Anda di halaman 1dari 8

ARSITEKTUR

TROPIS
INDRA PURNAMA PUTRA

F 221 17 167

JUMAT 29 MARET 2019


SISTIM PENCAHAYAAN PADA RUMAH IBADA

A. Masjid syekh Yusuf Gowa Makassar

Sejak zaman dulu, Gowa sudah terkenal sebagai wilayah pusat penyebaran Islam di
provinsi Sulawesi. Menurut sebuah catatan sejarah, Islam pertama kali dijadikan sebagai
agama resmi untuk Kerajaan Gowa sejak tahun 1603. Artinya, sudah 409 tahun yang lalu
islam mulai menyebar di daerah ini.
Tentu saja dengan rentang waktu yang sangat lama, sudah berdiri tempat peribadatan
umat muslim yang sudah tergolong sangat tua. Sebut saja Masjid Al-Hilal atau biasa dikenal
dengan sebutan Masjid Tua Katangka yang terletak di Sungguminasa.

Meskipun Masjid Syekh Yusuf yang kita bahas ini dibangun setelah Masjid Tua
Katangka, namun masjid ini memiliki keunikan yang berasal dari unsur seni kaligrafi yang
sangat indah. Berbagai seni kaligrafi dengan berbagai gaya seperti Khat yang dibalut dengan
warna-warni indah menjadi pelengkap keindahan masjid ini. Bahkan, kaligrafi ini juga hampir
memenuhi seluruh ruangan masjidnya, termasuk dibagian atas mihrab dan di sekeliling
tembok bagian atas masjid.

Masjid Syekh Yusuf mampu menampung hingga 4.000 jamaah sekaligus, dan
dibangun menyerupai Masjid Al-Markaz Al-Islami Makassar, namun dengan ukuran yang
lebih kecil.
Sebagai sebuah bangunan masjid, ternyata Masjid Syekh Yusuf tidak hanya
difungsikan sebagai tempat peribadatan sholat saja, namun juga digunakan sebagai tempat
diselenggarakannya pengajian rutin.

Masjid ini baru diresmikan oleh Gubernur Sulsel Syahrul YL, pasca renovasi 2016
lalu, Jumat (6/4/2018)
Masjid ini terletak di kabupaten gowa Sulawesi selatan.

Sementara itu, masjid ini juga ditujukan sebagai suatu bentuk simbol peradaban
umat beragama di Indonesia.

Secara arsitektural bangunannya, desain Masjid Syekh Yusuf yang baru ini
lumayan unik. Yaitu dengan gerbang utama berdenah persegi panjang dengan lubang persegi
di bagian tengah atas. Kemudian pada bagian jendelanya dibuat seperti sebuah Wajik dengan
kaca dibagian tengahnya.

Pada bagian atap tetap dibangun dengan limasan, namun yang unik adalah bagian
puncaknya tidak memiliki kubah seperti kebanyakan masjid lainnya, lebih dibangun mirip
dengan sebuah monumen. Pada bagian samping, terpisah dari bangunan utamanya, berdiri
sebuah menara dengan desain unik yang menjulang tinggi. Desainnya sangat unik, karena
tidak mengikuti sisi geometris seperti bentuk persegi, maupun bulat.

Masuk kebagian dalam, masjid ini menyediakan segi ruangan yang begitu megah.
Namun, tetap tidak lupa untuk tetap mempertahankan sisi sebelumnya, yaitu dengan berbagai
kaligrafi bergaya unik dibagian dalamnya, termasuk pada bagian dinding atas
Gambar di bawah adalah gambar interior dari Mesjid Agung Syekh Yusuf dan pada
gambar tersebut sangat terlihat jelas bahwa mesjid ini sangat memanfaatkan cahay matahari
sebagai penerang di siang hari, mereka membuat bukaan besar di sekeliling bangunan
sehingga dapat memberikan cahaya yang cukup untuk ruang beribadah, dan bukaan yang
dibuat besar dan tinggi itu juga dapat berfunsi sebagai penyalur udara atau angin agar ruangan
tersebut tidak panas mekipun tidak menggunakan ac

Berikut beberapa gambar interior masjid dengan bukaan yang di gunakan.


B. Mesjid Agung Mamuju Kota

Masjid Agung Mamuju atau Masjid Syuhada terletak di pusat Kota Mamuju,
tepatnya di Jalan KH Abdul Ahadi, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat.

Bangunan Masjid Agung Mamuju cukup besar dan dapat menampung lebih dari
3.000 jamaah. Terdapat dua lantai pada bangunan Masjid Agung Mamuju. Lantai pertama
digunakan untuk berbagai fasilitas pendukung, seperti perpustakaan, Taman Pendidikan
Alquran (TPA), Islamic Centre, tempat wudhu, dan sebagai tempat untuk pelaksanaan
acara-acara keagamaan. Sedangkan untuk tempat sholat berjamaah disediakan ruang yang
luas di lantai kedua.

Kubah masjid yang berjumlah tujuh buah merepresentasikan tujuh lapis langit dan
tujuh lapis bumi. Di bawah kubah induk tertera 25 nama nabi dan rasul. Nama-nama ini
dibuat dari bahan kaca patri. Untuk menuju ruang ibadah utama, pengunjung harus
memiliki tangga yang dilingkup oleh relung tembok. Masjid memiliki 33 anak tangga di
tiga penjurunya. Jumlah 99 anak tangga tersebut memberi makna jumlah tasbih.

Hal yang istimewa di Masjid Agung Mamuju adalah terdapatnya kaligrafi yang
terbuat dari emas murni dengan kandungan 22 karat yang diletakkan di atas mimbar.
Kaligrafi yang bertuliskan “Allah” dan “Muhammad” itu memiliki diameter sekitar
170 cm. Selain itu terdapat juga sejumlah kaligrafi lain yang dipasang di bagian plafon
masjid. Berbagai ornamen dan bagian-bagian bangunan masjid juga semakin menambah
kesan cantik pada masjid ini karena dihiasi dengan cat yang berwarna-warni.
Masjid Agung Mamuju menjadi pusat kegiatan keagamaan bagi umat Islam di
Mamuju. Suasana yang ramai dan meriah akan tampak ketika bulan Ramadhan tiba.
Masjid ini tidak akan pernah sepi dari berbagai kegiatan atau agenda yang berhubungan
dengan aktivitas di bulan Ramadhan, dari berbuka puasa bersama, salat tarawih, tadarus,
dan lain sebagainya

Mesjid ini mempunyai bukaan yang cukup banyak sehingga cahaya dan angin
dapat dengan mudah kita dapatkan di dalam bangunan sehingga pada siang hari kita
tidak harus menggunakan listrik untuk mendapatkan cahaya atau penerangan buatan,
maupun pendingin suhu udara atau yangbiasa kita sebut dengan AC.

Meskipun pada waktu tertentu ...


C. Gereja Katolik Paroki Santa Maria Bunda Hati Kudus Palu

Umat Paroki Santa Maria Bunda Hati Kudus Palu serentak berdiri
ketika salib Indonesian Youth Day (Hari Orang Muda Katolik (OMK) se-Indonesia) yang
diselenggarakan 1 sampai 6 Oktober 2016 diarak di dalam gereja paroki itu, Jumat (1/1) dalam
satu bagian Misa Tahun Baru, Hari Raya Santa Maria Bunda Allah dan Perdamaian se-dunia yang
dipimpin oleh uskup Manado, Mgr Joseph Suwatan MSC

Tampak depan grejah

Tampak interior grejah


Dari tampak diatas kita dapat melihat dengan jelas bahwa di bagian depan maupun
samping kiri atau kanan di penuhi dengan bukaan berupa jendela yag cukup besar
sehingga pada saat mereka baribada di siang hari mereka tidak harus menggunaka ata
menyalahkan lampu, karna cahaya yang di peroleh dari bukaan tersebut sudah memenuhi
dri kebutuhan yang di perlukan.

Di bagian depan grejah juga di buat jendela yang besar sehinga cahaya bisa
masuk dari segala arah dan menerangi ruang dalam dari gereja itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai