TOWER TRANSMISI
Q&LPERMASALAHANNYATower Transmisi & Permasalahannya
KATA PENGANTAR
Buku berjudul “Tower Transmisi dan Permasalahanya” ini adalah buku,
hasil capture knowledge yang pertama kali dikeluarkan oleh PT PLN
(PERSERO) PUSLITBANG KETENAGALISTRIKAN. Pemilihan judul,
tersebut karena pegawai di lingkungan PLN, khususnya PLN
PUSLITBANG yang memiliki pengetahuan tersebut sudah berkurang.
Selain untuk memenuhi target KP! PLN PUSLITBANG, yaitu harus
melakukan capture knowledge dengan menerbitkan sebuah buku dalam
setahun, penerbitan buku ini juga dimaksudkan agar terjadi transfer
knowledge dari para senior kepada para juniomya.
Karena buku ini adalah buku pertama dan cetakan pertama yang
dikeluarkan PLN PUSLITBANG, tentu masih terdapat kekurangan disana-
sini. Kami mengharapkan tanggapan, kritik maupun saran demi
kesempurnaan buku ini.
Terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penyelesain buku ini.
‘Semoga buku ini dapat menambah wawasan tentang permasalahan pada
‘Tower Transmisi serta memberikan manfaat bagi kemajuan PLN.‘Tower Transmisi& Permasalahannya
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR......... a i
DAFTARISI sn : sesnninee TL
PENDAHULUAN - a iv
ENERG! LISTRIK & SISTEM TRANSMISINYA 1
EnergiLisrik : 1
Sistem TransmisiListrik 3
‘TOWER TRANSMISI LISTRIK TEGANGAN TINGG! 5
Kiasifikasi Transmisi Menurut Tegangannya ........ : 5
Komponen TransmisiSeluran Udara Tegangan Tinggi. ee
SUTT. "
SUTET. 1
Jenis/ Tipe Tower Tegangan Tinggi 1
Komponen Tower Listrik Tegangan Tinggi... 7
PERANCANGAN TOWER . a 19
Penentuan Jalur Transmisi sons 19
Studi Mela....... 20
Informasi Tambahan 20
Survey Lepangan : 21
enenuanLokasi Tower dai HasilSurvey apangan ' 21
Survey Lokasi Detil Tower 22
Disain Rinci (Detailed Design) : 24
Perencanaan Ruang Bebas - : vo von 24
Perencanaan Struktur TOWEr on 27
Perencanaan Pondaéi...... : cn 28
Kriteria Disain Umum 29
Pertimbangan Disain sn 29
Pokok-pokok Desain..... — 29
Disain dan Analisis menggunakan Komputer oo 30
Material 30
Metode Elen Hingg dalam Analisis Komputer se 30
StrategiDesain a : 31
PEMASANGAN TOWER 33
PembebasanLahan 33
Penyiapan Tenaga Kerja ..... 34
Mobilisasi Sumberdaya & Logistik 34
Penyiapan Lahan Tapak Penyangga ........ ne 35
Pemasangan Pondasi — \ :perkara (TKP) tanpa sempat mengambil barang curiannya.
c «demikian, struktur yang sempat dirusak ini perlu segera
vatau bahkan diganti untuk menjaga agar towernya tetap
jiasanya. Sementara jika besi tersebut berhasil dipotong
aka tim pemelihara perlu segera menggantinya. Selain itu,
yang’bernuansa kental kriminal ini juga sering ditujukan
abel atau kawat grounding. Bisa dibayangkan bahayanya jika
TT / SUTET tidak dilengkapi dengan kabel grouding yang
nah.
perkara, ditemukan bekas-bekas potongan kabel yang
i aot Putusnya kawat penghantar di jalan toll ini menyebabkan
| lalulintas tabrakan beruntun antara tiga kendaraan. Oleh
da peristiwa ini, diguga terdapat unsur sabotase.
pe lain juga dapat menyebabkan suatu peristiwa (mirip
Jada gilirannya dapat menyebabkan gangguan pada
toh kasus adalah rubuhnya tiang transmisi SUTET
nya peristiwa kebakaran (akhir November 2007) di
jatingan, Jakarta Utara yang menyebabkan putusnya
ran, dan kebakaran menyebabkan rubuhnya
‘an kasaran mengenai biaya perbaikan kerusakan
er yang bersangkutan mencapai Rp. 1 Milyar.
gunan tower pengganti memeriukan waktu 1
ri et Peristiwa ini dapat disebabkan oleh
celupasnya bagian pelindung kawat penghantar /
nya sambungan, kerusakan jaringan / transmisi
isnya. Akibat terjadinya arus pendek ini cukup
padamnya lampu dan matinya arus listrik, bunyi
tai percikan-percikan api, hingga kebakaran hebat
kar bangunan (termasuk SUTT/SUTET) yang
Wi'Sisi pelakunya, arus pendek dapat disebabkan baik
}encana alam, atau bahkan oleh kondisi lingkungan
sonacpat cit pda sunbro
fotnvostsTeostar opucema eee su cpus bet stance
dora et pou
2007/11/04 1558017B4836014/pemadaman-beri-mula-enin dan
007/104) s4521S1848342/4hower-culatoboh-poniarngan p-rugkep--m))
Tower Transmisi 8 Permasalshannya
yangterjadi secara tidak sengala.
‘Arus pendek bisa jadi merupakan suatu event yang tidak terjadi begitu
saja secara independent. Peristiwa yang sering dikawatirkan ini
cenderung merupakan sebagai akibat dari faktor-faktor gangguan lain /
primer (human-error, bencana alam, angin, dan lain sejenisnya). Oleh
sebab itu, dari peristiwa ini, para peneliti dapat merekonstruksi kejadian
yang bersangkutan hingga dapat menginventarisir penyebab
gangguan yang sebenamya. Kemudian hasil penelitian ini dianalisa
untuk diambil kesimpulan bagi penanggulangannya pada masa yang
akan datang
Deformasi
Deformasi adalah perubahan atau degradasi bentuk, posisi, dan atau
dimensi suatu benda; termasuk struktur tower transmisi. Dengan
demikian, deformasi juga dapat diartikan sebagai perubahan
kedudukan atau pergerakan suatu titik pada suatu benda balk secara
relatif maupun absolut. Perubahan relat terjadi ka suatu titik bergerak
relatif terhadap titik-titik lainnya. Sementara gerakan absolut terjadi ike
litik yang diamati diasumsikan bergerak tarhadap sistem kerangka atau
referensi yang bersangkutan.
Sebenarnya, deformasi (walaupun penting dan sering menjadi objek
penelitian para pakar struktur bangunan atau gerakan tanah) bukanlah
Suatu event yang terjadi begitu saja secara independent. Aspek yang
sering kali dikawatirkan ini merupakan akibat dari faktor-faktor
gangguan di atas. Salah satu alat untuk menilai sejauh mana akibat
faktor gangguan tersebut, diukurlah besaran dan arah deformasi yang
disebabkannya. Kemudian dianalisa untuk diambil kesimpulan ‘bag!
penanggulangannya pada masa yang akan datang
Korosi pada pondasi dan struktur bangunan tower tentu saja pada
gilirannya akan menyebabkan kelemahan pada material-materialnya
Kelemahan material komponen akibat korosi yang berlangsung lame
ini jika dinadapkan pada beban dan gaya-gaya tetap yang bekerja di
lingkungan sekitarnya, akan sangat berpotensi untuk menyebabkan
deformasi pada tower yang bersangkutan. Demikian pula dengan
faktorfaktor angin, topografi, jenis tanah batuan, berbagai (tips)
bencana alam, dan human error di atas, semuanya sangat berpotens!
untuk menyebabkan terjadinya deformasi pada tower SUT / SUTET.
Sebaliknya, terutama jika faktor-faktor di atas tidak terjadi secara
signifikan (kondisi tower dan sekitarnya relatif aman dan tenang), make
pengamatan terhadap aspek-aspek deformasi ~ baik secara relati
maupun absolut — dapat dilakukan untuk menaksir balik mengena’
keberadaan atau sejauh mana adanya faktor-faktor penyebad
deformasi (korosi, angin, topografi, jenis tanah / batuan, unsur bencana
alam, dan human error),enda; termasuk struktur tower transmisi. Dengan
j juga dapat diartikan sebagai perubahan kedudukan
.Suatu titik pada suatu benda baik secara relatif maupun
han relatif terjadi jika suatu tik bergerak relatif terhadap
Sementara gerakan absolut terjadi jika titik yang diamati
gerak tarhadap sistem kerangka atau referensi yang
ig dianggap tidak berubah posisinya
masi sering dianggap penting dan sering menjadi objek
struktur bangunan atau gerakan tanah, namun
yang terjadi begitu saja secara sendirian. Aspek
rupakan akibat dari faktor-faktor gangguan di
Ik Menilai sejauh mana akibat faktor gangguan
an dan arah deformasi yang disebabkannya.
k diambil kesimpulan bagi penanggulangannya
tower tentu saja pada gilirannya akan
1 luas penampang profile sehingga
ignya_kemampuan daya-dukungnya
pang akibat korosi yang berlangsung lama ini,
in dan gaya-gaya tetap yang bekerja di
sangat berpotensi untuk menyebabkan
ngkutan. Demikian pula dengan faktor-
batuan, berbagai (tipe) bencana alam,
3, Semuanya sangat berpotensi untuk
eformasi pada tower SUTT / SUTET.
for-faktor di atas tidak terjadi secara signifikan
/a relatif aman dan tenang), maka pengamatan
pek deformasi — baik secara relatif maupun absolut —
tuk menaksir balik mengenai keberadaan atau sejauhTower Iransmisi & Permasalahannys
mana adanya faktor-faktor penyebab deformasi (korosi, angin, topograf,
jenis tanah /batuan, unsur bencana alam, dan human error),
DEFORMASISTRUKTUR
Dari segi letak struktur bangunan tower, jenis deformasi dapat dibas!
menjadi deformasi struktur (yaitu rangka tower) dan sub-structure (atau
pondasi). Deformasi pada bagian sub-structure akan mengakibatkan
Geformasi pada bagian struktur atasnya walaupun belum tentu terjadl
perubahan bentuk atau ukuran pada bangunannya, namun posisi struktur
tower akan berubah akibat dari perubahan posisi pada fondasinya.
Demikian pula yang terjadi antara lapisan dasar fondasi yang dapat
merubah posisi struktur fondasinya. Seperti telah dijelaskan di atas bahwa
deformasi merupakan akibat dari faktor gangguan luer seperti longsor,
gerakan tanah, prilaku tanah / batuan (schrincage / swelling yang
ekstrimy*, air tanah, dan lain sejenisnya, ataupun faktor internal seperti
halnya bahan struktur yang tidak sesuai dengan yang seharusnya
sehingga tidak tahan menanggung beban yang seharusnya ditanggung
bagian tersebut, ataupun pemasangan yang tidak sesual dengan
spesifikasi teknis, seperti pemasangan baut yang tidak kuat dan terbalik
sehingga dapat lepas.
Gambar 6. 1 Deformasi pada struktur tiang utama yang jug
berakibat pada struktur lainnya
2 Pemusian (volume membesar) dan penyusulan (volume mengedi) tanah { batuan.sssfower. 49 ini deformasi struktur tiang utama terjadi
oleh dorongan angin juga gerakan pada lapisan dasar
jtelah dijelaskan pada Bab 6 sebelumnya.
RMASI
erakannya deformasi dapat dibagi menjadi gerakan
vertikal. Umumnya kedua gerakan tersebut terjadi
jasing-masing gerakan tersebut dapat diukur dengan
gukuran yang berbeda. Gerakan horizontal diukur
jenis theodolit dan alat ukur jarak dengan sistem
fangkan perubahan vertikal atau tinggi diukur
rpas dengan sistem sipat datar. Namun kedua dapat
a: bersamaan dengan satu jenis alat yaitu total stasion.
fi sistem ini bergantung kepada tingkat ketelitian yang
jan struktur tower yang berada pada permukaan tanah
spat di ukur menggunakan metoda geodesi, sedangkan
awah permukaan bumi, seperti pada lapisan dasar
metoda geologi, seperti pemboran, atau geofisik seperti
ing digunakan sebagai acuan posisi pergerakan,
an 3 buah BM bagi sebuah tower, diletakan pada
jari berbagai gangguan, baik dari pergerakan tanah
a maupun dari gangguan aktivitas manusia di
lakukan pengukuran monitoring deformasi tersebut
baru
Ikan fondasi-fondasi tower dan struktur besi
diidentifikasi terlebih dahulu titik-titik yang akan
et yang menjadi indikator gerakan struktur
fa tower yang diindikasikan terjadi deformasi,
eh teknisi, metoda dan alat yang sama dan
dengan cara pemboran untuk mengambil contoh
if fondasi sampai pada batuan kerasnya. Dari
lapat dilihat apabila terdapat patahan yang dapat
deformasi pada struktur batuan dasar.anys
ar rari Permasalah
tuk menentukan struktur fapisan
itauan deformasi tower.
Gambar 6. 2 Pekerjaan pemboran unt
batuan dasar fondasi dalam rangka peman!TEGANGAN TINGGI
umumnya alat bantu kerja, lingkungan, dan sistem
dan perangkat lunak) buatan manusia, tower / menara
tinggipun (SUTT / SUTET) perlu dipelinara. Aktivitas ini
ituk menjaga dan menjamin kontinyuitas sistem yang
j4 akhimya pasokan listrik selalu terpenuhi sementara
ya dapat tinggal dan hidup dengan rasa aman tanpa
arradiasilistrik tegangan tinggi.
Bina®
mbar 7. 1 Pemeliharaan Jaringanower rani 8 Permascainns
Pemeliharaan
Pada tower SUTT / SUTET, secara_umum, aktivitas pemelinaraa
dilakukan untuk memastikan bahwa semua, peralatan jaringan transmit
yang bersangkutan (selalu) dapat erfungsi dengan balk. Pada umumny:
fingkup aktivitas ini adalah pekerjaan pemeliharaan ruang bebas
lingkungan, tower itu sendiri, isolator, pondas beserta halaman towe
Kawat penghantar, dan kawat petir/ kawat optk. ‘Sementara itu, kegiate
praktis pemeliharaan ruang-bebas yang terdapat persis di dalam wilay:
fower yang bersangkutan dilakukan dengan car memotong, memangke
dtau_mengatur tumbuhan (pohon) dan bangunan-bangunan ya
sekiranya dapat mengganggu tower.
Prosedur Pemeliharaan
Pada prakteknya, pekerjaan pemeliharaan ove tidak dilakukan bec
saja sebagai aktivitas rutin lainnya. Pada aktivitas ini terdapat proset
dan langkah langkah kerja yang mengikatnya: [1] adanya laporan ¢
pelugas lapangan, masyarakat, terjadi bencattt (atau event lain ye
Signifikan), atau hasil evaluasi data laporan YeNg masuk; [2] melakul
SMhlisa_Keselamatan pekerjaan dengan meniniy lapangan;
cymbahas hasil analisa keselamatan pekerjaan (AKP) dan rene:
findak-lanjut yang diperlukan, (4] mempersiapkan SDM, organisasi ke
peralatan, metode pengerjaan, dan material pengganti_ mau
pendukung lainnya; [5] _membuat jadwal kerja beserta surat-s
persetujuan dan pendukungnya: [6] melakukan persiapan seteiah renc
disetujui; [7] melaksanakan pekerjaan pemeliharaan; [8] melakt
fevaluasi pekerjaan; [9] membuat laporan kegiatan.
Jenis Pemeliharaan
Pada institusi terkait jaringan transmisi listrik, sevate praktis, dik
beberapa jenis pemeliharaan; mulai dari yang sederhana hingga
paling rumit. Beberapa jenis pemeliharaan tersebut di antaranya ad
pemeliharaan rutin | periodik (preventive maintenance), pemeline
Korektif (corrective maintenance), pemeliharaan darurat_ (emers
maintenance), dan pemeliharaan yang dilakukan berdasarkan kc
objektif peralatan yang bersangkutan (condition-based maintena
CBM).
Pemeliharaan Secara Teknis :
Secara teknis, pengertian aktivitas "pemeliharaan’ akan _me
perawatan, pemeriksaan, perbaikan, penggantian, dan penc
Bomentara tujuan Khususnya adalah untuk: mempeitahé
kemampuan Kerja peralatan, memperpanjang UN (life-time) pere
menghilangkan / mengurangi fesiko kerusakan, mengembperalatan, mengurangi kerugian secara ekonomis, dan
kinan keandalan operasisistemnya.
rutin merupakan aktivitas yang dilakukan secara periodik
hankan kondisi jaringan agar selalu dalam kondisi baik.
ivitas ini dapat dilakukan setiap sepuluh-tahunan, lima-
nan, semesteran, bulanan, dan lain sebagainya
‘eenderung dilakukan secara visual (inspeksi):
in climb-up inspection. Hasil aktivitas ini merupakan data
jakan sebagai alat bantu: evaluasi / perencanaan / dan
;penanggulangan dan pencegahan; perbaikan /
dan penggantian.
yround patrol merupakan pemeriksaan harian di jalur
jemanjat tower yang bersangkutan; hanya line walker
Pada rutinitas ini, objek-objek yang diperiksa adalah
‘ground-wire, ruang bebas, tower beserta halamannya,
& aktivitas masyarakat di sekitarnya, Sementara itu, climb-
merupakan aktivtas pemeliharaan terhadap tower dan
yang dilakukan oleh climber dengan cara memanjat
[ET) yang bersangkutan dalam kondisi bertegangan
ini; objek-objek yang diperiksa adalah besi tower;
\ground-wire; klem pemegang kawat beserta
r dan asesorisnya; dan benda-benda asing yang
misal adalah layang-layang atau benangnya) pada
ihg.di muka bahwa pemeriksaan rutin dapat
avaktu yang berbece; dapat bergatung pad
dan kondisi_sosial
fa di sekitar tower. Kondisi alam yang dimaksud
i /industri, gempa, pertumbahan tanaman di sekitar
‘ an, dan lain sejenisnya. Karakteristik kerja
rlinat dari buku manual perangkat yang
iini juga mencakup perkiraan umur komponen
boat misal, berdasarkan pengalaman dan
gas perlu memeriksa isolator gelas yang
de tertentu. Sementara itu, kondisi sosial juga
emeriksaan. Peristiwa pencurian peralatan
jggalian liar, dan lain sebagainya sering kali
Eanes, sekitamya. Ketika event iniower Trans Permasalahannye
Pemeriksaan Sistematis
sla hasil pemeriksaan rutin tidak menunjukkan adanya gejala kerusakan
Siau masalah, maka pada suatu saat dapat dilakukan pemeriksaan
aetematis: lebih telti dari_pemeriksaan ru) karena digunakannya
beberapa alat tambahan Pemeriksaan ini bisa mencakup pengujiat
kemampuan isolator di laboratorium, pengetesan kondisi sambungan
Sengan bantuan infra-red thermo-vision, ‘dan pemeriksaan tegangen
tembus isolator dengan corona detector
Pemeriksaan Korektif
Bemeriksaan korektif adalah pemelinaraah yang dilakukan_karena
ferdapat persiatan yang _mengalami kerusakan atau memerlukan
penyempurraan. Pemeriksaan ini ering kali disebabkan oleh karena
pemeriksaan rutin yang tidak dilakukan ‘secara konsisten; jarang dilakukan
tau dilakukan dengan periode yang ‘cukup panjang.
Pemeriksaan Darurat
Pemeriksaan darurat dilakukan jika terdapat kerusakan SUTT/SUTET
yang disebabkan oleh hal-hal yang bersifat luar biasa. Banijir, gempa Dur},
fongsor, gunung meletus, kebakaran, tertabrak kendaraan adalah contoh
event yang menyebabkan terjadinya pemeriksaan darurat. Karena event
penyebabnya luar biasa dan ee mariukan penangan ekstra sumber-daya
oe hs biasanya dipasang tower emergens/
Praktis Pemeriksaan :
Secara praklis, pemeriksaan rutin atau Yo°g paling sering dilakukan
Sdalah [1] ground patrol; (2) isolator: rembersihkan dari polusi, menggant
yang pecah atau yang rusak l@pisan permukaannya; [3] kawat: menggart
yang Fenyambung kembali yang rantas / PUL, dan membersihkan dat
fayang-layang beserta benangny@; {| mengencangkan klem jumper dan
baud/skrup; [5] pondasi: pemeriksaan stabilitas pondasi tower (leveling
Gan keretakan), apakah turunfamblas kare tanahnya bergerak karené
rus air bawah tanah; (6) pemeriksaan kelengkapan tapak tower (patel
asa patas tanah PLN dan urugan tanah tapak tower); {7] grounding
pengecekan / penggantian tahanah pembumian; [8] pemeriksaan jaré
Pebes konduktor dengan benda di sekitarhy® [9] perbatkan tower da
aspek deformasi atau bengkok ‘akibat tanah di sekelilingnya yar
Prengalami longsor atau bergerak; {10} pengelasan baud tower unty
meneegah pencurian; [11] spacer perbaikan bagi yang terlepas da
Konduktor, [12] penebangan pohon yang tumbang atau tumbu
Trengganggu Konduktor; [13] penggant besi tower karena pencurian [t
penggantian fension olamp kondukter: [15] pemasangan Kembali damp
yang melorotke tengah gawang: [16] penggantian lampu aviasi yang MsDampak Lingkungan
wan dampak lingkungan dilakukan sesuai_ dengan
fercantum di dalam dokumen-dokumen Rencana
an dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL-
gkungan, setelah masa operasional, yang perlu
.diamati adalah besaran medan magnet dan medan
dan jaringan transmisinya secara keseluruhan. Untuk
pak negatif (jika ada) terhadap lingkungan, baik pada
aan / disain atau bahkan pada masa pemeliharaan, sering
tan penyesuaian (pemindahan) jalur. Artinya, letak jalur
“pula pendekatan sosial dan pemberian ganti-rugi atas
'slah terpakai.
pkan dapat mengurangi sebaran dan besaran
pak yang berkaitan dengan lokasi (kedekatan).
ftanian, perkebunan, kawasan lindung, lokasi:
_ dan lain sejenisnya. Selain itu, potensi gangguan
Wilayah juga dapat berkurang jika jalur SUTT / SUTET
san pemukiman, tidak akan ada kekhawatiran
lensi dampak medan listrik dan medan magnet.
ig khawatir akan robohnya penyangga atau
tar. Dan, tidak ada lagi pemilik lahan yang merasa
terkait SUTT. Meskipun demikian, seluruh rencana
penuhnya dijauhkan dari kawasan-kawasan
/ SUTET masih perlu melintasi kawasan
in, Sensitif yang lain. Oleh sebab itu, pendekatan
misalnya melalui sosialisasi yang intensif dan
19 disepakati bersama
masa pemeliharaan ini juga, bisa nampak
rkait tower itu sendiri. Sebagai contoh, setelah
Konstruksi tower bisa aus, bengkok, dan
ponen kecilnya (tetapi dianggap penting) seperti
up, sementara pondasinyapun berkemungkinan
fetakan atau kehancuran. Ini semua dapat
480 KV ciperiskan analsa dampak ingkungan/ AMDAL yang merujvk pada PERMENTower Transmit BPermaselshiony?
Penanganan Akibat Korosi
Menurut hasil penelitian, dalam kaitan pemeliiaree tower tegangan
tinggi, penanganan korosi pada struktur tower dapat dibagi menjadi empat
kategori sebagai berikut:
a) Dipertahankan: batang bresing”” masih dapat
dirawat sama sekali.
b) Dirawat/dibersihkan: batang bresing masih
perlu dilakukan perawatan dengan cara dibersih
c) Regalvanisasi: batang bresing dapat digun:
dan berjangka panjang setelah direg:
d) Diganti: batang bresing tidak dap:
terkorosi dengan parah sehingga haru
baru yang mempunyai mutu dan. dimensi.
bresing existing.
aupakan tanpa perlu
at digunak n tetapi
Gambar 7. 4 Batangbresing|
Contoh gambar batang bresirig yang’
Gambar 7,5 Batang bresing ya
2 Rangka batang tower
26 Galvenaasl larg.Tower Transmisi & Permasalahannya
oe
Contoh gambar batang bresing yang diregalvanisasi
Gambar 7. 6 Batang bresing yang diregalvanisasiinerrant feresearre
Tower 49 (lama) adalah salah satu Komponen transmis
memiliki karakteristik sangat unik; balk=-darisist=a
topografi, dan kondisi ingkungan fisik &
tahun dibangun dan kemudian beroprasist
KV ini diketahui telah mengalami kegagalan;
rangka strukturnya secara signifikan)._P:
tower ini dikawatirkan akan mengalat
Oleh sebab itu, tower yang uni ini
bahwa pada tower tersebut dijumpais
terbalik (kepada di bawah yang sehari
dan lubang baut yang berbentuk ku
beban siklik. Selain itu, di lain pihak, ‘
yang lebih besar lagi di kem
dipindahkan dan kemudian
menggantikan fungsi-fungsi to
LOKASI TOWER 49
Tower 49 -- yang menjadi obj
adalah salah satu dari
[SUTTISUTET] Cirata-Cibat
wilayah Propinsi Jawa. |
Cipangarangan; atau tepatny.
Jatiluhur. Jika berkendaraai
berdasarkan pengalamat
selama kurang lebih 90 men
‘Sementara itu, dari kota Purwake
hambatan, maka juga diperiul
Jatiluhur yang penuh dengan ba
menggunakan perahu bermotorTower Transmisi Permaselannyg§ $$$
Secara geografis wilayah sekitar (danau) Jatiluhur dan sekitamya
merupakan perbukitan dan lembah sebagai akibat dari lipatan lapisan kulit
bumi. Hal ini dapat terlihat pada singkapan batuan kwarsa pada lereng
bukitnya. Tower yang terletak di sekitar kerimbunan pohon bambu dan
area pesawahan yang subur ini berjarak sekitar 100 meteran dari jalan
beraspal. Jika diukur dengan menggunakan perangkat receiver GPS tipe
navigasi, maka posisi tower SUTT/SUTET ini akan berada di sekitar
koordinat 107°17'51".6 BT dan 06°31'23".6 LS; yang secara teknis
termasuk ke dalam zone 48S sistem koordinat proyeksi UTM.
107°09 00"
70g 00"
Gambar 8. 1 Peta lokasi tower
KONDISI GEOLOGI DI SEKITAR TOWER
Dari hasil investigasi di lapangan yang dilakukan pada masa yang lalu
(studi literatur saat ini), diketahui bahwa susunan stratigrafi di daerah
sekitar tower 49 (SUTT/SUTET) ini terdiri dari 3 satuan batuan; dengan
degradasi dari tua ke muda. Satuan-satuan batuan yang dimaksud
adalah” [1] Intrusi-intrusi Andesit Homblenda, [2] Porfir Diorit Hornblenda
(ha) yang tersusun dari plagioklas menengah, dan [3] Hornblenda yang
terbentuk di sekitar masa Oligosen Akhir.
Anggota Napal dan Batupasir Kuarsa Formasi Jatiluhur (Mdm) terdiri dari
35 nat pula pustaka (Sudjatmiko, 2009),or Trani & Permasalehannye
napal abu-abu tua, batu lempung napalan dan serpih lempungan dengan
sisipan-sisipan batu pasir kuarsa, kuarsit, dan batu-gamping napalan yang
merupakan endapan epikontinen Sunda, Penyebaran batuan-batuan ini
dimulai dari batas cekungan Bogor (khususnya di bagian selatan) yang
meluas hingga ke arah utara (ke daerah lepas pantai). Material batuan
‘Aluvium Tua-nya (Qoa) yang terdapat di wilayah ini terdiri dari konglomerat
dan pasir sungai yang bersusunan andesit dan basalt. Sementara itu,
batuguling-batuguling dari batu gampingnya_terkersikkan batupasir,
kongresi-kongresi silkka dan andesit dimana terendapkan pada masa
Pliosen Atas-Kuarter.
Sementara itu, di lain pihak, berdasarkan data sejarah batuan/geologi,
pembentukkan lapisan lempung di pulau Jawa bagian utara disebabkan
oleh terjadinya sedimentasi laut Purba di paparan laut Jawa tua.
Kemudian, akibat terjadinya terobosan secondary magmatik, muncullah
gunung purba yang akhimya mati dan tererosi. Kemunculan ini
menimbulkan patahan-patahan minor dan zona hancur. Tower 49 terletak
pada zona hancur ini.
orzo
ossror
107°15 07
as
Gambar 8. 2 Peta tower 49 terletak pada zona hancur osssor
Se ee en eee
Gea aeenene aoeee e
eames opines we
Ba Seo eagerness
cra usr, oto
ot
ANDESIT HOREBLENDA DAN FORFIR DIORIT HORENBLENDA: lasts Fare weeny
‘AXason dar plagioklas mencegah dan borenblends di sehitar G. Songgaburane due G. Perang,
.
:
:
:
y
.i
Tower Transmis Permasalaannys § $a
INVESTIGASI LAPANGAN
Selain dilakukan pengukuran terhadap dimensi-dimensi elemen-elemen
struktur towernya secara lokal, di lapangan tentu saja juga dilakukan
investigasi lainnya. Investigasi ini antara lain mencakup: [1] pemboran
batuan (geologi) untuk mencari kemungkinan (potensi) terjadinya
gerakan-gerakan tanah akibat kondisi batuan sekitarya; [2] penyelidikan
geofisika (seismik refraksi) dilokasi tower; [3] pemetaan topografi di sekitar
tower (beserta kaki-kaki dan pondasinya); dan (4) pengambilan contoh
tanah (undisturb sample) beserta analisia mekanika tanahnya di
laboratorium.
HASIL-HASIL INVESTIGASI
Berdasarkan pengamatan tim investigasi di lapangan, didapatkan
beberapa hasl (fakta-fakta) sebagai berikut:
a) Kondisi Geologi
Berdasarkan hasil investigasi tanah di sekitar tower 49 didapatkan
fakta-fakta bahwa: [1] terdapat jalur sesar / patahan yang melalui tower
49 (Tower 49 terletak pada zona hancur®.); [2] terdapat area weak zone
pada kaki B dan C tower 49 (lapisan yang poros dan mengandung air
atau merupakan sungai bawah tanah). Deformasi pondasi yang
mungkin terjadi di wilayah ini tidak terpisah dari fenomena akibat
swelling dan schrincage yang menyebabkan pergeseran yang tidak
merata.
b) Kondisi Tanah & Gerakannya
Dari hasil-hasil pengeboran pada saat penelitian tanah dalam rangka
pembangunan tower didapati lapisan batuan lempung monthmorillonit
yang sangat mudah lepas. mineral ini dapat dikatakan sangat tidak
stabil, pada kondisi tergenang, air dengan mudah masuk ke dalam sela
antar lapisan ini sehingga mineral mengembang. Pada waktu
mengering, air di antara lapisan juga mengering sehingga mineral
menyusut, pada kedalaman sekitar 3 meter. Kompleksitas struktur
batuan di sekitar lokasi tower juga dapat mempengaruhi kestabilan
fondasi tower. Sementara itu, pengaruh banjir pada danau Jatiluhur
dapat mengakibatkan kandungan air pada lapisan batuan lumpur
meningkat sehingga juga berakibat kepada potensi pemekaran volume
batuan yang kemudian berakibat kepada deformasi fondasi tower.
Sebaliknya, pada saat musim kering / kemarau, permukaan air danau
yang surut akan berakibat pada turunnya kadar air pada batuan
lempung tersebut. Hal ini mengakibatkan penyusutan volume batuan
yang juga dapat berakibat deformasi pada fondasi tower dalam arah
yang sebaliknya
5 Lihat bahasan mengenal ends geoog dl sektar tower.Tower Trensmisi 6 Permasalahennya
Pengamatan yang dilakukan pada fondasi tower memperlihatkan
adanya gerakan tanah, meskipun dengan kecepatan yang relatif
lambat. Hal ini dapat dilihat dari kedudukan fondasi tower yang berubah
tempat setelah diukur dari posisi semula. Sementara itu, usaha
pengikatan yang dilakukan tethadap kaki-kaki fondasi dengan balok
beton juga belum berhasil sempurna; sebagian beton telah retak atau
hancur ketika dikunjungi.
Kondisi Struktur Tower 49
‘Adanya masalah pada tower 49 ini baru diketahui melalui pengamatan
elemen-element struktur towernya. Hasil-hasil pengamatan
mengindikasikan bahwa tower yang unik ini mengalami deformasi.
Memang, secara makro, jika diamati sepintas lalu saja, tower setinggi
80 meteran ini nampak tidak berubah sama sekali ke arah vertikal; tidak
berbeda dengan pada saat pertama kali dibangun. Tetapi jika diteliti
lebih jauh, di ketinggian sekitar 45 meteran dari tanah (stub) —
khususnya pada wilayah sekitar kaki / pondasi — akan terlihat bahwa
kedua jarak diagonalnya tidak sama. Jika diukur, maka akan
didapatkan bahwa struktur rangka tersebut telah bergeser sebesar 596
mm, atau sekitar 6.4%
Selain itu, pada bidang yang sama, juga ditemukan adanya bracing
dimana salah satu lubang baut-nya mengalami robekan akibat blok-
geser. Pada kedua ujung bracing ini masing-masing terdapat 2 lubang
baut. Penyebab robeknya lubang baut ini diperkirakan karena satu baut
lainnya tidak bekerja dengan baik (in-effective) sehingga pada saat
terjadi gaya-gaya eksternal yang bersifat ekstrim (semisal karena angin
kencang) bracing yang bersangkutan menjadi tertarik ke arah tertentu
sementara satu baut yang tersisa tidak mampu memikul atau menahan
gaya-gaya yang bekerja.
Baut yang tidak bekerja disebabkan karena baut yang bersangkutan
sudah longgar, lepas, atau bahkan telah jatuh ke tanah. Peristiwa
tersebut diduga karena mur-nya yang longgar akibat proses
pengencangan yang hanya dilakukan dengan tangan beserta efek
siklik secara terus-menerus yang ditimbulkan oleh beban luar (angin).
Kenampakan efek ini dapat dilihat pada (pola) lubang baut yang telah
mengalami ovalisasi. Sehubungan dengan posisi kepala baut berada di
sisi bawah bracing sementara mur berada di sisi atasnya, maka efek
siklik dapat menyebabkan longgarya mur yang bersangkutan hingga
dapat memungkinkan terlepas dan jatuhnya baut. Hal tersebut tentu
saja kecil kemungkinan akan terjadi jika baut & mur dipasang
selayaknya; posisi baut ada di atas sedangkan mur berada di bawah
bracing.
Untuk meyakinkan bahwa telah terpasang secara kencang-tanganTower Transmisi & Permasalahannya
fy A
5 ste ¥ Dey ey
y Y
Gambar 8. 3 Tampak depan & samping tower
Gambar 8. 4 Perubahan panjang diagonal towerTower Transisi 8 Parmaselchannys
(bukan kencang penuh), maka bautmur yang bersangkuten telah
dicoba untuk dibuka dengan kunci inggris; dan terbukti bahwa bautmur
tersebut dapat dibuka dengan mudah. Dengan fakta ini, maka tim
investigasi lapangan memiliki dugaan lain bahwa pada saat mur
tersebut menjadi longgar akibat efek siklik, salah satu bautnya
mengalami penurunan posisi sedikit demi sedikit hingga bidang geser
sambungannya tepat berada pada bagian ulir baut, sementara satu
baut sisanya tetap kencang tanpa ulir pada bidang geser. Akibatnya,
pada saat timbul Kejadian ekstrim yang menyebabken bracing tertarik,
Salah satu baut yang masih kencang akan mengalami kegagalan dalam
modus blok geser, dan hal ini diikuti oleh lepasnya baut yang longgar
akibat bergeser pada daerah ulir yang terletak pada bidang geser. Hal
tersebut nampaknya sesuai dengan prediksi kuantitatif. Sementara
pada jung lainnya, kedua bautnya masih terpasang dengan lengkap.
2 baud! Kegagalan
Lepas Bracing
3 nl
‘Gambar 8. 5 Kondisi tower yang oval pada lubang baud,
baud yang lepas & kegagalan bracing
Setelah bracing tersebut tidak lagi berfungsi, sistem gaya yang bekerja
pada rangka bidang yang bersangkutan menjadi tidak seimbang.
Bracing harus memikul gaya tarik atau tekan yang jauh lebih besar dari
pada gaya rencana awal akibat kegagalan. Akibatnya bracing yang
tertarikc secara ekstrim, maka batang segmen yang terkait pada titik
kumpulnya menjadi melengkung / tertarik ke arah dalam struktur
rangka. Pada tahapan berikutnya, ketika bracing lainnya juga tertarik
Secara ekstrim, maka akan terjadi puta kegagalan pada sambungan di
titik kumpul terkait dalam modus blok geser.
d) Kondisi Pondasi Tower
Indikasi deformasi pada lapisan batuan (khususnya pada) pondasi
tower terlihat dengan adanya retakan pada beberapa balok yang
menghubungkan dasar-dasar tiang utama tower; nampaknya, seperti
adanya sualu dorongan gaya ke arah atas pada balok yang
bersangkutan dari adanya patahan pada beberapa bagian. Oleh sebab
itu, untuk melihat indikasi ini secara jelas pada fondasi tiang utama,Tower Transmisi & Permasalahannya
dilakukanlah pengukuran terhadap jarak-jarak antara dasar tiang-tiang
utama, Ternyata, jarak-jarak hasil pengukuran ini (horizontal) tidak
menyatakan adanya suatu perubahan yang signifikan. Pada saat itu
tidak dilakukan pengukuran ketinggian antara keempat kaki-kaki tiang
utamanya untuk melihat sejauh mana perubahan yang terjadi ke arah
vertikal.
Dari hasil pengeboran lapisan dasar pada lokasi tower ditemui zona
hancuran pada batuan lempung yang diduga akibat dari dorongan
batuan intrusi magma. Untuk melihat perubahan atau deformasi pada
batuan dasarnya, tim investigasi melakukan pengamatan georadar,
geolistrik, dan pemboran.
e) Tower 49 Baru
Mengingat beberapa hal yang telah dibahas di muka beserta kestabilan
lapisan dasar yang terletak di bawah tower 49 ini tidak stabil, maka
diputuskanlah untuk memindahkan tower 49 lama ke tempat yang lebih
stabil (tower 49 baru); yaitu pada wilayah lapisan dasar yang kokoh
Dalam kaitan ini, ditemukanlah lahan baru pada area di sekitar kuburan
umum di desa yang bersangkutan dan berjarak sekitar 150 meteran ke
arah tenggara dengan ketinggian lebih-kurang 160 meter di atas
pemukaan laut.
Pondasi beserta kaki-kaki tower 49 baru (sebagai pengganti tower 49
lama) telah selesai dibangun. Demikian pula dengan struktur rangka
besi-bajanya; telah berdiri kokoh. Memang beberapa komponen
(seperti halnya isolator dan kawat-kawat penghantar) belum terpasang
atau dipindahkan dari tower lama, Meskipun demikian, sayangnya,
lokasi tower SUTET baru ini berada di kompleks pemakaman.
Perluasan halaman tower masih tertunda karena tethalang oleh
beberapa makam yang belum dapat dibebaskan; para akhli warisnya
menolak. Pembebasan dan pemindahan makam yang tersisa
merupakan masalah sosial tersendiri bagi tower baru ini.
Rupanya, setelah dianalisis secara sederhana, penggantian (lokasi)
tower lama menjadi yang baru’ (meskipun pemindahannya belum
benar-benar dieksekusi) akan menimbulkan efek samping (masalah
baru) yang cukup signifikan; baik bagi tower yang bersangkutan (tower
49 baru) maupun bagi kedua tower yang akan mengapitnya. Karena
perubahan posisi tower (menjadi tower 49 baru), maka nilai-nilai jarak-
jarak dan arah-arah (sudut-sudut) terhadap kedua tower yang akan
mengapitnya (two existing towers) juga akan berubah. Perubahan
sudut-sudut inilah yang menyebabkan perubahan jenis/tipe kedua
tower pengapit dari rancangan awalnya. Dampaknya, karena
perubahan sudut-sudut ini; sebagai contoh, tower 48 yang pada
awalnya berjenis suspense dimana hanya menanggung beban (berat)
Penggeseranokasi tower 43 ama ke Iokasi tower 49 baru tidak berdampak pada tower 48 (menjadi
tension) karena hal i sudah drencanakan sebelumya. Tela, pada saa roses gant ug lahan terdapat Salah satu
‘kh aris makam yang berkoboratanatas pemindahan makammya. Abaya, roneana tower terpaksa cpingankar
‘0k 5 sampai 10 meter dar rencana semula Hal leh yar sobenamnya mengakbetkan tower 48 beruban situs
‘enjadl tower fonsion.ove Transmis&Permasalahannya
kabel kawat-kawat penghantarya akan menjadi tower berjenis tensi
karena juga harus menanggung beban (gaya tarik) ke samping akibat
besar sudut belokan yang lebih besar dari lima derajat. Sementara itu,
tower 50 tidak berubah status karena sudut yang dibentuknya bahkan
semakin kecil.
Sementara tower 48 juga sudah memiliki persoalan tersendiri. Struktur
batuan dasar tower ini terdiri dari batuan lempung montmorillonit
(hingga kedalaman 8 meter dari permukaan tanah). Dengan demikian,
struktur batuan dasar pada tower ini bersifat plastis karena lapisan-
lapisannya yang mudah lepas oleh pengarub air, mengembang & rapuh
apabila tergenang air, dan menyusut & sangat keras jika kekurangan
kadar air/kekeringan.
f) Kondisi Sosial Masyarakat Sekitar Tower 49
Secara umum masyarakat yang tinggal di sekitar tower 49 cukup
kondusif menerima keberadaan tower 49 baru. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh pendekatan sosial yang baik oleh petugas PLN
setempat. Sementara pada kasus lain, masalah sosial muncul pada
saat pembebasan lahan tower. Ketika lokasinya dianggap sudah
sesuai secara teknis, tetapi ironisnya, posisinya berada di dalam
wilayah pemakaman Umum. Masalah yang timbul adalah ketika hampir
semua angola masyarakat setuju, terdapat satu keluarga / akhli waris
yang keberatan makamnya terusik. Dengan demikian, lokasi rencana
pembangunan tower perlu disesuaikan atau digeser hingga menjauhi
makam tersebut. Hal inilah yang mengakibatkan perubahan status
tower 48 yang semula berstatus suspensi menjadi tension
KESIMPULAN SEMENTARA
Berdasarkan pengamatan visual di lapangan berikut teknik analisis
kualitatit yang dilakukan, maka tim pemantau mengambil kesimpulan
sementara:
1) Telah terjadi pembengkokan pada batang-batang kerangka utama,
khususnya pada kerangka diagonalnya yang mengalami gejala
puntiran sehingga bentuknya (agak) bengkok.
2) Di sekitar kerangka diagonal yang mengalami pembengkokkan,
elemen struktur rangka telah mengalami perubahan / pergeseran
panjang diagonal sebesar 596 mm (6.4%).
3) Kegagalan keempat bracing telah menyebabkan struktur tower 49 telah
kehilangan tahanan puntimya sehingga kemudian menyebabkan
kegagalan bracing yang lain.
4) Perubahan atau penyimpangan +10 cm (0.22%) jarak diagonal pada as
top stub kemungkinan dapat disebabkan oleh pergerakan kaki t)tower
atau pondasi namun dapat juga _merupakan suatu simpangan baku
yang terjadi pada proses pengukuran.Tower Transmisi & Permasalahannye — —
5) Dengan kondisi topografi dan morfologi di sekitar tower (dengan
ketinggian 100 meteran di atas permukaan laut) yang berupa bukit-
bukit (dengan ketinggian sekitar 400 hingga 500 meteran di atas
permukaan laut) yang mengkerucut, maka tower 49 sangat rentan
dipengaruhi gaya-gaya luar (eksternal). Angin dari arah danau Jatiluhur
bisa terkonsentrasi dan berbelok menerjang tower sehingga
menimbulkan gaya puntiran pada tower tersebut. Sementara angin
yang secara langsung menerpa tower dari arah depan, belakang, dan
samping merupakan gaya luar yang sangat potensial. Jika sangat
besar, terpaannya bahkan dapat merubuhkan tower yang
bersangkutan®. Demikian pula jika angin tersebut berputar (hingga
Membentuk pusaran angin) secara periodik di sekitar towerya,
beberapa Komponen tower dapat bergetar atau bahkan lepas.
Kemungkinan lain, angin yang berdesir juga dapat menggetarkan
kawat-kawat penghantar towernya yang memang sudah memiliki gaya
(tegangan) tersendiri hingga menimbulkan getaran / interferensi /
resonansi terhadap komponen lainnya yang kurang kuat dan
menimbulkan gangguan (gaya eksternal) terhadap struktur (tiang)
towernya. Getaran semacam ini yang terus-menerus juga dapat
Menggetarkan potongan-potongan besi pada bagian lubang mur
hingga lubang murnya makin besar dari waktu-ke-waktu akibat terkikis
oleh gesekan bagian tiang pada lubang mur oleh mumya sendiri.
Akibatnya, lubang mur berbentuk oval /elips.
6) Adanya fakta-fakta baumur yang pemasangannya terbalik, lepas,
kendor, dan mudah dilepas meski dibuka dengan tangan
(pengencangan tangan dan bukan kencang penuh) mengindikasikan
bahwa pada tower tersebut juga telah terjadi gangguan yang
disebabkan oleh faktor manusia (human error).
7) Lokasi yang terletak di dalam zona hancuran, desakan batuan intrusi
magma ke lapisan lempung yang selanjutnya mendorong ke arah atas,
sifat batuan lempung yang mudah terpengaruh oleh kadar air
(mengembang jika kelebihan air dan menyusut jika kekurangan air),
dan kompleksitas struktur batuan akan mempengaruhi kestabilan
pondasi tower. Sementara itu, fluktuasi muka air yang terjadi di musim
hujan di sekitar danau Jatiluhur beserta kondisi kering di musim
kemarau akan menyebabkan potensi kembang-susut volume batuan
yang pada gilirannya juga akan berpotensi untuk memungkinkan
terjadinya deformasi pada pondasi tower yang bersangkutan.
Pengamatan yang dilakukan pada pondasi tower telah memperlihatkan
adanya indikasi adanya gerakan tanah, meskipun dengan kecepatan
yang relatif lambat. Sementara itu, usaha pengikatan yang dilakukan
terhadap kaki-kaki fondasi dengan balok beton juga belum berhasil
sesuai dengan harapan; sebagian beton telah retak atau hancur ketika
3 nformasl in bisa didapatian al google corn
53 nathembatkasus nbutmyabeberapa tower SUTTISUTET ochtoktoranginlKiaten,
8)Tower Transmisi § Permasalahannya
dikunjungi. Masih memerlukan solusiyanglainnya.
9) Perubahan lokasi (posisi) tower 49 lama menjadi tower 49 baru ternyata
tonimbulkan efek samping yang cukup signifikan bagi salah satu ‘owe!
yang mengapitnya (tower 48), Akibat perpindahan Yokast ini, nilai sudut
Yoreontal yang dibentuknya akan melebihi ima” derajat hingge sangat
potensial untuk merubah status (beserta seluruh konsekuensinya)
yang semula tower suspensi menjadi tensi.
KASUS-KASUS TOWER LLAINNYA
Sobenamya, pekerjaan pemeriksaan tower SUTT/SUTET cukup menarik
ce eoreryntang: terutama bagi para personil yang menyukal kerja
penelitian lapangan. Dari berbagai investigasi lapangan, banyak fakta,
Pevtangan, dan masalah yang menarik dan kemungkinan solisiny belum
(aurukan pada masa sebelumnya. Sehubungan dengan ha) ini, maka
perkut adalah beberapa contoh kasus kerusakan atau gangguan yang
terjadi di beberapa tower SUTT/SUTET:
Tower SUTT 150 KV Gunung Putri (Bogor)
Angin kencang terkadang “berkolaboras!’ dengan hujan lebat dalam
tal entuk potensi kerusakan lingkungan yang cukup parah. ToWe! SUTT
] SUTET-pun tidak luput dari gangguan cuaca semacah ini. Sebagai
contoh® kasus nyata adalah peristiwa hujan lebat yang disertai dengan
angin kencang yang terjadi pada aknir bulan September 2007. Faktor
ao eT mmenyebabkan rubunnya sebuah tower SUTT 15) KV yang
Casak di Gunung Putri (bogor). Akibatnya, pasokan listrik untuk wilayah-
wilayah Bogor Baru, Ciawi, Cibadak Baru, ‘dan Sukabumi terputus. Untuk
mengatasi masalah ini, telah dibangun (selama dua hari) sebuah tower
ssementara.
Tower SUTT70 KV, Desa Tegal Longok Keroncong, Bante”
Pohon besar yang tumbang bisa juga menyebabkan kejatuhan tower
SUTT / SUTET. Kenyataan® ini pernah terjadi di Dese ‘Tegal Longok
Koroncong, Kabupaten Lebak, Pandeglang, Banten dimar terdapat
Sebuah tower SUTT 70 KV setinggi sekitar 70 meter yang tubuh karena
ferimpa pohon besar yang tumbang. Dengan kejadian ini, wilayah
ere star-Kecamatan Saket, Malingping, Labuan, dan Monee sempat
tsrputus dar listik beberapa hari pada akhir bulan Jun 2008. Meskipun,
renang, Kejadian seperti ini sangat langka mengingal jar di sepanjang
Trarwniigl istik seharusnya sudah dibebaskan (clear) dengoh adanya
Konsep ruang bebas (RoW) yang memastikan bahwa potensi gangguan
korselitvitas, manusia, tanamanipohon, dan bangunan