Anda di halaman 1dari 25

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Bangun Purba


Mata pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X MIA / Ganjil
Materi Pokok : VEKTOR
Alokasi Waktu : 3 pertemuan (9 x 45 menit)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerap-kan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. K o m p e t e n s i Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.3 Menerapkan prinsip 1. Menjelaskan pengertian dan contoh besaran skalar


penjumlahan vektor dan besaran vektor
(dengan pendekatan 2. Menggambarkan vektor metode segitiga, jajar
geometri). genjang, dan poligon
3. Menganalisis besar resultan vektor poligon gaya dengan
menggunakan metode analisis pada percobaan poligon
gaya
PPENGETAHUAN

4 Menentukan arah resultan vektor poligon gaya dengan


menggunakan metode analisis pada percobaan poligon
gaya
5. Menghitung hasil penjumlahan vector dengan
metode grafis dan analitis
6. Membandingkan hasil penjumlahan vector dengan
metode grafis dan analitis
4.3 Merencanakan dan 1. Menggambarkan 2 vektor atau lebih dengan
melaksanakan menggunakan alat/bahan yang ditentukan
percobaan untuk 2. Melatih siswa dalam menggambarkan vector
menentukan resultan
dengan benar
vektor
KETERAMPILAN

3. Melaksanakan eksperimen resultan vektor oleh beberapa


neraca pegas
4. Mengolah data hasil percobaan poligon vector gaya
dengan menggunakan analisis
5. Menampilkan hasil diskusi kelompok di depan
kelas

C. Tujuan Pembelajaran Karakter


Melalui langkah model pembelajaran Discovery Learning dengan menggali informasi
dari berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah informasi, diharapkan
siswa terlibat aktif selama proses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu,
teliti dalam melakukan pengamatan dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat
dan bekerja keras dalam membuat produk, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik,
serta dapat menjelaskan hakikat ilmu Fisika dan perannya dalam kehidupan, metode ilmiah,
Kompetensi
dan keselamatan kerja di laboratorium. Mengolah dan menganalisis hasil percobaan tentang
pengetahuan
menyusun prosedur kerja ilmiah dan menerapkan keselamatan kerja pada percobaan.

Kompetensi
Keterampilan

D. Materi Pembelajaran
Faktual
1. KONSEP HAKIKAT FISIKA
Fisika merupakan gejala atau fenomena alam yang terjadi dari segi materi dan
energinya.
Konseptual
Fisika adalah ilmu yang terbentuk melalui prosedur baku atau biasa disebut sebagai
metode ilmiah.Menurut hakikatnya, fisika yang merupakan sains bukanlah sekedar
kumpulan ilmu pengetahuan semata. Lebih dari itu menurut Collette dan
Chiappetta (1994), sains merupakan a way of thinking (afektif), a way of
investigating (proses), dan a body of knowledge (kumpulan ilmu pengetahuan).

2. PERAN ILMU FISIKA DALAM KEHIDUPAN DAN RUANG LINGKUPNYA


Faktual

Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat dan gejala pada benda-
benda di alam. Konseptual

Tujuan mempelajari ilmu fisika ialah agar kita dapat mengetahui bagian-bagian
dasar dari benda dan mengerti interkasi antara benda-benda, serta mampu
menjelaskan mengenai fenomena-fenomena alam yang terjadi. Walaupun fisika
terbagi atas beberapa bidang, hukum fisika berlaku universal. Tinjauan suatu
fenomena dari bidang fisika tertentu akan memperoleh hasil yang sama jika
ditinjau dari bidang fisika lain.Selain itu konsep-konsep dasar fisika tidak saja
mendukung perkembangan fisika sendiri, tetapi juga perkembang ilmu lain dan
teknologi. Ilmu fisika menunjang riset murni maupun terapan.

3. PROSEDUR ILMIAH
Faktual:
Dengan adanya metode atau prosedur ilmiah, percobaan dan penelitian yang
dilakukan menjadi lebih terstruktur, sistematis, memberikan keselamatan kerja,
dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
Konseptual:
Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific method adalah
prosedural proses berfikir untuk memecahkan masalah secara sistematis, empiris dan
terkontrol.
Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan terencana, maka terdapat
langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaanya. Setiap
langkah atua tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-
langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut : (1) Merumuskan masalah, Berfikir
ilmiah melalui metode ilmiah di dahului dengan kesadaran akan adanya masalah.
Permasalahan ini yang dikemudian (2) Merumuskan hipotesis, (3) Mengumpulkan
data, (4) Menguji hipotesis, (5) Merumuskan kesimpulan.
Metakognitif:
Menyajikan hasil pengamatan sebuah benda dengan bentuk pola yang berbeda dan
menentukan titik kesetimbangannya dengan menerapkan prosedur atau metode
ilmiah (HOTS).

4. KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM


Faktual:
Keselamatan kerja merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan,
lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja.
Keselamatan kerja bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko
kecelakaan kerja (zero accident).
Konseptual:
Keselamatan kerja di laboratorium merupakan usaha atau tindakan pencegahan
agar di dalam kegiatan di laboratorium terhindar dari kecelakaan sekecil apapun.
Sehubungan dengan kemungkinan timbul bahaya-bahaya di dalam kegiatan
laboratorium, maka perlunya mengetahui bahaya yang ditimbulkan oleh benda-
benda atau barang-barang yang ada di laboratorium.
Prosedural:
Hal-hal yang terkait dengan keselamatan kerja di laboratorium adalah sebagai
berikut:
1. Tata tertib yang jelas.
2. Pemakaian alat dan bahan sesuai petunjuk.
3. Alat dan bahan kimia harus disimpan sesuai dengan tempatnya masing-masing.
4. Limbah dan pembuangan bahan.
5. Air dan listrik tersedia cukup.
6. Stop kontak yang aman.
7. Guru, petugas maupun siswa harus menggunakan jas laboratorium.
8. Ruang laboratorium, meja praktikum, serta alat-alat harus terjaga
kebersihannya sebelum dan setelah kegiatan praktikum.
9. Tabung pemadam kebakaran dan kit P3K ditempatkan pada tempat yang
strategis.

E. MetodePembelajaran
1. Model Pembelajaran : Discovery Learning.
2. Metode : Diskusi Kelompok, Tanya Jawab dan Penugasan

F. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media : Laptop/komputer, LCD projektor, 2 set percobaan (Ayunan sederhana
dan pengukuran kalor),
2. Bahan/alat : 3 file video, gambar gedung miring PISA dll, kertas HVS.
3. Sumber Belajar : Buku fisika kelas X K13 Marthen Kanginan,Erlangga

G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama: (3 x 45 JP)
Indikator:
a. 3.1.1. Menguraikan apa yang dimaksud hakikat ilmu Fisika
b. 3.1.2. Mengemukakan manfaat dan pentingnya mempelajari ilmu Fisika
c. 3.1.3. Menyebutkan ruang lingkup dan cabang-cabang dari ilmu Fisika
d. 3.1.4. Menjelaskan keterkaitan Fisika dengan ilmu lainnya
e. 3.1.5. Menjelaskan peran peran ilmu fisika dalam kehidupan sehari hari
f. 3.1.6. Menyebutkan langkah-langkah metode ilmiah
g. 3.1.7. Menjelaskan karakteristik dari penelitian ilmiah
a. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
a. Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, bertanya kabar, dan
melakukan presensi terhadap peserta didik.
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran berdasarkan KD dan IPK yang akan
dibahas
c. Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi (3.1.1 s.d 3.1.7)
d. Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan
dilakukan.
e. Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.

b. Kegiatan Inti
Alokasi
Tahap Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pemberian Stimulus Guru menampilkan video fenomena- 15 menit
(Stimulation) fenomena Fisika yang terjadi pada alam
dan di kehidupan sehari-hari.
Peserta didik mengamati media yang
ditayangkan dan diberi kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan.
Identifikasi/Pernyataan Guru mengidentifikasi hakikat ilmu Fisika, 15 menit
Masalah ruang lingkup ilmu Fisika, dan
(Problem Statement) prosedur/metode ilmiah.
Peserta didik diberi kesempatan untuk
mendeskripsikan identifikasi masalah
tersebut dalam bentuk pernyataan
masalah.
Pengumpulan Data Guru membagi peserta didik kedalam 30 menit
(Data Collection) kelompok diskusi dengan 1 kelompok 4 – 5
orang.
Peserta didik melakukan diskusi dan tanya
Alokasi
Tahap Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
Waktu
jawab untuk mengumpulkan data, dalam
hal ini terkait dengan mencari informasi
apa itu hakikat Fisika, apa manfaat dan
peran mempelajari ilmu Fisika, bagaimana
ruang lingkup dan cabang-cabang ilmu
Fisika, apa hubungannya dengan prosedur
ilmiah, dan seperti apa prosedur atau
metode ilmiah.
Pengolahan Data Guru membimbing Peserta didik dalam 20 menit
(Data Processing) mengolah data hasil pengamatan video
dan informasi dari berbagai sumber
tentang hakikat ilmu Fisika, ruang lingkup
ilmu Fisika, dan prosedur/metode ilmiah.
Peserta didiksecara peroranganmengolah
data yang diperoleh dan membuat
kesimpulan..
Verifikasi Guru melakukan verifikasi pekerjaan 20 menit
(Verification) peserta didik, dengan melakukan
pembahasan dan Peserta didik
membandingkan hasil diskusiantar
kelompok melalui sesi presentasi dan
proses pembelajaran diarahkan kebentuk
tanya jawab.
Generalisasi Guru dan Peserta didik membuat 10 menit
(Generalization) kesimpulan generalisasi dari hasil verifikasi
tersebut. Generalisasi dibatasi pada aspek
hakikat ilmu Fisika, ruang lingkup ilmu
Fisika, dan prosedur/metode ilmiah

c. Kegiatan penutup:
- Memfasilitasi dalam menemukan kesimpulan tentang hakikat ilmu Fisika, ruang
lingkup ilmu Fisika, dan prosedur/metode ilmiah.
- Melakukan penilaian untuk mengetahui pencapaian kompetensi dari IPK 3.1.1 –
3.1.7.
- Meminta beberapa peserta didik untuk mengungkapkan hasil kesimpulan
pembelajaran pada hari ini terkaithakikat ilmu Fisika, ruang lingkup ilmu Fisika, dan
prosedur/metode ilmiah
- Memberikan tugas kepada peserta didik…..(Tugas Terlampir).

PERTEMUAN KEDUA (3JP)


Indikator Pencapaian Kompetensi:
4.1.5. Merancang suatu karya ilmiah tentang peranan ilmu fisika dalam kehidupan
sehari-hari sesuai dengan metode ilmiah melalui percobaan ayunan sederhana.
4.1.6. Menulis karya ilmiah tentang peranan ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari
sesuai dengan metode ilmiah melalui percobaan ayunan sederhana
4.1.7. Mempersentasikan karya ilmiah tentang peranan ilmu fisika dalam kehidupan
sehari-hari sesuai dengan metode ilmiah melalui percobaan ayunan sederhana
a. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
- Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, bertanya kabar, dan
melakukan presensi terhadap peserta didik.
- Menyampaikan tujuan pembelajaran berdasarkan IPK.
- Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi (4.1.5 s.d 4.1.7)
- Membagi peserta didik kedalam kelompok, yakni dalam 1 kelompok 4-5 orang.
- Menyampaikan kesimpulan materi pada pertemuan sebelumnya terkait hakikat
ilmu Fisika, ruang lingkup ilmu Fisika, dan prosedur/metode ilmiah.
- Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.
b. Kegiatan Inti

Alokasi
Tahap Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pemberian Stimulus Guru menampilkan gambar ayunan, dll 15 menit
(Stimulation) (terkait konsep ayunan sederhana) dan
mengajukan pertanyaan.

- Apa peran ilmu Fisika disini?


- Bagaimana cara ilmu Fisika dapat
membuatnya seperti ini?
- Hal apa/ilmu Fisika tentang apa yang
dipelajari dari fenomena ini?
Peserta didik mengamati gambar yang
ditampilkan dan diberi kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan.
Identifikasi/Pernyataan Guru mengidentifikasi masalah dengan 15 menit
Masalah menyediakan set percobaan ayunan
(Problem Statement) sederhana terkait peranan ilmu fisika
dengan menggunakan metode ilmiah
untuk dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan.
Peserta didik diberi kesempatan untuk
mendeskripsikan identifikasi masalah
tersebut dalam bentuk pernyataan
masalah.
Pengumpulan Data Gurumengawasi dan membimbing 30 menit
(Data Collection) berjalannya diskusi dan percobaan.
Peserta didik melakukan diskusi, tanya
jawab, dan melakukan percobaan untuk
mengumpulkan data, dalam hal ini peserta
didik akan membuat, mendesain serta
memaparkan gejala yang ditimbulkan dari
percobaan yang didapat.
Pengolahan Data Guru memantau proses yang dilakukan 25 menit
(Data Processing) peserta didik dan melakukan penilaian
keterampilan
Peserta didiksecara kelompok
mengerjakan percobaan berdasarkan
metode atau prosedur ilmiah dan soal
Alokasi
Tahap Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
Waktu
yang diberikan guru
Verifikasi Guru melakukan verifikasi pekerjaan 15 menit
(Verification) peserta didik, dengan melakukan
pembahasan dan Peserta didik
membandingkan hasil diskusiantar
kelompok melalui sesi presentasi dan
proses pembelajaran diarahkan kebentuk
tanya jawab tentang fenomena dan gejala
yang ditimbulkan dari hasil percobaan dan
pengamatan yang dilakukan.
Generalisasi Guru dan Peserta didik membuat 10 menit
(Generalization) kesimpulan generalisasi dari hasil verifikasi
tersebut. Generalisasi dibatasi pada aspek
merancang karya ilmiah peranan ilmu
fisika dalam kehidupan sehari-hari dengan
menggunakan metode atau prosedur
ilmiah

c. Kegiatan Penutup (10 menit)


a. Memfasilitasi dalam menemukan kesimpulan pembelajaran atas percobaan yang
dan karya ilmiah yang dihasilkan.
b. Melakukan penilaian untuk mengetahui pencapaian kompetensi dari IPK 4.1.5 –
4.1.7.
c. Meminta beberapa peserta didik untuk mengungkapkan apa yang sudah dipelajari
pada hari ini, manfaat, dan implikasi kedepannya untuk perkembangan kemajuan
ilmu pengetahuan khususnya Fisika.
d. Memberikan tugas kepada peserta didik…..(Tugas Terlampir).

PERTEMUAN KETIGA (3 JP)


Indikator Pencapaian Kompetensi:
3.1.8. Menyebutkan alat-alat keselamatan kerja di Laboratorium
3.1.9. Menjelaskan prosedur keselamatan kerja di Laboratorium
3.1.10. Menerapkan prosedur keselamatan kerja di laboratorium
4.1.8. Membuat prosedur keselamatan kerja di laboraturium dalam pengukuran kalor
4.1.9. Melakukan prosedur keselamatan kerja dalam pengukuran kalor
4.1.10. Menerapkan kaidah keselamatan kerja di Laboratorium saat melakukan
pengukuran

a. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)


- Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan presensi
terhadap peserta didik.
- Menyampaikan tujuan pembelajaran berdasarkan IPK.
- Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi (3.1.8 s.d 3.1.10 dan 4.1.8 s.d
4.1.10)
- Menyampaikan garis besar cakupan materi keselamatan kerja di laboratorium.
- Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.
b. Kegiatan inti
Alokasi
Tahap Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pemberian Stimulus Guru menampilkan video kecelakaan 15 menit
(Stimulation) kerja di Laboratorium dan
menampilkanalat-alat keselamatan kerja
di Laboratorium.
Peserta didik mengamati media yang
ditayangkan dan diberi kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan.
Identifikasi/Pernyataan Guru mengidentifikasi masalah mengapa 15 menit
Masalah kecelakaan kerja di Laboratorium dapat
(Problem Statement) terjadi, apa fungsi dari alat-alat
keselamatan kerja, dan bagaimana cara
atau langkah atau aturan agar terhindar
dari kecelakaan kerja di laboratorium.
Peserta didik diberi kesempatan untuk
mendeskripsikan identifikasi masalah
tersebut dalam bentuk pernyataan
masalah.
Pengumpulan Data Guru memantau Peserta didik melakukan 30 menit
(Data Collection) diskusi, mencari informasi, dan tanya
jawab untuk mengumpulkan data terkait
pertanyaan yang disampaikan guru.
Pengolahan Data Guru menyampaikan stimulus dengan 25 menit
(Data Processing) menampilkan video seorang laboran yang
bekerja di laboratorium dengan selamat
dari permulaan sebelum memasuki ruang
laboratorium hingga selesai dan
meninggalkan ruang laboratorium.
Peserta didiksecara perorangan
mengerjakan soal yang diperoleh dan
membuat kesimpulan..
Verifikasi Guru melakukan verifikasi pekerjaan 15 menit
(Verification) peserta didik, dengan melakukan
pembahasan dan Peserta didik
membandingkan hasil diskusiantar
kelompok melalui sesi presentasi dan
proses pembelajaran diarahkan kebentuk
tanya jawab.
Generalisasi Guru dan Peserta didik membuat 10 menit
(Generalization) kesimpulan generalisasi dari hasil verifikasi
tersebut. Generalisasi dibatasi pada aspek
keselamatan kerja di laboratorium.

C. Kegiatan Penutup (10 menit)


a. Memfasilitasi dalam menemukan kesimpulan tentang keselamatan kerja di
Laboratorium.
b. Melakukan penilaian untuk mengetahui pencapaian kompetensi dari IPK 3.1.8
s.d 3.1.10 dan 4.1.8 s.d 4.1.10.
c. Meminta beberapa peserta didik untuk mengungkapkan manfaat mempelajari
keselamatan kerja di Laboratorium.
d. Memberikan tugas kepada peserta didik…..(Tugas Terlampir).

H. Penilaian
Aspek Teknik Instrumen

Pengetahuan Tugas dan testertulis Format penilaian tugas (soal dan penskoran)

Keterampilan Kinerjapraktik, Menulis Format pengamatan kinerja praktik (merangkai,


(Laporan) mengukur, menyaji/ mengolah data), format penilaian
laporan (kesesuain struktur, detail kegiatan,
hasilgrafik/persamaan/ kesimpulan, dan dokumen
pendukung)

BanguBanBangun Purba, 30 Agustus 2017


Kepala SMA N 1 Bangun Purba Guru Mata Pelajaran

Dekson, S.Pd Hidaya Susanti, S.Pd


NIP.19690524 199101 1 003 NIP 19831003 201407 2 001

LAMPIRAN-LAMPIRAN:
1. MATERI PEMBELAJARAN
Hakekat Fisika
1. Hakekat Fisika ?
Ilmu pengetahuan alam yang terdiri dari fisika, biologi, kimia dan astronomi. Hakekat
ilmu pengetahuan alam menurut sebagian besar orang memandang IPA sebagai
kumpulan informasi ilmiah, sedangkan para ilmuwan memandang IPA sebagai sebuah
cara (metoda) untuk menguji dugaan (hipotesis), dan para ahli filsafat memandang IPA
sebagai cara bertanya tentang kebenaran dari segala sesuatu yang diketahui. Masing-
amasing pandangan itu adalah benar menurut sudut pandang yang digunakannya,
masalahnya adalah pakah masing-masing pandangan itu sudah cukup memberikan
gambaran yang komperhensip mengenai hakekat IPA ?
Collette dan Chiappetta (1994) menyatakan bahwa “sains pada hakekatnya merupakan
sebuah kumpulan pengetahuan (“a body of knowledge”), cara atau jalan berpikir (“a way
of thinking”), dan cara untuk penyelidikan (“a way of investigating”)”. Dengan mengacu
kepada pernyataan ini ternyata bahwa, pandangan kebanyakan orang, pandangan para
ilmuwan, dan pandangan para ahli filsapat yang dikemukakan di atas tidaklah salah,
melainkan masing-masing hanya merupakan salah satu dari tiga hakekat IPA dalam
pernyataan itu. Dengan demikian dapat dikatakan sebaliknya bahwa, pernyataan
Collette dan Chiappetta di atas merupakan pandangan yang komprehensif atas hakekat
IPA atau sains.
Istilah lain yang juga digunakan untuk menyatakan hakekat IPA adalah IPA sebagai produk
untuk pengganti pernyataan IPA sebagai sebuah kumpulan pengetahuan (“a body of
knowledge”), IPA sebagai sikap untuk pengganti pernyataan IPA sebagai cara atau jalan
berpikir (“a way of thinking”), dan IPA sebagai proses untuk pengganti pernyataan IPA
sebagai cara untuk penyelidikan (“a way of investigating”).
Karena fisika merupakan bagian dari IPA atau sains, maka sampai pada tahap ini kita dapat
menyamakan persepsi bahwa hakekat fisika adalah sama dengan hakekat IPA atau sains,
hakekat fisika adalah sebagai produk (“a body of knowledge”), fisika sebagai sikap (“a way of
thinking”), dan fisika sebagai proses (“a way of investigating”).
Fisika sebagai produk

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia, terjadi interaksi antara manusia dengan
alam lingkungannya. Interaksi itu memberikan pembelajaran kepada manusia sehinga
menemukan pengalaman yang semakin menambah pengetahuan dan kemampuannya
serta berubah perilakunya. Dalam wacan ilmiah, hasil-hasil penemuan dari berbagai
kegiatan penyelidikan yang kreatif dari pada ilmuwan diinventarisir,dikumpulkan dan
disusun secara sistematik menjadi sebuah kumpulan pengetahuan yang kemudian
disebut sebagai produk atau “a body of knowledge”. Pengelompokkan hasil-hasil
penemuan itu menurut bidang kajian yang sejenis menghasilkan ilmu pengetahuan yang
kemudian disebut sebagai fisika, kimia dan biologi. Untuk fisika, kumpulan pengetahuan
itu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan model.
a. Fakta adalah keadaan atau kenyataan yang sesungguhnya dari segala peristiwa yang terjadi di
alam. Fakta merupakan dasar bagi konsep, prinsip, hukum, teori atau model. Sebaliknya kita
juga dapat menyatakan bahwa, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model keberadaannya
adalah untuk menjelaskan dan memahami fakta.
b. Konsep
Konsep adalah abstraksi dari berbagai kejadian, objek, fenomena dan fakta. Konsep memiliki
sifat-sifat dan atribut-atribut tertentu. Menurut Bruner, Goodnow dan Austin ajar 4 (collette
dan chiappetta : 1994) konsep memiliki lima elemen atau unsur penting yaitu nama, definisi,
atribut, nilai (value), dan contoh. Yang dimaksud dengan atribut itu misalnya adalah warna,
ukuran, bentuk, bau, dan sebagainya. Contoh konsep fisika adalah: suhu, kecepatan,
momentum, dll.
c. Prinsip dan hukum
Istilah prinsip dan hukum sering sering digunakan secara bergantian karena dianggap sebagai
sinonim. Prinsip dan hukum dibentuk oleh fakta atau fakta-fakta dan konsep atau konsep-konsep.
Ini sangat perlu dipahami bahwa, hukum dan prinsip fisika tidaklah mengatur kejadian alam
(fakta), melainkan kejadian alam (fakta) yang dijelaskan keberadaannya oleh prinsip dan atau
hukum.
d. Rumus
Rumus adalah pernyataan matematis dari suatu fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori. Dalam
rumus kita dapat melihat saling keterkaitan antara konsep-konsep dan variable-variabel. Pada
umumnya prinsip dan hukum dapat dinyatakan secara matematis.
e. Teori
Teori disusun untuk menjelaskan sesuatu yang tersembunyi atau tidak dapat langsung diamati,
misalnya teori atom, teori kinetik gas, teori relativitas. Teori tetaplah teori tidak mungkin menjadi
hukum atau fakta. Teo bersifat tentatif sampai terbukti tidak benar dan diperbaiki. Hawking
(1988) yang dikutip oleh Collette dan Chiappetta (1994) menyatakan bahwa “kita tidak dapat
membuktikan kebenaran suatu teori meskipun banyak hasil eksperimen mendukung teori
tersebut, karena kita tidak pernah yakin bahwa pada waktu yang akan dating hasilnya tidak akan
kontradiksi dengan teori tersebut, sedangkan kita dapat membuktikan ketidakbenaran suatu
teori cukup dengan hanya satu bukti yang menyimpang.Jadi, teori memiliki fungsi yang berbeda
dengan fakta, konsep maupun hukum”
f. Model
Model adalah sebuah presentasi yang dibuat untuk sesuatu yang tidak dapat dilihat.. Model
sabgat berguna untuk membantu memahami suatu fenomena alam, juga berguna untuk
membantu memahami suatu teori. Sebagai contoh, model atom Bohr membantu untuk
memahami teori atom.

Fisika sebagai proses


IPA sebagai proses atau juga disebut sebagai “a way of investigating” memberikan
gambaran mengenai bagaimana para ilmuwan bekerja melakukan penemuan-
penemuan, jadi IPA sebagai proses memeberikan gambaran mengenai pendekatan yang
digunakan untuk menyusun pengetahuan. Dalam IPA dikenal banyak metoda yang
menunjukkan usaha manusia untuk menyelesaikan masalah. Para ilmuwan astronomi
misalnya, menyusun pengetahuan mengenai astronomi dengan berdasarkan kepada
observasi dan prediksi.Ilmuwan lain banyak yang menyusun pengetahuan dengan
berdasarkan kepada kegiatan laboratorium atau eksperimen yang terfokus pada
hubungan sebab akibat.
Sampai pada tahap ini kiranya cukup jelas bahwa, untuk memahami fenomena alam dan
hukum-hukum yang berlaku, perlu dipelajari objek-objek dan kejadian-kejadian di alam
itu. Objek-objek dan kejadian-kejadian alam itu harus diselidiki dengan melakukan
eksperimen dan observasi serta dicari penjelasannya melalui proses pemikiran untuk
mendapatkan alas an dan argumentasinya. Jadi pemahaman fisika sebagai proses adalah
pemahaman mengenai bagaimana informasi ilmiah dalam fisika diperoleh, diuji, dan
divalidasikan.
Dari uraian di atas kiranya dapat disimpulkan bahwa pemahaman fisika sebagai proses
sangat berkaitan dengan kata-kata kunci fenomena, dugaan, pengamatan, pengukuran,
penyelidikan, dan publikasi. Pembelajaran yang merupakan tugas guru termasuk ke
dalam bagian mempublikasikan itu. Dengan demikian pembelajaran fisika sebagai proses
hendaknya berhasil mengembangkan keterampilan proses sain pada diri siswa.

4. Fisika sebagai sikap


 Dari penjelasan mengenai hakekat fisika sebagai produk dan hakekat fisika sebagai
proses di atas, tampak terlihat bahwa penyusunan pengetahuan fisika diawali
dengan 8 kegiatan-kegiatan kreatif seperti pengamatan, pengukuran dan
penyelidikan atau percobaan, yang kesemuanya itu memerlukan proses mental dan
sikap yang berasal dan pemikiran. Jadi dengan pemikirannya orang bertindak dan
bersikap, sehingga akhirnya dapat melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah itu.
Pemikiran-pemikiran para ilmuwan yang bergerak dalam bidang fisika itu
menggambarkan, rasa ingin tahu dan rasa penasaran mereka yang besar, diiringi
dengan rasa percaya, sikap objektif, jujur dan terbuka serta mau mendengarkan
pendapat orang lain. Sikap-sikap itulan yang kemudian memaknai hakekat fisika
sebagai sikap atau “a way of thinking”. Oleh para ahli psikologi kognitif, pekerjaaan
dan pemikian para ilmuwan IPA termasuk fisika di dalmnya, dipandang sebagai
kegiatan kreatif, karena ide-ide dan penjelasan-penjelasan dari suatu gejala alam
disusun dalam fikiran. Oleh sebab itu, pemikiran dan argumentasi para ilmuwan
dalam bekerja menjadi rambu-rambu penting dalam kaitannya dengan hakekat fisika
sebagai sikap.

Tujuan Mata Pelajaran Fisika


Matapelajaran fisika di SMU bertujuan agar siswa mampu menguasai konsepkonsep
fisika dan saling keterkaitannya serta mampu menggunakan metode ilmiah yang
dilandasi sikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehingga
lebih menyadari keagungan Tuhan Yang Maha Esa (Buku Kurikulum SMU, 1995: 2).
Pengetahuan fisika akan berguna bagi siswa hanya apabila pengetahuan tersebut
mempunyai fleksibilitas terhadap studi lanjut maupun dunia kerja. Harus diingat bahwa
pendidikan sains tidak semata-mata ditujukan untuk menghasilkan saintis, akan tetapi
lebih pada usaha membantu siswa memahami arti pentingnya berpikir secara kritis
terhadap ide-ide baru yang nampaknya bertentangan dengan pengetahuan yang telah
diyakini kebenarannya.

Aplikasi ilmu Fisika


Manfaat ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari sangatlah banyak. Adanya beberapa
contoh penerapan ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari juga dapat memberikan bekal
kepada semua orang khususnya bagi pelajar untuk lebih memahami pentingnya
mempelajari ilmu fisika karena dengan adanya ilmu fisika manusia dalam memenuhi dan
meyelesaikan pekerjaannya menjadi lebih ringan. Berikut ini adalah beberapa contoh
peralatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang menggunakan konsep fisika:
a. Konsep optik dan cahaya
Alat : cermin datar, kaca mata, mikroskop, lup, teleskop, cermin cembuh
b. Konsep kelistrikan
Alat : PLN
c. Konsep perubahan energi
Alat : tv, radio, internet
Energi nuklir
aplikasi medis ( pemanfaatan teknologi nuklir dibidang kedokteran seperti diagnosa
dan terapi radiasi, perawatan yang efektif bagi penderita kangker
aplikasi industri ( pemanfaatan teknologi nuklir terkait dengan teknologi
pertambangan digunakan pada eksplorasi minyak dan gas
pembangkit listrik
d. konsep magnet
alat : motor listrik, alat ukur listrik, speaker dan mikrofon
e. konsep gaya gesek
alat : ban motor ada yang dibuat beralur dan halus tergantung medan yang digunakan

Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah cara untuk menyelidiki fenomena, untuk mendapatkan
pengetahuan baru, atau memperbaiki dan menggabungkan penyelidikan dengan
pengetahuan sebelumnya. Metode ilmiah juga bisa dikatakan pendekatan yang
sistematik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Langkah-langkah yang dilakukan seorang ilmuan saat bekerja dapat diringkas sebagi
berikut:
a. mengamati dan mengajukan pertanyaan
b. membuat hipotesis
c. merancang pengujian hipotesis
d. melakukan pengujian hipotesi
e. menarik kesimpulan dan menginformasikan hasil yang diperoleh pada masyarakat
sains
langkah pertama yang dilakukan dalam proses ilmiah adalah mengamati fenomena.
Pengamatan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang suatu fenomena.
Informasi dapat diperoleh melalui pengamatan langsung ( pengukuran, survey,
percobaan ) dan mempelajari laporan-laporan pengamatan yang telah dilakukan oleh
orang lain.
Proses selanjutnya dari pengamatan ini dalah menarik kesimpulan dari apa yang telah
diamati. Dalam menarik kesimpulan ini, harus menggunakan semua pengetahuan yang
dimiliki untuk mebuat suatu tebakan/dugaan yang baik tentang mengapa suatu
fenomena terjadi. Dugaan yang cerdas mengenai bagaimana suatu terjadi disebut
hipotesis. Hipotesis ilmiah harus dapat diuji berdasarkan pengamatan yang terukur.
Pengujian hipotesis dilakukan melalui prosess penalaran deduktif ( deduksi ). Pada
penalaran ini suatu prinsip umum digunakan untuk memprediksi hasil pengamatan.
Penalaran deduktif dapat dinyatakan dalam bentuk: “ jika .......( saya melakukan
) ..... maka ......ini .....akan terjadi “ . untuk menguji apakah hipotesis yang telah dibuat
sungguh-sungguh menghasilkan perkiraan yang diinginkan, perlu dirancang suatu
percobaan/eksperimen.
Selama pengujian hipotesis, ilmuan mengumpulkan banyak informasi. Informasi ini
disebut data. Data ini dapat berupa angka yang menyataka besaran yang dapat diukur.
Data numerik ini biasa disebut data kuantatif. Data jenis inii diperoleh melalui proses
pengukuran. Selain data kuantatif, ilmuan dapat juga mengumpulkan data kualitatif.
Data jenis ini diperoleh melalui pengamatan.
Dari hasil eksperimen ilmuan dapat menarik suatu kesimpulan tentang hipotesis.
Kesimpulan yang diperoleh apakah hasil eksperimen mendukung atau menolak
hipotesis. Apabila hipotesis yang dibuat didukung oleh eksperimen, hal ini belum
membuktikan bahwa hipotesis tersebut benar. Hipotesis tadi perlu diuji dengan banyak
eksperimen. Sehingga, setelah bnyak eksperimen mendukung hipotesis yang telah
dibuat, barulah dapat disimpulkan bahwa tanpa keraguan hipotesis tersebut adalah
benar. Apabila hipotesis yang dibuat tidak didukungoleh eksperimen. Peneliti harus jujur
dan lapang dada menerima kenyataan. Pelajari masalah tersebut kemudian buat
hipotesis baru dan lakukan pengujian lagi.
Pada keadaan hipotesis didukung ataupun tidak oleh eksperimen, hasil penelitian dapat
dilaporkan pada komunitas ilmiah sebagai pengetahuan baru.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI LABORATORIUM IPA

Laboratorium merupakan tempat dimana mahasiswa, dosen, peneliti melakukan percoban.


Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai mahan kimia, perlatan gelas dan
instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan dengan
cara yang tidak teapat. Kecelakan terjadi karena kelalaian atau kecerobohan kerja, dapat
membuat praktikan cidera atau orang-orang yang disekitarnya cidera. Keselamatan kerja di
laboratorium merupakan dambaan bagi setiap peneliti/praktikan yang sadar akan kepentingan
akan kepentingan kesehatan, keamanan dan kenyamanan kerja.
Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan. Keselamatan
kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan. Tujuan keselamatan kerja adalah melindungi laboran/analis atau tenaga kerja
lainnya atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas, menjamin keselamatan setiap orang lain yang
berada di tempat kerja (laboratorium), sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara
aman dan efisien.

MENGENALI POTENSI BAHAYA


Dalam pekerjaan sehari-hari petugas laboratorium IPA selalu dihadapkan pada bahaya-
bahaya tertentu, misalnya bahaya infeksius, reagensia yang toksik, peralatan listrik
maupun gelas yang digunakan secara rutin. Simbol-simbol bahaya di laboratorium :
Secara garis besar bahaya yang dihadapi dalam laboratorium dapat digolongkan dalam :
1. Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar atau meledak.
2. Bahan beracun, korosif dan kaustik
3. Bahaya radiasi
4. Luka bakar
5. Syok akibat aliran listrik
6. Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam
7. Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit.
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium :
1. Aman Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang
mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari
terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga
fungsinya berkurang.
2. Mudah dicari Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan,
perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan
alat (lemari, rak atau laci).
3. Mudah diambil Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan
seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang
tersedia.

Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan,
golongan percobaan dan bahan pembuat alat :
1. Pengelompokan alat – alat fisika berdasarkan pokok bahasannya seperti : Gaya dan
Usaha (Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet, Listrik, Ilmu, dan Alat
reparasi.
2. Pengelompokan alat – alat biologi menurut golongan percobaannya, seperti :
Anatomi, Fisiologi, Ekologi dan Morfologi.
3. Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti :
logam, kaca, porselen, plastik dan karet.

Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu dimasukkan ke dalam kelompok
bahan yang banyak digunakan.
*Penyimpanan alat dan bahan selain berdasar hal – hal di atas, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan yaitu :
1. Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis dan dipasang
lampu yang selalu menyala untuk menjaga agar udara tetap kering dan mencegah
tumbuhnya jamur.
2. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang.
3. Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan beaker
glass.
4. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak
melebihi tinggi bahu.
5. Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan disusun menurut abjad.
6. Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci, zat kimia yang
mudah menguap harus disimpan di ruangan terpisah dengan ventilasi yang baik.

KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

1. Sumber Terjadinya Kecelakaan


Terjadinya kecelakaan dapat disebakan oleh banyak hal, tetapi dari analisis terjadinya
kecelakaan menunjukkan bahwa hal-hal berikut adalah sebab-sebab terjadinya
kecelakaan di laboratrorium :
a. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan proses-
proses serta kperlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan di
laboratorium.
b. Kurang jelasnya petunjuk kegiatan laboratorium dan juga kurangnya pengawasan
yang dilakukan selama melakukan kegiatan laboratorium.
c. Kurangnya bimbingan terhadap mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan
laboratorium.
d. Kuranganya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan
pelindung kegiatan laboratorim.
e. Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya harus
ditaati.
f. Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau
menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai.
g. Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan. Terjadinya kecelakaan di
laboratorium dapat dikurangi sampai tingkat paling minimal jika setiap orang yang
menggunakan laboratorium mengetahui tanggung jawabnya.

2. Kecelakaan yang Sering Terjadi di Laboratorium


a. Luka bakar
b. Luka karena benda tajam dan benda tumpul
c. Cedera pada mata, seperti :
- kelilipan (benda kecil masuk mata) - luka di mata - luka kelopak mata - tersiram bahan
kimia
d. Keracunan

3. Perlengkapan Keselamatan Kerja


Perlengkapan keselamatan dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu :
a. Perlengkapan yang digunakan untuk perlindungan diri dan alat-alat laboratorium
dalam kasus darurat dan peristiwa yang tidak biasa.
b. Perlengkapan yang digunakan sehari-hari sebagai perlindungan untuk mengantisipasi
bahan-bahan yang diketahui berbahaya.

Dalam bekerja juga perlu menggunakan perlengkapan keselamatan pribadi sebagai


perlindungan untuk mencegah luka jika terjadi kecelakaan.
Beberapa perlengkapan pribadi yang biasa digunakan adalah:
a. Jas laboratorium, untuk mencegah kotornya pakaian.
b. Pelindung lengan, tangan, dan jari untuk perlindungan dari panas, bahan kimia, dan
bahaya lain.
c. Pelindung mata digunakan untuk mencegah mata dari percikan bahan kimia.
d. Respirator dan lemari uap.
e. Sepatu pengaman, untuk menghindari luka dari pecahan kaca dan tertimpanya kaki
oleh benda-benda berat.
f. Layar pelindung digunakan jika kita ragu akan terjadinya ledakan dari bahan kimia dan
alat-alat hampa udara.

4. Tata tertib di laboratorium


a. Pakailah baju khusus praktikan untuk melindungi tubuh dan baju seragam sekolah
dari kontaminasi zat-zat kimia
b. Di atas meja kerja hanya diperbolehkan meletakkan buku, alat tulis, bahan, dan alat
praktikum
c. Jangan mencoba memegang alat dan bahan yang tidak diperlukan yang ada di
laboratorium
d. Tidak diperkenankan makan dan minum di dalam laboratorium
e. Pengambilan zat sejumlah yang diperlukan, jangan berlebihan
f. Setelah selesai kerja, bersihkan alat-alat, meja, dan ruangan
g. Pisahkan sampah padat dan sampah cair. Sampah cair dapat digunakan di bak saluran
pembuangan air, sedangakan sampah padat di buang di tempat sampah
h. Sisa pengambilan zat sebaiknya dibuang, jangan dimasukkan kembali ke dalam botol
asal
i. Sebelum meninggalkan ruangan, teliti kembali keadaan di dalam laboratorium
2. Instrumen Penilaian

A. Penilaian hasil belajar

A. Rancangan Penilaian PENGETAHUAN


Ruang Lingkup Bentuk
KD/IPK Teknik Penilaian
Penilaian Penilaian/Instrumen

1 2 3 4

3.1.1.Menguraikan apa yang Pengetahuan


dimaksud hakikat ilmu dan Tes Lisan
Fisika Pemahaman

3.1.2. Mengemukakan Uraian dan Lembar


Pengetahuan
manfaat dan pentingnya Tes Tulis- Penugasan
dan
mempelajari ilmu Fisika Penugasan
Pemahaman

3.1.3. Menyebutkan ruang Pengetahuan Tanya Jawab


lingkup dan cabang- dan Tes Lisan
cabang dari ilmu Fisika Pemahaman

3.1.4. Menjelaskan Pengetahuan Tes Tulis-Tes Lisan


keterkaitan Fisika dengan dan
ilmu lainnya Pemahaman

3.1.5. Menjelaskan peran- Pengetahuan


Tes Tulis
peran ilmu fisika dalam dan
penugasan
kehidupan sehari-hari Pemahaman

3.1.6. Menyebutkan langkah- Pengetahuan


Tes Tulis-
langkah metode ilmiah dan
Penugasan
Pemahaman

3.1.7. Menjelaskan Pengetahuan


Tes Tulis-
karakteristik dari dan
Penugasan
penelitian ilmiah Pemahaman

3.1.8. Menyebutkan alat-alat Pengetahuan


Tes Tulis-
keselamatan kerja di dan
Penugasan
Laboratorium Pemahaman

3.1.9. Menjelaskan prosedur Pengetahuan


Tes Tulis
keselamatan kerja di dan
Penugasan
Laboratorium Pemahaman

3.1.10. Menerapkan prosedur


keselamatan kerja di Aplikasi Penugasan
laboratorium

B. Rancangan Penilaian KETERAMPILAN


Ruang Lingkup Teknik Bentuk
KD/IPK
Penilaian Penilaian Penilaian/Instrumen

1 2 3 4

3.1.1: Menguraikan apa yang Pengetahuan Penugasan Diskusi Kelompok


dimaksud hakikat ilmu Fisika Tes Lisan
Tanya Jawab dan
3.1.2: Mengemukakan Pengetahuan Menanggapi
manfaat dan pentingnya
mempelajari ilmu Fisika

3.1.3: Menyebutkan ruang Pengetahuan


lingkup dan cabang-cabang
dari ilmu Fisika

3.1.4: Menjelaskan Pengetahuan


keterkaitan Fisika dengan ilmu
lainnya

3.1.5: Menjelaskan peran peran Pengetahuan


ilmu fisika dalam kehidupan
sehari hari

3.1.6: Menyebutkan langkah- Pengetahuan


langkah metode ilmiah

3.1.7: Menjelaskan Pengetahuan


karakteristik dari penelitian
ilmiah

3.1.8: Menyebutkan alat-alat Pengetahuan


keselamatan kerja di
Laboratorium

3.1.9: Menjelaskan prosedur Pengetahuan


keselamatan kerja di
Laboratorium

3.1.10: Menerapkan prosedur Pengetahuan


keselamatan kerja di
laboratorium

4.1.5: Merancang suatu karya Keterampilan Portofolio Laporan hasil diskusi


ilmiah tentang peranan ilmu di kertas Folio dan
fisika dalam kehidupan sehari- pembuatan laporan
hari sesuai dengan metode menggunakan media
ilmiah Power Point (PPT)

4.1.6: Menulis karya ilmiah Keterampilan


tentang peranan ilmu fisika
dalam kehidupan sehari-hari
sesuai dengan metode ilmiah

4.1.7: Mempersentasikan Keterampilan


karya ilmiah tentang peranan
ilmu fisika dalam kehidupan
sehari-hari sesuai dengan
metode ilmiah

4.1.8: Membuat prosedur Keterampilan


keselamatan kerja di
laboraturium dalam
pengukuran kalor

4.1.9: Melakukan prosedur Keterampilan


keselamatan kerja dalam
pengukuran kalor

4.1.10: Menerapkan kaidah Keterampilan


keselamatan kerja di
Laboratorium saat melakukan
pengukuran kalor

C. Rancangan Penilaian SIKAP


Observasi dalam penilaian sikap peserta didik merupakan teknik yang dilakukan
secara berkesinambungan melalui pengamatan perilaku. Hasil observasi dicatat
dalam jurnal yang dibuat selama satu semester oleh guru mata pelajaran.
Instrumen observasi penilaian sikap kerja individu menggunakan lembar
pengamatan sikap Tanggung Jawab, Jujur, Gotong Royong, Percaya Diri, Disiplin
dalam mempelajari fisika

Format dan Pengisian Jurnal Oleh Guru Mata Pelajaran:


Butir Pos/
No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Tindak Lanjut
Sikap Neg

INSTRUMEN PENUGASAN

Satuan Pendidikan : SMAN 1 Bangun Purba

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas : X

Kompetensi dasar : Menjelaskan hakikat ilmu Fisika dan perannya dalam kehidupan, metode
ilmiah, dan keselamatan kerja di laboratorium

Materi : Hakikat Fisika dan perlunya mempelajari Fisika, Ruang lingkup


Fisika, Metode dan Prosedur ilmiah, Keselamatan kerja di
laboratorium

Critical Thinking, Creativity, Communication,


Collaboration, HOTS dan Literasi(Membuat prediksi,
identifikasi informasi, membuat informasi,membuat
keterkaitan, membuat ringkasan, konfirmasi, revisi atau
menolak prediksi, mengubah fitur, mengubah moda,
menjelaskan antar moda, memilih dan mengkombinasikan
Contoh Tugas:
untuk mengkomunikasi konsep tertentu)

Buatlah tugas dalam bentuk laporan kelompok yang memuat tentang:

1. Sebutkan yang termasuk Unsur unsur Metode Ilmiah .


Rubrik Penilaian

Nama peserta didik/kelompok : …………………………………………………


Kelas : ………………………………………………….
Tanggal Pengumpulan : .................................................................

No Kategori Skor Alasan


1. 1. Apakah tugas dikerjakan lengkap dan
sesuaidengan tanggal pengumpulan yang
telah disepakati?
2. 3. Apakahterdapatdaftar pustaka sumber
infomasidalam penyelesaian tugas yang
dikerjakan?
3. Apakah terdapat gambar / tabel dibuat yang
menarik sesuai dengan konsep?
4. Apakahbahasa yang
digunakanuntukmenginterpretasikanlugas,
sederhana, runtut dan sesuaidengankaidah
EYD?
5. Apakah laporan yang dikerjakan sesuai
dengan konsep yang telah dipelajari?
6. Apakah dibuat kesimpulan?
Jumlah

Kriteria:
5 = sangatbaik, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, dan 1 = sangatkurang

SkorPerolehan
Nilai Perolehan = × 100
skor maksimal
INSTRUMEN TES TERTULIS

Satuan Pendidikan : SMAN 1 Bangun Purba

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas : X

Kompetensi dasar : Menjelaskan hakikat ilmu Fisika dan perannya dalam kehidupan,
metode ilmiah, dan keselamatan kerja di laboratorium
Soal:

A. Pilihlah satu jawaban yang paling benar!


1. bagaimana pelangi dapat terbentuk
2. Proses apa yang terjadi dalam pembentukan pelangi?
3.Ilmu Fisika apa yang terdapat dalam proses pembentukan pelangi?

Critical Thinking, HOTS

Amati beberapa contoh masalah dalam kehidupan sehari-hari berikut.


 Pernahkah Anda memperhatikan lampu lalu lintas di jalan raya? Adakah
pengaruh periode nyala merah, kuning, dan hijau pada lampu pengatur lalu
lintas terhadap terjadinya antrian panjang? Terpikirkah oleh Anda, bagaimana
caranya mengatur lamanya periode nyala lampu merah, kuning, dan hijau pada
persimpangan jalan supaya tidak terjadi antrian panjang?
Coba jelaskan kejadian tersebut dengan ilmu Fisika yang Anda ketahui.

SkorPerolehan
Nilai Perolehan = × 100
skor maksimal
INSTRUMEN PENILAIAN PRESENTASI

Nama Satuan pendidikan : SMAN 1 Bangun Purba


Tahun pelajaran : 2017/2018
Kelas/Semester : X / Semester I
Mata Pelajaran : Fisika

Kelengkapan Penulisan Kemampuan Nilai


Total
No Nama Siswa Materi Materi Presentasi Akhir
Skor
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1

10

11

12

SkorPerolehan
Nilai Perolehan = × 100
Skor maksimal

PEDOMAN PENSKORAN:

SKOR
NO ASPEK KRITERIA YANG DINILAI
MAKS

 Presentasi terdiri atas, Judul, Isi Materi dan


Daftar Pustaka
 Presentasi sistematis sesuai materi 4
 Menuliskan rumusan masalah
1 Kelengkapan Materi  Dilengkapi gambar / hal yang menarik yang
sesuai dengan materi
 Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3

 Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2


 Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1

 Materi dibuat dalam bentuk charta / Power


Point
4
 Tulisan terbaca dengan jelas
 Isi materi ringkas dan berbobot
 Bahasa yang digunakan sesuai dengan materi
2 Penulisan Materi  Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3

 Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2

 Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1

 Percaya diri, antusias dan bahasa yang lugas


 Seluruh anggota berperan serta aktif
4
 Dapat mengemukanan ide dan berargumentasi
dengan baik
 Manajemen waktu yang baik
3 Kemampuan presentasi  Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3

 Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2

 Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1

SKOR MAKSIMAL 12

Anda mungkin juga menyukai