Anda di halaman 1dari 14

Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.8, No.

bidang
REKAYASA

PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN MANAJEMEN KUALITAS INFORMASI DENGAN


MENGGUNAKAN METODE CALDEA DAN EVAMECAL

IRFAN MALIKI
Jurusan Teknik Informatika
Universitas Komputer Indonesia

Saat ini informasi merupakan aset yang berharga untuk enterprise, yang
merupakan dasar bagi organisasi dalam membuat keputusan. Informasi
merupakan hasil proses pengolahan data sehingga data dan kualitas informasi
harus dikelola dengan baik. Bank XYZ sebagai sebuah bank melakukan bisnis
berdasarkan prinsip kepercayaan, salah satu yang terpenting bagi aspek
kepercayaan tersebut adalah kualitas dari informasi yang diberikan kepada
nasabah. Bank XYZ harus memastikan bahwa data nasabah baik personal
maupun finansial terjamin kebenaran dan keamanannya, selain itu informasi
harus dapat diperoleh dengan cara yang cepat dan tepat. Penelitian ini
menggunakan suatu metode untuk menilai dan meningkatkan kualitas
informasi yang ada disuatu organisasi, melalui konsep information
management process (IMP). IMP dinilai berdasarkan model kematangan
kualitas informasi dengan menggunakan metodologi untuk penilaian dan
peningkatan. Metode ini menggunakan perspektif strategis dalam mengelola
kualitas informasi. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa metode CALDEA dan metode EVAMECAL merupakan suatu kakas yang
dapat digunakan untuk menganalisis sistem yang berfokus terhadap penilaian
kematangan suatu organisasi dalam menghasilkan informasi yang berkualitas.

Kata Kunci: Kualitas informasi, CALDEA, EVAMECAL, kualitas data

PENDAHULUAN organisasi (Huang ddk, 1999). Informasi


merupakan hasil proses pengolahan data
Saat ini tidak bisa dipungkiri bahwa sehingga data dan kualitas informasi harus
organisasi tergantung pada data dan dikelola dengan baik.
kualitas informasi dalam mengefektifkan
operasional organisasi dan dalam Bank XYZ sebagai sebuah bank melakukan
membuat keputusan (Price dan Shanks, bisnis berdasarkan prinsip kepercayaan,
2005). Keputusan tersebut secara salah satu yang terpenting bagi aspek
langsung dapat menunjang keberhasilan kepercayaan tersebut adalah kualitas dari
bisnis (Eppler dan Wittig, 2000; Gertz dkk, informasi yang diberikan kepada nasabah.
2004; Pipino dkk, 2002) dan secara Bank XYZ harus memastikan bahwa data
keseluruhan dapat mengefisiensikan nasabah baik personal maupun finansial
organisasi (Burgess dkk, 2003; Kim dan terjamin kebenaran dan keamanannya,
Choi, 2003; Redman, 1996). Hal ini selain itu informasi harus dapat diperoleh
disebabkan oleh data dan informasi yang dengan cara yang cepat dan tepat.
merupakan aset yang penting bagi

H a l a ma n 151
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.8, No. 2 Irfan Maliki

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini mengelola informasi sebagaimana
yaitu melakukan penilaian terhadap tingkat mengelola produk jika ingin meningkatkan
kematangan manajemen kualitas informasi produktivitas.
serta menentukan perbaikan-perbaikan
yang harus dilakukan terhadap setiap Dimensi Kualitas Informasi
tingkat kematangan manajemen kualitas
informasi. Menurut Al-Hakim (2007) kualitas
informasi memiliki multidimensi, hal ini
Penelitian ini menggunakan suatu metode berarti bahwa organisasi dapat
untuk menilai dan meningkatkan kualitas menggunakan berbagai pengukuran untuk
informasi yang ada disuatu organisasi, mengevaluasi kualitas dari informasi dan
melalui konsep information management data tersebut. Wang dkk (1995) dapat
process (IMP). IMP dinilai berdasarkan mengidentifikasi 26 dimensi kualitas
model kematangan kualitas informasi informasi yang diklasifikasikan menjadi
dengan menggunakan metodologi untuk internal view (design operation) dan
penilaian dan peningkatan. Metode ini external view (use dan value). Dari proses
menggunakan perspektif strategis dalam klasifikasi tersebut dibagi kedalam dua
mengelola kualitas informasi. kategori yaitu data-related dan system-
related (Wand dan Wang, 1996). Kemudian
TINJAUAN PUSTAKA Wang dan Strong (1996) mereduksi jumlah
dimensi tersebut menjadi 20 dimensi
Data dan Informasi dengan kategori intrinsic¸contextual,
representation dan accessibility. Lee dkk
Turban dkk (2005) mendefinisikan data dan (2002) kemudian mengkategorikan kualitas
informasi sebagai berikut : informasi menjadi sound information, useful
information, usable information, dan
Data: Items about things, events, activities, dependable information. Pada tabel 1 dapat
and transactions are recorded, classified, dilihat dimensi dan definisi dari kualitas
and stored but are not organised to convey informasi (Al-hakim, 2007).
any specific meaning. Data items can be
numeric, alphanumeric, figures, sounds, or Metode Caldea : Model Manajemen Kualitas
images. Data dan Informasi
Information: Data that has been organised
in a manner that gives meaning for the CALDEA bukan proses, melainkan Matur-
recipient. They confirm something the ity Management Model. CALDEA berdasar-
recipient knows, or may have “surprise” kan CMMI model yang memberikan karak-
value by revealing something not known. teristik dari proses manajemen kualitas in-
formasi dan data yang efektif. CALDEA men-
Dari definisi diatas dapat diketahui yatakan ada lima tingkat perkembangan
keterkaitan antara data dengan informasi. manajemen kualitas informasi untuk infor-
Hal ini sependapat dengan konsep produk mation management software process
informasi (Ballou et al., 1998; Huang et (IMP). Menurut Alhakim (2003), kelima ting-
al.,1999) dimana informasi merupakan katan tersebut dapat dijelaskan serta dapat
produk dari sistem infomasi manufaktur. dilihat pada gambar 1 berikut ini:
Input dari sistem informasi manufaktur
adalah data. Kemudian output yang 1. Initial level
dihasilkan adalah informasi. Dari kedua
definisi tersebut dapat digunakan untuk Level permulaan jika tidak ada upaya untuk
mendefinisikan data dan informasi (Strong, mencapai tujuan kualitas informasi.
Lee, & Wang, 1997). Wang (1997)
menyarankan agar organisasi dapat

H a l a m a n 152
Irfan Maliki Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.8, No. 2

Tabel 1. Dimensi Kualitas Informasi

Dimensi Definisi
Accessibility The degree to which information is available, easily obtain-
able, or quickly retrievable when needed. Accessibility de-
pends on the customer’s circumstances.
Accuracy The degree to which information represents a realworld
state.
Amount of This dimension measures the appropriateness of volume of
Information information to the user or task at hand
Believability This dimension measures the user assessment of trueness
and credibility of information.
Coherency This measures how information “hangs together” and pro-
vides one meaning to different users.
Compatibility The level to which information can be combined with other
information to form certain knowledge.
Completeness The degree to which information is sufficient enough to de-
pict every state of the task at hand or the represented sys-
tem, that is, assesses the degree of missing information.
Conciseness of The compactness of information representation.
Representation
Consistency of The degree of similarity and compatibility of information rep-
Representation resentation format.
Ease of The applicability of information to different tasks.
Manipulation
Ease of The degree of comprehension of information.
Understanding
Free-of-error The degree to which information is correct. This dimension
measures the number, percent, or ratio of incorrect or unreli-
able information.
Interpretability The appropriateness and clarity of information language and
symbols to the user.
Objectivity This dimension measures the information impartiality includ-
ing information is unbiased and unprejudiced.
Relevancy Relevancy indicates weather information addresses the cus-
tomer’s needs. It reflects the level of appropriateness of infor-
mation to the task under consideration.
Reputation The degree of respect and admiration of both information
source and information content
Security It indicates the level of either restriction on access of informa-
tion or appropriateness of information back-up — protecting
information from disasters.
Timeliness This dimension measures how up-to-date information is with
respect to customer’s needs
or the task at hand. It reflects also how fast the information
system is updated after the state of the represented real-
world system changes.

H a l a ma n 153
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.8, No. 2 Irfan Maliki

2. Definition level draft dokument proyek. Aktifitas yang


harus dilakukan:
Semua komponen dan hubungannya di Manajemen Kebutuhan Data dan
dalam organisasi sudah didefinisikan dan Informasi – terkait dengan kebutuhan
direncanakan. Untuk mencapai level ini organisasi,
terdapat 6 KPA (Key Process Area) yang Analisa Terhadap Kebutuhan Data
harus dipenuhi yaitu : dan Informasi
a. Information quality management team Desain solusi terhadap kebutuhan
management (IQMM): Pemilihan SDM data dan informasi
untuk tim IMP. Implementasi Desain
b. IMP Project Management: Membuat ren- Pengujian terhadap Hasil Implemen-
cana untuk koordinasi dan membuat tasi

Gambar 1. Tingkat Kematangan Model Caldea


(Sumber : Al-hakim, 2003

H a l a m a n 154
Irfan Maliki Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.8, No. 2

Catatan : Teknik proyek manajemen a. IMP Measurement Management (MM)


dapat dipakai di tahap ini, misalnya b. IMP Measurement Plan Automation
PERT & CPM. management (AMP)

c. User Requirement Management : Do- 5. Optimizing level


kumentasi kebutuhan user.
d. Data Source dan Data Target Manage- Pengukuran pada Quantitative manage-
ment ment level digunakan untuk membangun
e. Database or Datawarehouse acquisi- proses perbaikan berkelanjutan dengan
tion, development or maintenance pro- menghilangkan kesalahan / cacat atau
ject management (AIMPM) dengan menawarkan dan menerapkan be-
Diperlukan proyek pengembangan dan berapa program perbaikan yang baru. Un-
pembangunan sistem akuisisi dan pe- tuk mencapai level ini terdapat 2 KPA yang
meliharaan sistem Datawarehouse (atau harus dipenuhi yaitu:
Database) yang menampung seluruh a. Causal analysis for defects prevention
data di dalam organisasi. management (CADPM)
f. Information quality management in IMP b. Innovation and organizational develop-
components (DIQM): Pengukuran kuali- ment management (IODM)
tas informasi – ISO 9126.
Pada tabel 2 dan 3 diperlihatkan varia-
3. Integration level bel-varibel penilaian serta formula untuk
menghitungnya.
IMP sudah terjamin memenuhi kebutuhan,
standar dan kebijakan kualitas informasi Formula untuk menghitung ML-IQV
dalam organisasi itu. Ini memberikan
implikasi pada standarisasi kualitas infor- 1)
masi yang berbeda-beda yang dipelajari
melalui standar dan kebijakan dari kualitas
informasi itu sendiri untuk menghindari
kesalahan-kesalahan sebelumnya agar
menjadi lebih baik di masa mendatang.
Untuk mencapai level ini terdapat 4 Key Tabel 2.
Process Area (KPA) yang harus dipenuhi Jenis-jenis item pernyataan yang mungkin
yaitu:
a. Information products dan IMP compo-
nents validation and verification (VV)
b. Risk and poor information quality im- Items Posisible States
pact management (RM)
c. Information quality standardization Maturity {Achieved, not achieved}
management (IQSM) Level
d. Organizational information quality poli-
cies management (OIQPM). KPA {Fully satisfied, satisfied,
partially satisfied, not
4. Quantitative management level satisfied}
Activity in {Fully executed, executed,
Tujuan utama tingkat ini adalah tercapainya each KPA partially executed, not
kesesuaian kuantitatif secara otomatis di
mana unjuk kerja IMP konsisten terhadap Compenent {fully optimized, optimized,
variasi dan stabilitas pengukuran dalam partially optimized}
periode tertentu. Untuk mencapai level ini
terdapat 2 KPA yang harus dipenuhi yaitu:

H a l a ma n 155
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.8, No. 2 Irfan Maliki

1. EMC-D.1.1. Analisis dan pemahaman


Tabel 3.Batas nilai IQVs dan pernyataan mengenai permasalahan untuk
yang berkaitan dengannya. memeriksa apakah ada komponen
yang dapat menimbulkan masalah
Value Range dengan menggunakan beberapa uji.
Item State 2. EMP-D.1.2. Analisis detil dari
for IQV
penyebab nyata suatu masalah yang
IQV 0≤IQV≤ Not optimize/ bertujuan untuk menemukan
for 20 executed/satisfied penyebab masalah yang sebenarnya
comp dalam kualitas data dan informasi.
onent 21≤ Partially optimized/ 3. EMC-D.1.3. Pengembangan rencana
s IQV≤60 executed/satisfied untuk perbaikan dengan
activi menyertakan tujuan yang jelas.
ties, 61≤ Optimized/executed/
b. EMP-D.2. Pelaksanaan rencana yang
and IQV≤85 satisfied
telah diperbaiki . Sekali rencana
KPAs 86≤ Fully optimized/ perbaikan telah disepakati, semua
IQV≤10 executed/satidfied kegiatan untuk memperbaiki kesalahan
harus dilaksanakan jika sumber daya
yang diperlukan tersedia.

EVAMECAL-CHECK (EMC-C)
METODE EVAMECAL : METODOLOGI
PENILAIAN DAN PERBAIKAN EMP-C.1. Memeriksa efisiensi dari rencana
perbaikan. Untuk memvalidasi secara
EVAMECAL-PLAN (EMC-P) empiris rencana yang berhasil, harus ada
serangkaian uji yang dilakukan.
EMP-P.1. Penilaian kondisi saat ini Pengukuran lagi kondisi tingkat
terhadap data dan kualitas informasi IMP. kematangan saat ini dan memeriksa
Tujuan utama langkah ini adalah apakah tujuan kualitas informasi telah
menentukan kondisi IMP saat ini dalam dicapai.
lingkup tingkat kematangan kualitas
informasi (berdasarkan CALDEA). Terbagi Pemeriksaan terhadap rencana yang
dalam dua langkah, yaitu : diambil dilakukan terhadap semua langkah
a. EMC-P.1.1. Penilaian data dan tingkat yang diambil dan disepakati bersama.
kematangan manajemen kualitas dari Fokus utama sasarannya adalah efisiensi
IMP dengan menggunakan seperangkat dan validitas data. Pemeriksaan
kuesioner. merupakan proses setelah rencana-
b. EMP-P.1.2. Penghitungan nilai kualitas rencana yang disusun sudah diwujudkan
informasi (IQV = information quality atau dilaksanakan selama periode waktu
values) untuk komponen IMP dengan tertentu.
mengukur dimensi kualitas informasi.
EVAMECAL-ACT (EMC-A)
EVAMECAL-DO (EMC-D)
a. EMP-A.1. Memperoleh kesimpulan.
EMP-D.1. Analisis dari penyebab potensial Kesimpulan diperoleh dengan
dan pengembangan dari rencana mempertimbangkan permasalahan dan
perbaikan. Tujuan utama langkah ini adalah kondisi awalnya. Kesimpulan ini bisa
menentukan alasan mengapa suatu IMP menjadi dasar untuk menghindari
tidak bekerja sebagaimana seharusnya. permasalah masa depan dan
Terbagi dalam dua langkah, yaitu : pemecahan masalah yang sama.

H a l a m a n 156
Irfan Maliki Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.8, No. 2

b. EMP-A.2. Standarisasi yang telah 19 server. Teknologi virtualisasi adalah


dipelajari untuk menghindari teknologi di mana satu server dapat
permasalahan masa datang. difungsikan menjadi beberapa server meski
memiliki platform operasi yang berbeda-
Kesimpulan disusun dengan menganalisis beda. Tujuannya tidak lain dalam upaya
pemeriksaan dari penerapan rencana yang mengurangi berbagai kerumitan dan
dibuat. Pada kesimpulan ini disertakan pula memungkinkan efisiensi biaya serta
kunci-kunci mana saja yang sudah berada pelayanan terhadap nasabah dapat berjalan
pada sasaran yang diinginkan dan mana cepat, tepat dan akurat.
yang masih perlu dikembangkan lagi serta
proses mana yang bisa tidak diperlukan Penggunaan basis data terpusat yang
karena dapat menghambat. terkoneksi secara real-time dengan sistem
core-banking memberikan akses informasi
ANALISIS MANAJEMEN K U A L I TA S yang cepat, aman, dan efisien. Prosedur
INFORMASI DI BANK XYZ yang tersentralisasi juga berarti
keseragaman proses antar fungsi sehingga
Sebagai sebuah bank, Bank XYZ meminimasi deviasi dan memaksimasi
melakukan bisnis berdasarkan prinsip keakuratan. Level layanan yang diberikan
kepercayaan, salah satu yang terpenting akan mengikuti standar yang ditetapkan
bagi aspek kepercayaan tersebut adalah dalam Service Level Agreement (SLA).
kualitas dari informasi yang diberikan
kepada nasabah. Bank XYZ harus PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN dan
memastikan bahwa data nasabah baik kualitas informasi
personal maupun finansial terjamin
kebenaran dan keamanannya, selain itu Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai
informasi harus dapat diperoleh dengan hasil penilaian tingkat kematangan Bank
cara yang cepat dan tepat. XYZ dalam menghasilkan dan mengelola
data dan informasi yang berkualitas.
Salah satu contoh bentuk implementasi
sistem informasi selain core-banking di EVAMECAL – PLAN (EMC-P)
Bank XYZ adalah restrukturisasi proses
aplikasi pinjaman. Bank XYZ menggunakan EMP-P.1. Penilaian kondisi saat ini terhadap
aplikasi Sigma Aprova yang menyimpan data dan kualitas informasi IMP
data aplikan/nasabah dalam sebuah basis
data terpusat yang terkoneksi dan berjalan Pada tabel (4-7) berikut ini diperlihatkan
secara paralel dengan sistem core-banking. hasil kuesioner Caldea yang diajukan
Sistem informasi juga menyediakan aliran kepada pihak Bank XYZ terutama pada sisi
kerja yang jelas dengan mentransmisikan sistem core-banking beserta
aplikasi dalam format digital dari satu pengolahannya.
pengguna ke pengguna lain melalui
jaringan.

Di sisi teknologi informasi, awalnya Bank


XYZ memasang server di setiap cabang
untuk melayani transaksi data di seluruh
cabang yang dimiliki. Sebagai akibatnya
Bank XYZ yang memiliki 365 cabang se
Indonesia akan memiliki 365 server pula
ditambah beberapa storage di kantor pusat.
Tetapi setelah menerapkan teknologi
virtualisasi dapat dikonsolidasikan menjadi

H a l a ma n 157
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.8, No. 2 Irfan Maliki

Tabel 4. Hasil Kuesioner Level 2: Definisi

IQV *
No Pertanyaan IQV CD
CD
1
Apakah sudah ada tim yang menangani Manajemen Kuali- IQMTM
80 8
tas Informasi? 10 %
2
Apakah dalam tim ini sudah digunakan standar, teknik, dan IQMTM
80 8
tool tertentu? 10 %
3
Apakah tugas tim ini telah memenuhi kebutuhan or-
78 IQMTM 10% 7.8
ganisasi?
4 Apakah dalam pelaksanaan proyek Information Manage-
IPM
ment Process (IMP) telah menggunakan manajemen 70 17.25
25 %
proyek?
5 Apakah dalam manajemen proyek tersebut digunakan stan-
IPM
dar, teknik, dan tool tertentu untuk mendesain proses 75 18.75
25 %
manajemen informasi?
6
Apakah tugas dari proyek proses manajemen informasi ini IPM
78 19.5
telah memenuhi kebutuhan organisasi? 25 %
7 Apakah kebutuhan pengguna (User Requirement) telah URM
78 11.7
dikelola secara patut? 15 %
8
Apakah telah digunakan standar, teknik, dan tool dalam URM
85 12.75
pendefinisian dan dokumentasi user requirement tersebut? 15 %
9 Apakah pengelolaan user requirement tersebut sudah se- URM
78 11.7
suai dengan kebutuhan organisasi? 15 %
10 Apakah data sumber dan data produk telah dikelola secara DSTM
87 17.4
patut? 20 %
11
Apakah telah digunakan standar, teknik, dan tool dalam DSTM
80 16
pengelolaan data sumber dan data akhir tersebut? 20 %
12
Apakah pengelolaan data sumber dan data akhir tersebut DSTM
87 17.4
telah memenuhi kebutuhan organisasi? 20 %
13 Apakah pernah diadakan proyek untuk pengadaan,
AIMPM
pengembangan, dan pemeliharaan database atau 90 18
20 %
datawarehouse?
14
Apakah telah digunakan standar, teknik, dan tool dalam
AIMPM
pengadaan, pengembangan, dan pemeliharaan database 87 17.4
20 %
atau data warehouse tersebut?
15
Apakah pengelolaan proyek pengadaan, pengembangan,
AIMPM
dan pemeliharaan database atau data warehouse tersebut 83 16.6
20 %
telah memenuhi kebutuhan organisasi?
16 Apakah kualitas data dan informasi dari tiap-tiap elemen
DIQM
dalam proses manajemen informasi telah dikelola secara 80 8
10%
patut?
17 Apakah nilai kualitas informasi (IQV) untuk informasi dan DIQM
70 7
data tersebut pernah dihitung? 10%
18 Apakah pengelolaan nilai kualitas informasi (IQV) ini telah DIQM
70 7
memenuhi kebutuhan organisasi? 10%
H a l a m a n 158
Irfan Maliki Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.8, No. 2

Tabel 5. Hasil Kuesioner Level 3: Integrasi

No Pertanyaan IQV CD IQV * CD


1
Apakah validasi dan verifikasi dari setiap
VV
komponen dalam proses manajemen infor- 75 18.75
25 %
masi telah dilaksanakan secara patut?

2 Apakah sudah digunakan standar, teknik,


VV
dan tool tertentu dalam validasi dan verifi- 78 19.5
25 %
kasi tersebut?
3
Apakah validasi dan verifikasi tersebut telah VV
77 19.25
memenuhi kebutuhan organisasi? 25 %
4 Apakah akibat dari resiko penyelenggaraan
proses manajemen informasi dari data dan RM
87 21.75
informasi yang berkualitas buruk telah dikel- 25 %
ola dengan patut?
5
Apakah telah digunakan standar, teknik, dan
RM
tool tertentu pengelolaan resiko dari kualitas 80 20
25 %
data dan informasi yang buruk?

6
Apakah pengelolaan resiko ini telah sesuai RM
89 22.25
dengan kebutuhan organisasi? 25 %
7
Apakah standarisasi kualitas data telah IQSM
78 19.5
dikelola secara patut? 25 %
8 Apakah telah digunakan standar, teknik, dan
IQSM
tool dalam pengelolaan standar kualitas 70 17.5
25 %
data tersebut?
9
Apakah pengelolaan standar kualitas data IQSM
87 21.75
sudah sesuai dengan kebutuhan organisasi? 25 %
10
Apakah kebijakan kualitas data dan infor- OIQPM
89 22.25
masi telah dikelola secara patut? 25 %
11
Apakah telah digunakan standar, teknik, dan
OIQPM
tool dalam pengelolaan kebijakan kualitas 87 21.75
25 %
data dan informasi tersebut?
12 Apakah pengelolaan kebijakan kualitas infor-
OIQPM
masi dan data tersebut telah memenuhi 78 19.5
25 %
kebutuhan organisasi?

H a l a ma n 159
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.8, No. 2 Irfan Maliki

Tabel 6. Hasil Kuesioner Level 4: Manajemen Kuantitatif

No Pertanyaan IQV CD IQV * CD


1
Apakah pengukuran kinerja proses manajemen MM
73 51.1
informasi telah dikelola secara patut? 70 %
2 Apakah sudah digunakan standar, teknik, dan
MM
tool tertentu dalam pengelolaan pengukuran 72 50.4
70 %
kinerja kualitas informasi dan data?
3 Apakah pengelolaan pengukuran kinerja kuali-
MM
tas informasi dan data tersebut telah me- 75 52.5
70 %
menuhi kebutuhan organisasi?
4
Apakah otomatisasi proses pengukuran kinerja AMP
72 21.6
telah dikelola dengan patut? 30 %
5 Apakah telah digunakan standar, teknik, dan
AMP
tool tertentu dalam pengelolaan otomatisasi 70 21
30 %
proses pengukuran kinerja tersebut?
6 Apakah pengelolaan otomatisasi proses pengu-
AMP
kuran kinerja tersebut sudah sesuai dengan 72 21.6
30 %
kebutuhan organisasi?

Tabel 7. Hasil Kuesioner Level 5: Optimasi

No Pertanyaan IQV CD IQV * CD


1 Apakah analisis sebab akibat untuk
CADPM 50
pencegahan cacat produk/layanan telah 89 44.5
%
dilaksanakan?
2 Apakah sudah digunakan standar, teknik,
CADPM 50
dan tool tertentu dalam analisis sebab 87 43.5
%
akibat tersebut?
3 Apakah cara analisis sebab akibat terse-
CADPM 50
but telah memenuhi kebutuhan or- 89 44.5
%
ganisasi?
4 Apakah inovasi dan pengembangan or-
ganisasi untuk peningkatan produktivitas IODM
87 43.5
dalam aspek kualitas data dan informasi 50 %
telah dilaksanakan?
5 Apakah telah digunakan standar, teknik,
IODM
dan tool tertentu dalam inovasi dan 87 43.5
50 %
pengembangan organisasi tersebut?
6 Apakah inovasi dan pengembangan or-
IODM
ganisasi tersebut sudah sesuai dengan 87 43.5
50 %
kebutuhan organisasi?

H a l a m a n 160
Irfan Maliki Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.8, No. 2

EMP-P.2. Definisi tujuan peningkatan dalam


kaitannya dengan Maturity Level dari kuali-
tas data dan informasi

Status KPA untuk setiap level dapat dilihat


pada gambar berikut: Level 2 (Definisi)

Gambar 4
Status KPA Level Manajemen Kuantitatif
Level 5 (Optimasi)

Gambar 2
Status KPA Level Definisi Level 3 (Integrasi

Gambar 5
Status KPA Level Optimasi

Gambar 3
Status KPA Level Integrasi
Level 4 (Manajemen Kuantitatif)

H a l a ma n 161
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.8, No. 2 Irfan Maliki

Perhitungan Maturity Level untuk setiap Jadi,


level: ML – IQV Level 3 = 44.17 + 43.50
1. Level 2: Definisi = 87.67 (Fully Satisfied)
KPA – IQV IQMTM = (8 + 8 + 7.8)/3 =
Berdasarkan hasil kuesioner, dapat diambil
7.93
kesimpulan bahwa tingkat kematangan IMP
KPA – IQV URM = (11.7 + 12.75 +
core-banking di BANK XYZ telah mencapai
11.7)/3 = 12.05
level 5 (Optimasi) secara sangat
KPA – IQV IPM = (17.25 + 18.75 +
memuaskan, meskipun dapat kita amati
19.5)/3 = 18.50
bahwa pelaksanaannya hanya mencapai
KPA – IQV DIQM = (8 + 7 + 7)/3 = 7.33
level Memuaskan (Satisfied) untuk level-
KPA – IQV DSTM = (17.4 + 16 + 17.4) /3
level sebelumnya. Kekurangan yang
= 16.93
menonjol terutama tampak pada level 4
KPA – IQV AIMPM= (18 + 17.4 + 16.6) /
(Manajemen Kuantitatif).
3 = 17.33
EVAMECAL – DO (EMC-D)
Jadi,
ML – IQV Level 2 = 7.93 + 12.05 +
Secara umum, Bank XYZ telah melakukan
18.50 + 7.33 + 16.93 + 17.33 = 80.07
IMP secara memuaskan dalam menjamin
(Satisfied)
kualitas data dan informasi, hal ini berse-
suaian dengan konsep bisnis perbankan
2. Level 3: Integrasi yang dilandasi oleh kepercayaan. Hal yang
KPA – IQV VV = (18.75 + 19.5 + perlu ditingkatkan lebih jauh lagi agar seim-
19.25)/3 = 19.17 bang dengan KPA yang lain adalah KPA
KPA – IQV RM = (21.75 + 20 + Data and Information Quality Management
22.25)/3 = 21.33 in IMP Components (DIQM), KPA IMP Meas-
KPA – IQV OIQPM = (22.25 + 21.75 + urement Management (MM) dan KPA IMP
19.5)/3 = 21.17 Measurement Plan Automation Manage-
KPA – IQV IQSM = (19.5 + 17.5 + ment (AMP).
21.75)/3 = 19.58
KPA DIQM berdasarkan informasi lisan dari
Jadi, pihak Bank XYZ memiliki nilai yang sedikit
1 ML – IQV Level 3 = lebih rendah dibandingkan yang lain di-
19.17+21.33+21.17+ 19.58 = 81.25 karenakan masih adanya data-data yang
(Satisfied) tidak diperlukan lagi tetapi masih tersimpan
3. Level 4: Manajemen Kuantitatif dalam basis data core-banking (misal: data
nasabah yang sudah tidak aktif lagi serta
KPA – IQV MM = (51.1 + 50.4 +
data transaksi yang sudah berusia lebih dari
52.5)/3 = 51.33
25 tahun). Data-data yang sudah tidak
KPA – IQV AMP = (21.6 + 21 + 21.6)/3
diperlukan tersebut tidak mengganggu ke-
= 21.40
benaran data tetapi membebani proses
pencarian data. Saat ini penghitungan nilai
Jadi,
kualitas informasi (IQV) untuk informasi dan
ML – IQV Level 4 = 51.33 + 21.40
data yang tidak berguna belum dilaksana-
= 72.73 (Satisfied)
kan secara sangat memuaskan tetapi telah
1
masuk dalam rencana kerja Bank XYZ untuk
4. Level 5: Optimasi dua tahun mendatang.
KPA – IQV CADPM = (44.5 + 43.5 +
44.5)/3 = 44.17 KPA MM dan KPA AMP berkaitan dengan
KPA – IQV IODM = (43.5 + 43.5 + manajemen kinerja untuk IMP. Berdasarkan
43.5)/3 = 43.50 informasi dari pihak Bank XYZ, manajemen

H a l a m a n 162
Irfan Maliki Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.8, No. 2

kinerja IMP secara umum telah dilaksana- dilaksanakan sepenuhnya.


kan dengan cukup memuaskan, tetapi di- 3. Standar, teknik, dan tools untuk penan-
karenakan banyaknya informasi yang ditan- ganan bagi data obsolete telah terbentuk
gani, terkadang standar, teknik, dan tools dan dilaksanakan sepenuhnya.
yang digunakan untuk mengukur kinerja 4. Data obsolete dalam basis data core-
tidak dilaksanakan sepenuhnya dengan banking telah sepenuhnya mengikuti
alasan kepraktisan. Walaupun demikian hal siklus hidup yang ditetapkan sehingga
ini dicoba ditangani dengan prosedur penga- tidak membebani sistem.
wasan yang cukup ketat, sehingga dampak
dari penyederhanaan kinerja tersebut tidak
membahayakan kualitas informasi bagi na- EVAMECAL – ACT (EMC-A)
sabah.
EMC-A.1. KESIMPULAN
Hal-hal yang mungkin perlu dilakukan untuk
meningkatkan KPA DIQM, KPA MM dan KPA Kesimpulan disusun dengan menganalisis
AMP Bank XYZ antara lain: pemeriksaan dari penerapan rencana yang
1. Penyusunan dan perbaikan standar, tek- dibuat dan disertakan pula kunci-kunci
nik, dan tools yang jelas dan lebih prak- mana saja yang sudah berada pada sasaran
tis dalam manajemen kinerja IMP. yang diinginkan dan mana yang masih perlu
2. Perancangan siklus hidup data dan infor- dikembangkan lagi serta proses mana yang
masi yang lebih baik lagi. bisa tidak diperlukan karena dapat
3. Penyusunan standar, teknik, dan tools menghambat.
untuk penanganan bagi data obsolete.
Dikarenakan EMC-D belum dilaksanakan,
EVAMECAL – CHECK (EMC-C) maka pada tulisan ini belum dapat diambil
kesimpulan seputar pelaksanaan pada IT.
Pemeriksaan terhadap rencana yang diam- Namun kesimpulan sementara yang bersifat
bil dilakukan terhadap semua langkah yang hipotetis yang dapat kami ambil adalah data
diambil dan disepakati bersama. Pemerik- obsolete meskipun telah tidak digunakan
saan merupakan proses setelah rencana- dalam sistem tetapi masih membutuhkan
rencana yang disusun sudah diwujudkan sumber daya, standar, dan tools untuk
atau dilaksanakan selama periode waktu penanganannya yang terkadang luput dari
tertentu. Fokus utama sasarannya adalah perhatian tim IMP.
kualitas informasi di mana informasi yang
disimpan adalah benar-benar informasi EMC-A.2. STANDARISASI
yang bermakna, tepat, cepat, dan akurat.
Kebijakan-kebijakan manajerial dan teknikal
Pada tahapan ini status KPA sebelum IIT diharapkan telah diformulasikan di akhir
(Improvement Implementation Time) di- tahapan EMC-A dan kebijakan informasi dan
bandingkan dengan status KPA setelah IIT data diharapkan telah distandarisasikan
untuk melihat hasil dari perbaikan. Status untuk menghindari masalah serupa di ke-
KPA setelah IIT didapatkan dari pengajuan mudian hari.
kuesioner Caldea yang sama dengan kue-
sioner yang digunakan untuk mengukur KESIMPULAN
status KPA sebelumnya.
Hasil yang diharapkan antara lain: Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
1. Terjadi peningkatan KPA terutama KPA dapat disimpulkan sebagai berikut:
DIQM, KPA MM dan KPA AMP. a. Informasi adalah salah satu dari aset
2. Standar, teknik, dan tools yang lebih yang paling penting saat ini di berbagai
jelas dan lebih praktis dalam mana- perusahaan karena menjadi dasar
jemen kinerja IMP telah terbentuk dan

H a l a ma n 163
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.8, No. 2 Irfan Maliki

pengambilan keputusan di organisasi. Information & Management, 40, 133-


Informasi diproduksi dari data, maka 146.
tidak hanya kualitas informasi, kualitas Strong, D. M., Lee, Y. W., & Wang, R. Y.
data pun harus dikelola dengan baik. (1997). Data quality on context.
b. Metode CALDEA dan metode EVAMECAL Communication of the ACM, 40(5), 103-
merupakan suatu kakas yang dapat 110.
digunakan untuk menganalisis sistem Turban, E., Aronson, J. E., & Liang, T. P.
yang berfokus terhadap penilaian (2005). Decision support systems and
kematangan suatu organisasi dalam intelligent systems (7th ed.). Upper
menghasilkan informasi yang berkualitas Saddle River, NJ: Prentice Hall.
serta dapat menentukan perbaikan- Ward, J., dan Peppard, J., (2003), Strategic
perbaikan yang dapat dilakukan pada Planning for Information Systems.3th
setiap tingkat kematangan manajemen Edition, John Wiley & Sons, Ltd., USA.
kualitas informasi. Wand, Y., & Wang, R. Y. (1996). Anchoring
data quality dimensions in ontological
foundations. Communications of ACM,
39(11), 86-95.
Wang, R. Y. (1998). A product perspective
DAFTAR PUSTAKA on total data quality management.
Communications of the ACM, 41(2), 58-
Al-Hakim, Latif. (2007). Information Quality 65.
Management: Theory and Applications. Wang, R. Y., Pierce, E. M., Madnick, S. E.,
IdeA Group Publishing. dan Fisher, C. W. (Eds.). (2005).
Ballou, D., Wang, R., Pazer, H., & Tayi, H. Information quality. Armonk, NY: M.E.
(1998). Modeling information Sharpe, Inc.
manufacturing systems to determine Wang, R. Y., Storey, V. C., dan Firth, C. P.
information product quality. (1995). A framework for analysis of data
Management Science, 44(4), 462- 484. quality research. IEEE Transactions
Huang, K.-T., Lee, Y. W., & Wang, R. Y. Knowledge and Data Engineering, 7(4),
(1999). Quality information and 623-640.
knowledge. Upper Saddle River, NJ: Wang, R. Y., dan Strong, D. M. (1996).
Prentice Hall PTR. Beyond accuracy: What data quality
Lee, Y. W., Strong, D. M., Kahn, B. K., & means to data consumers. Journal of
Wang, R. Y. (2002). AIMQ: A methodology Management Information Systems, 12
for information quality assessment. (4), 5-34.

H a l a m a n 164

Anda mungkin juga menyukai