Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

Ahmad Yori Januari (1715061021)

Nadya Merdeka Wati (1715061010)

Yolanda Cici Aprilia (1755061003)

TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Pendidikan Bahasa Indonesia tentang Penyintesisan dalam Karya Tulis Ilmiah.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, September 2017

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Masing-masing jenis karya tulis ilmiah memiliki komponen tertentu sesuai


dengan karakteristik karya tulis ilmiah yang bersangkutan.Artinya ada komponen-
komponen tertentu yang pada suatu karya tulis ilmiah harus ada, sementara pada
karya tulis ilmiah yang lainnya tidak harus ada.Komponen-komponen itu bersifat
tentatif. Itulah sebabnya, komponen-komponen yang membangunsebuah makalah
berbeda daripada komponen-komponen yang terdapat pada skripsi, tesis,artikel atau
karya tulis ilmiah lainnya. Komponen-komponen yang membangun penelitian
kualitatif ada yang tidak sama dengan penelitian kuantitatif. Dengan demikian
jelaslah bahwa unsur-unsur atau komponen-komponen yang membangun sebuah
karya tulis ilmiah tidak selalu sama.

Menulis adalah suatu proses, suatu unjuk perbuatan. Sama halnya dengan
bersepeda, berapapun pahamnya seseorang tentang tata caramengendarai sepeda,
orang tersebut tetap tidak pandai (apalagi terampil) mengendarai sepeda bila ia tidak
dipertemukan dengan sepeda, berlatih mengendarai sepeda, serta jatuh bangun
dalam bersepeda. Demikian halnya juga dengan menulis karya tulis ilmiah. Seorang
ilmuan tidak akan terampil di dalam menulis karya ilmiah bila ia tidak membiasakan
dirinya dengan menulis karya tulis ilmiah tersebut.

Agar komponen-komponen yang membangun karya tulis ilmiah dapat dipahami


dengan lebih baik dan dapat dipraktikan di dalam kehidupan akademik, maka
berikut ini akan diuraikan masing-masing komponen tersebut skarya tulis ilmiah
secara satu persatu berdasarkan bagian-bagian karya tulis ilmiah tersebut, yaitu
bagian awal, bagian tengah dan bagian akhir.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Karya Tulis Ilmiah

Istilah karya ilmiah yaitu mengacu pada karya tulis yang menyusun dan penyajiannya
didasarkan pada kajian ilmiah dan kerja ilmiah. Dilihat dari panjang pendeknya atau
kedalaman uraian, karya tulis ilmiah dibedakan atas makalah dan laporan penelitian.
Dalam penelitian, baik makalah maupun laporan penelitian penelitian, didasarkan pada
kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya semacam itu
didahului oleh studi pustaka dan lapangan (Azyumardi,2008:111).

Karya tulis ilmiah adalah suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat
keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang
tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penuliasan yang bersantun
bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau keilmiahannya (Eko
Susilo M,1995:11).

Karya tulis ilmiah merupakan hasil kerja menulis yang membahas masalah-masalah
tertentu ditinjau dari segi keilmuan (ilmiah) istilah ini sebenarnya berlaku secara umum
untuk semua karangan yang disusun secara ilmiah (Agus Harianta dan Alex
Suryanto,2006:132).

Karya ilmiah adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu
dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan yaitu menggunakan metode ilmiah di
dalam membahas permasalahan, menyajikan kajiannya dengan menggunakan bahasa
baku dan tata tulis ilmiah, serta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang meliputi:
bersifat objektif, logis, empiris, sistematik, lugas,jelas,dan konsisten (Prayitno,2000:12).
2.2 Manfaat dan Tujuan karya Tulis Ilmiah

Tujuan Karya Ilmiah

a) Sebagai wahana untuk melatih ide tersurat atau hasil penelitian dalam bentuk karya
ilmiah yang sistematis dan metodologis.

b) Makalah ilmiah telah ditulis diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan


antara sekolah dan masyarakat.

c) Foster etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya konsumen


pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi produsen (produsen) berpikir dan menulis di
bidang ilmu pengetahuan.

d) Membuktikan pengetahuan dan potensi ilmiah yang dimiliki oleh siswa dalam
menghadapi dan memecahkan masalah dalam bentuk karya ilmiah yang bersangkutan
setelah mendapat pengetahuan.

e) Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

Manfaat Karya Ilmiah

a) Penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan membaca efektif


b) Penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber,
mengambil sarinya, dan mengembangkan.
c) Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan keperpustakaan.
d) Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan menyajikan
data dan fakta.
e) Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual.
f) Penulis terus mempeluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.
g) Penulisan popular cepat ditangkap pembaca.
h) Dapat menghibur dan menyenangkan pembaca.
i) Penulis dapat mempelancar dalam pengungkapan ide.
j) Biasa dijadikan sarana peluapan perasaan.(Suseno,1982:2-5)
2.3 Kaidah Penulisan dalam Karya Ilmiah

A. Syarat Khusus dalam Penulisan Karya Ilmiah

Karya tulis ilmiah adalah suatu produk dalam kegiatan ilmiah. Apabila kita
membicarakan produk ilmiah,pasti kita membayangkan kegiatan yang dilakukan
untuk menghasilkan temuan baru yang bersifat ilmiah,yaitu penelitian. Dari
berbagai macam bentuk karya tulis,karya tulis ilmiah memiliki persyaratan khusus.
Di dalam Jurnal Pendidikan oleh DirektoratTenaga Kependidikan (2008:6)
dikemukankan bahwa persyaratan karya tulis ilmiah adalah:

1. Karya tulis ilmiah menyajikan faakta objektif secara sistematis atau menyajikan
aplikasi hukum alam pada situasi spesifik. Jadi,tulisan yang dihasilkan
merupakan tulisan yang benar-benar sesuai dengan keadaan dilapangan, dan
tidak berpihak pada suatu teori atau pendapat.
2. Karya tulis ilmiah ditulis secara cermat,tepat,benar,jujur,dan tidak bersifat
terkaan.
3. Karya tulis ilmiah disusun secara sistematis setiap langkah direcanakan secara
terkendali ,konseptual dan procedural.
4. Karya tulis ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan
alasan yang indusif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
5. Karya tulis ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan daan
pembuktian berdasarkan suatu hipotesis.
6. Karya tulis ilmiah hanya mengandung kebenaran factual sehingga tidak
memancing pertanyaan yang bernada keraguan.
B. Sifat Karya Imiah

Ada beberapa sifat yang dimiliki oleh sebuah karya ilmiah. Sifat – sifat tersebut
di antaranya:

1. Mengacu pada teori


Artinya karangan ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan sebagai
landasan berpikir/kerangka pemikiran/acuan dalam pembahasan masalah.
2. Berdasarkan fakta
Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya,
sebenarnya dan konkret.
3. Logis
Artinya setiap keterangan dalam kerangka ilmiah selalu dapat ditelusuri,
diselidiki dan diusut alasan – alasannya rasional dan dapat diterima akal.
4. Objektif
Artinyadalam kerangka ilmiah semua keterangn yang diungkapkan tidak
pernah subjektif, senantiasa factual dan apa adanya serta tidak diintervensi
oleh kepentingan baik pribadi maupun golongan.
5. Sistematis
Baik penulisan/penyajian maupun embahasan dalam karya ilmiah disajikan
sevara rutin,terartur,kronolofis,sesuai dengan prosedur dan system yang
berlaku, terurt, dan tertib.
6. Saahih/Valid
Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar
menurut aturan ilmiah yang berlaku.
7. Jelas
Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernih-
jernihnya, gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan
pertanyaan dan keragu- raguan didalan benak pembaca.
8. Seksama
Baik penyajian maupun pembahasan dalam karya ilmiah dilakukan seara
cermat, teliti, dan penuh kehati – hatian dan tidak mengandung kesalaha
betapapun kecilnya
9. Tuntas
Pembahasandalam karangan ilmiah harus sampai keakar – akarnya.
Jadi,supaya karangan tuntas,pokok masalah harus dibatasi tidak boleh
terlalu luas.
10. Bahasanya Baku
Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai dengan
bahasa yang dijadikan tolak ukurstandar bagi betul tidaknya penggunaan
bahasa.
11. Penulisan sesuai dengan aturan standar (nasional/internasional)
Perlu diingat bahwa tata cara penulisan laporan penelitian yang berlaku di
lembaga tempat bernanung tetap harus diperhatikan.
2.4 Jenis Karya Ilmiah

Berdasarkan tingkat akademisnya, karya ilmiah dapat dibedakan atas lima macam,
yaitu:
1) makalah
2) laporan penelitian
3) skripsi
4) tesis
5) disertasi.
Makalah adalah karya tulis yang memerlukan studi, baik secara langsung maupun tidak
langsung; dapat berupa kajian pustaka/buku, kajian suatu masalah, atau analisis fakta
hasil observasi. Laporan penelitian merupakan sebuah tulisan yang dibuat setelah
seseorang melakukan penelitian, pengamatan, wawancara, pembacaan buku, percobaan,
dan lain-lain. Adapun skripsi merupakan jenis karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa
strata satu (S1) untuk memperoleh gelar sarjana; tesis ditulis oleh mahasiswa strata dua
(S2) untuk memperoleh gelar magister; dan disertasi ditulis oleh mahasiswa strata tiga
(S3) untuk memperoleh gelar doktor. Namun, untuk keperluan diklatini, pembicaraan
selanjutnya akan difokuskan pada penulisan laporan penelitian.

2.5 Penyintesisan dalam Karya Tulis Ilmiah

Penyentesisan adalah kata jadian yang berasal dari kata ‘sintesis’ dan mendapat
konfiks ‘ke-an’. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
(2001)mendefinisikan sintesis sebagai “...paduan (campuran)berbagai penelitian
atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras...” atau “penggabungan unsur-
unsur untuk membentuk ujaran dengan menggunakan alat-alat bahsa yang ada”.
Penyintesisan dapat diartikan sebagai tindakan memadukan berbagai informasi,
pendapat, atau batasan yang disesuaikan dengan topik bahasan yang akan
disusunnya. Kegiatan ini perlu dilakukan penulis untuk mengembangkan atau
mendukung tulisannya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan penulis dalam penyintesisan ini antara lain
sebagai berikut.

1. Membaca tulisan orang lain baik yang bersumber dari buku, majalah, surat
kabar, tabloit, maupun internet yang bertemali dengan topik yang digarapnya.
2. Mencatat pernyataan, pendapat dan batasan dari berbagai sumber yang
berhubungan dengan topik bahasan.
3. Mengumpulkan berbagai catatan tersebut dalam buku catatan (log-book) atau
ditulis di komputer dengan file tertentu.
4. Mengelompokkan berbagai informasi tersebut berdasar sub-subtopik bahasan.
5. Mensortir dan mengurutkan berbagai informasi tersebut sesuai dengan peta pikir
atau kerangka tulisan yang akan disusun.
6. Menciptakan ppengetahuan baru melalui pemaduan beberapa bahan bacaan dari
berbagai penulis lainnya dalam bentuk paragraf.

Selanjutnya, dibawah ini disajikan berbagai contoh penyintesisan yang pernah dilakukan
oleh penulis. Perhatikan cara penyintesisan di bawah ini.

“Anak-anak memperoleh komponen-komponen utama bahasa ibu mereka dalam waktu


yang relatif singkat. Ketika mereka mulai bersekolah dan mempelajari bahasa formal,
mereka sudah mengetahui cara berbicara untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Mereka sudah mengetahui dan mengucap sejumlah kata. Namun, perkembangan bahasa
tidak berhenti ketika seseorang anak sudah mulai bersekolah atau ketika dia sudah
dewasa. Proses perkembangan telah berlangsung sepanjang hayat. Bayi mulai
memperoleh bahasa ketika berumur kurang dari satu tahun, sebelum dapat
mengucapkan satu kata. Mereka memperhatikan muka orang dewasa, meskipun tentu
saja belum menggunakan bahasa dalam arti yang sebenarnya. Mereka juga dapat
membedakan beberapa ucapan orang dewasa.

Selanjutnya ketika berumur satu tahun, bayi mulai mengoceh, bermain dengan bunyi
seperti halnya bermain dengan jari-jari tangan dan jari-jari kakinya. Seperti halnya
kemampuan berjalan, kemampuan berbicara anak-anak seluruh dunia mulai pada umur
yang hampir sama dan dengan cara yang hampir sama pula. Perkembangan bahasa pada
periode ini disebut perkembangan pralinguistik (Cleason, 1985 : 3).

Penyintesisan yang dilakukan penulis di atas terdiri atas dua paragraf. Paragraf pertama
terdiri atas tujuh kalimat, sedangkan paragraf kedua terdiri atas tiga kalimat. Dengan
demikian, kedua paragraf diatas terdiri dari sepuluh kalimat.

Jika kita perhatikan secara seksama, pemaduan informasi diatas masih belum berurutan.
Kalimat pertama pada paragraf pertama kurang relevan pada kalimat kedua. Kalimat
pertama menandaskan tentang kompomen-komponen utama bahasa ibu, sedangkan
kalimat kedua langsung mempelajari bahasa secara formal. Tampak kedua bahasa itu
terjadi pelompatan topik dan makna. Kalimat pertama cenderung memperoleh bahasa
dan kalimat kedua cenderung ke pembelajaran bahsa secara formal. Begitu pula, kalimat
keempat dan kelima urutannya tidak konstan. Kalimat-kalimat penopangnya atau
komplomennya tidak saling menlengkapi. Sehingga paragraf satu tidak jelas topik atau
pokok bahasanya.

Paragraf kedua tampak sekali topik atau pokok bahasanya, yaitu tentang periode
perkembangan pralinguistik. Kalimat lima, enam, dan tujuh pada paragraf pertama
bertemali pada paragraf kedua. Kalimat satu, dua, tiga, dan empat paragraf satu bersifat
umum dan tidak berhubungan dengan paragraf satu dan dua. Jika akan digunakan,
sebaiknya dijadikan satu paragraf dan diletakkan pada paragraf terakhir.

Agar menjadi jelas, sebaiknya penyintesisan tersebut dinyatakan sebagai berikut.

“Anak-anak memperoleh komponen-komponen utama bahsa ibu dalam waktu yang


relatif singkat. Mereka mulai memperoleh bahasa ketika berumur kurang dari satu
tahun, sebelum mengucapkan satu kata. Meskipun belum mampu berbahasa yang
sebenarnya, mereka berkomunikasi dengan memperhatikan muka orang dewasa dan
meresponnya. Mereka juga dapat membedakan ucapat orang dewasa. Selanjutnya ketika
berumur satu tahun, bayi mulai mengoceh, bermain dengan bunyi seperti halnya
bermain dengan jari-jari tangan dan jari-jari kakinya. Seperti halnya kemampuan
berjalan, kemampuan berbicara anak-anak seluruh dunia mulai pada umur yang hampir
sama pula. Perkembangan bahasa pada periode ini disebut perkembangan pralinguistik
(Gleason, 1985 : 3).”

Perhatikan contoh di bawah ini dengan seksama.

“Pemerkosaan (rape) berasal dari bahasa latin yang berarti rapere yang berarti mencuri,
memaksa merampas atau membawa pergi (Haryanto, 1997). Pemerkosaan adalah suatu
usaha untuk melampiaskan nafsu seksual yang dilakukan oleh seorang laki-laki terhadap
perempuan dengan cara yang dinilai melanggar menurut moral dan hukum
(Wignjcsoebroto dalam Prasetyo, 1997). Di dalam Pasal 285 KUHP disebutkn bahwa :
“Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksakan seorang wanita
bersetubuh dengan dia di luar perkawinan. Selain itu kata-kata bersetubuh memiliki arti
bahwa secara hukum pemerkosaan terjadi pada saat sudah terjadi penetrasi. Pada saat
belum terjadi penetrasi. Pada saat belum terjadi penetrasi maka peristiwa tersebut tidak
dapat dikatakan pemerkosaan akan tetapi masuk dalam kategori pencabulan.”

Paragraf baru ini telah disentisiskan dan tentu berbeda dengan paragraf sebelumnya.
Perubahannya antara lain sebagai berikut. Kata ‘tindakan ini pada kalimat kedua.
Menggantikan kata ‘pemerkosaan’ pada kalimat pertama. Definisi pemerkosaan pada
kalimat kedua lebih sederhana. Kalimat ketiga bertemali dengan kalimat sebelumnya
karena menegaskan sanksi hukum bagi pemerkosa. Perhatikan lagi contoh penyintesisan
di bawah ini.

“Di Provinsi Lampung sendiri kajadian luar biasa (KLB) dikarenakan diare pada tahun
2010, cukup rendah yaitu hanya 2,18 persen per 1000 balita. Akan tetapi jika
dibandingkan dengan Provinsi Sumatera Selatan hanya 1,05 persen per 1000 balita.
Urutan pertama terjadi KLB diare adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yaitu
18,84 persen per 1000 balita (Dimas, 2010). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
terjadinya diare di Provinsi Lampung, cukup rendah jika dibandingkan dengan Provinsi
Sumatera Selatan, maka, Provinsi Lampung masih cukup tertinggal.”

Paragraf di atas terdiri atas lima kalimat. Tampak bahwa penulis hanya memindahkan
kalimat tanpa memadukan informasi. Kalimat satu sampai dengan kalimat empat berasal
dari satu sumber. Kalimat kelima merupakan simpulan dari empat kalimat sebelumnya.
Sebenarnya, empat kalimat sebelumnya sudah menunjukkan urutan yang mengandung
satu topik atau pokok bahasan tentang peringkat KLB diare pada tiga provinsi. Namun
pernyataan pada empat kalimat diatas masih tampak mengulang-ulang dan tidak
dinyatakan dalam kalimat yang efektif.

Jika akan disintesiskan, paragraf trsebut dapat dinyatakan sebagai berikut.

“Kejadian Luar Biasa (KLB) diare di Provinsi Lampung pada tahun 2010 cukup rendah
yaitu 2,18 persen per 1000 daripada Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yaitu 18,84
persen. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi
Lampung masih tertinggal karena angka KLB di Provinsi tersebut hanya 1,05 persen per
1000 balita (Dimas, 2010).”

Bila dicermati secara seksama, paragraf ini berbeda dengan paragraf sebelumnya.
Paragraf sebelumnya terdiri atas lima kalimat, sedangkan paragraf yang sudah
disintesiskan hanya terdiri atas tiga kalimat. Jadi, terdapat penghematan dua kalimat dan
penyintesisan ini tidak mengubah makna sama sekali dari paragraf sebelumnya.

Itulah beberapa contoh cara menyintesis berbagai informasi dari berbagai sumber.
Dengan cara seperti ini, di harapkan akan memotivasi penulis untuk selalu membaca,
memadukan, serta mengumpulkan berbagai informasi. Hal ini akan membantu atau
mempermudah penulis dalam mengembangan ide pokoknya. Disamping itu, cara
berpikir ini pun dapat melatih penulis untuk selalu berpikir kritis dan cermat dalam
berbahasa.
2.6 Perujukan dalam Karya Tulis Ilmiah

Dalamhalperujukan, ada dua cara yang bisa dilakukan,bergantung pada jenis
rujukan yang dipakai.Cara yang pertama adalah dengan mengintegrasikan ruju
kan kedalam teks, sedangkan cara yang kedua adalah dengan tidak mengintegra
sikan kedalamteks. Pada umumnya rujukan yang berupa bahan bahan pustaka
mengikuti cara kedua.Cara yang pertama biasanya berkaitan dengan kutipan
langsung dan kutipan tidak langsung. Adapun cara kedua berkaitan dengan cat
atankaki.

Rujukan dilakukan dengan menggunakan nama akhir dan tahun di antara


tanda kurung.Jika dua penulis,perujukan dilakukan dengancara menyebutnama
akhir kedua penulis tersebut. Jika penulisnya lebih dari dua orang, penulisan
rujukan dilakukan dengan cara menulis nama pertama dari penulis tersebut 
diikuti dengan dan kawan-kawan.Jika nama penulis tidak disebutkan,yang
dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga yang menerbitkan,nama
dokumenyang diterbitkan,atau nama

Koran. Untukkarya terjemahan,perujukandilakukandengan


caramenyebutkannama penulis yang berbedadicantumkan dalam satu tanda
kurung dengan titik komasebagaitanda pemisahnya.

1. CaraMenulisKutipanTidakLangsung

Ada beberapa cara penulisan bahan rujukan yang bisa digunakan oleh para
peneliti Atau penulis laporan penelitian. Cara mana yang dipakai bukanlah
persoalanutama.Hal yang paling penting adalah memilih salah satu cara
dan menerapkannya secara taat asas. Berikut ini dipaparkan cara penulisan 
kutipan secara tidak langsung

a.Jika nama pengarang dinyatakan dalam teks, nama tersebut langsung di ikuti
dengan tahun terbit dan nomor halaman kalau diperlukan yang ditempatkan 
didalam kurung.

b.Jika nama pengarang tidak dicantumkan pada teks, cantumkan nama akhir
pengarang dan tahun terbit pustaka serta nomor halaman bila diperlukan di
dalam kurung pada akhir pernyataan yang dikemukakan sebelum tanda titik
akhir kalimat pernyataan itu. Diantara nama pengarang dan tahun terbit
ditempatkantanda baca koma (,)
c. Untuk acuan dengan dua pengarang, cantumkan nama akhir kedua
pengarang:lebih daridua orang pengarang,gunakanlahsingkatandkk(dan kawan-
kawan) sesudah nama pengarang yang di acu. Dalam hal
penempatanpengarang,ketentuan(1)dan(2)berlakujuga untuk (3).

d. Jika ada beberapakarya terbitantahun yang sama dari seorang pengarang


gunakanhuruf a, b, c, dst. Di belakangtahun terbit di dalamkurung.

e.Jika beberapa pengarang diacu bersama,nama nama pengarang dan tahun 
terbit buku itu ditulis didalam satu kurung.tanda titk koma (;) memisahkan nama
satu pengarang dengan pengaranglainnya.

f. Jika pustakaacuan tidak mempunyaitahun terbit,


tuliskantanpatahundidalamkurungsetelahpenyebutannama pengarang.

2. CaraMenulisKutipanLangsung

Dalam penyajian karya ilmiah, kutipan langsung juga diperlukan untuk 
menunjang pembahasan atau memberi informasi lebih lanjut. Namun, perlu
diingat bahwa penggunaan kutipan langsung yang terlalu banyak dan
panjang perlu dihindari.Hal ini karena dapat menimbulkan kesan
bahwa penulis kurang mengolah dan mencerna apa yang diacu.Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalampengutipan secara langsung.

a. Kutipanlangsungyang kurangdari empatbaris ditempatkandalamteks


diantara tanda petik dengan jarak sama dengan baris dalamteks, yaitu dua spasi.

b. Kutipan langsungyang terdiridari empatbaris atau lebih ditempatkan


dibawahbaris terakhir teksyang mendahuluinya.Kutipaninidiketiktanpa tanda
petik denganjarak satu spasi danmenjorokmasuklima ketukandari marginkiri.

c. Jika sumber acuan dalam bahasa asing, sebaiknya bagian dikutip di


terjemahkansecarabebas ke dalambahasaIndonesiasebagaikutipantak
langsung.Jika terpaksaharus dikutiplangsung,pernyataandalambahasa asing
itudigarisbawahatau diketik dengan huruf miring jika menggunakankomputer.
B. PENGGUNAAN CATATAN KAKI

Catatan kaki merupakan keterangan-keterangan atas teks karangan yang


bersangkutan.Catataninidigunakanuntuk:

a. Menunjangfakta, konsep,dan gagasanatau untuk memberikaninformasi


tentangsumberdatayang relevan.

b. Untuk memberikanpenjelasantambahantentangsuatumasalahyang
dikemukandalamteks.

Cara penulisancatatankaki pun ada dua cara yaitu penulisancatatankaki dengan


menunjuk referensi dan penulisan catatan kaki dengan tidak menunjuk
referensiyang digunakan.

1.
Catatan kaki dengan menunjukReferesi

Hal-halyang perlu diperhatikandalampenggunaancatatankaki dengancara


pertama adalahsebagaiberikut:

a. Catatan kaki diletakkan di bagian bawah halaman yang sama dengan bagian
kalimat yang ditandai itu, tidak boleh menempatkannya pada halaman yang
terpisah.

Apabali suatu buku dikutip berkali-kali, penulisan catatan kaki yang kedua
dan seterusnyadapat menggunakansingkatan. Ketentuannyaadalahsebagai
berikut:

1). Ibid
Adalahkependekandari ibidiemyang mengandungarti pada tempatyang sama.
Ibid dipakaiapabilasuatu kutipandiambil dari sumberatau buku yang sama.

2). Op.cit.
Adalah kependekan dari opera citato. Artinya, pada karya yang telah dikutip.
Dipakai apabila suatu kutipan diambil dari sumber yang telah
disebutkansebelumnya,namunsumberitu telah diselingioleh sumberlain
dalamhalamanyang berbeda.

3). Loc. Cit.


Adalahkependekandari loco citato.Artinyapada tempat/halamanyang telah
dikutip.Loc. Cit. dipakaiapabilasuatu kutipanyang diambildari
sebuahsumberyang sama, tetapi telah diselingioleh sumberkutipanlain
dalamhalamanyang sama.

2. CatatanKakidenganTidakMenunjulReferensi

Catatan kaki model kedua ini hendaknya ditempatkan di bawah halaman


tempat nomor catatan itu dinyatakan yang dipisahkan dari teks dengan garis
sepanjang14pukulandarimarginkiri.Garis pemisahituberjarakduaspasi.

Selaincatatankaki, adaketerangantambahanyang ditempatkanpada akhir


bab,yakni pada halamantersendiriyang
berkudul“CATATAN”.Penomorancatatandi dalam teks serta
penulisabcatatandan penomorancatatandidalamhalaman“CATATAN” sama
dengan penulisankakimodelkedua.
BAB III

PENUTUP

Demikianlah makalah ini kami sampaikan.Kami sadar bahwa makalah ini belum
sempurna baik dari segi penulisan maupun materi yang disampaikan. Oleh karena itu,
kami sangat berharap akan saran dan kritik dari pembaca demi menciptakan sebuah
makalah yang lebih baik .Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan khusunya
bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.hengkikristianto.com/2014/02/cara-membuat-makalah-yang-baik-dan-
benar.html

https://www.academia.edu/12353615/
Pemanfaatan_Pustaka_dalam_Penulsian_Karya_Ilmiah

https://www.academia.edu/25734561/Bahasa_pada_Karya_Tulis_Ilmiah

https://www.academia.edu/8246108/
MAKALAH_TEKNIK_PENULISAN_KARYA_ILMIAH_II_PERWAJAHAN

http://www.gurupendidikan.co.id/6-pengertian-tujuan-dan-manfaat-karya-ilmiah-
menurut-para-ahli/

https://www.slideshare.net/sartonodwiadi/karya-ilmiah-42903047

https://www.slideshare.net/sartonodwiadi/karya-ilmiah-42903047

Anda mungkin juga menyukai