Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN STASE

KDP PROGRAM PROFESI NERS PADA PASIEN DENGAN


“GANGGUAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (NYERI)”
DI RUANG MELATI KAMAR 5
RSUD BATARA SIANG
KAB.PANGKEP

Tugas Mandiri Minggu I Stase Keperawatan Dasar Profesi (KDP)

DI SUSUN OLEH :
DAHLIAH

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS JENJANG PROFESI

STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP

TAHUN 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)

GANGGUAN PEMENUHAN RASA NYAMAN (NYERI)

A. KONSEP DASAR MEDIS

1. Definisi
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat
subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi
rasa nyeri yang dialaminya. (Hidayat, 2009)
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori
subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan
kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan.

2. Klasifikasi

Klasifikasi nyeri di bagi menjadi 2, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis :
 Nyeri akut adalah nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang
yang tidak
memiliki atau melebihi 6 bulan dan di tandai adanya peningkatan tegangan otot.
 Nyeri kronis adalah nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya
berlangsung dalam waktu lama. Yang lebih dari 6 bulan yang termasuk nyeri
psikomatis.
3. Etiologi
Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan kedalam 2 golongan yaitu penyebab yang
berhubungan dengan fisik dan berhubungan dengan psikis.
 Secara fisik misalnya penyebab adalah trauma ( mekanik, thermal, kimiawi,
maupun elektrik )
o Trauma mekanik menimbulkan nyeri karena ujung – ujung saraf bebas
mengalami kerusakan akibat benturan, gesekan, ataupun luka.
o Trauma thermal menimbulkan nyeri karena ujung saraf reseptor mendapat
rangsangan akibat panas atau dingin
o Trauma kimiawi terjadi karena tersentuh zat asam atau basa yang kuat
o Trauma elektrik dapat menimbulkan nyeri karena pengaruh aliran listrik
yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri.
 Neoplasma menyebabkan nyeri karena terjadinya tekanan atau keerusakan
jaringan yang mengandung reseptor nyeri dan juga terikan, jepitan atau
metaphase.
o Peradangan adalah nyeri yang diakibatkan karena adanya kerusakan
ujung-ujung saraf reseptor akibat pembengkakan.
o Gangguan sirkulasi dan kelainan pembuluh darah, biasanya pada pasien
infark miokard dengan tanda nyeri pada dada yang khas.

4. Manifestasi Klinis

1. Vakolasi . 2. Ekspresi 3. Gerakan Tubuh 4. Interaksi Sosial


Wajah
- Mengaduh - Gelisah - Menghindari
- Meringis percakapan
- Menangis - Imobilisasi
- Mengeletuk gigi - Focus hanya pada
- Sesak nafas - Ketegangan otot
aktivitas untuk
- Mengernyit dahi
- Mendengkur - Peningkatan menghilangkan nyeri
- Menutup mata, gerakan jari dan
- Menghindar kontak
mulutdengan rapat tangan
social
- Menggigit bibir - Gerakan ritmik
- Penurunan rentang
atau gerakan
perhatian
menggosok

- Gerakan
melindungi bagian
tubuh
5. Patofisiologi
Ada empat proses yang terjadi pada perjalanan nyeri, yaitu transduksi, transmisi,
modulasi dan persepsi.
1. Tranduksi
Rangsangan (stimulus) yang membahayakan memicu pelepasan mediator
biokimia (misalnya histamin, bradikinin, prostaglandin, dan substansi P). Mediator ini
kemudian mensensitisasi nosiseptor.

2. Transmisi
Proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh proses transduksi sepanjang
jalur nyeri, dimana molekul-molekul dicelah sinaptik mentrasmisi informasi dari satu
neuron ke neuron berikutnya.
3. Persepsi
Individu mulai menyadari adanya nyeri dan tampaknya persepsi nyeri tersebut
terjadi di struktur korteks sehingga memungkinkan timbulnya berbagai strategi perilaku
kognitif untuk mengurangi komponen sensorik dan afektif nyeri.
4. Modulasi atau sistem desenden
Neuron dibatang otak mengirimkan sinyal-sinyal kembali ke tanduk dorsal
medula spinalis yang terkonduksi dengan nosiseptor impuls supresif.

6. Komplikasi
1. Hipovolemik
2. Hipertermi
3. Masalah Mobilisasi
4. Hipertensi
5. Edema Pulmonal
6. Kejang

7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui apakah
ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat menyebabkan
timbulnya rasa nyeri seperti :
1. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi
2. Menggunakan skala nyeri
 Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat berkomunikasi
dengan baik
 Sedang = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat menunjukkan lokasi
nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan
 Berat = Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa merespon, namun
terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang diberikan.Nyeri sangat berat =
Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu berkomunikasi dan klien
merespon dengan cara memukul.

8. Penatalaksanaan
1. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress.
Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau
nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan
kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien
dapat mengurangi rasa nyerinya.
2. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan
individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan darah.Hipnosis diri dapat
membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif dan dapat
mengurangi ditraksi. Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk
meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus nyeri.
3. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke stimulus
yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual (melihat pertandingan,
menonton televise,dll), distraksi pendengaran (mendengarkan music, suara gemericik
air), distraksi pernafasan ( bernafas ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu).
4. Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri seperti
pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang bekerja pada saraf perifer
di daerah luka dan menurunkan tingkatan inflamasi, dan analgesic opioid (morfin,
kodein) yang dapat meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyaman
walaupun terdapat nyeri.
5. Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat kontraktur
atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya penyakit baru seperti
decubitus.
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. Pengkajian Dasar Keperawatan

a. Data Umum

 Identitas Klien
 Penanggung Jawab / Pengantar

b. Riwayat Kesehatan Saat Ini

c. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

e. Riwayat Psiko-Sosio-Spiritual

f. Kebutuhan Dasar/Pola Kebiasaan Sehari-hari

g. Pemeriksaan Fisik

2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agens Cidera Fisik
2. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan pasca Op
3. Intervensi

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya konti-nuitas

jaringan, dan proses inflamasi luka operasi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, diharapkan Nyeri


Akut berhubungan dengan Agen Cidera Fisik dengan kriteria :
a. Ekpresi wajah pasien rileks
b. Skala nyeri berkurang dari 6 ke 4
Intervensi :
a. Lakukan pengkajian nyeri
Rasional : untuk mengetahui daerah nyeri, kualitas, kapan nyeri dirasakan, faktor
pencetus, berat ringannya nyeri yang dirasakan.
b. Monitor skala nyeri
Rasional : untuk mengetahui skala nyeri
c. Ajarkan teknik relaksasi kepada pasien
Rasional : untuk mengajarkan kepada pasien apabila nyeri timbul
d. Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri
2. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan konti-nuitas jaringan, dan proses

inflamasi luka operasi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam,


diharapkan Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Faktor
Mekanik dengan kriteria :

a. Ukuran luka berkurang (3)


b. Bau busuk pada luka berkurang (4)
Intervensi :
a. Observasi daerah sekitar luka
Rasional : untuk mengetahui ada tidaknya pelebaran luka, warna sekitar kulit
kemerahan atau tidak.
b. Lakukan perawatan luka
Rasional : untuk membersihkan area luka
c. Ajarkan kepada pasien dan keluarga mengenai luka dan perawatannya
Rasional : untuk mengajarkan kepada pasien dan keluarga mengenai perawatan
luka jika sudah dirumah

4. Implementasi

Implementasi Keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang di lakukan oleh


perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang di hadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang di harapkan.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan
keperawatan yang telah kita lakukan tercapai atau tidak untuk mengetahui suatu masalah.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim A, 2008. Konsep Dasar Nyeri.


http://qittun.blogspot.com/2008/10/konsep-dasar-nyeri.html

Anonim B, 2011. Askep Fraktur Femur – Patah Tulang Paha.


http://mihardi77.blogspot.com/2011/01/askep-fraktur-femur-patah-tulang-paha.html

Hidayat, A. A. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan, Buku 1. Jakarta : Salemba Medika.

North American Nursing Diagnosing Association. 2010. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2009-2011. Jakarta : EGC.

Sutedjo, A. Y. 2009. Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Yogyakarta :


Asmara Books.
ASUHAN KEPERAWATAN STASE KDP PROGRAM PROFESI NERS PADA PASIEN
‘‘Tn.M’’ DENGAN “GANGGUAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (NYERI)”
DI RUANG MELATI KAMAR 5 RSUD BATARA SIANG
KAB.PANGKEP

Tugas Mandiri Minggu I Stase Keperawatan Dasar Profesi (KDP)

DI SUSUN OLEH :
DAHLIAH

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS JENJANG PROFESI

STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP

TAHUN 2019/2020
ASUHAN KEPERAWATAN STASE KDP PROGRAM PROFESI NERS PADA PASIEN
‘‘Tn.M’’ DENGAN “GANGGUAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (NYERI)”
DI RUANG MELATI KAMAR 5 RSUD BATARA SIANG
KAB.PANGKEP

Nama Mahasiswa Yang Mengkaji : Dahliah


NIM :

No. RM : 25 – 78 – 29
Tgl MRS : 18 September 2019
Tempat : RSUD Batara Siang
Kab.Pangkep
I. DATA UMUM
a. Identitas Pasien
Nama : Tn.M
Umur : 62 th
Tempat /Tanggal Lahir : Taman Roja/ 11-11-1956
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan Trakhir : SD
Suku : Bugis
Pekerjaan : Petani
Alamat : Taman Roja / Pangkep
Telp :-
Tanggal Masuk RS : 18 September
Golongan Darah :-
Sumber Info :
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny.A
Umur : 30 th
Pekerjaan : IRT
Alamat : Taman Roja
Hubungan dengan klien: Anak

II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI

1. Keluhan Utama : Nyeri pada luka Op


2. Alasan masuk RS : Klien masuk dengan keluhan nyeri pada
kelamin/scrotum,perut kembung dan Ku lemah dan kemudian di lakukan tindakan
oprasi pada tgl 19 september 2019, setelah di lakukan pengakjian kembali pasien
mengelu nyeri pada luka Op,ekspresi wajah meringis.
3. Riwayat Penyakit
Provocative : nyeri setelah op
Quality : nyeri seperti tersayat-sayat
Region : nyeri di daerah genetalia
Severity : skala nyeri 5
Timing : nyeri akut

4. Data Medik
A. Dikirim Oleh : UGD Dokter Praktek
B. Diagnosa Medik
 Saat Masuk : Hernia Scrotalis
 Saat Keluar : Post Op Hernia Scrotalis

III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

1. Penyakit yang pernah di alami


Riwayat Perawatan : Sebelumnya pernah di rawat dengan penyakit berbeda
Riwayat Operasi : Sebelumnya tidak pernah menjalani Op
Riwayat Pengobatan : Tidak ada
2. Riwayat Alergi : Tidak ada
3. Riwayat Imunisasi :-
4. Lain-Lain :-
IV. - RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

GENOGRAM

? ?

Keterangan :

: Laki- laki : Pasien

: Perempuan : Serumah
: Pernikahan : Meninggal

- RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL

Tidak ada pertentangan antara system kebudayaan dan kepercayaan yang


dianut klien dengan tindakan pengobatan yang diberikan. Klien mengaatakan apa
yang dialaminya sekarang merupakan cobaan dari Tuhan dihari tuanya dan klien
tetap berdoa meskipun kondisi klien dalam keadaan sakit.
V. KEBUTUHAN DASAR/POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

No Pola Kebutuhan Di Rumah Di Rumah Sakit


1. Nutrisi
a. Makan : jenis, frek dan Nasi, sayur, lauk Sayur, daging 3x
porsi pauk 3x sehari, habis sehari ½ porsi habis.
1 porsi.
b. Minum : jenis , frek Air putih, teh,±8 Air putih 6 s/d 7
gelas/ hari. gelas/hari

2. Eliminasi
BAB Padat 3x/ minggu Padat 2-3x/ minggu
BAK 3-4x/hari 3-4x/hari

3. Istirahat Tidur
Siang 2 jam/hari nyenyak -

Malam 7 jam/hari nyenyak 4-5 jam sering


terjaga.

Mandi 2x/ hari


4. Personal Hygiene Gosok gigi 2x/ hari. Di seka 1x/ hari
Keramas 3x/ minggu Belum pernah

Belum pernah
Klien melakukan
5. Pola Aktivitas aktivitasnya di Aktivitas klien di
rumah dan di sawah bantu olah keluarga
sebagai petani dan perawat karena
klien masih lemah.
VI. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan umum : Lemah


b. Tingkat Kesadaran : Composmentis
Eye : 4
Verbal : 5
Motorik : 5
c. Tanda-tanda Vital :
Td : 130/80 mmHg
N : 84 x/ menit
R : 24x/ menit
S : 37,5

d. Kepala : simetris,rambut rontok acak-acakan, distribusi rambut rata berwarna


hitam, lesi dan benjolan tidak ada.
e. Mata : simetris, sklera keruh, konjungtiva pucat,paltebra tampak kehitaman,
edema (-), reaksi pupil (+), fungsi penglihatan baik di tandai klien dapat membaca
papan nama perawat.
f. Hidung : simetris, sekret (-) polip (-) fungsi penciuman baik di tandai
dengan klien dapat mencium bau yang ada di ruangan.
g. Telinga : simetris, serumen (-) fungsi pendengaran baik di tandai dengan
klien dapat menjawab pertanyaan perawat.
h. Mulut : bibir kering, mulut basah, lidah merah muda, gigi tidak lengkap terdapat
caries.
i. Leher : tidak ada benjolan pembesaran kelenjar tyroid, dapat menoleh kekiri dan
kekanan.
j. Aksila : lesi (-), tidak ada benjolan, berambut dan agak lengket.
k. Thorax : simetris, tidak ada nyeri di dada , paru-paru vasikuler, r: 24x/menit,
jantung reguler (lup dup normal) TD : 130/80 mmHg n: 84x/menit.
l. Abdomen : perut kembung
m. Genetalia : terdapat luka op , terpasang kateter dengan warna urin
kecoklatan dan jumlahnya ±250cc.
n. Rektum : belum BAB .
o. Ekstermitas : - Atas : simetris , kuku kotor, pergerakan bebas tangan kiri
terpasang
infus RL 20 tts/ menit.

- Bawah : simetris, kuku kotor, pergerakan bebas, tidak ada


edema, tidak ada kotor.

VII. DATA PENUNJANG


 SGOT : 37,7 u/L
 SGPT : 57,3 u/L
 Ureum : 32,2 mg/dl
 GDS : 121 mg/dl
IX. PENGOBATAN
 Inj. Anbacim 1 gr
 Inj. Ranitidin 1 A
 Inj. As.Tranex 1 A
 Inj. Metro 0,5 gr

Yang Mengkaji,

NIM :
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama/Umur : Tn.M/62 th

Ruang/Kamar : Melati/5

NO Diagnosa Keperawatan Nama Jelas

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan


terputusnya konti-nuitas jaringan, dan proses
inflamasi luka operasi

2. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan


konti-nuitas jaringan, dan proses inflamasi luka
operasi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama/Umur : Tn.M/62 th

Ruang/Kamar : Melati/5

Dx.
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Gangguan - nyeri dapat 1. Lakukan 1. Rasional : untuk
rasa nyaman
teratasi. pengkajian nyeri mengetahui daerah
nyeri
berhubungan - ±2 hari nyeri 2. Monitor skala nyeri, kualitas,
dengan nyeri kapan nyeri
dapat hilang
terputusnya 3. Ajarkan teknik dirasakan, faktor
konti-nuitas dengan kriteria : relaksasi kepada pencetus, berat
jaringan, dan
a. Skala pasien ringannya nyeri
proses
inflamasi nyeri 0. 4.Kolaborasi yang dirasakan.
luka operasi pemberian 2. Rasional : untuk
b. Klien
tandai : analgetik mengetahui skala
segar.
Ds : klien nyeri
c. Luka 3. Rasional : untuk
mengatakan
cepat mengajarkan
nyeri pada
kering. kepada pasien
luka op apabila nyeri timbul
Do : skala 4. Rasional : untuk
nyeri 5, mengurangi rasa
nyeri
keadaan
.
klien lemah ,
terdapat luka
postop, klien
tanpak
meringis
2. Kerusakan - Ukuran luka 1.Observasi 1. Rasional : untuk
Integritas
berkurang daerah sekitar mengetahui ada
Kulit
berhubungan - Mencegah luka tidaknya pelebaran
2.Lakukan luka, warna sekitar
dengan terjadinya perawatan luka kulit kemerahan
konti-nuitas
infeksi atau tidak.
jaringan, dan
proses -menghilangkan 3. Ajarkan 2. Rasional : untuk
inflamasi kepada pasien membersihkan area
bau pada luka
luka operasi dan keluarga luka
dengan : mengenai luka 3. Rasional : untuk
Ds : klien dan perawatannya mengajarkan
mengatakan kepada pasien dan
keluarga mengenai
Nyeri pada
perawatan luka jika
luka op
sudah dirumah

Do: - luka
op pada
scrotum
- pasien
terlihat
lemah
- ttv : TD :
130/80, N :
84,P:24
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama/Umur : Tn.M/62 th

Ruang/Kamar : Melati/5

NO Waktu Implementasi Evaluasi


1. 20/September/2019 1. Melakukan pengkajian S : klien masih mengeluh
13.00 nyeri nyeri.
2. Memonitor skala nyeri
3. Mengajarkan teknik
O : skala nyeri 3, klien lemah,
relaksasi kepada pasien
4.Mengkolaborasi masih meringis, luka post op
pemberian analgetik kering.

A : gangguan rasa nyaman


nyeri belum teratasi.

P : lanjutkan intervensi 2,3.4


2. 20/September/2019 1.Mengobservasi daerah S : klien mengatakan nyeri
13.40 sekitar luka pada luka Op
2.Melakukan perawatan O : Luka Op pada hernia
luka
scrotalis
3. Mengajarkan kepada
pasien dan keluarga A : Kerusakan Integritas kulit
mengenai luka dan belum terasi
perawatannya P : lanjutkan intervensi 2,3

Anda mungkin juga menyukai