5.1 Hasil
A. Hasil Pengukuran Serapan Laruan Standar Sulfametoksazole di ʎzero crossing trimetropim
5.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan penetapan kadar Sulfametoksazol dan
Trimethoprim dalam sampel suspensi “Cotrimoksazol” dengan menggunakan metode
Spektrofotometri Kurva Turunan Pertama (Derivatif), dimana pada metode ini kadar
sulfametoksazol dan trimethoprim dapat ditentukan dengan membaca larutan sampel pada panjang
gelombang zero crossing. Kadar larutan campuran dua zat dapat ditentukan dengan metode
spektrofotometri tanpa harus dipisahkan lebih dahulu. Digunakan metode spektrofotometri
derivatif karena serapan maksimum dari sulfametoksazol dan trimethoprim berapa pada panjang
gelombang yang berdekatan. Spektrum yang tumpang tindih menyebabkan kesulitan dalam
penetapan kadar trimetoprim karena terganggu oleh serapan sulfametoksazol. Metode
spektrofotometri derivatif ini digunakan untuk meningkatkan pemecahan puncak yang saling
tumpang tindih tersebut sehingga trimethoprim dapat ditetapkan kadarnya tanpa terganggu oleh
serapan sulfametoksazol.
Praktikum ini diawali dengan membuat larutan baku sulfametoksazol 300 ppm dan larutan
baku trimethoprim 300 ppm masing masing dilarutkan dalam pelarut NaOH 0,1N. Dilakukan
proses pengenceran sulfametoksazol dengan konsentrasi 12 ppm, 24 ppm, 36 ppm, 48 ppm, 60
ppm dan 72 ppm sedangkan untuk pengenceran trimetropim dengan konsentrasi 3 ppm, 6 ppm, 9
ppm, 12 ppm, 15 ppm dan 18 ppm . Dengan menggunakan pelarut NaOH 0,1N. Kemudian masing
– masing larutan standart tersebut dibaca absorbansinya pada rentang panjang gelombang 200 –
300 nm karena panjang gelombang maksimum sulfametoksazol dan trimethoprim terletak pada
panjang gelombang tersebut. Dari spektra larutan baku sulfametoksazol dan trimethoprim
diturunkan spektrum derivatif dari kurva normal sulfametoksazol dan trimethoprim. Ditentukan
derivat pertama untuk absorbansi sulfametoksazol dan trimethoprim. Kemudian didapat derivat
yang bernilai nol dari masing – masing baku. Pada sulfametoksazol di dapat derivat nol pada
panjang gelombang 256,7 nm dan pada trimethoprim di dapat derivat nol pada panjang gelombang
287,4 nm. Dalam menentukan zero crossing trimthoprim ,berdasarkan nilai derivat yang
maksimum pada panjang gelombang maksimum sulfametoksazol. Pada praktikum ini diukur
absorbansi dari enam konsentrasi larutan baku sulfametoksazol tersebut pada panjang gelombang
yang menghasilkan panjang gelombang zero crossing yaitu pada panjang gelombang 256,7 nm
dan trimethoprim pada panjang gelombang 287,4 nm. Sehingga dari kurva kalibrasi diperoleh
persamaan kurva kalibrasi sulfametoksazole y=-0,0088x – 0,0018 dengan nilai r=0,998, sedangkan
persamaan kurva kalibrasi trimetropim y= -0,0037x + 0,0009 dengan nilai r=0,997.