbulkan percepatan pembahasannya, juga memerangi pencucian uang
persoalan yang mencederai dengan menimbang berbagai (money laundering), yang sekaligus
pembayar pajak dan otoritas negara konsekuensinya, saya kira ada memfasilitasi kerja sama berbagai
lain. Inisiatif itu mungkin bisa banyak perbedaan yang harus lembaga dan untuk mengatur
meredakan ‘amarah’ publik, tapi segera diselesaikan. pertukaran informasi antara pakar
ia bukan merupakan solusi yang pajak dan pemangku kepentingan
tepat. Baik. Setelah BEPS, apa lainnya.
OECD sedang menyiapkan proyek masa depan OECD? Kami juga melibatkan negara
solusi jangka panjang, terutama Adakah inisiatif lain? berkembang. Seperti inisiatif
menyangkut ambang batas Tax Inspectors Without Borders
(threshold) yang bisa dipajaki Kami akan sibuk dengan penerapan yang kami rilis tahun 2015. Ini
dan alokasi labanya. Dalam standar BEPS, pengukuran merupakan kerja sama OECD
pertemuan April 2018, diharapkan keefektifan, serta perubahan dan United Nations Development
ada kesepakatan tentang prinsip perilaku perusahaan. Kami juga Programme untuk membangun
pemajakan ekonomi digital, yang akan terus berupaya memperbaiki kapasitas pemeriksaan pajak di
diusahakan bisa diterapkan melalui kebijakan fiskal dan keamanan negara-negara berkembang.
MLI. hukum bagi pembayar pajak.

Lalu bagaimana OECD


melihat reformasi pajak
AS?
Saya kira apa yang dilakukan
AS akan memberikan dampak
yang masif terhadap tingkat
pertumbuhan ekonominya. BEAT
(Base Erosion Anti-Abuse Tax) jelas
akan membuat korporasi asing
senang karena ini lebih baik dari
proposal sebelumnya, penyesuaian
pajak perbatasan yang kontroversial
itu.
(BEAT adalah program reformasi
pajak AS yang memungkinkan
IRS mengoreksi kemampuan
koporasi multinasional dalam
memanfaatkan skema pembayaran
lintas batas negara guna
menggeser labanya ke perusahaan

INSIDETAX 57
Dinamika Perpajakan Global

KETUA ITRAF INDIA PARTHASARATHI SHOME:

“GAAR Itu Bukan


Instrumen Penerimaan”
SOSOK Parthasarathi Shome telah menjadi figur populer di India dalam
beberapa tahun terakhir, setelah pada 2012 Perdana Menteri India Manmohan
Singh menunjuknya memimpin satu panel guna menyusun pedoman General
Anti Avoidance Rules (GAAR).
Panel yang populer dengan sebutan Shome Panel itu menyelesaikan tugasnya
hanya dalam 4 bulan. Namun, karena berbagai pertimbangan, Pemerintah
India menunda penerapan GAAR tersebut hingga 1 April 2017. Lalu, apa
pandangannya terhadap kompleksnya perbedaan GAAR pada banyak negara?
Di sela-sela International Taxation Conference di Mumbai awal Desember lalu,
Chairman International Tax Research and Analysis Foundation (ITRAF) India yang
telah memberi advis perumusan kebijakan perpajakan ke lebih dari 35 negara
ini, menerima InsideTax untuk sebuah wawancara. Petikannya:

Dalam GAAR beberapa negara disebut bahwa manfaat


pajak pada tax treaty (P3B) tidak diberikan jika
‘tujuan utama atau salah satu tujuan utama’ transaksi
adalah untuk mendapatkan manfaat itu. India hanya
memakai frasa ‘tujuan utama’. Kenapa?
Saya sangat mendukung frasa ‘tujuan utama’ digunakan dalam
GAAR. Tidak seharusnya frasa ‘tujuan utama atau salah satu tujuan
utama’ digunakan. Pada mayoritas transaksi atau pengaturan bisnis
untuk tujuan komersial, didapatkannya manfaat pajak merupakan hal
lumrah.
Apabila otoritas pajak berpendapat bahwa adanya manfaat perjanjian
penghindaran pajak berganda (P3B) dari suatu transaksi menyebabkan
wajib pajak memenuhi kriteria ‘salah satu tujuan utama’, hal
tersebut tidak dapat diterima. Tentu ada manfaat P3B yang
didapatkan.
Pemerintahnya sendiri yang sudah merancang
agar suatu transaksi yang telah memenuhi kriteria
tertentu dapat menerima manfaat P3B. Selama
manfaat P3B bukan menjadi tujuan utama suatu
transaksi, maka seharusnya manfaat P3B tetap
dapat diberikan.
Selain itu, dengan hanya berfokus pada
tujuan utama, otoritas pajak akan lebih
mudah dalam melakukan pengujian

58 INSIDETAX
Dinamika Perpajakan Global

karena terdapat panduan yang satu tujuan utama’, karena itu instrumen untuk menghimpun
jelas. Apabila terbukti tujuan merupakan bagian dari pekerjaan atau menggenjot penerimaan
utama suatu transaksi adalah mereka. Hal ini akan menyebabkan negara, melainkan instrumen untuk
untuk mendapatkan manfaat P3B, investor dengan tujuan utama menangkal praktik penghindaran
manfaat P3B tidak dapat diberikan. komersial dalam beroperasi di pajak. Di situlah GAAR harus
negara tersebut terkena GAAR. ditempatkan.
Lalu kenapa masih banyak
negara memilih frasa Saat memberikan advis ke Mengenai data Panama
‘tujuan utama atau salah berbagai negara, biasanya Papers atau Paradise
satu tujuan utama’? apa rekomendasi Anda? Papers. Pendapat Anda?
Saya pikir banyak negara mengacu Secara umum, saya selalu Saya kira otoritas pajak di seluruh
pada Inggris. Seharusya negara- menekankan kesederhanaan dunia harus ‘berhati-hati’dalam
negara itu perlu melihat lebih jauh. kepada otoritas pajak di negara- menggunakan data-data bocoran
Di Inggris, mereka menggunakan negara tersebut dalam penyusunan seperti itu. Harus kita akui, data-
frasa ‘tujuan utama atau salah ketentuan-ketentuan pajak untuk data ‘bocoran’ tersebut memiliki
satu tujuan utama’ karena definisi memotivasi kepatuhan pajak secara manfaat seperti adanya informasi
dari penghindaran pajaknya sangat sukarela (voluntary compliance). mengenai penghindar pajak
sempit, yakni tax abuse. dan merupakan disinsentif bagi
Apabila Anda memiliki struktur penghindar pajak di kemudian hari.
Sebaliknya, definisi ‘tujuan utama pajak yang kompleks, lalu
atau salah satu tujuan utama’ ditambah dengan aturan pajak yang Akan tetapi, saya melihat bahwa
di Inggris sendiri sangat luas. rumit, tentu dengan sendirinya hal hukum yang disusun saat adanya
Jadi, negara-negara tidak dapat tersebut akan membuat wajib pajak krisis selalu mengandung banyak
memberikan definisi yang luas sulit dalam mengikuti peraturan overreaction. Perhatikan, data-data
terhadap ‘penghindaran pajak’ dan pajak yang ada. di Panama Papers atau Paradise
‘tujuan’ secara bersamaan. Papers diterbitkan oleh pihak-pihak
Ini berlaku untuk seluruh jenis tanpa nama atau anonymous.
Dalam merancang kebijakan pajak, yaitu pajak penghasilan
perpajakan, banyak negara yang maupun pajak pertambahan Selain itu, data-data tersebut tidak
mengambil dan mencampur nilai. Jadi, yang ingin saya lengkap, seperti tidak adanya
ketentuan-ketentuan yang menurut katakan, penyederhanaan ini tidak data rekening bank, dan terdapat
mereka paling ketat dari berbagai hanya berlaku bagi kebijakan kesenjangan waktu antara data
negara. Hal ini menghasilkan pajak, namun juga administrasi yang ada dan saat diterbitkannya.
ketentuan yang sangat ketat yang perpajakan. Hal ini seolah-olah terdapat
hanya akan memberatkan baik agenda-agenda pihak tertentu
Mengenai GAAR, di semua negara, dalam perilisan data tersebut ke
pihak wajib pajak maupun otoritas. kepastian pajak menjadi faktor publik.
sangat penting. Untuk alasan
Maksudnya? itu pula kenapa Shome Panel
Kebijakan perpajakan harus
merekomendasikan penggunaan Jadi bagaimana
frasa ‘tujuan utama’ dalam GAAR seharusnya otoritas pajak
dirancang secara hati-hati, India, bukan ‘tujuan utama atau
terutama bagi negara berkembang, salah satu tujuan utama’. memanfaatkan data
termasuk Indonesia, terkait dengan tersebut?
kepentingan negara untuk menarik
Saya mendukung adanya
investor. Tidak jarang ketentuan Selain kepastian, apa lagi pemeriksaan pajak dengan
pajak di negara berkembang yang Anda sarankan?
dirancang untuk menarik menggunakan data-data yang
investor. Sebaliknya, investor pun Kepastian dalam ketentuan ditemukan oleh otoritas. Namun
menjadikan manfaat P3B sebagai dan prosedur GAAR itu perlu demikian, pendekatan pemeriksa
salah satu pertimbangan investasi. didukung dengan otoritas pajak pajak dalam menggunakan data
yang memiliki kemampuan dan ‘bocoran’ harus rasional dan tidak
Frasa ‘salah satu tujuan utama’ ini pengetahuan untuk menerapkan bersifat reaktif.
membingungkan dan memberikan GAAR dengan baik. Terkait dengan
otoritas pajak wewenang yang GAAR maupun praktik perpajakan Penelitian yang lebih dalam
tidak perlu. Otoritas pajak tidak internasional secara keseluruhan. terhadap data-data ini harus
akan peduli dengan investasi ke Bagaimanapun, GAAR ini tidak dilakukan. Tekanan besar dari
Indonesia atau produk domestik berdiri sendiri. Ia kan ada dalam publik dan liputan media tidak
bruto. Bukan itu tugas mereka. konteks perpajakan internasional. boleh memengaruhi prosedur
pemeriksaan. Fiskus tetap harus
Mereka hanya akan fokus untuk Saya juga selalu mengingatkan independen. Intinya, kadar
membuktikan terpenuhinya kepada otoritas pajak di manapun, konsumsi data-data ‘bocoran’ oleh
frasa ‘tujuan utama atau salah bahwa GAAR bukan merupakan otoritas pajak harus dikontrol.

INSIDETAX 59
Dinamika Perpajakan Global

DIREKTUR PERPAJAKAN INTERNASIONAL DJP JOHN HUTAGAOL:

“Kami Tidak Akan


Sembarangan Memajaki
Transaksi Ekonomi Digital”
PERUBAHAN lanskap perpajakan global yang antara lain ditandai dengan
maraknya digital economy telah memaksa berbagai negara untuk bersama-sama
merumuskan formula guna menyesuaikan kebijakan perpajakannya.
Lalu bagaimana perubahan lanskap itu memengaruhi kebijakan perpajakan
Indonesia? Apa respons yang akan diambil? Untuk menjawab pertanyaan ini,
InsideTax mewawancarai Direktur Perpajakan Internasional Ditjen Pajak Poltak
Maruli John Liberty Hutagaol. Petikannya:

Bisa Anda jelaskan perubahan lanskap perpajakan


internasional yang terjadi saat ini?
Perubahan lanskap perpajakan internasional yang terjadi
sekarang itu disebabkan oleh tiga faktor. Pertama, globalisasi di
semua aspek, sektor maupun bidang, politik, sosial, pendidikan
dan lainnya. Globalisasi ini juga memberikan dampak yang
signifikan terhadap perpajakan internasional.
Kedua, faktor underground economy itu besarannya
bervariasi seperti di negara-negara maju itu bisa sampai
15%, terhadap PDB, sementara di negara berkembang
berkisar antara 15-20% terhadap PDB. Jadi masih banyak
faktor ekonomi yang seperti itu.
Ketiga, yang paling dominan ini, yaitu kemajuan teknologi.
Ini sangat dahsyat, tidak hanya memengaruhi international
taxation landscape, tapi ini juga mempengaruhi dua faktor
sebelumnya. Dia punya pengaruh multidimensi, contohnya
globalisasi yang dipengaruhi teknologi, makanya kita kenal
digital economy.
Digital ekonomi ini juga memengaruhi underground economy,
hingga karakternya bergeser dari semula uang tunai
menjadi digital currency. Itu artinya tantangan
baru bagi otoritas pajak di dunia
termasuk di Indonesia. Maka ketiga
faktor itu lah yang pengaruhi
lanskap perpajakan internasional.

60 INSIDETAX
Dinamika Perpajakan Global

Bagaimana DJP merespons tahun depan itu akan terwujud Lalu teknologi tukar data, simpan
perubahan lanskap ini? keseragaman, jadi tidak ada data, SOP, dan regulasinya. Jadi
pendekatan berbeda untuk tidak hanya pertukaran, tapi
Pokok yang harus dilakukan itu,
membasmi praktik itu. bagaimana data itu disimpan dan
pertama, kami harus tahu apa
digunakan. Ini yang kami siapkan.
problem kami. Baru kami tahu Tapi di sisi lain, kami juga Kami tidak tahu apa yang akan
siapa yang akan kami hadapi. menginginkan tax certainty, yang terjadi setelah dilaksanakan. Bisa
Nah, di dunia internasional itu memang penting bagi wajib pajak. saja nanti ada air bah informasi
terdapat forum internasional Karena itu, kami berikan jaminan keuangan, kalau sistem IT kami
komunitas otoritas pajak, Forum Tax bahwa wajib pajak benar-benar hang kan gawat.
Administration (FTA). terlindungi dalam memenuhi
kewajiban perpajakan. Prinsip Soal infrastruktur IT-nya saat
Ternyata problem kami dan problem
pendekatannya harus sama, ini ini, saya belum berani bilang
semua anggota FTA itu sama,
yang mau dibangun oleh semua infrastruktur DJP belum siap. Yang
yaitu dampak yang ditimbulkan
anggota otoritas pajak dunia. tidak setuju tentu mereka kalangan-
dari terjadinya perubahan lanskap
kalangan itu akan takut, itu yang
tadi. Ternyata hampir semua kantor
Apa assessment Anda untuk akan diciptakan DJP, Semakin
pajak dunia mengalami informasi
terbuka dan tidak ada lagi ruang
terbatas mengenai transaksi bisnis situasi perpajakan global sembunyi atau ‘bermain-main’.
yang dilakukan wajib pajak, justru tahun depan?
di tengah era digitalisasi. Tantangan tahun depan akan lebih
berat karena lanskap ekonomi yang Apa agenda pajak
Kedua, problem kami masih sama, internasional DJP tahun
bahwa agressive tax planning itu berbeda. Isu politik jadi hal utama.
Lalu ekonomi global belum tunjukan depan?
ternyata telah menggerus potensi
penerimaan pajak di semua anggota perbaikan menyeluruh yang akan Penguatan regulasi, yang belum
FTA. Perubahan lanskap ini ternyata berimbas kepada ekonomi kita. clear ya kami clear-kan, penegasan
semakin memberi ruang untuk Harga komoditas belum juga pulih. kami berikan, petunjuk pelaksanaan
agressive tax planning, karena regulasi ya akan kami lakukan,
Namun, beberapa agenda tidak bisa terkait AEoI BEPS maupun tax
swasta ternyata sudah mengadopsi ditunda lagi. April 2018 itu nanti
teknologi yang lebih canggih. certainty law dalam e-commerce,
pertama kali dijalankannya AEoI ini yang kami harus siapkan dalam
Sementara itu, otoritas pajak sudah untuk domestik atau nasabah lokal, beberapa bulan ke depan. Selain
ketinggalan, jadinya timbullah gap jadi pelaporannya itu bisa dilakukan regulasi, juga bagaimana kami
yang dimanfaatkan untuk akrobat April 2018. Lalu September 2018 mengembangkan teknologi IT
penghindaran pajak, termasuk awal, itu mulai AEoI internasional administrasi perpajakan.
agressive tax planning. Di sisi yang diikuti 101 negara.
lain, kebijakan perpajakan yang
bervariasi antarnegara juga
Masalahnya mungkin lebih pada Ada rencana meregulasi
sisi administrasi pengelolaan dan e-commerce seperti di India?
turut memberikan ruang pemanfatan data sesuai tujuan. Jadi
bagi agressive tax DJP tidak akan terbitkan peraturan
isunya bagaimana memanfaatkan
planning. yang berlawanan dengan prinsip
ini. Makanya, banyaknya data yang
internasional untuk bisa memajaki
masuk bisa menjadi konfirmasi
e-commerce seperti yang dilakukan
Bagaimana cara untuk dieksekusi jadi penerimaan
India. Tak mungkin. Kami akan
mengatasi problem bersama pajak. Ini tugas kami di DJP.
tetap ikuti international best
itu? practice, dalam inclusive framework
Asimetri informasi itu perlu Seberapa siap DJP on BEPS untuk finalisasi standar
di-counter dengan mendorong menerima dan mengelola pemajakan digital ekonomi 2020.
keterbukaan informasi keuangan pelaksanaan AEoI?
untuk tujuan perpajakan. Kami akan Kami tak akan sembarangan
Kami harus benahi regulasi dulu. memajaki e-commerce. Kita
lebih intensif dan agresif melakukan Kami punya UU, PMK, tapi kami
pertukaran informasi. Harus harus ikuti aturan yang berlaku,
terus melakukan penguatan bukan berarti potensi pajak hilang,
dibangun komitmen bersama dalam sampai dengan Perdirjen hingga
menerapkan standar perpajakan sepanjang DJP beserta institusi
Surat Edaran. Semua itu untuk pemerintah lainnya bekerja sama
internasional untuk menyelesaikan penegasan dan guidance, kami
permasalahan tadi. dan sinkronisasi supaya ciptakan
akan sempurnakan PMK agar iklim yang kondusif tadi, yakinlah
Inilah yang disebut Rekomendasi lebih sinkron dengan apa yang tidak akan ada pajak yang hilang.
Aksi BEPS 1-15. Paling tidak seharusnya terjadi.

INSIDETAX 61
Edukasi Pajak

Bersiap Sebelum
Momentum Terlewat

KEPATUHAN wajib pajak akan meningkat seiring peningkatan edukasi


perpajakan. Bonus demografi usia produktif pada 2020-2030 jangan sampai
terlewatkan.

A
PA hubungan antara Ditjen Pajak (DJP) dan
selebritis? Tidak ada sebenarnya. Tapi dalam kasus Kemarin aku ke kantor pajak. Karena lalai, maka aku memenuhi
panggilan KPP Pondok Aren. Awalnya sih agak deg2 an jg ya
tertentu, DJP bisa dibilang akan sangat terbantu ke kantor pajak. Selama ini kan image nya ktr/org pajak itu
oleh tindakan sang selebritis. Apalagi jika selebritis ‘menyeramkan’.
ini memiliki banyak penggemar sekaligus pengikut Tp ternyata ktr/org pajak ngga se serem yg aku bayangin. Malah
(followers) pada akun media sosialnya. aku dan adik ku dikasih edukasi ttg pajak. Jujur aja selama ini aku
ngga terlalu aware sama pajak. Dan terlalu menggampangkan/
November lalu misalnya, hanya karena bergantung sama manager/keluarga. Padahal kl mau ngurusin
seorang Revalina S Temat, 32 tahun, sendiri jg bisa kok. Di ktr pajak itu,kita sangat di mudahkan kl
mau nanya2 atau belajar ttg pajak. Jadi buat temen2 yg msh
mengungkapkan pengalaman ke kurang jelas atau kurang paham soal pajak, dateng aja ke ktr
kantor DJP di instagramnya yang pajak terdekat. In shaa Allah mrk siap membantu :)
diikuti lebih dari 800.000 followers, Terima kasih ya Pak Sunarko, Pak Purba, Pak Basit dan Pak
para kaum muda pengagum aktris Umar atas ilmunya kmrn. Team heboh yg bikin ngga berenti
sinetron itu mendapat bonus ketawa:D Kalo nanti ada yg kurang jelas, kita tanya2 lg yaa.
pengetahuan bahwa DJP bukanlah
Salam 1 jiwa!
institusi ‘seram’.

62 INSIDETAX
Edukasi Pajak

Pengalaman sederhana Revalina terkait dengan tingkat kepatuhan besar berupa bonus demografi.
itu, yang ia tulis dengan bahasa pajak. Survei Global OECD pada
gaul di akun instagramnya, ternyata 2015 lalu misalnya, menunjukkan Berdasarkan sensus Badan Pusat
menuai respons luar biasa dari betapa pendidikan pajak bisa jadi Statistik 2010, pada 2020-2030
penggemar. Komentarnya disukai mekanisme yang efektif untuk Indonesia akan menikmati bonus
lebih dari 3000 akun. Banyak yang menciptakan kesadaran masyarakat demografi berupa tingginya angka
berkomentar positif, baru tahu membayar pajak. usia produktif (15-64 tahun). Tidak
bahwa berurusan dengan pajak tanggung-tanggung, rasio usia
tidak ‘seram’ dan lain sebagainya. Untuk mencapai itu semua, negara produktif dibandingkan dengan
seperti Bangladesh, Rwanda dan usia non-produktif diprediksi akan
Dalam literatur dunia periklanan, Guatemala, menciptakan Hari mencapai 70:30.
ada yang disebut endorser, yaitu Pajak dan Festival Pajak. Nigeria
pihak yang menyebarluaskan menayangkan sinetron bertema Ini artinya, sampai 70% populasi
informasi sekaligus membujuk pajak di televisi, sedang Brasil dan Indonesia pada 2020 nanti, yang
publik untuk mengamini opini yang Maroko memasukkan kurikulum jumlahnya diperkirakan 180 juta
ia sampaikan. Terkadang apabila edukasi pajak dari tingkat sekolah orang, merupakan usia pekerja
sangat cocok, peran endorser bisa dasar hingga perguruan tinggi. yang memiliki penghasilan. Bisa
kelewatan mendongkrak opini atau dibayangkan betapa besarnya
penjualan. Hasilnya pun terlihat. Tax ratio sumber penerimaan pajak pada
Brazil misalnya mencapai masa bonus demografi itu apabila
Di Indonesia misalnya, salah satu 16,2%. Maroko lebih kelewatan kepatuhan wajib pajak bisa
endorser paling fenomenal adalah lagi. Negara Afrika itu berhasil ditingkatkan.
Mbah Maridjan, yang sangat sukses menggenjot tax ratio mereka pada
mendongkrak popularitas minuman 2016 menjadi 28,5%, hampir Namun sebaliknya, bisa juga
berenergi merk tertentu. Demikian mendekati rata-rata tax ratio negara sekaligus dibayangkan, bagaimana
suksesnya sampai ia tetap menjadi OECD yang sebesar 34,6%. ambruknya penerimaan pajak
endorser produk itu meski sudah dan kondisi fiskal kita seandainya
meninggal, hingga sering dijadikan Indonesia jelas tidak boleh pada era bonus demografi tersebut
tema skripsi. ketinggalan. Dengan tax ratio muncul, tax ratio Indonesia masih
yang terpuruk pada level 10,3% tetap 10,3% alias tak beranjak dari
Tapi endorser tentu bukan cuma per 2016, Indonesia sebenarnya posisi sekarang.
pengiklan. Ia juga bisa berfungsi masih punya banyak potensi untuk
sebagai agen pendidikkan. meningkatkan kepatuhan. Terlebih, Sudah banyak kalangan yang mulai
Dalam kasus Revalina, ia sekitar 10 tahun ke depan, bersiap menyambut kedatangan
membantu menjelaskan kepada Indonesia akan mendapatkan rezeki generasi bonus demografi tersebut.
khalayak bahwa mengurus Tidak cuma industri, bahkan juga
pembayaran pajak tidak
sulit apalagi seram, dan bisa
diurus sendiri tanpa harus
menggunakan jasa pihak
ketiga.
Gambaran itu, yang
disampaikan Revalina
dalam langgam dan bahasa
zaman now kepada para
penggemarnya yang
berusia muda, adalah
contoh sederhana betapa
strategi edukasi perpajakan
sebenarnya bisa dilakukan
secara efektif tanpa harus
pakai ribet.

Bonus Demografi
PENDIDIKAN pajak menjadi
hal yang penting, karena itu

INSIDETAX 63
Edukasi Pajak

partai politik, yang menyadari masyarakat dibandingkan dengan pada 2014 dan 2016, kegiatan
bahwa pada pemilu 2019 nanti, kesadaran membayar pajak. Hal Pajak Bertutur pada 2017,
pemilih akan didominasi oleh ini karena instansi terkait di bidang perluasan inklusi kesadaran pajak
para pemilih pertama yang baru tersebut antara lain memang lebih di perguruan tinggi pada tingkat
melewati usia 17 tahun. agresif mengampanyekan kesadaran kanwil pada 2018, implementasi
bahaya korupsi dan narkoba. menyeluruh di semua perguruan
Karena itu, bisa dibilang Ditjen tinggi pada 2019, dan implementasi
Pajak memiliki tantangan, bahkan Lantas bagaimana dengan pajak? di semua jenjang pendidikan pada
juga ancaman, seandainya tidak Masih butuh banyak perbaikan, 2020.
siap menghadapi generasi muda meski upaya ke sana sudah
yang akan menjadi basis wajib pajak berjalan. Pada 2014 lalu misalnya, Tujuan dari program jangka panjang
baru. “Dengan bonus demografi Kementerian Keuangan bersama ini adalah membangun generasi
ini, edukasi pajak menjadi sangat Kementerian Pendidikan dan sadar pajak pada 2045 kelak.
menentukan,” kata Kepala Badan Kebudayaan menandatangani MoU Generasi ini akan menjadikan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan pengajaran materi kesadaran pajak kepatuhan membayar pajak sebagai
Kemenkeu Astera Primanto Bhakti. kepada para siswa sekolah dasar. bagian internal dari nilai-nilai pribadi
mereka, yang akan terus dibawa di
Untunglah DJP juga cepat beraksi, Dua tahun kemudian MoU serupa mana pun mereka kelak berkarya.
meski mereka juga menyadari juga diteken dengan Kementerian
respons tersebut masih kalah cepat Riset, Teknologi, dan Pendidikan Jika berhasil, generasi ini akan
dibandingkan dengan lembaga Tinggi, agar edukasi pajak jadi malu seandainya menjadi free rider,
lain. Hal ini diakui oleh Direktur bagian dari materi Mata Kuliah alias mereka yang tidak bayar pajak
Penyuluhan, Pelayanan, dan Wajib Umum (MKWU). DJP tapi dengan enaknya menikmati
Hubungan Masyarakat DJP Hestu kemudian juga menyusun sendiri pembangunan. Generasi sadar pajak
Yoga Saksama. buku materi MKWU untuk ini akan menganggap kepatuhan
dipergunakan para dosen. membayar pajak tidak cuma bagian
“KPK dan BNN sudah lebih dulu dari nilai nasionalisme, tapi juga
melirik aspek pendidikan,” jelasnya Sebagai tindak lanjut dari nilai religiusitas.
saat memberikan presentasi dalam program tersebut, Agustus lalu
acara sosialisasi inklusi kesadaran juga dilancarkan program ‘Pajak Profesionalisme Internal
pajak di hadapan 37 wakil Bertutur’, yang melibatkan
perguruan tinggi di wilayah Jakarta, 110.000 siswa dari SD hingga APABILA ke eksternal DJP tampil
Banten dan Jawa Barat, November perguruan tinggi. Dalam paparan dengan edukasi bagi publik, maka
2017. yang disampaikan Hestu Yoga, ke internal, DJP juga dituntut untuk
visi program edukasi ini memang meningkatkan profesionalisme
Harus diakui, kesadaran akan sistematis dan jauh ke depan. dan kapasitas SDM-nya. Visi ini
bahaya korupsi dan narkoba saat ditunjukkan dengan pembentukan
ini memang sudah lebih meluas di Dimulai dari penandatangan MoU Tim Reformasi Perpajakan yang

DDTC Academy turut serta melakukan literasi perpajakan kepada para mahasiswa Universitas Tarumanagara di theatre class DDTC.

64 INSIDETAX
Edukasi Pajak

Timeline Program Inklusi Kesadaran Pajak


• 2018
MoU berbagai pihak,
Implementasi di perguruan
tinggi se-Indonesia, Materi • 2020
pajak dalam pendidikan Implementasi penuh
• 2014-2016 dasar dan menengah di seluruh jenjang,
Kajian, MoU Kemendikbud, (dikdasmen), kampanye, kampanye, monitoring
Materi literasi monev dan evaluasi

• 2017 • 2019
MoU Kemenristekdikti- Materi pajak dalam
Kemendikbud, Training dikdasmen, kampanye,
of trainers, Bimtek dosen monitoring dan evaluasi
se-Indonesia, Materi literasi,
kampanye, monitoring dan
evaluasi
Sumber: Ditjen Pajak, 2017

dipimpin Staf Ahli Kemenkeu (AR), hingga wajib pajak bukannya kepribadian, jiwa sosial, komunikasi
Bidang Kepatuhan Pajak Suryo paham malah menjadi semakin dan perilaku, dengan kompetensi
Utomo. bingung hingga akhirnya tidak keras (hard skill competency) yang
berani mengambil keputusan. saling melengkapi, yaitu berupa
Menurut Suryo, tim reformasi pajak keahlian spesifik di bidang tertentu.
yang akan bekerja sampai 2020 ini Berbagai keluhan tersebut
akan fokus pada penegakan lima sebetulnya menunjukkan bahwa Pasalnya, semata menekankan
pilar perpajakan, yaitu organisasi, SDM DJP masih harus ditingkatkan, pada hard competency akan
sumber daya manusia, teknologi terutama ketika berhadapan dengan menghasilkan SDM yang ahli
informasi dan basis data, proses transaksi yang belum diatur secara tapi berisiko cacat dalam aspek
bisnis, dan terakhir peraturan spesifik dalam undang-undang. lain seperti dalam integritasnya.
perundang-undangan. Dibutuhkan fiskus dan AR yang Sebaliknya, setakwa apapun AR
tidak saja berpengalaman, tapi juga atau Penelaah Keberatan, ia tidak
Secara sederhana, tujuan reformasi berpengetahuan luas. akan bisa banyak berkontribusi
perpajakan ini adalah peningkatan apabila tidak cakap dalam hard
tax ratio pada 2016 menjadi 15% Berbagai upaya ke sana memang competency.
pada 2020. “Untuk itu, salah sudah dilakukan. DJP misalnya
satu target reformasi pajak adalah sudah beberapa kali bekerja sama Begitu pula dengan Pusdiklat
bagaimana membuat institusi dengan pihak ketiga dalam rangka Kemenkeu, yang sudah
ini lebih kredibel dan dipercaya peningkatan kapasitas SDM. Kantor- mengembangkan Corporate
masyarakat,” katanya. kantor pajak juga rutin menggelar University dan aktif memanfaatkan
pelatihan-pelatihan internal bekerja media sosial guna menyebarluaskan
Harus diakui, problem DJP di sama dengan berbagai pihak. berbagai materi edukasi pajak ke
bidang organisasi dan SDM cukup publik sekaligus merumuskan materi
pelik. Kadang ada fiskus yang keder Selain itu, road map pembangunan pendidikan yang tepat guna bagi
berhadapan dengan wajib pajak SDM di lingkungan DJP juga SDM di internal Kemenkeu.
besar yang diwakili para konsultan sudah ada sejak 2011, melalui
pajak asing yang berpengalaman, Keputusan Dirjen Pajak Nomor “Tantangan yang kami hadapi berat,
sampai-sampai ia perlu menelpon Kep-233/PJ/2011 tentang Cetak baik yang ke internal maupun ke
rekannya seorang konsultan pajak Biru Manajemen SDM DJP yang eksternal. Zaman berubah, dan
lokal untuk melawan argumen mengatur pengelolaan SDM mulai perubahan itu tidak bisa menunggu.
mereka. pengembangan keahlian, jenjang Kalau kami tidak berbenah
karir, hingga penghargaan. sekarang, ya akan ketinggalan
Beberapa kali keluhan juga masih karena hasil yang kami peroleh
disampaikan, misalnya tentang Di Pusdiklat Pajak sendiri, tidak akan ada bedanya,” pungkas
perbedaan saran dan rekomendasi pengembangan SDM juga sudah Astera Primanto.
yang diberikan oleh sesama memperhatikan unsur kompetensi
petugas Account Representative lunak (soft competency) seperti

INSIDETAX 65
Edukasi Pajak

KEPALA BPPK KEMENKEU ASTERA PRIMANTO BHAKTI:

“Birokrasi Harus Lentur”


MENGEDUKASI orang gampang-gampang susah. Apalagi untuk topik yang
berat seperti pajak dan bea cukai. Belum lagi mengedukasi orang yang benar-
benar awam. Padahal, semua itu adalah prasyarat meningkatnya kepatuhan
perpajakan, yang pada gilirannya memperkuat penerimaan.
Lalu apa terobosan yang dilakukan Kemenkeu untuk menyiasati situasi pelik
ini? Untuk menggali lebih jauh persoalan tersebut, November lalu, InsideTax
menemui Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Astera
Primanto Bhakti untuk sebuah wawancara. Petikannya:

Kabarnya BPPK sudah ‘berubah’ jadi corporate university?


Iya memang, kami sekarang sudah bertransformasi menjadi corporate
university (Corpu), begitu pula insitusi pusdiklat di lingkungan Kemenkeu.
Dengan Corpu ini, kami banyak memanfaatkan teknologi. Kenapa Corpu,
karena dia menutup kelemahan yang ada pada lembaga diklat tradisional.
Misalnya, tidak adanya keselarasan antara yang dipelajari dan yang
ditangani. Diklat tradisional juga seringkali tidak berdampak signifikan
terhadap proses bisnis yang dijalankan. Dalam Corpu, sebuah diklat
dirancang agar pegawai dan institusi sama-sama memetik manfaat.
Corpu ini punya tiga pilar utama, yaitu Politeknik Keuangan Negara
STAN, lalu ada akademi untuk training leadership, dan college yang
dilakukan pusdiklat di lingkungan Kemenkeu. Jadi Corpu ini didesain
selain untuk melayani intern Kemenkeu juga untuk melayani ke luar.
Ketiga pilar ini punya pendekatan berbeda. Untuk leadership
misalnya, itu pendekatannya peserta diklatnya yang di-blend, tetapi
untuk college, itu ilmunya yang di-blend. Ini semua hasilnya akan luar
biasa karena dari segi knowledge dia akan menjadi lebih lengkap.

Bagaimana menggerakkan pilar-pilar itu tadi?


Dengan desain Corpu ini, kami
memiliki Knowledge Learning
Center yang berbasis web,
www.klc.kemenkeu.go.id.
Ini salah satu pendukung
Corpu. KLC ini wahana
pembelajaran online.
Banyak sekali sesuatu
yang tutorial
dan informasi
baik kebijakan
maupun yang
implementatif.

66 INSIDETAX
Edukasi Pajak

Kami kemas itu secara simpel untuk kebutuhan, ya kita penuhi. Untuk Kalo untuk internal itu lebih
memudahkan orang paham. Kami mengedukasi, birokrasi harus lentur, membutuhkan sesuatu yang
juga sudah well connected dengan tanpa melanggar aturan, tanpa integrated, berbeda untuk eksternal
sosial media. Mau tahu hal-hal mengubah struktur organisasi. yang membutuhkan sesuatu yang
tentang pajak atau keuangan yang lebih mudah dikunyah.
rumit dengan cepat dan mudah, Itulah sebabnya kami juga
masuk saja ke akun kami di melakukan rebranding. Ini agar Makanya tahun depan kami akan
Youtube, atau BPPK TV. semua orang tahu. Logo pun kita lebih masif dengan berbagai hal
buat. Logo yang Kemenkeu tetapi tadi. Diklat internal jalan, eksternal
Selain itu, kami punya yang kita standarkan layanan seperti juga jalan. Open class yang tadinya
namanya community of practice layaknya learning centre yang cuma sekian dan kapasitas akan
(COP). Jadi ini stakeholder BPPK bonafide, punya web base yang bisa ditambah, variasi topik juga akan
yang kami bangun menjadi satu diandalkan, dan sebentar lagi kita lebih banyak, dan akan lebih
komunitas. Mereka inilah yang punya aplikasi di Android. banyak mengundang pihak luar
memberi feedback saat kami untuk ikut mewarnainya.
merancang kurikulum, sehingga Soal diklat ke luar. Bisa
diklat itu akan selalu update. Ini sudah kita mapping, bahkan
dijelaskan? sampai detail. Untuk menjamin
Mengenai diklat ke luar Kemenkeu, itu bisa jalan berkelanjutan, kami
Apakah model Corpu ini ini sebenarnya kami sudah lakukan. buat blueprint dan timeline untuk
lebih efektif meningkatkan Porsinya sekarang sudah mencapai short/medium term-nya. Termasuk
profesionalisme aparat? 30%. Misalnya diklat untuk pengembangan pegawai. Para
Pendekatan ini sebenarnya anggaran dan perbendaharaan, dosen itu tidak boleh lagi punya
pendekatan yang paling update itu kita lebih banyak melayani pengetahuan itu-itu saja. Mereka
untuk mengedukasi orang. Kan kementerian/lembaga lain. Bahkan juga harus cross knowledge.
kuncinya orang comply itu paham. ada universitas yang minta. Kami
Kalau sudah paham dia bakal mau. melihat, permintaan ke depan dari Apakah semua itu tidak
Nah, kalau sudah mau, dia patuh. eksternal ini semakin banyak. terlalu muluk-muluk?
Kami sudah menjadi anggota World Begini. Banyak universitas itu
Corporate University Union. Jadi Apa rencana BPPK untuk menawarkan berbagai pendekatan
platform yang kita pakai itu benar- diklat ke luar ini? pendidikan yang baru. Mereka
benar yang terkini. Dengan cara ini, Harus diakui, tantangan ke luar seperti berlomba-lomba menjadi
karena Corpu ini kan diuji, ia bisa ini lebih besar. Sifatnya kan lebih worldclass university, tapi nyatanya
diyakini lebih efektif meningkatkan dinamis ketimbang internal. Tapi hasilnya ya begitu-begitu saja. Kami
profesionalisme aparat ketimbang harus tetap disiapkan. Berbagai lebih simpel, lakukan sesuai yang
model sebelumnya. kebutuhan kita petakan. Inilah dibutuhkan, dari pembelajaran.
untungnya kami memiliki COP, jadi
Dari luar kan ada masukan, ada
Bagaimana mendamaikan bisa tahu persis tantangan tersebut,
engagement. Jadi saya tidak perlu
bagaimana petanya dan solusinya.
pendekatan birokrasi dengan memaksa orang untuk ikut. Tapi dia
pendekatan Corpu? Misalnya, PKN STAN. Itu kami akan ikut karena itu kebutuhan dia.
Berbagai pilar tadi kan diselaraskan harus bekali mahasiswanya dengan Sekarang beberapa institusi mulai
di bawah satu payung yang ilmu yang lebih general. Dia harus belajar ke kita. Seperti BI, BPK, dan
dipimpin Chief Operating Officer tetap kuat di keuangan negara tapi beberapa BUMN sudah datang.
(COO), yang di atasnya ada Chief fleksibel dengan materi lain yang
Kami terbuka sekali kalau ada yang
Executive Officer (CEO). Jadi kita terkait. Dia harus paham core
mau mengajak kerja sama. Kami
buat seperti bayangan. COO ini ya ekonomi, bukan cara menghitung
juga bikin aliansi, forum badan
misalnya Kapusdiklat Pajak, CEO- pajak saja. Karena itu, kami kerja
diklat. Ini supaya orang luar tahu
nya saya Kepala BPPK. sama dengan berbagai pihak.
dan kita juga tahu apa yang harus
Harus diakui, pendekatan korporasi Lalu dari sisi college atau disediakan. Kalau sudah saling tahu
lebih kompatibel dengan platform kediklatan. Karena masukan COP, kan bisa saling intip dan perbaiki
Corpu ketimbang pendekatan kami jadi paham bahwa core tanpa saling menggurui. Begitu kan
birokrasi. Karena memang itu yang dibutuhkan oleh stakeholder. intinya edukasi?

INSIDETAX 67
Edukasi Pajak

DIREKTUR P2 HUMAS DJP HESTU YOGA SAKSAMA:

“Edukasi Pajak Ini


Investasi Masa Depan”
PERUBAHAN lanskap perpajakan yang cepat telah memaksa berbagai otoritas
pajak di dunia menjadikan edukasi pajak sebagai bagian dari strategi inti untuk
meningkatkan kepatuhan pajak.
Begitu pula di Indonesia. Lalu seperti apa strateginya? Untuk mengetahui lebih
jauh, InsideTax mewawancarai Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan
Masyarakat Ditjen Pajak (DJP) Hestu Yoga Saksama. Petikannya:

Apa latar belakang DJP menggencarkan agenda edukasi pajak?


Selama ini kita amati, sulit meningkatkan kepatuhan wajib pajak, kecuali untuk pegawai
atau karyawan yang penghasilannya sudah dipotong pajak dan
disetor oleh pemberi pekerjaan dan mereka tidak ada celah
untuk menghindar.
Tapi kalau bicara bisnis yang entah skala kecil, menengah
atau besar, tingkat kepatuhan di situ cenderung rendah,
mereka tidak mau tahu atau malah resisten. Jadi ketika
mereka disuruh bayar pajak, mereka pakai alasan apapun
untuk menolak seolah pajak itu beban semata-mata.
Mereka tidak melihat bahwa uang pajak ini ada
kembalinya ke rakyat melalui pemberian
fasilitas dari negara ke masyarakat
seperti pembangunan jalan dan
lainnya. Kepatuhan ini sangat
rendah di kalangan bisnis dan
profesional.

Itu artinya, persoalan


kepatuhan ini adalah
persoalan mendasar. Karena
itu, kami lari ke hulu lagi,
yaitu ke dunia pendidikan. Ternyata,
mereka yang tidak patuh ini tidak pernah
mendapatkan pemahaman yang baik mengenai
pajak, maupun manfaatnya. Itulah sebabnya, agenda edukasi
pajak ini dimulai dari pendidikan paling dasar, yaitu SD, SMP, SMA.

68 INSIDETAX
Edukasi Pajak

Apa target dan prioritas 2 yang berbeda pemahaman ya itu kreativitas supaya bisa lebih ‘kena’.
agenda edukasi pajak? maklum saja. Bahkan nanti dalam bimbingan
teknis seperti bimbingan untuk
Untuk tahap pertama ini kami Tapi ada layanan pengaduan, baik para dosen, kami juga coba
prioritaskan bagi mahasiswa, di KPP atau Kanwil, kalau masalah mengarahkan mereka agar
sementara untuk kurikulum SD, seperti ini maka bisa kita angkat memanfaatkan kreativitas itu.
SMP, dan SMA targetnya tahun dan beri penegasan. Jadi semuanya
ini kurikulumnya selesai. Karena bisa seragam dalam mitigasi risiko. Kami juga punya video dan
levelnya mahasiswa, jadi nanti Meski kadang tak terhindarkan infografis, supaya anak-anak SD
dalam 5 tahun lagi mereka mungkin perbedaan pemahaman itu, tapi sampai mahasiswa bisa menangkap
jadi wajib pajak. Ini investasi yang ada saluran mitigasi risiko yang bisa hal itu. Kami juga sudah punya
tercepat yang kami garap lebih menyelesaikannya. micro-site web yang kreatif. Kalo
dahulu. soal pajak, kami ingin tidak perlu
Adakah cara-cara kreatif memakai cara yang jadul-jadul deh.
Agustus lalu sudah resmi kurikulum
Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU) yang dilakukan DJP dalam Tapi yang penting dalam koridor
masuk semua, Pendidikan Agama, program ini? sopan, tidak merugikan pihak lain,
Kewarganegaraaan, Bahasa Kalau soal kreatif itu kan soal diskriminatif, SARA atau apapun.
Indonesia dan Pancasila. Jadi metodologi, tapi secara substansial Asal kreatif, jalan terus. Apalagi
nanti setiap mahasiswa baru akan dan prinsipil tidak masalah karena zaman sekarang, anak-anak cara
dapat kurikulum soal pajak. Supaya sudah masuk dalam kurikulum. belajarnya sudah berbeda dengan
mereka tidak kaget lagi kalau sudah Tapi soal metodologi kami banyak anak-anak zaman dulu.
jadi wajib pajak dan bayar pajak. persiapkan, seperti Pajak Bertutur,
Setelah itu masuk kurikulum itu semacam kick off atau launching Apa kaitan edukasi
program selanjutnya yaitu edukasi inklusi kesadaran pajak. pajak dengan reformasi
kepada dosen MKWU. Supaya Contohnya, edukasi pajak ke SD, perpajakan?
dosen bisa mendapat pemahaman pajak itu seperti kalau di rumah, Edukasi kesadaran pajak ini tidak
yang baik mengenai materi yang seorang ayah tidak punya uang, terlepas dari reformasi perpajakan,
kami jelaskan, dan supaya dosen maka anggota keluarga lain tidak reformasi itu ada juga yang di
bisa menjelaskan lebih detil ke bisa beli makanan, tidak bisa bayar bidang administratif seperti
mahasiswa, baik universitas negeri sekolah, pakaian. Jadi pajak seperti SDM, struktur organisasi, proses
maupun swasta. itu, kalau tidak ada uang dari bisnis dan IT, ada juga regulasi.
pajak, kita tidak bisa bangun jalan, Tentunya ini harus ditunjang
Apa tantangan terbesar jembatan dan sekolah. dengan kesadaran masyarakat soal
dalam menggencarkan Ini contoh cara menganalogikan
kepatuhan bayar pajak.
agenda tersebut? pajak terhadap APBN melalui Kami juga membuat tema dalam
Tantangan terbesar kita sebenarnya kehidupan rumah tangga. Jadi inilah reformasi itu soal edukasi yang
bagaimana mengajak Kemendikbud soal kreativitas. Bukan justru anak lebih serius, jadi bukan sekadar
dan Kemenristekdikti mau ikut kecil diajarkan seperti ‘Pajak adalah sosialisasi. Kami ingin yang lebih
membantu agenda edukasi pajak kontribusi wajib pajak dan ini dan mendasar, dengan konsep edukasi
ini. Jadi ketika mereka sangat itu..’ Keliru itu. masyarakat secara umum, terutama
mendukung dan memudahkan kita, level pelajar yang bukan wajib
tantangan yang ada sekarang hanya pajak. Jadi, kami ingin investasi ke
pada tingkat implementasinya.
Bagaimana respons para
depannya, karena edukasi ini kan
subjek edukasi pajak ini? investasi masa depan.
Pada tahap ini kami harus Kalau diperhatikan, dari semua yang
mengajarkan materi perpajakan kami lakukan dari 2.200 sekolah Targetnya, ketika mereka sudah
pada dosen dan guru. Nah, kadang di Indonesia, itu secara total justru menjadi wajib pajak, mereka
ada perbedaan pemahaman soal kreativitas yang muncul, bukan sudah siap dengan kepentingan
pajak, baik pada dosen atau guru. pembelajaran seperti di kelas. Tapi perpajakan. Inilah bagian dari
Untuk menyelesaikan perbedaan memang kami sudah mendesain reformasi perpajakan. Itulah
ini, secara internal kami lakukan bagaimana menyampaikan materi sebabnya, kami memakai istilah
desiminasi ke pegawai jika ada pajak kepada siswa SD, SMP, SMA. Inklusi Kesadaran Pajak dalam
peraturan baru. Kami keliling ke dunia pendidikan. Jadi, tidak hanya
setiap Kanwil. Tapi ya namanya 40 Caranya tentu tidak kaku dan sosialisasi kepada wajib pajak, tapi
ribu orang pegawai DJP, ada 1 atau baku. Tapi kami tekankan juga edukasi ke ranah pendidikan.

INSIDETAX 69
Edukasi Pajak

KETUA UMUM IKPI MOCHAMAD SUBAKIR:

“Hak & Kewajiban


Konsultan Pajak
Harus Dilindungi”
SETIAP profesional wajib untuk terus meningkatkan kapasitasnya. Tidak
terkecuali konsultan pajak. Apalagi, peranannya semakin strategis mengingat
ada begitu banyak rencana perubahan peraturan pajak sebagai akibat dari
agenda reformasi perpajakan 2017-2020.
Lalu, bagaimana para konsultan pajak mempersiapkan dirinya sebagai respos
atas berbagai rencana perubahan peraturan itu? Untuk mengetahui lebih jauh
permasalah ini, InsideTax mewawancarai Mochamad Subakir, Ketua Umum
Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI). Petikannya:

Dalam penilaian Anda, sejauh


mana pemahaman wajib pajak
soal peraturan pajak?
Rata-rata wajib pajak masih
kurang memiliki pemahaman yang
komprehensif mengenai peraturan
pajak, karena peraturan pajak
kan banyak sekali. Bahkan aturan
pelaksanaannya pun banyak,
padahal sistem yang dianut di
Indonesia itu self-assessment.
Sementara itu, wajib pajak kan
konsentrasinya lebih kepada cari uang
dan justru bukan mempelajari UU
Pajak. Oleh karena itu, perlu bantuan
dari pihak ketiga yaitu konsultan pajak
untuk membantu memahami berbagai
macam peraturan pajak.
Nah, konsultan pajak kala
melaksanakan pekerjaannya,
di samping menjelaskan hal
yang ditanya oleh klien, ia
juga harus memberikan
edukasi kepada wajib

70 INSIDETAX
Edukasi Pajak

pajak, baik formal maupun material. yang bandel. Tapi kalau ada kasus menjadi UU, maka konsultan pajak
Edukasi formal itu melingkupi suap seperti itu dan ada kaitannya harus menaati kebijakan itu, tidak
hak-hak dan kewajiban wajib pajak, dengan konsultan pajak, maka ada alternatif lain.
sedangkan edukasi material itu yang pertama harus diteliti adalah,
seperti menghitung nilai pajak. konsultan pajak itu yang terdaftar RUU ini sekaligus sebagai
sebagai anggota IKPI atau bukan? respons atas perkembangan yang
Atau asosiasi lain? sedemikian pesat. Apalagi kalau
Bagaimana dengan nanti UU KUP sudah disahkan dan
pemahaman para pegawai Sebab tidak jarang ada konsultan DJP bertransformasi menjadi Badan
pajak? pajak abal-abal, tidak punya izin Penerimaan Pajak (BPP). Posisi
Seiring dengan kian kompleksnya dan bukan anggota asosiasi dan konsultan pajak secara hukum juga
proses bisnis dan perkembangan sebagainya. Konsultan pajak harus diperkuat.
teknologi, kapasitas pemahaman abal-abal itu lah yang tidak tunduk
perpajakan para pegawai pajak pada aturan, toh konsultan pajak Lalu bagaimana IKPI
tentu juga harus ditingkatkan. Tapi abal-abal itu memang tidak punya
aturan.
mengedukasi anggotanya
dalam kenyataannya, ada beberapa agar tetap profesional dan
petugas Ditjen Pajak (DJP) yang Kalau ternyata itu anggota IKPI, punya kapasitas?
masih berbeda dalam memahami maka terus dilakukan penelitian
beberapa regulasi. Sehingga kerap Ini yang sebenarnya menjadi tugas
oleh dewan pengawas, sampai IKPI. Seorang konsultan pajak
terjadi perbedaan interpretasi di terbukti dia salah atau tidak. Toh
lapangan. memang harus selalu menjaga
kalau salah pun, sudah diatur tingkat profesionalismenya, bahkan
Tapi secara umum, kapasitas para hukumannya. Nah kalau terbukti kapasitasnya harus semakin
pegawai DJP sudah cukup baik. menyuap, mesti ada yang disuap, meningkat dari waktu ke waktu.
Kemungkinan adanya petugas pajak berarti bisa informasikan ke DJP, Maka dari itu konsultan pajak
yang tidak paham peraturan pajak kita bisa laporkan praktik suap itu wajib memenuhi target yang sudah
bisa saja terjadi. Maklum, banyak kepada atasannya. ditentukan.
peraturannya yang terlalu cepat Jadi, konsultan pajak yang menyuap
berubah maupun bertambah hingga Jika nanti target itu diatur dalam
wajib diproses, dan yang disuap UU Konsultan Pajak, maka target
berganti sesuai perkembangan pun juga harus diproses. Pokoknya
perekonomian. konsultan pajak harus mengacu
semuanya harus jelas dan tegas pada UU tersebut. Hal ini
Tapi kalau pun itu terjadi, biasanya tidak boleh menyimpang dari UU sebenarnya juga sudah tertanam
diadakan Focus Group Discussion yang mengaturnya. Seperti ini yang dalam Sistem Kredit Kompetensi
(FGD) dan dibahas bersama. kami terapkan di IKPI. Pengembangan Profesional
Nanti dalam FGD bisa dicari tahu Berkelanjutan (SKK PPB), baik
pengertian sebenarnya atas suatu Bagaimana arah edukasi yang terstruktur maupun yang
kebijakan yang menyebabkan wajib pajak dan konsultan nonterstruktur.
perbedaan pemahaman itu, yang melalui RUU Konsultan
benar itu penjelasan petugas A atau Dalam sistem itu, konsultan
Pajak? pajak dalam 1 tahun harus
B? Atau keduanya salah?
Soal RUU Konsultan Pajak, kita mengumpulkan poin-poin yang
Kami bisa temui pimpinannya dan diminta DPR sebagai inisiatornya, sudah ditentukan. Jika tidak
kami beri pemahaman bahwa itu kita siap dalam memberikan memenuhi target, ia akan
penjelasan dari pegawai A begini, segala informasi yang dibutuhkan. mendapatkan teguran. Kalau
dan pegawai B begitu, sementara Nah, harapan kami dalam RUU teguran itu ternyata sampai
menurut kami berbeda lagi, lalu itu, yaitu hak dan kewajiban berturut-turut, maka konsultan
yang benar yang mana? Intinya para konsultan pajak diatur dan pajak itu akan mendapat penalti
kita akan gunakan penjelasan atas dilindungi oleh RUU tersebut, yang lebih banyak, dan keras.
sebuah peraturan yang paling benar karena memang itu sebuah
pemahamannya. keharusan. Batasan teguran itu dan akan
seperti apa, itu nanti akan diatur
Maka ke depannya konsultan pajak dalam UU. Bahkan kalau target
Kalau terkait dengan tidak memiliki rasa keraguan dalam tidak terpenuhi terus, maka izin
profesionalismenya, apa menjalankan tugasnya, karena praktek konsultan pajak bisa
pendapat Anda? sudah memiliki dasar hukum dicabut. Oleh karena itu, seorang
Secara umum, mereka sudah menjalankan tugas. Kalau RUU konsultan pajak harus selalu
profesional. Memang masih ada Konsultan Pajak sudah ditetapkan meningkatkan kapasitasnya.

INSIDETAX 71
Desentralisasi Fiskal

Membangun
Kesehatan Fiskal
Daerah
SEBAGIAN daerah berhasil membangun kebijakan fiskal yang kuat, tapi
sebagian besar gagal. Berpulang pada visi daerah masing-masing.

B
ANYUWANGI, kabupaten kecil meningkat pesat menjadi Rp120,83

Rp
di ujung timur sisi selatan miliar.
Pulau Jawa, bisa menjadi
contoh betapa kebijakan fiskal yang UU No. 28 Tahun 2009 tentang
sehat tidak ada kaitannya dengan Pajak dan Retribusi Daerah,
besar kecilnya dana transfer dari membagi pajak daerah menurut
pemerintah pusat ke daerah, tapi kategori pajak provinsi dan pajak
lebih karena visi pemimpinnya. kabupaten/ kota. Untuk
pajak kabupaten
Kota kecil dengan populasi 1,6 seperti Banyuwangi,
juta jiwa itu berhasil menerapkan jenis pajak yang bisa
kebijakan fiskal daerah. Publikasi diterapkan adalah
Badan Pusat Statistik (BPS) pajak hotel (tarif
Banyuwangi setebal 316 halaman, maksimum 10%)
berjudul Banyuwangi dalam Angka dan pajak restoran
2017 yang terbit Agustus lalu bisa (maksimum 10%).
menjadi acuan untuk mengetahui
rahasia keberhasilan itu. Kemudian pajak hiburan
(maksimum 35%), pajak Untuk tiga jenis pajak yaitu pajak
Secara ekonomi, Banyuwangi reklame (maksimum 25%), pajak hotel, restoran, dan hiburan pada
bukanlah kabupaten kaya. Pada penerangan jalan/ PJU (maksimum 2016 menyumbangkan sampai
2011, Pendapatan Asli Daerah 10%), pajak pengambilan bahan Rp18 miliar, lalu pajak parkir
(PAD)-nya rata-rata hanya galian golongan C (maksimum sebesar Rp12 miliar, PBB sebesar
memberikan kontribusi 14% 20%), pajak parkir (maksimum Rp27 miliar, dan yang terbesar,
terhadap APBD. Mereka masih 20%), dan terakhir pajak bumi dan PJU yang menyetorkan pemasukan
tergantung pada dana transfer dari bangunan (PBB). senilai Rp45 miliar.
pemerintah pusat yang menanggung
sampai 85% anggaran belanja Adapun untuk pajak kendaraan Ini belum lagi menghitung
Banyuwangi. bermotor dan pajak air, ditetapkan komponen PAD lainnya seperti
sebagai pajak provinsi. Dari pos retribusi, hasil pengelolaan
Namun, yang menarik dari temuan mana saja pendapatan pajak daerah yang dipisahkan, hingga
BPS Banyuwangi itu adalah tersebut? Berdasarkan informasi pendapatan lain-lain PAD yang
lonjakan luar biasa dari pemasukan dari Badan Pengelolaan Keuangan sah. Jika diperinci, maka laju
pajak daerah Banyuwangi dalam dan Aset Daerah (BPKAD) pertumbuhan PAD Banyuwangi bisa
5 tahun terakhir. Jika pada 2012 Banyuwangi, kontribusi pajak dilihat pada gambar di bawah.
pajak daerahnya hanya memberikan daerah terbesar berasal dari PBB,
kontribusi Rp40,29 miliar, maka PJU, pajak parkir, pajak hotel, pajak Meski sempat terjadi perlambatan
pada 2016 angkanya sudah restoran, dan pajak hiburan. laju pertumbuhan PAD pada

72 INSIDETAX
Desentralisasi Fiskal

2016, yang antara lain dipicu nasional. Tidak heran bila otonomi daerah, tidak semuanya
oleh perlambatan ekonomi, laju Abdullah juga sering mendapatkan berhasil. Bahkan, praktis jauh lebih
pertumbuhan PAD pada 2012-2015 penghargaan sebagai bupati terbaik banyak daerah yang gagal.
adalah prestasi membanggakan. dari berbagai lembaga.
Tidak heran bila Banyuwangi Menteri Keuangan Sri Mulyani
termasuk kabupaten langganan Dengan berbagai penghargaan itu Indrawati mengatakan pada tahun
penerima penghargaan. pula, ia telah membuat Banyuwangi 2016 terdapat 131 daerah yang
belanja pegawainya
Maret 2017 lalu di Jakarta,
Menteri Keuangan Sri Penerimaan Pajak Daerah melampaui 50% dari
total belanja APBD-nya.
Mulyani pun memberikan
penghargaan kepada
Banyuwangi 115,91
120,83
Menurut dia, seharusnya
anggaran tersebut dapat
Pemkab Banyuwangi
sebagai ‘Kabupaten
(Rp miliar) 94,13 digunakan untuk belanja
pembangunan terutama
Terbaik di Indonesia dalam untuk melayani
Pengelolaan Keuangan 65,94 masyarakat.
Daerah dan Inovasi
Pelayanan Publik.’ 40,29
"Hal ini sudah
mendapatkan perhatian
“Ini jadi motivasi untuk dari Presiden. Para
meningkatkan kerja menteri juga sudah
birokrasi, sekaligus diminta untuk segera
pengingat karena 2012 2013 2014 2015 2016 mengambil langkah
Banyuwangi telah diberi Sumber: BPS Banyuwangi, 2017 cepat guna membantu
apresiasi, maka jangan menyelesaikan
khianati apresiasi itu,” persoalan anggaran ini,"
kata Bupati Banyuwangi,
Abdullah Azwar Anas saat
PAD Banyuwangi katanya.

(Rp miliar)
367 Namun, harus diakui
menerima penghargaan itu, 347
sosok yang memang sulit pula, persoalan seperti
dilepaskan dari prestasi 283,49 yang disebut Menkeu
Banyuwangi. lagi-lagi terkait dengan
visi dan sikap kehati-
Visi pariwisata yang 183,23 hatian pemerintah
diluncurkan pria 44 setempat dalam
139,51
tahun ini pada 2010 mengelola keuangan
telah berhasil menyulap negara. Sudah bukan
Banyuwangi menjadi salah rahasia lagi jika
destinasi wisata unggulan di daerah, banyak
Jawa Timur. Kedatangan rekrutmen PNS yang
wisatawan ke Banyuwangi 2012 2013 2014 2015 2016
dilakukan bukan karena
sudah 4,3 juta orang Sumber: BPS Banyuwangi, 2017
kebutuhan, melainkan
pada 2017, dari hanya karena ‘keinginan’
500 orang ketika ia baru penguasa setempat.
pertama kali menjabat. sebagai tempat berbagai studi
banding dalam bidang pengelolaan Banyaknya kasus kepala daerah
Dampak visi tersebut terhadap keuangan daerah. Dinas yang sekonyong-konyong dicokok
kesejahteraan warga pun terasa Perhubungan Kabupaten Jembrana, Komisi Pemberantasan Korupsi
nyata. Dalam 5 tahun, pendapatan Bali misalnya, melakukan studi (KPK) karena menerima uang suap
per kapita warga Banyuwangi pun banding ke Banyuwangi pada 2013 untuk sogokan agar menjadi PNS
melonjak sampai 80% dari Rp20,8 untuk mempelajari pajak parkir. atau kenaikan pangkat dan jabatan
juta per tahun pada 2010 menjadi hanya salah satu indikator absennya
Rp37,5 juta per tahun pada 2015. visi dan dan sikap kehati-hatian itu.
Tak Semua Sukses
Laju pertumbuhan ekonomi TAPI Banyuwangi hanyalah satu Padahal, rekruitmen karena
Banyuwangi juga masih tetap contoh. Dari ratusan kabupaten di ‘keinginan’ itu sebenarnya kebijakan
mampu berada di kisaran 6,01%, Indonesia yang mulai menjalankan fatal. Tidak seperti pegawai swasta,
di atas rata-rata laju pertumbuhan desentralisasi fiskal sejak era pemerintah daerah tidak bisa

INSIDETAX 73
Desentralisasi Fiskal

Meski tidak juga menutup


Rasio Belanja Pegawai terhadap APBD kemungkinan banyak daerah yang
mengendapkan dana transfer
karena khawatir dikriminalisasi,
faktor terakhir itu sebenarnya relatif
sudah berhasil diatasi setelah tahun
lalu Presiden Jokowi menggelar
pertemuan dengan para kepala
daerah bersama KPK, Polri dan
Kejaksaan.
Dalam pertemuan itu, ia sekaligus
menginstruksikan agar Polri dan
Sumber: Kemenkeu, 2017 dari data APBD 2016
Kejaksaan tidak mempidanakan
kebijakan kepala daerah. Namun,
dengan mudah memecat PNS. Itulah sebenarnya kesalahan fatal, tetap saja, pada kenyataannya
Akibatnya ketika terjadi pergantian karena ibarat pistol start, anggaran masih ada juga kepala daerah yang
kepala daerah, kepala daerah yang tidak akan cair sebelum APBD terkena operasi tangkap tangan KPK
baru seperti terjebak. disahkan. Menurut dia, kesalahan setelah pertemuan tersebut.
ini lebih fatal bahkan dari faktor
Ia tidak bisa berkutik selain Sebagai catatan penting, banyaknya
lain yang lebih terkait visi pejabat
mengalokasikan uang APBD kegagalan desentralisasi fiskal
di daerah. “Mau bagaimana? Tidak
dalam jumlah besar untuk belanja tentu tidak berarti bahwa kebijakan
bisa dieksekusi kalau APBD-nya
pegawai. Karena itu, memang desentralisasi harus ditanggalkan.
belum diketok,” katanya.
dibutuhkan keberanian kepala Sebab, menjalankan langkah demi
daerah untuk mendobrak tradisi Pemerintah pusat sebenarnya menuju perubahan, meski sering
yang sangat membebani kesehatan sudah melakukan tindakan yang macet dan tersendat, adalah lebih
fiskal daerah ini. bersifat semacam reward and baik daripada tidak mengambil
punishment terhadap daerah langkah apa pun.
Melalui perspektif itu, postur APBD yang tidak menunjukkan indikator
Kabupaten Banyuwangi 2016 Logika inilah yang disampaikan
menjalankan kebijakan fiskal yang
agaknya bisa jadi contoh. Dari Menteri Desa, Pembangunan
sehat, misalnya dengan berlama-
total anggaran sebesar Rp3 triliun, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
lama mengendapkan Dana Alokasi
mereka hanya mengalokasikan Eko Putro Sandjojo ketika dikritik
Umum (DAU) di bank daerah.
42,43% untuk belanja pegawai, tentang manfaat penyaluran dana
dan luar biasanya, sanggup Kebiasaan ini bahkan seperti desa bagi pembentukan Badan
mengalokasikan sampai 29,45% sudah jadi tradisi. Bank daerah itu Usaha Milik Desa, setelah makin
untuk belanja modal. kemudian membeli surat berharga banyak pejabat daerah yang
Bank Indonesia, untuk beroleh ditangkap KPK akibat korupsi dana
Dari postur APBD itu terlihat kondisi margin bunga. Tentu, ada banyak desa.
fiskal APBD Banyuwangi terbilang faktor mengapa daerah tidak
sehat dan mampu menunjang Dalam sebuah diskusi Juni lalu, Eko
segera menggunakan DAU untuk
pertumbuhan ekonomi. Tentu menegaskan meski dana BUMDes
pembangunan. Faktor yang cukup
kesehatan fiskal itu tidak terbangun rawan penyelewenangan, dan
dominan tentu saja adalah faktor
karena sosok Bupati Abdullah baru 4.000 BUMDes yang untung
politik.
saja, tapi juga peran besar DPRD dari lebih 18.000 BUMDes yang
mengingat kesehatan fiskal daerah Dengan faktor itu, motif dibentuk, penyaluran dana desa
adalah bentuk konsensus politik. mengendapkan DAU di bank untuk BUMDes akan tetap jalan.
daerah tidak dimaksudkan untuk
Bahkan menurut Dirjen “Penyimpangan dana BUMDes ini
memperkuat permodalan bank
Perimbangan Keuangan Kemenkeu memang ada dan harus diusut oleh
daerah. Tapi agar pada saat
Boediarso Teguh Widodo, faktor aparat penegak hukum. Namun
pemilihan kepala daerah, ada
yang paling banyak menyebabkan kebijakan tetap harus jalan sesuai
uang keras yang dapat dikucurkan
kegagalan desentralisasi fiskal arahan dari Bapak Presiden. Kalau
untuk membiayai program-program
adalah faktor politik, yaitu ketika dananya tidak dikucurkan dan
populis sebagai agen pendulang
daerah terlambat mengesahkan dipaksa untuk mulai, ya tidak akan
suara.
APBD akibat pertentangan yang jalan-jalan,” katanya.
berlarut-larut.

74 INSIDETAX
Desentralisasi Fiskal

DIRJEN PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENKEU BOEDIARSO TEGUH WIDODO:

“Draf Baru RUU


Hubungan Keuangan
Segera Masuk DPR”
BANYAK kalangan menganggap rezim otonomi
daerah dan desentralisasi fiskal yang berjalan
sejak 1999 telah gagal menyejahterakan rakyat.
Usulan pemekaran terus masuk, tetapi pada
saat yang sama kinerja belanja, perizinan,
pembangunan infrastruktur, tak kunjung ada
perbaikan signifikan.
Celakanya, situasi sekarang seperti tidak
imbang. RUU Hubungan Keuangan
Pemerintah Pusat dan Daerah
tak kunjung diselesaikan, meski
sekondannya, RUU Pemerintahan Daerah,
juga beleid lain dalam satu paket seperti
RUU Pemerintahan Desa, sudah lebih dari
2 tahun lalu dirampungkan.
Lalu apa solusi yang diracik
pemerintah pusat untuk menyelesaikan
menggantungnya pelaksanaan desentralisasi
fiskal ini? Untuk menjawabnya,
November lalu tim redaksi
InsideTax mewawancarai
Dirjen Perimbangan
Keuangan Kementerian
Keuangan Boediarso
Teguh Widodo.
Petikannya:

INSIDETAX 75
Desentralisasi Fiskal

Bisa Anda ceritakan nasib Menurut Anda, apa sih


RUU Hubungan Keuangan Kalau persoalan terbesar yang
Pemerintah Pusat dan membuat rezim otonomi
Daerah saat ini? persoalannya daerah seperti gagal?
Dahulu kan pernah dibahas tuh terkait dengan Problem utamanya itu soal
antara pemerintah dengan DPR pelaksanaan pemekaran daerah. Karena saat
yang lalu. Kemudian gagal, sampai
terakhir itu pemerintah dengan DPR
desentralisasi, ini sudah menumpuk ratusan,
nah inilah, muncul terus usulan
belum selesai. RUU Pemerintahan secara umum untuk pemekaran. Implikasi fiskal
Daerah selesai, tetapi RUU
Hubungan Keuangan Pemerintah
memang sudah pemekaran daerah ini luar biasa,
khususnya untuk mengejar otonomi
Pusat dan Daerah (HKPD) belum waktunya kami daerah.
selesai. evaluasi.” Karena ini bertahap dan langsung
Karena itu, sekarang caranya. Apalagi ada elit di daerah
pembahasannya dimulai dari titik Daerah (PDRD). Sampai saat ini yang tidak puas, lalu membentuk
nol lagi. Makanya, dari nol itulah naskah akademiknya masih kami satu komunitas dan membuat
kami mulai melakukan perbaikan, sempurnakan, kami revisi dan usulan kepada DPD dan DPR,
pengkajian dan penyempurnaan. perbaiki. Ada beberapa hal yang agar DPD dan DPR berinisiatif
Nah, sekarang draf RUU HKPD masih kami cermati. Nanti setelah mengajukan RUU Pembentukan
yang baru sudah kami selesaikan, itu akan disusul lagi dengan proses Daerah Otonomi Baru. Ini di sini
naskah akademiknya sudah jadi, legal drafting-nya. Ini supaya problematikanya.
sudah kami bahas di Panitia Antar- sinkron dengan RUU HKPD,
Kementerian (PAK). karena memang keduanya memiliki Bukannya semua usulan
keterkaitan yang erat. pemekaran daerah otonomi
Saya juga sudah memberikan
pesan ke Ibu Menteri Keuangan baru sudah dimoratorium
untuk meminta exercise dan Banyak yang kecewa dan dan sampai sekarang belum
secara tertulis terkait dengan meminta agar otonomi dan dicabut?
implikasi anggarannya, dan dalam desentralisasi dievaluasi. Iya, karena problem tadi itulah
waktu dekat ini draf tersebut Pendapat Anda? sebabnya kemudian kita lakukan
akan disampaikan kepada Bapak moratorium. Kalau tidak dilakukan,
Sebetulnya kalau persoalannya
Presiden untuk dibahas dalam ya enggak tahu deh bakal seperti
terkait dengan pelaksanaan
sidang kabinet terbatas. apa. Dana Alokasi Umum (DAU)-
desentralisasi, secara umum
Selanjutnya akan dilakukan memang sudah waktunya kami nya tetap, naiknya pun paling cuma
harmonisasi dan sinkronisasi, evaluasi. Kalau kita lihat, dulu sedikit. Pembaginya itu yang naik
pembahasannya di Kemenkumham. kan sudah 43 tahun kita tidak besar. Artinya, seluruh masyarakat
Nanti kalau sudah sampai pada melakukan revisi sistem otonomi daerah terkait yang akan menerima
tahap ini, InsyaAllah draf baru RUU dan desentralisasi itu. Kemudian dampaknya.
HKPD bisa segera kami sampaikan untuk UU Pemerintahan Daerah itu
Makanya, sampai sekarang
ke DPR. Mungkin, antara akhir direvisi tahun 1974, lalu ke 1999,
pemekaran daerah otonomi baru
tahun 2017 atau awal tahun 2018 dan 2004.
masih kami moratorium. Kalau
untuk kemudian bisa ditetapkan tidak, efeknya bisa meluas dan
Dari revisi tahun 1974 ke 2004 itu
jadwal pembahasannya bersama tidak akan selesai problematika itu.
kan artinya sudah 30 tahun. Lalu
DPR. Selain dari masalah perizinan dan
terakhir UU yang disempurnakan
yang berlaku 10 tahun sampai segala macamnya seperti tumpang
Lalu bagaimana nasib RUU tahun 2014. Tapi UU ini hadir tindih aturan serta kinerja belanja
Pajak Daerah dan Retribusi 10 tahun saja, karena pada 2014 yang tidak akuntabel, saya kira
Daerah, kan sangat terkait direvisi lagi. Jadi kita sebetulnya pemekaran daerah baru tersebut
dengan RUU HKPD? baru saja merevisi, tapi memang adalah persoalan utama otonomi
dinamika desentralisasi begitu daerah yang harus segera kami
Kami juga sedang menyiapkan
cepat. selesaikan.
RUU Pajak Daerah dan Retribusi

76 INSIDETAX
Desentralisasi Fiskal

DIREKTUR EKSEKUTIF KPPOD ROBERT ENDI NA JAWENG:

“Desentralisasi Kita Gagal


Dorong Kemandirian”
HAMPIR dua dekade sudah usia desentralisasi fiskal yang mengoreksi rezim
sentralisasi yang diusung Orde Baru. Namun, ada banyak kritik terhadap
pelaksanaan desentralisasi. Sebagian malah menganggap desentralisasi telah
gagal memakmurkan masyarakat daerah.
Lalu apa yang sebenarnya terjadi? Untuk menggali lebih jauh persoalan ini, awal
Desember ini InsideTax mewawancarai Direktur Eksekutif Komite Pemantauan
Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Robert Endi Na Jaweng. Petikannya:

Apa assessment Anda terhadap desentralisasi fiskal


kita selama hampir 2 dekade ini?
Desentralisasi fiskal praktis telah gagal mendorong kemandirian
fiskal. Dari data kami, kemandirian fiskal daerah per akhir 2016
untuk kabupaten/ kota, rata-rata 13,96%. Artinya, dari sisi
pendapatan masih jauh dari standar internasional sekitar 20%
rasio PAD terhadap total pendapatan daerah.
Tapi di Indonesia ini kan bukan itu yang penting, karena di
negara ini kalau bicara soal kemandirian fiskal, desain
regulasinya itu kan pada sisi pengeluarannya, bukan pada
sisi penerimaan. Jadi uangnya itu bersumber dari mana
ya enggak jadi masalah.
Baru kemudian ketika uang itu sudah masuk APBD,
pertanyaan berikutnya apakah daerah punya ruang
fiskal yang cukup untuk bisa dibelanjakan sesuai dengan
kebutuhan dan permintaan layanan publik di daerah yang
bersangkutan, nah itu yang penting.
Konsep kemandirian fiskal dari sisi pengeluaran, itulah yang
dianut di Indonesia. Nah, kalau sudah bicara hal itu, berarti
sesungguhnya, konsep kapasitas fiskal ya konsep yang terkait
dengan tata kelola keuangan, bukan
terutama pada konsep seberapa
besar daerah mampu
menarik PAD.
Kalau kita bicara
tentang tata kelola
keuangan,
berarti tinggal
dilihat
apakah

INSIDETAX 77
Desentralisasi Fiskal

anggaran itu memang porsinya program prioritas nasional. Kalau perencanaan fiskalnya bagus. Atau
sebagian besar untuk kepentingan sekarang Presiden Joko Widodo untuk yang akuntabilitasnya bagus
publik? Lebih lanjut dari itu, mengutamakan pembangunan dari Kemenpan-RB, atau untuk
apakah anggaran itu dibelanjakan infrastruktur dan deregulasi, di daerah yang kinerja dan capaian
secara berkualitas atau tidak? daerah sendiri apakah semangatnya program prioritas nasionalnya
Itulah sebetulnya yang menentukan seperti itu? Atau justru lain? meyakinkan, insentif itu tetap
kapasitas tata kelola keuangan perlu.
daerah. Itu kaitannya ke sisi
kemandirian terhadap pengeluaran. Di mana sih masalahnya, Tapi yang tidak sanggup, ya
desain desentralisasi yang jangan langsung diberi disinsentif.
gagal atau sistem hukum- Tetap harus dilihat dulu. Bisa jadi
Maksudnya, sudah penyebabnya adalah kapasitasnya
kemandirian fiskalnya politik yang rusak? yang lemah, yang karena itu
Memang ini problem yang justru perlu diperkuat. Tapi kalau
bermasalah, belanjanya pun kompleks. Mau sebaik apapun memang sudah mampu tapi tidak
payah? desain desentralisasi fiskal, selama punya niat, baru dia layak diberikan
Begitulah. Belanja kan harus sistem politik dan hukumnya sudah disinsentif.
berbasis perencanaan. Nah, banyak rusak ya susah. Apalagi kalo bicara
daerah tidak bisa membelanjakan korupsi, partai dan pilkada. Korupsi Skema insentif-disinsentif yang
uangnya secara efisien, tidak Indonesia kan korupsi politik dan menurut saya penting adalah
bisa membelanjakan uangnya kekuasaan, itu pada dasarnya. konsep transfer berbasis kinerja. Ini
secara berkualitas. Singkatnya, yang selama ini tidak firm dari sisi
tidak bisa memanfaatkan uangnya Jadi kemudian kalau sistem pemerintah pusat, sehingga semua
secara optimal. Ini karena dari sisi politiknya terutama partai atau daerah setiap tahun merasa berhak
perencanaan sudah buruk. Pilkada itu tidak membuat kita mendapat tambahan dana, yang
jadi efisien, tidak hasilkan para dianggap sudah menjadi haknya.
Bahkan juga ada yang kandidat yang tidak mampu
menganggarkan sesuatu di luar menghasilkan kepala daerah yang Seharusnya, kalau mereka
perencanaan. Perencanaan tahunan inovatif, atau malah lahirkan kader- kinerjanya buruk dan tidak
atau Rencana Kerja Pemerintah kader yang korup, maka uang mencapai program prioritas
Daerah (RKPD) itu harus menjadi sebanyak apapun akan habis oleh nasional, ya jangan secara terus
basis bagi pembuatan anggaran. mereka. Maka fiskal yang tinggi menerus dimanjakan dengan
Kalau tidak, akan gampang tidak berarti serta-merta rakyat transfer tahunan yang jumlahnya
anggaran itu disusun atas kemauan akan sejahtera, kalau banyak otomatis bertambah. Ini kan
perorangan saja. inefisiensi, banyak korupsi. sebetulnya bisa diterapkan untuk
dana desa dan transfer berbasis
Memang, untuk memperbaiki kinerja.
Oke. Lalu kesimpulannya ekosistem kebijakan di daerah
apa problem terbesar dari itu tidak ada cara lain kecuali
Masalahnya kelihatan
desentralisasi fiskal kita? dilakukan perbaikan sistem politik
dan hukum. Reformasi politik itu kompleks. Apa solusi untuk
Kapasitas tata kelola dan
akuntabilitas, dua ini nih. Kalo
yang penting, terutama untuk partai memperbaiki semua ini?
dan pilkada, yang jadi pintu masuk Ini harus dari hulu ke hilir, tentu
bicara soal desentralisasi fiskal perubahan. Ini yang harus disadari
kita, ke depan kan harus menuju pembenahan kerangka regulasi
untuk perbaikan desentralisasi. itu wajib seperti RUU Hubungan
desentralisasi fiskal yang akuntabel
dan efektif. Jika dua problem ini Keuangan Pemerintah Pusat dan
terselesaikan, rasanya ini akan Soal tata kelola dan Pemerintah Daerah itu harus cepat
sangat efektif untuk mendorong akuntabilitas tadi, bukannya selesai. Kepemimpinan politik
kemandirian fiskal. juga wajib diperbaiki, begitu
sudah ada sistem insentif pula kapasitas tata kelola dan
Akuntabel berarti dia bisa dan disinsentif ya? akuntabilitas daerah.
dipertanggungjawabkan dalam Memang sudah ada. Tapi harus
dua hal, secara prosedural dan diakui itu belum berhasil karena Tapi sisi lain yang tidak kalah
substansial. Secara prosedural problem sistem hukum dan penting, adalah pengawasan
seperti administrasi dengan sistem politik tadi, tetapi insentif masyarakat. Otonomi dan
prasyarat pelaporan, bisa diaudit dan disinsentif itu tentu penting. desentralisasi itu harus berciri
dan hasil auditnya bagus, itu Dengan insentif itulah sebetulnya adanya rakyat yang mandiri
prosedural. Di lain pihak ada desain desentralisasi fiskal bisa dan berdaulat di daerah untuk
akuntabilitas yang lebih substansial bekerja optimal dan meminimalkan mengontrol pemerintahnya. Jangan
terkait dengan kinerja. berbagai hambatannya. lantas Pemda atau DPRD merasa
uang daerah itu uang Pemda,
Kedua, adalah desentralisasi Anugerah Bappenas misalnya, apalagi dianggap uang pribadi.
fiskal yang efektif, yaitu mencapai itu kan untuk daerah yang

78 INSIDETAX
INSIDETAX 79
80 INSIDETAX

Anda mungkin juga menyukai