Anda di halaman 1dari 31

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pengertian Pesawat bantu


Seluruh mesin atau pesawat yang Merupakan Komponen system
permesinanYang BerfungsiMenunjang bekerjanya mesin induk Dan Kelancaran
fungsi kapal Baik kapal Sedang berlayar Maupun Berlabuh

1.2 PEMBAGIAN PESAWAT BANTU


1.2.1 Dilihat dari fungsi
Pesawat yang membantu operasi kerja mesin induk. Antara lain :
1. Diesel generator
Yaitu untuk menghasilkan tenaga listrik dengan cara mengubah energi mekanik
menjadi energi gerak
Jenis-jenis pembangkit listrik dikapal antara lain :
1. Diesel generator : generator yang digerakkan oleh motor diesel
2. Shaft Generator : generator yang digerakkan oleh motor IndukTurbo
3. generator : generator yang digerakkan oleh steam (Uap)

Gambar 1. Generator diesel

1
2. Air Compressor yaitu :
Pesawat bantu yang dapat menghasilkan udara komposisi untuk keperluan
udara start motor induk dan diesel generator, angin suling dan udara pembersih.

Gambar 2 Mesin Kompresor


3. Pompa-pompa yaitu pesawat yang dapat memindahkan cairan fluida ini
satu tempat ke tempat lain.
Contoh :
 Pompa bahan bakar ME
 Pompa minyak lumas
 Pompa air tawar / air laut pendingin
 Pompa Balast

Contoh Gambar Bilge Pump (Pompa Got)

2
4. Heat Exchanger :
Pesawat yang dapat mengubah suhu tinggi ke suhu yang lebih rendah
suhu/sebaliknya.

Contoh :
 FW Cooler
 LO Cooler
 Air / inter cooler
 Heater

5. FO/LO Treatment :
Pesawat pemisah kotoran dan air untuk membersihan pada bahan bakar dan
minyak lumas

6. Auxiliary Boiler : (ketel Uap bantu)


Pesawat yang menghasilkan uap darihasil pembokaran di dapur ketel dengan cara
memanaskan air
Contoh :
 Pemanasan terhadap TK 2 bahan bakar
 Heater for FO service TK
 Heater for FO setling TK
 Heater for FO double battom TK

3
Pesawat Yang Membantu Operasi Kerja Kapal Antara Lain :
1. Stering gear : pesawat yang berfungsi untuk mengendalikan kapal saat olah
gerak dan berlayar
2. Pesawat –pesawat geladak yaitu : pesawat – pesawat yang berada di deck area (
Deck machineny )
Contoh :
 Mesin jangkar
 Kapstan / Instalasi
 Derek / winch
 Pompa muatan ( uap pompa pada kapal Tanker )

Pewawat Bantu Dilihat dari Letaknya


Pesawat bantu yang terletak di kamar mesin
Contoh :
 Pompa – pompa
 Generator diesel
 Oily water separator
 Fo/Lo purifier
 Fresh water generator
 Refrigerating plant (mesin pendingin)
 Seawage Treatment
 Air compressor dll
Pesawat bantu yang terletak di deck area ( pesawat geladak )
Contoh :
 mesin Jangkar
 Mesin Derek ( Boom )
 InstaIasi / capstan
 Pompa cairan dll

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PESAWAT BANTU PADA MESIN DIESEL


Fungsi pesawat bantu pada motor diesel yaitu untuk Mendukung motor
diesel dari segala tuntutan agar memungkinkan bekerja dengan baik dan
berkesinambungan, komponen bantu bada motor diesel terbagi menjadi 6 yaitu:

2.1.1 Komponen bantu pada sistem bahan bakar


Fungsi sistem bahan bakar yaitu untuk menyediakan dan mensuplay
kebutuhan bahan bakar sesuai dengan kebutuhan mesin, Pada sistem bahan bakar
diesel ada 2 tipe pompa injeksi yang digunakan sebagai penekan bahan bakar
(solar) :
1. Pompa Injeksi Distributor

5
Keterangan :

1. Fuel Tank 9. Spill ring


2. Water sedimenter & Fuel filter 10. Pump plunger
3. Feed Pump 11. Delivery valve
4. Drive shaft 12. Mechanical governor
5. Timer 13. Overflow screw
6. Tappet rollers 14. Fuel cut-off solenoid
7. Cam plate 15. Injection nozzle
8. Plunger spring

6
 Aliran bahan bakar pompa injeksi tipe distributor

 Pompa Injeksi Tipe Distributor Di Bedakan Menjadi 2 Tipe


1.TIPE DPA

7
2. TIPE VE

Pada sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi distributor, pompa
injeksinya hanya memiliki satu buah elemen pompa. Dengan demikian satu
elemen pompa akan melayani empat buah silinder mesin diesel melalui saluran
distribusi pada pompa. Pompa injeksi distributor banyak digunakan untuk mesin
diesel bertenaga menengah dan kecil dengan ruang bakar tambahan.
Pompa injeksi distributor ini dirancang dengan plunyer tunggal untuk mengatur
banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan dengan tepat dan membagi pemberian
bahan bakar ke setiap silinder mesin sesuai dengan urutan penginjeksiannya.
Pompa injeksi distributor terdiri dari komponenkomponen:
1. Pompa pemberi (feed pump) tipe sudu rotary yang mengalirkan bahan bakar
dari tangki ke dalam rumah pompa injeksi,
2. Katup pengatur tekanan bahan bakar di dalam feed pump (pressure regulating
valve)
3. Katup pelimpah (overflow) untuk menyalurkan kelebihan bahan bakar dari
pompa ke tangki.
4. Plat nok (cam plate) yang digerakkan oleh poros pompa (drive shaft) yang
menggerakkan plunyer dalam bentuk berputar dan bolak-balik, karena plunyer
bersatu dengan cam plate
5. Governor mekanik (mechanical governor) yang mengatur jumlah bahan bakar
yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar

8
6. Pewaktu otomatis (automatic timer) yang mengatur saat injeksi (injection
timing) yang bekerja menurut tekanan bahan bakar.
7. Solenoid penutup bahan bakar (fuel cut-off solenoid) yang digunakan untuk
menutup aliran bahan bakar ke dalam elemen pompa.
8. Katup penyalur (delivery valve) berfungsi mencegah bahan bakar dari dalam
pipa tekanan tinggi masuk ke dalam ruang elemen pompa dan mengisap sisa
bahan bakar dari injector pad akhir injeksi.

Kelebihan pompa injeksi distributor tipe VE adalah:


 Kompak dan ringan, karena hanya 4,5 kg dan komponenkomponennya
sedikit jumlahnya,
 mampu digunakan untuk mesin diesel putaran tinggi,
 seragam dalam jumlah penginjeksian bahan bakar,
 mudah dalam menghidupkan mesin,
 putaran idle yang stabil,
 pelumasan dengan bahan bakar sendiri,
 mudah dalam penyetelan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan,
 dilengkapi dngen solenoid penghenti bahan bakar,
 alat pengatur saat penginjeksian yang bekerja secara hidrolik, dan
 konstruksinya dirancang sedemikian rupa sehingga kalau terjadi mesin
berputar balik, pompa tidak akan memberikan bahan bakar ke silinder.

c. Cara kerja pompa injeksi tipe distributor


. Pada sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi distributor, pompa
injeksinya hanya memiliki satu buah elemen pompa. Dengan demikian satu
elemen pompa akan melayani empat buah silinder mesin diesel melalui saluran
distribusi pada pompa.
Pompa injeksi distributor tipe DPA saat ini sudah jarang digunakan,
sedangkan pompa injeksi distributor tipe VE masih banyak Digunakan Pompa
injeksi sebaris pada umumnya digunakan untuk mesin diesel bertenaga besar
dengan ruang bakar langsung dan penyemrotan langsung (direct injection),

9
sedangkan pompa injeksi distributor banyak digunakan untuk mesin diesel
bertenaga menengah dan kecil dengan ruang bakar tambahan.

2.1.2 Pompa Injeksi In-line

Keterangan :

1. Fuel Tank 7. Vacuum chamber


2. Fuel Filter 8. Delivery valve
3. Water sedimenter 9. Plunger
4. Cam 10. Control rack
5. Cam shaft 11. Injection nozzle
6. Steel ball (flyweight) 12. Diaphragm

 Aliran bahan bakar pompa injeksi in-line

10
 Cara Kerja Pompa Injeksi in-line
1. Injection pump mendorong bahan bakar menuju Injection Nozzle dengan
tekanan dan dilengkapi dengan sebuah mekanisme untuk menambah dan
mengurangi jumlah bahan bakar yang menuju nozzle. Plunger di dorong
ke atas oleh camshaft dan dikembalikan oleh Plunger Spring. Plunger
bergerak ke atas dank e bawah di dalam Plunger barrel dan pada jarak
stroke yang telah ditetapkan guna mensuplai bahan bakar dengan tekanan.
Dengan naik dan turunya Plunger berarti akan membuka dan
menutup section dan discharge port sehingga mengatur banyaknya injeksi
bahan bakar. Dan pengaturan pergerakan naik turun plunger diatur oleh
governor.
2. Governor yang terpasang pada pompa injeksi digunakan untuk mengatur
kecepatan mesn. Kecepatan mesin ini sebanding dengan mengalirnya
bahan bakar ke dalam silinder ruang bakar
3. Pada governor mekanik, pengaturan injeksi bahan bakarnya sesuai
dengan kerja governor yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal. Plunger
dari pompa injeksi berputar oleh gerakan dari batang gerigi pengatur
bahan bakar ( Control Rod ), dengan demikian mengatur jumlah bahan
bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder.
4. Control Rod dihubungkan ke governor melalui floating lever. Bila putaran
mesin naik, batang gerigi pengatur bahan bakar bergerak mengurangi
jumlah bahan bakar yang di injeksikan. Bila putaran mesin turun, batang
gerigi pengatur bahan bakar ( Control Rod ) bergerak menambah bahan
bakar yang di injeksikan. Dengan demikian governor adalah suatu
mekanisme untuk lever ratio dari floating lever.
5. Jika mesin berputar idling, gaya sentrifugal dari bobot Flyweight adalah
kecil. Jika gaya sentrifugal ini tidak cukup besar untuk mengatasi tahanan
dari batang gerigi pengatur bahan bakar ( control Rod ) mesin dapat.

11
2.2 Pesawat bantu pada sistem pelumasan
Fungsi pelumasan : melindungi bagian yang bergerak dengan mencegah kontak
langsung dua logam yang bergesekkan

Komponen-komponen sistem pelumasan

1. Oil Pump
2. Oil Filter
3. Oil Strainer
4. Crank Shaft
5. Rocker Shaft

12
1. Oil Screen
Oil Screen adalah saringan oli yang dipasangkan pada saluran masuk pompa
berfungsi untuk menyaring benda – benda kasar agar pompa tidak rusak.

Oil Screen

2. Oil Pan
Oil Pan adalah tempat penampung minyak pelumas yang akan disirkulasikan oleh
pompa oli.

Gambar Oil Pan


3. Oil Pump
Oil Pump adalah berfungsi untuk menghisap dan menekan minyak pelumas ke
bagian – bagian mesin yang memerlukan pelumasan. Minyak pelumas yang
dihisap terlebih dahulu disaring oleh oil screen.

13
Oil Pump

4. Oil Filter
Oil Filter adalah komponen sitem pelumas yang berfungsi untuk menyaring
kotoran – kotoran halus dalam oli agar tidak merusak bearing dan bagian – bagian
mesin yang presisi. Oil filter ini juga dilengkapi dengan katup pengaman (by pass
valve) yang berguna untuk menyalurkan langsung minyak pelumas ke bagian –
bagian mesin jika saringan tersumbat.

Oil Filter

14
5. Oil Pressure Switch
Oil Pressure Switch adalah bagian sistem pelumasan yang berguna untuk
mensensor tekanan minyak pelumasan. Alat ini dipasangkan pada saluran utama
dan juga dihubungkan dengan lampu dial indicator. Sehingga jika lampu menyala
, pengemudi akan tau bahwa tekanan minyak pelumas rendah. Sedangkan jika
lampu mati maka tekanan minyak pelumasan adalah normal.
Oil Pressure Switch

 Sistem Pelumasan Mesin Diesel adalah sebagai berikut


System pelumasan adalah satu system pemeliharaan / perawatan terhadap
perangkat mesin yang selalu menampilkan masalah-masalah gerak, adapun sistem
pelumasan pada motor 2 tak dan 4 tak yaitu :
1. Sistem Pelumasan Motor 4 Tak
Sistem pelumasan mesin pada motor 4 tak) hanya menggunakan 1 macam oli
untuk melumasi seluruh bagian komponen mesin motor mulai dari komponen
ruang bakar, komponen kopling dan komponen Transmisi. Oleh sebab itu di
butuhkan oli sesuai dengan spasifikasi khusus untuk motor.
Pada motor 4 langkah biasanya pelumas di simpan di bak kruk as (crankcase) dan
dialirkan ke seluruh komponen motor dengan bantuan pompa oli dan biasanya
disebut Wet sump system. Tetapi ada juga motor yang menyediakan bak
penampung pelumas secara terpisah di luar mesin motor atau biasa di sebut Dry
sump system.
(1). Wet Pump System, Pelumas dari bak kruk – as dipompa ke ruang penggerak
katup untuk melumasi komponen noken – as, temlar (pelatuk), batang klep

15
(katup) dan akhirnya di kembalikan ke ruang kruk – as lewat ruang rantai kamrat.
Untuk pelumasan pada bagian silinder dan piston biasanya cuma mengandalkan
gayungan atau cipratan kruk – as saja, tetapi untuk motor modern seperti SUZUKI
telah menggunakan sistem nosel yang yang menyemprot langsung ke dinding
silinder dan pelumas akan di sapu ke bawah oleh ring piston pada saat langkah
hisap maupun langkah usaha. Untuk kopling dan transmisi biasanya cuma
mengandalkan cipratan pelumas saja pada saat mesin bekerja, tetapi ada juga yang
mengambil pelumasan dari pompa oli.

(2). Dry Pump System, Pelumas ditampung terpisah dalam tangki oli dan
diberikan tekanan pompa oli melalui saluran yang sama dalam sistem wet sump
system. Setelah melumasi oli kembali ke raung crankcase dan disalurkan kembali
ke tangki oleh pompa. Kopling dan transmisi dilumasi oleh cipratan oli dari
pompa ke tangki oli.

16
2. Sistem Pelumasan Motor 2 Tak
Sistem pelumasan pada motor 2 tak terbagi menjadi 2 bagian. Pelumasan pertama
untuk melumasi bagian trasmisi saja, dan pelumasan kesua untuk melumasi
bagian ruang as-kruk atau bagian di belakang piston.
Pelumasan dibuat berbeda karena ruang tansmisi dan ruang engkol (kruk –
as) terpisah. Pelumasan pada ruang engkol dibuat tercampur dengan bahan bakar
dengan perbandingan tertentu dan kekentalanya lebih encer bila dibandingkan
dengan pelumasan untuk transmisi.
Pada pelumasan mesin 2 tak contohnya SUZUKI lebih dikenal dengan nama
SUZUKI CCI atau SUZUKI Crankshaft – Cylinder Oil Injection yang artinya
pelumas di injeksikan ke kruk – as dan silinder.

17
Sebagai salah satu cara untuk menjaga komponen mesin dari kerusakan,
sistem pelumasan pasti memiliki beberapa jenis tersendiri tergantung dari
kebutuhan mesin yang akan diberikan perlakuan pelumasan itu sendiri dan macam
– macam dari pelumasan itu sendiri adalah :
1 .Sistem Pelumasan Campur (Mix)
Sistem pelumasan campur adalah salah satu sistem pelumasan mesin dengan cara
mencampur langsung minyak pelumas (oli campur atau samping) dengan bahan
bakar (bensin) sehingga antara minyak pelumas dan bahan bakar bercampur di
tangki bahan bakar.
2. Sistem Pelumasan Autolube
Sistem pelumasan autolube, oli samping atau campur masuk kedalam ruang
engkol dipompakan oleh pompa oli. Sehingga penggunaan oli samping atau
campur ini lebih efektif sesuai kebutuhan mesin. Sistem pelumasan ini digunakan
pada mesin 2 tak. Oli samping atau campur yang masuk ke dalam ruang engkol
tergantung dari jumlah putaran dan pembukaan katup masuk (Reet Valve).
3. Sistem Pelumasan Percik
Sistem pelumasan percik adalah sistem pelumasan dengan memanfaatkan gerakan
dari bagian yang bergerak untuk memercikan minyak pelumas ke bagian-bagian
yang memerlukan pelumasan, misal: Poros engkol berputar sambil memercikan

18
minyak pelumas untuk melumasi dinding silinder. Sistem pelumasan ini biasanya
digunakan pada mesin dengan katup samping (Side Valve) dan kapasitas kecil
4. Sistem Pelumasan Tekan.
Minyak pelumas di dalam karter dihisap dan ditekan ke dalam bagian-bagian yang
dilumasi dengan menggunakan pompa oli. Sistem pelumasan ini sangat cocok
untuk melumasi bagian – bagian mesin yang sangat presisi. Aliran minyak
pelumas tergantung pada jumlah putaran mesin, hal ini dikarenakan pompa oli
diputarkan oleh mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 4 tak dan
memiliki kelebihan pelumasan merata dan teratur. Minyak pelumas yang telah
melumasi bagian – bagian mesin akan kembali ke karter kembali.
Pelumas dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang berada diantara dua
permukaan yang bergerak secara relatif agar dapat mengurangi gesekan antar
permukaan tersebut. Minyak pelumas memiliki beberapa sifat fisik penting yang
diantaranya adalah :
1. Viscosity
Viscosity atau kekentalan suatu minyak pelumas adalah pengukuran dari
mengalirnya bahan cair dari minyak pelumas, dihitung dalam ukuran standard.
Makin besar perlawanannya untuk mengalir, berarti makin tinggi viscosity-nya,
begitu juga sebaliknya.
2. Viscosity Index
Tinggi rendahnya indeks ini menunjukkan ketahanan kekentalan minyak pelumas
terhadap perubahan suhu. Makin tinggi angka indeks minyak pelumas, makin
kecil perubahan viscosity-nya pada penurunan atau kenaikan suhu. Nilai viscosity
index ini dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
80. HVI (High Viscosity Index) di atas 80.
81. MVI (Medium Viscosity Index) 40 – 80.
82. LVI (Low Viscosity Index) di bawah 40.
83. Flash Point
Flash point atau titik nyala merupakan suhu terendah pada waktu minyak pelumas
menyala seketika. Pengukuran titik nyala ini menggunakan alat-alat yang
standard, tetapi metodenya berlainan tergantung dari produk yang diukur titik
nyalanya.

19
4. Pour Point
Merupakan suhu terendah dimana suatu cairan mulai tidak bisa mengalir dan
kemudian menjadi beku. Pour point perlu diketahui untuk minyak pelumas yang
dalam pemakaiannya mencapai suhu yang dingin atau bekerja pada lingkungan
udara yang dingin.
5. Total Base Number (TBN)
Menunjukkan tinggi rendahnya ketahanan minyak pelumas terhadap pengaruh
pengasaman, biasanya pada minyak pelumas baru (fresh oil). Setelah minyak
pelumas tersebut dipakai dalam jangka waktu tertentu, maka nilai TBN ini akan
menurun. Untuk mesin bensin atau diesel, penurunan TBN ini tidak boleh
sedemikian rupa hingga kurang dari 1, lebih baik diganti dengan minyak pelumas
baru, karena ketahanan dari minyak pelumas tersebut sudah tidak ada.
6. Carbon Residue
Merupakan jenis persentasi karbon yang mengendap apabila oli diuapkan pada
suatu tes khusus.
7. Density
Menyatakan berat jenis oli pelumas pada kondisi dan temperatur tertentu.
8. Emulsification dan Demulsibility
Sifat pemisahan oli dengan air. Sifat ini perlu diperhatikan terhadap oli yang
kemungkinan bersentuhan dengan air.
Selain ciri-ciri fisik yang penting seperti telah dijelaskan sebelumnya, minyak
pelumas juga memiliki sifat-sifat penting, yaitu:
9. Sifat kebasaan (Alkalinity)
Untuk menetralisir asam-asam yang terbentuk karena pengaruh dari luar (gas
buang) dan asam-asam yang terbentuk karena terjadinya oksidasi.
10. Sifat detergency dan dispersancy
11. Sifat detergency: Untuk membersihkan saluran-saluran maupun bagian-
bagian dari mesin yang dilalui minyak pelumas, sehingga tidak terjadi
penyumbatan.
12. Sifat dispersancy: Untuk menjadikan kotoran-kotoran yang dibawa oleh
minyak pelumas tidak menjadi mengendap, yang lama-kelamaan dapat menjadi
semacam lumpur (sludge). Dengan sifat dispersancy ini, kotoran – kotoran tadi

20
dipecah menjadi partikel – partikel yang cukup halus serta diikat sedemikian rupa
sehingga partikel – partikel tadi tetap mengembang di dalam minyak pelumas dan
dapat dibawa di dalam peredarannya melalui sistem penyaringan. Partikel yang
bisa tersaring oleh filter, akan tertahan dan dapat dibuang sewaktu diadakan
pembersihan atau penggantian filter elemennya.
13. Sifat tahan terhadap oksidasi
Untuk mencegah minyak pelumas cepat beroksidasi dengan uap air yang pasti ada
di dalam karter, yang pada waktu suhu mesin menjadi dingin akan berubah
menjadi embun dan bercampur dengan minyak pelumas. Oksidasi ini akan
mengakibatkan minyak pelumas menjadi lebih kental dari yang diharapkan, serta
dengan adanya air dan belerang sisa pembakaran maka akan bereaksi menjadi
H2SO4 yang sifatnya sangat korosif.
Tidak ada yang sempurna dalam dunia ini, karena setiap umat manusia sudah
selayaknya melakukan suatu kesalahan, tinggal kita saja yang bisa menyikapi dan
membenahi diri ini agar tidak melakukan kesalahan yang sama dalam waktu lain.
Adapun kendala yang dirasakan praktikan selama kegiatan praktikum ini adalah:
1. Entah apa yang membuat hal ini, tapi acara ini terkesan membuat
komposisi 2 acara menjadi 1 acara, sehingga membuat pembahasan terlalu banyak
karena terbagi menjadi 2 acara. Untuk kedepannya lebih baik bila tiap satu
pertemuan satu acara sehingga praktikan dapat lebih fokus terutama dalam
pembuatan laporannya.
2. Pembuatan accan yang membingungkan karena terbagi menjadi 2 acara.
3. Dalam kegiatan praktikum asisten terlihat melempar begitu saja kegiatan
kepada praktikan tanpa ada pengawasan yang cukup kondusif, walau beberapa
praktikan terlihat sangat antusias namun sebagian tidak. Ada baiknya seluruh
praktikan dapat ikut andil dalam acara ini nantinya.
4. Terlihat alat yang digunakan sudah begitu lama sehingga membuat
beberapa mur atau baut terlihat tua dan rawan dalam kerusakan akibat karat. Ada
baiknya menggunakan alternatif alat bantu yang serupa namun tidak
menghilangkan hal – hal yang harus diketahui dalam kegiatan acara praktikum ini.

21
2.3. Pesawat bantu pada sistem pendinginan
Fungsi sistem pendingin : Menjaga temperatur kerja mesin dan mencegah
mesin over heating

Komponen-komponen sistem pendinginan


1. Radiator
2. Water Pump
3. Resevoir
4. Hose radiator inlet
5. Hose by pass
6. Hose radiator out let
7. Fan blade

1. Water pump: Water pump terdiri dari sebuah impeller dengan kipas-kipas
berbentuk kurva di dalam rumah water pump tersebut. Bila impeller
berputar, baling-baling kurva mengalirkan air keluar rumah water pump.

Water pump:

22
2. Oil cooler (pendingin oli): Dari saluran keluar water pump, cairan
pendingin mengalir ke oil cooler. Oil cooler terdiri dari satu set tabung
dalam rumahnya. Pada contoh ini cairan pendingin mengalir melalui
tabung-tabung membuang panas oli yang ada di sekeliling tabung. Oil
cooler membuang panas dari oli pelumas sehingga sifat-sifat dan
konsentrasi oli tetap terpelihara.

Oil cooler (pendingin oli):


3. After Cooler: Dari oil cooler, cairan pendingin mengalir ke engine block
atau ke after cooler untuk engine yang dilengkapi turbocharger. Beberapa
engine yang menggunakan turbocharger juga menggunakan jacket water
pump aftercooler sehingga cairan pendingin mengalir ke sana. After cooler
membuang panas dari udara yang masuk. Pada jacket water after cooler
sistem pendingin membuang panas dari udara. Konstruksi aftercooler
seperti radiator dengan tabung-tabung dan sirip-sirip. Udara panas yang
ditekan oleh turbo melewati sirip-sirip dan memindahkan panas ke air
pendingin di dalam tabung.

23
After Cooler: Dari oil cooler
4. Water Jacket: Dari aftercooler, air pendingin mengalir ke engine block dan
di sekitar cylinder liner. Membuang panas yang tidak berguna dari piston,
ring dan liner. Rongga-rongga tempat air tersebut disebut water jacket.

Water Jacket: Dari aftercooler,


5. Cylinder head: Air pendingin bergerak dari lubang-ubang pada engine
block menuju cylinder head, mengambil panas dari valve seat dan valve
guide.
6. Regulator housing/rumah regulator: Apabila air pendingin meninggalkan
cylinder head, air pendingin masuk ke thermostat atau regulator housing.
Pengatur suhu (temperature regulator) dipasang di dalam rumah regulator.
7. Pengatur suhu/temperatur regulator: Temperature regulator bekerja seperti
polisi jalan raya pada sistem pendingin. Regulator bekerja untuk menjaga
suhu kerja engine. Kadang-kadang regulator mengalirkan air pendingin
melalui radiator, kadang-kadang ke pipa bypass untuk kembali ke pompa
air (water pump).

24
Bila engine dingin, regulator menutup. Air pendingin mengalir kembali ke
water pump, tidak melalui radiator, tetapi melalui pipa bypass. Ini akan
membantu mempercepat memanaskan engine. Bila engine mulai panas,
suhu air pendingin mulai naik sampai mencapai suhu pembukaan radiator.
Bila regulator membuka lebih lebar dan lebih banyak lagi air yang menuju
radiator.

Pengatur suhu/temperatur regulator:


8. Radiator: Bila regulator membuka, air pendingin mengalir melalui pipa-
pipa atau slang-slang ke bagian atas radiator yang telah mengambil panas
engine. Di dalam radiator situasinya dibalik. Air pendingin melepaskan
panas ke atmosfir. Di dalam radiator air pendingin mengalir dari atas ke
bawah. Tabung dan sirip-sirip bekerja sama membuang panas. Radiator
umumnya dipasang dimana udara paling banyak dan pembuangan panas
paling baik. Tutup radiator air di dalam radiator bertekanan. Tutup radiator
akan menentukan berapa besar tekanan sistem pendingin selama engine
bekerja. Sistem pendingin yang bertekanan membantu mencegah air
radiator mendidih pada tempat operasi yang lebih tinggi. Bila anda berada
pada permukaan yang lebih tinggi, titik didih akan turun. Bila sistem
pendingin tidak bertekanan, maka air pendingin cepat mendidih sehingga
mempercepat kerusakan engine.

25
Radiator
9. Fan ( Kipas ) Pemindahan panas melalui radiator adalah dengan bantuan
kipas-kipas menambah aliran udara melewati tabung dan sirip radiator.
Ada 2 tipe kipas, hisap (suction) dan tiup (blower), kipas hisap (1) menarik
udara melalui radiator dan kipas tiup (2) menekan udara melalui radiator.
Beberapa engine menggunakan tali kipas untuk mengerakkan kipas,
pompa air atau komponen lainnya. Bila tali kipas terlalu kendor, kecepatan
putar kipas turun, Ini akan mengurangi aliran udara melewati radiator dan
akan menurunkan kemampuan sistem pendingin.

Fan ( Kipas )

26
 Variasi Pada Sistem Pendingin
Sistem pendingin selalu dimodifikasi agar cocok dengan pemakaian engine.
Di sini anda akan mempelajari perbedaan-perbedaan sistem pendingin.
 Gas buang yang didinginkan oleh air/water cooled exhaust.Saluran gas
buang yang didinginkan oleh air kadang-kadang ditambahkan pada sistem
pendingin untuk mendinginkan gas buang yang keluar. Pada engine kapal
gas buang yang didinginkan tidak memanaskan ruang mesin. Pada saluran
gas buang yang didinginkan, air pendingin mengalir di sekitar lubang-
lubang saluran gas buang.
 Elemen kondisioner air pendingin/coolant conditioner element. Pilihan
lain pada sistem pendingin adalah menggunakan elemen kondisioner air
pendingin bila perlu. Elemen kondisioner air pendingin mengalir bersama
air pendingin. Anti karat terdapat di dalamnya. Karat tersebut larut di
dalam sistem pendingin selama engine bekerja.
 Truck jalan raya/on highway truck. Pada on highway truck perubahan
engine speed selalu terjadi. Karena pompa air digerakkan oleh roda gigi,
berarti aliran air pendingin juga berubah. Sistem pendingin dimodifikasi
untuk menyesuaikan keadaan ini. Disamping pompa air, oil cooler,
lubang-lubang air pendingin, regulator suhu, radiator dan tutupnya, kipas,
pipa-pipa dan slang pada truck ada tambahan pipa yang dipasang pararel
(shuntline) yang menghubungkan bagian atas radiator dengan pompa air.
Pipa yang dipasang pararel ini mencegah kerusakan pompa air.

Truck jalan raya/on highway truck.

27
 Shunt line/pipa pararel. Bila kecepatan truck berubah, kecepatan pompa air
juga berubah, namun demikian aliran air pendingin tidak terlalu cepat
berubah sehingga terdapat perbedaan tekanan dipompa air. Shunt line
menyediakan air yang cukup ke saluran masuk pompa air untuk menjaga
tekanan dan mencegah air mendidih. Air pendingin pada saluran masuk
pompa dapat mendidih karena turunnya tekanan. Pada saluran keluar
pompa tekanan tersimpan. Tekanan ini akan menimbulkan gelembung
udara. Pecahnya gelembung udara akan menyebabkan erosi pada pompa
air.
 Sistem pendingin engine kapal. Ada beberapa keunikan pada komponen-
komponen sistem pendingin pada engine kapal sebab panas engine
dialirkan ke air ketimbang ke udara. Engine kapal menggunakan heat
exchanger atau keel cooler. Dasar aliran air pendinginnya sama dengan
engine lainnya. Heat exchanger atau keel cooler berfungsi menggantikan
radiator.
 Sistem keel cooler Komponen-komponen keel cooler ini sama dengan
yang konvensional. Ada pompa air (water pump), lubang aliran air,
expansion tank tempat dimana dipasang pengatur suhu (temperature
regulator). Air pendingin mengalir melalui keel cooler. Keel cooler adalah
tabung-tabung yang dililitkan atau dilas ke lambung kapal. Air mengalir
dari expansion tank (1) ke pompa air (water pump) (2) terus mengalir ke
engine dan keel cooler (3) dimana air laut mendinginkan air pendingin.

Sistem keel cooler

28
 Heat exchanger Sistem pendingin ini terdiri dari pompa air (water pump),
lubang-lubang aliran air, saluran gas buang yang didinginkan oleh air
(water cooled exhaust manifold), expansion tank tempat dimana dipasang
pengatur suhu (temperature regulator). Air laut yang mendinginkan air
pendingin juga mempunyai pompa, pipa-pipa dan slang-slang tersendiri.
Pada dasarnya heat exchanger berbentuk kotak di dalamnya diisi tabung-
tabung air pendingin mengalir di dalam tabung yang dikelilingi air laut.
Air laut menyerap panas yang terdapat pada air pendingin.

Heat exchanger
 Zinc Rod (batang seng) Zinc rod dipasang pada engine kapal untuk
mengurangi karat. Seng lebih rentan pada karat dari pada logam lain di
sistem pendingin. Bila seng dilalui air laut, seng tersebut lebih cepat
berkarat. Proses berkarat karena air laut ini disebut korosi galvanic. Batang
seng disebut “Anoda yang berkorban” sebab dia dirancang untuk berkarat
dari pada benda lain. Batang seng harus selalu diperiksa dan diganti bila
perlu.

Zinc Rod

29
2.4. Pesawat bantu pada sistem pengapian
Fungsi : Memberikan percikan bunga api untuk memulai pembakaran
campuran udara dan bahan bakar didalam silinder

Komponen-Komponen sistem pengapian

1. Battery
2. External resistant
3. Distributor
4. Busi
5. Ignition switch
6. Kabel busi
7. Ignition coil

2.5. sistem starter


Fungsi : Sebagai penggerak awal pada mesin, untuk menghidupkan mesin

30
Komponen-komponen sistem stater

1. Battery
2. Motor starter
3. Solenoid starter
4. Ignition switch
5. Mesin

2.6 Pesawat bantu pada sistem pengisian


Fungsi : - Mengisi arus listrik ke battery
- Memberikan suplai arus listrik ke sistim kelistrikan setelah mesin
hidup

Komponen-komponen Bantu sistem pengisian

1. Battery
2. Alternator
3. Votage regulator
4. Ignition switch

31

Anda mungkin juga menyukai