Anda di halaman 1dari 29

Analisa Alsintan…..

 Kegunaan analisa biaya alat dan mesin pertanian:


 Untuk memilih beberapa mesin dari beberapa alternatif yang
ada
 Untuk menentukan apakah akan menyewa atau membeli alat
 Untuk menentukan pembelian
 Perhitungan untuk biaya alat dan mesin di bidang pertanian
dan industri dikenal dua komponen yaitu:
 Biaya tetap (fixed cost / owning cost)
 Biaya tidak tetap (variable cost / operating cost)
 Prestasi alat dan mesin pertanian harus mengimbangi biaya
tetap dan biaya tidak tetap.
 Prestasi tertinggi dari mesin/ alat adalah (Rp/kg):
Biaya per jam serendah mungkin (Rp/jam)
Produksi per jam setinggi mungkin (jam/kg)
Biaya Tetap (Fixed Cost)
 Komponen biaya ini bersifat independent terhadap pemakaian
dari mesin atau alat.
 Dengan kata lain, biaya tetap per jam tidak berubah dengan
perubahan jam kerja tiap tahun dari pemakaian alat atau mesin.
 Ini berarti bahwa biaya ini tetap dihitung sebagai pengeluaran
walaupun mesin dan alat tidak dipergunakan (beroperasi).
 Unsur biaya yang termasuk ke dalam komponen biaya tetap ini
adalah:
Total biaya tetap = Biaya
 Biaya penyusutan
Penyusutan + Biaya modal
 Biaya modal dan asuransi
dan asuransi + Biaya Pajak +
 Biaya pajak (2% P)
Biaya garasi/gudang/gedung
 Biaya gudang/ garasi/ gedung
Biaya Penyusutan (Rp/thn)…..

 Nilai penyusutan alat atau mesin dapat dikatakan


sebagai fungsi dari waktu. Hal ini karena proses
penyusutan merupakan suatu biaya yang harus
dikeluarkan sepanjang waktu.

 Metode yang sering dipakai adalah metode garis


lurus, yaitu:

PS
D
N
Nilai bersih untuk dasar penyusutan untuk traktor dan
peralatan besar dihitung berdasarkan harga penyerahan
di lokasi daerah proyek termasuk perlengkapan, dimana
perhitungannya sebagai berikut:

 Harga penyerahan (termasuk perlengkapan) Rp 75.900.000


 Dikurangi biaya pergantian ban Rp 4.000.000
 Harga penyerahan tanpa ban Rp 71.900.000
 Dikurangi nilai jual (nilai akhir 10%) Rp 7.590.000
 Nilai bersih untuk dasar penyusutan Rp 64.310.000

Kemudian biaya penyusutan dihitung dengan menggunakan


nilai bersih untuk dasar penyusutan sebagai harga awal (P).

untuk traktor rantai, biaya pergantian ban tidak ada. Jika


menggunakan metode garis lurus, maka biaya penyusutan =
Rp 64.310.000 / 10.000 jam = Rp 6.431 /jam

EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si


Biaya Bunga Modal dan
Asuransi (Rp/thn)…..
 Biaya bunga modal dan asuransi diperhitungkan untuk
mengembalikan nilai modal yang ditanam sehingga pada akhir
umur peralatan diperoleh suatu nilai uang yang present value-
nya (PV nya) sama dengan nilai modal yang ditanam.

 Persamaan yang digunakan dalam perhitungan biaya ini


adalah: iP (n  1)
I
2n
 I = Total bunga modal dan asuransi (Rp/thn)
 P = Harga mesin atau alat (Rp)
 i = Total persen bunga modal dan asuransi (%)
 n = umur ekonomis (tahun)
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
Contoh kasus:
 Tingkat bunga modal = 12% per tahun
 Asuransi = 2% per tahun
 Umur ekonomi = 5 tahun
 Harga awal = Rp 20.750.000
 Berapa total bunga modal dan asuransi per tahun ?

JAWAB:

(0.12  0.02) xRp 20.750.000 x(5  1)


I
2 x5
I  Rp1.743.000 / tahun
Biaya Pajak (Rp/thn)…..

 Biaya pajak tiap tahun bagi alsintan sangat bervariasi dari satu
negara ke negara lain.

 Untuk memperoleh besarnya biaya pajak, akan lebih tepat bila


berpedoman pada catatan tahunan dari pemilik alsintan tsb.

 Untuk Indonesia belum dapat menentukan berapa besar pajak


per tahun yang dibebankan pada tiap jenis alsintan.

 Di Amerika diperkirakan beban pajak yang digunakan sekitar


2% dari harga awal per tahun, sedangkan beban asuransi
0.24% dari harga awal per tahun.
Biaya garasi / gudang / gedung
(Rp/thn)…..
 Biaya garasi/gudang/gedung terhadap alsintan sebetulnya
tidak nyata nilai uangnya, akan tetapi dapat terlihat akibatnya
terhadap alsintan.

 Adanya garasi/gudang/gedung mengakibatkan:


 Manajemen yang lebih baik
 Perbaikan yang mudah dan aman
 Penampilan yang teratur dan baik
 Dapat mengurangi kerusakan terhadap alsintan

 oleh karena itu, sebetulnya ada biaya yang harus dibebankan


pada alsintan walaupun sukar untuk menentukannya.
 Jelas, bisa dibayangkan bagaimana keadaan alsintan,
perbaikannya, kerusakan, kerusakan yang terjadi seandainya
tidak ada garasi/gudang/garasi. Ini akan menjadi suatu
kerugian besar.

 Adanya garasi/gudang/gedung menyebabkan biaya perbaikan


menjadi lebih kecil bila tidak ada.

 Di Amerika biaya terhadap garasi/gudang/gedung terhadap


alsintan diperkirakan 0.5% - 1% dari harga awal per tahun.

 Umumnya digunakan 1% dari harga awal per tahun. Beban ini


tergantung kondisi lokal.
Biaya Tidak Tetap…..
 Biaya tiak tetap atau biaya operasi bervariasi menurut
pemakaian. Biaya ini sangat dipengaruhi oleh jam pemakaian.

 Biaya tidak tetap terdiri dari:


 Biaya bahan bakar
 Biaya perawatan
 Biaya reparasi
 Biaya ban (khusus untuk alsintan tertentu)
 Biaya operator
Biaya Bahan Bakar
 Biaya ini adalah pengeluaran solar atau bensin (bahan bakar)
pada kondisi kerja per jam

 Satuannya adalah liter per jam, sedangkan harga per liter yang
digunakan adalah harga lokasi.

 Pemakaian bahan bakar suatu alsintan yang tepat (lt/jam)


adalah bila ditentukan dengan mengukur rata-rata per jam pada
kondisi kerja yang diberikan Agricultural Engineering Service
(FAO, United Nation) yaitu persentase rata-rata biaya bahan
bakar untuk mesin pertanian yaitu:

Biaya Bahan Bakar  PemakaianBB(lt ) xHARGA / lt


per jam HP. jam
Biaya Preventiv (Pemeliharaan)
 Biaya ini adalah untuk memberikan kondisi kerja yang lebih
baik bagi alsintan

 Biaya ini melipiti:


 Minyak pelumas dan Gemuk
 Filter
 Penyetelan berdasarkan buku petunjuk pemeliharaan

 Minyak pelumas & gemuk


 Traktor roda 4 kebutuhannya: (HP x 0.1 ltr oli mesin x Rp/ltr)
/ (HP x 100 jam) dan untuk pekerjaan berat di tambah 25%
 Traktor rantai kebutuhannya: (HP x 0.31 ltr x Rp/ltr) / (HP x
100 jam) untuk oli pelumas dan (HP x 0.014 kg x Rp/kg) / (HP
x 100 jam) untuk gemuk
 Biaya filter umumnya dijumpai pada pemakaian peralatan besar
yang tenaganya 50-400 HP seperti yang digunakan dalam
kegiatan pembukaan hutan, pembuatan jalan dll.

 Untuk peralatan besar tsb, biaya filter per jam dapat dihitung
dengan rumus:
BIAYA LOKAL FILTER PER JAM = INDEKS HARGA DASAR
FILTER X FAKTOR PENGALI
Dalam satu unit peralatan besar terdapat bermacam filter
menurut kode nomor tiap suku cadang.
rata-rata faktor pengali per HP sebesar: 0.003/HP
Biaya Reparasi (Perbaikan)
Biaya ini digolongkan ke dalam 3 golongan yaitu:
 Biaya perbaikan untuk peralatan-peralatan besar seperti loader,
bulldozer, motor grader, excavator, compactor PERKIRAAN
BIAYA PERBAIKAN PER JAM = FAKTOR PERBAIKAN X (HASIL
PENYERAHAN – BIAYA PERGANTIAN BAN) / 1000
 Biaya perbaikan untuk traktor roda (wheel tractor)
Laju biaya perbaikan x % P / 100 jam
 Biaya perbaikan dan pemeliharaan untuk mesin tenaga engine
1.2%( P  S )
 Mesin sumber tenaga engine
100 jam
5% P / tahun  Mesin-mesin panen
2%( P  S )
 Peralatan pertanian seperti bajak, garu dsb
100 jam
Biaya Ban
 Biaya ban per jam diperuntukkan bagi traktor-traktor roda
karena banyak pengalaman menunjukkan bahwa penggantian
ban ini besar pengaruhnya terhadap biaya operasi.
 Biaya ini dihitung dengan persamaan:
BIAYA BAN PER JAM = BIAYA PERGANTIAN BAN /
PERKIRAAN JUMLAH JAM UMUR BAN
 Biaya penggantian ban ini banyak dijumpai terutama peralatan
besar tipe traktor roda yang bekerja berat.
 Misalkan dilakukan penggantian sepasang ban belakang dari
traktor roda dilokasi Rp 2.000.000 dan umur penggunaan ban
2500 jam, maka biaya ban per jam adalah Rp 2.000.000 / 2500
jam = Rp 800 /jam
Biaya Operator
 Biaya operator per jam tergantung pada keadaan
lokal. Besar gaji operator bervariasi menurut lokasi.

 Besar biaya operator per jam dapat diambil dari gaji


operator bulanan atau jumlah per tahun dibagi
totaljam kerja.
Rumus dan Contoh
Perhitungan Biaya:
TRAKTOR & MOTOR PENGGERAK

 BT 
Bpj     P  Op  Bb  O  B 
 X 
 Bpj = Biaya kerja traktor atau motor penggerak / jam (Rp/jam)
 BT = Biaya tetap (Rp/ thn)
Biaya tetap meliputi: biaya penyusustan, biaya bunga
modal dan asuransi, biaya pajak
 X = Jumlah jam kerja per tahun (jam/thn)
 P = Biaya perbaikan (Rp/jam)
 Op = Biaya oli dan pelumas (Rp/jam)
 Bb = Biaya bahan bakar (Rp/jam)
 O = Biaya operator (Rp/jam)
 B = Biaya ban (Rp/jam)
Contoh Kasus:
 Satu unit traktor rantai Catterpillar dengan harga
penyerahan di lokasi (termasuk perlengkapan) Rp
34.500.000. Nilai akhir 10% dan umur ekonomi
diperkirakan 10.000 jam (5 tahun). Penyusutan
menggunakan metode garis lurus. Besar interest
12%, asuransi 3%, biaya gudang/garasi/gedung 1%,
dan pajak 2% per tahun dari P. Jam kerja per tahun
2.000 jam. Tenaganya 105 HP dan kondisi operasi
termasuk zona B (Faktor perbaikan 0.09). Pemakaian
bahan bakar 0.18 lt solar / HP.jam. Biaya operator Rp
1.000 /jam. Harga oli: Rp 650/lt, pelumas: Rp 750/lt,
solar: Rp 30/lt. Hitung biaya kerjanya per jam !
BIAYA TETAP:
 Biaya penyusutan:
(Rp 34.500.000 – Rp 3.450.000) / 5thn = Rp 6.210.000 /thn

 Biaya bunga modal dan asuransi:


iP ( n  1) 0 .15 xRp 34 .500 .000 x 6
I    Rp 3 .105 .000 / thn
2n 10
 Biaya pajak dan biaya garasi:
(2% + 1%) x Rp 34.500.000 = Rp 1.035.000 /thn
+

JUMLAH BIAYA TETAP = Rp 10.350.000 /thn


BIAYA TIDAK TETAP:
 Biaya perbaikan:
Faktor pengali x (Biaya penyerahan – Biaya pergantian ban)/1000
= (0.09 x Rp 34.500.000) / 1000 jam = Rp 3.105 / jam

 Biaya oli dan pelumas (Op): Rp 222,59 / jam


Oli = (105 HP x 0.31 lt x Rp 650/lt) / (HP x 100 jam)
= Rp 211,56 / jam
Gemuk = (105 HP x 0.014 kg x Rp 750/kg) / (HP x 100 jam)
= Rp 11,03 / jam

 Biaya bahan bakar (Bb):

Bb  05HPx0.18lt /( HP. jam) xRp30 / lt  Rp567 / jam


 Biaya operator (O) = Rp 1.000 /jam

 Biaya ban = 0

 Biaya kerja:

 BT 
Bpj     P  Op  Bb  O  B 
 X 
 Rp10.350.000 
Bpj     Rp3.105 / jam  Rp 222,59 / jam  Rp567 / jam  Rp1000 / jam  0
 2000 jam 

BIAYA KERJA = Rp 10.070 / jam


Contoh Kasus:
 Sebuah traktor roda model Deutz 70 HP dengan harga
penyerahan di lokasi (termasuk perlengkapan) Rp 13.153.000.
Harga ini sudah termasuk bannya. Sedangkan harga 4 ban
adalah Rp 1.500.000. Nilai akhir 10% dan umur ekonomi
diperkirakan 12.000 jam kerja. Besar interest 12%, asuransi
0.24%, biaya gudang/garasi/gedung 1%, dan pajak 2% per tahun
dari P. Jam kerja per tahun 2.000 jam. Pemakaian bahan bakar
0.18 lt solar / HP.jam. Biaya operator Rp 1.000 /jam. Harga oli: Rp
650/lt, pelumas: Rp 750/lt, solar: Rp 30/lt. Laju biaya perbaikan
0.85 / 100 * P / 100 jam. Biaya ban (Rp/jam) = Biaya pergantian
ban (Rp) / perkiraan jam umur pakai (jam)
Hitung biaya kerja traktor tiap tahun umur traktor ! Biaya
penyusutan menggunakan SINKING FUND METHOD.
 Harga penyerahan (termasuk perlengkapan) Rp 13.153.000
 Dikurangi biaya pergantian ban Rp 1.500.000
 Harga penyerahan tanpa ban Rp 11.653.000
 Dikurangi nilai jual (nilai akhir 10%) Rp 1.315.300
 Nilai bersih untuk dasar penyusutan Rp 10.337.700

biaya penyusutan menggunakan sinking fund method yaitu:


Dn  ( P  S )( A / F , i %, N )( F / P, i %, n  1)

(P-S) = Rp 10.337.700
N = 12000/2000 = 6 tahun
(A/F,12%,12000/2000) = 0.1232
 Biaya penyusutan tiap tahunnya adalah:
BIAYA TETAP
 Biaya bunga modal dan asuransi:
iP ( n  1) 12 %  0 .24 % xRp 13 .153 .000 x 7
I    Rp 939 .124 / thn
2n 12
 Biaya pajak dan biaya garasi:
(2% + 1%) x Rp 13.153.000 = Rp 394.590 /thn
BIAYA TIDAK TETAP:
 Biaya perbaikan:

0.85 Rp13.153.000
x  Rp1.118
100 100

 Biaya oli dan pelumas (Op): Rp 148,05 / jam


Oli = (70 HP x 0.31 lt x Rp 650/lt) / (HP x 100 jam)
= Rp 141,05 / jam
Gemuk = (70 HP x 0.014 kg x Rp 750/kg) / (HP x 100 jam)
= Rp 7,35 / jam

 Biaya bahan bakar (Bb):


70 HPx0.18lt /( HP. jam) xRp30 / lt
Bb   Rp378 / jam
Hp. jam
 Biaya operator (O) = Rp 1.000 /jam

 Biaya ban =
BiayaPergantianBan Rp1.500.000
B   Rp750 / jam
PerkiraanJamUmurPemakaian 2000 jam

BIAYA TIDAK TETAP =


BTT  P  Op  Bb  O  B 
BTT  Rp1.118 / jam  Rp148,80 / jam  Rp378 / jam  Rp1000 / jam  rp750 / jam

= Rp 3.394,40 /jam

Anda mungkin juga menyukai