Anda di halaman 1dari 21

Sistem Utilitas II

PERHITUNGAN TRANSPORTASI DALAM BANGUNAN

Salah satu masalah yang menjadi pemikiran pertama pada perencanaan bangunan bertingkat
banyak ialah masalah transportasi vertikal umumnya dan transportasi manusia khususnya.
Transportasi vertikal ini digunakan untuk memberikan kenyamanan dalam berlalu lalang di
bangunan tersebut. Alat transportasi tersebut mempunyai sifat sebagai alat angkut dalam bentuk:
 Vertikal Berupa Elevator
 Horisontal Berupa Konveyor
 Miring Berupa Eskalator

A. Elevator / Lift
Elevator sering disebut lift adalah kereta alat angkut untuk mengangkut orang atau barang
dalam suatu bangunan yang tinggi. Lift dapat dipasang untuk bangunan-bangunan yang tingginya
lebih dari 4 lantai karena kemampuan orang untuk naik turun dalam menjalankan tugas atau
keperluannya dalam bangunan tersebut hanya mampu dilakukan sampai dengan 4 lantai.
Pemilihan kapasitas-kapasitas lift akan menentukan jumlah lift yang mempengaruhi pula
kualitas pelayanan gedung, terutama proyek-proyek komersial.
Instalasi lift yang ideal adalah yang menghasilkan waktu menunggu disetiap lantai yang
minimal, percepatan yang komfortabel, angkutan vertikal yang cepat, pemuatan dan penurunan
yang cepat di setiap lantai.
Lift dapat di bagi menurut fungsinya yaitu:
 Lift penumpang (Passenger Elevator) digunakan untuk mengangkut manusia.
 Lift barang (Fright elevator) digunakan untuk mengangkut barang.
 Lift uang/makanan (Dumb waiters).
 Lift pemadam kebakaran, biasanya lift ini berfungsi sebagai lift barang.

Untuk menentukan kriteria perancangan lift penumpang, perlu diperhatikan: tipe dan fungsi
dari bangunan, banyaknya lantai, luas tiap lantai, dan intervalnya. Selain itu perlu dibedakan dari
kapasits (car/kg), jumlah muatan, dan kecepatan. Seperi contoh yaitu kapasitas (Car/kg) 900,
jumlah muatan 13 orang dengan kecepatan 40 m/menit, kapasitas 1150 jumlah muatan 17 orang
dengan kecepatan 90m/menit.

Page 1 of 21
Puteri Fitriaty Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako
Sistem Utilitas II

Makin tinggi bangunannya makin tinggi pula kecepatannya. Perlu diperhatikan bahwa
kapasitas, jumlah muatan, dan kecepatan untuk masing-masing lift tidak sama tergantung dari
pabrik pembuatannya.
Sistem penggerak dalam elevator juga berbeda-beda yaitu :
 Sistem gearless, yaitu mesin di atas digunakan untuk lift kantor, pertokoan, hotel, apartemen,
rumah sakit dan sebagainya.
 Sistem hydolic yaitu mesin dibawah terbatas 3 – 4 lantai yang digunakan untuk lift uang dan
makanan.
Karena pemasangan lift baru dianggap efisien setelah tinggi bangunan 4 lantai ke atas, maka
sistem yang digunakan adalah gearless (mesin diatas).
Rumah lift dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
 Lift Pit yaitu tempat pemberhentian akhir yang paling bawah, berupa buffer sangkar dan
buffer beban pengimbang.
 Ruang luncur (Hoistway) yaitu tempat meluncurnya sangkar/kereta lift, tempat pintu-pintu
masuk ke kereta lift, tempat meluncurnya beban pengimbang (counter weight), dan tempat
meletakkan rel-rel peluncur dari kerete lift dan beban pengimbang.
 Ruang mesin yaitu tempat meletakkan mesin/motor traksi lift dan tempat panel control
(mengatur jalannya kereta).

1. Bentuk dan Macam Lift

Bentuk dan macam lift tergantung dari fungsi dan kegunaan gedung. Bermacam-macam lift
menurut bentuknya yaitu:
a. Lift Penumpang (yang tertutup) yaitu suatu lift penumpang dengan ukuran, berat dan
kecepatan tertentu sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Kecepatan rendah untuk low zone
biasanya melayani bangunan bertingkat tidak lebih dari 10 lantai. Kecepatan sedang atau
tinggi untuk high zone biasanya melayani bangunan bertingkat lebih dari 10 lantai.
b. Lift penumpang yang interiornya satu bidang atau lebih berupa kaca tembus supaya dapat
menikmati pemandangan luar. Bentuk lift ini bermacam-macam, ada yang segi lima, segi
empat, bulat dan sebagainya.
c. Lift untuk rumah sakit yaitu fungsinya untuk mengangkut orang sakit, ukuran lift biasanya
memanjang dan pintu dapat dibuat 2 arah/2pintu.

Page 2 of 21
Puteri Fitriaty Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako
Sistem Utilitas II

d. Lift untuk kebakaran/barang, lift ini semua peralatan/perlengkapan, rangka dan interornya
harus tahan terhadap kebakaran.

2. Kecepatan dan Berat Lift


Dalam peraturan bangunan khusunya untuk lift, ketepatan berangkat dan berhentinya lift
harus tanpa sentakan yang mengganggu penumpang, sehingga kecepatan dan berat akan
menentukan kenikmatan dalam menggunakan lift.
a. Untuk 4 s.d. 10 lantai, kecepatan 60 – 150 m/menit.
b. Untuk 10 s.d. 15 lantai, kecepatan 180 – 210 m/menit.
c. Untuk 15 s.d. 20 lantai, kecepatan 210 – 240 m/menit.
d. Untuk 20 s.d. 50 lantai, kecepatan 270 – 360 m/menit.
e. Untuk rumah sakit, kecepatan 150 – 210 m.menit.
Ukuran berat tergantung dari besar dan jumlah penumpang yang dapat di tampung:
- 4 orang berat 320 kg
- 8 orang berat 630 kg
- 13 orang berat 1000 kg dan seterusnya.
Adapun kriteria kualitas pelayanan elevator adalah waktu menunggu (interval, waiting time),
daya angkut (Handling capacity) dan waktu perjalanan bolak-balik lift (Round tri time).

a. Waktu Menunggu (Interval, Waiting Time)


Kesabaran orang untuk menunggu lift tergantung kota dan negara di mana gedung itu ada.
Orang-orang di kota besar lazimnya kurang sabar dibanding dengan orang-orang di kota kecil.
Untuk proyek-proyek komersil perkantoran diperhitungkan waktu menunggu sekitar 30 detik.
Waktu menunggu = waktu perjalanan bolak-balik dibagi jumlah lift.
Jika jumlah lift total dihitung atas dasar daya angkut pada beban puncak saat-saat sibuk, maka
untuk proyek-proyek perkantoran yang beberapa lantainya disewa oleh satu penyewa, jumlah lift
totalnya harus ditambah dengan 20-40 %, sebab sebagian lift ini di dalam zone yang disewa satu
penyewa teresebut di pakai untuk lalu lintas antar lantai, sehingga waktu menunggu di lantai
dasar memanjang menjadi 90 detik atau lebih.
Waktu menunggu juga sangat variabel tergantung jenis gedung, seperti contoh berikut:
a. Perkantoran 25 – 45 detik
b. Flat 50 – 120 detik
Page 3 of 21
Puteri Fitriaty Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako
Sistem Utilitas II

c. Hotel 40 – 70 detik
d. Asrama 60 – 80 detik
Waktu menunggu minimum adalah sama dengan waktu pengosongan lift yaitu Kapasitas lift
x 1,5 detik/penumpang.

b. Daya Angkut Lift (Handling Capacity)


Daya angkut lift tergantung dari kapasitas dan frekwensi pemuatannya. Standar daya angkut
lift diukur untuk jangka waktu 5 menit jam-jam sibuk (rush hour).
Daya angkut 1 lift dalam 5 menit adalah :
HC = 5 x 60 x m = 5 x 60 x m x N
w T
Dimana :
m = kapasitas lift (orang) dan daya angkut 75 kg/orang.
w = waktu menunggu (waiting time/interval) dalam detik = T/N
Jika 1 zone dilayani 1 lift, maka waktu menunggu = waktu perjalanan bolak-balik lift, jadi :
HC = 5 x 60 x m
T

c. Waktu Perjalanan Bolak-Balik Lift (Round Trip Time)


Waktu ini hanya dapat dihitung secara pendekatan, sebab perjalanan lift antar lantai pasti
tidak akan mencapai kecepatan yang menjadi kemampuan lift itu sendiri dan pada perjalanan lift
non stop, kecepatan kemampuannya baru tercapai setelah lift bergerak beberapa lantai dulu,
misalnya lift dengan kemampuan bergerak 6 m/detik baru dapat mencapai kecepatan tersebut
setelah bergerak 10 lantai.
Dalam praktek, perhitungan elevator dilakukan oleh supplier lift yang menghitung kebutuhan
lift berdasarkan data-data dari pabrik pembuatnya.
Secara pendekatan, waktu perjalanan bolak-balik lift terdiri dari:
- Pintu lift membuka di lantai dasar = 2 detik
- Penumpang memasuki lift dilantai dasar yang memerlukan waktu
1,5 detik/orang x kapasitas kereta m orang perlu waktu = 1,5 m detik.
- Pintu lift menutup kembali = 2 detik
- Pintu lift membuka di setiap lantai tingkat = (n - 1) x 2 detik.
- Penumpang meninggalkan lift di setiap lantai dalam

Page 4 of 21
Puteri Fitriaty Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako
Sistem Utilitas II

1 zone sebanyak (n – 1) lantai :


(n – 1 ) x m/n – 1 x 1,5 detik = 1,5 detik
- Pintu lift menutup kembali kembali disetiap lantai
Tingkat : = (n – 2 ) x 2 detik
- Perjalanan bolak-balik dalam 1 zone = 2 (n – 1 )h detik
S
- Pintu lift membuka di lantai dasar = 2 detik
Jumlah T = (2 h + 4 s) (n – 1 ) + s (3 m + 4)
s detik
Di mana :
T = Waktu perjalanan bolak-balik lift (Round Trip Time)
h = Tinggi lantai sampai dengan lantai.
s = Kecepatan rata-rata lift.
n = Jumlah lantai dalam 1 zone
m = Kapasitas lift

3. Beban Puncak
Beban puncak diperhitungkan berdasarkan persentaseempiris terhadap jumlah penghuni
gedung, yang diperhitungkan harus terangkat oleh lift-lift dalam 5 menit pertama jam-jam padat
(rush hour).
Untuk Indonesia persentase tersebut adalah :
a. Perkantoran 4 % x jumlah penghuni gedung.
b. Apartemen/flat 3 % x jumlah penghuni gedung.
c. Hotel 5 % x jumlah penghuni gedung.

4. Cara Kerja Lift


Naik dan turunnya lift diatur oleh peribangan antara car (kereta penumpang) dengan beban
pengimbang, yaiotu antara motor traksi lift yang ada di ruang mesin bekerja sesuai dengan
sentuhan tombol-tombol di pintu lift melalui panel control.
Pada waktu terjadi kebakaran, semua aliran listrik mati, maka lift secara otomatis bergerak
turun dan tidak dapat digunakan. Pada waktu itu, lift kebakaran tetap dapat digunakan. Pada
waktu itu, lift kebakaran tetap dapat bekerja (untuk petugas saja) dengan menggunakan aliran
listrik darurat/diesel.
Page 5 of 21
Puteri Fitriaty Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako
Sistem Utilitas II

B. Konveyor
Konveyor adalah suatu alat angkut untuk orang atau barang dalam arah mendatar/horizontal.
Dipasang dalam keadaan datar atau miring pada derajat tertentu < 10. Biasanya digunakan pada
tempat-tempat umum seperti stasium kereta api, bandara dan pabrik.
C. Eskalator
Eskalator adalah suatu alat angkut yang serupa dengan alat angkut konveyor hanya lebih
dititik beratkan untuk pengangkutan orang dari lantai bawah kearah miring menuju lantai atasnya.
Dengan demikian pemasangan dengan miring > 10 dan dengan kemiringan tertentu sesuai dengan
standard perbandingan antara datar dan ketinggian 30 s.d. 35 derajat. Selain itu, ada alat angkut
yang merupakan perpaduan antara escalator dan konveyor, yang bentu jalurnya melingkar atau
berbelok-belok.
Panjang eskalator disesuaikan dengan kebutuhan, lebar untuk satu orang lebih kurang 60 cm
dan untuk dua orang lebih kurang 100 – 120 cm.

5. Perhitungan Jumlah Lift Dalam 1 Zone


a. Beban Puncak Lift
Jika beban puncalk lift dalam suatu gedung diperhitungkan sebesar P% x jumlah penghuni
gedung atas dasar a” m2 per orang luas lantai netto, maka beban puncak lift:

L = P(a – k)n
a”

P= Persentase empiris terhadap penghuni bangunan yang harus terangkat dalam 5 menit pertama
pada jam-jam sibuk (%); P untuk bangunan umum = 5 – 13 % maks
a = Luas lantai kotor per lantai (m2)
n = Jumlah lantai bangunan
k = Luas inti gedung (m2)
= 5 x N x m x 0,3 = 1,5 mN
a” = Luas lantai bersih per orang (m2)

Maka : L = P( a – 1,5 mN ) n
a”

L= P (2a – 3 mN ) n
2 a”

Page 6 of 21
Puteri Fitriaty Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako
Sistem Utilitas II

b. Daya angkut 1 Lift Dalam 5 menit :


Rumus yang digunakan :
M = 5 x 60 x m = 300 m
w T
Daya angkut N Lift dalam 5 menit :
MN = 300 mN
T
Persamaan : L = MN
L = P (2a – 3 mN ) n = 300 mN
2 a” T
Sehingga [ N = 2. a. n. T. P ]
3 m (200. a” + n.T.P
Di mana : N = Jumlah Lift dalam 1 zone
a = Luas lantai kotor per lantai (m2)
P = Persentase jumlah penghuni gedung pada jam-jam sibuk
T = Waktu perjalanan bolak-balik lift
= (2 h + 4 s) (n – 1 ) + s (3 m + 4)
s detik
m = Kapasitas Lift
a” = Luas lantai bersih per orang
n = Jumlah lantai dalam 1 zone
w = Waktu menungu minimum

Page 7 of 21
Puteri Fitriaty Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako
Sistem Utilitas II

Contoh Soal Perhitungan Kebutuhan Lift Dalam 1 Zone

Diketahui sebuah bangunan bertingkat yang berfungsi sebagai tempat pusat perbelanjaan
dan perkantoran dengan data-data sebagao berikut :
- Jumlah lantai (n) = 10 lantai
- Luas lantai typical (a) = 1500 m2/lantai
- Tinggi lantai ke lantai (h) = 4 meter
- Luas lantai bersih per orang (a”) = 6 m2/orang
- Kecepatan rata-rata untuk bangunan 10 lantai (s) = 60 – 150 m/menit = 2,5 m/detik
- Kapasitas lift (m)
m = a. n. w. P
300. a”
= 1500 x 10 x 30 x 5 %
300 x 6
= 22.500
1.800
= 12,5 = 13 orang
Penyelesaian:
Rumus yang digunakan:
1. Beban Puncak Lift
L = P (2a – 3 mN ) n = 5 % (2 x 1500 – 3. 13. N) 10
2 a” 2x6
= 5 % . 3000. 10 – 5 % x 3 x 13. N x 10
12
= 125 - 1,625 N

2. Daya Angkut Lift Dalam Waktu 5 Menit (M)


M = 5 x 60 detik x m = 300 mN
T T
Dimana:
M = Daya angkut kereta dalam 5 menit
T = Waktu yang diperlukan oleh kereta dari dasar sampai ke puncak dan kembali
kedasar (Round Trip Time).

Page 8 of 21
Puteri Fitriaty Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako
Sistem Utilitas II

3. Round Trip Time ( T )


Rumusnya:
T = (2 h + 4 s) (n – 1 ) + s (3 m + 4)
s detik
T = (2.4 + 4. 2,5) (10 – 1 ) + 2,5 (3 . 13 + 4)
2,5 detik
T = 18 x 9 + 107,5
2,5 = 107,8 detik

Daya Angkut N Lift dalam 5 menit


MN = 300 mN
T
MN = 300. 10 . N
107,8
= 27,83 N

Persamaan: L = MN
L = P (2a – 3 mN ) n = 300 mN
2 a” T

Sehingga: 125 – 1,625 N = 27,83 N


Maka N = 4,43 = 4 lift @ 13 orang
w =T : N = 107,8 : 4 = 26,95 detik > w min = 25 dtk
< w max = 45 dtk.

Jadi jumlah lift untuk melayani suatu bangunan umum 10 lantai dengan luas lantai
1.500 m2/lantai = 4 buah lift dengan kapasitas lift 13 orang dan kecepatan lift (s) =
150 m/menit =2,5 m/detik

Page 9 of 21
Puteri Fitriaty Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako
Sistem Utilitas II

6. Perhitungan Jumlah Lift Dalam Sistem Zone Banyak (Multi Zone System)

Rumus Yang digunakan


Perhitungan Zone -2
a. Waktu Perjalanan Bolak-Balok Lift
2h (n 1 - 1) + (2h + 4S2 ) (n 2 -1) + S2 (3m + 4)
T2 =
S2
Dimana n1 = Jumlah Lantai Bangunan Zone -1
N2 = Jumlah Lantai Bangunan Zone -2
h = Tinggi Lantai Ke Lantai
s1 = Kecepatan Rata-rata Zone-1
s2 = Kecepatan Rata-rata Zone -2
m = Kapasitas Lift
a” = Luas lantai bersih perorang
b. Beban Puncak Lift Untuk Zone- 2
n 2 . P x (2a - 3 m N 2 )
L2 =
2a"

c. Daya Angkut Lift Dalam 5 menit Untuk Zone-2

300 m N
M 2 = 2
T2

Persamaan : L2 = M2

n 2. P. (2a - 3 m N 2 ) 300 m N 2
=
2 a" T2

2 an 2 . T 2 . P
Maka : N 2 =
600 a" m + 3 mn 2 T 2 P
Dimana
a = Luas Lantai Kotor per lantai (m2)
P = Persentase empiris = 5 - 13 %
T2 = Waktu perjalanan bolak - balik zone - 2

Page 10 of 21
Puteri Fitriaty Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako
Sistem Utilitas II

Perhitungan Zone-1
Beban Puncak lift untuk zone-1
n 1 .P (2a - 3m (N 1 + N 2 )
L1 =
2 a"

n 1 P.2a - 3m (N 1 + N2)
L1 =
2 a"

Daya angkut lift dalam zone-1 sebanyak N1 buah selama 5 menit :


300 m . N
M 1 = 1
T1

(2h + 4 S1 ) ( n - 1) + S1 (3m + 4)
T1 =
S1

Persamaan : L1 = M1
n1.P. (2a - 3m (N1 +N2) 300 m N1
=
2a" T1

Jadi :

2.n 1 .T 1 .P (a - 6 m)
N1 =
3.m (200 a" + n 1 .T 1 .P)

Page 11 of 21
Puteri Fitriaty Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako
Sistem Utilitas II

Contoh Soal Perhitungan Kebutuhan Lift Untuk Sistem Zone Banyak

Perhitungan lift 2 zone dengan jumlah lantai 30


 Luas lantai typical (a) = 1.300 m2/lantai
 Jumlah lantai (n) = 30 lantai
 Kecepatan lift zone -1 (S1) = 3 m / dtk
 Kecepatan lift zone – 2 (S2) = 6 m / dtk
 Luas lantai bersih per orang (a”) = 6 m2 / orang
 Tinggi lantai ke lantai (h) = 4 meter
 Waktu menunggu minimum (w1) = 30 dtk

 Kapasitas lift (m)

a .n .w .p 1.300 .15 . 30 . 5%
m= =
300 . a" 300 . 6
28.250
= = 16 , 25 ≈ 16 orang
1800

1. Waktu perjalanan bolak balik lift (T)


2h (n 1 - 1) + (2h + 4S 2 ) (n 2 - 1) + S 2 (3m + 4)
T2 =
S2

2 . 4 (15 - 1) + (2.4 + 4.6) (15 - 1) + 6(3.15 + 4)


=
6
8 (14 ) + ( 8 + 24 ) (14 ) + 6 ( 45 + 4 )
=
6
112 + 32 .14 + 294
=
6
Maka : T2 = 142,33 detik
2. Beban puncak lift untuk zone -2 :

Page 12 of 21
Puteri Fitriaty Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako
Sistem Utilitas II

n 2 . P . (2a - 3 m N 2
L2 =
2a"
15 . 5% (2 .1300 - 3 .16 N 2 )
=
2.6

5 % . 2600 .15 − 5% . 316. N 2 .15


= = 162,5 − 3 N 2
12

3. Daya angkut lift dalam 5 menit untuk zone -2

300 m N 2 300 16 . N 2
M2 = =
T2 142 ,33

= 33 ,72 N 2

Persamaan : L2 = M2

n P (2a - 3 m N ) 300 m N
2 2
= 2

2 a" T2

2 an 2 . T 2 . P
Maka :N =
a" m + 3 mn
2
600 2 T2P

2.1300.15. 142,33.5%
=
600 . 6 . 16 + 3 . 16 . 15 . 142 , 33 . 5 %
277.543,5
= = 4 , 42 ≈ 4 lift
62 . 723 , 88
N 2 = 4 lift @ 16 orang

T2 142,33 dtk
w 2 = = = 35 , 58 dtk (memenuhi)
N 2 4
> w min = 25 dtk
< w max = 45 dtk

Page 13 of 21
Puteri Fitriaty Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako
Sistem Utilitas II

Perhitungan zone – 1
4. Beban puncak lift untuk zone -1
n1.P (2a - 3m (N1 + N 2 )
L1 =
2 a"
n1 P.2a - 3m (N1 + 4)
L1 = =162,5 − 4,333 N1
12

5. Daya angkut lift dalam zone-1 sebanyak N1 buah selama 5 menit


300 m . N1
M1 =
T1

300 .16. N1
= = 33,03 N1
145,33
6. Waktu perjalanan bolak balik lift (T1)
(2h + 4 S1 ) ( n - 1) + S1 (3m + 4 )
T1 =
S1

(2.4 + 4.3) (15 - 1) + 3 (3.16 + 4)


=
3
20.14 + 156
T1 = = 145,33 dtk
3

Persamaan : L1 = M1

n 1 .P. (2a - 3m (N1 + 4) 300 m N1


=
2a" T1

2.m.T1.P (a - 6 m)
N1 =
3.m (200 a" + n1.T1.P)

2.15.145,33.5% (1300 - 6.16


=
3.16. (200.6 + 15.145,33. 5%)

217,995 (1204)
= = 4,17 ≈ 4 lift (a) = 16 orang
48(1200 + 108.997)
Page 14 of 21
Puteri Fitriaty Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako
Sistem Utilitas II

Maka : S1 = 3 m/detik
a” = 6 m2/orang
P =5%
T1 = 145,33 dtk

N1 = 4 lift @ 16 orang

T1 145,33 dtk
w1 = = = 36,33 dtk (memenuhi)
N1 4
> w min = 25 dtk
< w max = 45 dtk
Jadi bangunan berlantai 30 dengan pelayanan kebutuhan lift untuk zone-1 dan zone-2 masing-
masing dilayani 4 lift dengan kapasitas penumpang 16 orang dan kecepatan rata-rata 3 m/dtk dan
6 m/dtk.

Page 15 of 21
Puteri Fitriaty Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako
Sistem Utilitas II

PERHITUNGAN PEMBUANGAN SAMPAH

Limbah sampah merupakan buangan dari bangunan-bangunan, khususnya bangunan yang


digunakan untuk kegiatan-kegiatan tertentu, seperti pabrik, hotel, restoran dan supermarket.
Maksud dan tujuan dari pembuangan disposal adalah untuk menjaga kebersihan dari ruangan.
Sampah serta kotoran lainnya kalau dibiarkan akan bertumpuk. Disamping menjaga dan
memerbaiki lingkungan sekitar, juga dari segi kesehatan serta kenikmatan dari penghuni suatu
bangunan. Maka hal itu perlu mendapat perhatian yang lebih serius untuk perencanaan sistem
pembersihan dalam suatu bangunan berlantai banyak.

Untuk bangunan-bangunan yang bertingkat perlu dipersiapkan :


 Boks-boks untuk tempat pembuangan yang terletak ditempat-tempat bagian service di setiap
lantai, dan
 Boks penampungan di bagian paling bawah berupa ruangan/gudang dengan dilengkapi
kereta-kereta bak sampah.

Masing-masing boks setiap lantai dihubungkan pipa penghubung dari beton/PVC/asbes


dengan diameter 10” – 14”. Dinding paling atas diberikan lubang untuk udara dan dilengkapi
dengan kran air untuk pembersihan atau pemadaman sementara kalau terjadi kebakaran di lubang
sampah tersebut.

Gudang sampah harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas:


 Kran air untuk pembersihan
 Sprinkler untuk mencegah kebakaran.
 Lampu sebagai penerangan, dan
 Alat pendingin untuk sampah basah supaya tidak terjadi pembusukan.

A. Pembagian Pembuangan Sampah


Disposal (sampah) dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Disposal Padat, berupa kertas-kertas, kaleng-kaleng, puntung rokok, plastik dan potongan
logam.
2. Disposal Cair, berupa sisa pembuangan sampah cair ini seperti sisa-sisa makanan.

Page 16 of 21
Puteri Fitriaty Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako
Sistem Utilitas II

Sistem pembuangan sampah ini terdiri dari 2 macam yaitu:


1. Dikumpulkan secara horisontal, kemudian secara vertikal dikumpulkan melalui lift barang,
untuk kemudian dibuang keluar bangunan dengan truk pengangkut sampah atau juga
disimpang lebih dahulu disebuah ruangan penyimpan tertentu, setelah cukup banyak baru
diangkat/diangkut keluar bangunan (Carry out sistem)
2. Disposal ditampung dengan suatu tempat/wadah kemudian dibuang pada beberapa saluran
(shaft) sehingga terkumpul menjadi satu pada wadah atau ruangan atau boks penampungan
dan akhirnya dibuang keluar bangunan dengan menggunakan kereta-kereta bak penampungan
sampah.

Page 17 of 21
Puteri Fitriaty Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako
Sistem Utilitas II

Contoh Soal Perhitungan Volume Sampah

Diketahui : bangunan Business centre berlantai 10, luas typical tiap-tipa lantai (termasuk core) =
900 m2. Dengan asumsi kepadatan bangunan untuk 1 orang = 8 m2/orang, kebutuhan lantai 1 – 6
= Pertokoan danperdagangan, lantai 7 – 10 = Perkantoran.

Penyelesaian :
1. Untuk lantai 1 – 6 = Pertokoan dan Perdagangan
Luas lantai + 900 m2 x 6 = 5400 m2.
5400 – (10% x 5400) = 4860 m2.
Jumlah Pemakai = 4860/8 = 607,5 atau 608 orang

 Volume Sampah Kertas


Asumsi = 2,5 lembar/orang/hari
Tiap lembar = 5 gram
Berat Jenis kertas = 0,5 gram/cm3
Untuk 608 orang = 608 x 2,5 = 1520 lbr/hari
Berat seluruhnya = 1520 x 5 = 7600 gram
Jadi Volume kertas = 7600/0,5 = 15.200 cm3 atau 0,015 m3 .................................................(a)

 Volume Sampah Rokok


Diasumsikan 50 % Orang merokok
Tiap orang merokok = 5 batang/hari
Volume tiap batang = 0,5 – 0,7 cm3
Jumlah orang merokok = 608 x 50 % = 304 orang
Jumlah batang tiap hari = 304 x 5 = 1520 batang
Volume rokok = 1520 x 0,7 = 1064 cm3
= 0,001064 m3………......................(b)

2. Untuk Lantai 7 – 10 = Perkantoran


Luas lantai = 900 m2 x 4 = 3600 m2
= 3600 – (10 % x 3600) = 3240 m2
Jumlah pemakai 3240/8 = 405 orang

Page 18 of 21
Puteri Fitriaty Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako
Sistem Utilitas II

a. Volume Sampah kertas


Asumsi = 5 Lbr/orang/hari
Tiap lembar = 5 gram
Berat jenis kertas = 0,5 gram/cm3
Untuk 405 orang = 405 x 5 = 2025 lmbr/hari
Berat seluruhnya = 20225 x 5 = 10.125 gram
Jadi volume kertas = 10.125/0,5 = 20.250 cm3.
= 0,020 m3 ..........................(a’)

b. Volume Sampah rokok


Diasumsikan 50 % orang merokok
Tiap orang merokok = 6 batang/hari
Volume tiap batang = 0,5 – 0,7 cm3
Jumlah Orang merokok = 405 x 50 % = 202,5 = 203 orang
Jumlah batang Tiap hari = 203 x 5 = 1.0125 batang.
Volume Rokok = 1.015 x 0,7 = 710,5 cm3
= 0,007105 m3....................................(b’)
Total volume sampah kertas
Persamaan a + a” = 0,015 + 0,020 m3
= 0,035 m3
Total volume sampah rokok
Persamaan b + b’ = 0,001064 + 0,007105 m3
= 0,008169 m3
Total Volume Sampah Diperkirakan menjadi 3 kali lipat dari volume awal :
Total volume sampah = 3 x (0,035 + 0,008169)
= 0,1295 m3.

MID TEST
UTILITAS
Suatu bangunan Rental Office berlantai 12 yang difungsikan sebagai tempat pusat
perbelanjaan, restoran/tempat hiburan dan pusat perkantoran dengan data-data sebagai berikut :
Page 19 of 21
Puteri Fitriaty Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako
Sistem Utilitas II

DATA BANGUNAN
- Jumlah lantai (n) = 12 lantai
- Luas lantai typical = 900 – 1500 m²/lantai
- Tinggi lantai ke lantai (h) = 4 meter
- Luas lantai bersih per orang (a”) = 4 – 8 m²/orang
- Kecepatan rata-rata untuk bangunan 12 lantai (s) = 60 – 150 m/menit = 2,5 m/detik
- P untuk bangunan umum =5%
- Waktu pemakaian terpadat (peak hours) = 2,5 jam
Lantai 1 – 4 = Pusat Perbelanjaan = 1500 M²
Asumsi Kepadatan = 6 M²/orang
Ratio Kebutuhan Air Bersih = 40 ltr/orang/hari
Ratio Kebutuhan Air Panas = 10 ltr/orang/hari
Lantai 5- 7 = Restoran/Tempat Hiburan = 1200 M²
Asumsi Kepadatan = 4 m²/orang
Ratio Kebutuhan Air Bersih = 100 ltr/orang/hari
Ratio Kebutuhan Air Panas = 50 ltr/orang/hari
Lantai 8 – 12 = Pusat Perkantoran = 900 M²
Asumsi Kepadatan = 8 m²/orang
Ratio Kebutuhan Air Bersih = 50 ltr/orang/hari
Ratio Kebutuhan Air Panas = 10 ltr/orang/hari

DITANYAKAN :
Hitunglah kebutuhan air bersih dan air panas, kapasita bak reservoir, kebutuhan closet/lavatory,
urinoir, westafel, kapasitas lift (m) dan jumlah lift (N) pada bangunan tersebut.

Page 20 of 21
Puteri Fitriaty Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako
Sistem Utilitas II

Final Test Semester Genap 2019/2020


Mata Kuliah : Sistem Utilitas Hari/Tgl : Senin, 11 Mei 2020
Jurusan : Teknik Arsitektur Waktu : 08.00 – 09.40
Program Studi : Arsitektur Dosen : Dr Eng. Puteri Fitriaty, ST., MT.
Saiful Alam, ST. MT.

Soal:
Bangunan kantor sewa (rental office) berlantai 20 yang difungsikan sebagai Pusat Perbelanjaan,
Perkantoran dan Restoran dengan data-data sebagai berikut:
Data Bangunan:
1. Jumlah Lantai (n) = 20 Lantai
2. Luas Lantai Typical (a) = 800 - 1400 m²/lantai
3. Tinggi lantai ke lantai (h) = 3,5 meter
4. Luas Lantai bersih per orang (a”) = 6 m²/orang
5. Kecepatan rata-rata lift untuk bangunan 20 lantai (s) = 210 – 240 m/menit = 3,5 m/detik
6. P untuk bangunan umum = 5 %
Lantai 1 – 4 = Pusat Perbelanjaan = 1400 m²
Asumsi Kepadatan = 7 m²/orang
Ratio Kebutuhan Air Bersih = 40 ltr/orang
Ratio Kebutuhan Air Panas = 20 ltr/orang
Lantai 5 – 19 = Perkantoran = 900 m²
Asumsi Kepadatan = 6 m²/orang
Ratio Kebutuhan Air Bersih = 100 ltr/orang
Ratio Kebutuhan Air Panas = 30 ltr/orang
Lantai 12 = Restoran/Kantin = 800 m²
Asumsi Kepadatan = 4 m²/orang
Ratio Kebutuhan Air Bersih = 200 ltr/orang
Ratio Kebutuhan Air Panas = 50 ltr/orang
Ditanyakan :
Hitunglah Kebutuhan Air Bersih, Air Panas, Kapasitas Bak Reservoir, Kebutuhan WC/Closet,
Urinoir, Kapasitas Lift (m) dan Jumlah Lift (N) pada bangunan tersebut.

Page 21 of 21
Puteri Fitriaty Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako

Anda mungkin juga menyukai