Anda di halaman 1dari 150

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional.Oleh karena itu, kesehatan adalah salah satu aspek yang
mempengaruhi kualitas dan produktivitas sumber daya manusia dalam rangka mewujudkan
masyarakat adil dan makmur.
Kebijaksanaan pembangunan di bidang kesehatan antara lain menyebutkan bahwa
pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta
kualitas hidup dan usia harapan hidup manusia, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan
masyarakat akan pentingnya hidup sehat.
Pembangunan nasional adalah pembangunan yang meliputi seluruh kehidupan bangsa
Indonesia dan dilaksanakan pada berbagai sektor secara berkesinambungan, terarah dan
terpadu.Seperti yang tercantum dalam GBHN, salah satu tujuan pembangunan nasional
adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata materil dan spiritual
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah
meningkatkan pembangunan di berbagai bidang termasuk di dalamnya pembangunan di
bidang kesehatan.
Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari Pembangunan Nasional yang
dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan. Untuk itu Departemen Kesehatan
mencanangkan “Indonesia Sehat 2015” yang mempunyai tujuan :
1. Pergerakan pembangunan Nasional berwawasan kesehatan.
2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan lingkungan.
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
oleh masyarakat.
4. Mendorong kemandirian masyarakat untuk sehat.
Untuk mencapai ini strategi yang digunakan adalah :
1. Paradigma sehat (preventif dan promotif)
2. Meningkatkan profesionalisme.
3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)
4. Desentralisasi.
Pada intinya, pembangunan kesehatan yang semula bersifat kuratif dan rehabilitatif
kini lebih diarahkan pada upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.
Untuk itu, diperlukan upaya penguatan tiga pilar pembangunan kesehatan yaitu:
Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional.
Utamanya pada pilar pertama paradigma sehat diimplementasikan melalui dua
pendekatan, yaitu: 1) Pendekatan Keluarga dimana aktivitas kegiatannya sepenuhnya
dilakukan oleh jajaran kesehatan khususnya ditingkat Puskesmas dan 2) Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang mana kegiatannya tidak hanya dilakukan
oleh jajaran kesehatan saja, namun juga lintas sektor.
Kegiatan GERMAS Hidup sehat difokuskan pada tiga kegiatan: 1) melakukan
aktivitas fisik, 2) mengonsumsi sayur dan buah, 3) memeriksa kesehatan secara rutin.
Pelaksanaan GERMAS harus dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat, lintas
kementerian dan lintas sektor baik pemerintah pusat dan daerah, swasta, dunia usaha,
organisasi kemasyarakatan, serta masyarakat, untuk bersama-sama berkontribusi
mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Sekretariat
Jenderal Kementerian Kesehatan RI.
1. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
1. Untuk melaporkan hasil pencapaian program kerja Puskesmas.
2. Untuk melaporkan struktur organisasi Puskesmas serta program dari masing-masing unit
yang ada.
1. Tujuan Khusus
1. Untuk melaporkan hasil pencapaian program wajib dan pengembangan Puskesmas
(Khususnya Puskesmas Terjun).
2. Untuk melaporkan sejauh mana program-program tersebut telah berjalan, berdasarkan
standar pelayanan Puskesmas.
3. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dijumpai dalam melaksanakan
program-program tersebut, melakukan analisis data berdasarkan dokumen rekapitulasi
data di Puskesmas.
4. Membuat perencanaan program Puskesmas setiap tahun berdasarkan atas masalah-
masalah kesehatan yang dijumpai di wilayah Puskesmas Terjun Kecamatan Medan
Marelan.
5. Untuk lebih meningkatkan kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program yang
kurang pada pencapaian pada tahun sebelumnya di Puskesmas Terjun
1. Prosedur Kerja
Kepaniteraan Klinik Senior yang dilaksanakan di Puskesmas Terjun meliputi kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :
1. Mencatat data geografis dan demografis di wilayah kerja Puskesmas Terjun.
2. Pendataan sistem pelaksanaan upaya pokok kesehatan dan administrasi yang dilaksanakan
di Puskesmas Terjun melalui :
1. Mencatat data dari laporan yang ada di Puskesmas.
2. Melakukan wawancara dengan tenaga kesehatan maupun staf administrasi Puskesmas.
Melakukan pengamatan langsung di laporan dan ikut serta dalam pelayanan kesehatan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat dari suatu wilayah kerja
dalam bentuk kegiatan pokok.
Menurut keputusan Menteri Kesehatan Permenkes No.75, Puskesmas adalah Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Yang dimaksud dengan :
1. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Yakni suatu unit organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang melakukan
tugas teknis operasional dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.Pengertian pembangunan kesehatan juga meliputi pembangunan yang
berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keluarga, serta pelayanan kesehatan.
3. Pertanggungjawaban Penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah
Kabupaten/Kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan Puskesmas bertanggung
jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan dibebankan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah Kerja
Secara Nasional, standar wilayah Puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi apabila di satu
kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar
Puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah kerja dibagi antar puskesmas,
dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).Masing-masing
puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab kepada Dinas Kabupaten/Kota.
Dari uraian diatas, jelas bahwa puskesmas dengan kewenangan kemandirian yang
dimaksud adalah Puskesmas yang mempunyai kewenangan sebagai berikut :
1. Kewenangan menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan
kesehatan di wilayah kecamatan sesuai dengan situasi kondisi, kultur budaya dan potensi
setempat.
2. Kewenangan mencari, menggali dan mengelola sumber pembiayaan yang berasal dari
pemerintahan, masyarakat, swasta dan sumber lain dengan diketahui oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang kemudian dipertanggungjawabkan untuk pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya.
3. Kewenangan untuk mengangkat tenaga institusi/honorer, pemindahan tenaga, dan
pendayagunaan tenaga kesehatan di wilayah kerjanya diketahui oelh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
4. Kewenangan untuk melengkapi sarana dan prasarana termasuk peralatan medis dan non
medis yang dibutuhkan.
2.1.2. Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat
tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya dalam rangka mewujudkan “Indonesia Sehat.”
2.1.3. Fungsi Puskesmas
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menyelenggarakan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya,
sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.Disamping itu, Puskesmas aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya.Khusus untuk pembangunan kesehatan dan pencegahan
penyakit tanpa mengakibatkan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat keluarga, dan
masyarakat dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan, menyelenggarakan, dan memantau
pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga, dan masyarakat ini
diselenggarakan dengan memperhatikan situasi dan kondisi, khususnya sosial budaya masyarakat
setempat.

3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama


Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi
tanggung jawab Puskesmas meliputi:
1. Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pelayanan Kesehatan Perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (Private
Goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan tanpa mengabaikan kesehatan dan pencegahan penyakit.Pelayanan
perorangan adalah rawat jalan dan untuk Puskesmas tertentu ditambah dengan
rawat inap.
2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat umum (Public
Goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyaki tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,
peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta
berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

2.2. Visi dan Misi Puskesmas


2.2.1. Visi Puskesmas
Visi Puskesmas adalah mewujudkan “Kecamatan Sehat Sejahtera” menuju
tercapainya “Indonesia Sehat 2015.” Dalam menentukan keberhasilan mewujudkan visi
tersebut, perlu ditetapkan indikator “Kecamatan Sehat”, antara lain sebagai berikut :
1. Indikator Lingkungan Sehat
2. Indikator Perilaku Sehat
3. Indikator Cakupan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu
4. Indikator Derajat Kesehatan yang Optimal.
Indikator yang ditetapkan hendaknya mempertimbangkan kaedah sederhana, mudah
diperoleh, mudah diinterpretasikan, sensitif dan spesifik.

2.2.2 Misi Puskesmas


Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah :
1. Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan di Wilayah Kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di wilayah
kerjanya agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku
masyarakat sehingga pembangunan itu dapat mendorong lingkungan dan perilaku masyarakat
semakin sehat.
2. Mendorong Kemandirian bagi Keluarga dan Masyarakat untuk Hidup Sehat di Wilayah
Kerjanya.
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di
wilayah kerjanya semakin berdaya di bidang kesehatan melalui peningkatan pengetahuan dan
kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, Merata dan
Terjangkau.
Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
standar dan memuaskan masyarakat, mengupayankan pemerataan pelayanan kesehatan serta
meningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota
masyarakat.
4. Memelihara dan Meningkatkan Kesehatan Perorangan, Keluarga dan Masyarakat beserta
Lingkungan.
Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat
yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dengan
menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan
peningkatan yang dilakukan Puskesmas mencakup pula aspek lingkungan di wilayah kerjanya.
2.3. Azas dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas
2.3.1. Azas Penyelenggaraan Puskesmas
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan
harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu.Azas penyelenggaraan
Puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas.Dasar pemikirannya
adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi Puskesmas dalam
menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengmbangan. Azas penyelenggaraan
Puskesmas adalah :
1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah
1. Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan yang bertempat tinggal di
wilayah kerjanya.
2. Menggerakkan pembangunan di berbagai sektor di kecamatan sehingga berwawasan
kesehatan.
3. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya.
4. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat
dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
5. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama secara merata dan terjangkau di
wilayah kerjanya.
6. Azas Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas Wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat untuk berperan aktif
dalam penyelenggaraan setiap upaya puskesmas dengan kegiatan antara lain:
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Bahagia (BKB)
2. Upaya Perbaikan Gizi : Posyandu, Panti Pemulihan Gizi (PPG), Keluarga Sadar Gizi
(KADARZI)
3. Upaya Kesehatan Sekolah: Dokter Kecil, Dokter Remaja, Saka Bakti Husada (SBH), Pos
Kesehatan Pesantren (Poskestren)
4. Upaya Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (POKMAIR), Desa Percontohan
Kesehatan Lingkungan (DPKL), Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
5. Upaya Kesehatan Lanjut Usia : Posyandu Usila.
6. Upaya Kesehatan Kerja: Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
7. Upaya Kesehatan Jiwa: Posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM)
8. Upaya Pengobatan Tradisional : Taman Obat Keluarga (TOGA), Pembinaan Batra
9. Upaya Pembiayaan Jaminan Kesehatan : Dana Sehat, Tabungan Ibu Bersalin
(TABULIN).
10. Upaya Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD).

11. Azas Keterpaduan


Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya harus
melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, bermitra dengan BPKM/BPP dan organisasi
masyarakat lainnya, berkoordinasi dengan lintas sektoral dan lintas program agar terjadi
perpaduan kegiatan di lapangan sehingga lebih berhasil guna dan berdaya guna.
1. Keterpaduan Lintas Program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan penyelenggaraan berbagai
upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh keterpaduan
lintas program antara lain :
1. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) berupa keterpaduan KIA dengan P2M, Gizi,
Promosi Kesehatan, Pengobatan.
2. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) berupa keterpaduan kesehatan lingkungan dengan
promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan
kesehatan jiwa.
3. Puskesmas keliling berupa keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, gizi, promosi
kesehatan, kesehatan gigi.
4. Posyandu berupa keterpaduan KIA dengan KB, gizi P2M, kesehatan jiwa, promosi
kesehatan.
5. Keterpaduan Lintas Sektor
Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan penyelenggaraan upaya
puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai program dari
sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia
usaha. Contoh keterpaduan lintas sektor antara lain:
1. Upaya Kesehatan Sekolah berupa keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama.
2. Upaya Promosi Kesehatan berupa keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian.
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak berupa keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK, PLKB.
4. Upaya perbaikan gizi berupa keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, pertanian, pendidikan, agama, koperasi, dunia usaha, PKK, PLKB.
5. Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan berupa keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, koperasi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan.
6. Upaya kesehatan kerja berupa keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, tenaga kerja, dunia usaha.

7. Azas Rujukan
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkatI yang bila tidak mengatasi masalah
karena berbagai keterbatasan, bisa melakukan rujukan baik secara vertical ke tingkat yang lebih
tinggi atau secara horizontal ke puskesmas lainnya.
Ada 2 macam rujukan di Puskesmas yaitu :
1. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit.Apabila
suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit tertentu, maka
puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih
mampu (baik horizontal maupun vertikal).Sebaliknya pasien paska rawat inap
yang hanya memerlukan rawat jalan sederhana, dirujuk ke puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam :
1. Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik (biasanya operasi) dan
lain-lain.
2. Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih
lengkap.
3. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk
melakukan bimbingan kepada tenaga puskesmas dan ataupun menyelenggarakan
pelayanan medik di puskesmas.
4. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan
masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan, dan
bencana.Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu
puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib
dan pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi
kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi
masalah kesehatan masyarakat, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat dibedakan atas tiga macam, yaitu:
1. Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging, peminjaman alat
laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan-bahan
habis pakai dan bahan pangan.
2. Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyelidikan kejadian luar biasa,
bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, penanggulangan gangguan kesehatan
karena bencana alam.
3. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya masalah kesehatan masyarakat dan
tanggungjawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat (antara lain Upaya Kesehatan
Sekolah, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Jiwa, Pemeriksaan contoh air bersih)
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila
puskesmas tidak mampu.

Gambar 2.1 Pelaksanaan Azas Rujukan

2.3.2. Upaya Penyelenggaraan Puskesmas


Untuk mencapai visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas yakni
terwujudnya “Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat”, Puskesmas bertanggungjawab
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM), yang keduanya jika ditinjau dari system ketahanan nasional merupakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut digolongkan menjadi dua yaitu:
1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional, dan global, serta mempunyai daya tarik yang tinggi untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan di setiap Puskesmas yang ada di wilayah
Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan
7. Upaya Pencatatan dan Pelaporan (Khusus Kota Medan)
8. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan
Puskesmas yang dipilih dan daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada yaitu :
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Kerja
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
9. Upaya Kesehatan Pengobatan Tradisional
10. Laboratorium Sederhana.
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi,
yakni upaya lain diluar upaya puskesmas tersebut diatas sesuai dengan kebutuhan.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari BPP.Upaya
kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas terlaksana
secara optimal (target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah
tercapai).Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan Puskesmas ini dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota bertanggungjawab menyelenggarakannya.
Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pelayanan rawat
inap.Puskesmas dapat mengembangkan pelayanan rawat inap, dalam pelaksanaannya
tenaga, sarana dan prasarana sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Di beberapa daerah tertentu telah muncul kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan medik spesialistik.Apabila ada kemampuan, di Puskesmas dapat dikembangkan
pelayanan medik spesialistik, baik dalam bentuk rawat jalan maupun rawat
inap.Keberadaan pelayanan medik spesialistik di Puskesmas hanya dalam rangka
mendekatkan pelayanan rujukan kepada masyarakat yang membutuhkan.Status dokter
atau tenaga spesialis yang bekerja di Puskesmas dapat sebagai tenaga konsulen atau
tenaga tetap fungsional puskesmas yang diatur oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
2.4. Kedudukan, Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas
2.4.1. Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem
Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah Daerah:
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai sarana pelayanan
kesehatan strata pertama yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah sebagai Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian
tugas pembangunan kesehatan Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya.
3. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan unit struktural Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.
4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan strata pertama
yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti praktek dokter, praktek dokter gigi,
praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan masyarakat.Kedudukan Puskesmas diantara
berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra.Di wilayah kerja
Puskesmas terdapat pula berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumber daya
masyarakat seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa dan Pos UKK.Kedudukan Puskesmas
diantara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan bersumber daya masyarakat adalah
sebagai pembina.

1. Organisasi Puskesmas
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas tergantung tergantung dari beban tugas masing-masing
Puskesmas.Penyusunan struktur organisasi Puskesmas di satu Kabupaten/Kota,
sedangkan penetapannya dilakukan dengan Peraturan Daerah.
Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi Puskesmas berikut :
1. Kepala Puskesmas
2. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas dalam
pengelolaan :
1. Data dan Informasi
2. Perencanaan dan Penilaian
3. Keuangan
4. Umum dan Kepegawaian
5. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas :
1. Upaya Kesehatan Masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM.
2. Upaya Kesehatan Perorangan
3. Jaringan Pelayanan Perorangan :
1. Unit Puskesmas Pembantu
2. Unit Puskesmas Keliling
3. Unit Bidan di Desa/Komunitas
4. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas disesuaikan dengan
tugas dan tanggung jawab masing-masing unit Puskesmas. Khusus untuk Kepala
Puskesmas criteria tersebut dipersyaratkan harus seorang sarjana dibidang kesehatan
yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.
5. Eselon Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan kesehatan ditingkat
Kecamatan.Sesuai dengan tanggung jawab tersebut dan besarnya peran Kepala
Puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan ditingkat Kecamatan
maka jabatan Kepala Puskesmas adalah jabatan struktural Eselon IV.
Dalam keadaan tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat jabatan
IV, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria Kepala Puskesmas yakni
seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup
dibidang kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.

2.4.3. Tata Kerja Puskesmas


Tata Kerja Puskesmas yaitu :
1. Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas berkoordinasi dengan kantor
kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan di tingkat
kecamatan. Koordinasi tersebut mencakup perencanaan, penggerakan
pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta penilaian. Dalam hal
pelaksanaan fungsi penggalian sumber daya masyarakat oleh Puskesmas,
berkoordinasi dengan kantor kecamatan mencakup pula kegiatan fasilitasi.
2. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
dengan demikian secara teknis dan administratif, Puskesmas bertanggung
jawab kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Sebaliknya, Dinas
Kabupaten/Kota bertanggung jawab membina serta memberikan bantuan
administratif dan teknis kepada Puskesmas.
3. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga
masyarakat dan swasta, Puskesmas menjalin kerjasama termasuk
penyelenggaraan rujukan dan memantau kegiatan yang
diselenggarakan.Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat, Puskesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan
rujukan sesuai kebutuhan.

4. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan


Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, Puskesmas menjalin kerjasama yang erat dengan berbagai
pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan, jalinan
kerjasama tersebut diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan
kesehatan perorangan seperti Rumah Sakit (Kabupaten/Kota) dan Balai
Kesehatan Mayarakat (Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru, Balai Kesehatan
Mata Masyarakat, Balai Kesehatan Kerja Masyarakat, Balai Kesehatan
Olahraga Masyarakat, Balai Kesehata Jiwa Masyarakat, Balai Kesehatan Indra
Masyarakat).
Untuk upaya kesehatan masyarakat, jalinan kerjasama diselenggarakan dengan
berbagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat rujukan, seperti Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan, Balai
Laboratorium Kesehatan serta berbagai Balai Kesehatan Masyarakat.
Kerjasama tersebut diselenggarakan melalui penerapan konsep rujukan yang
menyeluruh dalam koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
5. Dengan Lintas Sektor
Tanggung jawab Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang dibebankan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Untuk mendapat hasil yang optimal,
penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus dapat
dikoordinasikan dengan berbagai lintas sektor terkait yang ada di tingkat
kecamatan. Diharapkan di satu pihak, penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di kecamatan tersebut mendapat dukungan dari berbagai sektor
terkait, sedangkan di pihak lain pembangunan yang diselenggarakan oleh
sektor lain di tingkat kecamatan berdampak positif terhadap kesehatan.
6. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya, Puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat
sebagai objek dan subjek pembangunan.Dukungan aktif tersebut diwujudkan
melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP) yang menghimpun
berbagai potensi masyarakat seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM,
organisasi kemasyarakatan, serta dunia usaha.BPP tersebut berperan sebagai
mitra puskesmas dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan.
BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS TERJUN

1. Sejarah Singkat Puskesmas Terjun


Puskesmas Terjun merupakan salah satu Puskesmas yang menjadi pusat
pembangunan. Pembinaan pelayanan kesehatan masyarakat seoptimal mungkin, secara
merata di kecamatan Medan Marelan. Puskesmas ini melayani kesehatan masyarakat di
lima kelurahan yaitu kelurahan Rengas Pulau, Kelurahan Tanah 600, Kelurahan Paya
Pasir, Kelurahan Terjun dan kelurahan Labuhan Deli. Puskesmas ini didirikan pada tahun
1979 dan diresmikan oleh walikota madya Medan Bapak A.S Rangkuti. Puskesmas
Terjun menyediakan fasilitas rawat inap.
2. Wilayah Kerja Puskesmas Terjun
Batasan wilayah kerja Puskesmas yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
berdasarkan geografis, demografis, sarana transportasi, masalah kesehatan setempat,
sumber daya dan lain-lain.Luas wilayah kerja Puskesmas terjun 447 HA meliputi 5
kelurahan dengan jumlah penduduk 125.487 jiwa.

Puskesmas Terjun terdiri dari 5 kelurahan yaitu:

1. Kelurahan Terjun : 22 Lingkungan.


2. Kelurahan Rengas Pulau : 35 Lingkungan.
3. Kelurahan T.600 : 11 Lingkungan.
4. Kelurahan P.Pasir : 9 Lingkungan.
5. Kelurahan L.Deli : 11 Lingkungan.
Pada wilayah kerja Puskesmas Medan Marelan, terdapat 3 Puskesmas
pembantu,yaitu :

1. Puskesmas Pembantu Tanah 600.

2. Puskesmas Pembantu Labuhan Deli.


3. Puskesmas Pembantu Rengas Pulau.
KETERANGAN PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERJUN

2. Data Wilayah/Data Geografis


Geografis Puskesmas Terjun Medan Marelan

Kecamatan Marelan berbatasan dengan sebagai berikut :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Medan Belawan.

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Medan Labuhan.

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Medan Helvetia.

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Deli Serdang.

3.4 Data Kependudukan/Data Demografis

Data demografi Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan terdiri dari :

6. Luas Kecamatan : 4447 Ha.


7. Luas wilayah kerja : 447 Ha.
8. Jumlah Kelurahan : 5 kelurahan.
9. Jumlah Lingkungan : 88 lingkungan.
10. Jumlah penduduk : 132.584 jiwa.
11. Jumlah Bumil : 3.645 jiwa.
12. Jumlah bayi : 3.314 jiwa.
13. Jumlah Balita : 17.368 jiwa.
14. Jumlah bufas : 2.784 jiwa.
Tabel 3.1
Jumlah Penduduk Di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun
Januari – Desember Tahun 2016

No. Kelurahan Jumlah Lingkungan Jumlah Penduduk

1 Terjun 22 35.662
2 R. Pulau 35 62.295
3 T.600 11 31.312
4 P.Pasir 9 14.241
5 L.Deli 11 17.030
Jumlah 88 160.540
Sumber: Dinas Kecamatan Medan Marelan

Keterangan Tabel 3.1

Jumlah penduduk yang besar bukan hanya merupakan modal tetap juga merupakan beban
di dalam pembangunan, karenanya pembangunan diarahkan pada peningkatan kualitas SDM
seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
penduduk. Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Terjun untuk tahun 2016 berjumlah 132.584
jiwa dengan 88 lingkungan dalam 5 kelurahan yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas
Terjun.

Tabel 3.2
Data Sasaran Kesehatan Anak Balita dan Prasekolah
Wilayah Kerja Puskesmas Terjun Medan Marelan
Bulan Mei Tahun 2017
Nama Desa Jumlah sasaran anak balita Total
L P Keseluruhan
Terjun 1869 1954 Laki-laki = 8553
Paya Pasir 715 710 Perempuan = 8765
Rengas Pulau 3263 3306
Labuhan Deli 820 1674
Tanah 600 1716 1774
Sumber : SP2TP Puskesmas Terjun, Bulan Mei 2017

Keterangan Tabel 3.2

Dari tabel diatas didapati bahwa penduduk yang paling banyak golongan Anak Balita
Perempuan 8765 jiwa.
1. Data Kesehatan

3.5.1 Sarana Fisik

Pada Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan terdapat sarana fisik berupa
perumahan penduduk sebanyak 5391 unit rumah.

3.5.2 Sarana Ibadah


Pada Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan terdapat sarana ibadah berupa tempat
ibadah sebanyak 159 unit tempat ibadah.
3.5.3 Sarana Kesehatan
Pada Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan terdapat sarana kesehatan berupa
sarana air bersih (PAM, SGL, SPT) sebanyak 4.190 unit sarana air bersih.
3.5.4 Sarana Pendukung Kesehatan
Pada Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan terdapat sarana pendukung kesehatan
berupa :
Tabel 3.3
Sarana Pendukung Kesehatan

No Kelurahan Posyandu Posyandu Lansia


Balita
1 Terjun 11 1
2 R. Pulau 22 3
3 P. Pasir 7 1
4 Tanah 600 10 1
5 L. Deli 11 1
Jumlah 61 8
Sumber : SP2TP Puskesmas Terjun, 2017
Dari tabel diatas didapatkan bahwa sarana pendukung kesehatan di Kecamatan Medan
Marelan adalah mayoritas Posyandu Balita.

3.5.5 Sarana Fisik Puskesmas


Pada Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan terdapat sarana fisik puskesmas berupa
ruang:
1. Ruang periksa/suntik : 1 buah.
2. Ruang kamar dokter : 1 buah.
3. Ruang obat : 1 buah.
4. Ruang BKIA/KB/Gizi : 1 buah.
5. Ruang rawat inap : 1 buah.
6. Ruang tata usaha : 1 buah.
7. Ruang UKS : 1 buah.
8. Ruang kartu : 1 buah.
9. Ruang P2M dan imunisasi : 1 buah.
10. Klinik gigi : 1 buah.
11. Laboratorium : 1 buah.
12. Aula : 1 buah.
13. Kamar mandi/ WC : 4 buah.
14. Mushalla : 1 buah.
15. Dapur : 1 buah.
16. Ruang tunggu : 1 buah.
Tabel 3.4
Data Tenaga Kesehatan
di Wilayah KerjaPuskesmas Terjun
Kecamatan Medan Marelan Bulan Januari - Juli Tahun 2017

GOL. T.M.T Pangkat PENDIDIKAN


No NAMA PEGAWAI NIP PANGKAT JABATAN ALAMAT NO HP
Ruang Terakhir TERAKHIR
Comp Bank Titi Papan blok
1 drg Sri Mulyani S 19600609 198701 2 001 Pembina Utama Madya IV/d 1/10/2013 Dokter Gigi Utama Drg. 081397369277
D 12
S1 Keperawatan / Griya Bestari Permai blok D
2 Nursulinda 19640315 199103 2 003 Perawat Madya IV/a 1/10/2014 Perawat Madya 081263944448
Ners no 13

3 dr Erfiyani 19760612 200212 2 003 Pembina IV/a 4/1/2013 Dokter Madya Dokter Umum Marelan Raya no 77 082166618888

4 Masimmah Tumanggor 19630520 198412 2 001 Penata Tingkat I III/d 1/10/2008 Perawat Penyelia SPK Komp Uka 081362564788

Sekolah Menengah comp Bank Titi Papan blok


5 Nurmadiah 19620511 198702 2 003 Penata Tingkat I III/d 4/1/2013 AA Penyelia 085270146691
Farmasi D7

6 Yusniar,STr Keb 19730125 199202 2 001 Penata Tingkat I III/d 4/1/2013 Bidan Penyelia D IV Kebidanan Marelan III no 111 08126445584

7 Romauli Panggabean 19640101 199303 2 003 Penata Tingkat I III/d 1/10/2013 Perawat Penyelia Akper komp Uka 082364300971

8 dr Surya Syahputra 19740617 200701 1 002 Penata Tingkat I III/d 1/10/2013 KAPUS DOKTER Setia ,Gaperta 081218196893
S1 Kesehatan komp Griya Bestari Permai
9 Nikmahyani 19700629 199103 2 003 Penata Tingkat I III/d 4/1/2014 penyuluh muda 081371129448
Masyarakat blok M no 8

S1 Keperawatan / Pahlawan Usman no 17 Sei


10 Safridah,S.kep.Ners 19680525 199402 2 002 Penata Tingkat I III/d 1/10/2014 Perawat Muda 082166254317
Ners Baharu Hamparan Perak

11 dr elfyanna harahap Penata Tingkat I III/d 1/4/2014 Dokter Muda Dokter Umum SM Raja 220 pdg sidempuan 082370599648
'197209112006042000

Comp Marelan Indah ,Pasar


12 dr Tissa Rildayanti Hsb 19770109 200701 2 004 Penata Tingkat I III/d 4/1/2016 Kasubbag TU Dokter Umum 085275506251
3 Barat

21
1
13 Muhardi Suryanto 19660422 198903 1 002 Penata III/c 1/4/2010 Perawat Penyelia D III Keperawatan Platina 4 gg Ganti Titi Papan 085262230922
jln Kalpataru perum Pondok
14 dr. Imanuel Erwin Saing 19790208 200911 1 002 Penata III/c 10/1/2012 Dokter Muda Dokter Umum 081397067200
Surya no 9A
15 dr Rema Malini Harahap 19810425 201101 2 013 Penata III/c 4/1/2014 Dokter Muda Dokter Umum jln.Kapten Muslim no 307 082168713681

16 Suriyani,S.kep.Ners.M.Kes 19721125 199603 2 002 Penata III/c 10/1/2014 Perawat Muda S.Kep.Ners jalan Raya Pasar 1 marelan 082370216134

17 Fauziah Nasution 19670614 199603 2 004 Penata III/c 10/1/2014 Bidan Penyelia D1 Kebidanan Kapt Rahmad Buddin Terjun 081265674396
jln Sentosa link 11 Komp
18 Suharni Siregar,AMG 19600813 199303 2001 Penata III/c 10/1/2014 Nutrisionis Penyelia D III Gizi Panggon Indah ,Rengas 081396301360
Pulau
Bidan Pelaksana Komp Griya Sapta Marga
19 Elisa Fitri 19810803 200212 2002 Penata Muda Tk I III/b 4/1/2014 DIII Kebidanan 082165357981
Lanjutan blok F No 8 ,Terjun
Bidan Pelaksana
20 Nurmaidah Marpaung 19600125 199903 2 001 Penata Muda Tk I III/b 4/1/2014 DIII Kebidanan Sei Asahan no 10 08126307596
Lanjutan
Perawat pelaksana Jl.Sudirman Lk.II Setia
21 Heri Wahyudi 197901282007011001 Penata Muda Tk I III/b 01/10/2015 S.Kep.Ners 085373440999
lanjutan Kel.Perdamaian Stabat
Perawat pelaksana comp.PT Ira ,hamparan
22 Marini Dayan 19780406 200604 2 005 Penata Muda III/a 4/1/2013 D III Keperawatan 082366384362
lanjutan Perak
Bidan Pelaksana
23 Rika Nasution 19850406 200904 2 008 Penata Muda III/a 4/1/2015 DIII Kebidanan Andan Sari Link 18 ,Terjun 081360110955
Lanjutan
24 Nafiah,AMTG 19750623 200904 2 002 Penata Muda III/a 4/1/2015 Perawat Gigi D III Tehnik Gigi Baut Lk 9,T.600 081370458989
Marelan VII psr I Tengah gg
25 Dianah Armyliza SST 19870923 201001 2 013 Penata Muda III/a 4/1/2016 Bidan Pelaksana D IV Kebidanan 082304685599
amal 4
26 Siti Kholijah, STr Keb 19770907 201001 2 006 Penata Muda III/a 4/1/2016 Bidan Pelaksana D IV Kebidanan Pasar 4 Barat Marelan 085270705553

27 Nuriyati 19870428 201001 2 013 Pengatur Tingkat I III/a 4/1/2013 Bidan Pelaksana DIII Kebidanan andan Sari Link 19 ,Terjun 085297379574

28 Ratumaya Paramita Panjaitan 19881108 201001 2 014 Pengatur Tingkat I III/a 10/1/2013 Bidan Pelaksana Bidan Pelaksana Kapten Rahmad Buddin 081260566110

29 Restu Kurnia Gultom 19890317 201101 2 012 Pengatur Tingkat I III/a 10/1/2013 Analis Pelaksana D III Analis Kesehatan Marelan,T.600 081269900049
30 Gita Dwi Astuti 19851126 201101 2 014 Pengatur Tingkat I II/d 1/1/2014 Bidan Pelaksana D III Kebidanan pasar 10 ,helvetia 085361088385

31 Elika Handayani Tumanggor 19841203 200903 2 006 Pengatur Tingkat I II/d 4/1/2014 Bidan Pelaksana D III Kebidanan Pasar 3 barat ,Marelan 081362473884
Asisten Apoteker Marelan III gg bersama
32 Elizabeth Tambunan 19870104 201101 2 007 Pengatur Tingkat I II/d 4/1/2014 D III Farmasi 082360066005
Pelaksana ,Rengas Pulau
Gunung sibual buali no 12,
33 Tahan H Gurning 19840827 201001 1 019 Pengatur Tingkat I II/d 4/1/2014 Analis Pelaksana D III Analis Kesehatan 081370916481
Krakatau

34 Yuniko Tadawura 19880329 201101 2 016 Pengatur Tingkat I II/d 4/1/2014 Bidan Pelaksana D III Kebidanan Marelan V link 17 R.Pulau 08114532903

35 Muliani 19740208 200710 2 003 Pengatur II/C 4/1/2015 Bidan Pelaksana D I Kebidanan Pasar 4 ,gg pipa Marelan 085207440809
3.5 Struktur Organisasi dan Denah Ruangan Puskesmas Terjun
Bagan Struktur Organisasi Pukesmas Terjun
Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017

22
3.8 Fasilitas Fisik PuskesmasTerjun
Puskesmas Terjun dalam menjalankan kegiatannya didukung oleh fasilitas fisik
meliputi:
1. Ruang Rawat Jalan.
2. Ruangan dilengkapi dengan alat kesehatan/meubiler yang sesuai.

3.8.1 Fasilitas Gedung Puskesmas

Tabel 3.5 Data Fasilitas Gedung


di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun
Kecamatan Medan MarelanTahun 2017
No Fasilitas Gedung Jumlah
1 Ruang Kepala Puskesmas 1
2 Ruang Poliklinik Umum 1
3 Ruang Pendaftaran/Kartu 1
4 Ruang Tunggu 1
5 Ruang Pengobatan Gigi 1
6 Ruang Obat/Apotik 1
7 Ruang KIA/KB/Imunisasi 1
8 Ruang Laboratorium 1
9 Ruang Gizi 1
10 Ruang Kamar Mandi 4
11 Ruang Gudang 1
12 Ruang Tata Usaha/Komputer 1

3.8.2 Fasilitas Sumber Daya Manusia


Adapun tenaga kesehatan yang terdapat di Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan
adalah:
1. Jumlah Dokter Umum :6
2. Jumlah Dokter Gigi :1
3. Jumlah Asisten Apoteker :2
4. Jumlah Paramedis : 22
5. Jumlah Perawat Gigi :1
6. Jumlah Petugas Sanitasi/Kesling :1
7. Jumlah Tenaga Analis :2
3.8.3 Fasilitas Administrasi
Dalam rangka menjalankan tugas-tugas pokoknya dalam bidang pencatatan dan
pelaporan data, maka Puskesmas Terjun di dukung oleh fasilitas administrasi yang terdiri
dari:
1. Kartu berobat.
2. Buku catatan.
3. Kartu pelaporan.
4. Lemari/rak buku.
5. Meja/kursi.
6. Komputer.
7. Stempel.
8. Arsip.
3.8.4 Fasilitas Imunisasi
Fasilitas imunisasi yang dimiliki Puskesmas Terjun antara lain:
1. Lemari es.
2. Alat-alat imunnisasi.
3. Vaksin, seperti BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis.
3.8.5 Fasilitas Alat-Alat Kesehatan
Adapun peralatan yang dimiliki oleh Puskesmas Terjun antara lain:
1. Alat-alat pemeriksaan kesehatan.
2. Alat-alat pertolongan kesehatanpersalinan.
3. Alat-alat suntik dan alat-alat P3K.
4. Timbangan bayi dan dewasa.
5. Dental unit chair.
6. Alat-alat laboratorium sederhana.
7. Lemari dingin penyimpanan vaccine.
3.8.6 Fasilitas Obat-Obatan
Puskesmas Terjun dalam rangka menjalankan tugas-tugas pokoknya memulihkan
kesehatan dan pengobatan penyakit didukung oleh perlengkapan obat-obatan antara lain:
1. Obat-obatan INPRES.
2. Obat-obatan BPJS.
Tabel 3.6
Data Pendidikan di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2016
Sasaran Pendidikan Terjun T.600 L.Deli P.Pasir R.Pulau Jumlah
TK

SD Negeri 9 5 4 3 7 28

SD Swasta 4 4 2 1 19 30

SLTP Negeri 2 0 1 0 1 4

SLTP Swasta 1 1 0 0 7 9

SMU Negeri 1 0 0 0 0 1

SMU Swasta 1 1 0 0 6 8

STM Negeri 0 0 0 0 0 0

STM Swasta 0 0 0 0 6 6

SMK Negeri 0 0 0 0 0 0

SMK Swasta 0 1 0 0 6 7

MIN 0 0 0 0 0 0

Tsanawiyah 0 0 0 0 3 3

MAN 0 0 0 0 0 0

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah SD Negeri sebanyak 28 dari 5 kelurahan
yaitu Terjun, R.Pulau, T.600, P.Pasir dan L.Deli. dan dari 5 kelurahan tersebut STM Negeri,
STM Negeri, SMK Negeri, MIN dan MAN tidak ada dilima kelurahan tersebut.
BAB IV
PROGRAM KERJA PUSKESMAS

Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan


pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas mempunyai wewenang dan
tanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.
Fungsi puskesmas adalah menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan,
memberdayakan kesehatan dan memberdayakan keluarga serta memberikan pelayanan tingkat
pertama.
Puskesmas Terjun telah melaksanakan upaya kesehatan wajib yaitu:
1. Upaya promosi kesehatan.
2. Upaya kesehatan lingkungan.
3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana.
4. Upaya perbaikan gizi masyarakat.
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
6. Upaya pengobatan.
7. Upaya pencatatan dan pelaporan.

Serta upaya kesehatan pengembangan yaitu:


1. Upaya kesehatan sekolah.
2. Upaya kesehatan olah raga.
3. Upaya perawatan kesehatan masyarakat.
4. Upaya kesehatan kerja.
5. Upaya kesehatan gigi dan mulut.
6. Upaya kesehatan jiwa.
7. Upaya kesehatan mata.
8. Upaya kesehatan usia lanjut.
9. Upaya pembinaan pengobatan tradisional.
10. Upaya kesehatan penunjang terdiri dari laboratorium sederhana.

1. Program Dasar dan Program Pengembangan Puskesmas Terjun

1. Upaya Kesehatan Wajib


Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional, dan global, serta mempunyai daya tarik yang tinggi untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan disetiap puskesmas.
Untuk Dinas Kesehatan Kota Medan upaya penyelenggaraan kesehatan wajib
Puskesmas ada 7 program wajib yaitu:
1. Upaya Promosi Kesehatan.
2. Upaya Kesehatan Lingkungan.
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana.
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.
6. Upaya Pengobatan.
7. Upaya Pencatatan dan Pelaporan.

4.1.2 Upaya Kesehatan Pengembangan


Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan dimasyarakat serta disesuaikan
dengan kemampuan Puskesmas, yang dipilih dari daftar upaya kesehatan Puskesmas yang
telah ada, yaitu:
1. Upaya Kesehatan Sekolah.
2. Upaya Kesehatan Olahraga.
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.
4. Upaya Kesehatan Kerja.
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.
6. Upaya Kesehatan Jiwa.
7. Upaya Kesehatan Mata.
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut.
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.
10. Pemeriksaan Laboratorium.
1. Program Prioritas Puskesmas Terjun

4.2.1 Upaya Promosi Kesehatan


Tujuan
1. Agar individu, kelompok masyarakat secara keseluruhan melaksanakan perilaku hidup
sehat.
2. Agar individu, kelompok masyarakat berperan aktif dalam upaya-upaya kesehatan, ikut
dalam perencanaan dan penyelenggaraan posyandu.
Sasaran
1. Tatanan rumah tangga.
2. Tatanan institusi pendidikan (sekolah) termasuk madrasah dan pondok pesantren.
3. Tatanan tempat kerja (kantor, pabrik, dll).
4. Tatanan tempat-tempat umum, pasar, terminal tempat ibadah, tempat hiburan, restoran
dan lain-lain.
5. Tatanan institusi kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit, dll).
Kegiatan
1. Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan, gizi
keluarga, KB, imunisasi, posyandu, dan sebagainya bertempat di:
1. Balai Kelurahan dan Kecamatan.
2. Sekolah SD, SMP, SMA.
3. Rumah Ibadah.
4. Posyandu.
5. Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan poster, pamflet, dan brosur.
6. Pembinaan generasi muda untuk hidup di dalam kegiatan antara lain berupa gotong
royong dan olah raga.
7. Kegiatan yang dilakukan oleh pihak puskesmas maupun di lapangan yaitu mewujudkan
peran serta masyarakat posyandu dan bakti husada yang memberikan keterangan
penyuluhan terhadap:
1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
2. Higiene dan sanitasi lingkungan.
3. Perbaikan gizi.
4. Kesehatan dan kunjungan ke rumah-rumah.
5. Tanaman obat keluarga.
8. Mewujudkan peran serta masyarakat melalui posyandu, kesehatan dan kunjungan ke
rumah-rumah serta tanaman obat-obatan keluarga (Toga). Cara-cara yang dilakukan
dengan mengadakan penyuluhan perorangan, perkelompok, dan massal.
Metode yang dilaksanakan yaitu, bimbingan dan konseling, ceramah, diskusi
kelompok, demonstrasi dan lain-lain.
4.2.1.1 Posyandu
Posyandu merupakan sebagai forum komunikasi alih teknologi dan pelayanan
kesehatan masyarakat dari, oleh dan untuk masyarakat, yang menpunyai nilai strategis
untuk mengembangkan sumberdaya manusia sejak dini.
Tujuan
1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita, dan angka kelahiran.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak untuk menurunkan IMR.
3. Mempercepat diterimanya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).
4. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka teknologi dan
swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.
5. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan kegiatan lainnya yang menunjang sesuai kebutuhan.
6. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada masyarakat dalam usaha
meningkatkan cakupan penduduk dan geografis.
Sasaran
Bayi, Balita, Ibu hamil, Ibu menyusui dan PUS.
Menurut tingkatannya posyandu dibagi menjadi 4 strata yaitu:
1. Pratama
Kegiatan posyandu strata ini belum mantap dan teratur tiap bulannya, juga dengan
jumlah kader yang terbatas.
2. Madya
Kegiatan posyandu ini 8 kali dalam setahun, mempunyai kader sebanyak 5 orang
dengan cakupan yang masih rendah dengan adanya dana sehat.
3. Purnama
Kegiatan posyandu strata ini lebih dari 8 kali setahun dengan kader lebih dari 5 orang
dengan cakupan baik dan telah memiliki dana sehat.
4. Mandiri
Kegiatan posyandu ini sebanyak 12 kali dalam setahun dengan kader lebih dari 5
orang, cakupan baik dan dana sehat sudah tersedia untuk lebih dari 50 % KK.

Pelayanan Posyandu dilakukan dengan pola 5 meja, yaitu:


1. Meja I : Pendaftaran.
2. Meja II : Penimbangan.
3. Meja III : Pengisian KMS.
4. Meja IV : Penyuluhan Perorangan.
1. Mengenai balita berdasarkan hasil penimbangan berat badan yang diikuti
pemberian makanan, oralit, dan vitamin A dosis tinggi.
2. Mengenai gizi, kesehatan diri, perawatan payudara, ASI eksklusif dan P2P
terhadap ibu hamil.
3. Menjadi peserta KB Lestari, pemberian kondom, pil ulangan.
4. Meja V : Pelayanan tenaga kerja profesional meliputi KIA, KB, Imunisasi dan
pengobatan serta pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan setempat.
Tabel 4.1 Jadwal Posyandu
di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun
Kecamatan Medan MarelanTahun 2017
Kelurahan Terjun
No Nama Posyandu Tanggal
1 Lingkungan 14 5
2 Lingkungan 13 8
3 Lingkungan15 9
4 Lingkungan 21 10
5 Lingkungan 7 11
6 Lingkungan 5 12
7 Lingkungan 18 13
8 Lingkungan 11 16
9 Lingkungan 1 19
10 Lingkungan 2 dan 3 20
11 Lingkungan 4 23
12 Posyandu Lansia 17

Kelurahan Paya Pasir


No Nama Posyandu Tanggal
1 Lingkungan 8 7
2 Lingkungan 7 10
3 Lingkungan 2 13
4 Lingkungan 9 15
5 Lingkungan 1 16
6 Lingkungan 5 18
7 Lingkungan 3 21
8 Posyandu Lansia ( lingkungan 4 ) 25

4.2.2 Upaya Kesehatan Lingkungan


Untuk memperkecil resiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat dari
lingkungan yang kurang sehat, dilakukan berbagai upaya peningkatan kualitas lingkungan
antara lain dengan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi yang dilakukan secara
berkala. Upaya yang dilakukan mencakup pemantauan dan pemberian rekomendasi
terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar.
Ada 5 upaya kesehatan dasar kesehatan lingkungan yang sering dan penting
dilakukan yakni:

1. Penyehatan Sumber Air Bersih (SAB)


Kegiatan upaya penyehatan air meliputi: surveilans kualitas air, infeksi sanitasi sarana
air bersih, pemerikasaan kualitas air, pembinaan kelompok pemakai air.
2. Penyehatan Lingkungan Pemukiman (Pemeriksaan Rumah)
Sarana sanitasi dasar yang dipantau meliputi jamban keluarga, saluran pembangunan
air limbah dan tempat pengelolaan sampah
3. Penyehatan tempat-tempat umum (TTU)
Penyehatan tempat-tempat umum meliputi hotel dan tempat penginapan lain, pasar,
kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, sarana angkutan umum,
salon kecantikan, bar dan tempat hiburan lainnya.
4. Penyehatan tempat Pengelola Makanan (TPM)
Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan teknis dan
pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan dan minuman, kesiap-siagaan dan
penanggulangan KLB keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan makanan.
5. Pemeriksaan Jentik Nyamuk
Bersama kader juru pengamatan jentik, petugas sanitasi puskesmas, melakukan
pemeriksaan terhadap tempat-tempat yang mungkin menjadi perindukan nyamuk dan
tumbuhnya jentik, kemudian dihitung berapa rumah penduduk yang mengalami bebas
jentik.
Sasaran:
1. Daerah yang rawan air bersih.
2. Daerah yang rawan penyakit menular.
3. Daerah perkotaan dan pemungkiman baru.
4. Tempat-tempat umum seperti terminal, pasar swalayan, rumah ibadah, sekolah dan lain-
lain.
Masyarakat yang padat penduduknya dan lingkungan yang kotor.
Kegiatan:
1. Penggunaan sumber air bersih dan pembuangan WC yang memenuhi syarat kesehatan.
2. Hygiene dan sanitasi tempat tinggal yang mencakup:
1. Mendata tempat pembuangan sampah dan sarana jamban keluarga
2. Mendata sarana air minum
3. Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan
4. Mendemontrasikan tentang sumur yang baik untuk kesehatan.
3. Hygiene dan sanitasi lingkungan, upaya pengawasan kesehatan tempat-tempat umum
serta tempat pengolah dan peyajian
Kegiatan-kegiatan dilakukan di Puskesmas yaitu:
1. Penyuluhan tentang kesehatan di Puskesmas Terjun yaitu pembuatan sumur dan
jamban yang memenuhi syarat-syarat kesehatan serta pembuangan sampah dan
limbah yang baik di sekolah, posyandu dan sekolah puskesmas.
2. Melakukan kunjungan rumah, kantin, instansi, rumah ibadah, untuk medata sarana
kebersihan lingkungan, perumahan penduduk, kamar mandi dan menggalakan
pengawasan agar bergotong royong membersihkan desa.
3. Melakukan pengawasan terhadap pabrik-pabrik dan tempat-teempat umum.
4. Kunjungan ke sekolah-sekolah bersama dengan program UKS yang mencangkup
pemeriksaan air bersih, jamban sekolah, limbah, warung sekolah, tempat sampah dan
lain-lain.

Tabel 4.2
Data Bayi dan Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun
Kecamatan Medan Marelan 2017

No Kelurahan Penduduk Bayi

1 Terjun 31.312 641

2 Paya Pasir 14.241 239

3 Rengas Pulau 62.295 1.101

4 Tanah 600 31.312 585

5 Labuhan Deli 17.030 337

JUMLAH 160.540 2.903


Tabel 4.3
Laporan PWS KIA Puskesmas Terjun
Bulan Januari – Juni Tahun 2017
Target Komulatif
Kegiatan KIA Sasaran Jan Feb Mar Apr Mei Jun
% Abs %
Cakupan K1 95 Bumil 252 266 248 250 235 238
(Bumil)
Cakupan K4 95 Bumil 238 249 244 241 224 228
(Bumil)
DRT tenkes 20 Bayi 637 637 637 637 637 435

Persalinan 90 Bulin 215 230 244 220 206 218

Persalinan di 0 Bulin 0 0 0 0 0 0 0 0
Puskesmas
Kunjungan Bufas 215 230 244 220 206 218
Nifas
Lengkap
KN ! Neonatus L P L P L P L P L P L P
KN Lengkap Neonatus 99 116 112 118 117 109 158 81 192 78 103 115

Kunjungan Bayi 99 116 112 118 117 109 158 81 192 78 103 115
Bayi Lengkap
Kunjungan Balita 602 519 608 570 587 583 589 532 565 310 575 567
Balita
Lengkap
Sumber : SP2TP PuskesmasTerjun Medan

Dari tabel diatas diketahui pencapaian program-program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas Terjun, Medan Marelan Bulan Januari – Juni Tahun 2017
1. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
A. Batasan

Usaha perbaikan gizi adalah usaha pokok kesehatan yang ditunjuk untuk mencegah
dan menanggulangi masalah gizi pokok yang ada di Indonesia dengan jalan menurunkan jumlah
pendeita kurang gizi serta untuk meningkatkan status gizi masyarakat secara keseluruhan.

B. Tujuan

Tujuan Umum

1. Meningkatkan status gizi balita dimana sasaran melalui kegiatan posyandu, pelayanan di
puskesmas pembantu maupun pos kesehatan.
2. Meningkatkan peran serta PKK agar ikut mendukung peran serta aktif dari ibu-ibu kader
posyandu maupum dari tokoh masyarakat dalam pelaksanaan posyandu.
3. Meningkatkan kerja sama dengan lintas sektoral maupun lintas program.
Tujuan Khusus

1. Menurunkan kadar KEP dan Gaki.


2. Menurunkan penderita anemia gizi terbaru pada ibu hamil.
3. Menurunkan penderita kekurangan vitamnin A.

C. Sasaran

a. Balita.
b.Ibu menyusui.
c.Ibu hamil.
d.Penderita dari Balai Pengobatan.

Kegiatan Gizi

1. Dalam Gedung
1. Pojok Gizi.
2. Pelayanan Gizi rawat inap
1. Penyuluhan dan konsultasi gizi.
2. Penyediaan makan.
3. Luar Gedung
1. Luar Gedung.
2. Pemberian paket pertolongan gizi.
3. Penyuluhan kelompok.
4. Pemantauan status gizi.
Pelaksanaan Pojok Gizi

1. Kegiataan Pojok Gizi :


1. Tenaga 1 orang D1 gizi.
2. Diawali dengan pengenalan program kesemua staf Puskesmas dengan materi yang sama
pada saat pelatihan gizi se-kabupaten.
3. Bentuk Kegiatan Pojok Gizi
1. Penyuluhan perorangan di ruang pojok gizi.
2. Penyuluhan kelompok pada posyandu untuk ibu hamil,bayi,balita.
3. Penyuluhan kelompok pada posyandu lansia.
4. Sasaran Program Pojok Gizi
1. Bayi dan balita KEP.
2. Bumil resiko tinggi.
3. Penderita DM,hipertensi, obesitas,KP,Thypoid.
4. Metode Pelaksanaan
1. Waktu : Tiap hari sesuai dengan jam kerja Puskesmas.
2. Sarana :
1. Ruang Gizi.
2. Peralatan yang digunakan.
3. Leafelt DM,rendah garam,rendah kolestrol,TKTP,rendahkalori.
4. Satu seet Food motel.
5. Macam buku panduan.
6. Pelaksanaan 1 orang MADE, 1 orang D1 gizi.
7. Metode :
1. Wawancara ,observasi (ruang gizi dan posyandu).
2. Membaca kediaman medis.
3. Pengamatan langsung di lapangan.
4. Cara evaluasi dengan monitor perkembangan BB,keadaan fisik, data laboratorium dan
data klinis.
5. Dana Sawadaya Puskesmas dan program.
6. Kriteria yang digunakan.
Potensi yang mendukung untuk mengembangkan pokok gizi diPuskesmas :

1. Kebijakan dari kepala Puskesmas.


2. Tersedia sarana dan prasana dari swadaya Puskesmas meskipun masih kurang.
3. Adanya tenaga professional dan bidan yang memonitor sasaran.
4. Keberadaan Polidens sehingga membantu memonitor sasaran.
5. Khusus di kota Medan karena merupakan program rutinitas maka dipandang perlu untuk
ditingkatkan.
Tabel 4.4
Sasaran Target dan Pencapaian Pemberian TTD Bulanan Pada Ibu Hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Terjun
Bulan Januari – Juni Tahun 2017

NO Bulan Jumlah Kumulatif ibu Ibu hamil dapat TTD Kumulatif ibu hamil
sasaran ibu hamil dapat TTD bulan ini dapat TTD sampai
hamil sampai bulan lalu bulan ini

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Januari 2815 0 0 210 7,4 210 7,4

2 Februari 2815 210 7,5 220 7,8 430 15,3

3 Maret 3184 487 15,3 244 7,7 731 23,0

4 April 3184 737 23,1 241 7,6 978 30,7

5 Mei 3184 978 30,7 224 7,0 1202 37,8

6 Juni 3184 1202 37,8 228 7,2 1430 44,9

Sumber : SP2TP PuskesmasTerjun Medan


Tabel 4.5

Evaluasi Hasil Kegiatan Bulan Juni Program Gizi Puskesmas Terjun Medan Marelan

NO BALOK SKDN TARGET (%) PENCAPAIAN KETERANGAN

1 Efektifitas Program (N/S) 40 65

2 Cakupan Program (K/S) 75 80

3 Peran Serta Masyarakat (D/S) 85 73,8

4 Kesinambungan Program (D/K) 85 92,2

5 Status Gizi (N/D) 75 87,6

Sumber : SP2TP PuskesmasTerjun Medan

Keterangan Tabel : Dari tabel di atas diketahui bahwa :


N/S : Efektivitas Program (65) sudah mencapai target
K/S : Cakupan Program (80) sudah mencapai target
D/S : Peran Serta Masyarakat (73,8) belum mencapai target
D/K : Kesinambungan Program (92,2) sudah mencapai target
N/D : Status Gizi (87,6) sudah mencapai target
Tabel 4.6
Distribusi Kapsul Vitamin A Puskesmas Terjun

No Kelurahan Bayi (6-11 Bayi (6-11 Anak (12-59 Anak (12- 59 Anak (6-59 Anak ( 6-59 % anak 6-59
bulan) bulan dapat bulan ) bulan dapat vit. bulan ) bulan dapat bulan dapat vit .
vit. A) A) vit. A ) A

1 Tanah 600 293 273 2905 2368 3198 2637 164,9

2 Rengas 651 601 5468 4429 6182 5030 164,4


Pulau

3 Terjun 321 295 3184 2593 3505 2888 164,7

4 Paya Pasir 120 101 1137 932 1257 1033 164,3

5 Labuhan deli 167 148 1674 1360 1841 1508 163,9

Jumlah 1552 1418 14368 11682 15983 13096 822,2

Kecamatan Medan Marelan bulan Februari Tahun 2017


Tabel 4.7
Distribusi Tablet Fe di Puskesmas Terjun
Kecamatan Medan Marelan Bulan Januari – Juni Tahun 2017
Bumil
Bulan BFS
Fe I Fe III

Januari 223 210 186

Februari 226 220 198

Maret 248 244 224

April 250 241 220

Mei 235 224 206

Juni 238 228 218

Total 1.516 1.454 1.466

Sumber : SP2TP PuskesmasTerjun Medan


Tabel 4.8
HASIL CAKUPAN GIZI PUSKESMAS TERJUN
BULAN JANUARI - JUNI TAHUN 2017
PEMBERIAN Fe YANG
PEMBERIAN VITA. A MENDAPAT
PMT ASI
NO BULAN S K D N BGM 2T N/S D/S K/S D/K N/D KETERANGAN
I III Bufas EKSKLUSIF
6-11 12-59 6-11 12-
Bufas
bln bln bln 59bln

1 Januari 17318 13293 13106 11159 458 0 223 210 186 186 64,4 75,7 76,7 98,5 85,1

2 Februari 11514 8144 9156 6677 183 129 226 220 198 1552 14368 198 58 79,5 70,7 1,12 73

3 Maret 17318 13932 13449 11214 470 289 248 244 224 224 64,7 77,7 80,4 96,5 83,3

4 April 5804 4808 4699 3825 252 143 250 241 220 220 66 81,0 82,8 97,7 81,4

5 Mei 235 224 206 206

6 Juni 11514 9211 8498 7447 213 127 238 228 218 206 65,0 73,8 80 92,2 87,6
Jumlah/Rata-Rata
Perbulan
63.468 49,388 48.908 40,322 1.576 688 1.420 1.367 1.184 1552 14368 1.240 318,1 387,7 390,6 386,0 410,4
Sumber : SP2TP PuskesmasTerjun Medan

Tabel 4.9
DAFTAR NAMA PASIEN YANG DIRAWAT DI PUSAT PEMULIHAN GIZI
WILAYAH PUSKESMAS TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN BULAN JANUARI - JUNI TAHUN 2017

No Posyandu/ Nama Balita Tanggal Alamat Antropometri


Pemantauan
Puskesmas Umur BB PB/TB
(bulan) (kg) (cm)

1 Lingkungan 7 Terjun Zahra Afita 15.05.2017 Jl. Marelan Psr.4 Lk.7 Terjun 4 3,9 56

2 Asoka Lingkungan 5 Surya Darma 31.05.2017 Jl. Marelan Psr.1 tengah Lk.5 14 5,5 69
Kelurahan T.600 Gg.
Bersama

3 Srikandi II Latifah 13.07.2017 Jl. Abd. Sani Muihalib Gg. 36 8 81


Manggis

4 Srikandi Aura Mikaila Putri 06.02.2016 Psr. 6 A.sari Lk.18 17 7 70

5 Srikandi Sifa Azahra 13.07.2017 Andar Sari Lk.16 19 8 81

6 Srikandi Rizky Maulana 13.07.2017 Jl. Abd. Sani Muihalib Lk.10 50 12 95

7 Terjun Bella Safiran 13.07.17 Psr.4 Lk.7 Kel. Terjun 38 11 96

8 Terjun Irfan Yusuf 13.07.2017 Psr. 6 A. Sari Lk. 16 Terjun 12 7,4 74

9 Terjun Lulu Raudatul 13.07.2017 Psr. 4 Lk. 7 terjun KRT 4 4,5 55


Martumbung

10 Terjun M. Fadli 13.07.2017 Jl. Baru Lk.15 Kel. Terjun 14 7,2 74


11 Terjun Albin Tri Irawan 13.07.2017 Psr. 6 A. Sari Lk.19 13 7,2 71

12 Terjun Nabila Alfadira 19.07.2017 Jl. Kapten Rahman Budin 16 6 72


Gg. Depan sekolah darul
ulum

13 Terjun Alvira Kiraini 28.07.2017 Lk. 1 A.Sari 11 6,8 72

14 Srikandi Maulida 28.07.2017 Lk. 6 Terjun 43 9 79

15 Terjun Raja Alpuira 29.07.2017 Psr.4 Timur Lk.27 Kel. 22 9 83


R.Pulau Gg. Nusa Indah

Sumber : SP2TP PuskesmasTerjun Medan


4.2.5 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan benda hidup seperti
virus,bakteri,reckettsia,jamur, protozoa atau cacing. Oleh karena penyakit dapat
atau cacing yang dapat menular dari satu penderita keorang keorang lain.

Pengendalian penyakitmenular ini dimungkinkan karena orang mengetahui


antara lain berbagai cara penularannya. Cara penularan dapat terjadi secara
langsung yaitu kontak langsung antara penderita dengan orang yang peka ataupun
secara tidak langsung, udara,makanan,tanah,pakaian,serangga, tangan dan
seterusnya.

Untuk kepentingan pemberantasan yang menggunakan strategi


menghilangkan cara transmisi penyakit,maka penyakit sering kali dikelompokan
atas dasar cara penyebarannya. Hal ini sangat penting untuk mencegah
menjalarnya penyakit dari satu daerah kedaerah lain.

Sasaran:

Seluruh lapisan masyarakat.

Tujuan:

1. Mencegah terjadinya penyakit.


2. Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal.

Pemberantasan penyakit menuar dan P2M dilaksanakan karena :

1. Masih tingginya angka penyakit menular yang dapat dicegah dengan


imunisasi,misalnya : penyakit campak, TB paru.
2. Masih tingginya penyakit menular yang berhubungan dengan hygine dan
sanitasi misalnya : diare,infeksi mata,infeksi telinga dan mastoid.
3. Masih tingginya angka penyakit penderita menular yang penularannya
melalui vektor, misalnya : demam berdarah.

Untuk mendukung itu semua dilakukan beberapa kegiatan seperti :


1. Mengadakan imunisasi BCG, DPT, Campak, DPT, TT.
2. Memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehtan kepada masyarakat
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Terjun Medan Marelan.
3. Mengindentifikasi kasus sedini mungkin dan kemudian dilakukan
perencanaan pengobatan.
4. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
5. Menyembuhkan penderita hingga benar-benar sehat.

Tabel 4.10
Data cakupan ISPA di Puskesmas Terjun Medan Marelan
bulan Januari - Juni Tahun 2017

TARGET TARGET
KEGIATAN SASARAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Total %
%

1631/Thn
Program P2 Ispa cakupan
100 BALITA 39 52 37 25 34 50 207 2,07
Balita yg bukan Preunorium
(135/Bln)

Sumber : SP2TP PuskesmasTerjun Medan

Analisa : Target Ispa = 135/ bln

Januari = 39/135 x 100 % = 28,80 %

Februari = 52/135 x 100% = 38,50 %

Maret = 37/135 x 100 % = 27,40 %

April = 25/135 x 100 % = 18,51 %

Mei = 34/135 x 100 % = 25,18 %

Juni = 50/135 x 100 % = 37,03%


TABEL 4.11

Data Cakupan Diare di Puskesmas Terjun Medan Marelan


Bulan Januari - Juni Tahun 2017

TARGET TARGET
SASARA Jan Feb Mar Apr Mei Jun Total %
KEGIATAN
N
%

3513/Thn
Program P2 Diare Cakupan
100 BALITA 12 12 8 15 14 10 71 0,71
Balita dengan Diare
(292/Bln)

Sumber : SP2TP Puskesmas Terjun Medan

Analisa : Target Diare Analisa : 292/ bln

Januari = 12/292 x 100 % = 4,10 %

Februari = 12/292 x 100% = 4,10 %

Maret = 8/292 x 100 % = 2,73 %

April = 15/292 x 100 % = 5,1 %

Mei = 14/292 x 100 % = 4,79 %

Juni = 10/292 x 100 % = 3,42 %

Program Imunisasi

Pengertian

Imunisasi adalah suatu tindakan memberikan kekebalan kepada tubuh terhadap


penyakit infeksi tertentu dengan memasukkan suatu zat ke dalam tubuh.
Sasaran

Bayi, balita, ibu hamil, anak sekolah dan pasangan usia subur.

Tujuan:

1. Tujuan Umum

Menurunkan angka kematian dan angka kecacatan bayi dan balita.

2. Tujuan Khusus

1. Tercapainya UCI (Universal Child Immunization).


2. Tercapainya imunisasi TT = 80%.
3. Tercapainya eradikasi polio = 90%.

Macam-macam Imunisasi :

1. BCG
Gunanya : Mencegah dan memberi kekebalan terhadap penyakit TBC.

Cara pemberian :

Diberikan satu kali waktu bayi lahir atau sedini mungkin dengan dosis
0.05cc secara intrakutan pada lengan kanan atas.

2. DPT
Gunanya : Mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.

Cara pemberian :

Diberikan 3 kali dengan interval 4 minggu pada bayi berusia 2-11 bulan
dengan dosis 0,5cc secara IM pada paha bagian luar.

3. Polio
Gunanya : Memberikan kekebalan secara aktif terhadap penyakit polio.

Cara pemberian :

Diberikan 4 kali usia 0-4 bulan dengan dosis 2 tetes secara oral.
4. Campak
Gunanya :Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
Cara pemberian :
Diberikan satu kali pada usia 9 bulan dengan dosis 0.5cc secara SC/IM
pada lengan kiri.

5. Hepatitis- B
Gunanya : Mencegah penyakit Hepatitis.

Cara pemberian :

Diberikan 3 kali dengan dosis 0.5 cc IM pada usia 0-11 bulan pada paha
sebelah kanan.

Tujuan dilaksanakan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular


oleh Puskesmas Terjun Medan Marelan :

1. Mencegah terjadinya penularan penyakit.


2. Mengurangi angka kesakitan.
3. Mengurangi angka kematian.

Hal ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada Masyarakat.


2. Melakukan pencegahan melalui pembasmian vektor.
3. Melakukan pengobatan.
4. Melaporkan data penyakit menular.
5. Pemberian imunisasi BCG, DPT, Polio, campak, Hepatitis-B dan TT.
6. Kunjungan kerumah penduduk guna menemukan kasus baru.
7. Penyemprotan nyamuk diwilayah kerja Puskesmas Terjun.
Pemberantasan Penyakit Menular

Pengertian:

Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari


orang atau hewan sakit dan reservoir ataupun benda-benda yang
mengandung bibit penyakit lainnya ke manusia sehat.

Sasaran:

Seluruh lapisan masyarakat

Tujuan:

8. Mencegah terjangkitnya penyakit.


9. Untuk meningkatan kesehatan yang optimal.
10. Menurunkan angka kematian dan kesakitan.
Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) dilaksanakan karena:

1. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang dapat dicegah


dengan imunisasi, misalnya: Penyakit difteri, tetanus, dll.
2. Masih tingginya penyakit menular yang berhubungan dengan hygiene dan
sanitasi, misalnya: cholera, diare, typhus, infeksi mata dan cacingan.
3. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang penularannya
melalui vektor, misalnya : Malaria, Filariasis, dan Demam Berdarah.
4. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang ditulari secara
langsung, misalnya: TBC, ISPA, Kusta, Campak, Polio, dan lain-lain.
Langkah – langkah pelaksanaan:

5. Mengumpulkan data dan menganalisa penyakit (surveylens).


6. Melaporkan penyakit menular.
7. Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi (PE).
8. Menyembuhkan penderita.
9. Memberikan kekebalan (imunisasi) melalui: Imuninsasi Dasar, TT WUS,
BIAS.
10. Penyuluhan penyakit menular.
11. Kegiatan dengan lintas sektoral seperti: PSN, Posko Gabungan saat KLB.
12. Pemantauan ke RS Rujukan penyakit menular dan berpotensi wabah yang
berada di wilayah kerja.

TABEL 4.12
DATA KUNJUNGAN PASIEN PUSKESMAS TERJUN
PERIODE JANUARI – JUNI 2017
No BULAN Kunjungan Gratis Askes/KIS/BPJS JUMLAH
1 Januari 2.620 572 3.192

2 Februari 2.563 455 3.018

3 Maret 2.809 462 3.271

4 April 2.731 536 3.267

5 Mei 2.734 512 3.246

6 Juni 2.542 515 3.057

JUMLAH 15.999 3.052 15.805

Sumber : SP2TP PuskesmasTerjun Medan

Keterangan Tabel 4.12 :

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa :


1. Jumlah Kunjungan terbanyak ada pada bulan Maret yakni sebanyak 3.271
Kunjungan.
2. Rata – rata jumlah kunjungan perbulannya adalah 2.634 kunjungan.

TABEL 4.13

JUMLAH RATA – RATA PENYAKIT TERBESAR DI PUSKESMAS


TERJUN
MEDAN MARELAN BULAN JANUARI - JUNI TAHUN 2017
No Nama Penayakit Januari Februari Maret April Mei Juni Total

1 ISPA 2.173
345 392 355 363 338 380

2 DM 144 95 110 127 100 52 628

3 DIARE 77 100 83 100 99 100 559

4 PENYAKIT GIGI DAN 104 119 93 53 75 53 497


RONGGA MULUT
5 HIPERTENSI 65 65 81 110 100 70 491

6 PENYAKIT KULIT 80 71 62 64 64 66 407


DAN OTOT
7 PENYAKIT JANTUNG 72 16 35 42 40 17 222

8 GANGGUAN MENTAL 39 34 35 36 34 30 178

9 PENYAKIT MATA 26 30 28 30 30 30 174

10 PENYAKIT TELINGA 75 11 8 7 8 9 118

Sumber : SP2TP PuskesmasTerjun Medan

Keterangan Tabel 4.13 :

Dari data diatas didapatkan bahwa :


Penyakit ISPA merupakan penyakit yang terbanyak pada bulan Januari - Juni
tahun 2017 di Puskesmas Terjun Medan Marelan.

1. Penyakit Telinga merupakan penyakit yang terendah pada bulan Januari -


Juni tahun 2017 di Puskesmas Terjun Medan Marelan.

4.2.7 Upaya Pencatatan dan Pelaporan


Tujuan:

1. Membuat perencanaan.
2. Membuat register (Rekam Medik) kegiatan dalam dan luar
gedung.
3. Pencatatan kegiatan tiap program dan kegiatan lain.
4. Pelaporan oleh masing – masing pemegang program.
5. Laporan dirangkum kedalam SP2TP.
6. Hasil laporan disampaikan ke DKK Medan dalam bentuk laporan
mingguan.
Pencatatan berupa : Kegiatan administrasi.

Pelaporan berupa :

1. Laporan kejadian luar biasa.


2. Laporan harian : mencatat dan melaporkan kegiatan Puskesmas dan
Posyandu.
3. Laporan triwulan : laporan terpadu untuk semua kegiatan dan rencana
kerja.
Pencatatan pelaporan yang dilakukan di puskesmas Tuntungan dilaksanakan
oleh beberapa sub-bagian di puskesmas belum lengkap dan belum teratur dan
laporan bulanan.

4.3 Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Terjun


4.3.1 Usaha Kesehatan Sekolah atau UKS
Pengertian :

Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) adalah wadah belajar untuk meningkatkan


kemampuan hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak
usia sekolah yang berada disekolah maupun perguruan agama.

Tujuan :

Menciptakan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal
dalam rangka pembentukkan manusia seutuhnya meliputi kegiatan :

1. Pelatihan dokter kecil dan remaja.


2. Penyuluhan bersama PromKes melalui kunjungan berkala.
3. Lomba sekolah sehat, cerdas cermat dokter kecil, lomba karya
tulis dokter remaja.
4. Pelatihan guru UKS.
5. Usaha kesehatan gigi anak sekolah (UKGS).
6. Membuat FOKKER (Forum Komunikasi Kesehatan Remaja).
4.3.2 Upaya Kesehatan Olahraga
Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan penerangan kepada
pengunjung agar menjaga kesehatan kebugaran tubuh dengan berolahraga. Di
Puskesmas Terjun Medan Marelan sampai saat ini belum berjalan dengan baik.

4.3.3 Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat


Tujuan perawatan kesehatan masyarakat (PKM) adalah:
1. Memberikan pelayan perawatan secara menyeluruh kepada pasien atau
keluarga di rumah pasien dengan mengikut sertakan masyarakat dan
kelompok masyarakat disekitarnya.
2. Membantu keluarga dan masyarakat mengenal kebutuhan kesehatannya
sendiri dan cara-cara penanggulangannya disesuaikan dengan batasan-
batasan kemampuan mereka.
3. Menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan penyakit,
peningkatan dan pemulihan kesehatan individu dan keluarganya.

4.3.4 Upaya Kesehatan Kerja


Pengertian

Kesehatan kerja adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan


dalam bidang kesehatan kerja masyarakat baik dalam waktu sakit maupun
sehat guna meningkatkan derajat kesehatan para pekerja dan keluarga.

Sasaran

Para pekerja dan keluarganya.

Tujuan

Meningkatkan derajat kesehatan tiap pekerja agar dapat menjalankan


fungsinya seoptimal mungkin di wilayah Puskesmas Terjun.Untuk itu
perlu diadakan pendataan dan penyuluhan bagi pekerja.

4.3.5 Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut


Upaya kesehatan gigi dan mulut (UKGM) adalah upaya pokok yang
menjadi beban puskesmas yang bertujuan untuk mencegah dampak
pengobatan serta dapat diartikan pula kesehatan gigi dasar paripurna yang
ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat berpenghasilan rendah
khususnya kelompok masyarakat awam.

Kegiatan-kegiatan upaya kesehatan gigi dan mulut yang dapat


dilaksanakan:

1. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi, penambalan dan pencabutan


gigi.
2. Membuat rencana kerja dan laporan kegiatan.

Kegiatan yang dilakukan meliputi:


1. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan gigi dan mulut serta rujukan
penyuluhan kebersihan gigi pada pasien yang berobat di puskesmas.
2. Usaha kesehatan gigi anak sekolah.
3. Usaha kesehatan gigi masyarakat desa (UKGMD).

TABEL 4.14
DATA KUNJUNGAN PASIEN GIGI PUSKESMAS TERJUN
PERIODE JANUARI – JUNI 2017
No BULAN Laki-laki Perempuan JUMLAH
1 Jan 87 142 229

2 Feb 65 119 184

3 Mart 66 142 208

4 Aprl 47 93 140

5 Mei 66 141 207

6 Juni 43 76 119

JUMLAH 374 713 1.087

Sumber : SP2TP PuskesmasTerjun Medan

Keterangan Tabel 4.14 :

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa :


1. Jumlah Kunjungan terbanyak ada pada bulan Januari yakni sebanyak 229
Kunjungan.
2. Rata – rata jumlah kunjungan perbulannya adalah 181 kunjungan.
.

4.3.6. Upaya Kesehatan Jiwa


Kegiatan yang dilakukan meliputi:

1. Pengenalan dini gangguan jiwa.


2. Memberikan pertolongan pertama pada penderita gangguan jiwa.
3. Melakukan rujukan kepada unit yang lebih mampu bila diperlukan.
1. Upaya Kesehatan Mata
Kegiatan yang dilakukan berintegrasi dengan kegiatan puskesmas
yang lain :

1. Penyuluhan tentang bahan makanan yang mengandung Vit. A.


2. Pencegahan dan pengobatan terhadap defisiensi Vit. A dan infeksi mata.
3. Melakukan rujukkan kebagian mata RSUD. Dr Pringadi dan RSUP. H.
Adam Malik Medan.
4.3.8 Upaya Kesehatan Lanjut Usia
Kegiatan-kegiatan lanjut usia adalah kesehatan golongan orang usia
berusia 68 tahun atau lebih secara jasmani,rohani, maupun sosial. Upaya
kesehatan di puskesmas adalah pelayanan kesehatan lanjut usia antara lain
adalah upaya promotif, berupa:

1. Kegiatan penyuluhan tentang:

1. Kesehatan dan pemeliharaan kesehatan diri.


2. Makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
2 . Pembinaan senam Lansia.

4.3.9 Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional


Kegiatan ini meliputi pendataan terhadap pengobatan tradisional di
Kecamatan Medan Marelan. Kegiatannya meliputi :

1. Pembinaaan kepada masyarakat pengobatan tradisional antara lain dukun


beranak,dukun patah,dukun pijit,tukang jamu dan lain-lain.
4.3.10 Laboratorium Sederhana
Kegiatan laboratorium di Puskesmas bertujuan mempermudah
mengadakan diagnose terhadap penyakit baik menular yang akut.Puskesmas
memiliki :

1. Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana, yaitu:


1. Laboratorium khusus :
1. Darah khusus : golongan darah, KGD.
2. Urinanalisa : protein, reduksi, bilirubin.
3. Plano test.
4. Sputum (BTA).
5. Membuat laporan hasil laboratorium.
BAB V

LAPORAN KEGIATAN KKS DI PUSKESMAS TERJUN

17 Juli 2017 - 11 Agustus 2017

1. 17 Juli 2017
1. Melapor dan menerima pengarahan di Dinas Kesehatan Kota Medan
2. 18 Juli 2017
1. Melapor dan perkenalan kepada dr. Tissa Rildayanti Hasibuan
2. Orientasi lingkungan puskesmas terjun
3. 19 Juli 2017
1. Melapor dan perkenalan dengan kepala puskesmas dr. Surya Syahputra
Pulungan dan staf Puskesmas Terjun
2. Mengenal data-data program pokok puskesmas dari pemegang program
3. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
4. Melakukan kegiatan pengobatan pada pasien TB paru
5. 20 Juli 2017
1. Mencari data-data program pokok puskesmas
2. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
3. 21 Juli 2017
4. Mencari data-data program pokok puskesmas
5. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
6. Menghadiri acara halal bihalal di Puskesmas terju lantai 2

7. 22 Juli 2017
1. Mencari data-data program pokok puskesmas
2. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
3. Melakukan senan sehat dan pengobatan gratis
4. Melakukan penyuluhan tentang TB paru
5. 24 Juli 2017
1. Mencari data-data program pokok puskesmas
2. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
3. 25 Juli 2017
1. Mencari data-data program pokok puskesmas
2. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
3. Melakukan kegiatan diluar gedung puskesmas yaitu penyuluhan di
posyandu tentang Hipertensi dan Diabetes Melitus
4. 26 Juli 2017
1. Mencari data-data program pokok puskesmas
2. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
3. Melakukan kegiatan pengobatan pada pasien TB paru
4. Melakukan penyuluhan di SMP Negeri 38 tentang Bahaya Merokok
5. Melakukan penyuluhan di SMP Negeri 38 tentang Bahaya Narkoba
6. Melakukan penyuluhan di SMP Negeri 38 tentang Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat
7. Melakukan penyuluhan di SMP Negeri 38 tentang HIV AIDS
8. Melakukan Survey kantin di SMP Negeri 38 tentang kualitas jajanan
makanan.
9. 27 Juli 2017
1. Mencari data-data program pokok puskesmas
2. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
3. Melakukan kegiatan penyuluhan tentang ISPA dan penimbangan bayi di
Pustu
4. 28 Juli 2017
1. Mencari data-data program pokok puskesmas
2. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
3. 29 Juli 2017
4. Mencari data-data program pokok puskesmas
5. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
6. Mengikuti senam sehat dan pengobatan gratis
7. 31 Juli 2017
1. Menyusun laporan kegiatan puskesmas
2. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
3. 01 Agustus 2017
4. Menyusun laporan kegiatan puskesmas
5. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
6. Mengikuti kegiatan didalam gedung lantai 2 yaitu pemeriksaan IVA dan
payudara
7. 02 Agustus 2017
8. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
9. Melakukan kegiatan pengobatan pada pasien TB paru
10. Melakukan kegiatan kunjungan kasih dengan penderita gizi buruk
11. 03 Agustus 2017
1. Menyusun laporan kegiatan puskesmas
2. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
3. 04 Agustus 2017
1. Melakukan kegiatan kunjungan kasih dengan penderita gizi buruk
2. Menyusun laporan kegiatan puskesmas
3. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
4. Melakukan penyuluhan di TPA Kota Medan tentang PHBS, diare dan
DBD
5. 05 Agustus 2017
6. Menyusun laporan kegiatan puskesmas
7. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
8. Mengikuti kegiatan senam sehat dan pengobatan gratis
9. 07 Agustus 2017
1. Menyusun laporan kegiatan puskesmas
2. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
3. 08 Agustus 2017
1. Menyusun laporan kegiatan puskesmas
2. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
3. 09 Agustus 2017
4. Menyusun laporan kegiatan puskesmas
5. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
6. Melakukan kegiatan pengobatan pada pasien TB paru
7. 10 Agustus 2017
1. Menyerahkan laporan dan poster kepada kepala puskesmas terjun.
2. Membantu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di
puskesmas
3. 11 Agustus 2017
1. Melapor ke dinas kesehatan dan menyerahkan laporan hasil kerja
dipuskesmas terjun.
Laporan Penyuluhan Kesehatan tentang TB Paru

Di Puskesmas Terjun
Sabtu , 22 Juli 2017

Topik : TB Paru

Tempat : Puskesmas Terjun

Sasaran : Lansia

Hari/Tanggal : 22 Juli 2017

Waktu : 09.00 WIB s/d selesai

I. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang TB Paru diharapkan


masyarakat dapat mengenal dan mengetahui tentang penyakit TB Paru.

II. Tujuan Khusus

Setelah masyarakat diberikan penyuluhan tentang TB Paru, maka


masyarakat diharapkan mampu :

- Memahami pengertian TB Paru

- Memahami gejala dan cara penularan TB Paru

- Memahami bagaimana pencegahan dan pengobatan TB Paru

III. Materi

- Definisi TB Paru

- Etiologi TB Paru

- Gejala klinis TB Paru

- Penanganan dan pencegahan TB Paru


IV. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode

1 Pembukaan 5 Menit 2. Mengucapkan salam Ceramah

3. Memperkenalkan
diri

4. Menjelaskan tujuan
umum dan khusus
2 Inti 15 menit 1. Definisi Tb Paru

2.1 Ceramah 1. Etiologi TB Paru Ceramah

2. Gejala klinis TB
Paru

3. Penanganan dan
pencegahan TB Paru

Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya
2.2 Tanya Jawab 5 menit Tanya jawab
Menyimpulkan bahan
penyuluhan yang telah
diberikan

2.3 Kesimpulan 5 menit Ceramah

3 Penutup 5 menit Salam penutup Ceramah

V. Metode

- Ceramah

- Tanya Jawab

VI. Media: Kertas Karton

TB Paru
DEFINISI
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium
tuberculosis complex
CARA PENULARAN
1. Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.
2. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan
sekitar 3000 percikan dahak.
3. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada
dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan,
sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan
dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan
lembab.
4. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil
pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut.
5. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh
konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
PATOGENESIS TUBERKULOSIS
Paru merupakan port d’entrée lebih dari 98% kasus infeksi TB. Karena
ukurannya yang sangat kecil, kuman TB dalam percik renik (droplet nuclei) yang
terhirup, dapat mencapai alveolus. Masuknya kuman TB ini akan segera diatasi
oleh mekanisme imunologis non spesifik. Makrofag alveolus akan menfagosit
kuman TB dan biasanyasanggup menghancurkan sebagian besar kuman TB. Akan
tetapi, pada sebagian kecil kasus, makrofag tidak mampu menghancurkan kuman
TB dan kuman akan bereplikasi dalam makrofag. Kuman TB dalam makrofag
yang terus berkembang biak, akhirnya akan membentuk koloni di tempat tersebut.
Lokasi pertama koloni kuman TB di jaringan paru disebut Fokus Primer GOHN.
Dari focus primer, kuman TB menyebar melalui saluran limfe menuju
kelenjar limfe regional, yaitu kelenjar limfe yang mempunyai saluran limfe ke
lokasi focus primer. Penyebaran ini menyebabkan terjadinya inflamasi di saluran
limfe (limfangitis) dan di kelenjar limfe (limfadenitis) yang terkena. Jika focus
primer terletak di lobus paru bawah atau tengah, kelenjar limfe yang akan terlibat
adalah kelenjar limfe parahilus, sedangkan jika focus primer terletak di apeks
paru, yang akan terlibat adalah kelenjar paratrakeal. Kompleks primer merupakan
gabungan antara focus primer, kelenjar limfe regional yang membesar
(limfadenitis) dan saluran limfe yang meradang (limfangitis).
Waktu yang diperlukan sejak masuknya kuman TB hingga terbentuknya
kompleks primer secara lengkap disebut sebagai masa inkubasi TB. Hal ini
berbeda dengan pengertian masa inkubasi pada proses infeksi lain, yaitu waktu
yang diperlukan sejak masuknya kuman hingga timbulnya gejala penyakit. Masa
inkubasi TB biasanya berlangsung dalam waktu 4-8 minggu dengan rentang
waktu antara 2-12 minggu. Dalam masa inkubasi tersebut, kuman tumbuh hingga
mencapai jumlah 103-104, yaitu jumlah yang cukup untuk merangsang respons
imunitas seluler.
Selama berminggu-minggu awal proses infeksi, terjadi pertumbuhan
logaritmik
kuman TB sehingga jaringan tubuh yang awalnya belum tersensitisasi terhadap
tuberculin, mengalami perkembangan sensitivitas. Pada saat terbentuknya
kompleks primer inilah, infeksi TB primer dinyatakan telah terjadi. Hal tersebut
ditandai oleh terbentuknya hipersensitivitas terhadap tuberkuloprotein, yaitu
timbulnya respons positif terhadap uji tuberculin. Selama masa inkubasi, uji
tuberculin masih negatif. Setelah kompleks primer terbentuk, imunitas seluluer
tubuh terhadap TB telah terbentuk. Pada sebagian besar individu dengan system
imun yang berfungsi baik, begitu system imun seluler berkembang, proliferasi
kuman TB terhenti. Namun, sejumlah kecil kuman TB dapat tetap hidup dalam
granuloma. Bila imunitas seluler telah terbentuk, kuman TB baru yang masuk ke
dalam alveoli akan segera dimusnahkan. Setelah imunitas seluler terbentuk, focus
primer di jaringan paru biasanya mengalami resolusi secara sempurna membentuk
fibrosis atau kalsifikasi setelah mengalami nekrosis perkijuan dan enkapsulasi.
Kelenjar limfe regional juga akan mengalami fibrosis dan enkapsulasi, tetapi
penyembuhannya biasanya tidak sesempurna focus primer di jaringan paru.
Kuman TB dapat tetap hidup dan menetap selama bertahun-tahun dalam kelenjar
ini.
GEJALA PENYAKIT TBC
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang
timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu
khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa
secara klinik.
Gejala sistemik/umum:
1. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah)
2. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya
dirasakanmalam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan
demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul
3. Penurunan nafsu makan dan berat badan
4. Perasaan tidak enak (malaise), lemah
Gejala khusus:
1. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”,
suara nafas melemah yang disertai sesak.
2. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.
3. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di
atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
4. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan
disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya

Diagnosis TB Paru
5. Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu
atau lebih.
6. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan
menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik,demam
meriang lebih dari satu bulan. Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai
pula pada penyakit paru selain
7. TB, seperti bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-
lain.
8. Mengingat prevalensi TB paru di Indonesia saat ini masih tinggi, maka
setiap orang yang datang ke UPK dengan gejala tersebut diatas, dianggap
sebagai seorang tersangka (suspek) pasien TB, dan perlu dilakukan
pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung pada pasien remaja dan
dewasa, serta skoring pada pasien anak.

Pemeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai keberhasilan


pengobatan dan menentukan potensi penularan. Pemeriksaan dahak untuk
penegakan diagnosis pada semua suspek TB dilakukan dengan mengumpulkan 3
spesimen dahak yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan
berupa dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS):
• S(sewaktu):
9. Dahak dikumpulkan pada saat suspek TB datang berkunjung pertama kali.
Pada saat pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk
mengumpulkan dahak pagi pada hari kedua.
• P(Pagi):
10. Dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah bangun
tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas di UPK.
• S(sewaktu):
11. Dahak dikumpulkan di UPK pada hari kedua, saat menyerahkan dahak
pagi.
Laporan Penyuluhan Kesehatan tentang Diebetes Melitus

di Posyandu Lingkungan Payah Pasir


Selasa , 25 Juli 2017

Topik : DIABETES MELLITUS


Sasaran : kelompok lansia di lingkungan Payah Pasir
Hari/ tgl : Selasa, 25 Juli 2017
Waktu : 30 menit
Tempat : Pustu Payah Pasir
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta mampu memahami tentang diabetes
mellitus
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan peserta mampu:
1. Menjelaskan tentang pengertian diabetes mellitus
2. Menjelaskan tentang penyebab terjadinya Diabetes mellitus
3. Menjelaskan Klasifikasi Diabetes mellitus
4. Menjelaskan tanda dan gejala diabetes mellitus
5. Menjelaskan tentang Komplikasi Diabetes mellitus
6. Menjelaskan tentang cara pengelolaan Diabetes mellitus
C. MATERI
Materi terlampir
D. METODE
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah:
- Ceramah
- Tanya jawab
E. MEDIA
Adapun media yang digunakan adalah
- Leaflet
- Flip chart
F. SASARAN
Semua kelompok lansia lingkungan Payah Pasir
G. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai media untuk periintraksi keluarga penderita diabetes mellitus
2. Bagi kelompok lansia
Menambah wawasan kelompok lansia khususnya kelompok lansia penderita
penyakit diabetes mellitus dan cara penglolaan diabetes mellitus.
H. MATERI
1. Pengertian Diabetes mellitus
2. Penyebab Diabetes Mellitus
3. Klasifikasi Diabetes Mellitus
4. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus
5. Komplikasi Diabetes Mellitus
6. Pengelolaan Diabetes mellitus
I. EVALUASI
Tanya jawab langsung saat proses dan setelah proses penyuluhan selesai

J. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap/waktu kegiatan Pengajar Peserta

Pembukaan - Mengucapkan salam - Menjawab salam

5 menit - Memperkenalkan diri - Memperhatikan

- Menjelaskan judul materi dan tujuan yang - Memperhatikan


ingin dicapai oleh peserta.

Isi (Penyampaian materi) 1. Menjelaskan tentang pengertian Mendengarkan dan


Diabetes Mellitus memperhatikan
10 menit
2. Menjelaskan penyebab penyakit
Diabetes Mellitus

3. Menjelaskan klasifikasi Diabetes


Mellitus

4. Menjelaskan tanda dan gejala


Diabetes mellitus

5. Menjelaskan komplikasi diabetes


Mellitus

6. Cara pengelolaan Diabetes Mellitus

Penutup 5 menit - Memberikan kesempatan peserta untuk


bertanya.

- Memberikan kesimpulan materi yang


sudah diberikan

- Evaluasi
Penutup dengan mengucapkan - Bertanya - Mendengarkan
salam
Menjawab pertanyaan
yang diberikan

- Menjawab salam.

EVALUASI
Ø Evaluasi Struktur
- Semua keluarga pasien hadir atau ikut serta dalam kegiatan penyuluhan
- Penyelenggaraan pnyuluhan dilakukan
- Pengorganisasian dilakukan di ruang
Ø Evaluasi Proses
- Keluarga pasien antusias terhadap materi penyuluhan
- Keluarga pasien tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
- Keluarga pasien terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
Ø Evaluasi Hasil
o Menjelaskan pengertian Diabetes mellitus
o Menjelaskan tentang pnyebab Diabetes mellitus
o Menjelaskan Klasifikasi Diabetes Mellitus
o Menjelaskan tanda dan gejala Diabetes Mellitus
o Menjelaskan tentang Komlikasi Diabetes Mellitus
o Menjelaskan tentang cara pengelolaan Diabetes Mellitus
DIABETES MELLITUS (DM)
A. Definisi
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit kronik metabolik yang komplek
melibatkan gangguan metabolik karbohidrat, protein dan lemak dan
perkembangan komplikasi secara microvaskuler, macrovaskuler serta neuropati .
Diabetes Melitus merupakan kelainan heterogen , ditandai dengan sirkulasi
glukosa , lipid dan asam amino berkadar tinggi, karena tidak memadainya insulin
dalam memenuhi tuntutan metabolisme tubuh
B. Penyebab
1. Tidak diketahui
2. Pada IDDM biasa karena tidak adekuat produksi insulin oleh pankreas.
3. Pada NIDDM karena terjadi peningkatan kebutuhan insulin
4. Etiologi lain : panktreatitis, tumor pankreas, obesitas, hiperthiroid,
akromegali, kehamilan, infeksi.
5. Gangguan sistem imun. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas yang
disertai pembentukan sel-sel antibodi antipankreatik dan mengakibatkan
kerusakan sel-sel pnyekresi insulin, kemudian pningkatan kepekaan sel beta olh
virus.
C. Klasifikasi
Klasifikasi yang dianjurkan oleh PERKENI adalah yang sesuai dengan anjuran
lklasifikasi DM American Diabetes Association .
Klasifikasi Etiologi Diabetes Melitus :
1. Diabetes Tipe 1 ( destruksi sel beta , umumnya menjurus ke defisiensi
insulin absolut)
2. Diabetes Tipe 2 ( berpariasi mulai yang terutama dominant resistensi insulin
disertai defisiensi insulin relatif sampai yang terutama defek sekresi insulin
disertai resistensi insulin).
3. Diabets Tipe Lain
a. Karena obat dan zat kimia
b. Infeksi
c. Sebab imunologi yang jarang
d. Sindrom Generik lain yang berkaitan dengan DM
e. Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) yaitu penyakit diabetes yang dialami
saat hamil
D. Tanda dan gejala Diabetes mellitus
Adapun tanda dan gejala dari diabetes mellitus itu sendiri adalah :
1. Poliuri (Banyak buang air besar)
2. Polipagia ( banyak makan)
3. polidipsi (banyak minum)
4. Berat badan menurun, dan nafsu makan meningkat
5. mudah timbul abses yang sembuhnya lama
6. kesemutan
7. penglihatan kabur
8. lemas
9. impotensi pada pria
10. pruritus vulva pada wanita
11. gairah seks menurun
E. Komplikasi Diabetes mellitus
Adapun komplikasi pada diabetes mellitus sebagai berikut :
1. Akut
· Hiperglikmia ( kadar gula darah yang mningkat )
· Penurunan kesadaran
2. Kronis
· Kerusakan pembuluh darah kecil, contoh kerusakan pembuluh darah pada
mata, jantung dll.
· Rentan infeksi TBC
· Kebutaan
F. Pengelolaan Diabetes mellitus
1. Penyuluhan ( edukasi DM)
2. Perencanaan makan
3. Latihan Jasmani
4. Obat berhasiat Hipoglikemi
DM tanpa dekompensasi metabolik dimulai dengan pengaturan makan disertai
dengan kegiatan jasmani yang cukup selama beberapa waktu ( 4-8 minggu ). Bila
kadar glukosa darah masih belum memenuhi kadar sasaran metabolik yang
diinginkan baru diberikan obat hipoglikemi oral ( OHO ) atau suntikan insulin
sesuai dengan indikasi. Dalam keadaan dekompensasi metabolik, misalnya
Ketoacidosis, DM dengan stress berat. Berat badan yang menurun dengan cepat,
insulin atau obat berhasiat hipoglikemi dapat segera diberikan.
1. Penyuluhan ( Edukasi Diabetes )
Edukasi Diabetes merupakan suatu proses pendidikan dan pelatihan tentang
pengetahuan Diabetes dan ketrampilan yang dapat menunjang perubahan perilaku
yang diperlukan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal, penyesuaian
psikologis dan kualitas hidup yang lebih baik secara berkelanjutan. Dalam
pelaksanaannya perlu dilakukakan beberapa kali pertemuan untuk menyegarkan,
mengingatkan kembali prinsip penatalaksanaaan Diabetes sehingga dapat merawat
dirinya secara mandiri. Hidup sehat dengan diabetes memerlukan adaptasi
Psikososial yang positif, dan penatalaksanaan mandiri yang afektif terhadap
penyakit ini. Untuk mencapai penatalaksanaan mandiri yang efektif penderita
dengan diabetes harus mengetahui, memepunyai sikap, dan terampil melakukan
perawatan mandiri yang berhubungan dengan pengendalian penyakit kronis ini.
Pengalamam mengatakan bahawa edukasi terncana seperti akan lebih efektif bila
diberikan oleh edukator diabetes yang berkualitas . Edukasi diabetes dianggap
sebagai salah satu cara terapi dan merupakan bagian integral keperawatan orang
dengan diabetes.
Beberapa prinsip[ yang perlu diperhatikan pada proses edukasi diabetes :
1. Berikan dukungan dan nasehat yang positif dan hindari terjadinya
kecemasan.
2. Sampaikan informasi secara bertahap jangan berikan beberapa hal sekaligus.
3. Mulailah dengan hal yang sederhan baru kemudian dengan hal yang lebih
komplek.
4. Gunakan alat bantu dengan dengar-pandang ( Audio-visual AID).
5. Utamakanlah pendekatan dengan mengatasi masalah dan lakukan simulasi.
6. Berikan pengobatan yang sederhana agar kepatuhan mudah dicapai.
7. Usahakanlah kompromi dan negosiasi, jangan paksakan tujuan
8. Berikanlah motivasi dan penghargaan dan diskusikanlah hasil laboratorium.
Edukator diabetes didefinisikan sebagai tenaga kesehatan profesional yang
menguasai inti pengetahuan dan mempunyai pengetahuan dalam ilmu biologi,
sosial,komunikasi, konseling, dan telah berpengalaman dalam merawat orang
dengan diabetes.
Tanggung jawab utama edukator diabetes adalah pendidkan orang dengan DM ,
keluarganya dan sistem pendukungnya yang menyangkut penatalaksanaan
mandirri dan masal;ah-masalah yang berhubungan dengan DM. Proses edukasi ini
sebaiknya terdiri dari topik – topik berikut ini .
1. Patofisiologi DM
2. Pengelolaan Nutrisi dan diet.
3. Intervensi Farmakologik
4. Aktifitas dan olah raga
5. Pemantauan mandiri kadar glukosa darah
6. Pencegahan dan pengelolaan komplikasi akut dan kronik.
7. Penyesuaian Psikososial
8. Ketrampilan mengatasi masalah
9. Pengelolaan stress
10. Penggunaan sistem pelayanan kesehatan.
Masing-masing profesi kesehatan melaksanakan pendidikan diabetes
menurut bidang profesinya sendiri sehingga mempunyai pusat perhatian yang
mungkin berbeda dan dapat berpengaruh pada proses pendidikan.
Edukasi diabetes berlangsung dalam berbagai keadaan tergantung pada kebutuhan
pasien,lingkungan kerja edukator dan lingkungan. Edukasi diabetes sebaiknya
merupakan suatu kegiatan yang direncanakan, disesuaikan keadaan individu dan
dievaluasi dimanapun diadakan.
2. Perencanaan Makan
Standar yang digunakan adalah makanan dengan komposisi seimbang :
a. Karbohidrat 60 %
b. Protein 10 – 15 %
c. Lemak 20 – 25 %
Jumlah kalori disesuaikan dengan :
1. Petumbuhan
2. Status gizi
3. Umur
4. Stress akut
5. Kegiatan jasmani untuk mencapai dan mempertahankan berat badab
idaman.
Untuk kepentingan klinik praktis dan menghitung jumlah kalori . Penentuan
status gizi memanfaatkan Rumus Broca, yaitu BB idaman = ( TB – 100 ) – 10 %
Status gizi :
- Berat badan kurang < 90 % BB idaman
- Berat badan normal = 90 – 110 % BB idaman
- Berat badan lebih = 110 –120 %BB idaman
- Gemuk >120 BB idaman.
Jumlah kalori yang dibutuhkan berat badan idaman, dikalikan
kebutuhan kalori basal ( 30 Kkal/kg BB untuk laki-laki dan 25 Kkal/kg BB untuk
wanita). Ditambah dengan kebutuhan kalori untuk aktivitas (10 – 30 %).
Makanan dibagi dalam 3 porsi besar untuk pagi ( 20 % ), siang ( 30 % ), dan sore
( 25 % ) serta 2-3 porsi ( makanan ringan, 10 –15 % ).
Untuk kelompok ekonomi rendah , makanan dengan komposisi karbihidrat sampai
70 – 75 % juga memberi hasil yang baik.
Jumlah kandungan kolesterol , diusahakan lemak dari sumber lemak tidak jenuh
dan menghindari asam lemak jenuh.
Jumlah kandungan serat kurang lebih 25 g/hari, diutamakan serat laut.
Untuk mendapatkan kepatuhan terhadap pengaturan makan yang baik , adanya
pengetahuan mengenai bahan penukar akan sangat membantu pasien.
Pada saat ini ada 11 ( sebelas ) macam diet diabetes di Surabaya ialah : Diet – B,
Diet –B1, Diet – B puasa dan B1 Puasa, B2,B3,Be,, Diet-M,Diet-M Puasa, Diet-G
dan Diet KV .
3. latihan jasmani
Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu ) selama kurang
lebih 30 menit, yang sifatnya sesuai CRIPE ( continous, rhythmical, interval,
progressive, ndurance)
Adapun manfaat dari latihan jasmani (olahraga) adalah :
· Menurunkan kosentrasi gula darah, selama dan sesudah latihan
· Menurunkan kosentrasi indulin basal dan post prandial
· Memperbaiki sensitifitas insulin
· Menurunkan HtA1c
· Memperbaiki hiprtensi ringan sampai sedang
· Memperbaiki pengeluaran tenaga
· Memelihara kardiovaskular
· Mningkatkan kekuatan fleksibelitas otot
· Meningkatkan sense of well-being dan kwalitas hidup
4. Obat berhasiat hipoglikemia
Jika pasien lebih menerapkan pngaturan makan dan kegiatan jasmani yang teratur
namun pngendalian kadar glukosa darahnya blum tercapai, dipertimbangkan
pemakaian obat-obatan berkhasiat hipoglikemik (oral –insulin)
a. Obat hipoglikmia oral (OHO)
· Sulfoniurea
Golongan obat ini mempunyai efek utama :
1. mengurangi produksi glukosa hati
2. memperbaiki ambilan glukosa perifer
b. Insulin
Indikasi penggunaan pada DM tip 2
c. Koma hiperosomolar
d. Asidosis laktat
1. ketoasidosis
2. stress berat (infeksi sistemik, operasi berat)
3. Kehamilan/DM gestasional yang tidak terkndali dengan prncanaan
4. tidak berhasil dikelola dngan dosis maksimal atau ada kontraindikasi OHO.
Laporan Penyuluhan Kesehatan tentang “ Hipertensi ”
di Posyandu Lingkungan 9 Medan Marelan
Selasa, 25 Juli 2017

Topik : Hipertensi
Tempat : Posyandu Lingkungan 9 Medan Marelan
Sasaran : Lansia di lingkungan 9 Medan Marelan
Hari/Tanggal : Selasa/ 25 Juli 2017
Waktu : 09.00 WIB s/d selesai

I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang Hipertensi, maka diharapkan
para lansia dapat mengenal dan mengetahui tentang Hipertensi.
II. Tujuan Khusus
Setelah para lansia diberikan penyuluhan tentang Hipertensi, maka para lansia
diharapkan mampu :
- Memahami tanda dan gejala hipertensi
- Penyebab hipertensi
- Memahami dampak hipertensi bagi organ lainnya
- Memahami cara pencegahan dan pengobatan hipertensi
III. Materi
- Tanda dan gejala hipertensi
- Penyebab hipertensi
- faktor resiko hipertensi
- Pencengahan hipertensi dan pengobatan hipertensi
IV. Kegiatan Penyuluhan

No. Jenis Kegiatan Waktu Materi

1. Pembukaan 1 menit Perkenalan

2. Proses 10 menit Penyampaian materi Hipertensi

3. Evaluasi 5 menit Tanya jawab

4. Penutup 1 menit Kesimpulan, Penutup

V. Metode
- Ceramah
- Tanya Jawab
VI. Media
- Leafleat

HIPERTENSI

Penyakit tekanan darah tinggi menempati rangking pertama sebagai


penyebab stroke dan serangan jantung, serta merupakan faktor utama dalam gagal
jantung kongestif. Tekanan darah tinggi tidak diragukan lagi adalah salah satu
penyakit yang paling umum dan paling berbahaya dalam kehidupan modern.
Sekitar 20 % dari semua orang dewasa menderita tekanan darah tinggi dan
menurut statistik angka ini terus meningkat. Sekitar 40 % dari semua kematian di
bawah usia 64 tahun adalah akibat tekanan darah tinggi hipertensi dan sekitar 40
% lainnya dari semua orang yang pensuin dini adalah akibat penyakit-penyakit
kardiovaskular, dimana tekanan darah tinggi hipertensi sering menjadi
penyebabnya.
Pengertian

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis di mana


tekanan darah pada dinding arteri (pembuluh darah bersih) meningkat. Kondisi ini
dikenal sebagai “pembunuh diam-diam” karena jarang memiliki gejala yang jelas.
Satu-satunya cara mengetahui apakah Anda memiliki hipertensi adalah dengan
mengukur tekanan darah.

Jika Anda belum memeriksa dan tidak tahu tekanan darah Anda, mintalah
kepada dokter untuk memeriksanya. Semua orang dewasa sebaiknya memeriksa
tekanan darah mereka setidaknya setiap lima tahun sekali.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa


penderita hipertensi yang berusia di atas 18 tahun mencapai 25,8 persen dari
jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Dari angka tersebut, penderita hipretensi
perempuan lebih banyak 6 persen dibanding laki-laki. Sedangkan yang
terdiagnosis oleh tenaga kesehatan hanya mencapai sekitar 9,4 persen. Ini artinya
masih banyak penderita hipertensi yang tidak terjangkau dan terdiagnosa oleh
tenaga kesehatan dan tidak menjalani pengobatan sesuai anjuran tenaga kesehatan.
Hal tersebut menyebabkan hipertensi sebagai salah satu penyebab kematian
tertinggi di Indonesia.

Gejala

Banyak orang mengidap hipertensi tanpa menyadarinya, karena penyakit


ini cenderung tidak memiliki gejala yang signifikan. Orang dewasa harus
memeriksakan tekanan darah setidaknya sekali dalam lima tahun. Namun bagi
mereka yang memiliki risiko hipertensi yang tinggi, disarankan untuk menjalani
pengukuran tekanan darah tiap tahun.

Periksakan diri ke dokter secepatnya jika Anda mengalami gejala-gejala


tersebut. Hipertensi yang tidak segera diatasi bisa mengarah kepada penyakit
serius, seperti stroke dan penyakit jantung.
Faktor Resiko

Penyebab hipertensi belum bisa dipastikan pada lebih dari 90 persen


kasus. Seiring bertambahnya usia, kemungkinan Anda untuk menderita hipertensi
juga akan meningkat. Berikut ini adalah faktor-faktor pemicu yang diduga dapat
memengaruhi peningkatan risiko hipertensi.

1. Berusia di atas 65 tahun.

2. Mengonsumsi banyak garam.

3. Kelebihan berat badan.

4. Memiliki keluarga dengan hipertensi.

5. Kurang makan buah dan sayuran.

6. Jarang berolahraga.

7. Minum terlalu banyak kopi (atau minuman lain yang mengandung kafein).

8. Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras.

Pengobatan dan Pencegahan

Pengobatan hipertensi meliputi beberapa langkah yang terdiri dari :

Langkah Pertama : pemberian obat pilihan pertama yang digunakan dalam


pengobatan hipertensi ini adalah menggunakan diuretika, beta blocker, Ca
antagonis, ACE inhibitor.

Langkah Kedua : Alternatif yang bisa diberikan dalam langkah ini yaitu dengan
dosis obat pertama dinaikan, diganti jenis lain dari obat pilihan pertama dan yang
selanjutnya ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa obat diuretika , beta
blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator.

Langkah Ketiga : Alternatif yang bisa ditempuh yaitu dengan obat ke-2 diganti
dan ditambah obat ke-3 jenis lain.
Langkah Keempat : Alternatif pemberian obatnya ditambah obat ke-3 dan ke-4,
mengevaluasi kembali dan konsultasi, follow up yang bertujuan untuk
mempertahankan therapi.

Selanjutnya dalam rangka mempertahankan terapi jangka panjang dari pengobatan


hipertensi itu sendiri memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara
pasien dan petugas kesehatan ( dokter, perawat ) dengan cara pemberian
pendidikan kesehatan.

Karena kesembuhan penyakit hipertensi memerlukan kerjasama dari


pasien dalam hal rutin meminum obat dan tahu mengenai cara dan dosis
pemberian obat hipertensi itu sendiri. Maka peran perawat dalam hal ini juga
penting dalam menjalin interaksi dengan pasien melalui pendidikan kesehatan.

Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan


petugas kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Setiap kali pasien kontrol, pasien diberitahu hasil pengukuran tekanan


darahnya.

2. Diskusikan dengan pasien bahwa penyakit hipertensi tidak dapat sembuh,


namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan
mortilitas.

3. Pasien tidak boleh menghentikan obat tanpa di diskusikan lebih dahulu


dengan petugas kesehatan.

4. Bicarakan dengan pasien tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan


darahnya.

5. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x


sehari atau 2 x sehari tanpa merubah dosis dan aturan pakainya.

6. Untuk pasien yang kurang patuh dalam menjalani therapi, usahakan


kunjungan dan kontrolnya lebih sering.

7. Mengikutsertakan keluarga pasien dalam hal menjalani proses terapi ini.


8. Pada pasien tertentu mungkin akan lebih menguntungkan bila pasien atau
keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah. Tentunya harus
memiliki alat ukur sendiri dan cara mengukurnya. Sekarang ini alat digital
pengukur tekanan darah banyak ditemukan dan dijumpai di apotik atau
pun toko alat-alat kesehatan.

Pencegahan hipertensi dapat meliputi :

1. Penerapan pola hidup sehat seperti konsumsi makanan bernutrisi, olahraga


teratur, tidak merokok, dan menghindari minuman keras bisa mencegah
hipertensi. Beberapa contoh penerapan yang bisa dilakukan meliputi:

2. Makanan. Konsumsilah makanan yang rendah lemak dan kaya serat,


seperti roti dari biji-bijian utuh, beras merah, serta buah dan sayuran.
Kurangi konsumsi garam dalam makanan Anda, setidaknya tidak lebih
dari 6 gram garam per hari (sekitar satu sendok teh).

3. Berat Badan. Meski hanya beberapa kilo, menurunkan berat badan akan
membuat perbedaan besar pada tekanan darah dan kesehatan secara
keseluruhan.

4. Olahraga. Untuk menurunkan tekanan darah dan menjaga jantung serta


pembuluh darah dalam kondisi baik, olahraga dan rutin beraktivitas perlu
dilakukan. Bagi orang dewasa, beraktivitas dengan intensitas menengah (
bersepeda atau jalan cepat) setidaknya harus dilakukan selama 2 hingga 3
jam setiap minggu.

5. Terapi relaksasi, seperti yoga atau meditasi. Terapi-terapi tersebut dapat


membantu Anda untuk mengendalikan stres.

6. Minuman keras. Batas konsumsi minuman keras yang dianjurkan dalam


sehari adalah 2 hingga 2,5 kaleng bir berkadar alkohol 4,7persen untuk
pria. Dan maksimal 2 kaleng bir berkadar alkohol 4,7 persen untuk wanita.
Risiko hipertensi akan meningkat jika Anda mengonsumsi minuman keras
terlalu sering dan berlebihan.
7. Merokok. Rokok tidak menyebabkan hipertensi secara langsung, tapi akan
mempertinggi risiko serangan jantung dan stroke karena dapat memicu
penyempitan arteri. Kombinasi merokok dan hipertensi akan
meningkatkan risiko penyakit jantung atau paru-paru secara drastis.

8. Kafein. Kurangi konsumsi minuman yang mengandung banyak kafein


seperti kopi, teh, cola serta minuman berenergi. Meminum lebih dari
empat cangkir kopi sehari bisa meningkatkan risiko hipertensi.
Laporan Penyuluhan Kesehatan tentang Bahaya Narkoba
di SMP Negeri 38
Rabu, 26 Juli 2017

Topik : Bahaya Narkoba


Tempat : SMP Negeri 38
Sasaran : Siswa Siswi SMP Negeri 20
Hari/Tanggal : Rabu, 26 Juli 2017
Waktu : 09.00 WIB s/d selesai

I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang Bahaya Narkoba, maka
diharapkan siswa siswi dapat mengenal dan mengetahui tentang Bahaya
Narkoba.
II. Tujuan Khusus
Setelah masyarakat diberikan penyuluhan tentang Bahaya Narkoba,
maka siswa siswi diharapkan mampu :
- Memahami definisi narkoba
- Memahami jenis-jenis narkoba
- Memahami penyebab penyalahgunaan narkoba
- Memahami strategi penanganan narkoba
III. Materi
- Definisi narkoba
- Jenis-jenis narkoba
- Penyebab penyalahgunaan narkoba
- Strategi penanganan narkoba
IV. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode
1 Pembukaan 5 Menit 9. Mengucapkan Ceramah
salam
10. Memperkenalkan
diri
11. Menjelaskan
tujuan umum dan
khusus
2 Inti
2.1 Ceramah 15 menit 1. Definisi narkoba Ceramah
2. Jenis-jenis
narkoba
3. Penyebab
penyalahgunaan
narkoba
4. Strategi
penanganan
2.2 Tanya Jawab 5 menit narkoba Tanya jawab

Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk
2.3 Kesimpulan 5 menit bertanya Ceramah

Menyimpulkan bahan
penyuluhan yang telah
diberikan
3 Penutup 5 menit Salam penutup Ceramah
V. Metode
- Ceramah
- Tanya Jawab
VI. Media : Lefleat, proyektor, video, laptop

BAHAYA NARKOBA

DEFINISI
Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti
perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia
baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain
sebagainya.
Penyalahgunaan narkoba adalah suatu pemakaian non medical atau ilegal
barang haram yang dinamakan narkotik dan obat-obatan adiktif yang dapat
merusak kesehatan dan kehidupan produktif manusia pemakainya.Berbagai jenis
narkoba yang mungkin disalahgunakan adalah tembakau, alkohol, obat-obat
terlarang dan zat yang dapat memberikan keracunan, misalnya yang diisap dari
asapnya. Penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan ketergantungan zat
narkoba, jika dihentikan maka si pemakai akan sakaw. Penyalahgunaan atau
kebergantungan narkoba perlu melakukan berbagai pendekatan.Terutama bidang
psikiatri, psikologi, dan konseling. Jika terjadi kebergantungan narkoba maka
bidang yang paling bertanggung jawab adalah psikiatri, karena akan terjadi
gangguan mental dan perilaku yang disebabkan zat narkoba mengganggu sinyal
penghantar syaraf yang disebut system neurotransmitter didalam susunan syaraf
sentral (otak). Gangguan neurotransmitter ini akan mengganggu :
1. Fungsi kogitif (daya pikir dan memori),
2. Fungsi afektif (perasaan dan mood),
3. Psikomotorik (perilaku gerak),
4. Komplikasi medik terhadap fisik seperti kelainan paru-paru, lever,
jantung, ginjal, pancreas dan gangguan fisik lainnya.
Selain mengganggu jiwa, zat narkoba juga merusak organ fisik seperti
lever, otak, paru, janin, pankreas, pencernaan, otot, endokrin dan libido.Zat
tersebut juga mengganggu nutrisi, metabolisme tubuh, dan menimbulkan inveksi
virus. Jika putus dari narkoba si pemakai akan mengalami sakaw. Pada peristiwa
ini timbul gejala seperti air mata berlebihan (lakrimasi), cairan hidung berlebihan
(rhinorea), puril mata melebar, keringat berlebihan, mual, muntah, diare, bulu
kuduk beriri, menguap, tekanan darah naik, jantung berdebar, insomnia, agresif.

JENIS-JENIS/GOLONGAN NARKOBA
Narkoba dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:
1. Narkotika – untuk menurunkan kesadaran atau rasa.
2. Psikotropika – mempengaruhi psikis dan pengaruh selektif susunan syaraf
pusat otak
3. Obat atau zat berbahaya

Dari segi efek dan dampak yang ditlinbulkan pada para pemakai narkoba dapat
dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan /jenis:
1. Upper. Upper adalah jenis narkoba yang membuat si pemakai menjadi
aktif seperti sabusabu, ekstasi dan amfetamin.
2. Downer. Downer adalah golongan narkoba yang dapat membuat orang
yang memakai jenis narkoba itu jadi tenang dengan sifatnya yang
menenangkan / sedatif seperti obat tidur (hipnotik) dan obat anti rasa
cemas.
3. Halusinogen. Halusinogen adalah napza yang beracun karena lebih
menonjol sifat racunnya dibandingkan dengan kegunaan medis.
Adapun jenis-jenis narkoba lain antara lain
1. Marijuana
Adalah nama khusus untuk Hemp, suatu tanaman tinggi mencapai 2 meter,
bentuk daun mirip daun singkong, daun warna hijau dan tumbuh terbaik
didaerah pegunungan. Zat kimia addictive utama didalam marijuana
adalah tetrahydrocannabinol yang dapat dideteksi melalui air kencing.Para
pecandu narkoba menghisap marijuana dengan rokok atau pipa. Jika putus dari zat
marijuana, maka si pemakai akan sakaw dengan gejala macam-macam seperti
mata berair, hidung berselesma, badan jadi nyeri. Pemakaian yang semakin
banyak zat marijuana akan menyebabkan kehilangan memori, kemampuan
belajar, dan motivasi.Marijuana juga dapat menyebabkan distorsi persepsi
(penyimpangan persepsi dari kenyataan), kehilangan koordinasi, detak jantung
meningkat timbul rasa cemas yang terus menerus. Sebagai akibat medical dapat
menyebabkan kerusakan paru, batuk kronis, bronchitis.
2. Cocaine
Cocaine sering dihirup melalui hidung, akan tetapi juga diisap dengan
rokok atau jika disuntikkan akan berdampak penyakit HIV/AIDS. Akibat
cocaine terhadap fisik pemakai adalah terhambatnya saluran darah, pupil
mata membesar, panas badan meningkat, denyut jantung meningkat, darah
tinggi, perasaan gelisah, nyeri, cemas. Menghisap crack cocaine bersama
rokok akan menimbulkan paranoia (sejenis penyakit jiwa yang
meyebabkan timbul ilusi yang salah tentang sesuatu dan akhirnya bisa
bersifat agresif akibat delusi yang dialaminya). Cocaine dapat
menyebabkan kematian karena pernafasannya tersendat lalu otak
kekurangan oksigen.
3. Methamphetamine
Adalah sejenis obat yang kuat yang menyebabkan orang kecanduan yang
dapat merangsang saraf sentral.Dapat dikonsumsi melalui mulut, dihirup,
daya serangnya ke otak si pemakai.
4. Heroin
Kebanyakan pemakai heroin menyuntikkan zat tersebut ke dalam
tubuhnya. Si pemakai merasakan gelora kesenangan diiringi panas badan,
mulut kering, perasaan yang berat dan mental jadi kelam berawan menuju
depresi di dalam system saraf sentral. Jika dihentikan maka si pemakai
akan sakaw, gelisah, sakit pada otot dan tulang, insomnia, muntaber.
Untuk menghilangkan kecanduan harus ada kerja sama antara pecandu
dengan pembimbing/dokter. Biasannya hal ini dilakukan oleh konselor
spesialis narkoba dengan menggunakan muti-methods/konseling terpadu.
Metode dokter dengan memberi opiates sedikit demi sedikit dalam jangka
panjang untuk pngobatan kecanduan heroin dimaksudkan agar pasien tidak
melakukan injeksi yang sangat membahayakan dirinya karena over dosis
dan bahaya penyakit HIV dan hepatitis C.
5. Club Drugs.
- Ecstasy.
Dapat menyebabkan depresi, cemas dalam tidur, kecemasan,
paranoia. Ciri fisik : ketegangan otot, mual, pingsan, tekanan
darah tinggi. Menyebabkan kerusakan otak karena sel otak rusak
diserang oleh obat tersebut yang menimbulkan si pasien agresif,
mood, kegiatan seks meningkat, tidur terus, sensitif kena penyakit.
- Rohypnol.
Obat ini amat beresiko terhadap kesehatan manusia pemakai,
seperti liver, ginjal, tekanan darah, kerusakan pada otak.
- Gammahydroxybutyrate.
Akibat over dosis adalah kehilangan kesadaran,serangan jantung.
- Ketamine
Gejala yang dipakai adalah menimbulkan efek halusinasi dan
mimpi yang diinginkan. Jika over dosis berakibat kehilangan
memory, mengigau, kehilangan koordinasi.

STRATEGI PENANGANAN
6. Pendektesian Terhadap Anak
- Perhatikan perubahan pada diri si anak (bohong,bolos,bengong
bego, dan bodoh)
- Perhatikan prestasi, aspirasi dan masalh yang ada di sekolah
- Perhatikan kegiatan keagamaan si anak dan harga diri si anak
- Perhatikan perubahan emosi dan hubungan anak dan orang tua.
7. Pendekatan Psikologis
- Faktor Individu
Ciptakan hubungan akrab dalam keluarga.
Ciptakan kesadaran bahwa keberhasilan dan kegagalan merupakan
usaha sendiri, orang lain hanya Fasilitator
Libatkan secara intensip si anak terhadap aktivitas keagamaan.
- Faktor Keluarga
Ciptakan keharmonisan dalam keluarga , hilangkan jarak antara
orang tua dengan membangun suasana demokratis.
Ciptakan komunikasi yang produktif dan terapkan aturan yang
jelas.
- Faktor Teman Sebaya, Sekolah dan Lingkungan
Perhatikan prestasi belajar anak dan terns memberi semangat.
Cermati Tatar belakang dan prilaku teman-teman terdekat si anak.
Laporan Penyuluhan Kesehatan tentang HIV/AIDS
Di SMP Negeri 38

Rabu, 26 Juli 2017

Topik : HIV/AIDS

Tempat : SMP Negeri 38

Sasaran : siswa – siswi SMP Negeri 38

Hari/Tanggal : Rabu, 26 Juli 2017

Waktu : 09.00 WIB s/d selesai

I. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang HIV/AIDS, maka


diharapkan masyarakat dapat mengenal dan mengetahui tentang penyakit
HIV/AIDS.

II. Tujuan Khusus


Setelah masyarakat diberikan penyuluhan tentang HIV/AIDS, maka
masyarakat diharapkan mampu :

- Memahami pengertian HIV/AIDS

- Memahami gejala dan cara penularan HIV/AIDS

- Memahami bagaimana pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS

III. Materi

- Definisi HIV/AIDS

- Etiologi HIV/AIDS

- Gejala klinis HIV/AIDS

- Penanganan dan pencegahan HIV/AIDS

IV. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode

1 Pembukaan 5 Menit 8. Mengucapkan Ceramah


salam

9. Memperkenalkan
diri

10. Menjelaskan
tujuan umum dan
khusus

2 Inti 15 menit Definisi HIV/AIDS

2.1 Ceramah 11. Etiologi Ceramah


HIV/AIDS

12. Gejala klinis


HIV/AIDS

13. Penanganan dan


pencegahan
HIV/AIDS

Memberikan kesempatan
2.2 Tanya Jawab 5 menit Tanya jawab
kepada peserta untuk
bertanya

Menyimpulkan bahan
penyuluhan yang telah
2.3 Kesimpulan 5 menit Ceramah
diberikan

3 Penutup 5 menit Salam penutup Ceramah

V. Metode

- Ceramah

- Tanya Jawab
VI. Media

Leaflat, proyektor, video, laptop

HIV/AIDS

DEFINISI DAN ETIOLOGI


AIDS dapat diartikan kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh
menurunnya sistem kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang termasuk dalam famili retroviridae.Penyakit ini
ditandai oleh infeksi oportunistik dan atau beberapa jenis keganasan
tertentu.AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.
HIV/AIDS dapat juga dapat berupa sindrom akibat defisiensi imunitas
seluler tanpa penyebab lain yang diketahui, ditandai dengan infeksi oportunistik
dan keganasan berakibat fatal. Munculnya sindrom ini erat hubungannya dengan
berkurangnya zat kekebalan tubuh dimana proses ini tidak terjadi seketika
melainkan sekitar 5-10 tahun..

GEJALA KLINIS
WHO telah menetapkan Stadium Klinis HIV/AIDS untuk dewasa maupun
anak dimana stadium klinis HIV/AIDS masing-masing terdiri dari 4 stadium.Jika
dilihat dari gejala yang terjadi pembagian stadium klinis HIV/AIDS adalah
sebagai berikut.

1. Clinical Stage 1

2. Asymptomatic
3. Persistent generalized lymphadenopathy

4. Clinical Stage 2

5. Moderate unexplained weight 7. Herpes zoster


loss 8. Angular cheilitis
(<10% of presumed or measured 9. Recurrent oral ulceration
body weight) 10. Papular pruritic eruptions
6. Recurrent respiratory 11. Seborrheic dermatitis
infections 12. Fungal nail infections
(sinusitis, tonsillitis, otitis media,
and pharyngitis)

13. Clinical Stage 3

14. Unexplained severe weight 20. Severe presumed


loss bacterial infections (eg,
(>10% of presumed or measured pneumonia, empyema,
body weight) pyomyositis, bone or
15. Unexplained chronic diarrhea joint infection,
for >1 month meningitis, bacteremia)
16. Unexplained persistent fever 21. Acute necrotizing
for >1 month ulcerative stomatitis,
(>37.6°C, intermittent or gingivitis, or
constant) periodontitis
17. Persistent oral candidiasis 22. Unexplained anemia
(thrush) (hemoglobin <8 g/dL)
18. Oral hairy leukoplakia 23. Neutropenia (neutrophils
19. Pulmonary tuberculosis <500 cells/µL)
(current) 24. Chronic
thrombocytopenia
(platelets <50,000
cells/µL)

25. Clinical Stage 4

26. HIV wasting syndrome, as 40. Chronic cryptosporidiosis


defined by the CDC (with diarrhea)
27. Pneumocystis pneumonia 41. Chronic isosporiasis
28. Recurrent severe bacterial 42. Disseminated mycosis (eg,
pneumonia histoplasmosis,
29. Chronic herpes simplex coccidioidomycosis,
infection (orolabial, genital, penicilliosis)
or anorectal site for >1 43. Recurrent nontyphoidal
month or visceral herpes at Salmonella bacteremia
any site) 44. Lymphoma (cerebral or B-
30. Esophageal candidiasis (or cell non-Hodgkin)
candidiasis of trachea, 45. Invasive cervical
bronchi, or lungs) carcinoma
31. Extrapulmonary 46. Atypical disseminated
tuberculosis leishmaniasis
32. Kaposi sarcoma 47. Symptomatic HIV-
33. Cytomegalovirus infection associated nephropathy
(retinitis or infection of 48. Symptomatic HIV-
other organs) associated cardiomyopathy
34. Central nervous system 49. Reactivation of American
toxoplasmosis trypanosomiasis
35. HIV encephalopathy (meningoencephalitis or
36. Cryptococcosis, myocarditis)
extrapulmonary (including
meningitis)
37. Disseminated
nontuberculosis
Mycobacteria infection
38. Progressive multifocal
leukoencephalopathy
39. Candida of the trachea,
bronchi, or lungs

PENCEGAHAN
Kegiatan pencegahan bagi kemungkinan penyebarluasan HIV/AIDS dapat
dilakukan dengan tujuan:
- Mencegah tertular virus dari pengidap HIV/AIDS.
- Mencegah agar virus HIV tidak tertularkan kepada orang lain
Cara penularan dan beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tidak
tertular oleh virus HIV ini adalah :
- Berperilaku seksual secara wajar
Risiko tinggi penularan secara seksual adalah para pelaku homoseksual,
biseksual dan heteroseksual yang promiskuitas.Penggunaan kondom pada
hubungan seks merupakan usaha yang berhasil untuk mencegah penularan;
sedangkan spermisida atau vaginal sponge tidak menghambat penularan
HIV.
- Berperilaku mempergunakan peralatan suntik yang suci hama.
Penularan melalui peralatan ini banyak terdapat pada golongan muda
pengguna narkotik suntik, sehingga rantai penularan harus
diwaspadai.Juga penyaringan yang ketat terhadap calon donor darah
dapat mengurangipenyebaran HIV melalui transfusi darah.
- Penularan lainnya yang sangat mudah adalah melalui cara perinatal.
Seorang wanita hamil yang telah terinfeksi HIV, risiko penularan kepada
janinnya sebesar 50%.

Untuk mencegah agar virus HIV tidak ditularkan ke orang lain dapat
dilakukan dengan cara bimbingan kepada penderita HIV yang berperilaku seksual
tidak aman, supaya menjaga diri agar tidak menjadi sumber penularan. Pengguna
narkotik suntik yang seropositif agar tidak memberikan peralatan suntiknya
kepada orang lain untuk dipakai; donor darah tidak dilakukan lagi oleh penderita
seropositif dan wanita yang seropositif lebih aman bila tidak hamil lagi.
Laporan Penyuluhan Kesehatan tentang “Bahaya Merokok”
di SMP NEGERI 38 MEDAN MARELAN
Rabu,26 Juli 2017

Topik : Bahaya Merokok


Tempat : Ruang kesenian SMP Negeri 38 Medan Marelan
Sasaran : Siswa/i SMP Negeri 38 Medan Marelan
Hari/Tanggal : Rabu/ 26 Juli 2017
Waktu : 09.00 WIB s/d selesai

I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang Bahaya Merokok, maka
diharapkan para pelajar dapat mengenal dan mengetahui tentang Bahaya
Merokok.
II. Tujuan Khusus
Setelah para siswa/i diberikan penyuluhan tentang Bahaya Merokok, maka para
siswa/i diharapkan mampu :
- Memahami zat-zat yang terkandung dalam rokok
- Memahami penyakit-penyakit yang timbul akibat rokok
- Memahami bahaya merokok
III. Materi
- Zat-zat yang terkandung dalam rokok
- Penyakit yang ditimbulkan akibat merokok
IV. Kegiatan Penyuluhan

No. Jenis Kegiatan Waktu Materi

1. Pembukaan 1 menit Perkenalan

2. Proses 10 menit Penyampaian materi Rokok dan Bahaya Merokok

3. Evaluasi 5 menit Tanya jawab

4. Penutup 1 menit Kesimpulan, Penutup

V. Metode
- Ceramah
- Tanya Jawab
VI. Media
- Power Point
- Leafleat

BAHAYA MEROKOK

BAHAYA ROKOK
Sebenarnya tidak sedikit dari kita yang tahu bahwa rokok itu berbahaya bagi
kesehatan tubuh kita. Namun banyak pula yang mengabaikannya. Padahal pada bungkus
rokok dapat kita baca dengan mudah kalimat tentang Bahaya Rokok sebagai berikut:
“MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG,
IMPOTENSI, GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN” Namun anehnya masih banyak
dari saudara-saudara kita yang merokok dan tidak merasa bahwa perbuatannya merugikan
diri sendiri dengan adanya ancaman-ancaman di dalam bungkus rokok yang mereka pegang.

KANDUNGAN DI DALAM ROKOK


Rokok mengandung ribuan zat dimana 50 persen diantaranya telah diklasifikasikan
sebagai zat yang memiliki dampak buruk bagi kesehatan manusia. Bahan-bahan tersebut
diantaranya adalah radioaktif Polonium-201, Acetone (bahan dalam cat), Amonia (pembersih
toilet), naphthalene, DDT (pestisida) dan racun arsenik lainnya. Selain itu ketika dibakar,
rokok mengeluarkan gas hidrogen sianida yang sering digunakan dalam kamar gas untuk
hukuman mati.
B elum lagi jika pembakaran tidak sempurna dapat menghasilkan gas karbon
monoksida (CO) yang membuat darah sulit mengambil oksigen dari paru-paru. Zat-zat lain
yang berbahaya dan sering disebut antara lain adalah Tar dan Nikotin. Tar adalah satu
kesatuan dari empat puluh tiga bahan yang menyebabkan kanker. Sedangkan Nikotin adalah
zat yang dapat merangsang saraf dan otak sehingga menimbulkan efek kecanduan. Hal inilah
yang membuat seorang perokok seringkali sulit melepaskan diri dari jeratan rokok. Dari
keseluruhan kasus penyakit jantung yang terjadi pada manusia, 25 persennya merupakan
akibat dari merokok.

PENYAKIT AKIBAT ROKOK


Penyakit yang disebabkan oleh rokok tidak terbatas pada yang disebutkan di dalam
bungkus rokok saja. Penyakit yang terkait dengan rokok ada banyak sekali, diantaranya
adalah:
1. Kanker kandung kemih
2. Kanker lambung, usus dan colon
3. Kanker mulut, tekak dan esofagus
4. Kanker hati dan pankreas
5. Kanker payudara, mulut rahim dan rahim
6. Kanker paru-paru, bronkhitis dan infeksi saluran pernafasan kronis
7. Penyakit jantung dan stroke hemoragik
8. Pengeroposan tulang atau osteoporosis
9. Penurunan kesuburan bahkan kemandulan
10. Keguguran bahkan hingga melahirkan bayi yang cacat
11. Emfisima, ulser peptik dan batuk menahun
12. Lemah otot, penyakit gusi dan kerusakan pada mata

BAHAYA MEROKOK BAGI PEROKOK PASIF


Diatas adalah penyakit yang banyak diderita oleh meraka sebagai perokok aktif.
Perokok aktif adalah orang yang secara langsung menghisap rokok atas kehendak pribadinya.
Selain perokok aktif, ada juga perokok pasif, yakni orang yang menghisap asap rokok yang
dikeluarkan dari mulut perokok. Tidak hanya perokok aktif saja yang memiliki resiko terkena
penyakit, perokok pasif pun juga demikian. Berikut adalah penyakit yang sangat mungkin
menyerang perokok pasif.
1. Meningkatnya resiko kanker paru-paru dan serangan jantung
2. Meningkatnya resiko penyakit saluran pernafasan seperti radang paru-paru dan
bronkhitis
3. Iritasi pada mata yang menyebabkan rasa sakit dan pedih
4. Bersin dan batuk-batuk karena alergi
5. Sakit pada tekak, esofagus, kerongkongan dan tenggorokan
6. Sakit kepala sebagai reaksi penolakan nikotin
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa perokok yang merokok di tempat umum atau
tidak memperdulikan orang lain yang tidak merokok adalah orang yang egois. Nikmatnya
diambil sendiri, sakitnya dibagi-bagi. Selain itu, asap rokok yang dikeluarkan lebih berbahaya
daripada yang masuk ke dalam tubuh perokok pasif. Hal ini dikarenakan asap rokok
mengandung zat-zat sebagai berikut:
1. Mengandung nikotin dua kali lebih banyak
2. Mengandung karbon monoksida lima kali lebih banyak
3. Mengandung tar lima kali lebih banyak
Laporan Penyuluhan Kesehatan tentang ISPA
di Kelurahan Terjun
Kamis, 27 Juli 2017

I. IDENTIFIKASI MASALAH
ISPA merupakan suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara
berkembang maupun dinegara maju dan sudah mampu dan banyak dari mereka perlu masuk
rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada
masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada masa dewasa.
ISPA masih menjadi masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi
dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak
diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % - 60 % dari kunjungan
diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA
mencakup 20 % - 30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan
pada bayi berumur kurang dari 2 bulan
ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA
merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran
pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah.
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang
dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung
paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.
Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek
dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita
pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian.
Program Pemberantasan Penyakit ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu
pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit
yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis,
faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan
pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan
tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan
pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga
akut harus mendapat antibiotik.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya. Infeksi saluran
pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua
golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin.
Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama
apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene.
Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang,
beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta
tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik.
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan
gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih
berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin
meninggal. Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang
lebih rumit, meskipun demikian angka kematiannya masih tinggi, maka perlu diusahakan
agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan
tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan
II. PENGANTAR
Bidang studi : Penyakit Saluran Pernapasan
Topik : ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Akut )
Sub topik : ISPA pada Anak
Sasaran : Ibu – ibu dan anak
Hari / tanggal : Kamis, 27 Juli 2017
Jam : 10.00 WIB
Waktu : 15 menit
Tempat : di kelurahan Terjun

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu dapat memahami dan
mengerti tentang ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Akut ) pada anak.
IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ibu dapat menjelaskan kembali :
1. Pengertian ISPA
2. Etiologi ISPA
3. Gejala ISPA
4. Penanganan ISPA
V. MATERI
Terlampir
VI. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VII. MEDIA
1. Materi SAP
2. flipchart

VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN


No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
1 2 menit Pembukaan : 1. Menjawab salam
1. Memberi salam 2. Mendengarkan dan
2. Menjelaskan tujuan memperhatikan
pembelajaran
2 7 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
1. Menjelaskan mendengarkan
materi penyuluhan
secara berurutan dan
teratur
Materi :
1. Pengertian ISPA
2. Etiologi ISPA
3. Gejala ISPA
4. Penanganan ISPA
3 4 menit Evaluasi : Bertanya dan
Meminta kepada ibu menjawab
– ibu untuk pertanyaan
menjelaskan kembali
atau menyebutkan :
1. Pengertian ISPA
2. Tanda bahaya
ISPA
4 2 menit Penutup : Menjawab salam
Mengucapkan terima
kasih dan
mengucapkan salam

X. EVALUASI
Essay
Pertanyaan :
1. Apa itu ISPA ?
2. Sebutkan tanda bahaya ISPA ?

XI. LAMPIRAN MATERI


ISPA pada Anak

1. Pengertian ISPA
ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut, istilah ini diadaptasi
dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Istilah ISPA meliputi
tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut, dengan pengertian sebagai berikut:
Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan
berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ
adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis
mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk
jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan paru
termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract)
Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari
diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat
digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan
infeksi jasad remik atau bakteri, virus maupun rikitsia tanpa atau disertai radang parenkim
paru. ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi pada setiap bagian
saluran pernafasan baik atas maupun bawah yang disebabkan oleh jasad remik atau bakteri,
virus maupun riketsin tanpa atau disetai radang dari parenkim. ( Whaley dan Wong, 2000 ).
2. Etiologi, Menurut Vietha ( 2009 ) :
Etiologi ISPA adalah lebih dari 200 jenis bakteri, virus dan jamur. Bakteri penyebabnya
antara lain genus streptococus, Stafilococus, hemafilus, bordetella, hokinebacterium. Virus
penyebabnya antara lain golongan mikrovirus, adnovirus, dan virus yang paling sering
menjadi penyebab ISPA di influensa yang di udara bebas akan masuk dan menempel pada
saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri dan virus
tersebut menyerang anak – anak di bawah usia 2 tahun yang kecepatan tubuhnya lemah atau
belum sempurna. Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga menumbulkan resiko
serangan ISPA. Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontrubusi terhadap kejadian
ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya
sanitasi lingkungan.
3. Gejala ISPA
Berikut ini adalah gejala ISPA pada anak-anak :

1. Demam
2. Batuk
3. Pilek, hidung tersumbat, atau bersin-bersin
4. Nyeri tenggorokan/nyeri menelan
5. Suara serak
6. Sakit kepala, badan pegal-pegal, atau nyeri sendi
7. Lesu, lemas
8. Sesak napas
9. Frekuensi napas cepat

Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak bisa
minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk.
Tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum
(kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah volume yang biasa
diminumnya), kejang, kesadaran menurun, mendengkur, mengi, demam dan dingin.
4. Penanganan ISPA
Berikut ini beberapa tips untuk penanganan ISPA secara umum:

1. Istirahat yang cukup


2. Berikan anak minum lebih banyak, terutama bila anak batuk dan demam
3. Berikan obat penurun panas bila demam
4. Hindari penularan ke orang lain. Cara untuk menghindari penularan: menutup mulut
dan hidung bila batuk/bersin, cuci tangan dengan sabun setelah batuk/bersin, gunakan
masker (bila anak cukup kooperatif), hindari kontak terlalu dekat dengan bayi atau
manular.
5. Jangan memberikan antibiotik tanpa intruksi dokter. Antibiotik tidak diperlukan
apabila ISPA yang disebabkan infeksi virus. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat
dapat meningkatkan kekebalan bakteri terhadap antibiotik tersebut.
6. Hindari pemberian obat batuk/pilek pada anak. Diskusikan dengan dokter anda
mengenai manfaat dan risiko obat tersebut apabila akan diberikan pada anak anda
7. Kenali tanda-tanda gawat darurat .

Anda perlu segera memeriksakan anak ke dokter apabila:


1. Sesak napas atau frekuensi napas menjadi lebih cepat
2. Napas berbunyi mengi (wheezing) atau seperti merintih (grunting)
3. Dinding dada/sela-sela iga tampa tertarik ke dalam bila anak bernapas
4. Bibir berwarna kebiru-biruan
5. Leher anak kaku
6. Kesulitan menelan
7. Muntah terus menerus
8. Anak tampak sangat lemah

Laporan Penyuluhan Kesehatan tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan


Sehat) di SMP Negeri 38
Rabu, 26 Juli 2017

Topik : PHBS
Tempat : SMP Negeri 38
Sasaran : Siswa Siswi SMP Negeri 38
Hari/Tanggal : Rabu, 26 Juli 2017
Waktu : 09.00 WIB s/d selesai

I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang PHBS, maka diharapkan siswa siswi
dapat mengenal dan mengetahui tentang PHBS.
II. Tujuan Khusus
Setelah masyarakat diberikan penyuluhan tentang PHBS, maka siswa siswi
diharapkan mampu :
- Memahami pengertian PHBS
- Memahami cara pelaksanaan PHBS
III. Materi
- Pengertian PHBS
- Pelaksanaan PHBS di lingkungan sekitar

IV. Kegiatan Penyuluhan


No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode
1 Pembukaan 5 Menit 9. Mengucapkan Ceramah
salam
10. Memperkenalkan
diri
11. Menjelaskan
tujuan umum dan
khusus
2 Inti
2.1 Ceramah 15 menit 1. Pengertian PHBS Ceramah
2. Pelaksanaan
PHBS di
lingkungan
2.2 Tanya Jawab 5 menit sekitar Tanya jawab

Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk
2.3 Kesimpulan 5 menit bertanya Ceramah

Menyimpulkan bahan
penyuluhan yang telah
diberikan
3 Penutup 5 menit Salam penutup Ceramah

V. Metode
- Ceramah
- Tanya Jawab
VI. Media
- Lefleat

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

DEFINISI
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, adalah sekumpulan perilaku yang di praktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga mampu
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan dalam
mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Jadi PHBS merupakan wujud keberdayaan
masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS.

PELAKSANAAN PHBS
Berdasarkan tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan nya PHBS di kelompokkan menjadi
lima tatanan yaitu :
1. PHBS di Rumah Tangga
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Rumah Tangga ber PHBS yang melakukan 10 PHBS yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi ASI ekslusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabuN
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
11. PHBS di Sekolah
PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh
peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di
sekolah yaitu :
1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok di sekolah
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
8. Membuang sampah pada tempatnya
1. PHBS di Institusi Kesehatan
PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien,
masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan
Sehat dan mencegah penularan penyakit di i nstitusi kesehatan.
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di
Institusi Kesehatan yaitu :
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan Jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok di institusi kesehatan
5. Tidak meludah sembarangan
6. Memberantas jentik nyamuk
7. PHBS di Tempat Kerja
PHBS di Tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para
pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja Sehat.Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat kerja antara lain :
1. Tidak merokok di tempat kerja
2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja
3. Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air
besar dan buang air kecil
5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
6. Menggunakan air bersih
7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar
8. Membuang sampah pada tempatnya
9. Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan
10. PHBS di Tempat – Tempat Umum
PHBS di Tempat - tempat Umum adalah upaya untuk memberdayakan
masyarakat pengunjung dan pengelola tempat - tempa t umu m agar tahu, mau dan
mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat -
tempat Umum Sehat.
Tempat - tempat Umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh
pemerintah/swasta, atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat
seperti sarana pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan
olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya.
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di
Tempat - Tempat Umum yaitu :
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok di tempat umum
5. Tidak meludah sembarangan
6. Memberantas jentik nyamuk
Laporan Penyuluhan Kesehatan tentang DBD

Di TPA

Jumat, 04 Agustus 2017

Topik : Demam berdarah

Tempat : TPA

Sasaran : masyarakat di TPA

Hari/Tanggal : 4 Agustus 2017

Waktu : 10.00 WIB s/d selesai

I. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang virus Demam berdarah diharapkan


masyarakat dapat mengenal dan mengetahui tentang penyakit Demam berdarah.

II. Tujuan Khusus

Setelah masyarakat diberikan penyuluhan tentang Demam berdarah, maka masyarakat


diharapkan mampu :

- Memahami pengertian Demam berdarah

- Memahami gejala dan cara penularan Demam berdarah

- Memahami bagaimana pencegahan dan pengobatan Demam berdarah


III. Materi

- Definisi Demam berdarah

- Etiologi Demam berdarah

- Gejala klinis Demam berdarah

- Penanganan dan pencegahan Demam berdarah

IV. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode

1 Pembukaan 5 Menit 7. Mengucapkan salam Ceramah

8. Memperkenalkan diri

9. Menjelaskan tujuan
umum dan khusus
2 Inti 15 menit Definisi Demam berdarah

2.1 Ceramah 10. Etiologi Demam Ceramah


berdarah

Gejala klinis Demam berdarah


Penanganan dan pencegahan
Demam berdarah

Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya

Menyimpulkan bahan
2.2 Tanya Jawab 5 menit Tanya jawab
penyuluhan yang telah
diberikan

2.3 Kesimpulan 5 menit Ceramah

3 Penutup 5 menit Salam penutup Ceramah

V. Metode

- Ceramah

- Tanya Jawab

VI. Media

- Poster dan leaflet

DEMAM BERDARAH

Definisi

Demam dengue atau yang dikenal secara umum oleh masyarakat Indonesia sebagai
demam berdarah merupakan penyakit yang dapat membuat suhu tubuh penderita menjadi
sangat tinggi dan pada umumnya disertai sakit kepala, nyeri sendi, otot, dan tulang, serta
nyeri di bagian belakang mata.
Sebetulnya demam dengue dan demam berdarah merupakan dua kondisi yang berbeda,
namun sebagian besar masyarakat Indonesia sudah terlanjur salah kaprah. Demam berdarah atau
dengue hemorrhagic fever (DBD) merupakan komplikasi dari demam dengue (dengue fever) yang
memburuk. Gejala DBD tergolong parah (meskipun pada fase ini panas tubuh mengalami
penurunan) di antaranya adalah kerusakan pada pembuluh darah dan kelenjar getah bening,
muntah-muntah yang disertai darah, keluarnya darah dari gusi dan hidung, napas terengah-engah,
dan pembengkakan organ hati yang menyebabkan nyeri di sekitar perut. Dikarenakan kebanyakan
masyarakat sudah terlanjur salah kaprah, maka tulisan ini tetap diberi judul “Demam Berdarah”
namun tanpa mengurangi nilai edukasinya
Penyebab demam dengue
Penyakit demam dengue disebabkan oleh virus dengue yang penyebarannya terjadi
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Karena diperantarai oleh kedua
serangga tersebut, maka demam dengue tidak bisa menular dari orang ke orang secara
langsung selayaknya penyakit flu. Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus banyak
berkembang biak di daerah padat penduduk, misalnya di kota-kota besar beriklim lembap
dan hangat.
Masalah penyakit demam dengue biasanya dialami oleh negara-negara subtropis dan
tropis, termasuk Indonesia. Diperkirakan ada seratus juta kasus demam dengue yang terjadi
pada tiap tahunnya di dunia, bahkan ribuan orang di antaranya terjangkit dalam waktu singkat
akibat wabah penyakit ini.
Penyakit demam dengue di Indonesia
Menurut data yang dihimpun oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada
tahun 2013, telah terjadi 112.511 kasus demam dengue di 34 provinsi di Indonesia. Dari
jumlah tersebut, tercatat ada 871 penderita yang meninggal dunia. Pada tahun 2014, kasus
demam dengue di Indonesia mengalami penurunan. Menurut data yang dikumpulkan hingga
pertengahan Desember 2014, telah terjadi 71.668 kasus dengan 641 orang di antaranya
meninggal dunia. Data di atas menempatkan Indonesia sebagai negara nomor 1 di Asia
Tenggara terkait kasus penyakit demam dengue. Sedangkan di dunia, Indonesia adalah nomor
2 setelah Brazil.
Diagnosis dan pengobatan demam dengue
Jika Anda mengalami gejala seperti flu (misalnya sakit kepala dan demam tinggi)
selama lebih dari satu minggu, sebaiknya periksakan diri Anda ke dokter. Terlebih lagi jika
gejala tersebut dirasakan setelah berkunjung ke daerah yang sedang dilanda wabah demam
dengue.
Para dokter yang sudah terbiasa menangani demam dengue biasanya dapat langsung
mengenali penyakit ini hanya dari gejala-gejala yang Anda rasakan. Apabila dokter yang
memeriksa Anda belum yakin bahwa Anda terkena demam dengue, maka pemeriksaan darah
dapat dilakukan untuk melihat keberadaan virus di dalam aliran darah. Selain untuk
memperkuat diagnosis, pemeriksaan darah juga bisa dilakukan untuk mengetahui dampak
infeksi terhadap darah.
Hingga saat ini belum ada vaksin yang bisa mencegah demam dengue, meskipun
begitu pengobatan penyakit ini tergolong sederhana dan tidak memerlukan sebuah obat
khusus.
Demam dengue bisa ditangani dengan meminum banyak cairan, beristirahat, serta
mengonsumsi parasetamol dan acetaminophen. Jika langkah pengobatan ini diterapkan,
biasanya gejala demam dengue akan mulai menunjukkan tanda-tanda pulih dalam waktu 2-5
hari.
Tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi obat pereda nyeri jenis ibuprofen, aspirin,
dan naproxen sodium jika Anda menderita demam dengue karena dikhawatirkan dapat
meningkatkan risiko terjadinya pendarahan internal.
Pencegahan demam dengue
Berikut ini beberapa langkah pencegahandemam berdarah yang bisa Anda terapkan, di
antaranya:
1. Mensterilkan bagian dalam rumah Anda dengan menyemprotkan cairan pembasmi
nyamuk
2. Membersihkan bak mandi dan menaburkan serbuk abate agar jentik-jentik nyamuk
mati.
3. Menutup, membalik, atau jika perlu menyingkirkan media-media kecil penampung air
lainnya yang ada di rumah Anda.
4. Memasang kawat antinyamuk di seluruh ventilasi rumah Anda.
5. Memasang kelambu di ranjang tidur Anda.
6. Memakai losion antinyamuk, terutama yang mengandung N-diethylmetatoluamide
(DEET) yang terbukti efektif. Namun jangan gunakan produk ini pada bayi yang
masih berusia di bawah dua tahun.
7. Mengenakan pakaian yang longgar yang bisa melindungi Anda dari gigitan nyamuk.
8. Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan
9. Mengadakan fogging untuk mensterilkan lingkungan dari nyamuk dan jentik-
jentiknya.
Komplikasi demam dengue
Meski hanya terjadi pada segelintir kasus, demam dengue bisa berkembang menjadi
komplikasi yang lebih serius, yaitu dengue hemorrhagic fever atau demam berdarah dengue
(DBD) dan dengue shock syndrome yang dapat menyebabkan kematian akibat pendarahan
hebat.
Kedua komplikasi tersebut berisiko tinggi dialami oleh orang yang sistem kekebalan
tubuhnya tidak mampu melawan infeksi dengue yang dia derita, atau oleh orang yang
sebelumnya pernah terkena demam dengue lalu terkena kondisi ini kembali.
Segera bawa ke rumah sakit apabila di sekitar Anda ada penderita demam dengue yang
gejalanya mengarah pada demam berdarah dengue dan dengue shock syndrome.
Laporan Penyuluhan Kesehatan tentang Diare

Di TPA (Tempat Pembuangan Akhir)

Topik : Diare

Tempat : TPA

Sasaran : remaja dan orang tua

Hari/Tanggal : 30 Juli 2017

Waktu : 09.00 WIB s/d selesai

I. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang Diare diharapkan masyarakat dapat


mengenal dan mengetahui tentang penyakit Diare.
II. Tujuan Khusus

Setelah masyarakat diberikan penyuluhan tentang Diare, maka masyarakat diharapkan


mampu :

- Memahami pengertian Diare

- Memahami gejala dan bahaya Diare

- Memahami bagaimana pencegahan dan pengobatan Diare

III. Materi

- Definisi Diare

- Etiologi Diare

- Gejala klinis Diare

- Bahaya Diare

- Penanganan dan pencegahan Diare

IV. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode

1 Pembukaan 5 Menit 10. Mengucapkan salam Ceramah

11. Memperkenalkan diri

12. Menjelaskan tujuan


umum dan khusus
2 Inti 15 menit 1. Definisi Diare

2.1 Ceramah 2. Etiologi Diare Ceramah

3. Gejala klinis Diare

4. Bahaya Diare

5. Penanganan dan
pencegahan Diare

Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya
2.2 Tanya Jawab 5 menit Tanya jawab
Menyimpulkan bahan
penyuluhan yang telah
diberikan

2.3 Kesimpulan 5 menit Ceramah

3 Penutup 5 menit Salam penutup Ceramah

V. Metode

- Ceramah

- Tanya Jawab

VI. Media

- Kertas Karton

DIARE

DEFINISI
Kondisi yang ditandai dengan encernya tinja yang dikeluarkan dengan frekuensi
buang air besar (BAB) yang lebih sering dibandingkan dengan biasanya.

ETIOLOGI
Pada umumnya, diare terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang
terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit dan keracunan makanan. Biasanya diare hanya
berlangsung beberapa hari, namun pada sebagian kasus memanjang hingga berminggu-
minggu.

GEJALA PENYAKIT DIARE


Gejalnya bermacam-macam, dimulai dari yang hanya merasakan sakit perut singkat
dengan tinja yang tidak terlalu encer atau dapat berupa air saja, luka pada dubur, demam,
anak menjadi gelisah dan cengeng, BB menurun dan haus berlebihan.

PENCEGAHAN DIARE
Diare bukan saja berdampak kepada diri penderita, tapi juga berpotensi menyebar,
terutama kepada anggota keluarga. Oleh sebab itu, diare sebaiknya dicegah mulai dari kontak
pertama hingga penyebarannya.

Berikut adalah langkah-langkah pencegahan terkena diare akibat kontaminasi:

1. Terus kan pemberian ASI jika anak masih menyusui


2. Menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari
3. Buang tinja bayi di jamban
4. Menjaga kebersihan lingkungan
5. Mencuci tangan
6. BAB di jamban yang sehat
7. Dapatkan imunisasi campak

BAHAYA DIARE
Kekkurangan Cairan / lemas mengakibatkan dehidrasi atau kehabisan cairan dan
meninggal.

CARA MENGATASI DIARE

1. Segera beri banyak minum


2. Komsumsi Makanan Bergizi
3. Berikan oralit setiap kali mencret :
Umur <1 tahun : ¼ -1/2 sachet

Umur 1-4 tahun: ½ - 1 sachet

Umur >5 tahun : 1- 1 ½ Sachet

Cara membuat oralit :

1. Sediakan satu gelas air matang


2. Masukan oralit kedalam gelas
3. Aduk sampai larut

KUNJUNGAN KANTIN SEKOLAH


Informasi Responden
Nama : Dewi
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status pekerjaan :Pemilik kantin
Lamanya bekerja : 16 tahun
Tanggal wawancara : 26 Juli 2017
Tempat wawancara : SMP Negeri 38
Survei Kebersihan dan Kesehatan Kantin Sekolah
1. Apakah ruangan kantin terbuka?
1. Ya
2. Tidak
2. Apakah kantin memiliki fasilitas cuci tangan beserta sabun?
3. Ya
4. Tidak
3. Apakah kantin menyediakan lap tangan atau tissue?
5. Ya
6. Tidak
4. Makanan yang dijual di kantin dimasak menggunakan apa?
1. Kayu bakar
2. Kompor minyak tanah
3. Kompor gas
5. Apakan kantin menyediakan tempat sampah?
4. Ya
5. Tidak
6. Jika kantin memiliki tempat sampah, apakah tempat sampah tersebut sering
dibersihkan?
6. Ya
7. Tidak
7. Bagaimana cara pembuangan sampah di kantin?
1. Dibakar
2. Dikumpulkan, lalu dibuang ke tempat pembuangan sampah
8. Apakah meja tempat meletakkan makanan selalu dilap setiap kali kantin dibuka?
3. Ya
4. Tidak
9. Apakah kantin disapu dan dipel setiap kali dibuka?
5. Ya
6. Tidak
10. Apakah makanan yang dijual di kantin selalu ditutup ketika belum ada yang membeli?
7. Ya
8. Tidak
11. Apakah kantin menggunakan antiseptik pengusir serangga (lalat, nyamuk, kecoa)?
9. Ya
10. Tidak
12. Piring dan peralatan masak dicuci menggunakan?
1. Air mengalir
2. Air di tampungan
13. Apakah gelas yang digunakkan selalu dicuci setelah selesai digunakan?
3. Ya
4. Tidak
14. Air yang digunakkan untuk mencuci gelas-gelas tersebut:
1. Sekali pakai
2. Dipakai berulang
15. Apakah piring dan perlatan masak dicuci menggunakan sabun?
3. Ya
4. Tidak
16. Setelah dicuci, apakah piring dan peralatan masak dibilas dengan air panas?
5. Ya
6. Tidak
17. Air apa yang digunakkan untuk memasak makanan yang dijual di kantin?
1. Air PAM
2. Air sumur saring
18. Dari mana sumber air minum yang disajikan di kantin?
1. Dimasak terlebih dahulu
2. Air isi ulang
19. Minyak apa yang digunakan untuk memasak makanan di kantin?
1. Sekali pakai
2. Dipakai berulang
20. Bahan makanan yang digunakan untuk memasak makanan di kantin?
1. Makanan segar
2. Makanan awetan atau siap saji
21. Apakah kantin menjual makanan yang dibekukan dan siap saji?
3. Ya
4. Tidak
22. Apakah kantin menggunakan bahan pewarna pada makanan yang dijual?
5. Ya
6. Tidak

23. Apakah kantin menggunakan bahan pengawet pada makanan?


7. Ya
8. Tidak
24. Apakah kantin menggunakan bahan pemanis pada makanan?
9. Ya
10. Tidak
25. Apakah kantin menggunakan bahan penyedap pada makanan?
11. Ya
12. Tidak
26. Apakah petugas selalu mencuci tangan sebelum memasak makanan?
13. Ya
14. Tidak
27. Apakah petugas kantin menggunakan sarung tangan ketika menyajikan makanan?
15. Ya
16. Tidak
28. Apakah petugas kantin selalu mencuci tangan sebelum menyajikan makanan?
17. Ya
18. Tidak
29. Apakah makanan yang dijual adalah makanan olahan sendiri?
19. Ya
20. Tidak
30. Apakah ada makanan yang dijual dalam bentuk produk jadi?
21. Ya
22. Tidak
31. Jika ada makanan dalam bentuk produk jadi, apakah diperhatikan tanggal
kadaluarsanya?
23. Ya
24. Tidak
32. Jika ada makanan dalam bentuk produk jadi, apakah diperhatikan bentuk
kemasannya?
25. Ya
26. Tidak
Hasil kunjungan kantin yaitu keadaan kantin sekolah SMP Negeri 20 Kelurahan
Terjun kurang bersih dan kurang higienisnya penyajian makanan atau minuman yang dijual
di kantin tersebut.

BAB VI
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
Masalah Permasalahan Penyelesaian

Diare 1. Kurangnya kebersihan 1. Melakukan


lingkungan (jamban terlalu penyuluhan tentang
dekat dengan sumber air) pentingnya kebersihan
lingkungan,
2. Kurangnya pengetahuan tentang danpengetahuan
kebersihan diri dan diare (mis. tentang penyakit
Jarang mencuci tangan sebelum diare.
makan, jarang mencuci bahan
makanan sebelum diolah) 2. Melakukan
penyuluhan tentang
3. Faktor ekonomi masyarakat kebersihan diri.
yang masih kurang (kurangnya
komsumsi gizi yang baik) 3. Bekerja sama dengan
pihak pemerintah
4. Fasilitas puskesmas (obat- untuk meningkatkan
obatan) tidak memadai ekonomi masyarakat
puskesmas
4. Melakukan
perlengkapan (obat-
obatan) yang kurang
dipuskesmas.

Pembinaan 1. Kurangnya pengetahuan ibu 1. Penyuluhan tentang


Kesehatan Ibu tentang kunjungan ANC, PNC, kehamilan dan
dan Anak neonati lengkap dan komplikasi komplikasi kehamilan
kehamilan (hipertensi dan DM) (hipertensi dan DM)

2. Kurang pengetahuan ibu tentang 2. Memberikan


masalah reproduksi (seperti penyuluhan tentang
IVA) kesehatan reproduksi
dan memotivasi ibu
untuk ikut serta dalam
pemmeriksaan IVA.

1. Teori Diare
DEFINISI
Kondisi yang ditandai dengan encernya tinja yang dikeluarkan dengan frekuensi
buang air besar (BAB) yang lebih sering dibandingkan dengan biasanya.

ETIOLOGI
Pada umumnya, diare terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang
terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit dan keracunan makanan. Biasanya diare hanya
berlangsung beberapa hari, namun pada sebagian kasus memanjang hingga berminggu-
minggu.

GEJALA PENYAKIT DIARE


Gejalnya bermacam-macam, dimulai dari yang hanya merasakan sakit perut singkat
dengan tinja yang tidak terlalu encer atau dapat berupa air saja, luka pada dubur, demam,
anak menjadi gelisah dan cengeng, BB menurun dan haus berlebihan.

PENCEGAHAN DIARE
Diare bukan saja berdampak kepada diri penderita, tapi juga berpotensi menyebar,
terutama kepada anggota keluarga. Oleh sebab itu, diare sebaiknya dicegah mulai dari kontak
pertama hingga penyebarannya.

Berikut adalah langkah-langkah pencegahan terkena diare akibat kontaminasi:

2. Terus kan pemberian ASI jika anak masih menyusui


3. Menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari
4. Buang tinja bayi di jamban
5. Menjaga kebersihan lingkungan
6. Mencuci tangan
7. BAB di jamban yang sehat
8. Dapatkan imunisasi campak

BAHAYA DIARE
Kekkurangan Cairan / lemas mengakibatkan dehidrasi atau kehabisan cairan dan
meninggal.

CARA MENGATASI DIARE

1. Segera beri banyak minum


2. Komsumsi Makanan Bergizi
3. Berikan oralit setiap kali mencret :

Umur <1 tahun : ¼ -1/2 sachet

Umur 1-4 tahun: ½ - 1 sachet

Umur >5 tahun : 1- 1 ½ Sachet

Cara membuat oralit :


4. Sediakan satu gelas air matang
5. Masukan oralit kedalam gelas
6. Aduk sampai larut

7. Teori KIA
Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian World Health Organization (WHO)
karena angka kematian ibu dan anak di Negara ASEAN masih sangat tinggi. Program
Kesehatan Ibu dan Anak atau yang disingkat dengan KIA, adalah program untuk
mengupayakan layanan kesehatan yang ditujukan untuk ibu dan anak, khususnya dalam
menjaga dan memelihara kesehatan ibu hamil, bersalin, dan menyusui, serta kesehatan bayi
dan anak sekolah.
Program KIA merupakan salah satu priorotas Kementrian Kesehatan dan
keberhasilannya menjadi salah satu indikator dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional 2005-2025. Pada prinsipnya, pengelolaan program KIA meningkatkan jangkauan
serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efesien. Pelayanan KIA diutamakan pada
kegiatan pokok peningkatan pelayanan antenatal dan semua fasilitas pelayanan dengan mutu
yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.
Secara garis besar program KIA mempunyai beberapa kegiatan pokok, yaitu:
1. Pelayanan pada Ibu dan Anak

Pelayanan pada ibu dan anak dapat dilaksanakan di puskesmas dan posyandu. Pelaksanaan
di posyandu dilaksanakan satu bulan sekali di setiap tempat yang disepakati sebagai
tempat pelaksanaan posyandu. Sedangkan di puskesmas dilakukan pelayanan KIA setiap
hari kerja.Pelayanan pada Ibu dan Anak yang diberikan antara lain:

1. Pelayanan Ante Natal Care (ANC)

ANC dengan pelayanan 10T mencakup K1 dan K4 (kunjungan lengkap). K1 adalah


ibu hamil yang datang pada trimester pertama kehamilan dan melakukan pemeriksaan
10T. K4 adalah ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal sesuai standar paling
sedikit 4 kali dengan distribusi pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali
pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua, dan dua kali pada triwulam
ketiga umur kehamilan.

2. Imunisasi

Imunisasi diberikan pada ibu hamil dan bayi di puskesmas dan posyandu. Imunisasi
untuk ibu hamil yang diberikan yaitu imunisasi TT (tetanus toksoid), sedangkan untuk
bayi terdapat 5 imunisasi dasar yaitu BCG, HBV, DPT, Polio dan Campak.

3. Pemeriksaam Kesehatan

Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada ibu dan anak baik sehat ataupun sakit yang
dilakukan di puskesmas, pustu dan posyandu.

4. Penyuluhan

Penyuluhan dapat dilakukan di dalam dan di luar gedung. Penyuluhan di dalam gedung
dilakukan di puskesmas terhadap pasien yang berkunjung ke puskesmas. Sedangkan
penyuluhan di luar gedung dilakukan di posyandu balita.

5. Pelacakan Kasus Kematian Ibu, Bayi, dan Balita

Kegiatan ini dilaksanakan di Posyandu, Puskesmas dan BPS. Pada tahun 2010 ditemukan
13 kasus kematian bayi dan balita, dan 2 kasus kematian ibu.

6. Pelacakan PWS Beresiko-KLB KIA

7. Pendistribusian buku KIA

8. Pemantapan Pengisian Kohor.

9. Melakukan Rujukan

Melakukan rujukan bayi, balita, ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui ke Rumah Sakit
Pemerintah.

10. Pasangan Usia Subur yang menjadi peserta KB aktif (CPR)


11. Pasangan Usia Subur yang menjadi peserta KB aktif adalah pasangan suami istri yang
istrinya berumur 15-49 tahun yang salah satu pasangannya menggunakan alat dan obat
kontrasepsi dan terlindungi oleh alat kontrasepsi tersebut.

12. Evaluasi dan Monitoring


Monitoring dan evaluasi terdiri dari pencatatan dan pelaporan serta pemantauan kembali
kegiatan yang sudah berjalan di program KIA Puskesmas.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Program Puskesmas Terjun Medan Marelan sudah berjalan cukup baik dengan
tercapainya beberapa indikator dari program kesehatan Puskesmas Terjun. Program
puskesmas dengan fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan di wilayah kerja cukup baik, namun
masih ada di beberapa lingkungan kerja yang respon masyarakatnya masih kurang.
Hal ini menjadi hambatan dan tantangan yang dihadapi Sumber Daya Manusia (SDM)
di Puskesmas Terjun dalam meningkatkan peran serta masyarakat.
2. Diare dan Diabetes melitus merupakan penyakit tersering yang dijumpai di
Puskesmas Terjun Medan Marelan.
SARAN

1. Puskesmas harus terus meningkatkan usaha promosi kesehatan agar kegiatan dan
informasi di bidang kesehatan dapat tersalurkan dengan baik kepada masyarakat.
2. Puskesmas harus terus meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dengan meningkatkan kualitas tenaga kesehatan, penyediaan serta penggunaan alat-
alat kesehatan dan ketersediaan obat-obatan yang lengkap agar kebutuhan masyarakat
di bidang kesehatan dapat terpenuhi.
Meningkatkan kinerja puskesmas bagian kesehatan lingkungan dalam menggalakkan dan
memberikan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan

Lampiran
1. Kegiatan di poli Umum dan apotik puskesmas Terjun
2. Kegiatan senam, penyuluhan TBC dan pengobatan di lansia di puskesmas Terjun
3. Kegiatan penyuluhan PHBS, Bahaya merokok di sekolah SMPN 38 Marelan
4. Kegiatan penyuluhan Hipertensi dan Diabetes Melitus di Pustu Payah Pasir
5. Kegiatan penyuluhan Diare, kecacingan, PHBS di TPA Merelan
6. Kegiatan penyuluhan pada gizi buruk
7. Kegiatan penyuluhan ISPA dan penimbangan bayi di Pustu
8. Kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kantin sekolah
9. Kegiatan pemeriksaan IVA dan payudara

Anda mungkin juga menyukai