Anda di halaman 1dari 16

SARANA TRANSPORTASI VERTIKAL

PADA BANGUNAN BERTINGKAT

2.1 Pendahuluan
Salah satu masalah yang menjadi pemikiran pertama pada perencanaan bangunan bertingkat
banyak ialah masalah transportasi vertikal umumnya dan transportasi manusia khususnya.
Transportasi vertikal ini digunakan untuk memberikan kenyamanan dalam berlalu lalang di
bangunan tersebut. Alat transportasi tersebut mempunyai sifat sebagai alat angkut dalam bentuk :
a. Vertikal Berupa Elevator
b. Horisontal Berupa Konveyor
c. Miring Berupa Eskalator

Fungsi sarana transportasi vertikal pada gedung adalah sarana untuk membawa keatas dan
kebawah.
 Orang atau Penumpang
 Barang, Peralatan Kantor, furniture, barang laboratorium, makanan dan lain-lain
 Pasukan pemadam kebakaran, dan lain-lain.

2.2 Macam Sarana Transportasi vertikal pada bangunan

2.2.1 Lift / Elevator


Elevator sering disebut lift adalah kereta alat angkut untuk mengangkut orang atau barang dalam
suatu bangunan yang tinggi. Lift dapat dipasang untuk bangunan-bangunan yang tingginya lebih
dari 4 lantai karena kemampuan orang untuk naik turun dalam menjalankan tugas atau
keperluannya dalam bangunan tersebut hanya mampu dilakukan sampai dengan 4 lantai.

Pemilihan kapasitas-kapasitas lift akan menentukan jumlah lift yang mempengaruhi pula kualitas
pelayanan gedung, terutama proyek-proyek komersial. Instalasi lift yang ideal adalah yang
menghasilkan waktu menunggu disetiap lantai yang minimal, percepatan yang komfortabel,
angkutan vertikal yang cepat, pemuatan dan penurunan yang cepat di setiap lantai.
Lift dapat di bagi menurut fungsinya yaitu :
a. Lift penumpang (Passenger Elevator) digunakan untuk mengangkut manusia.
b. Lift barang (Fright elevator) digunakan untuk mengangkut barang.
c. Lift uang/makanan (Dumb waiters).
d. Lift pemadam kebakaran, biasanya lift ini berfungsi sebagai lift barang.

Untuk menentukan kriteria perancangan lift penumpang, perlu diperhatikan : tipe dan fungsi dari
bangunan, banyaknya lantai, luas tiap lantai, dan intervalnya. Selain itu perlu dibedakan dari
kapasits (car/kg), jumlah muatan, dan kecepatan. Seperi contoh yaitu kapasitas (Car/kg) 900,
jumlah muatan 13 orang dengan kecepatan 40 m/menit, kapasitas 1150 jumlah muatan 17 orang
dengan kecepatan 90m/menit. Makin tinggi bangunannya makin tinggi pula kecepatannya. Perlu
diperhatikan bahwa kapasitas, jumlah muatan, dan kecepatan untuk masing-masing lift tidak
sama tergantung dari pabrik pembuatannya.

Sistem penggerak dalam elevator juga berbeda-beda yaitu :


a. Sistem gearless, yaitu mesin di atas digunakan untuk lift kantor, pertokoan, hotel,
apartemen, rumah sakit dan sebagainya.
b. Sistem hydolic yaitu mesin dibawah terbatas 3 – 4 lantai yang digunakan untuk lift uang
dan makanan.

Karena pemasangan lift baru dianggap efisien setelah tinggi bangunan 4 lantai ke atas, maka
sistem yang digunakan adalah gearless (mesin diatas).

Rumah lift dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :


a. Lift Pit yaitu tempat pemberhentian akhir yang paling bawah, berupa buffer sangkar dan
buffer beban pengimbang.
b. Ruang luncur (Hoistway) yaitu tempat meluncurnya sangkar/kereta lift, tempat pintu-
pintu masuk ke kereta lift, tempat meluncurnya beban pengimbang (counter weight), dan
tempat meletakkan rel-rel peluncur dari kerete lift dan beban pengimbang.
c. Ruang mesin yaitu tempat meletakkan mesin/motor traksi lift dan tempat panel control
(mengatur jalannya kereta).

1. Bentuk dan Macam Lift


Bentuk dan macam lift tergantung dari fungsi dan kegunaan gedung. Bermacam-macam lift
menurut bentuknya yaitu :
a. Lift Penumpang (yang tertutup) yaitu suatu lift penumpang dengan ukuran, berat dan
kecepatan tertentu sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Kecepatan rendah untuk low
zone biasanya melayani bangunan bertingkat tidak lebih dari 10 lantai. Kecepatan sedang
atau tinggi untuk high zone biasanya melayani bangunan bertingkat lebih dari 10 lantai.
b. Lift penumpang yang interiornya satu bidang atau lebih berupa kaca tembus supaya dapat
menikmati pemandangan luar. Bentuk lift ini bermacam-macam, ada yang segi lima, segi
empat, bulat dan sebagainya.
c. Lift untuk rumah sakit yaitu fungsinya untuk mengangkut orang sakit, ukuran lift biasanya
memanjang dan pintu dapat dibuat 2 arah/2pintu.
d. Lift untuk kebakaran/barang, lift ini semua peralatan/perlengkapan, rangka dan interornya
harus tahan terhadap kebakaran.

2. Kecepatan dan Berat Lift


Dalam peraturan bangunan khusunya untuk lift, ketepatan berangkat dan berhentinya lift harus
tanpa sentakan yang mengganggu penumpang, sehingga kecepatan dan berat akan menentukan
kenikmatan dalam menggunakan lift.
a. Untuk 4 s.d. 10 lantai, kecepatan 60 – 150 m/menit.
b. Untuk 10 s.d. 15 lantai, kecepatan 180 – 210 m/menit.
c. Untuk 15 s.d. 20 lantai, kecepatan 210 – 240 m/menit.
d. Untuk 20 s.d. 50 lantai, kecepatan 270 – 360 m/menit.
e. Untuk rumah sakit, kecepatan 150 – 210 m.menit.

Ukuran berat tergantung dari besar dan jumlah penumpang yang dapat di tampung :

- 4 orang berat 320 kg


- 8 orang berat 630 kg
- 13 orang berat 1000 kg dan seterusnya.

Adapun kriteria kualitas pelayanan elevator adalah waktu menunggu (interval, waiting time),
daya angkut (Handling capacity) dan waktu perjalanan bolak-balik lift (Round tri time).
a. Waktu Menunggu (Interval, Waiting Time)
Kesabaran orang untuk menunggu lift tergantung kota dan negara di mana gedung itu ada.
Orang-orang di kota besar lazimnya kurang sabar dibanding dengan orang-orang di kota kecil.
Untuk proyek-proyek komersil perkantoran diperhitungkan waktu menunggu sekitar 30 detik.

Waktu menunggu = waktu perjalanan bolak-balik dibagi jumlah lift.

Jika jumlah lift total dihitung atas dasar daya angkut pada beban puncak saat-saat sibuk, maka
untuk proyek-proyek perkantoran yang beberapa lantainya disewa oleh satu penyewa, jumlah lift
totalnya harus ditambah dengan 20-40 %, sebab sebagian lift ini di dalam zone yang disewa satu
penyewa teresebut di pakai untuk lalu lintas antar lantai, sehingga waktu menunggu di lantai
dasar memanjang menjadi 90 detik atau lebih.

Waktu menunggu juga sangat variabel tergantung jenis gedung, seperti contoh berikut:
a. Perkantoran 25 – 45 detik
b. Flat 50 – 120 detik
c. Hotel 40 – 70 detik
d. Asrama 60 – 80 detik
Waktu menunggu minimum adalah sama dengan waktu pengosongan lift yaitu Kapasitas lift x
1,5 detik/penumpang.
b. Daya Angkut Lift (Handling Capacity)
Daya angkut lift tergantung dari kapasitas dan frekwensi pemuatannya. Standard daya
angkut lift diukur untuk jangka waktu 5 menit jam-jam sibuk (rush hour).

Daya angkut 1 lift dalam 5 menit adalah :

HC = 5 x 60 x m = 5 x 60 x m x N
w T

Dimana :
m = kapasitas lift (orang) dan daya angkut 75 kg/orang.
w = waktu menunggu (waiting time/interval) dalam detik = T/N
Jika 1 zone dilayani 1 lift, maka waktu menunggu = waktu perjalanan bolak-balik lift, jadi :
HC = 5 x 60 x m
T

c. Waktu Perjalanan Bolak-balik lift (Round Trip Time)


Waktu ini hanya dapat dihitung secara pendekatan, sebab perjalanan lift antar lantai pasti
tidak akan mencapai kecepatan yang menjadi kemampuan lift itu sendiri dan pada perjalanan lift
non stop, kecepatan kemampuannya baru tercapai setelah lift bergerak beberapa lantai dulu,
misalnya lift dengan kemampuan bergerak 6 m/detik baru dapat mencapai kecepatan tersebut
setelah bergerak 10 lantai.

Dalam praktek, perhitungan elevator dilakukan oleh supplier lift yang menghitung
kebutuhan lift berdasarkan data-data dari pabrik pembuatnya.
Secara pendekatan, waktu perjalanan bolak-balik lift terdiri dari :
- Pintu lift membuka di lantai dasar = 2 detik
- Penumpang memasuki lift dilantai dasar yang memerlukan waktu
1,5 detik/orang x kapasitas kereta m orang perlu waktu = 1,5 m detik.
- Pintu lift menutup kembali = 2 detik

- Pintu lift membuka di setiap lantai tingkat = (n - 1) x 2 detik.


- Penumpang meninggalkan lift di setiap lantai dalam
1 zone sebanyak (n – 1) lantai :
(n – 1 ) x m/n – 1 x 1,5 detik = 1,5 detik
- Pintu lift menutup kembali kembali disetiap lantai
Tingkat : = (n – 2 ) x 2 detik
- Perjalanan bolak-balik dalam 1 zone = 2 (n – 1 )h detik
S
- Pintu lift membuka di lantai dasar = 2 detik

Jumlah T = (2 h + 4 s) (n – 1 ) + s (3 m + 4)
s detik

Di mana :
T = Waktu perjalanan bolak-balik lift (Round Trip Time)
h = Tinggi lantai sampai dengan lantai.
s = Kecepatan rata-rata lift.
n = Jumlah lantai dalam 1 zone
m = Kapasitas lift

3. Beban Puncak Lift


Beban puncak diperhitungkan berdasarkan persentase empiris terhadap jumlah penghuni gedung,
yang diperhitungkan harus terangkat oleh lift-lift dalam 5 menit pertama jam-jam padat (rush
hour).

Untuk Indonesia persentase tersebut adalah :


a. Perkantoran 4 % x jumlah penghuni gedung.
b. Apartemen/flat 3 % x jumlah penghuni gedung.
c. Hotel 5 % x jumlah penghuni gedung.
4. Cara Kerja Lift
Naik dan turunnya lift diatur oleh peribangan antara car (kereta penumpang) dengan beban
pengimbang, yaiotu antara motor traksi lift yang ada di ruang mesin bekerja sesuai dengan
sentuhan tombol-tombol di pintu lift melalui panel control.

Pada waktu terjadi kebakaran, semua aliran listrik mati, maka lift secara otomatis bergerak turun
dan tidak dapat digunakan. Pada waktu itu, lift kebakaran tetap dapat digunakan. Pada waktu itu,
lift kebakaran tetap dapat bekerja (untuk petugas saja) dengan menggunakan aliran listrik
darurat/diesel.

Perhitungan Jumlah Lift Dalam 1 Zone


a. Beban Puncak Lift
Jika beban puncalk lift dalam suatu gedung diperhitungkan sebesar P% x jumlah
penghuni gedung atas dasar a” m2 per orang luas lantai netto, maka beban puncak lift :

L = P(a – k)n
a”
P = Persentase empiris terhadap penghuni bangunan yang harus terangkat dalam 5 menit
pertama pada jam-jam sibuk (%).
P untuk bangunan umum = 5 – 13 % maks
a = Luas lantai kotor per lantai (m2)
n = Jumlah lantai bangunan
k = Luas inti gedung (m2)
= 5 x N x m x 0,3 = 1,5 mN
a” = Luas lantai bersih per orang (m2)
Maka : L = P( a – 1,5 mN ) n
a”
[L = P (2a – 3 mN ) n
2 a”
b. Daya angkut lift dalam 5 menit :
Rumus yang digunakan :
M = 5 x 60 x m = 300 m
w T
Daya angkut N Lift dalam 5 menit :
[ MN = 300 mN
T
Persamaan : L = MN
L = P (2a – 3 mN ) n = 300 mN
2 a” T
Sehingga [ N = 2. a. n. T. P ]
3 m (200. a” + n.T.P

Di mana : N = Jumlah Lift dalam 1 zone


a = Luas lantai kotor per lantai (m2)
P = Persentase jumlah penghuni gedung pada jam-jam sibuk
T = Waktu perjalanan bolak-balik lift
= (2 h + 4 s) (n – 1 ) + s (3 m + 4)
s (detik)

m = Kapasitas Lift
a” = Luas lantai bersih per orang
n = Jumlah lantai dalam 1 zone
w = Waktu menungu minimum

Contoh Soal : Perhitungan Kebutuhan Lift Dalam 1 Zone

Diketahui sebuah bangunan bertingkat yang berfungsi sebagai tempat pusat perbelanjaan dan
perkantoran dengan data-data sebagai berikut :
- Jumlah lantai (n) = 10 lantai
- Luas lantai typical (a) = 1500 m2/lantai
- Tinggi lantai ke lantai (h) = 4 meter
- Luas lantai bersih per orang (a”) = 6 m2/orang
- Kecepatan rata-rata untuk bangunan 10 lantai (s) = 60 – 150 m/menit = 2,5 m/detik
- Kapasitas lift (m)
m = a. n. w. P
300. a”
= 1500 x 10 x 30 x 5 %
300 x 6
= 22.500
1.800
= 12,5 = 13 orang

Penyelesaian :
Rumus yang digunakan :
1. Beban Puncak Lift
L = P (2a – 3 mN ) n = 5 % (2 x 1500 – 3. 13. N) 10
2 a” 2x6
= 5 % . 3000. 10 – 5 % x 3 x 13. N x 10
12
= 125 - 1,625 N

2. Daya Angkut Lift Dalam Waktu 5 Menit (M)


M = 5 x 60 detik x m = 300 mN
T T
Dimana :
M = Daya angkut kereta dalam 5 menit
T = Waktu yang diperlukan oleh kereta dari dasar sampai ke puncak dan
kembali kedasar (Round Trip Time).
3. Round Trip Time ( T )
Rumusnya :
T = (2 h + 4 s) (n – 1 ) + s (3 m + 4)
s detik
T = (2.4 + 4. 2,5) (10 – 1 ) + 2,5 (3 . 13 + 4)
2,5 detik
T = 18 x 9 + 107,5
2,5 = 107,8 detik
4. Daya Angkut N Lift dalam 5 menit
MN = 300 mN
T
MN = 300. 10 . N
107,8
= 27,83 N

Persamaan: L = MN
L = P (2a – 3 mN ) n = 300 mN
2 a” T
Sehingga : 125 – 1,625 N = 27,83 N
Maka N = 4,43 = 4 lift @ 13 orang
w =T : N = 107,8 : 4 = 26,95 detik > w min = 25 dtk
< w max = 45 dtk.

Jadi jumlah lift untuk melayani suatu bangunan umum 10 lantai dengan luas
lantai 1.500 m2/lantai = 4 buah lift dengan kapasitas lift 13 orang dan
kecepatan lift (s) = 150 m/menit =2,5 m/detik

6. Perhitungan Jumlah Lift Dalam Sistem Zone Banyak (Multi Zone System)

Rumus Yang digunakan


Perhitungan Zone -2
a. Waktu Perjalanan Bolak-Balok Lift

2h (n1 -1) + (2h + 4S2 ) (n 2 - 1) + S2 (3m + 4 )


T2 =
S2
Dimana n1 = Jumlah Lantai Bangunan Zone -1
N2 = Jumlah Lantai Bangunan Zone -2
h = Tinggi Lantai Ke Lantai
s1 = Kecepatan Rata-rata Zone-1
s2 = Kecepatan Rata-rata Zone -2
m = Kapasitas Lift
a” = Luas lantai bersih perorang

b. Beban Puncak Lift Untuk Zone- 2


2a } } } {
n2 . P x ( 2a-3 m N 2 )
¿
L2 = ¿
¿

c. Daya Angkut Lift Dalam 5 menit Untuk Zone-2

300 m N 2
M2 =
T2

Persamaan : L2 = M2

n2. P. (2a −3m N2)


2a} } =` { {30 `m` N rSub { size 8{2} } } over {T rSub { size 8{2} } } } } {} # {} # Maka`:`N rSub { size 8{2} } =` { {2` an rSub { size 8{2} } ` . `T rSub { size 8{2} } ` . `P} over {60 ` a m+3mn2T2P
¿Dimana
a= Luas Lantai Kotor per lantai (m2)
P = Persentase empiris = 5 - 13 %
T2 = Waktu perjalanan bolak-balik zone-2
Perhitungan Zone-1
Beban Puncak lift untuk zone-1
n1.P (2a −3m (N1 +N2)
L1 =
2a} } } {} # {} # L rSub { size 8{1} } ` =` { {n rSub { size 8{1} } `P . 2a` -` 3m` \( N rSub { size 8{1} } ` +`N 2 \) } over {2a
¿
Daya angkut lift dalam zone-1 sebanyak N1 buah selama 5 menit :
300 m . N 1
M 1=
T1

( 2h + 4 S1 ) ( n- 1) + S 1 ( 3m + 4 )
T 1=
S1

Persamaan : L 1 = M1
2a } } =` { { 300`m`N rSub { size 8{1} } } over {T rSub { size 8{1} } } } } {
n1 . P. (2a − 3m ( N 1 + N 2 )
¿
¿
¿
Jadi :
3 .m (200 a ``+`n rSub { size 8{1} } . T rSub { size 8{1} } . P \) } } } {} # {} } } {
2 .n 1 . T 1 . P ( a-6 m)
¿
N 1= ¿
¿
¿
¿

Contoh Soal : Perhitungan Kebutuhan Lift Untuk Sistem Zone Banyak.

 Perhitungan lift 2 zone dengan jumlah lantai 30


 Luas lantai typical (a) = 1.300 m2/lantai
 Jumlah lantai (n) = 30 lantai
 Kecepatan lift zone -1 (S1) = 3 m / dtk
 Kecepatan lift zone – 2 (S2) = 6 m / dtk
 Luas lantai bersih per orang (a”) = 6 m2 / orang
 Tinggi lantai ke lantai (h) = 4 meter
 Waktu menunggu minimum (w1) = 30 dtk
 Kapasitas lift (m)
300.a} } =`` { {1 . 300` . `15` . `30` . `5} over {300` . `6} } } {} # {} # size 12{ {}=`` { {28 . 250} over {1800} } =``16,25`` ` ` approx `16`orang} {} } } {
a.n. w. p
¿
m=¿
¿
¿
¿
Waktu perjalanan bolak balik lift (T)
2h ( n 1 -1) + ( 2h + 4S2 ) ( n2 - 1 ) + S 2 ( 3m + 4 )
T 2=
S2

2 . 4 ( 15-1 ) + ( 2. 4 +4 . 6 ) ( 15-1 ) + 6( 3 . 15+ 4 )


¿
6

8 (14 ) + ( 8+24 ) ( 14 ) + 6 ( 45 + 4 )
¿
6

112 + 32 . 14 + 294
¿
6

Maka : T2 = 142,33 detik


1. Beban puncak lift untuk zone -2 :
2a} } } {} # {} # =` { {15` . `5 ` \( 2` . 130 −3` . `16`N rSub { size 8{2} } \) } over {2` . ` 6} } {} # {} # =` { {5`%` . `260 ` . `15` - `5%` . `316 . `N rSub { size 8{2} } ` . `15} over {12} } =`162,5` ` - ` 3` N rSub { size 8{2} } {} } } {
n2 .P.(2a-3 mN2
¿
L2=¿
¿
¿
¿
2. Daya angkut lift dalam 5 menit untuk zone -2
300 m N 2 300 16 . N 2
M2 = =
T2 142 ,33

=33 ,72 N2
Persamaan : L2 = M2

n2 P (2a−3 m N2 )
2 a} } =` { {300`m``N rSub { size 8{2} } } over {T rSub { size 8{2} } } } } {} # {} # Maka`:`N rSub { size 8{2} } =` { {2`an rSub { size 8{2} } ` . `T rSub { size 8{2} } ` . `P} over {600``a m + 3 mn2 T 2 P
¿
2.1300.15.142,33.5%
¿
600.6.16+3.16.15.142,33.5

277.543,5
¿ =4,42 ≈ 4 lift
62.723,88

N2=4 lift @ 16 orang

T 2 142,33 dtk
w 2= = = 35,58 dtk (memenuhi)
N2 4
¿ w min =25 dtk
<w max =45 dtk

 Perhitungan zone – 1

1. Beban puncak lift untuk zone -1

2 a} } } {} # {} # L rSub { size 8{1} } ` =` { {n rSub { size 8{1} } `P . 2a``-` 3m`` \( N rSub { size 8{1} } ` +`4 \) } over {12} } =`162,5` - ` 4,333``N rSub { size 8{1} } {} # {} } } {
n 1.P(2a−3m (N 1 +N2 )
¿
L1 =¿
¿
¿
¿

2. Daya angkut lift dalam zone-1 sebanyak N1 buah selama 5 menit

300 m . N 1
M 1=
T1

300 . 16 . N 1
¿ = 33 , 03 N 1
145,33
3. Waktu perjalanan bolak balik lift (T1)
( 2h + 4 S1 ) ( n- 1) + S 1 ( 3m + 4 )
T 1=
S1

( 2 . 4 +4 . 3 ) ( 15-1 ) + 3 ( 3 . 16 + 4 )
¿
3

20 . 14 + 156
T 1= = 145,33 dtk
3

Persamaan : L 1 = M1
2a } } =` { { 300`m`N rSub { size 8{1} } } over {T rSub { size 8{1} } } } } {
n1 . P . (2a − 3m ( N 1 + 4 )
¿
¿
¿

3.m (20 a` +`n rSub { size8{1} } . TrSub { size8{1} } . P\) } } {} # {} # =` { {2 . 15 . 145,3 . 5` \( 130 `−6 . 16} over {3 . 16 . ` \( 20 . 6`+`15 . 145,3 ` . `5% \) } {} # {} # =` { {217,9 5` \( 1204 \) } over {48 \( 120 ` +` 108 . 9 7 \) } ` =` 4,17` ap rox ` 4`lift` \( a\) ` =`16` orang {} } {
2.m.T1.P (a-6 m)
¿
N1=¿
¿
¿
¿
Maka : S1 = 3 m/detik
a” = 6 m2/orang
P =5%
T1 = 145,33 dtk

N 1 = 4 lift @ 16 orang

T1 145,33 dtk
w 1= = = 36 , 33 dtk ( memenuhi )
N1 4
¿ w min = 25 dtk
< w max = 45 dtk

Jadi bangunan berlantai 30 dengan pelayanan kebutuhan lift untuk zone-1 dan zone-2
masing-masing dilayani 4 lift dengan kapasitas penumpang 16 orang dan kecepatan rata-rata
3 m/dtk dan 6 m/dtk.

2.2.2 Tangga
 Tangga biasa: untuk naik turun penghuni/pemakai
 Tangga mulia (grandstair) : tangga yang ukuran dan desainnya relative besar karena
untuk ruangan yang besar (kantor, rumah mewah, dll)
 Tangga kebakaran : berfungsi khusus untuk penyelamatan penghuni keluar bangunan
 Tangga Service : untuk sarana service, pemeliharaan, dan lain-lain

2.2.3 Ramp
Ramp adalah sarana transportasi vertical didalam maupun diluar bangunan yang berbentuk lantai
miring (maksimum kemiringan 1 : 12)
 Ramp untuk kendaraan (gedung parkir)
 Ramp untuk rumah sakit
 Ramp untuk penyandang cacat (disable person)

2.2.4 Eskalator

Eskalator adalah suatu alat angkut yang serupa dengan alat angkut konveyor hanya lebih dititik
beratkan untuk pengangkutan orang dari lantai bawah kearah miring menuju lantai atasnya.
Dengan demikian pemasangan dengan miring > 10 dan dengan kemiringan tertentu sesuai
dengan standard perbandingan antara datar dan ketinggian 30 s.d. 35 derajat. Selain itu, ada alat
angkut yang merupakan perpaduan antara escalator dan konveyor, yang bentuk jalurnya
melingkar atau berbelok-belok.

Eskalator pertama dibuat oleh Jesse W Reno, ilmuwan lulusan teknik mesin dari Lehigh
University. Escalator pertama yang diciptakan terbuat dari material kayu dan dipasang sebagai
“kendaraan menyenangkan” di Coney Island, New York pada tahun 1895. Pada tahun 1899 Jesse
menjual mesin escalator ini pada Otis Elevator Company dan mereka memproduksi escalator
komersial pertama yang memenagkan hadia pertama dalam paris 1900 Exposotion Universelle di
perancis. Beberapa escalator yang dibuat pada tahun itu masih digunakan di boston subway
sampai pada tahun 1994.

Pada awal rancangan escalator hal yang perlu diketahui adalah kebutuhan ruang untuk escalator,
adapun caranya yaitu :

1. Menentukan capacity of the escalator


Untuk menentukan capacity of the escalator sangat tergantung pada berapa jumlah orang
yang akan diangkat per satuan waktu. Biasanya ditentukan dalam per jam, per menit, per 5
menit (pada saat waktu puncak (peak hours)
2. Memilih kecepatan escalator dan lebar escalator

Lebar : 800 mm Lebar 1200 mm


Kecepatan 90fpm 120fpm 90 fpm 120fpm
Kapasitas Maks/jam 5000 6700 8000 10700
Kapasitas normal/jam 3600 4200 5400 6500
Kapasitas sedang/jam 2040 2700 40800 5400
Normal kapasitas/ 5 menit 300 350 450 540
Kapasitas Dedang/ 5 menit 170 225 340 450
Soal Latihan :

1. Diketahui sebuah bangunan pusat perbelanjaan 12 lantai (n) memiliki luas lantai typical (a) =
1600 m2/lantai, tinggi lantai ke lantai (h) = 4 meter dan luas lantai bersih perorang (a”) = 6
m2/orang, waktu menunggu minimum (w) = 25 detik dan persentasi jumlah penghuni gedung
pada jam sibuk (p) = 5 %, kecepatan rata-rata lift (s) = 2,5 m/det.

Hitunglah :

a. Kapasitas lift (m) dimana, m= a . n. w. p


300 . a”

b. Beban puncak lift (L) dimana, L = P(2a-3mN)n


2a”
c. Round trip time (T) dimana T = (2h + 4s)(n – 1) + s(3m+4)
S

d. Daya angkut lift dalam waktu 5 menit (M) dimana, MN = 300mN


T
e. Jumlah Lift (N)

Anda mungkin juga menyukai