Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN POLA KONSUMSI IKAN

SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 060919 DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL


TAHUN 2015

Oleh :
Asih Monica Putri1, Jumirah2, Albiner Siagian2
1
Mahasiswa Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU
2
Dosen Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU
Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia
Email: asihmonica@yahoo.co.id

ABSTRACT

Fish is a source of good protein for the growth. The lower of fish consumption of the
student of elementary school is a problem caused by any factors. The objective of this
research is to study factors related to the fish comsumption pattern of the student of
elementary school of SD Negeri 060919 in subdistrict of Medan Sunggal 2015.
The method of research is an analytic survey with cross sectional design. The sample
is 44 students by purposive sampling method. The species of fish, the number of fish and
frequency of fish consumption is indicated by using recall and food frequency questionnaire
form. The factors related to the fish comsumption such as knowledge, social culture,
economic and support of mother is indicated by using questionnaire form.
The result indicated that as many as 15 persons (34,1%) student of elementary school
consumed fish that lives in middle water, as many as 23 persons (52,3%) student the number
of consumed fish is in good category and as many as 13 persons (29,5%) student frequency of
fish consumption in medium category. The result of Chi Square test indicated that there is a
correlation of the knowledge and the number of consumed fish (p=0,0001), social culture and
the number of consumed fish (p=0,005), economic and the number of consumed fish
(p=0,0001), and support of mother and the number of consumed fish (p=0,001).
The school also suggested to build a matual cooperation with puskesmas at nutrition
extension and Education office to build a matual cooperation with the Agricultural and
Marine office of Medan to support the program of Fish Consumption.

Keywords : fish consumption, social culture, student of elementary school


Pendahuluan dikutip oleh Nilawati (2006) budaya
Indonesia adalah negara dengan makan ikan yang tinggi pada masyarakat
konsumsi ikan sebesar 34 kilogram per Jepang telah membuktikan terjadinya
kapita per tahun. Angka tersebut masih peningkatan kualitas kesehatan dan
sangat jauh jika dibandingkan dengan kecerdasan anak-anak di Jepang. Dalam
konsumsi ikan di negara Jepang sebesar penelitian yang berbeda, orang tua di
120 kilogram per kapita per tahun (Ronny, Jepang yang mengkonsumsi ikan dan
2013). Terjadinya peningkatan tumbuh sumber hasil laut lainnya memiliki resiko
kembang anak di negara Jepang dalam lebih rendah terkena penyakit jantung dan
beberapa waktu terakhir, diasumsikan pembuluh darah.
karena perubahan pola konsumsi kearah
pola konsumsi ikan sebagai sumber protein Beberapa faktor ditengarahi
hewani dan mengkonsumsi sumber laut sebagai penyebab rendahnya konsumsi
lain yang berkaitan dengan berbagai zat ikan di Indonesia, antara lain karena
gizi esensial. Menurut Wahyuni yang kurangnya pemahaman masyarakat tentang
gizi dan manfaat protein ikan bagi 21 gram protein, telur ayam mengandung
kesehatan dan kecerdasan, rendahnya 12,8 gram protein dan daging sapi
suplai ikan khususnya ke daerah-daerah mengandung 18,8 gram protein.
pedalaman akibat kurang lancarnya
distribusi pemasaran ikan, belum Berdasarkan kampanye pada
berkembangnya teknologi pengolahan/ tanggal 29 November 2014 yang diadakan
pengawetan ikan sebagai bentuk oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan,
keanekaragaman dalam memenuhi individu termasuk kelompok usia sekolah
tuntutan selera konsumen dan sarana menjadi sasaran kegiatan. Anak usia
pemasaran serta distribusi masih terbatas sekolah merupakan generasi penerus untuk
baik dari segi kualitas maupun kuantitas melanjutkan pembangunan bangsa. Sudah
(Ronny, 2013). seharusnya mereka memperoleh
pembinaan dan peningkatan taraf
Peringatan Harkannas (Hari Ikan kesehatan agar kelangsungan hidup dan
Nasional) bertema “Ikan untuk Ketahanan perkembangan fisik maupun mental yang
Pangan dan Gizi Nasional“ pada tanggal dikenal sebagai proses tumbuh kembang
21 November 2014 yang digelar oleh dapat berjalan secara optimal (Adriani,
Kementerian Kelautan dan Perikanan 2012).
(KKP) untuk pertama kalinya diadakan
agar masyarakat mampu mengingat serta Dari survei awal yang dilakukan
kembali melihat kelautan dan perikanan kepada beberapa siswa, rasa ikan yang
sebagai tumpuan dan harapan tidak enak dan bau ikan yang amis menjadi
pembangunan nasional. Gerakan penyebab anak tidak memilih ikan sebagai
Memasyarakatkan Makan Ikan sumber protein hewani yang baik untuk
(GEMARIKAN) juga upaya yang kecerdasan otak pada masa pertumbuhan.
diinisisasi oleh Kementerian Kelautan dan Kondisi ekonomi masyarakat yang rata-
Perikanan untuk membangun kesadaran rata menengah ke bawah juga menjadi
gizi individu maupun masyarakat agar salah satu faktor rendahnya konsumsi ikan
gemar mengkonsumsi ikan. siswa Sekolah Dasar, padahal ketersediaan
ikan di lingkungan sekitar cukup.
Ikan merupakan salah satu sumber Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti
asam lemak tak jenuh dan protein hewani ingin melakukan penelitian tentang faktor-
terbaik. Asam lemak yang paling banyak faktor yang berhubungan dengan pola
pada ikan terutama dibagian perutnya konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar Negeri
adalah asam lemak omega-3, terutama 060919 di Kecamatan Medan Sunggal
asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam Tahun 2015.
dokosaheksaenoat (DHA) yang baik untuk
kekebalan tubuh, menghambat Metode Penelitian
pertumbuhan kanker, menurunkan Jenis penelitian ini menggunakan
kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan metode penelitian berupa survei yang
kolesterol baik (HDL), menyehatkan bersifat analitik dengan desain cross
jantung dan baik untuk perkembangan otak sectional yang bertujuan untuk mengetahui
terutama pada balita. Kandungan asam faktor-faktor yang berhubungan dengan
lemak ini bervariasi, tergantung jenis pola konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar
ikannya. Pada umumnya ikan laut Negeri 060919 di Kecamatan Medan
mengandung asam lemak tak jenuh rantai Sunggal Tahun 2015.
panjang yang relatif lebih banyak Sampel yang diambil berjumlah 44
dibandingkan dengan ikan air tawar siswa dengan menggunakan teknik
(Murdiati, 2013). Ikan mengandung purposive sampling.
protein lebih tinggi dibandingkan dengan
telur dan daging. Ikan sarden mengandung
Hasil dan Pembahasan 32 orang siswa (72,7%) dan yang berada
Sekolah Dasar (SD) Negeri 060919 pada kelompok umur 12-14 tahun
berdiri di atas tanah seluas 1500 . SD sebanyak 12 orang siswa (27,3%).
ini terletak di Jalan Setia Budi No. 6
Tabel 2 Distribusi Karakteristik Keluarga Siswa
Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan
Medan Sunggal Kota Medan Provinsi Medan Sunggal Tahun 2015
Sumatera Utara. Adapun sarana yang Karakteristik Jumlah
dimiliki sekolah ini adalah 6 ruangan Keluarga Siswa
kelas, 1 ruangan kepala sekolah dan 1 n %
ruangan kantor yang digabung dengan tata Pekerjaan Ayah
PNS 2 4,5
usaha.
Karyawan 5 11,4
Wiraswasta 12 27,3
Saat ini, kepala sekolah SD Tukang Bangunan/Buruh 15 34,1
tersebut adalah Ibu Orni, S.Pd yang Tukang Becak 10 22,7
dibantu oleh 10 orang guru. Jumlah siswa Pekerjaan Ibu
yang belajar di sekolah tersebut pada tahun Wiraswasta 3 6,8
ajaran 2015/2016 berjumlah 117 orang Ibu Rumah Tangga 41 93,2
yang terdiri dari 18 orang kelas I, 21 orang Ekonomi
<1.200.000,- 20 45,5
kelas II, 15 orang kelas III, 19 orang kelas ≥1.200.000,- 24 54,5
IV, 23 orang kelas V, 21 orang kelas VI.
Berdasarkan jenis kelamin siswa di SD
tersebut terdapat 59 orang siswa laki-laki Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat
dan 58 orang siswa perempuan. diketahui bahwa pekerjaan ayah sebagai
tukang bangunan/buruh sebesar 34,1% dan
Di sekitar lingkungan sekolah sebagai PNS sebesar 4,5%. Pekerjaan ibu
banyak pedagang yang menjual berbagai sebagai ibu rumah tangga sebesar 93,2%
jenis makanan ringan, karena banyaknya dan sebagai wiraswasta sebesar 6,8%.
makanan yang dijual di lingkungan Kondisi ekonomi keluarga siswa sekolah
sekolah pada jam istirahat berlangsung, dasar pada kategori <1.200.000,- sebesar
menjadi alasan anak memilih untuk tidak 45,5% dan kondisi ekonomi keluarga
membawa bekal dari rumah. siswa sekolah dasar pada kategori
Tabel 1 Distribusi Karakteristik Siswa Sekolah ≥1.200.00,- sebesar 54,5%.
Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan
Sunggal Tahun 2015 Tabel 3 Distribusi Konsumsi Ikan Siswa
Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan
Karakteristik Jumlah Siswa
Medan Sunggal Tahun 2015
Siswa n %
Konsumsi Jumlah Siswa
Jenis Kelamin No. Ikan n %
Laki-laki 21 47,7
Perempuan 23 52,3 1. Ya 30 68,2
Umur 2. Tidak 14 31,8
9-11 Tahun 32 72,7
12-14 Tahun 12 27,3 Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat
diketahui bahwa siswa SD yang
mengonsumsi ikan sebanyak 30 orang
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat
siswa (68,2%) dan siswa SD yang tidak
diketahui bahwa dari 44 orang siswa
mengonsumsi ikan sebanyak 14 orang
terdapat 21 orang siswa (47,7%) yang
siswa (31,8%).
berjenis kelamin laki-laki dan 23 orang
siswa (52,3%) yang berjenis kelamin
perempuan. Jumlah siswa yang berada
pada kelompok umur 9-11 tahun sebanyak
Tabel 4 Distribusi Jenis Ikan yang Dikonsumsi Selain jenis ikan laut dan jenis ikan
Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di air tawar yang dikonsumsi oleh siswa SD,
Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
Jumlah
ikan asin yang mengandung kadar garam
Jenis Ikan yang tinggi yang merupakan hasil olahan ikan
No. Siswa
dikonsumsi dengan cara digarami lalu dijemur juga
n %
1. Tidak menjadi pilihan jenis ikan yang
Mengonsumsi 14 31,8 dikonsumsi. Dari penelitian yang
Ikan dilakukan dengan wawancara langsung,
2. Ikan Laut 12 27,3
3. Ikan Air Tawar 15 34,1 untuk mengetahui hasil olahan ikan yang
4. Hasil Olahan Ikan 3 6,8 dikonsumsi, diperoleh hasil bahwa semua
siswa SD mengonsumsi ikan asin dalam
satu minggu. Ketersediaan ikan asin di
Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat rumah dapat dipengaruhi oleh banyaknya
diketahui bahwa sebanyak 15 orang siswa ikan asin yang tersedia di pasar tradisional
(34,1%) mengonsumsi jenis ikan air tawar di lingkungan rumah.
dan sebanyak 3 orang siswa (6,8%)
mengonsumsi hasil olahan ikan. Ikan air Tabel 5 Distribusi Jenis Ikan yang Dikonsumsi
tawar yang banyak dikonsumsi siswa Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di
seperti lele, mas, mujair dan hasil olahan Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
Jumlah Siswa
ikan seperti ikan asin. Jenis Ikan
n %
A. Ikan Laut
Ikan teri merupakan jenis ikan laut 1. Teri 25 83,3
yang banyak dikonsumsi oleh siswa SD 2. Sarden 19 63,3
karena rasanya yang gurih dan didukung 3. Kembung 13 43,3
oleh kebiasaan ibu dalam menyajikan 4. Tongkol 20 66,7
masakan ikan teri di rumah. Ikan juga B. Ikan Air
merupakan sumber kalsium, terutama pada Tawar
1. Lele 27 90,0
ikan teri (Murdiati, 2013). Selain ikan teri, 2. Nila 16 53,3
jenis ikan laut lain yang dikonsumsi oleh 3. Mas 13 43,3
siswa SD adalah ikan tongkol, ikan sarden 4. Mujair 12 40,0
dan ikan kembung. C. Hasil Olahan
Jenis ikan air tawar yang banyak Ikan
1. Ikan Asin 30 100,0
dikonsumsi oleh siswa SD adalah ikan lele
karena dagingnya yang lembut dan rasa
Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat
daging ikannya yang tidak kalah enak dari
diketahui bahwa untuk jenis ikan laut
jenis ikan air tawar lain menjadi alasan
sebanyak 25 orang (83,3%) mengonsumsi
anak cenderung memilih ikan lele sebagai
ikan teri dan 13 orang (43,3%)
ikan yang banyak mereka konsumsi.
mengonsumsi ikan kembung. Siswa yang
Selain ikan lele, siswa SD juga
mengonsumsi jenis ikan air tawar
mengonsumsi jenis ikan air tawar lainnya,
sebanyak 27 orang (90,0%) mengonsumsi
yaitu ikan nila, ikan mas dan ikan mujair.
ikan lele dan 12 orang (40,0%)
Dibandingkan dengan ikan air laut, anak
mengonsumsi ikan mujair. Untuk jenis
cenderung memilih jenis ikan air tawar
hasil olahan ikan sebanyak 30 orang
untuk dikonsumsi. Dilihat dari segi gizi
juga kandungan protein ikan air tawar (100,0%) mengonsumsi ikan asin.
tidak berbeda dengan ikan laut, tetapi
kadar asam lemak omega-3 nya yang jauh
lebih rendah (Khomsan, 2010).
Tabel 6 Distribusi Jumlah Ikan yang jarang, 13 orang (29,5%) memperoleh
Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 frekuensi konsumsi ikan pada kategori
Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
Jumlah
kadang-kadang dan 8 orang (18,2%)
Jumlah Ikan
No. yang Siswa memperoleh frekuensi konsumsi ikan pada
dikonsumsi N % kategori sering.
1. Tidak
Mengonsumsi 14 31,8 Penelitian lain yang dilakukan oleh
Ikan Riyandini (2014) tentang frekuensi
2. Kurang 7 15,9 konsumsi ikan anak-anak SD Brigjend
3. Baik 23 52,3
Katamso II diperoleh sebanyak 39,7%
anak-anak berada pada kategori frekuensi
Berdasarkan Tabel 6 di atas dapat konsumsi ikan kadang-kadang. Selain
diketahui bahwa dari 44 orang siswa ikan, anak-anak mengonsumsi sumber
sebanyak 7 orang (15,9%) memperoleh protein lain seperti telur, tempe, tahu, dan
jumlah ikan pada kategori kurang dan 23 daging ayam. Hal inilah yang
orang (52,3%) memperoleh jumlah ikan menyebabkan masih hanya sekitar 18,2%
pada kategori baik. siswa yang frekuensi konsumsi ikannya
tergolong sering. Padahal menurut
Menurut Meliala (2009) ikan Saparinto yang dikutip dalam Riyandini
sangat baik untuk dikonsumsi karena (2014) jika bahan makanan dari ikan
kandungan proteinnya yang tinggi dan diolah dengan bumbu yang sesuai dengan
berguna untuk kesehatan tubuh terutama teknik pemasakan yang tepat dan disajikan
bagi anak-anak yang masih dalam tahap secara kreatif, dapat menggugah selera
pertumbuhan karena akan sangat besar makan anak-anak, mengingat manfaat ikan
pengaruhnya bagi kecerdasan otak. Selain yang baik untuk anak tertama pada masa
tinggi protein ikan juga mengandung zat pertumbuhan.
gizi mikro seperti vitamin A, seng,
selenium, kalsium dan yodium yang cukup
baik. Dengan kandungan gizi makro dan
mikro yang cukup tinggi ini, maka ikan
mempunyai arti penting dalam
menaggulangi berbagai masalah gizi
(Khomsan, 2010).

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Ikan Siswa


Sekolah Dasar Negeri 060919 Di
kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
Jumlah
Frekuensi Ikan
No. Siswa
yang dikonsumsi
n %
1. Tidak
Mengonsumsi 14 31,8
Ikan
2. Jarang 9 20,5
3. Kadang-Kadang 13 29,5
4. Sering 8 18,2

Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat


diketahui bahwa dari 30 orang siswa
sebanyak 9 orang (20,5%) memperoleh
frekuensi konsumsi ikan pada kategori
Tabel 8 Distribusi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Konsumsi Ikan Siswa Sekolah Dasar
Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
Jumlah Siswa
Variabel
n %
Pengetahuan
a. Kurang 7 15,9
b. Sedang 20 45,5
c. Baik 17 38,6
Sosial Budaya
a. Negatif 16 36,4
b. Positif 28 63,6
Ekonomi
a. Rendah 20 45,5
b. Tinggi 24 54,5
Dukungan Ibu
a. Tidak Baik 17 38,6
b. Baik 27 61,4
(36,4%) dengan kategori negatif dan
sebanyak 28 orang (63,6%) dengan
Berdasarkan Tabel 8 di atas dapat kategori positif. Segi ekonomi keluarga
diketahui bahwa dari 44 orang siswa sebanyak 20 orang (45,5%) dengan
sebanyak 7 orang (15,9%) memiliki kategori rendah dan sebanyak 24 orang
pengetahuan kategori kurang, 20 orang (54,5%) dengan kategori tinggi. Dukungan
(45,5%) memiliki pengetahuan kategori ibu kepada siswa dalam mengkonsumsi
sedang dan 17 orang (38,6%) memiliki ikan sebanyak 17 orang (38,6%) dengan
pengetahuan kategori baik. Berdasarkan kategori tidak baik dan sebanyak 27 orang
kondisi sosial budaya sebanyak 16 orang (61,4%) dengan kategori baik.
Tabel 9 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar
Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
Jumlah Ikan
No. Pengetahuan Tidak Ada Kurang Baik p
n % n % n %
1. Kurang 1 14,3 3 42,9 3 42,9
2. Sedang 12 60,0 3 15,0 5 25,0 0,0001
3. Baik 1 5,9 1 5,9 15 88,2
Hasil uji statistik dengan
menggunakan uji Exact Fisher diperoleh
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat nilai p=0,0001 (p<0,05). Hal ini berarti
bahwa hubungan pengetahuan dengan terdapat hubungan yang bermakna antara
jumlah ikan yang dikonsumsi siswa SD pengetahuan dengan jumlah ikan yang
yang memiliki pengetahuan kurang 42,9%, dikonsumsi siswa SD.
pada siswa SD yang memiliki pengetahuan
pada sedang 15,0% sedangkan siswa SD Hal tersebut didukung oleh teori
yang memiliki pengetahuan baik sebesar bahwa pengetahuan merupakan hasil dari
5,9%. tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu
objek tertentu. Pengindraan dapat terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indra sangat dibutuhkan dalam menunjang
pengelihatan, pendengaran, penciuman, aktivitas kehidupan sehari-hari, membantu
rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh dan
merupakan domain yang sangat penting mempertinggi daya tahan tubuh terhadap
dalam membentuk tindakan seseorang serangan penyakit serta memperlancar
(Notoatmodjo, 2012). Jika kita proses-proses fisiologis di dalam tubuh
menghendaki agar masyarakat gemar (Saparinto dalam Riyandini, 2014). Ikan
makan ikan, maka diperlukan peningkatan sebagai salah satu sumber protein hewani
pengetahuan, sehingga mereka mengetahui mengandung asam lemak tak jenuh berupa
manfaat positif mengkonsumsi ikan bagi omega-3 dan omega-6 yang disarankan
kesehatan (Khomsan, 2010). untuk dikonsumsi tidak kurang dari 2,4%
Daging ikan mempunyai beberapa dari total asupan omega-6 dan 0,5-1,0%
manfaat yang sangat penting bagi tubuh dari total asupan omega-3 (Meliala, 2009).
diantaranya menjadi sumber energi yang
Tabel 10 Hubungan Sosial Budaya dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri
060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
Jumlah Ikan
No. Sosial Budaya Tidak ada Kurang Baik p
n % n % n %
1. Negatif 2 12,5 6 37,5 8 50,0
0,005
2. Positif 12 42,9 1 3,6 15 53,6
masyarakat tentang pentingnya
mengkonsumsi ikan untuk perbaikan gizi
Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat akan meningkatkan permintaan akan ikan.
bahwa siswa dengan kondisi sosial budaya Oleh karena itu, upaya pemasaran sosial
pada kategori negatif mengonsumsi ikan peningkatan konsumsi ikan perlu selalu
dengan jumlah ikan pada kategori kurang digalakan.
yaitu 6 orang (37,5%), siswa dengan Bagi masyarakat yang bertempat
kondisi sosial budaya positif mengonsumsi tinggal di daerah bukan pantai, tentu saja
ikan dengan jumlah ikan pada kategori tidak mudah untuk mengakses ikan,
kurang yaitu 1 orang (3,6%). sehingga budaya makan dikembangkan
adalah budaya non ikan.
Hasil uji statistik dengan
Pada hakikatnya sifat kebudayaan
menggunakan uji Exact Fisher diperoleh
adalah kebudayaan terwujud dan
nilai p=0,005 (p<0,05). Hal ini berarti
tersalurkan lewat perilaku manusia dan
terdapat hubungan yang bermakna antara
kebudayaan telah ada terlebih dahulu
sosial budaya dengan jumlah ikan yang
mendahului lahirnya suatu generasi
dikonsumsi siswa SD.
tertentu dan mencakup tindakan yang
Hasil penelitian yang dilakukan diterima dan ditolak maupun yang dilarang
kepada siswa dengan wawancara langsung dan diizinkan (Soekanto, 2006). Ikan di
beberapa diantara mereka ada yang mata masyarakat memang belum
mengatakan bahwa mengonsumsi ikan menduduki posisi sosial strategis. Hal ini
menyebabkan alergi, beberapa diantara berbeda dengan produk hewani asal ternak
mereka juga mengeluhkan bau ikan yang yang seringkali dapat digunakan sebagai
amis dan rasanya yang tidak enak. Dari indikator peningkatan kesejaterahan.
sudut pandang antropologi gizi diketahui Masyarakat kurang mampu dulunya jarang
mengubah pola (kebiasaan) makanan makan telur dan daging, setelah
masyarakat sangat sulit karena kebiasaan pendapatannya meningkat yang bertambah
makan diwariskan turun-temurun sejak adalah konsumsi telur dan daging.
kanak-kanak sampai dewasa. Kesadaran
Fenomena ini tidak berlaku untuk ikan
(Khomsan (2010).
Tabel 11 Hubungan Ekonomi dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919
Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
Jumlah Ikan
No. Ekonomi Tidak Ada Kurang Baik p
n % n % n %
1. Rendah 10 50,0 6 30,0 4 20,0
0,0001
2. Tinggi 4 16,7 1 4,2 19 79,2
Hasil uji statistik dengan
menggunakan uji Exact Fisher diperoleh
Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat nilai p=0,0001 (p<0,05). Hal ini berarti
bahwa siswa dengan kondisi ekonomi pada terdapat hubungan yang bermakna antara
kategori rendah ternyata mengonsumsi ekonomi dengan jumlah ikan yang
ikan dengan jumlah ikan pada kategori dikonsumsi siswa SD.
kurang yaitu 6 orang (30,0%), siswa
dengan kondisi ekonomi pada kategori Penelitian ini didukung oleh teori
tinggi ternyata mengonsumsi ikan dengan bahwa keadaan ekonomi keluarga
jumlah ikan pada kategori kurang yaitu 1 merupakan salah satu faktor yang
orang atau (4,2%). menentukan makanan yang tersedia dalam
keluarga (Supariasa, 2001).
Tabel 12 Hubungan Dukungan Ibu dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri
060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
Jumlah Ikan
No. Dukungan Ibu Tidak Ada Kurang Baik p
n % n % n %
1. Tidak Baik 2 11,8 7 41,2 8 47,1
0,001
2. Baik 12 44,4 0 0,0 15 55,6
diberikan oleh orangtuanya, itulah yang
dimakan. Apabila orangtua sejak awal
Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat tidak pernah memperkenalkan atau
bahwa siswa dengan dukungan ibu pada membiasakan anak-anaknya untuk
kategori tidak baik ternyata mengonsumsi mengkonsumsi ikan, maka sampai dewasa
ikan dengan jumlah ikan pada kategori terbentuklah sikap atau pola makan non
kurang yaitu 7 orang (41,2%), siswa ikan (Nadesul, 1995).
dengan dukungan ibu pada kategori baik
ternyata mengonsumsi ikan dengan jumlah Kesimpulan
ikan pada kategori baik yaitu 15 orang 1. Hasil analisa statistik didapatkan bahwa
(55,6%). siswa SD Negeri 060919 yang
mengonsumsi ikan sebesar 79,8% dan
Hasil uji statistik dengan
yang tidak mengonsumsi ikan sebesar
menggunakan uji Exact Fisher diperoleh
37,2%.
nilai p=0,001 (p<0,05). Hal ini berarti
2. Hasil frekuensi pola konsumsi ikan di
terdapat hubungan yang bermakna antara
SD Negeri 060919 didapatkan bahwa
dukungan ibu dengan jumlah ikan yang
29,5% siswa yang mengonsumsi ikan
dikonsumsi siswa SD.
pada kategori kadang-kadang.
Penelitian ini didukung oleh teori 3. Pada hasil penelitian terdapat 4 faktor
bahwa untuk masa bayi dan kanak-kanak, yang berhubungan dengan pola
mereka masih sangat tergantung pada konsumsi ikan siswa SD Negeri 060919
orangtuanya. Makanan apa saja yang di Kecamatan Medan Sunggal yaitu,
pengetahuan, sosial budaya, ekonomi Departemen Kesehatan., 2013. Peraturan
dan dukungan ibu dengan nilai p<0,05. Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2013 Tentang Angka
Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi
Saran Bangsa Indonesia. Diunduh dari
1. Konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar http://gizi.depkes.go.id tanggal 28 Maret
Negeri 060919 perlu ditingkatkan 2015.
dibantu dengan informasi gizi yang Gober, Uwe., 2009. Mikro-Nutrien
diberikan oleh guru, karena masih ada Penyelarasan Metabolik, Pencegahan, dan
siswa yang tidak mengkonsumsi ikan Terapi. Edisi I. Kencana Prenademedia
sebagai sumber protein hewani yang Group. Jakarta.
baik untuk masa pertumbuhan. Ikawati., 2014. Peringatan Hari Ikan
2. Pihak sekolah diharapkan dapat bekerja Nasional Perdana, KKP Ajak Tingkatkan
sama dengan puskesmas dalam Konsumsi Ikan. Diakses dari
melakukan penyuluhan gizi kepada http://jurnalmaritim.com tanggal 28 Maret
siswa Sekolah Dasar. 2015.
3. Dinas Pendidikan diharapkan dapat Ronny., 2014. Pemprov Sumbar Dorong
bekerjasama dengan Dinas Pertanian Mastarakat Tingkatkan Konsumsi Ikan.
dan Kelautan Kota Medan dalam Diakses dari http://jurnalsumatra.com
mendukung program Gerakan Makan tanggal 28 Maret 2015.
Ikan. Jurnal Warga., 2014. Walikota Ajak Siswa
4. Dari segi jenis ikan yang dikonsumsi SD Gemar Makan Ikan. Diakses dari
diharapkan siswa lebih banyak http://www.jurnalwarga.com tanggal 10
mengkonsumsi jenis-jenis ikan laut Mei 2015.
mengingat kandungan gizinya yang Khomsan, Ali., 2010. Pangan dan Gizi
lebih baik untuk masa pertumbuhan dan Untuk Kesehatan. PT Rajagrafindo
dari segi frekuensi ikan yang Persada. Jakarta.
dikonsumsi diharapkan siswa mampu Meliala, Endang R.S., 2009. Konsumsi
meningkatkan konsumsi ikan. Ikan dan Kontribusinya Terhadap
Kebutuhan Protein Pada Keluarga Nelayan
Di Lingkungan IX Kelurahan Labuhan
Daftar Pustaka
Deli Kecamatan Medan Marelan. Skripsi.
Adriani, M. dan Wirjatmadi, B., 2012.
Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.
Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan.
Medan.
Kencana. Jakarta.
Muhilal dan Damayanti., 2006. Gizi Anak
Almatsier, Sunita., 2009. Prinsip Dasar
dan Remaja. EGC. Jakarta.
Imu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.
Murdiati, A. dan Amaliah., 2013. Panduan
Jakarta.
Penyiapan Pangan Sehat Untuk Semua.
Apriani, Rina., 2012. Pola Konsumsi Ikan
Edisi II. Kencana Prenademedia Group.
Pada Anak Balita Di Nagari Taruang-
Jakarta.
Taruang Kecamatan Rao Kabupaten
Nadesul, H., 1995. Cara Sehat Mengasuh
Pasaman. Skripsi. Fakultas Teknik.
Anak. Puspa Swara. Jakarta.
Universitas Negeri Padang. Padang.
Nilawati, Nurul S., 2006. Hubungan
Demanik, Harry M., 2010. Pola Makan
Konsumsi Ikan Dengan Perkembangan
dan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Di
Kognisi Anak Baduta (12-23 Bulan) Studi
Desa Perbukitan dan Di Desa Tepi Danau
Di Kecamatan Gandus Kota Palembang
Kecamatan Pangururan Kabupaten
Tahun 2006. Tesis. Pasca Sarjana Program
Samosir Tahun 2010. Skripsi. Fakultas
Studi Magister Gizi Masyarakat.
Kesehatan Masyarakat. Universitas
Universitas Diponegoro. Semarang.
Sumatera Utara. Medan.
Notoatmodjo, S., 2012. Promosi Suhardjo, Kusharto C., 1992. Prinsip-
Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Prinsip Ilmu Gizi. Kanisius. Yogyakarta.
Cipta. Jakarta. Supariasa, I D.N., Bakri B., & Fajar I.,
Riyandini, Mentari C., Hubungan 2001. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku
Konsumsi Ikan Dengan Prestasi Belajar Kedokteran EGC. Jakarta.
Anak Di Sekolah Dasar Swasta Brigjend Zulaihah, S dan Widajanti, L. 2006.
Katamso II Kecamatan Medan Marelan Hubungan Kecukupan Asam
Kota Medan. Skripsi. Fakultas Kesehatan Eikosapentanoat (EPA), Asam
Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Dokosaheksanoat (DHA) Ikan dan Status
Medan. Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal
Simanjuntak, Betty Y., 2002. Sumbangan Gizi Indonesia Volume 1 Nomor 2 Hal 15-
Protein Ikan Terhadap Konsumsi Total 25.
Protein Anak SD Keluarga Nelayan dan Zulfrida., 2003. Gambaran Pola Konsumsi
Bukan Nelayan pada SD 065002 Makanan Murid Sekolah Dasar Islam
Kelurahan Nelayan Indah Kecamatan Terpadu Siti Hajar di Kota Medan Tahun
Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2002. 2003. Skripsi. Fakultas Kesehatan
Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Masyarakat. Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara. Medan. Medan.
Soekanto, Soerjono., 2006. Sosiologi
Suatu Pengantar. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai