Anda di halaman 1dari 88
TOWER TRANSMISI Q&LPERMASALAHANNYA Tower Transmisi & Permasalahannya KATA PENGANTAR Buku berjudul “Tower Transmisi dan Permasalahanya” ini adalah buku, hasil capture knowledge yang pertama kali dikeluarkan oleh PT PLN (PERSERO) PUSLITBANG KETENAGALISTRIKAN. Pemilihan judul, tersebut karena pegawai di lingkungan PLN, khususnya PLN PUSLITBANG yang memiliki pengetahuan tersebut sudah berkurang. Selain untuk memenuhi target KP! PLN PUSLITBANG, yaitu harus melakukan capture knowledge dengan menerbitkan sebuah buku dalam setahun, penerbitan buku ini juga dimaksudkan agar terjadi transfer knowledge dari para senior kepada para juniomya. Karena buku ini adalah buku pertama dan cetakan pertama yang dikeluarkan PLN PUSLITBANG, tentu masih terdapat kekurangan disana- sini. Kami mengharapkan tanggapan, kritik maupun saran demi kesempurnaan buku ini. Terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penyelesain buku ini. ‘Semoga buku ini dapat menambah wawasan tentang permasalahan pada ‘Tower Transmisi serta memberikan manfaat bagi kemajuan PLN. ‘Tower Transmisi& Permasalahannya DAFTAR ISI KATAPENGANTAR......... a i DAFTARISI sn : sesnninee TL PENDAHULUAN - a iv ENERG! LISTRIK & SISTEM TRANSMISINYA 1 EnergiLisrik : 1 Sistem TransmisiListrik 3 ‘TOWER TRANSMISI LISTRIK TEGANGAN TINGG! 5 Kiasifikasi Transmisi Menurut Tegangannya ........ : 5 Komponen TransmisiSeluran Udara Tegangan Tinggi. ee SUTT. " SUTET. 1 Jenis/ Tipe Tower Tegangan Tinggi 1 Komponen Tower Listrik Tegangan Tinggi... 7 PERANCANGAN TOWER . a 19 Penentuan Jalur Transmisi sons 19 Studi Mela....... 20 Informasi Tambahan 20 Survey Lepangan : 21 enenuanLokasi Tower dai HasilSurvey apangan ' 21 Survey Lokasi Detil Tower 22 Disain Rinci (Detailed Design) : 24 Perencanaan Ruang Bebas - : vo von 24 Perencanaan Struktur TOWEr on 27 Perencanaan Pondaéi...... : cn 28 Kriteria Disain Umum 29 Pertimbangan Disain sn 29 Pokok-pokok Desain..... — 29 Disain dan Analisis menggunakan Komputer oo 30 Material 30 Metode Elen Hingg dalam Analisis Komputer se 30 StrategiDesain a : 31 PEMASANGAN TOWER 33 PembebasanLahan 33 Penyiapan Tenaga Kerja ..... 34 Mobilisasi Sumberdaya & Logistik 34 Penyiapan Lahan Tapak Penyangga ........ ne 35 Pemasangan Pondasi — \ :perkara (TKP) tanpa sempat mengambil barang curiannya. c «demikian, struktur yang sempat dirusak ini perlu segera vatau bahkan diganti untuk menjaga agar towernya tetap jiasanya. Sementara jika besi tersebut berhasil dipotong aka tim pemelihara perlu segera menggantinya. Selain itu, yang’bernuansa kental kriminal ini juga sering ditujukan abel atau kawat grounding. Bisa dibayangkan bahayanya jika TT / SUTET tidak dilengkapi dengan kabel grouding yang nah. perkara, ditemukan bekas-bekas potongan kabel yang i aot Putusnya kawat penghantar di jalan toll ini menyebabkan | lalulintas tabrakan beruntun antara tiga kendaraan. Oleh da peristiwa ini, diguga terdapat unsur sabotase. pe lain juga dapat menyebabkan suatu peristiwa (mirip Jada gilirannya dapat menyebabkan gangguan pada toh kasus adalah rubuhnya tiang transmisi SUTET nya peristiwa kebakaran (akhir November 2007) di jatingan, Jakarta Utara yang menyebabkan putusnya ran, dan kebakaran menyebabkan rubuhnya ‘an kasaran mengenai biaya perbaikan kerusakan er yang bersangkutan mencapai Rp. 1 Milyar. gunan tower pengganti memeriukan waktu 1 ri et Peristiwa ini dapat disebabkan oleh celupasnya bagian pelindung kawat penghantar / nya sambungan, kerusakan jaringan / transmisi isnya. Akibat terjadinya arus pendek ini cukup padamnya lampu dan matinya arus listrik, bunyi tai percikan-percikan api, hingga kebakaran hebat kar bangunan (termasuk SUTT/SUTET) yang Wi'Sisi pelakunya, arus pendek dapat disebabkan baik }encana alam, atau bahkan oleh kondisi lingkungan sonacpat cit pda sunbro fotnvostsTeostar opucema eee su cpus bet stance dora et pou 2007/11/04 1558017B4836014/pemadaman-beri-mula-enin dan 007/104) s4521S1848342/4hower-culatoboh-poniarngan p-rugkep--m )) Tower Transmisi 8 Permasalshannya yangterjadi secara tidak sengala. ‘Arus pendek bisa jadi merupakan suatu event yang tidak terjadi begitu saja secara independent. Peristiwa yang sering dikawatirkan ini cenderung merupakan sebagai akibat dari faktor-faktor gangguan lain / primer (human-error, bencana alam, angin, dan lain sejenisnya). Oleh sebab itu, dari peristiwa ini, para peneliti dapat merekonstruksi kejadian yang bersangkutan hingga dapat menginventarisir penyebab gangguan yang sebenamya. Kemudian hasil penelitian ini dianalisa untuk diambil kesimpulan bagi penanggulangannya pada masa yang akan datang Deformasi Deformasi adalah perubahan atau degradasi bentuk, posisi, dan atau dimensi suatu benda; termasuk struktur tower transmisi. Dengan demikian, deformasi juga dapat diartikan sebagai perubahan kedudukan atau pergerakan suatu titik pada suatu benda balk secara relatif maupun absolut. Perubahan relat terjadi ka suatu titik bergerak relatif terhadap titik-titik lainnya. Sementara gerakan absolut terjadi ike litik yang diamati diasumsikan bergerak tarhadap sistem kerangka atau referensi yang bersangkutan. Sebenarnya, deformasi (walaupun penting dan sering menjadi objek penelitian para pakar struktur bangunan atau gerakan tanah) bukanlah Suatu event yang terjadi begitu saja secara independent. Aspek yang sering kali dikawatirkan ini merupakan akibat dari faktor-faktor gangguan di atas. Salah satu alat untuk menilai sejauh mana akibat faktor gangguan tersebut, diukurlah besaran dan arah deformasi yang disebabkannya. Kemudian dianalisa untuk diambil kesimpulan ‘bag! penanggulangannya pada masa yang akan datang Korosi pada pondasi dan struktur bangunan tower tentu saja pada gilirannya akan menyebabkan kelemahan pada material-materialnya Kelemahan material komponen akibat korosi yang berlangsung lame ini jika dinadapkan pada beban dan gaya-gaya tetap yang bekerja di lingkungan sekitarnya, akan sangat berpotensi untuk menyebabkan deformasi pada tower yang bersangkutan. Demikian pula dengan faktorfaktor angin, topografi, jenis tanah batuan, berbagai (tips) bencana alam, dan human error di atas, semuanya sangat berpotens! untuk menyebabkan terjadinya deformasi pada tower SUT / SUTET. Sebaliknya, terutama jika faktor-faktor di atas tidak terjadi secara signifikan (kondisi tower dan sekitarnya relatif aman dan tenang), make pengamatan terhadap aspek-aspek deformasi ~ baik secara relati maupun absolut — dapat dilakukan untuk menaksir balik mengena’ keberadaan atau sejauh mana adanya faktor-faktor penyebad deformasi (korosi, angin, topografi, jenis tanah / batuan, unsur bencana alam, dan human error), enda; termasuk struktur tower transmisi. Dengan j juga dapat diartikan sebagai perubahan kedudukan .Suatu titik pada suatu benda baik secara relatif maupun han relatif terjadi jika suatu tik bergerak relatif terhadap Sementara gerakan absolut terjadi jika titik yang diamati gerak tarhadap sistem kerangka atau referensi yang ig dianggap tidak berubah posisinya masi sering dianggap penting dan sering menjadi objek struktur bangunan atau gerakan tanah, namun yang terjadi begitu saja secara sendirian. Aspek rupakan akibat dari faktor-faktor gangguan di Ik Menilai sejauh mana akibat faktor gangguan an dan arah deformasi yang disebabkannya. k diambil kesimpulan bagi penanggulangannya tower tentu saja pada gilirannya akan 1 luas penampang profile sehingga ignya_kemampuan daya-dukungnya pang akibat korosi yang berlangsung lama ini, in dan gaya-gaya tetap yang bekerja di sangat berpotensi untuk menyebabkan ngkutan. Demikian pula dengan faktor- batuan, berbagai (tipe) bencana alam, 3, Semuanya sangat berpotensi untuk eformasi pada tower SUTT / SUTET. for-faktor di atas tidak terjadi secara signifikan /a relatif aman dan tenang), maka pengamatan pek deformasi — baik secara relatif maupun absolut — tuk menaksir balik mengenai keberadaan atau sejauh Tower Iransmisi & Permasalahannys mana adanya faktor-faktor penyebab deformasi (korosi, angin, topograf, jenis tanah /batuan, unsur bencana alam, dan human error), DEFORMASISTRUKTUR Dari segi letak struktur bangunan tower, jenis deformasi dapat dibas! menjadi deformasi struktur (yaitu rangka tower) dan sub-structure (atau pondasi). Deformasi pada bagian sub-structure akan mengakibatkan Geformasi pada bagian struktur atasnya walaupun belum tentu terjadl perubahan bentuk atau ukuran pada bangunannya, namun posisi struktur tower akan berubah akibat dari perubahan posisi pada fondasinya. Demikian pula yang terjadi antara lapisan dasar fondasi yang dapat merubah posisi struktur fondasinya. Seperti telah dijelaskan di atas bahwa deformasi merupakan akibat dari faktor gangguan luer seperti longsor, gerakan tanah, prilaku tanah / batuan (schrincage / swelling yang ekstrimy*, air tanah, dan lain sejenisnya, ataupun faktor internal seperti halnya bahan struktur yang tidak sesuai dengan yang seharusnya sehingga tidak tahan menanggung beban yang seharusnya ditanggung bagian tersebut, ataupun pemasangan yang tidak sesual dengan spesifikasi teknis, seperti pemasangan baut yang tidak kuat dan terbalik sehingga dapat lepas. Gambar 6. 1 Deformasi pada struktur tiang utama yang jug berakibat pada struktur lainnya 2 Pemusian (volume membesar) dan penyusulan (volume mengedi) tanah { batuan. sssfower. 49 ini deformasi struktur tiang utama terjadi oleh dorongan angin juga gerakan pada lapisan dasar jtelah dijelaskan pada Bab 6 sebelumnya. RMASI erakannya deformasi dapat dibagi menjadi gerakan vertikal. Umumnya kedua gerakan tersebut terjadi jasing-masing gerakan tersebut dapat diukur dengan gukuran yang berbeda. Gerakan horizontal diukur jenis theodolit dan alat ukur jarak dengan sistem fangkan perubahan vertikal atau tinggi diukur rpas dengan sistem sipat datar. Namun kedua dapat a: bersamaan dengan satu jenis alat yaitu total stasion. fi sistem ini bergantung kepada tingkat ketelitian yang jan struktur tower yang berada pada permukaan tanah spat di ukur menggunakan metoda geodesi, sedangkan awah permukaan bumi, seperti pada lapisan dasar metoda geologi, seperti pemboran, atau geofisik seperti ing digunakan sebagai acuan posisi pergerakan, an 3 buah BM bagi sebuah tower, diletakan pada jari berbagai gangguan, baik dari pergerakan tanah a maupun dari gangguan aktivitas manusia di lakukan pengukuran monitoring deformasi tersebut baru Ikan fondasi-fondasi tower dan struktur besi diidentifikasi terlebih dahulu titik-titik yang akan et yang menjadi indikator gerakan struktur fa tower yang diindikasikan terjadi deformasi, eh teknisi, metoda dan alat yang sama dan dengan cara pemboran untuk mengambil contoh if fondasi sampai pada batuan kerasnya. Dari lapat dilihat apabila terdapat patahan yang dapat deformasi pada struktur batuan dasar. anys ar rari Permasalah tuk menentukan struktur fapisan itauan deformasi tower. Gambar 6. 2 Pekerjaan pemboran unt batuan dasar fondasi dalam rangka peman! TEGANGAN TINGGI umumnya alat bantu kerja, lingkungan, dan sistem dan perangkat lunak) buatan manusia, tower / menara tinggipun (SUTT / SUTET) perlu dipelinara. Aktivitas ini ituk menjaga dan menjamin kontinyuitas sistem yang j4 akhimya pasokan listrik selalu terpenuhi sementara ya dapat tinggal dan hidup dengan rasa aman tanpa arradiasilistrik tegangan tinggi. Bina® mbar 7. 1 Pemeliharaan Jaringan ower rani 8 Permascainns Pemeliharaan Pada tower SUTT / SUTET, secara_umum, aktivitas pemelinaraa dilakukan untuk memastikan bahwa semua, peralatan jaringan transmit yang bersangkutan (selalu) dapat erfungsi dengan balk. Pada umumny: fingkup aktivitas ini adalah pekerjaan pemeliharaan ruang bebas lingkungan, tower itu sendiri, isolator, pondas beserta halaman towe Kawat penghantar, dan kawat petir/ kawat optk. ‘Sementara itu, kegiate praktis pemeliharaan ruang-bebas yang terdapat persis di dalam wilay: fower yang bersangkutan dilakukan dengan car memotong, memangke dtau_mengatur tumbuhan (pohon) dan bangunan-bangunan ya sekiranya dapat mengganggu tower. Prosedur Pemeliharaan Pada prakteknya, pekerjaan pemeliharaan ove tidak dilakukan bec saja sebagai aktivitas rutin lainnya. Pada aktivitas ini terdapat proset dan langkah langkah kerja yang mengikatnya: [1] adanya laporan ¢ pelugas lapangan, masyarakat, terjadi bencattt (atau event lain ye Signifikan), atau hasil evaluasi data laporan YeNg masuk; [2] melakul SMhlisa_Keselamatan pekerjaan dengan meniniy lapangan; cymbahas hasil analisa keselamatan pekerjaan (AKP) dan rene: findak-lanjut yang diperlukan, (4] mempersiapkan SDM, organisasi ke peralatan, metode pengerjaan, dan material pengganti_ mau pendukung lainnya; [5] _membuat jadwal kerja beserta surat-s persetujuan dan pendukungnya: [6] melakukan persiapan seteiah renc disetujui; [7] melaksanakan pekerjaan pemeliharaan; [8] melakt fevaluasi pekerjaan; [9] membuat laporan kegiatan. Jenis Pemeliharaan Pada institusi terkait jaringan transmisi listrik, sevate praktis, dik beberapa jenis pemeliharaan; mulai dari yang sederhana hingga paling rumit. Beberapa jenis pemeliharaan tersebut di antaranya ad pemeliharaan rutin | periodik (preventive maintenance), pemeline Korektif (corrective maintenance), pemeliharaan darurat_ (emers maintenance), dan pemeliharaan yang dilakukan berdasarkan kc objektif peralatan yang bersangkutan (condition-based maintena CBM). Pemeliharaan Secara Teknis : Secara teknis, pengertian aktivitas "pemeliharaan’ akan _me perawatan, pemeriksaan, perbaikan, penggantian, dan penc Bomentara tujuan Khususnya adalah untuk: mempeitahé kemampuan Kerja peralatan, memperpanjang UN (life-time) pere menghilangkan / mengurangi fesiko kerusakan, mengemb peralatan, mengurangi kerugian secara ekonomis, dan kinan keandalan operasisistemnya. rutin merupakan aktivitas yang dilakukan secara periodik hankan kondisi jaringan agar selalu dalam kondisi baik. ivitas ini dapat dilakukan setiap sepuluh-tahunan, lima- nan, semesteran, bulanan, dan lain sebagainya ‘eenderung dilakukan secara visual (inspeksi): in climb-up inspection. Hasil aktivitas ini merupakan data jakan sebagai alat bantu: evaluasi / perencanaan / dan ;penanggulangan dan pencegahan; perbaikan / dan penggantian. yround patrol merupakan pemeriksaan harian di jalur jemanjat tower yang bersangkutan; hanya line walker Pada rutinitas ini, objek-objek yang diperiksa adalah ‘ground-wire, ruang bebas, tower beserta halamannya, & aktivitas masyarakat di sekitarnya, Sementara itu, climb- merupakan aktivtas pemeliharaan terhadap tower dan yang dilakukan oleh climber dengan cara memanjat [ET) yang bersangkutan dalam kondisi bertegangan ini; objek-objek yang diperiksa adalah besi tower; \ground-wire; klem pemegang kawat beserta r dan asesorisnya; dan benda-benda asing yang misal adalah layang-layang atau benangnya) pada ihg.di muka bahwa pemeriksaan rutin dapat avaktu yang berbece; dapat bergatung pad dan kondisi_sosial fa di sekitar tower. Kondisi alam yang dimaksud i /industri, gempa, pertumbahan tanaman di sekitar ‘ an, dan lain sejenisnya. Karakteristik kerja rlinat dari buku manual perangkat yang iini juga mencakup perkiraan umur komponen boat misal, berdasarkan pengalaman dan gas perlu memeriksa isolator gelas yang de tertentu. Sementara itu, kondisi sosial juga emeriksaan. Peristiwa pencurian peralatan jggalian liar, dan lain sebagainya sering kali Eanes, sekitamya. Ketika event ini ower Trans Permasalahannye Pemeriksaan Sistematis sla hasil pemeriksaan rutin tidak menunjukkan adanya gejala kerusakan Siau masalah, maka pada suatu saat dapat dilakukan pemeriksaan aetematis: lebih telti dari_pemeriksaan ru) karena digunakannya beberapa alat tambahan Pemeriksaan ini bisa mencakup pengujiat kemampuan isolator di laboratorium, pengetesan kondisi sambungan Sengan bantuan infra-red thermo-vision, ‘dan pemeriksaan tegangen tembus isolator dengan corona detector Pemeriksaan Korektif Bemeriksaan korektif adalah pemelinaraah yang dilakukan_karena ferdapat persiatan yang _mengalami kerusakan atau memerlukan penyempurraan. Pemeriksaan ini ering kali disebabkan oleh karena pemeriksaan rutin yang tidak dilakukan ‘secara konsisten; jarang dilakukan tau dilakukan dengan periode yang ‘cukup panjang. Pemeriksaan Darurat Pemeriksaan darurat dilakukan jika terdapat kerusakan SUTT/SUTET yang disebabkan oleh hal-hal yang bersifat luar biasa. Banijir, gempa Dur}, fongsor, gunung meletus, kebakaran, tertabrak kendaraan adalah contoh event yang menyebabkan terjadinya pemeriksaan darurat. Karena event penyebabnya luar biasa dan ee mariukan penangan ekstra sumber-daya oe hs biasanya dipasang tower emergens/ Praktis Pemeriksaan : Secara praklis, pemeriksaan rutin atau Yo°g paling sering dilakukan Sdalah [1] ground patrol; (2) isolator: rembersihkan dari polusi, menggant yang pecah atau yang rusak l@pisan permukaannya; [3] kawat: menggart yang Fenyambung kembali yang rantas / PUL, dan membersihkan dat fayang-layang beserta benangny@; {| mengencangkan klem jumper dan baud/skrup; [5] pondasi: pemeriksaan stabilitas pondasi tower (leveling Gan keretakan), apakah turunfamblas kare tanahnya bergerak karené rus air bawah tanah; (6) pemeriksaan kelengkapan tapak tower (patel asa patas tanah PLN dan urugan tanah tapak tower); {7] grounding pengecekan / penggantian tahanah pembumian; [8] pemeriksaan jaré Pebes konduktor dengan benda di sekitarhy® [9] perbatkan tower da aspek deformasi atau bengkok ‘akibat tanah di sekelilingnya yar Prengalami longsor atau bergerak; {10} pengelasan baud tower unty meneegah pencurian; [11] spacer perbaikan bagi yang terlepas da Konduktor, [12] penebangan pohon yang tumbang atau tumbu Trengganggu Konduktor; [13] penggant besi tower karena pencurian [t penggantian fension olamp kondukter: [15] pemasangan Kembali damp yang melorotke tengah gawang: [16] penggantian lampu aviasi yang Ms Dampak Lingkungan wan dampak lingkungan dilakukan sesuai_ dengan fercantum di dalam dokumen-dokumen Rencana an dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL- gkungan, setelah masa operasional, yang perlu .diamati adalah besaran medan magnet dan medan dan jaringan transmisinya secara keseluruhan. Untuk pak negatif (jika ada) terhadap lingkungan, baik pada aan / disain atau bahkan pada masa pemeliharaan, sering tan penyesuaian (pemindahan) jalur. Artinya, letak jalur “pula pendekatan sosial dan pemberian ganti-rugi atas 'slah terpakai. pkan dapat mengurangi sebaran dan besaran pak yang berkaitan dengan lokasi (kedekatan). ftanian, perkebunan, kawasan lindung, lokasi: _ dan lain sejenisnya. Selain itu, potensi gangguan Wilayah juga dapat berkurang jika jalur SUTT / SUTET san pemukiman, tidak akan ada kekhawatiran lensi dampak medan listrik dan medan magnet. ig khawatir akan robohnya penyangga atau tar. Dan, tidak ada lagi pemilik lahan yang merasa terkait SUTT. Meskipun demikian, seluruh rencana penuhnya dijauhkan dari kawasan-kawasan / SUTET masih perlu melintasi kawasan in, Sensitif yang lain. Oleh sebab itu, pendekatan misalnya melalui sosialisasi yang intensif dan 19 disepakati bersama masa pemeliharaan ini juga, bisa nampak rkait tower itu sendiri. Sebagai contoh, setelah Konstruksi tower bisa aus, bengkok, dan ponen kecilnya (tetapi dianggap penting) seperti up, sementara pondasinyapun berkemungkinan fetakan atau kehancuran. Ini semua dapat 480 KV ciperiskan analsa dampak ingkungan/ AMDAL yang merujvk pada PERMEN Tower Transmit BPermaselshiony? Penanganan Akibat Korosi Menurut hasil penelitian, dalam kaitan pemeliiaree tower tegangan tinggi, penanganan korosi pada struktur tower dapat dibagi menjadi empat kategori sebagai berikut: a) Dipertahankan: batang bresing”” masih dapat dirawat sama sekali. b) Dirawat/dibersihkan: batang bresing masih perlu dilakukan perawatan dengan cara dibersih c) Regalvanisasi: batang bresing dapat digun: dan berjangka panjang setelah direg: d) Diganti: batang bresing tidak dap: terkorosi dengan parah sehingga haru baru yang mempunyai mutu dan. dimensi. bresing existing. aupakan tanpa perlu at digunak n tetapi Gambar 7. 4 Batangbresing| Contoh gambar batang bresirig yang’ Gambar 7,5 Batang bresing ya 2 Rangka batang tower 26 Galvenaasl larg. Tower Transmisi & Permasalahannya oe Contoh gambar batang bresing yang diregalvanisasi Gambar 7. 6 Batang bresing yang diregalvanisasi inerrant feresearre Tower 49 (lama) adalah salah satu Komponen transmis memiliki karakteristik sangat unik; balk=-darisist=a topografi, dan kondisi ingkungan fisik & tahun dibangun dan kemudian beroprasist KV ini diketahui telah mengalami kegagalan; rangka strukturnya secara signifikan)._P: tower ini dikawatirkan akan mengalat Oleh sebab itu, tower yang uni ini bahwa pada tower tersebut dijumpais terbalik (kepada di bawah yang sehari dan lubang baut yang berbentuk ku beban siklik. Selain itu, di lain pihak, ‘ yang lebih besar lagi di kem dipindahkan dan kemudian menggantikan fungsi-fungsi to LOKASI TOWER 49 Tower 49 -- yang menjadi obj adalah salah satu dari [SUTTISUTET] Cirata-Cibat wilayah Propinsi Jawa. | Cipangarangan; atau tepatny. Jatiluhur. Jika berkendaraai berdasarkan pengalamat selama kurang lebih 90 men ‘Sementara itu, dari kota Purwake hambatan, maka juga diperiul Jatiluhur yang penuh dengan ba menggunakan perahu bermotor Tower Transmisi Permaselannyg§ $$$ Secara geografis wilayah sekitar (danau) Jatiluhur dan sekitamya merupakan perbukitan dan lembah sebagai akibat dari lipatan lapisan kulit bumi. Hal ini dapat terlihat pada singkapan batuan kwarsa pada lereng bukitnya. Tower yang terletak di sekitar kerimbunan pohon bambu dan area pesawahan yang subur ini berjarak sekitar 100 meteran dari jalan beraspal. Jika diukur dengan menggunakan perangkat receiver GPS tipe navigasi, maka posisi tower SUTT/SUTET ini akan berada di sekitar koordinat 107°17'51".6 BT dan 06°31'23".6 LS; yang secara teknis termasuk ke dalam zone 48S sistem koordinat proyeksi UTM. 107°09 00" 70g 00" Gambar 8. 1 Peta lokasi tower KONDISI GEOLOGI DI SEKITAR TOWER Dari hasil investigasi di lapangan yang dilakukan pada masa yang lalu (studi literatur saat ini), diketahui bahwa susunan stratigrafi di daerah sekitar tower 49 (SUTT/SUTET) ini terdiri dari 3 satuan batuan; dengan degradasi dari tua ke muda. Satuan-satuan batuan yang dimaksud adalah” [1] Intrusi-intrusi Andesit Homblenda, [2] Porfir Diorit Hornblenda (ha) yang tersusun dari plagioklas menengah, dan [3] Hornblenda yang terbentuk di sekitar masa Oligosen Akhir. Anggota Napal dan Batupasir Kuarsa Formasi Jatiluhur (Mdm) terdiri dari 35 nat pula pustaka (Sudjatmiko, 2009), or Trani & Permasalehannye napal abu-abu tua, batu lempung napalan dan serpih lempungan dengan sisipan-sisipan batu pasir kuarsa, kuarsit, dan batu-gamping napalan yang merupakan endapan epikontinen Sunda, Penyebaran batuan-batuan ini dimulai dari batas cekungan Bogor (khususnya di bagian selatan) yang meluas hingga ke arah utara (ke daerah lepas pantai). Material batuan ‘Aluvium Tua-nya (Qoa) yang terdapat di wilayah ini terdiri dari konglomerat dan pasir sungai yang bersusunan andesit dan basalt. Sementara itu, batuguling-batuguling dari batu gampingnya_terkersikkan batupasir, kongresi-kongresi silkka dan andesit dimana terendapkan pada masa Pliosen Atas-Kuarter. Sementara itu, di lain pihak, berdasarkan data sejarah batuan/geologi, pembentukkan lapisan lempung di pulau Jawa bagian utara disebabkan oleh terjadinya sedimentasi laut Purba di paparan laut Jawa tua. Kemudian, akibat terjadinya terobosan secondary magmatik, muncullah gunung purba yang akhimya mati dan tererosi. Kemunculan ini menimbulkan patahan-patahan minor dan zona hancur. Tower 49 terletak pada zona hancur ini. orzo ossror 107°15 07 as Gambar 8. 2 Peta tower 49 terletak pada zona hancur osssor Se ee en eee Gea aeenene aoeee e eames opines we Ba Seo eagerness cra usr, oto ot ANDESIT HOREBLENDA DAN FORFIR DIORIT HORENBLENDA: lasts Fare weeny ‘AXason dar plagioklas mencegah dan borenblends di sehitar G. Songgaburane due G. Perang, . : : : y . i Tower Transmis Permasalaannys § $a INVESTIGASI LAPANGAN Selain dilakukan pengukuran terhadap dimensi-dimensi elemen-elemen struktur towernya secara lokal, di lapangan tentu saja juga dilakukan investigasi lainnya. Investigasi ini antara lain mencakup: [1] pemboran batuan (geologi) untuk mencari kemungkinan (potensi) terjadinya gerakan-gerakan tanah akibat kondisi batuan sekitarya; [2] penyelidikan geofisika (seismik refraksi) dilokasi tower; [3] pemetaan topografi di sekitar tower (beserta kaki-kaki dan pondasinya); dan (4) pengambilan contoh tanah (undisturb sample) beserta analisia mekanika tanahnya di laboratorium. HASIL-HASIL INVESTIGASI Berdasarkan pengamatan tim investigasi di lapangan, didapatkan beberapa hasl (fakta-fakta) sebagai berikut: a) Kondisi Geologi Berdasarkan hasil investigasi tanah di sekitar tower 49 didapatkan fakta-fakta bahwa: [1] terdapat jalur sesar / patahan yang melalui tower 49 (Tower 49 terletak pada zona hancur®.); [2] terdapat area weak zone pada kaki B dan C tower 49 (lapisan yang poros dan mengandung air atau merupakan sungai bawah tanah). Deformasi pondasi yang mungkin terjadi di wilayah ini tidak terpisah dari fenomena akibat swelling dan schrincage yang menyebabkan pergeseran yang tidak merata. b) Kondisi Tanah & Gerakannya Dari hasil-hasil pengeboran pada saat penelitian tanah dalam rangka pembangunan tower didapati lapisan batuan lempung monthmorillonit yang sangat mudah lepas. mineral ini dapat dikatakan sangat tidak stabil, pada kondisi tergenang, air dengan mudah masuk ke dalam sela antar lapisan ini sehingga mineral mengembang. Pada waktu mengering, air di antara lapisan juga mengering sehingga mineral menyusut, pada kedalaman sekitar 3 meter. Kompleksitas struktur batuan di sekitar lokasi tower juga dapat mempengaruhi kestabilan fondasi tower. Sementara itu, pengaruh banjir pada danau Jatiluhur dapat mengakibatkan kandungan air pada lapisan batuan lumpur meningkat sehingga juga berakibat kepada potensi pemekaran volume batuan yang kemudian berakibat kepada deformasi fondasi tower. Sebaliknya, pada saat musim kering / kemarau, permukaan air danau yang surut akan berakibat pada turunnya kadar air pada batuan lempung tersebut. Hal ini mengakibatkan penyusutan volume batuan yang juga dapat berakibat deformasi pada fondasi tower dalam arah yang sebaliknya 5 Lihat bahasan mengenal ends geoog dl sektar tower. Tower Trensmisi 6 Permasalahennya Pengamatan yang dilakukan pada fondasi tower memperlihatkan adanya gerakan tanah, meskipun dengan kecepatan yang relatif lambat. Hal ini dapat dilihat dari kedudukan fondasi tower yang berubah tempat setelah diukur dari posisi semula. Sementara itu, usaha pengikatan yang dilakukan tethadap kaki-kaki fondasi dengan balok beton juga belum berhasil sempurna; sebagian beton telah retak atau hancur ketika dikunjungi. Kondisi Struktur Tower 49 ‘Adanya masalah pada tower 49 ini baru diketahui melalui pengamatan elemen-element struktur towernya. Hasil-hasil pengamatan mengindikasikan bahwa tower yang unik ini mengalami deformasi. Memang, secara makro, jika diamati sepintas lalu saja, tower setinggi 80 meteran ini nampak tidak berubah sama sekali ke arah vertikal; tidak berbeda dengan pada saat pertama kali dibangun. Tetapi jika diteliti lebih jauh, di ketinggian sekitar 45 meteran dari tanah (stub) — khususnya pada wilayah sekitar kaki / pondasi — akan terlihat bahwa kedua jarak diagonalnya tidak sama. Jika diukur, maka akan didapatkan bahwa struktur rangka tersebut telah bergeser sebesar 596 mm, atau sekitar 6.4% Selain itu, pada bidang yang sama, juga ditemukan adanya bracing dimana salah satu lubang baut-nya mengalami robekan akibat blok- geser. Pada kedua ujung bracing ini masing-masing terdapat 2 lubang baut. Penyebab robeknya lubang baut ini diperkirakan karena satu baut lainnya tidak bekerja dengan baik (in-effective) sehingga pada saat terjadi gaya-gaya eksternal yang bersifat ekstrim (semisal karena angin kencang) bracing yang bersangkutan menjadi tertarik ke arah tertentu sementara satu baut yang tersisa tidak mampu memikul atau menahan gaya-gaya yang bekerja. Baut yang tidak bekerja disebabkan karena baut yang bersangkutan sudah longgar, lepas, atau bahkan telah jatuh ke tanah. Peristiwa tersebut diduga karena mur-nya yang longgar akibat proses pengencangan yang hanya dilakukan dengan tangan beserta efek siklik secara terus-menerus yang ditimbulkan oleh beban luar (angin). Kenampakan efek ini dapat dilihat pada (pola) lubang baut yang telah mengalami ovalisasi. Sehubungan dengan posisi kepala baut berada di sisi bawah bracing sementara mur berada di sisi atasnya, maka efek siklik dapat menyebabkan longgarya mur yang bersangkutan hingga dapat memungkinkan terlepas dan jatuhnya baut. Hal tersebut tentu saja kecil kemungkinan akan terjadi jika baut & mur dipasang selayaknya; posisi baut ada di atas sedangkan mur berada di bawah bracing. Untuk meyakinkan bahwa telah terpasang secara kencang-tangan Tower Transmisi & Permasalahannya fy A 5 ste ¥ Dey ey y Y Gambar 8. 3 Tampak depan & samping tower Gambar 8. 4 Perubahan panjang diagonal tower Tower Transisi 8 Parmaselchannys (bukan kencang penuh), maka bautmur yang bersangkuten telah dicoba untuk dibuka dengan kunci inggris; dan terbukti bahwa bautmur tersebut dapat dibuka dengan mudah. Dengan fakta ini, maka tim investigasi lapangan memiliki dugaan lain bahwa pada saat mur tersebut menjadi longgar akibat efek siklik, salah satu bautnya mengalami penurunan posisi sedikit demi sedikit hingga bidang geser sambungannya tepat berada pada bagian ulir baut, sementara satu baut sisanya tetap kencang tanpa ulir pada bidang geser. Akibatnya, pada saat timbul Kejadian ekstrim yang menyebabken bracing tertarik, Salah satu baut yang masih kencang akan mengalami kegagalan dalam modus blok geser, dan hal ini diikuti oleh lepasnya baut yang longgar akibat bergeser pada daerah ulir yang terletak pada bidang geser. Hal tersebut nampaknya sesuai dengan prediksi kuantitatif. Sementara pada jung lainnya, kedua bautnya masih terpasang dengan lengkap. 2 baud! Kegagalan Lepas Bracing 3 nl ‘Gambar 8. 5 Kondisi tower yang oval pada lubang baud, baud yang lepas & kegagalan bracing Setelah bracing tersebut tidak lagi berfungsi, sistem gaya yang bekerja pada rangka bidang yang bersangkutan menjadi tidak seimbang. Bracing harus memikul gaya tarik atau tekan yang jauh lebih besar dari pada gaya rencana awal akibat kegagalan. Akibatnya bracing yang tertarikc secara ekstrim, maka batang segmen yang terkait pada titik kumpulnya menjadi melengkung / tertarik ke arah dalam struktur rangka. Pada tahapan berikutnya, ketika bracing lainnya juga tertarik Secara ekstrim, maka akan terjadi puta kegagalan pada sambungan di titik kumpul terkait dalam modus blok geser. d) Kondisi Pondasi Tower Indikasi deformasi pada lapisan batuan (khususnya pada) pondasi tower terlihat dengan adanya retakan pada beberapa balok yang menghubungkan dasar-dasar tiang utama tower; nampaknya, seperti adanya sualu dorongan gaya ke arah atas pada balok yang bersangkutan dari adanya patahan pada beberapa bagian. Oleh sebab itu, untuk melihat indikasi ini secara jelas pada fondasi tiang utama, Tower Transmisi & Permasalahannya dilakukanlah pengukuran terhadap jarak-jarak antara dasar tiang-tiang utama, Ternyata, jarak-jarak hasil pengukuran ini (horizontal) tidak menyatakan adanya suatu perubahan yang signifikan. Pada saat itu tidak dilakukan pengukuran ketinggian antara keempat kaki-kaki tiang utamanya untuk melihat sejauh mana perubahan yang terjadi ke arah vertikal. Dari hasil pengeboran lapisan dasar pada lokasi tower ditemui zona hancuran pada batuan lempung yang diduga akibat dari dorongan batuan intrusi magma. Untuk melihat perubahan atau deformasi pada batuan dasarnya, tim investigasi melakukan pengamatan georadar, geolistrik, dan pemboran. e) Tower 49 Baru Mengingat beberapa hal yang telah dibahas di muka beserta kestabilan lapisan dasar yang terletak di bawah tower 49 ini tidak stabil, maka diputuskanlah untuk memindahkan tower 49 lama ke tempat yang lebih stabil (tower 49 baru); yaitu pada wilayah lapisan dasar yang kokoh Dalam kaitan ini, ditemukanlah lahan baru pada area di sekitar kuburan umum di desa yang bersangkutan dan berjarak sekitar 150 meteran ke arah tenggara dengan ketinggian lebih-kurang 160 meter di atas pemukaan laut. Pondasi beserta kaki-kaki tower 49 baru (sebagai pengganti tower 49 lama) telah selesai dibangun. Demikian pula dengan struktur rangka besi-bajanya; telah berdiri kokoh. Memang beberapa komponen (seperti halnya isolator dan kawat-kawat penghantar) belum terpasang atau dipindahkan dari tower lama, Meskipun demikian, sayangnya, lokasi tower SUTET baru ini berada di kompleks pemakaman. Perluasan halaman tower masih tertunda karena tethalang oleh beberapa makam yang belum dapat dibebaskan; para akhli warisnya menolak. Pembebasan dan pemindahan makam yang tersisa merupakan masalah sosial tersendiri bagi tower baru ini. Rupanya, setelah dianalisis secara sederhana, penggantian (lokasi) tower lama menjadi yang baru’ (meskipun pemindahannya belum benar-benar dieksekusi) akan menimbulkan efek samping (masalah baru) yang cukup signifikan; baik bagi tower yang bersangkutan (tower 49 baru) maupun bagi kedua tower yang akan mengapitnya. Karena perubahan posisi tower (menjadi tower 49 baru), maka nilai-nilai jarak- jarak dan arah-arah (sudut-sudut) terhadap kedua tower yang akan mengapitnya (two existing towers) juga akan berubah. Perubahan sudut-sudut inilah yang menyebabkan perubahan jenis/tipe kedua tower pengapit dari rancangan awalnya. Dampaknya, karena perubahan sudut-sudut ini; sebagai contoh, tower 48 yang pada awalnya berjenis suspense dimana hanya menanggung beban (berat) Penggeseranokasi tower 43 ama ke Iokasi tower 49 baru tidak berdampak pada tower 48 (menjadi tension) karena hal i sudah drencanakan sebelumya. Tela, pada saa roses gant ug lahan terdapat Salah satu ‘kh aris makam yang berkoboratanatas pemindahan makammya. Abaya, roneana tower terpaksa cpingankar ‘0k 5 sampai 10 meter dar rencana semula Hal leh yar sobenamnya mengakbetkan tower 48 beruban situs ‘enjadl tower fonsion. ove Transmis&Permasalahannya kabel kawat-kawat penghantarya akan menjadi tower berjenis tensi karena juga harus menanggung beban (gaya tarik) ke samping akibat besar sudut belokan yang lebih besar dari lima derajat. Sementara itu, tower 50 tidak berubah status karena sudut yang dibentuknya bahkan semakin kecil. Sementara tower 48 juga sudah memiliki persoalan tersendiri. Struktur batuan dasar tower ini terdiri dari batuan lempung montmorillonit (hingga kedalaman 8 meter dari permukaan tanah). Dengan demikian, struktur batuan dasar pada tower ini bersifat plastis karena lapisan- lapisannya yang mudah lepas oleh pengarub air, mengembang & rapuh apabila tergenang air, dan menyusut & sangat keras jika kekurangan kadar air/kekeringan. f) Kondisi Sosial Masyarakat Sekitar Tower 49 Secara umum masyarakat yang tinggal di sekitar tower 49 cukup kondusif menerima keberadaan tower 49 baru. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh pendekatan sosial yang baik oleh petugas PLN setempat. Sementara pada kasus lain, masalah sosial muncul pada saat pembebasan lahan tower. Ketika lokasinya dianggap sudah sesuai secara teknis, tetapi ironisnya, posisinya berada di dalam wilayah pemakaman Umum. Masalah yang timbul adalah ketika hampir semua angola masyarakat setuju, terdapat satu keluarga / akhli waris yang keberatan makamnya terusik. Dengan demikian, lokasi rencana pembangunan tower perlu disesuaikan atau digeser hingga menjauhi makam tersebut. Hal inilah yang mengakibatkan perubahan status tower 48 yang semula berstatus suspensi menjadi tension KESIMPULAN SEMENTARA Berdasarkan pengamatan visual di lapangan berikut teknik analisis kualitatit yang dilakukan, maka tim pemantau mengambil kesimpulan sementara: 1) Telah terjadi pembengkokan pada batang-batang kerangka utama, khususnya pada kerangka diagonalnya yang mengalami gejala puntiran sehingga bentuknya (agak) bengkok. 2) Di sekitar kerangka diagonal yang mengalami pembengkokkan, elemen struktur rangka telah mengalami perubahan / pergeseran panjang diagonal sebesar 596 mm (6.4%). 3) Kegagalan keempat bracing telah menyebabkan struktur tower 49 telah kehilangan tahanan puntimya sehingga kemudian menyebabkan kegagalan bracing yang lain. 4) Perubahan atau penyimpangan +10 cm (0.22%) jarak diagonal pada as top stub kemungkinan dapat disebabkan oleh pergerakan kaki t)tower atau pondasi namun dapat juga _merupakan suatu simpangan baku yang terjadi pada proses pengukuran. Tower Transmisi & Permasalahannye — — 5) Dengan kondisi topografi dan morfologi di sekitar tower (dengan ketinggian 100 meteran di atas permukaan laut) yang berupa bukit- bukit (dengan ketinggian sekitar 400 hingga 500 meteran di atas permukaan laut) yang mengkerucut, maka tower 49 sangat rentan dipengaruhi gaya-gaya luar (eksternal). Angin dari arah danau Jatiluhur bisa terkonsentrasi dan berbelok menerjang tower sehingga menimbulkan gaya puntiran pada tower tersebut. Sementara angin yang secara langsung menerpa tower dari arah depan, belakang, dan samping merupakan gaya luar yang sangat potensial. Jika sangat besar, terpaannya bahkan dapat merubuhkan tower yang bersangkutan®. Demikian pula jika angin tersebut berputar (hingga Membentuk pusaran angin) secara periodik di sekitar towerya, beberapa Komponen tower dapat bergetar atau bahkan lepas. Kemungkinan lain, angin yang berdesir juga dapat menggetarkan kawat-kawat penghantar towernya yang memang sudah memiliki gaya (tegangan) tersendiri hingga menimbulkan getaran / interferensi / resonansi terhadap komponen lainnya yang kurang kuat dan menimbulkan gangguan (gaya eksternal) terhadap struktur (tiang) towernya. Getaran semacam ini yang terus-menerus juga dapat Menggetarkan potongan-potongan besi pada bagian lubang mur hingga lubang murnya makin besar dari waktu-ke-waktu akibat terkikis oleh gesekan bagian tiang pada lubang mur oleh mumya sendiri. Akibatnya, lubang mur berbentuk oval /elips. 6) Adanya fakta-fakta baumur yang pemasangannya terbalik, lepas, kendor, dan mudah dilepas meski dibuka dengan tangan (pengencangan tangan dan bukan kencang penuh) mengindikasikan bahwa pada tower tersebut juga telah terjadi gangguan yang disebabkan oleh faktor manusia (human error). 7) Lokasi yang terletak di dalam zona hancuran, desakan batuan intrusi magma ke lapisan lempung yang selanjutnya mendorong ke arah atas, sifat batuan lempung yang mudah terpengaruh oleh kadar air (mengembang jika kelebihan air dan menyusut jika kekurangan air), dan kompleksitas struktur batuan akan mempengaruhi kestabilan pondasi tower. Sementara itu, fluktuasi muka air yang terjadi di musim hujan di sekitar danau Jatiluhur beserta kondisi kering di musim kemarau akan menyebabkan potensi kembang-susut volume batuan yang pada gilirannya juga akan berpotensi untuk memungkinkan terjadinya deformasi pada pondasi tower yang bersangkutan. Pengamatan yang dilakukan pada pondasi tower telah memperlihatkan adanya indikasi adanya gerakan tanah, meskipun dengan kecepatan yang relatif lambat. Sementara itu, usaha pengikatan yang dilakukan terhadap kaki-kaki fondasi dengan balok beton juga belum berhasil sesuai dengan harapan; sebagian beton telah retak atau hancur ketika 3 nformasl in bisa didapatian al google corn 53 nathembatkasus nbutmyabeberapa tower SUTTISUTET ochtoktoranginlKiaten, 8) Tower Transmisi § Permasalahannya dikunjungi. Masih memerlukan solusiyanglainnya. 9) Perubahan lokasi (posisi) tower 49 lama menjadi tower 49 baru ternyata tonimbulkan efek samping yang cukup signifikan bagi salah satu ‘owe! yang mengapitnya (tower 48), Akibat perpindahan Yokast ini, nilai sudut Yoreontal yang dibentuknya akan melebihi ima” derajat hingge sangat potensial untuk merubah status (beserta seluruh konsekuensinya) yang semula tower suspensi menjadi tensi. KASUS-KASUS TOWER LLAINNYA Sobenamya, pekerjaan pemeriksaan tower SUTT/SUTET cukup menarik ce eoreryntang: terutama bagi para personil yang menyukal kerja penelitian lapangan. Dari berbagai investigasi lapangan, banyak fakta, Pevtangan, dan masalah yang menarik dan kemungkinan solisiny belum (aurukan pada masa sebelumnya. Sehubungan dengan ha) ini, maka perkut adalah beberapa contoh kasus kerusakan atau gangguan yang terjadi di beberapa tower SUTT/SUTET: Tower SUTT 150 KV Gunung Putri (Bogor) Angin kencang terkadang “berkolaboras!’ dengan hujan lebat dalam tal entuk potensi kerusakan lingkungan yang cukup parah. ToWe! SUTT ] SUTET-pun tidak luput dari gangguan cuaca semacah ini. Sebagai contoh® kasus nyata adalah peristiwa hujan lebat yang disertai dengan angin kencang yang terjadi pada aknir bulan September 2007. Faktor ao eT mmenyebabkan rubunnya sebuah tower SUTT 15) KV yang Casak di Gunung Putri (bogor). Akibatnya, pasokan listrik untuk wilayah- wilayah Bogor Baru, Ciawi, Cibadak Baru, ‘dan Sukabumi terputus. Untuk mengatasi masalah ini, telah dibangun (selama dua hari) sebuah tower ssementara. Tower SUTT70 KV, Desa Tegal Longok Keroncong, Bante” Pohon besar yang tumbang bisa juga menyebabkan kejatuhan tower SUTT / SUTET. Kenyataan® ini pernah terjadi di Dese ‘Tegal Longok Koroncong, Kabupaten Lebak, Pandeglang, Banten dimar terdapat Sebuah tower SUTT 70 KV setinggi sekitar 70 meter yang tubuh karena ferimpa pohon besar yang tumbang. Dengan kejadian ini, wilayah ere star-Kecamatan Saket, Malingping, Labuan, dan Monee sempat tsrputus dar listik beberapa hari pada akhir bulan Jun 2008. Meskipun, renang, Kejadian seperti ini sangat langka mengingal jar di sepanjang Trarwniigl istik seharusnya sudah dibebaskan (clear) dengoh adanya Konsep ruang bebas (RoW) yang memastikan bahwa potensi gangguan korselitvitas, manusia, tanamanipohon, dan bangunan

Anda mungkin juga menyukai