Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil
A. Hasil Pengukuran Serapan Laruan Standar Sulfametoksazole di ʎzero crossing trimetropim

Konsentrasi µg/mL Serapan


12 -0,1066
24 -0,20713
36 -0,32254
48 -0,42989
60 -0,54566
72 -0,62363

B. . Hasil Pengukuran Serapan Laruan Standar Trimetropim di ʎzero crossing Sulfametoksazole

Konsentrasi µg/mL Serapan


3 -0,0116
6 -0,02153
9 -0,03020
12 -0,04321
15 -0,05292
18 -0,06684

C. Penetapan kadar Sulfametoksazole dan trimetropim dalam tablet


1. Hasil penimbangan bobot rata-rata per tablet = 606,9 mg/tablet
2. Dosis Sulfametoksazol pada etiket = 400 mg (Sulfametoksazole) 80 mg (trimetropim).
3. Jumlah sebuk tablet yang ditimbang setara dengan 75 mg Sulfametoksazole
75𝑚𝑔
𝑥 606,9 𝑚𝑔 = 113,8 𝑚𝑔
400𝑚𝑔
4. Penentuan kadar Trimetropim dalam tablet
Pengukuran Berat Serapan Berat Berat Dosis % Kadar
sampel pada ʎ2 Hasil Trime/tablet Trime
yang Analisis pada
ditimbang etiket
1 113,8 mg -0,06093 41,8 mg 222 mg 80 mg 278%
2 113,8 mg -0,04956 31,50 mg 167,7 mg 80 mg 209,67 %
% Kadar rata-rata 243,5%
1. 5. Penentuan kadar Sulfametoksazole dalam tablet
Pengukuran Berat Serapan Berat Berat Dosis % Kadar
sampel pada ʎ2 Hasil Sulfa/tablet Sulfa
yang Analisis pada
ditimbang etiket
1 113,8 mg -0,32238 91,05 mg 484,85 mg 400 mg 121,21 %
2 113,8 mg -0,26045 73,47 mg 393,4 mg 400 mg 98,35 %
% Kadar rata-rata 109,78 %

5.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan penetapan kadar Sulfametoksazol dan
Trimethoprim dalam sampel suspensi “Cotrimoksazol” dengan menggunakan metode
Spektrofotometri Kurva Turunan Pertama (Derivatif), dimana pada metode ini kadar
sulfametoksazol dan trimethoprim dapat ditentukan dengan membaca larutan sampel pada panjang
gelombang zero crossing. Kadar larutan campuran dua zat dapat ditentukan dengan metode
spektrofotometri tanpa harus dipisahkan lebih dahulu. Digunakan metode spektrofotometri
derivatif karena serapan maksimum dari sulfametoksazol dan trimethoprim berapa pada panjang
gelombang yang berdekatan. Spektrum yang tumpang tindih menyebabkan kesulitan dalam
penetapan kadar trimetoprim karena terganggu oleh serapan sulfametoksazol. Metode
spektrofotometri derivatif ini digunakan untuk meningkatkan pemecahan puncak yang saling
tumpang tindih tersebut sehingga trimethoprim dapat ditetapkan kadarnya tanpa terganggu oleh
serapan sulfametoksazol.

Praktikum ini diawali dengan membuat larutan baku sulfametoksazol 300 ppm dan larutan
baku trimethoprim 300 ppm masing masing dilarutkan dalam pelarut NaOH 0,1N. Dilakukan
proses pengenceran sulfametoksazol dengan konsentrasi 12 ppm, 24 ppm, 36 ppm, 48 ppm, 60
ppm dan 72 ppm sedangkan untuk pengenceran trimetropim dengan konsentrasi 3 ppm, 6 ppm, 9
ppm, 12 ppm, 15 ppm dan 18 ppm . Dengan menggunakan pelarut NaOH 0,1N. Kemudian masing
– masing larutan standart tersebut dibaca absorbansinya pada rentang panjang gelombang 200 –
300 nm karena panjang gelombang maksimum sulfametoksazol dan trimethoprim terletak pada
panjang gelombang tersebut. Dari spektra larutan baku sulfametoksazol dan trimethoprim
diturunkan spektrum derivatif dari kurva normal sulfametoksazol dan trimethoprim. Ditentukan
derivat pertama untuk absorbansi sulfametoksazol dan trimethoprim. Kemudian didapat derivat
yang bernilai nol dari masing – masing baku. Pada sulfametoksazol di dapat derivat nol pada
panjang gelombang 256,7 nm dan pada trimethoprim di dapat derivat nol pada panjang gelombang
287,4 nm. Dalam menentukan zero crossing trimthoprim ,berdasarkan nilai derivat yang
maksimum pada panjang gelombang maksimum sulfametoksazol. Pada praktikum ini diukur
absorbansi dari enam konsentrasi larutan baku sulfametoksazol tersebut pada panjang gelombang
yang menghasilkan panjang gelombang zero crossing yaitu pada panjang gelombang 256,7 nm
dan trimethoprim pada panjang gelombang 287,4 nm. Sehingga dari kurva kalibrasi diperoleh
persamaan kurva kalibrasi sulfametoksazole y=-0,0088x – 0,0018 dengan nilai r=0,998, sedangkan
persamaan kurva kalibrasi trimetropim y= -0,0037x + 0,0009 dengan nilai r=0,997.

Selanjutnya menentukan kadar sulfametoksazole dan trimetropim didalam tablet, dilakukan


penimbangan 10 tablet kotrimoxsazole dengan dosis Sulfametoksazol pada etiket 400 mg dan
trimetropim 80 mg. lalu ditentukan bobot rata-rata nya diperoleh hasil penimbangan bobot rata-
rata per tablet 606,9 mg/tablet, lalu ditentukan jumlah sebuk tablet yang ditimbang setara dengan
75 mg Sulfametoksazole yaitu pada 113,8 mg campuran sampel. Dilakukan percobaan duplo baik
pada sampel sulfametoksazol maupun trimetropim pengerjaan duplo bertujuan untuk
mengetahui kebenaran hasil sampel agar saling mendekati, sampel dilarutkan dalam NaOH 0,1N
dalam labu takar disonifikasi agar sampel larut sempurna lalu diambahkan NaOH 0,1N hingga
tanda batas. Kemudian dilakukan penyaringan agar sisa residu tersaring didalam kertas saring,
filtrat nya dipipet 5 mL dan diencerkan dengan 50mL NaOH 0,1N, pengenceran ini bertujuan agar
konsentrasi nya kecil dan memudahkan dalam percobaan. Lalu diukur spektrum tablet
sulfametoksazol pada ʎ zero crossing trimetropim 287,4 nm dan spektrum tablet trimetropim
pada ʎ zero crossing sulfametoksazol 256,8 nm. Sehingga didapatkan hasil Kadar
Sulfametoksazole 121,21% dan 98,35% dengan berat hasil analisis 91,05mg dan 73,47 mg serta
484,85 mg dan 393,4 mg. Sedangkan hasil Kadar Trimetropim 278 % dan 209,67 % dengan berat
hasil analisis 41,8 mg dan 31,50 mg serta beat trimetropim dalam tablet yaitu 222 mg dan 167,7
mg. Menurut literatur FI V halaman 1281 rentang persyaratan kadar zat aktif sulfametoksazol dan
trimetropim berada pada rentang 93% - 107% sehingga kadar tablet tersebut tidak memenuhi
persyaratan.
BAB VI
KESIMPULAN
Pada beberapa percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Sulfametoksazol menghasilkan panjang gelombang zero crossing yaitu pada panjang
gelombang 256,7 nm
2. Trimethoprim menghasilkan panjang gelombang zero crossing yaitu pada panjang
gelombang 287,4 nm.
3. Dari pengenceran masing-masing sampel dalam enam konsentrasi yang berbeda diperoleh
persamaan kurva kalibrasi sulfametoksazole yaitu y=-0,0088x – 0,0018 dengan nilai
r=0,998, sedangkan persamaan kurva kalibrasi trimetropim yaitu y= -0,0037x + 0,0009
dengan nilai r=0,997.
4. Kadar tablet sulfametoksazol mendapatkan rata-rata % kadar sebesar 109,78 %,sedangkan
kadar tablet trimetropim mendapatkan rata-rata % kadar sebesar 243,5 %. Menurut
literatur Farmakope edisi V halaman 1281 rentang persyaratan kadar zat aktif
sulfametoksazol dan trimetropim berada pada rentang 93% - 107% sehingga kadar tablet
tersebut tidak memenuhi persyaratan.

Anda mungkin juga menyukai