َّ َِّللا
َّ س ِم
ْ الر ِحيم ِب
َّ
ُعلَ ْي ُك ُْم َو َرحْ َم ُةُ ه
ُللا َوبَ َركَات ُ ُه َ ُالس
تّ س ّيهئ َا َ ور أ َ ْنفُ ّسنَا َو ّم ْن
ّ ش ُر ُ َونَعُوذُ ّباهللّ ّم ْن،َُـح َمدُهُ َونَ ْست َ ّع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ ّف ُره ْ إن الـ َح ْمدَ ّ هلِلّ ن َّ
َوأ َ ْش َهدُ أَن الَّ ّإلَهَ إّالَّ هللا،ُّي لَه َ ض ّل ْل فَ ََل هَادْ ُ َو َم ْن ي،ُض َّل لَه ّ َم ْن َي ْه ّد ّه هللاُ فَ ََل ُم،أ َ ْع َما ّلنَا
سولُهُ َو ْحدَهُ َال ش َّري َْك لَهُ َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن ُمـ َح َّمدا ً َع ْبدُهُ َو َر
َّ َيا أَيُّ َها الَّذّينَ آ َمنُوا اتَّقُوا،قال هللا تعالى فى كتابه الكريم
َّللاَ َح َّق تُقَاتّ ّه َو َال ت َ ُموت ُ َّن ّإ َّال
ََوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ّل ُمون
سدّيدًا َ َّللاَ َوقُولُوا قَ ْو ًالَّ يَا أَيُّ َها الَّذّينَ آ َمنُوا اتَّقُوا،وقال تعالى
سولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ًزا َع ّظي ًما َّ ّص ّل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ّف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ّطع
ُ َّللاَ َو َر ْ ُي
َّللاُ َعلَ ْي ّهَّ صلَّى
َ ي ُم َح َّم ٍد ُ سنَ ْال َه ْدي ّ َه ْد َ َوأ َ ْح، َّّللا
َّ اب ُ َ ث ّكت ّ صدَقَ ْال َحدّي َ َ فإ ّ َّن أ،ُأ َ َّما بَ ْعد
َو ُك َّل، ٌضَللَة َ َو ُك َّل ّب ْد َع ٍة، ٌ َو ُك َّل ُم ْحدَث َ ٍة ّب ْد َعة، ور ُم ْحدَثَات ُ َها ّ َوش ََّر األ ُ ُم، سلَّ َم َ َو
ّ َّضَللَ ٍة فّي الن
ار َ
Ummatal Islam,
Kita berada di hari yang sangat mulia. Ia adalah merupakan 10 awal dari
bulan Dzulhijjah. Dan sebentar lagi kita akan mengadakan sebuah ibadah
yang agung yaitu ibadah Idul Adha disertai dengan penyembelihan
qurban. Ia adalah merupakan ibadah yang sangat agung dan besar. Ketika
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Nabi Ibrahim untuk
menyembelih anaknya (Ismail). Ketika Ismail telah memberikan dan
menyerahkan dirinya untuk disembelih oleh ayahnya (Ibrahim) sebagai
simbol penyerahan diri dan ketundukan yang sempurna kepada Rabbul
Izzati wal Jalalah. Ini merupakan sebuah bentuk bagaimana seorang
hamba sesungguhnya terhadap Rabbul ‘Alamin. Ummatal Islam,
Ketika Nabi Ismail berkata kepada ayahnya:
Akibat kesabaran dan ketaatan Nabi Ibrahim dan anaknya, maka Allah gantikan
dengan seekor kambing lalu Allah menyebutkan:
ص ََّلنَا
َ ح فَ ََل يَ ْق َربَ َّن ُم َ ُسعَةً فَلَ ْم ي
ّض ه َ َم ْن َو َجدَ ّم ْن ُك ْم
“Siapa yang mendapatkan kelebihan harta tapi dia tidak berqurban, maka janganlah ia
mendekati mushola kami.”
Ancaman dari Rasulullah bagi orang yang diberikan kemampuan untuk berqurban,
tapi dia tidak melaksanakan ibadah yang agung ini.
Bagaimana tidak, saudaraku? Ini adalah sebuah ibadah yang besar sekali di sisi Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Dan yang akan sampai kepada Allah adalah ketakwaan. Allah
berfirman:
لَن يَنَا َل اللَّـهَ لُ ُحو ُم َها َو َال ّد َماؤُ َها َولَ ٰـ ّكن يَنَالُهُ الت َّ ْق َو ٰى ّمن ُك ْم
“Tidak akan sampai kepada Allah daging dan darah qurban. Akan tetapi yang
sampai kepada Allah adalah ketakwaan diantara kalian” (QS. Al-Hajj[23]: 37)
Na’am.. Ketakwaan, keikhlasan, ketundukan, kesabaran dalam melaksanakan perintah
Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah Rabbul ‘Alamin.
Sesungguhnya dalam kejadian ini terdapat pelajaran buat orang yang mau berpikir.
Sesungguhnya dalam penyembelihan hewan qurban ini terdapat pelajaran yang sangat
agung yang bisa kita petik darinya. Ia adalah merupakan pentauhidan Allah yang
merupakan inti dakwah seluruh Nabi dan Rasul.
Ummatal Islam,
Ia adalah merupakan simbol ketundukan kepada Allah yang ditunjukkan oleh sikap
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ‘Alaihish Shalatu was Salam kepada perintah-perintah
Allah. Sungguh ketundukan yang luar biasa. Ketika seorang hamba siap dirinya
berkorban bahkan sampai mengorbankan nyawanya sekalipun dijalan Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Sungguh ketundukan yang luar biasa kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala.
Ia adalah merupakan simbol kesabaran. Ketika seorang hamba berusaha sabar untuk
mentaati Allah Subhanahu wa Ta’ala, hal itu menunjukkan keimanan kepada Allah.
Karena memang mentaati Allah butuh kesabaran, saudaraku. Sebagaimana menjauhi
kemaksiatan Allah pun butuh kesabaran, saudaraku.
Bayangkan apabila kita tidak diberikan kesabaran. Barangkali kita tidak akan mampu
mentaati Allah. Karena syahwat begitu besarnya, hawa nafsu begitu kuatnya,
sementara iblis dan bala tentaranya tak pernah diam menggoda dan menyesatkan
manusia. Oleh karena itu Ali bin Abi Thalib berkata bahwa sesungguhnya kesabaran
bagi iman bagaikan kepala bagi tubuh. Mungkinkah tubuh akan hidup tanpa kepala?
Demikian pula iman tidak akan pernah hidup tanpa kesabaran
Sungguh ibadah yang agung ini memberikan kepada kita banyak sekali hikmah-
hikmah. Maka dari itulah seorang muslim berusaha bukan hanya berqurban dan
menyembelih. Akan tetapi ia mengambil dan memetik hikmah-hikmah yang agung
dibalik daripada ibadah itu sendiri.
Disaat kaum muslimin berkumpul di Mina di Arafah, tidak lagi ada di bedakan
kedudukan ataupun hasta, tidak dibedakan apakah dia kaya raya, apakah dia seorang
pejabat atau pemimpin? Semua sama dihadapan Allah karena memang tidak ada yang
kebal hukum dihadapan Allah Rabbul ‘Izzati wal Jalalah. Semuanya sama!
Kewajiban seorang hamba untuk melaksanakan perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Itulah Islam!
Kemudian mereka bertalbiyah yang merupakan kalimat yang agung. Mereka berucapan:
يك لَ َك لَبَّي َْك ّإ َّن ْال َح ْمدَ َوال ّنه ْع َمةَ لَ َك
َ لَبَّي َْك اللَّ ُه َّم لَبَّي َْك لَبَّي َْك الَ ش َّر
يك لَ َك َ َو ْال ُم ْل َك الَ ش َّر
“Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata
laka wal mulk laa syarika lak (Ya Allah, aku menyahut panggilanmu Ya Allah. Sesungguhnya
segala puji, nikmat dan kerajaan bagiMu. Tidak ada sekutu bagi Engkau ya Allah)”
Subhanallah..
Sebuah kalimat yang agung, yang menunjukkan pengesaan dan bahwasannya tidak ada sekutu
bagi Allah yang berhak disembah selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lalu pengakuan
bahwasanya kenikmatan semua milik Allah. Karunia semua milik Allah. Itulah hakikat sebagai
seorang hamba. Dia mengakui bahwa semua yang ia miliki bahkan tubuhnya, semua hartanya,
anaknya, istrinya, semuanya milik Allah, karunia dari Allah. Dia mengakui semua itu milik
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ummatal Islam, sungguh banyak hikmah-hikmah lain yang mungkin bisa kita petik. Namun
tentunya semua ini butuh kepada kebeningan jiwa untuk senantiasa mengambil dan
mempraktekkan apa hikmah-hikmah yang bisa kita petik dari ibadah itu sendiri.
علَى آ ّل
َ علَى ّإب َْرا ّهي َْم َو َ صلَّي
َ ْت َ علَى آ ّل ُم َح َّم ٍد َك َما
َ علَى ُم َح َّم ٍد َو َ اَللَّ ُه َّم
َ ص ّهل
َ ار ْك
ت َ علَى آ ّل ُم َح َّم ٍد َك َما َب
َ علَى ُم َح َّم ٍد َو ّ َو َب.ٌ إّنَّ َك َح ّم ْيدٌ َم ّج ْيد،ّإب َْرا ّهي َْم
َ ار ْك
ٌ ّإنَّ َك َح ّم ْيدٌ َم ّج ْيد،علَى آ ّل ّإب َْرا ّهي َْم
َ علَى ّإب َْرا ّهي َْم َو
َ
ت األ َ ْح َي ّ
اء ّم ْن ُه ْم ت َوالمؤْ ّم ّنيْنَ َوالمؤْ ّمنَا ّالل ُه َّم ا ْغ ّف ْر ّل ْل ُم ْس ّل ّميْنَ َوالم ْس ّل َما ّ
ت
ع َوا ّ ْب الدَّ َ
ْب ُم ّجي ُ س ّم ْي ٌع قَ ّري ٌ
ت ّإنَّ َك َ َواأل َ ْم َوا ّ
ع ّن ْالفَ ْحش ّ
َاء اء ذّي ْالقُ ْر َب ٰى َو َي ْن َه ٰى َ
ان َوإّيتَ ّ
س ّ ّإ َّن اللَّـهَ َيأ ْ ُم ُر ّب ْال َع ْد ّل َو ْ ّ
اْل ْح َ
َو ْال ُمن َك ّر َو ْال َب ْغي ّ ۚ يَ ّع ُ
ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُرونَ
فَا ْذ ُك ُروا هللا ال َع ّظي َْم يَ ْذ ُك ْر ُكمَ ،وا ْش ُك ُروهُ َ
علَى نّعَ ّم ّه َي ّز ْد ُكم ،ولذ ُ
ّكر هللا أكبَر.