Laporan Public Health 2017 - Edit
Laporan Public Health 2017 - Edit
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional.Oleh karena itu, kesehatan adalah salah satu aspek yang
mempengaruhi kualitas dan produktivitas sumber daya manusia dalam rangka mewujudkan
masyarakat adil dan makmur.
Kebijaksanaan pembangunan di bidang kesehatan antara lain menyebutkan bahwa
pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta
kualitas hidup dan usia harapan hidup manusia, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan
masyarakat akan pentingnya hidup sehat.
Pembangunan nasional adalah pembangunan yang meliputi seluruh kehidupan bangsa
Indonesia dan dilaksanakan pada berbagai sektor secara berkesinambungan, terarah dan
terpadu.Seperti yang tercantum dalam GBHN, salah satu tujuan pembangunan nasional
adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata materil dan spiritual
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah
meningkatkan pembangunan di berbagai bidang termasuk di dalamnya pembangunan di
bidang kesehatan.
Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari Pembangunan Nasional yang
dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan. Untuk itu Departemen Kesehatan
mencanangkan “Indonesia Sehat 2015” yang mempunyai tujuan :
1. Pergerakan pembangunan Nasional berwawasan kesehatan.
2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan lingkungan.
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
oleh masyarakat.
4. Mendorong kemandirian masyarakat untuk sehat.
Untuk mencapai ini strategi yang digunakan adalah :
1. Paradigma sehat (preventif dan promotif)
2. Meningkatkan profesionalisme.
3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)
4. Desentralisasi.
Pada intinya, pembangunan kesehatan yang semula bersifat kuratif dan rehabilitatif
kini lebih diarahkan pada upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.
Untuk itu, diperlukan upaya penguatan tiga pilar pembangunan kesehatan yaitu:
Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional.
Utamanya pada pilar pertama paradigma sehat diimplementasikan melalui dua
pendekatan, yaitu: 1) Pendekatan Keluarga dimana aktivitas kegiatannya sepenuhnya
dilakukan oleh jajaran kesehatan khususnya ditingkat Puskesmas dan 2) Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang mana kegiatannya tidak hanya dilakukan
oleh jajaran kesehatan saja, namun juga lintas sektor.
Kegiatan GERMAS Hidup sehat difokuskan pada tiga kegiatan: 1) melakukan
aktivitas fisik, 2) mengonsumsi sayur dan buah, 3) memeriksa kesehatan secara rutin.
Pelaksanaan GERMAS harus dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat, lintas
kementerian dan lintas sektor baik pemerintah pusat dan daerah, swasta, dunia usaha,
organisasi kemasyarakatan, serta masyarakat, untuk bersama-sama berkontribusi
mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Sekretariat
Jenderal Kementerian Kesehatan RI.
1. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
1. Untuk melaporkan hasil pencapaian program kerja Puskesmas.
2. Untuk melaporkan struktur organisasi Puskesmas serta program dari masing-masing unit
yang ada.
1. Tujuan Khusus
1. Untuk melaporkan hasil pencapaian program wajib dan pengembangan Puskesmas
(Khususnya Puskesmas Terjun).
2. Untuk melaporkan sejauh mana program-program tersebut telah berjalan, berdasarkan
standar pelayanan Puskesmas.
3. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dijumpai dalam melaksanakan
program-program tersebut, melakukan analisis data berdasarkan dokumen rekapitulasi
data di Puskesmas.
4. Membuat perencanaan program Puskesmas setiap tahun berdasarkan atas masalah-
masalah kesehatan yang dijumpai di wilayah Puskesmas Terjun Kecamatan Medan
Marelan.
5. Untuk lebih meningkatkan kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program yang
kurang pada pencapaian pada tahun sebelumnya di Puskesmas Terjun
1. Prosedur Kerja
Kepaniteraan Klinik Senior yang dilaksanakan di Puskesmas Terjun meliputi kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :
1. Mencatat data geografis dan demografis di wilayah kerja Puskesmas Terjun.
2. Pendataan sistem pelaksanaan upaya pokok kesehatan dan administrasi yang dilaksanakan
di Puskesmas Terjun melalui :
1. Mencatat data dari laporan yang ada di Puskesmas.
2. Melakukan wawancara dengan tenaga kesehatan maupun staf administrasi Puskesmas.
Melakukan pengamatan langsung di laporan dan ikut serta dalam pelayanan kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat dari suatu wilayah kerja
dalam bentuk kegiatan pokok.
Menurut keputusan Menteri Kesehatan Permenkes No.75, Puskesmas adalah Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Yang dimaksud dengan :
1. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Yakni suatu unit organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang melakukan
tugas teknis operasional dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.Pengertian pembangunan kesehatan juga meliputi pembangunan yang
berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keluarga, serta pelayanan kesehatan.
3. Pertanggungjawaban Penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah
Kabupaten/Kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan Puskesmas bertanggung
jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan dibebankan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah Kerja
Secara Nasional, standar wilayah Puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi apabila di satu
kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar
Puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah kerja dibagi antar puskesmas,
dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).Masing-masing
puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab kepada Dinas Kabupaten/Kota.
Dari uraian diatas, jelas bahwa puskesmas dengan kewenangan kemandirian yang
dimaksud adalah Puskesmas yang mempunyai kewenangan sebagai berikut :
1. Kewenangan menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan
kesehatan di wilayah kecamatan sesuai dengan situasi kondisi, kultur budaya dan potensi
setempat.
2. Kewenangan mencari, menggali dan mengelola sumber pembiayaan yang berasal dari
pemerintahan, masyarakat, swasta dan sumber lain dengan diketahui oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang kemudian dipertanggungjawabkan untuk pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya.
3. Kewenangan untuk mengangkat tenaga institusi/honorer, pemindahan tenaga, dan
pendayagunaan tenaga kesehatan di wilayah kerjanya diketahui oelh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
4. Kewenangan untuk melengkapi sarana dan prasarana termasuk peralatan medis dan non
medis yang dibutuhkan.
2.1.2. Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat
tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya dalam rangka mewujudkan “Indonesia Sehat.”
2.1.3. Fungsi Puskesmas
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menyelenggarakan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya,
sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.Disamping itu, Puskesmas aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya.Khusus untuk pembangunan kesehatan dan pencegahan
penyakit tanpa mengakibatkan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat keluarga, dan
masyarakat dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan, menyelenggarakan, dan memantau
pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga, dan masyarakat ini
diselenggarakan dengan memperhatikan situasi dan kondisi, khususnya sosial budaya masyarakat
setempat.
7. Azas Rujukan
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkatI yang bila tidak mengatasi masalah
karena berbagai keterbatasan, bisa melakukan rujukan baik secara vertical ke tingkat yang lebih
tinggi atau secara horizontal ke puskesmas lainnya.
Ada 2 macam rujukan di Puskesmas yaitu :
1. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit.Apabila
suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit tertentu, maka
puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih
mampu (baik horizontal maupun vertikal).Sebaliknya pasien paska rawat inap
yang hanya memerlukan rawat jalan sederhana, dirujuk ke puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam :
1. Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik (biasanya operasi) dan
lain-lain.
2. Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih
lengkap.
3. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk
melakukan bimbingan kepada tenaga puskesmas dan ataupun menyelenggarakan
pelayanan medik di puskesmas.
4. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan
masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan, dan
bencana.Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu
puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib
dan pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi
kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi
masalah kesehatan masyarakat, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat dibedakan atas tiga macam, yaitu:
1. Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging, peminjaman alat
laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan-bahan
habis pakai dan bahan pangan.
2. Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyelidikan kejadian luar biasa,
bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, penanggulangan gangguan kesehatan
karena bencana alam.
3. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya masalah kesehatan masyarakat dan
tanggungjawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat (antara lain Upaya Kesehatan
Sekolah, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Jiwa, Pemeriksaan contoh air bersih)
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila
puskesmas tidak mampu.
1. Organisasi Puskesmas
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas tergantung tergantung dari beban tugas masing-masing
Puskesmas.Penyusunan struktur organisasi Puskesmas di satu Kabupaten/Kota,
sedangkan penetapannya dilakukan dengan Peraturan Daerah.
Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi Puskesmas berikut :
1. Kepala Puskesmas
2. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas dalam
pengelolaan :
1. Data dan Informasi
2. Perencanaan dan Penilaian
3. Keuangan
4. Umum dan Kepegawaian
5. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas :
1. Upaya Kesehatan Masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM.
2. Upaya Kesehatan Perorangan
3. Jaringan Pelayanan Perorangan :
1. Unit Puskesmas Pembantu
2. Unit Puskesmas Keliling
3. Unit Bidan di Desa/Komunitas
4. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas disesuaikan dengan
tugas dan tanggung jawab masing-masing unit Puskesmas. Khusus untuk Kepala
Puskesmas criteria tersebut dipersyaratkan harus seorang sarjana dibidang kesehatan
yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.
5. Eselon Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan kesehatan ditingkat
Kecamatan.Sesuai dengan tanggung jawab tersebut dan besarnya peran Kepala
Puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan ditingkat Kecamatan
maka jabatan Kepala Puskesmas adalah jabatan struktural Eselon IV.
Dalam keadaan tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat jabatan
IV, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria Kepala Puskesmas yakni
seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup
dibidang kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.
1 Terjun 22 35.662
2 R. Pulau 35 62.295
3 T.600 11 31.312
4 P.Pasir 9 14.241
5 L.Deli 11 17.030
Jumlah 88 160.540
Sumber: Dinas Kecamatan Medan Marelan
Jumlah penduduk yang besar bukan hanya merupakan modal tetap juga merupakan beban
di dalam pembangunan, karenanya pembangunan diarahkan pada peningkatan kualitas SDM
seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
penduduk. Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Terjun untuk tahun 2016 berjumlah 132.584
jiwa dengan 88 lingkungan dalam 5 kelurahan yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas
Terjun.
Tabel 3.2
Data Sasaran Kesehatan Anak Balita dan Prasekolah
Wilayah Kerja Puskesmas Terjun Medan Marelan
Bulan Mei Tahun 2017
Nama Desa Jumlah sasaran anak balita Total
L P Keseluruhan
Terjun 1869 1954 Laki-laki = 8553
Paya Pasir 715 710 Perempuan = 8765
Rengas Pulau 3263 3306
Labuhan Deli 820 1674
Tanah 600 1716 1774
Sumber : SP2TP Puskesmas Terjun, Bulan Mei 2017
Dari tabel diatas didapati bahwa penduduk yang paling banyak golongan Anak Balita
Perempuan 8765 jiwa.
1. Data Kesehatan
Pada Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan terdapat sarana fisik berupa
perumahan penduduk sebanyak 5391 unit rumah.
3 dr Erfiyani 19760612 200212 2 003 Pembina IV/a 4/1/2013 Dokter Madya Dokter Umum Marelan Raya no 77 082166618888
4 Masimmah Tumanggor 19630520 198412 2 001 Penata Tingkat I III/d 1/10/2008 Perawat Penyelia SPK Komp Uka 081362564788
6 Yusniar,STr Keb 19730125 199202 2 001 Penata Tingkat I III/d 4/1/2013 Bidan Penyelia D IV Kebidanan Marelan III no 111 08126445584
7 Romauli Panggabean 19640101 199303 2 003 Penata Tingkat I III/d 1/10/2013 Perawat Penyelia Akper komp Uka 082364300971
8 dr Surya Syahputra 19740617 200701 1 002 Penata Tingkat I III/d 1/10/2013 KAPUS DOKTER Setia ,Gaperta 081218196893
S1 Kesehatan komp Griya Bestari Permai
9 Nikmahyani 19700629 199103 2 003 Penata Tingkat I III/d 4/1/2014 penyuluh muda 081371129448
Masyarakat blok M no 8
11 dr elfyanna harahap Penata Tingkat I III/d 1/4/2014 Dokter Muda Dokter Umum SM Raja 220 pdg sidempuan 082370599648
'197209112006042000
21
1
13 Muhardi Suryanto 19660422 198903 1 002 Penata III/c 1/4/2010 Perawat Penyelia D III Keperawatan Platina 4 gg Ganti Titi Papan 085262230922
jln Kalpataru perum Pondok
14 dr. Imanuel Erwin Saing 19790208 200911 1 002 Penata III/c 10/1/2012 Dokter Muda Dokter Umum 081397067200
Surya no 9A
15 dr Rema Malini Harahap 19810425 201101 2 013 Penata III/c 4/1/2014 Dokter Muda Dokter Umum jln.Kapten Muslim no 307 082168713681
16 Suriyani,S.kep.Ners.M.Kes 19721125 199603 2 002 Penata III/c 10/1/2014 Perawat Muda S.Kep.Ners jalan Raya Pasar 1 marelan 082370216134
17 Fauziah Nasution 19670614 199603 2 004 Penata III/c 10/1/2014 Bidan Penyelia D1 Kebidanan Kapt Rahmad Buddin Terjun 081265674396
jln Sentosa link 11 Komp
18 Suharni Siregar,AMG 19600813 199303 2001 Penata III/c 10/1/2014 Nutrisionis Penyelia D III Gizi Panggon Indah ,Rengas 081396301360
Pulau
Bidan Pelaksana Komp Griya Sapta Marga
19 Elisa Fitri 19810803 200212 2002 Penata Muda Tk I III/b 4/1/2014 DIII Kebidanan 082165357981
Lanjutan blok F No 8 ,Terjun
Bidan Pelaksana
20 Nurmaidah Marpaung 19600125 199903 2 001 Penata Muda Tk I III/b 4/1/2014 DIII Kebidanan Sei Asahan no 10 08126307596
Lanjutan
Perawat pelaksana Jl.Sudirman Lk.II Setia
21 Heri Wahyudi 197901282007011001 Penata Muda Tk I III/b 01/10/2015 S.Kep.Ners 085373440999
lanjutan Kel.Perdamaian Stabat
Perawat pelaksana comp.PT Ira ,hamparan
22 Marini Dayan 19780406 200604 2 005 Penata Muda III/a 4/1/2013 D III Keperawatan 082366384362
lanjutan Perak
Bidan Pelaksana
23 Rika Nasution 19850406 200904 2 008 Penata Muda III/a 4/1/2015 DIII Kebidanan Andan Sari Link 18 ,Terjun 081360110955
Lanjutan
24 Nafiah,AMTG 19750623 200904 2 002 Penata Muda III/a 4/1/2015 Perawat Gigi D III Tehnik Gigi Baut Lk 9,T.600 081370458989
Marelan VII psr I Tengah gg
25 Dianah Armyliza SST 19870923 201001 2 013 Penata Muda III/a 4/1/2016 Bidan Pelaksana D IV Kebidanan 082304685599
amal 4
26 Siti Kholijah, STr Keb 19770907 201001 2 006 Penata Muda III/a 4/1/2016 Bidan Pelaksana D IV Kebidanan Pasar 4 Barat Marelan 085270705553
27 Nuriyati 19870428 201001 2 013 Pengatur Tingkat I III/a 4/1/2013 Bidan Pelaksana DIII Kebidanan andan Sari Link 19 ,Terjun 085297379574
28 Ratumaya Paramita Panjaitan 19881108 201001 2 014 Pengatur Tingkat I III/a 10/1/2013 Bidan Pelaksana Bidan Pelaksana Kapten Rahmad Buddin 081260566110
29 Restu Kurnia Gultom 19890317 201101 2 012 Pengatur Tingkat I III/a 10/1/2013 Analis Pelaksana D III Analis Kesehatan Marelan,T.600 081269900049
30 Gita Dwi Astuti 19851126 201101 2 014 Pengatur Tingkat I II/d 1/1/2014 Bidan Pelaksana D III Kebidanan pasar 10 ,helvetia 085361088385
31 Elika Handayani Tumanggor 19841203 200903 2 006 Pengatur Tingkat I II/d 4/1/2014 Bidan Pelaksana D III Kebidanan Pasar 3 barat ,Marelan 081362473884
Asisten Apoteker Marelan III gg bersama
32 Elizabeth Tambunan 19870104 201101 2 007 Pengatur Tingkat I II/d 4/1/2014 D III Farmasi 082360066005
Pelaksana ,Rengas Pulau
Gunung sibual buali no 12,
33 Tahan H Gurning 19840827 201001 1 019 Pengatur Tingkat I II/d 4/1/2014 Analis Pelaksana D III Analis Kesehatan 081370916481
Krakatau
34 Yuniko Tadawura 19880329 201101 2 016 Pengatur Tingkat I II/d 4/1/2014 Bidan Pelaksana D III Kebidanan Marelan V link 17 R.Pulau 08114532903
35 Muliani 19740208 200710 2 003 Pengatur II/C 4/1/2015 Bidan Pelaksana D I Kebidanan Pasar 4 ,gg pipa Marelan 085207440809
3.5 Struktur Organisasi dan Denah Ruangan Puskesmas Terjun
Bagan Struktur Organisasi Pukesmas Terjun
Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017
22
3.8 Fasilitas Fisik PuskesmasTerjun
Puskesmas Terjun dalam menjalankan kegiatannya didukung oleh fasilitas fisik
meliputi:
1. Ruang Rawat Jalan.
2. Ruangan dilengkapi dengan alat kesehatan/meubiler yang sesuai.
SD Negeri 9 5 4 3 7 28
SD Swasta 4 4 2 1 19 30
SLTP Negeri 2 0 1 0 1 4
SLTP Swasta 1 1 0 0 7 9
SMU Negeri 1 0 0 0 0 1
SMU Swasta 1 1 0 0 6 8
STM Negeri 0 0 0 0 0 0
STM Swasta 0 0 0 0 6 6
SMK Negeri 0 0 0 0 0 0
SMK Swasta 0 1 0 0 6 7
MIN 0 0 0 0 0 0
Tsanawiyah 0 0 0 0 3 3
MAN 0 0 0 0 0 0
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah SD Negeri sebanyak 28 dari 5 kelurahan
yaitu Terjun, R.Pulau, T.600, P.Pasir dan L.Deli. dan dari 5 kelurahan tersebut STM Negeri,
STM Negeri, SMK Negeri, MIN dan MAN tidak ada dilima kelurahan tersebut.
BAB IV
PROGRAM KERJA PUSKESMAS
Tabel 4.2
Data Bayi dan Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun
Kecamatan Medan Marelan 2017
Persalinan di 0 Bulin 0 0 0 0 0 0 0 0
Puskesmas
Kunjungan Bufas 215 230 244 220 206 218
Nifas
Lengkap
KN ! Neonatus L P L P L P L P L P L P
KN Lengkap Neonatus 99 116 112 118 117 109 158 81 192 78 103 115
Kunjungan Bayi 99 116 112 118 117 109 158 81 192 78 103 115
Bayi Lengkap
Kunjungan Balita 602 519 608 570 587 583 589 532 565 310 575 567
Balita
Lengkap
Sumber : SP2TP PuskesmasTerjun Medan
Dari tabel diatas diketahui pencapaian program-program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas Terjun, Medan Marelan Bulan Januari – Juni Tahun 2017
1. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
A. Batasan
Usaha perbaikan gizi adalah usaha pokok kesehatan yang ditunjuk untuk mencegah
dan menanggulangi masalah gizi pokok yang ada di Indonesia dengan jalan menurunkan jumlah
pendeita kurang gizi serta untuk meningkatkan status gizi masyarakat secara keseluruhan.
B. Tujuan
Tujuan Umum
1. Meningkatkan status gizi balita dimana sasaran melalui kegiatan posyandu, pelayanan di
puskesmas pembantu maupun pos kesehatan.
2. Meningkatkan peran serta PKK agar ikut mendukung peran serta aktif dari ibu-ibu kader
posyandu maupum dari tokoh masyarakat dalam pelaksanaan posyandu.
3. Meningkatkan kerja sama dengan lintas sektoral maupun lintas program.
Tujuan Khusus
C. Sasaran
a. Balita.
b.Ibu menyusui.
c.Ibu hamil.
d.Penderita dari Balai Pengobatan.
Kegiatan Gizi
1. Dalam Gedung
1. Pojok Gizi.
2. Pelayanan Gizi rawat inap
1. Penyuluhan dan konsultasi gizi.
2. Penyediaan makan.
3. Luar Gedung
1. Luar Gedung.
2. Pemberian paket pertolongan gizi.
3. Penyuluhan kelompok.
4. Pemantauan status gizi.
Pelaksanaan Pojok Gizi
NO Bulan Jumlah Kumulatif ibu Ibu hamil dapat TTD Kumulatif ibu hamil
sasaran ibu hamil dapat TTD bulan ini dapat TTD sampai
hamil sampai bulan lalu bulan ini
Evaluasi Hasil Kegiatan Bulan Juni Program Gizi Puskesmas Terjun Medan Marelan
No Kelurahan Bayi (6-11 Bayi (6-11 Anak (12-59 Anak (12- 59 Anak (6-59 Anak ( 6-59 % anak 6-59
bulan) bulan dapat bulan ) bulan dapat vit. bulan ) bulan dapat bulan dapat vit .
vit. A) A) vit. A ) A
1 Januari 17318 13293 13106 11159 458 0 223 210 186 186 64,4 75,7 76,7 98,5 85,1
2 Februari 11514 8144 9156 6677 183 129 226 220 198 1552 14368 198 58 79,5 70,7 1,12 73
3 Maret 17318 13932 13449 11214 470 289 248 244 224 224 64,7 77,7 80,4 96,5 83,3
4 April 5804 4808 4699 3825 252 143 250 241 220 220 66 81,0 82,8 97,7 81,4
6 Juni 11514 9211 8498 7447 213 127 238 228 218 206 65,0 73,8 80 92,2 87,6
Jumlah/Rata-Rata
Perbulan
63.468 49,388 48.908 40,322 1.576 688 1.420 1.367 1.184 1552 14368 1.240 318,1 387,7 390,6 386,0 410,4
Sumber : SP2TP PuskesmasTerjun Medan
Tabel 4.9
DAFTAR NAMA PASIEN YANG DIRAWAT DI PUSAT PEMULIHAN GIZI
WILAYAH PUSKESMAS TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN BULAN JANUARI - JUNI TAHUN 2017
1 Lingkungan 7 Terjun Zahra Afita 15.05.2017 Jl. Marelan Psr.4 Lk.7 Terjun 4 3,9 56
2 Asoka Lingkungan 5 Surya Darma 31.05.2017 Jl. Marelan Psr.1 tengah Lk.5 14 5,5 69
Kelurahan T.600 Gg.
Bersama
Sasaran:
Tujuan:
Tabel 4.10
Data cakupan ISPA di Puskesmas Terjun Medan Marelan
bulan Januari - Juni Tahun 2017
TARGET TARGET
KEGIATAN SASARAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Total %
%
1631/Thn
Program P2 Ispa cakupan
100 BALITA 39 52 37 25 34 50 207 2,07
Balita yg bukan Preunorium
(135/Bln)
TARGET TARGET
SASARA Jan Feb Mar Apr Mei Jun Total %
KEGIATAN
N
%
3513/Thn
Program P2 Diare Cakupan
100 BALITA 12 12 8 15 14 10 71 0,71
Balita dengan Diare
(292/Bln)
Program Imunisasi
Pengertian
Bayi, balita, ibu hamil, anak sekolah dan pasangan usia subur.
Tujuan:
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Macam-macam Imunisasi :
1. BCG
Gunanya : Mencegah dan memberi kekebalan terhadap penyakit TBC.
Cara pemberian :
Diberikan satu kali waktu bayi lahir atau sedini mungkin dengan dosis
0.05cc secara intrakutan pada lengan kanan atas.
2. DPT
Gunanya : Mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.
Cara pemberian :
Diberikan 3 kali dengan interval 4 minggu pada bayi berusia 2-11 bulan
dengan dosis 0,5cc secara IM pada paha bagian luar.
3. Polio
Gunanya : Memberikan kekebalan secara aktif terhadap penyakit polio.
Cara pemberian :
Diberikan 4 kali usia 0-4 bulan dengan dosis 2 tetes secara oral.
4. Campak
Gunanya :Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
Cara pemberian :
Diberikan satu kali pada usia 9 bulan dengan dosis 0.5cc secara SC/IM
pada lengan kiri.
5. Hepatitis- B
Gunanya : Mencegah penyakit Hepatitis.
Cara pemberian :
Diberikan 3 kali dengan dosis 0.5 cc IM pada usia 0-11 bulan pada paha
sebelah kanan.
Pengertian:
Sasaran:
Tujuan:
TABEL 4.12
DATA KUNJUNGAN PASIEN PUSKESMAS TERJUN
PERIODE JANUARI – JUNI 2017
No BULAN Kunjungan Gratis Askes/KIS/BPJS JUMLAH
1 Januari 2.620 572 3.192
TABEL 4.13
1 ISPA 2.173
345 392 355 363 338 380
1. Membuat perencanaan.
2. Membuat register (Rekam Medik) kegiatan dalam dan luar
gedung.
3. Pencatatan kegiatan tiap program dan kegiatan lain.
4. Pelaporan oleh masing – masing pemegang program.
5. Laporan dirangkum kedalam SP2TP.
6. Hasil laporan disampaikan ke DKK Medan dalam bentuk laporan
mingguan.
Pencatatan berupa : Kegiatan administrasi.
Pelaporan berupa :
Tujuan :
Menciptakan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal
dalam rangka pembentukkan manusia seutuhnya meliputi kegiatan :
Sasaran
Tujuan
TABEL 4.14
DATA KUNJUNGAN PASIEN GIGI PUSKESMAS TERJUN
PERIODE JANUARI – JUNI 2017
No BULAN Laki-laki Perempuan JUMLAH
1 Jan 87 142 229
4 Aprl 47 93 140
6 Juni 43 76 119
1. 17 Juli 2017
1. Melapor dan menerima pengarahan di Dinas Kesehatan Kota Medan
2. 18 Juli 2017
1. Melapor dan perkenalan kepada dr. Tissa Rildayanti Hasibuan
2. Orientasi lingkungan puskesmas terjun
3. 19 Juli 2017
1. Melapor dan perkenalan dengan kepala puskesmas dr. Surya Syahputra
Pulungan dan staf Puskesmas Terjun
2. Mengenal data-data program pokok puskesmas dari pemegang program
3. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
4. Melakukan kegiatan pengobatan pada pasien TB paru
5. 20 Juli 2017
1. Mencari data-data program pokok puskesmas
2. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
3. 21 Juli 2017
4. Mencari data-data program pokok puskesmas
5. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
6. Menghadiri acara halal bihalal di Puskesmas terju lantai 2
7. 22 Juli 2017
1. Mencari data-data program pokok puskesmas
2. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
3. Melakukan senan sehat dan pengobatan gratis
4. Melakukan penyuluhan tentang TB paru
5. 24 Juli 2017
1. Mencari data-data program pokok puskesmas
2. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
3. 25 Juli 2017
1. Mencari data-data program pokok puskesmas
2. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
3. Melakukan kegiatan diluar gedung puskesmas yaitu penyuluhan di
posyandu tentang Hipertensi dan Diabetes Melitus
4. 26 Juli 2017
1. Mencari data-data program pokok puskesmas
2. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
3. Melakukan kegiatan pengobatan pada pasien TB paru
4. Melakukan penyuluhan di SMP Negeri 38 tentang Bahaya Merokok
5. Melakukan penyuluhan di SMP Negeri 38 tentang Bahaya Narkoba
6. Melakukan penyuluhan di SMP Negeri 38 tentang Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat
7. Melakukan penyuluhan di SMP Negeri 38 tentang HIV AIDS
8. Melakukan Survey kantin di SMP Negeri 38 tentang kualitas jajanan
makanan.
9. 27 Juli 2017
1. Mencari data-data program pokok puskesmas
2. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
3. Melakukan kegiatan penyuluhan tentang ISPA dan penimbangan bayi di
Pustu
4. 28 Juli 2017
1. Mencari data-data program pokok puskesmas
2. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
3. 29 Juli 2017
4. Mencari data-data program pokok puskesmas
5. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
6. Mengikuti senam sehat dan pengobatan gratis
7. 31 Juli 2017
1. Menyusun laporan kegiatan puskesmas
2. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
3. 01 Agustus 2017
4. Menyusun laporan kegiatan puskesmas
5. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
6. Mengikuti kegiatan didalam gedung lantai 2 yaitu pemeriksaan IVA dan
payudara
7. 02 Agustus 2017
8. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
9. Melakukan kegiatan pengobatan pada pasien TB paru
10. Melakukan kegiatan kunjungan kasih dengan penderita gizi buruk
11. 03 Agustus 2017
1. Menyusun laporan kegiatan puskesmas
2. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
3. 04 Agustus 2017
1. Melakukan kegiatan kunjungan kasih dengan penderita gizi buruk
2. Menyusun laporan kegiatan puskesmas
3. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
4. Melakukan penyuluhan di TPA Kota Medan tentang PHBS, diare dan
DBD
5. 05 Agustus 2017
6. Menyusun laporan kegiatan puskesmas
7. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
8. Mengikuti kegiatan senam sehat dan pengobatan gratis
9. 07 Agustus 2017
1. Menyusun laporan kegiatan puskesmas
2. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
3. 08 Agustus 2017
1. Menyusun laporan kegiatan puskesmas
2. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
3. 09 Agustus 2017
4. Menyusun laporan kegiatan puskesmas
5. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
6. Melakukan kegiatan pengobatan pada pasien TB paru
7. 10 Agustus 2017
1. Menyerahkan laporan dan poster kepada kepala puskesmas terjun.
2. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
3. 11 Agustus 2017
1. Melapor ke dinas kesehatan dan menyerahkan laporan hasil kerja
dipuskesmas terjun.
Laporan Penyuluhan Kesehatan tentang TB Paru
Di Puskesmas Terjun
Sabtu , 22 Juli 2017
Topik : TB Paru
Sasaran : Lansia
I. Tujuan Umum
III. Materi
- Definisi TB Paru
- Etiologi TB Paru
3. Memperkenalkan
diri
4. Menjelaskan tujuan
umum dan khusus
2 Inti 15 menit 1. Definisi Tb Paru
2. Gejala klinis TB
Paru
3. Penanganan dan
pencegahan TB Paru
Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya
2.2 Tanya Jawab 5 menit Tanya jawab
Menyimpulkan bahan
penyuluhan yang telah
diberikan
V. Metode
- Ceramah
- Tanya Jawab
TB Paru
DEFINISI
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium
tuberculosis complex
CARA PENULARAN
1. Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.
2. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan
sekitar 3000 percikan dahak.
3. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada
dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan,
sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan
dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan
lembab.
4. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil
pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut.
5. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh
konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
PATOGENESIS TUBERKULOSIS
Paru merupakan port d’entrée lebih dari 98% kasus infeksi TB. Karena
ukurannya yang sangat kecil, kuman TB dalam percik renik (droplet nuclei) yang
terhirup, dapat mencapai alveolus. Masuknya kuman TB ini akan segera diatasi
oleh mekanisme imunologis non spesifik. Makrofag alveolus akan menfagosit
kuman TB dan biasanyasanggup menghancurkan sebagian besar kuman TB. Akan
tetapi, pada sebagian kecil kasus, makrofag tidak mampu menghancurkan kuman
TB dan kuman akan bereplikasi dalam makrofag. Kuman TB dalam makrofag
yang terus berkembang biak, akhirnya akan membentuk koloni di tempat tersebut.
Lokasi pertama koloni kuman TB di jaringan paru disebut Fokus Primer GOHN.
Dari focus primer, kuman TB menyebar melalui saluran limfe menuju
kelenjar limfe regional, yaitu kelenjar limfe yang mempunyai saluran limfe ke
lokasi focus primer. Penyebaran ini menyebabkan terjadinya inflamasi di saluran
limfe (limfangitis) dan di kelenjar limfe (limfadenitis) yang terkena. Jika focus
primer terletak di lobus paru bawah atau tengah, kelenjar limfe yang akan terlibat
adalah kelenjar limfe parahilus, sedangkan jika focus primer terletak di apeks
paru, yang akan terlibat adalah kelenjar paratrakeal. Kompleks primer merupakan
gabungan antara focus primer, kelenjar limfe regional yang membesar
(limfadenitis) dan saluran limfe yang meradang (limfangitis).
Waktu yang diperlukan sejak masuknya kuman TB hingga terbentuknya
kompleks primer secara lengkap disebut sebagai masa inkubasi TB. Hal ini
berbeda dengan pengertian masa inkubasi pada proses infeksi lain, yaitu waktu
yang diperlukan sejak masuknya kuman hingga timbulnya gejala penyakit. Masa
inkubasi TB biasanya berlangsung dalam waktu 4-8 minggu dengan rentang
waktu antara 2-12 minggu. Dalam masa inkubasi tersebut, kuman tumbuh hingga
mencapai jumlah 103-104, yaitu jumlah yang cukup untuk merangsang respons
imunitas seluler.
Selama berminggu-minggu awal proses infeksi, terjadi pertumbuhan
logaritmik
kuman TB sehingga jaringan tubuh yang awalnya belum tersensitisasi terhadap
tuberculin, mengalami perkembangan sensitivitas. Pada saat terbentuknya
kompleks primer inilah, infeksi TB primer dinyatakan telah terjadi. Hal tersebut
ditandai oleh terbentuknya hipersensitivitas terhadap tuberkuloprotein, yaitu
timbulnya respons positif terhadap uji tuberculin. Selama masa inkubasi, uji
tuberculin masih negatif. Setelah kompleks primer terbentuk, imunitas seluluer
tubuh terhadap TB telah terbentuk. Pada sebagian besar individu dengan system
imun yang berfungsi baik, begitu system imun seluler berkembang, proliferasi
kuman TB terhenti. Namun, sejumlah kecil kuman TB dapat tetap hidup dalam
granuloma. Bila imunitas seluler telah terbentuk, kuman TB baru yang masuk ke
dalam alveoli akan segera dimusnahkan. Setelah imunitas seluler terbentuk, focus
primer di jaringan paru biasanya mengalami resolusi secara sempurna membentuk
fibrosis atau kalsifikasi setelah mengalami nekrosis perkijuan dan enkapsulasi.
Kelenjar limfe regional juga akan mengalami fibrosis dan enkapsulasi, tetapi
penyembuhannya biasanya tidak sesempurna focus primer di jaringan paru.
Kuman TB dapat tetap hidup dan menetap selama bertahun-tahun dalam kelenjar
ini.
GEJALA PENYAKIT TBC
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang
timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu
khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa
secara klinik.
Gejala sistemik/umum:
1. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah)
2. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya
dirasakanmalam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan
demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul
3. Penurunan nafsu makan dan berat badan
4. Perasaan tidak enak (malaise), lemah
Gejala khusus:
1. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”,
suara nafas melemah yang disertai sesak.
2. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.
3. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di
atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
4. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan
disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya
Diagnosis TB Paru
5. Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu
atau lebih.
6. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan
menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik,demam
meriang lebih dari satu bulan. Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai
pula pada penyakit paru selain
7. TB, seperti bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-
lain.
8. Mengingat prevalensi TB paru di Indonesia saat ini masih tinggi, maka
setiap orang yang datang ke UPK dengan gejala tersebut diatas, dianggap
sebagai seorang tersangka (suspek) pasien TB, dan perlu dilakukan
pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung pada pasien remaja dan
dewasa, serta skoring pada pasien anak.
J. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap/waktu kegiatan Pengajar Peserta
- Evaluasi
Penutup dengan mengucapkan - Bertanya - Mendengarkan
salam
Menjawab pertanyaan
yang diberikan
- Menjawab salam.
EVALUASI
Ø Evaluasi Struktur
- Semua keluarga pasien hadir atau ikut serta dalam kegiatan penyuluhan
- Penyelenggaraan pnyuluhan dilakukan
- Pengorganisasian dilakukan di ruang
Ø Evaluasi Proses
- Keluarga pasien antusias terhadap materi penyuluhan
- Keluarga pasien tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
- Keluarga pasien terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
Ø Evaluasi Hasil
o Menjelaskan pengertian Diabetes mellitus
o Menjelaskan tentang pnyebab Diabetes mellitus
o Menjelaskan Klasifikasi Diabetes Mellitus
o Menjelaskan tanda dan gejala Diabetes Mellitus
o Menjelaskan tentang Komlikasi Diabetes Mellitus
o Menjelaskan tentang cara pengelolaan Diabetes Mellitus
DIABETES MELLITUS (DM)
A. Definisi
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit kronik metabolik yang komplek
melibatkan gangguan metabolik karbohidrat, protein dan lemak dan
perkembangan komplikasi secara microvaskuler, macrovaskuler serta neuropati .
Diabetes Melitus merupakan kelainan heterogen , ditandai dengan sirkulasi
glukosa , lipid dan asam amino berkadar tinggi, karena tidak memadainya insulin
dalam memenuhi tuntutan metabolisme tubuh
B. Penyebab
1. Tidak diketahui
2. Pada IDDM biasa karena tidak adekuat produksi insulin oleh pankreas.
3. Pada NIDDM karena terjadi peningkatan kebutuhan insulin
4. Etiologi lain : panktreatitis, tumor pankreas, obesitas, hiperthiroid,
akromegali, kehamilan, infeksi.
5. Gangguan sistem imun. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas yang
disertai pembentukan sel-sel antibodi antipankreatik dan mengakibatkan
kerusakan sel-sel pnyekresi insulin, kemudian pningkatan kepekaan sel beta olh
virus.
C. Klasifikasi
Klasifikasi yang dianjurkan oleh PERKENI adalah yang sesuai dengan anjuran
lklasifikasi DM American Diabetes Association .
Klasifikasi Etiologi Diabetes Melitus :
1. Diabetes Tipe 1 ( destruksi sel beta , umumnya menjurus ke defisiensi
insulin absolut)
2. Diabetes Tipe 2 ( berpariasi mulai yang terutama dominant resistensi insulin
disertai defisiensi insulin relatif sampai yang terutama defek sekresi insulin
disertai resistensi insulin).
3. Diabets Tipe Lain
a. Karena obat dan zat kimia
b. Infeksi
c. Sebab imunologi yang jarang
d. Sindrom Generik lain yang berkaitan dengan DM
e. Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) yaitu penyakit diabetes yang dialami
saat hamil
D. Tanda dan gejala Diabetes mellitus
Adapun tanda dan gejala dari diabetes mellitus itu sendiri adalah :
1. Poliuri (Banyak buang air besar)
2. Polipagia ( banyak makan)
3. polidipsi (banyak minum)
4. Berat badan menurun, dan nafsu makan meningkat
5. mudah timbul abses yang sembuhnya lama
6. kesemutan
7. penglihatan kabur
8. lemas
9. impotensi pada pria
10. pruritus vulva pada wanita
11. gairah seks menurun
E. Komplikasi Diabetes mellitus
Adapun komplikasi pada diabetes mellitus sebagai berikut :
1. Akut
· Hiperglikmia ( kadar gula darah yang mningkat )
· Penurunan kesadaran
2. Kronis
· Kerusakan pembuluh darah kecil, contoh kerusakan pembuluh darah pada
mata, jantung dll.
· Rentan infeksi TBC
· Kebutaan
F. Pengelolaan Diabetes mellitus
1. Penyuluhan ( edukasi DM)
2. Perencanaan makan
3. Latihan Jasmani
4. Obat berhasiat Hipoglikemi
DM tanpa dekompensasi metabolik dimulai dengan pengaturan makan disertai
dengan kegiatan jasmani yang cukup selama beberapa waktu ( 4-8 minggu ). Bila
kadar glukosa darah masih belum memenuhi kadar sasaran metabolik yang
diinginkan baru diberikan obat hipoglikemi oral ( OHO ) atau suntikan insulin
sesuai dengan indikasi. Dalam keadaan dekompensasi metabolik, misalnya
Ketoacidosis, DM dengan stress berat. Berat badan yang menurun dengan cepat,
insulin atau obat berhasiat hipoglikemi dapat segera diberikan.
1. Penyuluhan ( Edukasi Diabetes )
Edukasi Diabetes merupakan suatu proses pendidikan dan pelatihan tentang
pengetahuan Diabetes dan ketrampilan yang dapat menunjang perubahan perilaku
yang diperlukan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal, penyesuaian
psikologis dan kualitas hidup yang lebih baik secara berkelanjutan. Dalam
pelaksanaannya perlu dilakukakan beberapa kali pertemuan untuk menyegarkan,
mengingatkan kembali prinsip penatalaksanaaan Diabetes sehingga dapat merawat
dirinya secara mandiri. Hidup sehat dengan diabetes memerlukan adaptasi
Psikososial yang positif, dan penatalaksanaan mandiri yang afektif terhadap
penyakit ini. Untuk mencapai penatalaksanaan mandiri yang efektif penderita
dengan diabetes harus mengetahui, memepunyai sikap, dan terampil melakukan
perawatan mandiri yang berhubungan dengan pengendalian penyakit kronis ini.
Pengalamam mengatakan bahawa edukasi terncana seperti akan lebih efektif bila
diberikan oleh edukator diabetes yang berkualitas . Edukasi diabetes dianggap
sebagai salah satu cara terapi dan merupakan bagian integral keperawatan orang
dengan diabetes.
Beberapa prinsip[ yang perlu diperhatikan pada proses edukasi diabetes :
1. Berikan dukungan dan nasehat yang positif dan hindari terjadinya
kecemasan.
2. Sampaikan informasi secara bertahap jangan berikan beberapa hal sekaligus.
3. Mulailah dengan hal yang sederhan baru kemudian dengan hal yang lebih
komplek.
4. Gunakan alat bantu dengan dengar-pandang ( Audio-visual AID).
5. Utamakanlah pendekatan dengan mengatasi masalah dan lakukan simulasi.
6. Berikan pengobatan yang sederhana agar kepatuhan mudah dicapai.
7. Usahakanlah kompromi dan negosiasi, jangan paksakan tujuan
8. Berikanlah motivasi dan penghargaan dan diskusikanlah hasil laboratorium.
Edukator diabetes didefinisikan sebagai tenaga kesehatan profesional yang
menguasai inti pengetahuan dan mempunyai pengetahuan dalam ilmu biologi,
sosial,komunikasi, konseling, dan telah berpengalaman dalam merawat orang
dengan diabetes.
Tanggung jawab utama edukator diabetes adalah pendidkan orang dengan DM ,
keluarganya dan sistem pendukungnya yang menyangkut penatalaksanaan
mandirri dan masal;ah-masalah yang berhubungan dengan DM. Proses edukasi ini
sebaiknya terdiri dari topik – topik berikut ini .
1. Patofisiologi DM
2. Pengelolaan Nutrisi dan diet.
3. Intervensi Farmakologik
4. Aktifitas dan olah raga
5. Pemantauan mandiri kadar glukosa darah
6. Pencegahan dan pengelolaan komplikasi akut dan kronik.
7. Penyesuaian Psikososial
8. Ketrampilan mengatasi masalah
9. Pengelolaan stress
10. Penggunaan sistem pelayanan kesehatan.
Masing-masing profesi kesehatan melaksanakan pendidikan diabetes
menurut bidang profesinya sendiri sehingga mempunyai pusat perhatian yang
mungkin berbeda dan dapat berpengaruh pada proses pendidikan.
Edukasi diabetes berlangsung dalam berbagai keadaan tergantung pada kebutuhan
pasien,lingkungan kerja edukator dan lingkungan. Edukasi diabetes sebaiknya
merupakan suatu kegiatan yang direncanakan, disesuaikan keadaan individu dan
dievaluasi dimanapun diadakan.
2. Perencanaan Makan
Standar yang digunakan adalah makanan dengan komposisi seimbang :
a. Karbohidrat 60 %
b. Protein 10 – 15 %
c. Lemak 20 – 25 %
Jumlah kalori disesuaikan dengan :
1. Petumbuhan
2. Status gizi
3. Umur
4. Stress akut
5. Kegiatan jasmani untuk mencapai dan mempertahankan berat badab
idaman.
Untuk kepentingan klinik praktis dan menghitung jumlah kalori . Penentuan
status gizi memanfaatkan Rumus Broca, yaitu BB idaman = ( TB – 100 ) – 10 %
Status gizi :
- Berat badan kurang < 90 % BB idaman
- Berat badan normal = 90 – 110 % BB idaman
- Berat badan lebih = 110 –120 %BB idaman
- Gemuk >120 BB idaman.
Jumlah kalori yang dibutuhkan berat badan idaman, dikalikan
kebutuhan kalori basal ( 30 Kkal/kg BB untuk laki-laki dan 25 Kkal/kg BB untuk
wanita). Ditambah dengan kebutuhan kalori untuk aktivitas (10 – 30 %).
Makanan dibagi dalam 3 porsi besar untuk pagi ( 20 % ), siang ( 30 % ), dan sore
( 25 % ) serta 2-3 porsi ( makanan ringan, 10 –15 % ).
Untuk kelompok ekonomi rendah , makanan dengan komposisi karbihidrat sampai
70 – 75 % juga memberi hasil yang baik.
Jumlah kandungan kolesterol , diusahakan lemak dari sumber lemak tidak jenuh
dan menghindari asam lemak jenuh.
Jumlah kandungan serat kurang lebih 25 g/hari, diutamakan serat laut.
Untuk mendapatkan kepatuhan terhadap pengaturan makan yang baik , adanya
pengetahuan mengenai bahan penukar akan sangat membantu pasien.
Pada saat ini ada 11 ( sebelas ) macam diet diabetes di Surabaya ialah : Diet – B,
Diet –B1, Diet – B puasa dan B1 Puasa, B2,B3,Be,, Diet-M,Diet-M Puasa, Diet-G
dan Diet KV .
3. latihan jasmani
Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu ) selama kurang
lebih 30 menit, yang sifatnya sesuai CRIPE ( continous, rhythmical, interval,
progressive, ndurance)
Adapun manfaat dari latihan jasmani (olahraga) adalah :
· Menurunkan kosentrasi gula darah, selama dan sesudah latihan
· Menurunkan kosentrasi indulin basal dan post prandial
· Memperbaiki sensitifitas insulin
· Menurunkan HtA1c
· Memperbaiki hiprtensi ringan sampai sedang
· Memperbaiki pengeluaran tenaga
· Memelihara kardiovaskular
· Mningkatkan kekuatan fleksibelitas otot
· Meningkatkan sense of well-being dan kwalitas hidup
4. Obat berhasiat hipoglikemia
Jika pasien lebih menerapkan pngaturan makan dan kegiatan jasmani yang teratur
namun pngendalian kadar glukosa darahnya blum tercapai, dipertimbangkan
pemakaian obat-obatan berkhasiat hipoglikemik (oral –insulin)
a. Obat hipoglikmia oral (OHO)
· Sulfoniurea
Golongan obat ini mempunyai efek utama :
1. mengurangi produksi glukosa hati
2. memperbaiki ambilan glukosa perifer
b. Insulin
Indikasi penggunaan pada DM tip 2
c. Koma hiperosomolar
d. Asidosis laktat
1. ketoasidosis
2. stress berat (infeksi sistemik, operasi berat)
3. Kehamilan/DM gestasional yang tidak terkndali dengan prncanaan
4. tidak berhasil dikelola dngan dosis maksimal atau ada kontraindikasi OHO.
Laporan Penyuluhan Kesehatan tentang “ Hipertensi ”
di Posyandu Lingkungan 9 Medan Marelan
Selasa, 25 Juli 2017
Topik : Hipertensi
Tempat : Posyandu Lingkungan 9 Medan Marelan
Sasaran : Lansia di lingkungan 9 Medan Marelan
Hari/Tanggal : Selasa/ 25 Juli 2017
Waktu : 09.00 WIB s/d selesai
I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang Hipertensi, maka diharapkan
para lansia dapat mengenal dan mengetahui tentang Hipertensi.
II. Tujuan Khusus
Setelah para lansia diberikan penyuluhan tentang Hipertensi, maka para lansia
diharapkan mampu :
- Memahami tanda dan gejala hipertensi
- Penyebab hipertensi
- Memahami dampak hipertensi bagi organ lainnya
- Memahami cara pencegahan dan pengobatan hipertensi
III. Materi
- Tanda dan gejala hipertensi
- Penyebab hipertensi
- faktor resiko hipertensi
- Pencengahan hipertensi dan pengobatan hipertensi
IV. Kegiatan Penyuluhan
V. Metode
- Ceramah
- Tanya Jawab
VI. Media
- Leafleat
HIPERTENSI
Jika Anda belum memeriksa dan tidak tahu tekanan darah Anda, mintalah
kepada dokter untuk memeriksanya. Semua orang dewasa sebaiknya memeriksa
tekanan darah mereka setidaknya setiap lima tahun sekali.
Gejala
6. Jarang berolahraga.
7. Minum terlalu banyak kopi (atau minuman lain yang mengandung kafein).
Langkah Kedua : Alternatif yang bisa diberikan dalam langkah ini yaitu dengan
dosis obat pertama dinaikan, diganti jenis lain dari obat pilihan pertama dan yang
selanjutnya ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa obat diuretika , beta
blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator.
Langkah Ketiga : Alternatif yang bisa ditempuh yaitu dengan obat ke-2 diganti
dan ditambah obat ke-3 jenis lain.
Langkah Keempat : Alternatif pemberian obatnya ditambah obat ke-3 dan ke-4,
mengevaluasi kembali dan konsultasi, follow up yang bertujuan untuk
mempertahankan therapi.
3. Berat Badan. Meski hanya beberapa kilo, menurunkan berat badan akan
membuat perbedaan besar pada tekanan darah dan kesehatan secara
keseluruhan.
I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang Bahaya Narkoba, maka
diharapkan siswa siswi dapat mengenal dan mengetahui tentang Bahaya
Narkoba.
II. Tujuan Khusus
Setelah masyarakat diberikan penyuluhan tentang Bahaya Narkoba,
maka siswa siswi diharapkan mampu :
- Memahami definisi narkoba
- Memahami jenis-jenis narkoba
- Memahami penyebab penyalahgunaan narkoba
- Memahami strategi penanganan narkoba
III. Materi
- Definisi narkoba
- Jenis-jenis narkoba
- Penyebab penyalahgunaan narkoba
- Strategi penanganan narkoba
IV. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode
1 Pembukaan 5 Menit 9. Mengucapkan Ceramah
salam
10. Memperkenalkan
diri
11. Menjelaskan
tujuan umum dan
khusus
2 Inti
2.1 Ceramah 15 menit 1. Definisi narkoba Ceramah
2. Jenis-jenis
narkoba
3. Penyebab
penyalahgunaan
narkoba
4. Strategi
penanganan
2.2 Tanya Jawab 5 menit narkoba Tanya jawab
Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk
2.3 Kesimpulan 5 menit bertanya Ceramah
Menyimpulkan bahan
penyuluhan yang telah
diberikan
3 Penutup 5 menit Salam penutup Ceramah
V. Metode
- Ceramah
- Tanya Jawab
VI. Media : Lefleat, proyektor, video, laptop
BAHAYA NARKOBA
DEFINISI
Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti
perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia
baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain
sebagainya.
Penyalahgunaan narkoba adalah suatu pemakaian non medical atau ilegal
barang haram yang dinamakan narkotik dan obat-obatan adiktif yang dapat
merusak kesehatan dan kehidupan produktif manusia pemakainya.Berbagai jenis
narkoba yang mungkin disalahgunakan adalah tembakau, alkohol, obat-obat
terlarang dan zat yang dapat memberikan keracunan, misalnya yang diisap dari
asapnya. Penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan ketergantungan zat
narkoba, jika dihentikan maka si pemakai akan sakaw. Penyalahgunaan atau
kebergantungan narkoba perlu melakukan berbagai pendekatan.Terutama bidang
psikiatri, psikologi, dan konseling. Jika terjadi kebergantungan narkoba maka
bidang yang paling bertanggung jawab adalah psikiatri, karena akan terjadi
gangguan mental dan perilaku yang disebabkan zat narkoba mengganggu sinyal
penghantar syaraf yang disebut system neurotransmitter didalam susunan syaraf
sentral (otak). Gangguan neurotransmitter ini akan mengganggu :
1. Fungsi kogitif (daya pikir dan memori),
2. Fungsi afektif (perasaan dan mood),
3. Psikomotorik (perilaku gerak),
4. Komplikasi medik terhadap fisik seperti kelainan paru-paru, lever,
jantung, ginjal, pancreas dan gangguan fisik lainnya.
Selain mengganggu jiwa, zat narkoba juga merusak organ fisik seperti
lever, otak, paru, janin, pankreas, pencernaan, otot, endokrin dan libido.Zat
tersebut juga mengganggu nutrisi, metabolisme tubuh, dan menimbulkan inveksi
virus. Jika putus dari narkoba si pemakai akan mengalami sakaw. Pada peristiwa
ini timbul gejala seperti air mata berlebihan (lakrimasi), cairan hidung berlebihan
(rhinorea), puril mata melebar, keringat berlebihan, mual, muntah, diare, bulu
kuduk beriri, menguap, tekanan darah naik, jantung berdebar, insomnia, agresif.
JENIS-JENIS/GOLONGAN NARKOBA
Narkoba dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:
1. Narkotika – untuk menurunkan kesadaran atau rasa.
2. Psikotropika – mempengaruhi psikis dan pengaruh selektif susunan syaraf
pusat otak
3. Obat atau zat berbahaya
Dari segi efek dan dampak yang ditlinbulkan pada para pemakai narkoba dapat
dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan /jenis:
1. Upper. Upper adalah jenis narkoba yang membuat si pemakai menjadi
aktif seperti sabusabu, ekstasi dan amfetamin.
2. Downer. Downer adalah golongan narkoba yang dapat membuat orang
yang memakai jenis narkoba itu jadi tenang dengan sifatnya yang
menenangkan / sedatif seperti obat tidur (hipnotik) dan obat anti rasa
cemas.
3. Halusinogen. Halusinogen adalah napza yang beracun karena lebih
menonjol sifat racunnya dibandingkan dengan kegunaan medis.
Adapun jenis-jenis narkoba lain antara lain
1. Marijuana
Adalah nama khusus untuk Hemp, suatu tanaman tinggi mencapai 2 meter,
bentuk daun mirip daun singkong, daun warna hijau dan tumbuh terbaik
didaerah pegunungan. Zat kimia addictive utama didalam marijuana
adalah tetrahydrocannabinol yang dapat dideteksi melalui air kencing.Para
pecandu narkoba menghisap marijuana dengan rokok atau pipa. Jika putus dari zat
marijuana, maka si pemakai akan sakaw dengan gejala macam-macam seperti
mata berair, hidung berselesma, badan jadi nyeri. Pemakaian yang semakin
banyak zat marijuana akan menyebabkan kehilangan memori, kemampuan
belajar, dan motivasi.Marijuana juga dapat menyebabkan distorsi persepsi
(penyimpangan persepsi dari kenyataan), kehilangan koordinasi, detak jantung
meningkat timbul rasa cemas yang terus menerus. Sebagai akibat medical dapat
menyebabkan kerusakan paru, batuk kronis, bronchitis.
2. Cocaine
Cocaine sering dihirup melalui hidung, akan tetapi juga diisap dengan
rokok atau jika disuntikkan akan berdampak penyakit HIV/AIDS. Akibat
cocaine terhadap fisik pemakai adalah terhambatnya saluran darah, pupil
mata membesar, panas badan meningkat, denyut jantung meningkat, darah
tinggi, perasaan gelisah, nyeri, cemas. Menghisap crack cocaine bersama
rokok akan menimbulkan paranoia (sejenis penyakit jiwa yang
meyebabkan timbul ilusi yang salah tentang sesuatu dan akhirnya bisa
bersifat agresif akibat delusi yang dialaminya). Cocaine dapat
menyebabkan kematian karena pernafasannya tersendat lalu otak
kekurangan oksigen.
3. Methamphetamine
Adalah sejenis obat yang kuat yang menyebabkan orang kecanduan yang
dapat merangsang saraf sentral.Dapat dikonsumsi melalui mulut, dihirup,
daya serangnya ke otak si pemakai.
4. Heroin
Kebanyakan pemakai heroin menyuntikkan zat tersebut ke dalam
tubuhnya. Si pemakai merasakan gelora kesenangan diiringi panas badan,
mulut kering, perasaan yang berat dan mental jadi kelam berawan menuju
depresi di dalam system saraf sentral. Jika dihentikan maka si pemakai
akan sakaw, gelisah, sakit pada otot dan tulang, insomnia, muntaber.
Untuk menghilangkan kecanduan harus ada kerja sama antara pecandu
dengan pembimbing/dokter. Biasannya hal ini dilakukan oleh konselor
spesialis narkoba dengan menggunakan muti-methods/konseling terpadu.
Metode dokter dengan memberi opiates sedikit demi sedikit dalam jangka
panjang untuk pngobatan kecanduan heroin dimaksudkan agar pasien tidak
melakukan injeksi yang sangat membahayakan dirinya karena over dosis
dan bahaya penyakit HIV dan hepatitis C.
5. Club Drugs.
- Ecstasy.
Dapat menyebabkan depresi, cemas dalam tidur, kecemasan,
paranoia. Ciri fisik : ketegangan otot, mual, pingsan, tekanan
darah tinggi. Menyebabkan kerusakan otak karena sel otak rusak
diserang oleh obat tersebut yang menimbulkan si pasien agresif,
mood, kegiatan seks meningkat, tidur terus, sensitif kena penyakit.
- Rohypnol.
Obat ini amat beresiko terhadap kesehatan manusia pemakai,
seperti liver, ginjal, tekanan darah, kerusakan pada otak.
- Gammahydroxybutyrate.
Akibat over dosis adalah kehilangan kesadaran,serangan jantung.
- Ketamine
Gejala yang dipakai adalah menimbulkan efek halusinasi dan
mimpi yang diinginkan. Jika over dosis berakibat kehilangan
memory, mengigau, kehilangan koordinasi.
STRATEGI PENANGANAN
6. Pendektesian Terhadap Anak
- Perhatikan perubahan pada diri si anak (bohong,bolos,bengong
bego, dan bodoh)
- Perhatikan prestasi, aspirasi dan masalh yang ada di sekolah
- Perhatikan kegiatan keagamaan si anak dan harga diri si anak
- Perhatikan perubahan emosi dan hubungan anak dan orang tua.
7. Pendekatan Psikologis
- Faktor Individu
Ciptakan hubungan akrab dalam keluarga.
Ciptakan kesadaran bahwa keberhasilan dan kegagalan merupakan
usaha sendiri, orang lain hanya Fasilitator
Libatkan secara intensip si anak terhadap aktivitas keagamaan.
- Faktor Keluarga
Ciptakan keharmonisan dalam keluarga , hilangkan jarak antara
orang tua dengan membangun suasana demokratis.
Ciptakan komunikasi yang produktif dan terapkan aturan yang
jelas.
- Faktor Teman Sebaya, Sekolah dan Lingkungan
Perhatikan prestasi belajar anak dan terns memberi semangat.
Cermati Tatar belakang dan prilaku teman-teman terdekat si anak.
Laporan Penyuluhan Kesehatan tentang HIV/AIDS
Di SMP Negeri 38
Topik : HIV/AIDS
I. Tujuan Umum
III. Materi
- Definisi HIV/AIDS
- Etiologi HIV/AIDS
9. Memperkenalkan
diri
10. Menjelaskan
tujuan umum dan
khusus
Memberikan kesempatan
2.2 Tanya Jawab 5 menit Tanya jawab
kepada peserta untuk
bertanya
Menyimpulkan bahan
penyuluhan yang telah
2.3 Kesimpulan 5 menit Ceramah
diberikan
V. Metode
- Ceramah
- Tanya Jawab
VI. Media
HIV/AIDS
GEJALA KLINIS
WHO telah menetapkan Stadium Klinis HIV/AIDS untuk dewasa maupun
anak dimana stadium klinis HIV/AIDS masing-masing terdiri dari 4 stadium.Jika
dilihat dari gejala yang terjadi pembagian stadium klinis HIV/AIDS adalah
sebagai berikut.
1. Clinical Stage 1
2. Asymptomatic
3. Persistent generalized lymphadenopathy
4. Clinical Stage 2
PENCEGAHAN
Kegiatan pencegahan bagi kemungkinan penyebarluasan HIV/AIDS dapat
dilakukan dengan tujuan:
- Mencegah tertular virus dari pengidap HIV/AIDS.
- Mencegah agar virus HIV tidak tertularkan kepada orang lain
Cara penularan dan beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tidak
tertular oleh virus HIV ini adalah :
- Berperilaku seksual secara wajar
Risiko tinggi penularan secara seksual adalah para pelaku homoseksual,
biseksual dan heteroseksual yang promiskuitas.Penggunaan kondom pada
hubungan seks merupakan usaha yang berhasil untuk mencegah penularan;
sedangkan spermisida atau vaginal sponge tidak menghambat penularan
HIV.
- Berperilaku mempergunakan peralatan suntik yang suci hama.
Penularan melalui peralatan ini banyak terdapat pada golongan muda
pengguna narkotik suntik, sehingga rantai penularan harus
diwaspadai.Juga penyaringan yang ketat terhadap calon donor darah
dapat mengurangipenyebaran HIV melalui transfusi darah.
- Penularan lainnya yang sangat mudah adalah melalui cara perinatal.
Seorang wanita hamil yang telah terinfeksi HIV, risiko penularan kepada
janinnya sebesar 50%.
Untuk mencegah agar virus HIV tidak ditularkan ke orang lain dapat
dilakukan dengan cara bimbingan kepada penderita HIV yang berperilaku seksual
tidak aman, supaya menjaga diri agar tidak menjadi sumber penularan. Pengguna
narkotik suntik yang seropositif agar tidak memberikan peralatan suntiknya
kepada orang lain untuk dipakai; donor darah tidak dilakukan lagi oleh penderita
seropositif dan wanita yang seropositif lebih aman bila tidak hamil lagi.
Laporan Penyuluhan Kesehatan tentang “Bahaya Merokok”
di SMP NEGERI 38 MEDAN MARELAN
Rabu,26 Juli 2017
I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang Bahaya Merokok, maka
diharapkan para pelajar dapat mengenal dan mengetahui tentang Bahaya
Merokok.
II. Tujuan Khusus
Setelah para siswa/i diberikan penyuluhan tentang Bahaya Merokok, maka para
siswa/i diharapkan mampu :
- Memahami zat-zat yang terkandung dalam rokok
- Memahami penyakit-penyakit yang timbul akibat rokok
- Memahami bahaya merokok
III. Materi
- Zat-zat yang terkandung dalam rokok
- Penyakit yang ditimbulkan akibat merokok
IV. Kegiatan Penyuluhan
V. Metode
- Ceramah
- Tanya Jawab
VI. Media
- Power Point
- Leafleat
BAHAYA MEROKOK
BAHAYA ROKOK
Sebenarnya tidak sedikit dari kita yang tahu bahwa rokok itu berbahaya bagi
kesehatan tubuh kita. Namun banyak pula yang mengabaikannya. Padahal pada bungkus
rokok dapat kita baca dengan mudah kalimat tentang Bahaya Rokok sebagai berikut:
“MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG,
IMPOTENSI, GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN” Namun anehnya masih banyak
dari saudara-saudara kita yang merokok dan tidak merasa bahwa perbuatannya merugikan
diri sendiri dengan adanya ancaman-ancaman di dalam bungkus rokok yang mereka pegang.
I. IDENTIFIKASI MASALAH
ISPA merupakan suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara
berkembang maupun dinegara maju dan sudah mampu dan banyak dari mereka perlu masuk
rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada
masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada masa dewasa.
ISPA masih menjadi masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi
dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak
diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % - 60 % dari kunjungan
diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA
mencakup 20 % - 30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan
pada bayi berumur kurang dari 2 bulan
ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA
merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran
pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah.
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang
dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung
paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.
Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek
dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita
pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian.
Program Pemberantasan Penyakit ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu
pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit
yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis,
faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan
pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan
tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan
pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga
akut harus mendapat antibiotik.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya. Infeksi saluran
pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua
golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin.
Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama
apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene.
Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang,
beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta
tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik.
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan
gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih
berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin
meninggal. Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang
lebih rumit, meskipun demikian angka kematiannya masih tinggi, maka perlu diusahakan
agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan
tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan
II. PENGANTAR
Bidang studi : Penyakit Saluran Pernapasan
Topik : ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Akut )
Sub topik : ISPA pada Anak
Sasaran : Ibu – ibu dan anak
Hari / tanggal : Kamis, 27 Juli 2017
Jam : 10.00 WIB
Waktu : 15 menit
Tempat : di kelurahan Terjun
X. EVALUASI
Essay
Pertanyaan :
1. Apa itu ISPA ?
2. Sebutkan tanda bahaya ISPA ?
1. Pengertian ISPA
ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut, istilah ini diadaptasi
dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Istilah ISPA meliputi
tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut, dengan pengertian sebagai berikut:
Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan
berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ
adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis
mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk
jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan paru
termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract)
Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari
diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat
digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan
infeksi jasad remik atau bakteri, virus maupun rikitsia tanpa atau disertai radang parenkim
paru. ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi pada setiap bagian
saluran pernafasan baik atas maupun bawah yang disebabkan oleh jasad remik atau bakteri,
virus maupun riketsin tanpa atau disetai radang dari parenkim. ( Whaley dan Wong, 2000 ).
2. Etiologi, Menurut Vietha ( 2009 ) :
Etiologi ISPA adalah lebih dari 200 jenis bakteri, virus dan jamur. Bakteri penyebabnya
antara lain genus streptococus, Stafilococus, hemafilus, bordetella, hokinebacterium. Virus
penyebabnya antara lain golongan mikrovirus, adnovirus, dan virus yang paling sering
menjadi penyebab ISPA di influensa yang di udara bebas akan masuk dan menempel pada
saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri dan virus
tersebut menyerang anak – anak di bawah usia 2 tahun yang kecepatan tubuhnya lemah atau
belum sempurna. Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga menumbulkan resiko
serangan ISPA. Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontrubusi terhadap kejadian
ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya
sanitasi lingkungan.
3. Gejala ISPA
Berikut ini adalah gejala ISPA pada anak-anak :
1. Demam
2. Batuk
3. Pilek, hidung tersumbat, atau bersin-bersin
4. Nyeri tenggorokan/nyeri menelan
5. Suara serak
6. Sakit kepala, badan pegal-pegal, atau nyeri sendi
7. Lesu, lemas
8. Sesak napas
9. Frekuensi napas cepat
Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak bisa
minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk.
Tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum
(kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah volume yang biasa
diminumnya), kejang, kesadaran menurun, mendengkur, mengi, demam dan dingin.
4. Penanganan ISPA
Berikut ini beberapa tips untuk penanganan ISPA secara umum:
Topik : PHBS
Tempat : SMP Negeri 38
Sasaran : Siswa Siswi SMP Negeri 38
Hari/Tanggal : Rabu, 26 Juli 2017
Waktu : 09.00 WIB s/d selesai
I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang PHBS, maka diharapkan siswa siswi
dapat mengenal dan mengetahui tentang PHBS.
II. Tujuan Khusus
Setelah masyarakat diberikan penyuluhan tentang PHBS, maka siswa siswi
diharapkan mampu :
- Memahami pengertian PHBS
- Memahami cara pelaksanaan PHBS
III. Materi
- Pengertian PHBS
- Pelaksanaan PHBS di lingkungan sekitar
Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk
2.3 Kesimpulan 5 menit bertanya Ceramah
Menyimpulkan bahan
penyuluhan yang telah
diberikan
3 Penutup 5 menit Salam penutup Ceramah
V. Metode
- Ceramah
- Tanya Jawab
VI. Media
- Lefleat
DEFINISI
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, adalah sekumpulan perilaku yang di praktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga mampu
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan dalam
mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Jadi PHBS merupakan wujud keberdayaan
masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS.
PELAKSANAAN PHBS
Berdasarkan tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan nya PHBS di kelompokkan menjadi
lima tatanan yaitu :
1. PHBS di Rumah Tangga
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Rumah Tangga ber PHBS yang melakukan 10 PHBS yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi ASI ekslusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabuN
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
11. PHBS di Sekolah
PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh
peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di
sekolah yaitu :
1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok di sekolah
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
8. Membuang sampah pada tempatnya
1. PHBS di Institusi Kesehatan
PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien,
masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan
Sehat dan mencegah penularan penyakit di i nstitusi kesehatan.
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di
Institusi Kesehatan yaitu :
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan Jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok di institusi kesehatan
5. Tidak meludah sembarangan
6. Memberantas jentik nyamuk
7. PHBS di Tempat Kerja
PHBS di Tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para
pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja Sehat.Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat kerja antara lain :
1. Tidak merokok di tempat kerja
2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja
3. Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air
besar dan buang air kecil
5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
6. Menggunakan air bersih
7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar
8. Membuang sampah pada tempatnya
9. Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan
10. PHBS di Tempat – Tempat Umum
PHBS di Tempat - tempat Umum adalah upaya untuk memberdayakan
masyarakat pengunjung dan pengelola tempat - tempa t umu m agar tahu, mau dan
mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat -
tempat Umum Sehat.
Tempat - tempat Umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh
pemerintah/swasta, atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat
seperti sarana pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan
olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya.
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di
Tempat - Tempat Umum yaitu :
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok di tempat umum
5. Tidak meludah sembarangan
6. Memberantas jentik nyamuk
Laporan Penyuluhan Kesehatan tentang DBD
Di TPA
Tempat : TPA
I. Tujuan Umum
8. Memperkenalkan diri
9. Menjelaskan tujuan
umum dan khusus
2 Inti 15 menit Definisi Demam berdarah
Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya
Menyimpulkan bahan
2.2 Tanya Jawab 5 menit Tanya jawab
penyuluhan yang telah
diberikan
V. Metode
- Ceramah
- Tanya Jawab
VI. Media
DEMAM BERDARAH
Definisi
Demam dengue atau yang dikenal secara umum oleh masyarakat Indonesia sebagai
demam berdarah merupakan penyakit yang dapat membuat suhu tubuh penderita menjadi
sangat tinggi dan pada umumnya disertai sakit kepala, nyeri sendi, otot, dan tulang, serta
nyeri di bagian belakang mata.
Sebetulnya demam dengue dan demam berdarah merupakan dua kondisi yang berbeda,
namun sebagian besar masyarakat Indonesia sudah terlanjur salah kaprah. Demam berdarah atau
dengue hemorrhagic fever (DBD) merupakan komplikasi dari demam dengue (dengue fever) yang
memburuk. Gejala DBD tergolong parah (meskipun pada fase ini panas tubuh mengalami
penurunan) di antaranya adalah kerusakan pada pembuluh darah dan kelenjar getah bening,
muntah-muntah yang disertai darah, keluarnya darah dari gusi dan hidung, napas terengah-engah,
dan pembengkakan organ hati yang menyebabkan nyeri di sekitar perut. Dikarenakan kebanyakan
masyarakat sudah terlanjur salah kaprah, maka tulisan ini tetap diberi judul “Demam Berdarah”
namun tanpa mengurangi nilai edukasinya
Penyebab demam dengue
Penyakit demam dengue disebabkan oleh virus dengue yang penyebarannya terjadi
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Karena diperantarai oleh kedua
serangga tersebut, maka demam dengue tidak bisa menular dari orang ke orang secara
langsung selayaknya penyakit flu. Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus banyak
berkembang biak di daerah padat penduduk, misalnya di kota-kota besar beriklim lembap
dan hangat.
Masalah penyakit demam dengue biasanya dialami oleh negara-negara subtropis dan
tropis, termasuk Indonesia. Diperkirakan ada seratus juta kasus demam dengue yang terjadi
pada tiap tahunnya di dunia, bahkan ribuan orang di antaranya terjangkit dalam waktu singkat
akibat wabah penyakit ini.
Penyakit demam dengue di Indonesia
Menurut data yang dihimpun oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada
tahun 2013, telah terjadi 112.511 kasus demam dengue di 34 provinsi di Indonesia. Dari
jumlah tersebut, tercatat ada 871 penderita yang meninggal dunia. Pada tahun 2014, kasus
demam dengue di Indonesia mengalami penurunan. Menurut data yang dikumpulkan hingga
pertengahan Desember 2014, telah terjadi 71.668 kasus dengan 641 orang di antaranya
meninggal dunia. Data di atas menempatkan Indonesia sebagai negara nomor 1 di Asia
Tenggara terkait kasus penyakit demam dengue. Sedangkan di dunia, Indonesia adalah nomor
2 setelah Brazil.
Diagnosis dan pengobatan demam dengue
Jika Anda mengalami gejala seperti flu (misalnya sakit kepala dan demam tinggi)
selama lebih dari satu minggu, sebaiknya periksakan diri Anda ke dokter. Terlebih lagi jika
gejala tersebut dirasakan setelah berkunjung ke daerah yang sedang dilanda wabah demam
dengue.
Para dokter yang sudah terbiasa menangani demam dengue biasanya dapat langsung
mengenali penyakit ini hanya dari gejala-gejala yang Anda rasakan. Apabila dokter yang
memeriksa Anda belum yakin bahwa Anda terkena demam dengue, maka pemeriksaan darah
dapat dilakukan untuk melihat keberadaan virus di dalam aliran darah. Selain untuk
memperkuat diagnosis, pemeriksaan darah juga bisa dilakukan untuk mengetahui dampak
infeksi terhadap darah.
Hingga saat ini belum ada vaksin yang bisa mencegah demam dengue, meskipun
begitu pengobatan penyakit ini tergolong sederhana dan tidak memerlukan sebuah obat
khusus.
Demam dengue bisa ditangani dengan meminum banyak cairan, beristirahat, serta
mengonsumsi parasetamol dan acetaminophen. Jika langkah pengobatan ini diterapkan,
biasanya gejala demam dengue akan mulai menunjukkan tanda-tanda pulih dalam waktu 2-5
hari.
Tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi obat pereda nyeri jenis ibuprofen, aspirin,
dan naproxen sodium jika Anda menderita demam dengue karena dikhawatirkan dapat
meningkatkan risiko terjadinya pendarahan internal.
Pencegahan demam dengue
Berikut ini beberapa langkah pencegahandemam berdarah yang bisa Anda terapkan, di
antaranya:
1. Mensterilkan bagian dalam rumah Anda dengan menyemprotkan cairan pembasmi
nyamuk
2. Membersihkan bak mandi dan menaburkan serbuk abate agar jentik-jentik nyamuk
mati.
3. Menutup, membalik, atau jika perlu menyingkirkan media-media kecil penampung air
lainnya yang ada di rumah Anda.
4. Memasang kawat antinyamuk di seluruh ventilasi rumah Anda.
5. Memasang kelambu di ranjang tidur Anda.
6. Memakai losion antinyamuk, terutama yang mengandung N-diethylmetatoluamide
(DEET) yang terbukti efektif. Namun jangan gunakan produk ini pada bayi yang
masih berusia di bawah dua tahun.
7. Mengenakan pakaian yang longgar yang bisa melindungi Anda dari gigitan nyamuk.
8. Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan
9. Mengadakan fogging untuk mensterilkan lingkungan dari nyamuk dan jentik-
jentiknya.
Komplikasi demam dengue
Meski hanya terjadi pada segelintir kasus, demam dengue bisa berkembang menjadi
komplikasi yang lebih serius, yaitu dengue hemorrhagic fever atau demam berdarah dengue
(DBD) dan dengue shock syndrome yang dapat menyebabkan kematian akibat pendarahan
hebat.
Kedua komplikasi tersebut berisiko tinggi dialami oleh orang yang sistem kekebalan
tubuhnya tidak mampu melawan infeksi dengue yang dia derita, atau oleh orang yang
sebelumnya pernah terkena demam dengue lalu terkena kondisi ini kembali.
Segera bawa ke rumah sakit apabila di sekitar Anda ada penderita demam dengue yang
gejalanya mengarah pada demam berdarah dengue dan dengue shock syndrome.
Laporan Penyuluhan Kesehatan tentang Diare
Topik : Diare
Tempat : TPA
I. Tujuan Umum
III. Materi
- Definisi Diare
- Etiologi Diare
- Bahaya Diare
4. Bahaya Diare
5. Penanganan dan
pencegahan Diare
Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya
2.2 Tanya Jawab 5 menit Tanya jawab
Menyimpulkan bahan
penyuluhan yang telah
diberikan
V. Metode
- Ceramah
- Tanya Jawab
VI. Media
- Kertas Karton
DIARE
DEFINISI
Kondisi yang ditandai dengan encernya tinja yang dikeluarkan dengan frekuensi
buang air besar (BAB) yang lebih sering dibandingkan dengan biasanya.
ETIOLOGI
Pada umumnya, diare terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang
terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit dan keracunan makanan. Biasanya diare hanya
berlangsung beberapa hari, namun pada sebagian kasus memanjang hingga berminggu-
minggu.
PENCEGAHAN DIARE
Diare bukan saja berdampak kepada diri penderita, tapi juga berpotensi menyebar,
terutama kepada anggota keluarga. Oleh sebab itu, diare sebaiknya dicegah mulai dari kontak
pertama hingga penyebarannya.
BAHAYA DIARE
Kekkurangan Cairan / lemas mengakibatkan dehidrasi atau kehabisan cairan dan
meninggal.
BAB VI
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
Masalah Permasalahan Penyelesaian
1. Teori Diare
DEFINISI
Kondisi yang ditandai dengan encernya tinja yang dikeluarkan dengan frekuensi
buang air besar (BAB) yang lebih sering dibandingkan dengan biasanya.
ETIOLOGI
Pada umumnya, diare terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang
terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit dan keracunan makanan. Biasanya diare hanya
berlangsung beberapa hari, namun pada sebagian kasus memanjang hingga berminggu-
minggu.
PENCEGAHAN DIARE
Diare bukan saja berdampak kepada diri penderita, tapi juga berpotensi menyebar,
terutama kepada anggota keluarga. Oleh sebab itu, diare sebaiknya dicegah mulai dari kontak
pertama hingga penyebarannya.
BAHAYA DIARE
Kekkurangan Cairan / lemas mengakibatkan dehidrasi atau kehabisan cairan dan
meninggal.
7. Teori KIA
Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian World Health Organization (WHO)
karena angka kematian ibu dan anak di Negara ASEAN masih sangat tinggi. Program
Kesehatan Ibu dan Anak atau yang disingkat dengan KIA, adalah program untuk
mengupayakan layanan kesehatan yang ditujukan untuk ibu dan anak, khususnya dalam
menjaga dan memelihara kesehatan ibu hamil, bersalin, dan menyusui, serta kesehatan bayi
dan anak sekolah.
Program KIA merupakan salah satu priorotas Kementrian Kesehatan dan
keberhasilannya menjadi salah satu indikator dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional 2005-2025. Pada prinsipnya, pengelolaan program KIA meningkatkan jangkauan
serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efesien. Pelayanan KIA diutamakan pada
kegiatan pokok peningkatan pelayanan antenatal dan semua fasilitas pelayanan dengan mutu
yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.
Secara garis besar program KIA mempunyai beberapa kegiatan pokok, yaitu:
1. Pelayanan pada Ibu dan Anak
Pelayanan pada ibu dan anak dapat dilaksanakan di puskesmas dan posyandu. Pelaksanaan
di posyandu dilaksanakan satu bulan sekali di setiap tempat yang disepakati sebagai
tempat pelaksanaan posyandu. Sedangkan di puskesmas dilakukan pelayanan KIA setiap
hari kerja.Pelayanan pada Ibu dan Anak yang diberikan antara lain:
2. Imunisasi
Imunisasi diberikan pada ibu hamil dan bayi di puskesmas dan posyandu. Imunisasi
untuk ibu hamil yang diberikan yaitu imunisasi TT (tetanus toksoid), sedangkan untuk
bayi terdapat 5 imunisasi dasar yaitu BCG, HBV, DPT, Polio dan Campak.
3. Pemeriksaam Kesehatan
Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada ibu dan anak baik sehat ataupun sakit yang
dilakukan di puskesmas, pustu dan posyandu.
4. Penyuluhan
Penyuluhan dapat dilakukan di dalam dan di luar gedung. Penyuluhan di dalam gedung
dilakukan di puskesmas terhadap pasien yang berkunjung ke puskesmas. Sedangkan
penyuluhan di luar gedung dilakukan di posyandu balita.
Kegiatan ini dilaksanakan di Posyandu, Puskesmas dan BPS. Pada tahun 2010 ditemukan
13 kasus kematian bayi dan balita, dan 2 kasus kematian ibu.
9. Melakukan Rujukan
Melakukan rujukan bayi, balita, ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui ke Rumah Sakit
Pemerintah.
1. Puskesmas harus terus meningkatkan usaha promosi kesehatan agar kegiatan dan
informasi di bidang kesehatan dapat tersalurkan dengan baik kepada masyarakat.
2. Puskesmas harus terus meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dengan meningkatkan kualitas tenaga kesehatan, penyediaan serta penggunaan alat-
alat kesehatan dan ketersediaan obat-obatan yang lengkap agar kebutuhan masyarakat
di bidang kesehatan dapat terpenuhi.
Meningkatkan kinerja puskesmas bagian kesehatan lingkungan dalam menggalakkan dan
memberikan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan
Lampiran
1. Kegiatan di poli Umum dan apotik puskesmas Terjun
2. Kegiatan senam, penyuluhan TBC dan pengobatan di lansia di puskesmas Terjun
3. Kegiatan penyuluhan PHBS, Bahaya merokok di sekolah SMPN 38 Marelan
4. Kegiatan penyuluhan Hipertensi dan Diabetes Melitus di Pustu Payah Pasir
5. Kegiatan penyuluhan Diare, kecacingan, PHBS di TPA Merelan
6. Kegiatan penyuluhan pada gizi buruk
7. Kegiatan penyuluhan ISPA dan penimbangan bayi di Pustu
8. Kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kantin sekolah
9. Kegiatan pemeriksaan IVA dan payudara