Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KELUARGA BERENCANA

Pokok bahasan : Alat Kontrasepsi


Sub pokok bahasan : KB Implant
Penyuluh : Mahasiswi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Hari / Tanggal : Kamis, 7 November 2019
Waktu : 09.00 – selesai (30 Menit)
Tempat : Poli KB / Kandungan
Sasaran : Pasangan Usia Subur (PUS)

A. Latar Belakang
Paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah
visinya dari mewujudkan NKKBS menjdi visi untuk mewujudkan ”Keluarga
Berkulitas Tahun 2015”. Keluarga yang berkulitas adalah keluarga yang
sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan
kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha
Esa. Dalam paradigma baru keluarga berencana ini misinya sangat menekankan
pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya intergral
dalam meningkatkan keluarga yang berkualitas. Keluarga adalah salah satu dari
kelima matra kependudukan yang mempengaruhi perwujudan keluarga yang
berkualitas, visi tersebut dapat dijabarkan dalam 7 visi yaitu:
a. Memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil yang
berkualitas.
b. Menggalang kemitran dalam peningktan kesejahteran, kemandirian, dan
ketahanan keluarga.
c. Meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.
d. Meningkatkan promosi, perlindungan, dan upaya untuk mewujudkan hak-
hak reproduksi.
e. Meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan
kesetaraan dan keadilan jender melalui program keluarga berencana.
f. Mempersiapkan Sumber Daya Manusiaberkualitas sejak pembuahan dalam
kandungan sampai dengan lanjut usia.
Berdasarkan visi dan misi tersebut, program keluarga berencana Nasional
mempunyai kontribusi penting dalm upaya meningkatkan kualitas penduduk.
Kontribusi Keluarga Berencana Nasional tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan
program Making pregnency safer (MPS). Salah satu pesan kunci dalam rencana
srategik nasional making pregnency safer (MPS) di Indonesia 2001-2010 adalah
bahwa setiap kehamilan harus merupakan kehamilan yang diinginkan. Untuk
mewujudkan pesan kunci tersebut, keluarga berencana merupakan upaya
pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama. Untuk
mengoptimalkan manfaat keluarga berencana bagi kesehatan, pelayanannya harus
digabungkan dengan pelayanan kesehatan reproduksi yang telah tersedia.
Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama
diperlukannya pelayanan Keluarga Bereencana, masih banyak alasan yang lain
yaitu membebaskan wanita dari rasa khawatir terhadap terjadinya kehamilan
yang tidak diinginkan, terjadi gangguan fisik atau psikologik akibat tindakan
abortus yang tidak aman. Serta tuntutan perkembangan sosial terhadap
peningkatan status gizi di masyarakat.
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi. Hal ini bukan hanya terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga
oleh ketidaktahuan mereka tentang syrat dan keamanan metode kontrasepsi
tersebut. Berbagai faktor harus di pertimbangkan, termasuk status kesehatan, efek
samping potensial, konskwensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan,
besar keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan norma budaya
dan orang tua.untuk ini semua konseling atau penyuluhan merupakan bagian
yang intergral yang sangat penting dalam pelayanan keluarga berencana.

B. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan pasangan usia subur (PUS) dapat
mengerti dan paham jenis alat kontrasepsi khususnya kontrasepsi implant.

C. Tujuan Intruksional Khusus ( TIK )


Setelah mendapatkan pengajaran di harapkan PUS mengetahui tentang :
1. Pengertian kontrasepsi implan.
2. Jenis kontrasepsi implan.
3. Cara kerja
4. Keuntungan dan keterbatasan dari kontrasepsi implan
5. Siapa yang boleh dan yang siapa yang tidak boleh menggunakan alat
6. kontrasepsi implan.
7. Waktu menggunakan implan.

D. Materi Terlampir
1. Peserta
Jumlah peserta diperkirakan sebanyak 3-5 orang merupakan Pasangan Usia
Subur (PUS) di poli KB/Kandungan.
2. Kelas/ruangan
a. Ukuran ruangan : 3 x 4 m2
b. Keadaan penerangan dan ventilasi : Penerangan bagus dan ventilasi
kurang.
c. Prasarana yang di ruangan: Kursi dan meja.
3. Fasilitator
Fasilitator adalah anggota kelompok mahasiwi program studi D3 kebidanan
kelas 2-B Poltekkes Kemenkes Banjarmasin.

E. Media
1. Leaflet
2. Poster

F. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi

G. Pengorganisasian
Penyuluh :
Moderator :
Observer :
Fasilitator :

H. Materi Pembelajaran (terlampir)


a. Pengertian alat KB Implant.
b. Efek samping alat kontrasepsi.
c. Kontraindikasi penggunaan alat kontrasepsi.
d. Kelebihan dan kekurangan alat kontrasepsi.

I. Pelaksanaan
No. Acara Waktu Kegiatan Penyuluhan Evaluasi
1. Pembukaan 5 Menit 1. Mengucap salam dan 1. Menjawab salam.
terimakasih atas
kesediaan ibu.
2. Memperkenalkan diri dan 2. Mendengarkan
apresiasi. dengan seksama.
2. Inti 15 Menit 1. Menjelaskan tentang
pengertian kontrasepsi
implan.
2. Menjelaskan tentang jenis
kontrasepsi implan
3. Menjelaskan tentang cara
kerja
4. Menjelaskan tentang
keuntungan dan Mendengarkan dan
keterbatasan dari memperhatikan.
kontrasepsi implan
5. Menjelaskan tentang
keuntungan dan
keterbatasan dari
kontrasepsi implan
6. Menjelaskan tentang
siapa yang boleh dan yang
siapa yang tidak boleh
menggunakan alat
kontrasepsi implan.
7. Menjelaskan tentang
menggunakan implan
3. Diskusi 5 Menit 1. Meminta peserta untuk Peserta mengajukan
mengajukan pertanyaan pertanyaan.
jika belum jelas.
2. Memberi pujian atau
dukungan kepada peserta.
4. Terminasi 5 Menit 1. Menyimpulkan hasil 1. Peserta
penyuluhan. mendengarkan
2. Memberi saran-saran.
3. Mengucapkan terima
kasih atas perhatian dan 2. Peserta menjawab
mengucapkan salam. salam.

J. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Poli KB /Kandungan.
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
LAMPIRAN MATERI
KONTRASEPSI IMPLAN
1. Pengertian Kontrasepsi Implan
Kontrasepsi implan atau yang juga disebut dengan alat kontrasepsi bawah
kulit (AKBK). Yaitu alat kontrasepsi kombinasi yang berupa batang silastik
atau batang putih lentur yang nantinya dipasang dibawah kulit lengan ibu yang
fungsinya untuk mencegah kehamilan.

2. Jenis Kontrasepsi Implan


a. Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik berongga, dengan panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonogestrel dan lama
kerjanya 5 tahun.
b. Implanon. Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40
mm, dan diameter 2mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-degestrel dan
lama kerjanya adalah 3 tahun.
c. Jedena dan implanont. Terdiri dari 3 batang yang diisi dengan 75 mg
levonogestrel dengan lama kerja 3 tahun.

3. Cara Kerja
a. Lendir servik menjadi kental.
b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
c. Mengurangi transportasi sperma.
d. Menekan ovulasi.

4. Keuntungan Kontrasepsi Dari Kontrasepsi Implan


a. Daya guna tinggi
b. Perlindungan jangka panjang (sampai dengan 5 tahun)
c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
e. Bebas dari pengaruh estrogen
f. Tidak mengganggu ASI.
g. Tidak mengganggu kegiatan senggama.
h. Klien hanya perlu kembali keklinik bila ada keluhan.
i. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan klien.

5. Keuntungan Nonkontrasepsi dari Kontrasepsi Implan.


a. Mengurangi nyeri haid
b. Mengurangi jumlah darah haid
c. Mengurangi/menperbaiki anemia.
d. Melindungi terjadinya kanker endometrium
e. Menurunkan angka kejadian tumor jinak payudara.
f. Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul.
g. Menurunkan angka kejadian endometriosis.

6. Keterbatasan
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa
perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah
haid, serta menorea. Timbulnya seperti:
a. Nyeri kepala
b. Peningkatan/penurunan berat badan.
c. Nyeri payudara.
d. Perasaan mual.
e. Pening/pusing kepala.
f. Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahn (nervousness).
g. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
h. Tidak memberikan efek protektif terhadp infeksi menular seksual termasuk
aids.
i. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai
dengan keinginan, akan tetapi harus pergi keklinik untuk pencabutan.
j. Efektifitasnya menurun bil menggunakan obat-obat tuberkulosis (rimpafisin)
atu obat epilepsi (fenitoin dan harbiturat).
k. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempun
pertahun).

7. Yang Boleh Menggunakan Implan


a. Usia reproduksi
b. Telah memiliki anak ataupun yang belum.
c. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendai
pencegahan kehamilan jangka pnjang.
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
e. Pasca keguguran.
f. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterelisasi.
g. Riwayat kehamilan ektopik.
h. Tekanan darah <180/110 mmhg, dengan masalah pembekuan darah atau
anemia bulan sabit (sickle cell).
i. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen.
Sering lupa menggunaknan pil.

8. Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan


a. Hamil atau diduga hamil
b. Perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya.
c. Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
d. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
e. Mioma uterus dan kanker payudara.
f. Gangguan toleransi glukosa.

9. Waktu Menggunakan Implan


a. Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 smpai hari ke-7. Tidak perlu
dilakukan metode kontrasepsi tambahan.
b. Jika tidak haid, pemasangan implan bisa dilakukan asal diyakini bahwa ibu
tidak hamil atau dicurigai hamil.
c. Jika menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, pemasangan
implan dapat dilakukan setiap saat, jika menyusui penuh ibu tidak perlu
memakai kontrasesi lain.
d. Bila klien ingin menggunakan hormonal dan ingin menganti dengan implan,
pamasangan dapat segera dipasang setiap saat asal ibu tidak hamil.
e. Jika kontrasepsi sebelumnya adalah sutikn, implan dpat dipasang pada saat
jadwal suntikn tersebut.
f. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah hormonal (kecuali AKDR) dan ibu ingin
menggantinya dengnaa norplant, pemasangan dapat dilakukan setiap saat
asal diyakini bahwa ibu tidak hmil.
g. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya
dengan implan, pemasangan dapat dilakukan pada saat haid hari ke-7 dan ibu
jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja setelah pemasangan. AKDR segera dicabut.
h. Pasca keguguran implan bisa segera dipasang.
DAFTAR PUSTAKA

Bari Saifudin,abdul.2006.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.


Jakarta.yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Anda mungkin juga menyukai