Anda di halaman 1dari 53

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK KEJANG DEMAM

Disusun Guna Memenuhi Tugas Komunitas I


Dosen Pembimbing: Dyah Putri

Disusun oleh :
1. M.Arif Aulia Kusuma (17.1346.S)
2. Noviandita Putri (17.1360.S)
3. Okvadwinanda Kusumawardani (17.1369.S)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang / Data Fokus


Beberapa penyakit yang umum sering diderita bayi dan balita antara
lain demam, infeksi saluran pernapasan, dan diare (Bulan A, 2013). Kejang
demam (febrile convulsion, feris seizure), ialah perubahan aktivitas
motorik dan behavior yang bersifat paroksismal dan dalam waktu terbatas
akibat dari adanya aktivitas listrik abnormal di otak yang terjadi akibat
kenaikan suhu tubuh. Kejang pada anak umunya diprovokasi oleh
kelaianan somatic berasal dari otak yaitu demam tinggi, infeksi, sinkop,
trauma kepala, hipokia, keracunan atau aritmia jantung. Setiap anak
dengan kejang demam perlu diperiksa dengan seksama untuk mencari bila
terdapat sepsis, meningitis bakteri, atau penyakit serius lainnya. (Widagdo,
2012).
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rectal >38◦C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstra
kranial. Kejang demam bukan suatu kelainan neurologis tetapi paling
sering dijumai pada anak. Berdasarkan kriteria living stone, kejang demam
terjadi terutama pada golongan usia 6 bulan dan 4 tahun. Angka kejadian
kejang demam di Indonesia sendiri mencapai 2-4 % tahun 2008 dan terjadi
pada anak antara usia 6 bulan dan 7 tahun, dan setengahnya yang terjadi
antara usia 1 dan 2 tahun 80% disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan.
Bila terjadi pada usia kurang dari 6 bulan harus dipikirkan penyebab lain
seperti infeksi susunan saraf pusat maupun epilepsi yang terjadi bersama
demam. Kejang demam tanpa komplikasi merupakan kejang menyeluruh
yang berlangsung kurang dari 15 menit yang terjadi hanya sekali dalam
masa 24 jam. Jika bersifat fokal, lama, atau multipel, kejang tersebut
dinamakan kejang demam kompleks.
Faktor yang penting pada kejang demam ialah demam, usia, genetik,
prenatal dan perinatal. Demam sering disebabkan infeksi saluran
pernapasan atas, otitis media, pneumonia, gastroenteritis dan infeksi
saluran kemih. WHO menyatakan pada tahun 2005 terdapat lebih dari
21,65 juta penderita kejang demam dan lebih dari 216 ribu diantaranya
meninggal. Angka kejadian kejang demam bervariasi diberbagai negara.
Daerah Eropa Barat dan Amerika tercatat 2-4% angka kejadian kejang
demam per tahunnya. Sedangkan di India sebesar 5-10% dan di Jepang
8,8%. Hampir 80% kasus kejang demam sederhana (kejang <15 menit,
umum, tonik atau klonik, akan berhenti sendiri, tanpa gerakan fokal atau
berulang dalam waktu 24 jam) sedangkan 20% kasus merupakan kejang
demam komplikata (kejang >15 menit, fokal atau kejang umum didahului
kejang parsial, berulang atau lebih dari satu kali dalam 24 jam).
Sebagian besar kasus kejang demam sembuh sempurna tetapi 2%-7%
berkembang menjadi epilepsi dengan angka kematian 0,64% - 0,75%.
Kejang demam dapat mengakibatkan gangguan tingkah laku serta
penurunan intelegensi dan pencapaian tingkat akademik. Beberapa hasil
penelitian tentang penurunan tingkat intelegensi paska bangkitan kejang
demam tidak sama, 4% pasien kejang demam secara bermakna mengalami
gangguan tingkah laku dan penurunan tingkat intelegensi. Prognosis
kejang demam baik, namun bangkitan kejang demam cukup
mengkhawatirkan bagi orang tuanya.

B. Tujuan
1. Tujuan umum:
Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas
yang telah diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam
memberikan asuhan keperawatan komunitas di Dukuh Bebed, Desa
Menjangan RT 03/ RW 03, Kec. Subah, Kab. Batang.

2. Tujuan khusus:
a. Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat
di Dukuh Bebed, Desa Menjangan RT 03/ RW 03, Kec. Subah,
Kab. Batang.
b. Melakukan analisa data hasil pengkajian pada masyarakat di
Dukuh Bebed, Desa Menjangan RT 03/ RW 03, Kec. Subah, Kab.
Batang.
c. Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada
masyarakat di Dukuh Bebed, Desa Menjangan RT 03/ RW 03,
Kec. Subah, Kab. Batang.
d. Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di Dukuh
Bebed, Desa Menjangan RT 03/ RW 03, Kec. Subah, Kab.
Batang.
e. Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas
di Dukuh Bebed, Desa Menjangan RT 03/ RW 03, Kec. Subah,
Kab. Batang.
f. Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas
di Dukuh Bebed, Desa Menjangan RT 03/ RW 03, Kec. Subah,
Kab. Batang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep dasar
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus dalam
ilmu keperawatan, yang merupakan gabungan ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat dan social (WHO,1959).

B. Proses Keperawatan Komunitas


Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan
yang bersifat alamiah, sistematik, dinamis, kontinu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluargam kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti;
Pengkajian, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.
(Wahyudi, 2010).

C. Model Community As Partner


Model community as partner terdapat dua komponen utama yaitu
roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan. Roda pengkajian kom
unitasterdiri inti komunitas (the community core), subsistem komunitas
(thecommunity subsystems) dan persepsi (perception). Model ini lebih
berfokus pada perawatan kesehatan masyarakat yang merupakan praktek,
keilmuan, dan metodenya melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi
penuh dalam meningkatkan kesehatannya. (Anderson Mc Farlan:
Community as Partner)
Terdapat 8 data subsistem:
1. Data lingkungan fisik
Pengkajian lingkungan fisik dalam komunitas dapat
dilakukan dengan metode : “windshield survey” yaitu survey
dengan berjalan mengelilingi wilayah komunitas dengan
melihat beberapa komponen antara lain:
a. Sanitasi
1) Penyediaan air bersih.
2) Penyediaan air minum.
3) Pengelola jamban: bagaimana jenisnya, berapa
jumlahnya dan bagaimana jarak dengan sumber air.
4) Sarana pembuangan air limbah.
5) Pengelolaan sampah: apakah ada sarana pembuangan
sampah, bagaimana pengelolaannya: dibakar, ditimbun,
atau cara lainnya.
6) polusi udara, air, tenah, atau kebisingan.
7) sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industri.
b. Fasilitas
1) peternakan, pertanian, perikanan dan lain-lain
2) pekarangan
3) taman, lapangan
4) sarana hiburan/rekreasi
c. Batas-bats wilayah
sebelah utara, baratm timur dan selatan
d. Kondisi geograafis

2. Pelayanan kesehatan dan sosial


a. Pelayanan kesehatan
1) Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dari
kader)
2) Jumlah kunjungan
3) Sistem rujukan
4) Pelayanan kesehatan dan sosial
5) Data yang dikumpulkan
6) Fasilitas sosial
3. Ekonomi
a. Jenis pekerjaan
b. Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
c. Karakteristik pendapatan keluarga
4. Keamanan dan transportasi
a. keamanan
1) sistem keamanan lingkungan
2) penanggulan kebakaran
3) penanggulan bencana
4) penanggulan udara, polusi, air tanah
b. transportasi
1) kondisi jalan
2) jenis transportasi
3) sarana transportssi yang ada
5. Politik dan pemerintah
Peran serta partai politik dalam pelayanan kesehatan,
kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan.
6. Sistem komunikasi
a. Sarana umum komunikasi
b. Jenis akat komunikasi yang digunakan
c. Cara penyebaran informasi
7. Pendidikan
a. Tingkat pendidikan komunitas
b. Fasilitaas pendidikan yang tersedia
c. Jenis pendidikan yang diadakan dikomunitas
d. Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
e. Jenis bahasa yang digunakan
8. Rekreasi
a. Kebiasaan rekreasi
b. Fasilitas tempat rekreasi
D. Strategi Keperawatan Komunitas
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan
dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah :
1. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
a. Pengertian
Pendidikan kesehatan yaitu strategi pembelajaran yang
dapat mendukung perilaku sehat atau merubah perilaku tidak sehat
(Friedman, Bowden & Jones, 2010)
Kegiatan memberikan pengetahuan, sebagai upaya
meningkatkan derajat kesehatan dalam bentuk mencegah penyakit
maupun melindungi dari masalah kesehatan yang dilakukan
dengan cara penyebaran informasi dan peningkatan motivasi
masyarakat untuk berperilaku hidup sehat (Pander, Murdaugh, &
Parson, 2006)
b. Tujuan
Untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi
ketidakmampuan untuk mencapai aktualisasi potensi kesehatan
dari individu, keluarga, komunitas dan masyarakat.
(Nies, & McEwen, 2015)
2. Pemberdayaan (Empowerment)
a. Pengertian
Pemberdayaan adalah proses pengembangan pengetahuan
dan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan seseorang
mengambil keputusan yang mempengaruhi kehidupan seseorang
(Kreisberg 1992 dalam Helvie 2002)
Kegiatan melibatkan masyarakat secara aktif untuk
menyelesaikan masalah yang ada di komunitas, masyarakat sebagai
subjek dalam menyelesaikan masalah (hitchcock, Schubert &
Thomas, 1999; Stanhope & Lancaster, 2016)
b. Tujuan
Untuk membantu masyarakat mengembangkan ketrampilan
dalam menyelesaikan masalah, menciptakan jejaring, negosiasi,
lobbying dan mendapatkan informasi untuk meningkatkan
kesehatan (Nies & McEwen, 2015)
c. Proses Pemberdayaan
1) Persiapan: Persiapan SDM dan Persiapan lapangan
2) Pengkajian: Identifikasi kebutuhan masyarakat, melibatkan
masyarakat, memfasilitasi menyusun prioritas masalah
3) Perencanaan: Bersama berpartisipasi aktif masyarakat,
diskusi oleh perwakilan masyarakat dan perawat, alternatif
program dan tujuan
4) Implementasi: Dilandaasi kerjasama yang baik antara
perawat dan masyarakat maupun antar masyarakat,
pelaksanaan program
5) Evaluasi: Pengawasan dari masyarakat dan perawat
terhadap program yang dijalankan, melibatkan masyarakat
untuk membentuk pengawasan internal dan memandirikan
masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya yang ada,
dan sebagai umpan balik untuk perbaikan program
6) Terminasi: Pemutusan hubungan secara formal dengan
komunitas, masyarakat telah mampu secara mandiri atau
telah mencapai waktu yang ditentukan, dan secara bertahap.

3. Kemitraan (partnership)
a. Pengertian
Proses distribusi informasi, fleksibel dan negosiasi
kekuatan masing-masing pihak yang terlibat dalam upaya membuat
perubahan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Hubungan kerjasama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan
(memberi manfaat) untuk mencapai tujuan bersama berdasarkan
kesepakatan, prinsip dan peran masing-masing (Depkes, 2009)
b. Jenis Kemitraan
1) Kerjasama dengan konsumen
2) Kolaborasi multidisiplin
3) Membangun jejaring
4. Proses kelompok (Group Process)
a. Pengertian
Seseorang yang dapat mengenal dan mencegah penyakit,
tentunta setelah belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor
pendidikan atau oengetahuan individu, media masam televisi,
penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebvagainya.
Dilakukan melalui pembentukan peer educator atau social
support seperti kader kesehatan sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan masyarakat (Stanhope & Lancaster, 2016)
b. Tujuan
Untuk meningkatkan kualitas kelompok sehingga
kelompok mampu melakukan ketrampilan tertentu (Helvie, 1998)
c. Tahap proses kelompok
1) Fase awal
Tingkat kepercayaan rendah, tentukan tujuan
spesifik dan ketua, tentukan batasan, pengertian, maksud,
tujuan, strategi intervensi dan kapan tujuan tercapai, ketua
bertanggung jawab menyakinkan kelompok tentang peran,
norma dan tujuan kelompok
2) Fase kerja
Kelompok mengembangkan keeratan untuk dapat
berfungsi sebagai tim dan berupaya mencapai tujuan
kelompok, menyelesaikan konflik yang timbul akibat
perselisihan, penyelesaian masalah dan pembuatan
perubahan, dan membuat keputusan kelompok.
3) Fase akhir
Dilakukan jika tujuan tercapai atau sesuai waktu
yang ditentukan, kelompok mulai mengevaluasi tercapainya
tujuan dan menetapkan rencana tindak lanjur, lakukan
diskusi dengan kelompok untuk mengekspresikan perasaan.
E. Peran perawat kominitas
Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh
oranglain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dam unit social
(Robbins, 2002).
Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun
dari luar dan bersifat stabil. Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh
perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah:
1. Pemberian asuhan keperawatan (Care provider)
2. Peran sebagai pendidik (Educator)
3. Peran sebagai konselor (Counselor)
4. Peran sebagai panutan (Role mode)
5. Peran sebagai pembela (Advocate)
6. Peran sebagai manajer kasus (Case Manager
7. Peran sebagai kolaborator (Colaboration)
8. Peran sebagai penemu kasus (Case Finder)
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Data demografi
Hasil pengkajian data demografi di Dukuh Bebed, Desa
Menjangan RT 03/ RW 03, Kec. Subah, Kab. Batang:
a. Pengkajian jenis kelamin

diagram 1
L P

51% 49%

Berdasarkan diagram 1, 51% dari masyarakat RT 03


RW 03 Dukuh Bebed berjenis kelamin Perempuan dan
49% nya berjenis kelamin laki-laki.

b. Pengkajian usia masyarakat

6%
diagram 2
3-8 th 9-14 th 15-20 th 21-26 th 27-32 th 33-38 th
39-44 th 45-50 th 51-56 th 57-62 th 63-68 th 69-74 th
1% 9%
5% 6% 11%

14% 6%
8%
5%
11% 18%
Berdasarkan diagram 2, rentang usia 3-8 tahun adalah sejumlah 9%, 9-
14 tahun sebanyak 11%, 15-20 tahun sebanyak 6%, 21-26 tahun
sebanyak 8%, 27-32 tahun sebanyak 18%, 33-38 tahun sebanyak 11%,
39-44 tahun sebanyak 5%, 45-50 tahun sebanyak 14%, 51-56 tahun
sebanyak 5%, 57-62 tahun sebanyak 6%, 63-68 tahun sebanyak 6%,
dan 69-74 tahun sebanyak 1%.

c. Pengkajian tingkat pendidikan masyarakat

tabel 3
25
20
15
10 Series1
5
0
PAUD TK SD SMP SMA PT

Berdasarkan tabel 3, diperoleh tingkat PAUD sebanyak 3 orang, TK 3


orang, tingkat SMP 8 orang, tingkat SMA 13 orang, dan tingkat
sarjana sebanyak 17 orang.

d. Pengkajian pekerjaan masyarakat

diagram 4
Buruh PNS Pegawai Swasta Petani Pelajar Lain-lain
14%
26% 6%

13%

29% 12%

Berdasarkan tabel 4, sebanyak 14% bekerja sebagai buruh, 6% bekerja


sebagai PNS, 13% bekerja sebagai pegawai swasta, 12% bekerja
sebagai petani, 29% masih pelajar, dan lain-lain ada 26% .

e. Pengkajian keadaan fisik saat ini


diagram 5
sehat sakit
2%

98%

Berdasarkan diagram 5, 98% masyarakat sehat. Dan 2% sedang sakit.

2. Lingkungan Fisik
a. Perumahan
1) Pengkajian status kepemilikan rumah

diagram 1
A. Sewa B. Numpang C. Milik Sendiri
0%
19%

81%

Berdasarkan diagram 1 diperoleh, 81% adalah milik sendiri dan 19%


masih menumpang.

2) Pengkajian Tipe Rumah

diagram 2
A. Permanen B. Semi Permanen C. Tidak Permanen
0% 0%

100%

Berdasarkan diagram 2 diperoleh, 100% tipe rumah adalah permanen,


dan 0% untuk semi permanen dan tidak permanen.
3) Pengkajian lantai rumah

diagram 3
A. Tanah B. Papan C. Keramik D. Semen
5% 9%
0%

86%

Berdasarkan diagram 3, diperoleh hasil lantai rumah warga terbuat dari


keramik 86%, tanah 9%, dan semen 5% dan papan 0%

4) Pengkajian Jendela Kamar

diagram 4
A. YA B. TIDAK
0%

100%

Berdasarkan diagram 4, diperoleh 100% rumah warga memiliki jendela


kamar dan 0% tidak memiliki

5) Pengkajian jendela rumah

diagram 5
A. YA B. TIDAK
0%

100%
Berdasarkan diagram 5, diperoleh hasil 100% masyarakat memiliki
jendela rumah dan 0% tidak memiliki jendela rumah.

6) Pengkajian jendela dibuka

diagram 6
A. YA B. TIDAK
0%

100%

Berdasarkan diagram 6, diperoleh hasil 100% jendela milik warga dibuka


tiap hari.

7) Pengkajian cahaya rumah

diagram 7
A. TERANG B. REMANG C. GELAP
0%

100%

Berdasarkan diagram 7, diperoleh hasil 100% cahaya rumah milik warga


terang dan 0% remang-remang dan gelap

8) Pengkajian jarak rumah warga


diagram 8
A. DEKAT <5 M B. JAUH >5 M
0%

100%

Berdasarkan diagram 8, diperoleh hasil jarak rumah dengan rumah


lainnya itu 100% jauh lebih dari 5 meter.

9) Pengkajian halaman rumah

diagram 9
A. ADA B. TIDAK
0%

100%

Berdasarkan
diagram ke 9, diperoleh hasil pengkajian yaitu 100% warga Dukuh
Bebed memiliki halaman rumah

10) Pengkajian lokasi halaman

diagram 10
A. DEPAN B. SAMPING C. BELAKANG
10% 0%

90%
Berdasarkan diagram 10, diperoleh hasil pengkajian lokasi halaman
warga terletak di depan rumah sebanyak 90% dan samping rumah
sebanyak 10%.
11) Pengkajian pemanfaatan halaman

diagram 11
A. KEBUN B. KOLAM C. KANDANG
0%5%

95%

Berdasarkan diagram diatas, diperoleh hasil pengkajian pemanfaatan


halaman sebanyak 95% digunakan untuk kebun, dan 5% digunakan
untuk kolam

b. Sumber air
1) Pengkajian air minum dan masak

diagram 1
A. PAM B. SUMUR C. AIR MINERAL
5% 0%

95%

Berdasarkan dari diagram 1, diperoleh hasil sebanyak 95% warga


menggunakan sumber air PAM untuk minum dan masak dan 5%
menggunakan air sumur.

2) Pengkajian Air mandi dan mencuci

diagram 2
A. PAM B. SUMUR C. SUNGAI D. LAIN-LAIN
0%5% 0%

95%
Berdasarkan dari diagram 2, warga menggunakan air PAM untuk mandi
dan mencuci sebanyak 95% dan 5% menggunakan air sumur.

3) Pengkajian jarak sumber air dengan septic tank

diagram 3
A. <10 M B. >10 M

0%

100%

Berdasarkan diagram 3, jarak sumber air dengan septic tank yaitu 100%
lebih dari 10 meter.

4) Pengkajian penampungan air

diagram 4
A. BAK B. GENTONG C. EMBER
0%

100%

Berdasarkan dari diagram 4, diperoleh hasil 100% warga menggunakan


bak untuk penampung air.

5) Pengkajian kondisi penampungan air


diagram 5
A. TERBUKA B. TERTUTUP
0%

100%

Berdasarkan diagram 5, diperoleh kondisi penampung air milik warga


100% terbuka dan 0% tertutup.

6) Pengkajian kondisi air penampungan

diagram 6
A. BERWARNA B. BERBAU
C. BERASA D. TIDAK WARNA
0%

100%

Berdasarkan dari diagram diatas, dapat diperoleh hasil kondisi air


penampungan yaitu 100% tidak berwarna dan tidak bau

7) Pengkajian jentik di penampungan air

diagram 7
A. YA B. TIDAK
0%

100%
Berdasarkan diagram 7, diperoleh hasil 100% penampung air tidak
memiliki jentik nyamuk.

c. Pembuangan sampah
1) Pengkajian pengelolahan sampah

diagram 1
B. TIMBUN C. BAKAR D. SEMBARANGAN
0%
0%

100%

Berdasarkan diagram diatas, pengelolajan sampah milik warga 100%


dengan cara dibakar.

2) Pengkajian penampungan sampah

diagram 2
A. ADA B. TIDAK ADA

0%

100%

Berdasarkan diagram 2, diperoleh hasil sebanyak 100% warga


mempunyai tempat penampungan sampah sementara.

3) Pengkajian keadaan penampung sampah


diagram 3
A. TERBUKA B. TERTUTUP
5%

95%

Berdasarkan diagram 3, kondisi penampungan sampah milik warga yaitu


100% terbuka.

4) Pengkajian jarak sampah dengan rumah

diagram 4
A. DEKAT <5 M B. JAUH >5 M

0%

100%

Berdasarkan diagram 4, diperoleh hasil 100% jarak sampah dengan


rumah warga sejauh lebih dari 5meter.

d. Pembuangan Limbah
1) Pengkajian Kondisi kebiasaan BAB dan BAK

diagram 5
A. JAMBAN B. SUNGAI C. SEMBARANGAN
0% 0%

100%
Berdasarkan diagram, diperoleh hasil 100% kebiasaan BAB dan BAK
warga menggunakan jamban.

2) Pengkajian jenis jamban

diagram 2
A. CEMPLUNG B. PLENGSENGAN
C. LEHER ANGSA
5%
0%

95%

Berdasarkan diagram 2, diperoleh hasil 95% warga menggunakan jamban


model leher angsa dan 5% menggunakan model cemplung.

3) Pengkajian pembuangan air limbah

diagram 3
A. RESAPAN B. GOT C. SEMBARANGAN

0%

100%

Berdasarkan diagram 3, diperoleh hasil 100% warga memilih got untuk


pembuangan air limbah.

4) Pengkajian kondisi saluran pembuangan


diagram 4
A. LANCAR B. TERSUMBAT
0%

100%

Berdasarkan diagram 4, diperoleh hasil 100% kondisi saluran milik


warga sekitar lancar tanpa tersumbat.

e. Pengkajian kandang ternak


1) Pengkajian warga yang memiliki hewan ternak

diagram 1
A. TIDAK B. ADA

33%

67%

Berdasarkan diagram 1, diperoleh hasil pengkajian 67% warga memiliki


kandang ternak dan 33% warga tidak memiliki kandang ternak.

2) Pengkajian letak kandang ternak

diagram 2
1 2
0%

100%
Berdasarkan diagram 2, diperoleh hasil dari pengkajian 100% letak
kandang ternak di luar rumah.

3) Pengkajian kondisi kandang ternak

diagram 3
A. TERAWAT B. TIDAK TERAWAT
0%

100%

Berdasarkan diagram diatas, diperoleh hasil pengkajian 100% kondisi


kandang ternak milik warga terawat.

3. Kesehatan umum
a. Pelayanan kesehatan
1) Pengkajian pelayanan kesehatan terdekat

diagram 1
A. RS B. PUSKESMAS
C. DR/BIDAN D. BALAI PENGOBATAN
0% 0%
0%

100%

Berdasarkan diagram 1, diperoleh hasil 100% warga melakukan sarana


kesehatan di Dr/ bidan.

2) Pengkajian kebiasaan berobat


diagram 2
A. RS B. PUSKESMAS C. PERAWAT
D. PERAWAT E. BIDAN
0% 0% 14%
0%

86%

Berdasarkan diagram 2, diperoleh hasil sebanyak 86% warga kebiasaan


berobat di bidan dan sebanyak 14% warga berobat ke perawat.

3) Pengkajian kebiasaan sebelum berobat

diagram 3
A. BELI OBAT BEBAS B. JAMU
0%

100%

Diagram ke 3, menjelaskan bahwa 100% warga sebelum berobat memilih


untuk membeli obat bebas di Apotik.

4) Pengkajian sumber pendanaan kesehatan

diagram 4
A. ASKES B. TABUNGAN
C. DANA SEHAT D. MASKIN
10% 0%

14%

76%
Diagram 4, menjelaskan bahwa sumber dana kesehatan masyarakat
menggunakan tabungan sebanyak 76%, menggunakan dana sehat
sebanyak 10% dan lainnya menggunakan askes sebanyak 14%.

5) Pengkajian transportasi ke layanan kesehatan

diagram 5
A. JALAN KAKI B. BECAK
C. ANGKOT D. KENDARAAN PRIBADI

24%
0%
0%

76%

Berdasarkan diagram 5, diperoleh hasil 76% warga menggunakan


kendaraan pribadi untuk ke layanan kesehatan dan 24% berjalan kaki ke
layanan kesehatan.

6) Pengkajian jarak rumah ke layanan kesehatan

diagram 6
A. <1 km B. 1-2 km C. 2-5 Km D. >5 Km

0% 0%

48%
52%

Berdasarkan diagram 6, diperoleh hasil 52% jarak rumah warga ke


layanan kesehatan sejauh kurang dari 1 km dan 48% sejauh 1-2 km.

b. Pengkajian penyakit 6 bulan terakhir


PENYAKIT 6 BULAN TERAKHIR
A. ASAM URAT B. HIPERTENSI C. MAAG
D. BATUK PILEK E. TYPOID F. DEMAM

14% 14%
14%
29%
24%

5%

Berdasarkan diagram diatas, diperoleh hasil sebanyak 29% warga


menderita penyakit Hipertensi selama 6 bulan terakhir, sebanyak 24%
memiliki penyakit Batuk Pilek, sebanyak 14% menderita penyakit asam
urat, sebanyak 14% memiliki penyakit typoid, sebanyak 14% mempunyai
penyakit demam dan 5% mengalami penyakit maag.

4. Keamanan dan transportasi


a. Pengkajian transportasi yang sering digunakan warga

KENDARAAN
A. Jalan Kaki B. Sepeda C. Motor D. Mobil E. angkudes

14% 5% 0%

81%

Berdasarkan diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa 81% warga


menggunakan sepeda motor untuk kegiatan sehari-hari, sebanyak 14%
menggunakan mobil dan sebanyak 5% mengggunakan angkutan desa.

b. Pengkajian tabung pemadam di rumah


ALAT PEMADAM
A. Ada B. Tidak Ada
0%

100%

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa 100% warga tidak


memiliki alat pemadam kebakaran dirumah.

c. Pengkajian keadaan listrik rumah

LISTRIK 0%
A. baik B. Kurang

100%

Berdasarkan diagram diatas, sebanyak 100% keadaan listrik warga baik.


d. Pengkajian fasilitas keamanan

KEAMANAN
A. Gardu Ronda B. Siskamling C. Alat Pemadam
0%

100%

Berdasarkan diagram diatas, 100% warga menggunakan gardu ronda


untuk fasilitas keamanan lingkungan

5. Pendidikan
a. Pengkajian pendidikan terkahir

PENDIDIKAN
A. SD B. SMP C. SMA D. PT

29%
38%

24%
9%

Berdasarkan diagram diatas, dapat diperoleh pengkajian sebanyak 38%


pendidikan terakhir warga yaitu SD, sebanyak 29% pendidikan terakhir
warga adalah Perguruan Tinggi, sebanyak 24% pendidikan terakhir
warga yaitu SMA, dan pendidikan terakhir SMP sebanyak 9%

b. Pengkajian kegiatan organisasi

ORGANISASI
A. Pengajian B. Arisan C. PKK

43%

57%

0%

Berdasarkan diagram diatas, bahwa warga mengikuti kegiatan organisasi


pengajian sebanyak 57% dan PKK sebanyak 43%.

6. Ekonomi
a. Pengkajian pekerjaan warga
ekonomi
A. Buruh B. PNS C. Pegawai Swasta D. Petani E. Lain-lain

14% 19%

15%
38%
14%

Berdasarkan diagram 1, diperoleh hasil pengkajian pekerjaan warga


sebanyak 38% adalah petani, sebanyak 19% warga bekerja sebagai
buruh, sebanyak 15% pekerjaan warga PNS, sebanyak 14% warga
bekerja sebagai Pegawai Swasta dan 14% lain-lainnya.

b. Pengkajian penghasilan warga

penghasilan
A. <2 Juta B. 2-3 juta c. >3 juta
5%
28%

67%

Berdasarkan diagram 2, dapat disimpulkan penghasilan warga sebanyak


kurang dari 2 juta ada 67%, sebanyak 2-3 juta ada 28%, dan yang
berpenghasilan 3 juta sebanyak 5%.

7. Komunikasi
a. Pengkajian bahasa komunikasi
BAHASA
A. Indonesia B. Jawa C. Daerah D. Inggris
0% 0%
0%

100%

Diperoleh data pengkajian sebanyak 100% warga sekitar menggunakan


bahasa jawa untuk kegiatan berkomunikasi sehari-hari.

b. Pengkajian media komunikasi

MEDIA INFORMASI
A. Televisi B. Majalah C. Hp D. Internet

10%

19%
0% 71%

Berdasarkan diagram diatas, diperoleh hasil 71% media informasi warga


menggunakan televisi, sebanyak 19% media infomasi berjenis Hp, dan
sebanyak 10% warga menggunakan media informasi internet.

8. Politik dan pemerintah


a. Pengkajian peran politik dalam kesehatan
POLITIK
A. Ada B. Tidak Ada
0%

100%

Berdasarkan diagram diatas, dapat disimpulkan hasil pengkajian peran


politik dalam kesehatan 100% tidak ada.

b. Pengkajian peran pemerintah layanan kesehatan

YANKES
A. ada B. Tidak Ada

5%

95%

Berdasarkan diagram diatas, dapat diperoleh hasil sebanyak 95% peran


pemerintah terhadap layanan kesehatan tidak ada dan sebanyak 5%
pemerintah memiliki peran sebagai layanan kesehatan.

9. Rekreasi
a. Pengkajian tempat rekreasi di rumah
REKREASI RUMAH
A. Ada, sebutkan B. Tidak Ada
0%

100%

Berdasarkan diagram diatas, hasil pengkajian 100% warga tidak memiliki


tempat rekreasi dirumah.

b. Pengkajian tempat rekreasi

TEMPAT REKREASI
A. Pantai B. Perkebunan
C. Kolam Renang D. Lain-lain, sebutkan

5%

24%
47%

24%

Berdasarkan diagram diatas, diperoleh hasil pengkajian sebanyak 47%


warga menghabiskan waktu ke pantai untuk rekreasi, sebanyak 24%
berekreasi ke kolam renang, sebanyak 24% warga rekreasi ke
perkebunan dan 5% rekreasi ketempat lain.

10. Golongan
Golongan
IBU HAMIL IBU MENYUSUI BALITA
ANAK DAN REMAJA USIA LANJUT
12% 6% 0% 12%

70%

Berdasarkan diagram diatas, dapat diperoleh hasil sebanyak 70% warga


tersebut anak dan remaja, sebanyak 12% adalah ibu yang sedang hamil,
sebanyak 12% balita dan 6% adalah ibu menyusui.

11. Piramida

JUMLAH
69-74 th
63-68 th
57-62 th
51-56 th
45-50 th
39-44 th perempuan
33-38 th laki-laki
27-32 th
21-26 th
15-20 th
9-14 th
3-8 th
40 20 0 20 40

Berdasarkan dari piramida diatas yang berjenis perempuan dalam rentang


umur (3-8 thn) sebanyak 3, usia (9-14thn) sebanyak 3, usia (15-20 thn)
sebanyak 3, usia (21-26 thn) sebanyak 3, usia (27-32 thn) sebanyak 6,
usia (33-38 thn) sebanyak 4, usia (39-44 thn) sebanyak 2, usia (45-50
thn) sebanyak 4, usia (51-56 thn) sebanyak 1, usia (57-62 thn) sebanyak
2, usia (63-68 thn) sebanyak 1, dan usia (69-74 thn) sebanyak 1. Untuk
yang berjenis kelamin laki-laki rentang umur umur (3-8 thn) sebanyak 3,
usia (9-14thn) sebanyak 4, usia (15-20 thn) sebanyak 1, usia (21-26 thn)
sebanyak 2, usia (27-32 thn) sebanyak 6, usia (33-38 thn) sebanyak 3,
usia (39-44 thn) sebanyak 1, usia (45-50 thn) sebanyak 5, usia (51-56
thn) sebanyak 2, usia (57-62 thn) sebanyak 2, usia (63-68 thn) sebanyak
2, dan usia (69-74 thn) tidak ada. Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah
warga perempuan sebanyak 33 dan laki-laki sebanyak 32 dan jumlah
warga keseluruhan adalah 65 orang.

12. Data wawancara


a. Pengkajian tentang pengetahuan bila anak demam apa saja yang harus
dihindari

pengetahuan yang harus


dihindari bila anak demam
tahu tidak tahu

43%
57%

Berdasarkan diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa warga masyarakat


sebanyak 57% tidak tahu apa saja yang harus dihindari bila anak deamam
dan sebanyak 43% warga masyarakat tau tentang pengetahuan tersebut.

b. Pengkajian pengetahuan manfaat kompes air hangat tepid sponge

manfaat kompres air


hangat
tahu tidak tahu

29%
71%
Berdasarkan diagram diatas, diperoleh data bahwa sebanyak 71%
masyarakat tidak tahu akan manfaat kompres air hangat dan sebanyak
29% warga mengetahui manfaat kompres air hangat.

c. Pengkajian pengetahuan alat dan bahan yang dibutuhkan

pengetahuan alat dan


bahan
tahu tidak tahu

24%

76%

Berdasarkan diagram diatas, bahwa sebanyak 76% warga tidak


mengetahui alat dan bahan untuk kompres air hangat dan sebanyak 24%
warga mengetahui alat dan bahannya.

d. Pengkajian pengetahuan teknik kompres air hangat

Teknik kompres tepid


sponge
tahu tidak tahu
0%

100%

Dapat disimpulkan dari diagram diatas bahwa 100% warga tidak tahu
akan pengetahuan tentang teknik kompres air hangat.

e. Pengkajian apakah masyarakat pernah melakukan kompres air hangat


melaksanakan tepid sponge
tidak tahu pernah
0%

100%

Dapat diperoleh data dari diagram diatas bahwa 100% warga tidak
pernah melakukan kompres air hangat tepid sponge.

B. Analisa Data
DATA MASALAH
14% masyarakat mengalami demam. Kurang pengetahuan tentang
57% masyarakat tidak mengetahui apa penyakit demam
yang harus dihindari ketika anak
demam.
71% masyarakat mengetahui manfaat
kompres air hangat
76% masyarakat tidak mengetahui alat
dan bahan kompres tepid sponge.
100% masyarakat tidak mengetahui
teknik melakukan kompres tepid
sponge.
100% masyarakat belum pernah
melakukan kompres tepid sponge.
100% warga membakar sampah di Resiko peningkatan kasus ISPA.
dekat rumah dan membiarkan jendela
terbuka. Asap masuk ke dalam rumah.
100% kandang warga menempel pada Ketidakefektifan pemeliharaan
tembok. kesehatan lingkungan.
C. Diagnosa keperawatan komunitas
Domain Kelas Kode Rumusan
diagnosa
Manajemen Kelas 2 10029286 Kurang
perawatan pengetahuan
jangka panjang tentang demam
Promosi Kelas 2 10032386 Risiko terjadinya
kesehatan penyakit
Promosi Kelas 2 00099 ketidakefektifan
kesehatan pemeliharaan
kesehatan
lingkungan

D. Skoring

Diagnosa SKOR
No Total Prioritas
Keperawatan A B C D E F G H I J K
Kurang
pengetahuan
1 tentang 3 2 4 4 3 4 3 3 2 2 3 33 2
perawatan
demam.
Risiko terjadinya
2 penyakit ISPA 3 2 4 4 3 3 3 3 2 2 3 32 3

ketidakefektifan
pemeliharaan
3 kesehatan 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 39 1

lingkungan

Keterangan :
Bobot
1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Cukup
4 = Tinggi
5 = Sangat tinggi
Huruf
A : Risiko terjadi G : Tempat
B : Risiko keparahan H : Waktu
C : Potensial untuk pendkes I : Dana
D : Minat masyarakat J : Fasilitas kesehatan
E : Kemungkinan Diatasi K : Sumber daya
F : Sesuai dengan program pemerintah
E. RENCANA KEGIATAN (POA)
Desa Menjangan, Dukuh Bebed RT/RW 03/03, Kec. Subah, Kab. Batang.

Masalah Kep. Rencana Hari/ta Evaluasi


No. Sasaran Tujuan Strategi Tempat
Komunitas Kegiatan nggal Kriteria Standar
Tujuan umum:
pendidikan
Setelah dilakukan
kesehatan
tindakan keperawatan 100% 75%
tentang:
komunitas diharapkan masyarakat masyarakat
masyarakat dapat 1. bila anak Mampu mampu
memahami tentang demam apa memahami memahami
penyakit demam, yang harus tentang tentang
seperti: dilakukan penyakit penyakit
demam dan demam dan
1. Apa yang harus 2. manfaat
Jumat. dapat dapat
dilakukan bila kompres air
Penyuluha 1 melakukan melakukan
anak demam hangat
n kesehatan novem kompres air kompres air
Kurang 2. Mengetahui
kepada 3. alat dan ber hangat tepid hangat tepid
pengetahuan Masyarakat manfaat kompres Rumah
masyarakat bahan. 2019 sponge. sponge.
tentang penyakit Rt 3 dukuh tepid sponge bapak
1 : demam Bebed 3. Mengetahui alat 4. teknik RT 03
dan bahan kompres
4. Dan mengetahui
teknik melakukan
kompres.

Tujuan khusus:
meningkatkan
pengetahuan
masyarakat
tentang penyakit
dan cara
melakukan
kompres air
hangat.

Tujuan umum: Penyuluha pendidikan Sabtu, 85% warga 75%


Risiko Setelah dilakukan n tentang kesehatan 2 mendapatkan masyarakat
terjadinya Masyarakat tindakan keperawatan pengelolaan PHBS : Novem Rumah penyuluhan mampu
penyakit ISPA RT 03 DK. komunitas diharapkan sampah khususnya ber bapak tentang memahami
2 Bebed masyarakat dapat yang baik pengelolaan 2019 RT pengolahan cara mengolah
memelihara kesehatan dan benar. sampah yang sampah yang sampah
lingkungan. efektif dan benar dan dengan benar
menggerakka mampu dan efekrif.
n warga mengolah
Tujuan Khusus: supaya sampah
sebelum dengan efektif
Meningkatkan
membakar untuk
kesadaran masyarakat
sampah kedepannya
untuk menerapkan
menutup
perilaku hidup bersih
jendela
sehat, khususnya
terlebih
dalam
dahulu.
pengelolaan/pembaka
ran sampah yang
efektif.

ketidakefektifan Tujuan umum: Penyuluhan


Masyarakat Pendidikan Mingg 80% warga 70% warga
pemeliharaan
RT 03, Setelah dilakukan tentang kesehatan u, 3 Rumah mendapatkan mampu
kesehatan tindakan keperawatan pengelolaan
Dukuh tentang Novem bapak penyuluhan memahami
lingkungan komunitas diharapkan kandang
3 Bebed pemeliharaan ber RT tentang penyuluhan
masyarakat dapat ternak. kesehatan 2019 pemberdayaa dan segera
memelihara kesehatan lingkungan n lingkungan melakukan
lingkungan dengan khususnya khususnya perubahan
kriteria hasil: pengelolaan pengelolaan letak kandang
1. Lokasi kandang letak letak kandang ternak.
ternak tidak kandang ternak.
menempel pada ternak.
tembok rumah.
2. Kondisi kandang
ternak selalu
bersih dan tidak
berbau.

Tujuan Khusus:
Meningkatkan
kesadaran masyarakat
untuk menciptakan
lingkungan hidup
yang bersih sehat,
khususnya dalam
pengelolaan lokasi
kandang ternak.
F. RENCANA KEGIATAN (POA)
Desa Menjangan, Dukuh Bebed RT/RW 03/03, Kec. Subah, Kab. Batang.

NO MASALAH RENCANA KEGIATAN PENANGGUN WAKTU TEMPAT DANA


G JAWAB KEGIATAN KEGIATAN

1 Kurang pengetahuan Penyuluhan kesehatan cara Mahasiswa Jumat, Jam 13.00 Rumah pak RT Mahasiswa
tentang penyakit mengompres air hangat wib
demam tepid sponge.

2 Risiko terjadinya penyuluhan kesehatan Mahasiswa Sabtu, jam 13.00 Rumah pak RT Mahasiswa
penyakit ISPA tentang phbs khususnya
pengelolaan sampah yang
benar.

3 ketidakefektifan penyuluhan kesehatan Mahasiswa Minggu, pukul Rumah bapak RT Mahasiswa


pemeliharaan tentang phbs khususnya 09.00 WIB
kesehatan pengelolaan tata letak
lingkungan kandang ternak.
G. IMPLEMENTASI (PELAKSANAAN KEGIATAN)
Desa Menjangan, Dukuh Bebed RT/RW 03/03, Kec. Subah, Kab. Batang.

no. kegiatan hasil hambatan

1. Terapi komplementer kompres Masyarakat terlihat antusias dan Tidak terdapat hambatan.
air hangat tepid sponge sangat kooperatif menerima
penyuluhan. 95% masyarakat
sudah mampu mengikuti kompres
air hangat tepid sponge
2. Penyuluhan kesehatan tentang Masyarakat terlihat antusias dan Tidak terdapat hambatan.
phbs khususnya pengelolaan sangat kooperatif menerima
sampah yang benar penyuluhan. 90% masyarakat
memahami tentang pengelolaan
sampah yang benar
3. Penyuluhan kesehatan tentang Masyarakat terlihat antusias dan Terdapat hambatan mengenai dana pembangunan
phbs khususnya pengelolaan sangat kooperatif menerima kandang ternak bila harus membuat yang terpisah
tata letak kandang ternak. penyuluhan. 80% masyarakat dengan rumah.
memahami tentang tata letak
kandang yang baik.
H. Evaluasi
Desa Menjangan, Dukuh Bebed RT/RW 03/03, Kec. Subah, Kab. Batang.

No. Diagnosa Hari/ Tindakan Pelaksana tempat kriteria hasil RTL


keperawatan tanggal kegiatan
1 Kurang Jumat, 1 Terapi Mahasiswa Rumah 95% masyarakat 95% masyarakat Saran untuk
pengetahuan november komplementer pak RT mampu sudah mampu keluarga agar
tentang penyakit 2019 kompres air melakukan mengikuti selalu
demam hangat tepid kompres air kompres air hangat memperhatikan
sponge hangat tepid sponge kesehatan anak
yang sakit, dan
menganjurkan
agar keluarga
dapat menerapkan
ilmu keperawatan
yang telah
diberikan oleh
mahasiwa secara
mandiri
2 Resiko Sabtu, 2 Penyuluhan Mahasiswa Rumah 90% masyarakat 90% masyarakat Saran untuk
terjadinya November kesehatan bapak RT mampu memahami tentang masyarakat untuk
penyakit ISPA 2019 tentang phbs memahami pengelolaan lebih
khususnya tentang sampah yang memperhatikan
pengelolaan pengelolaan benar kesehatan
sampah yang sampah yang lingkungan
benar benar sekitar supaya
tidak
menimbulkan
penyakit.
3 Ketidakefektifan Sabtu, 2 penyuluhan Mahasiswa Rumah 80% masyarakat 80% masyarakat Saran untuk
pemeliharaan november kesehatan bapak RT mampu memahami tentang masyarakat untuk
kesehatan 2019 tentang phbs memahami tata letak kandang lebih
lingkungan khususnya tentang tata yang baik. memperhatikan
pengelolaan tata letak kandang kesehatan
letak kandang yang baik. lingkungan
ternak. setempat
BAB IV

PEMBAHASAN

Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rectal >38◦C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstra kranial. Kejang
demam bukan suatu kelainan neurologis tetapi paling sering dijumai pada anak.
Berdasarkan kriteria living stone, kejang demam terjadi terutama pada golongan
usia 6 bulan dan 4 tahun. Angka kejadian kejang demam di Indonesia sendiri
mencapai 2-4 % tahun 2008 dan terjadi pada anak antara usia 6 bulan dan 7
tahun, dan setengahnya yang terjadi antara usia 1 dan 2 tahun 80% disebabkan
oleh infeksi saluran pernafasan. Bila terjadi pada usia kurang dari 6 bulan harus
dipikirkan penyebab lain seperti infeksi susunan saraf pusat maupun epilepsi
yang terjadi bersama demam. Kejang demam tanpa komplikasi merupakan
kejang menyeluruh yang berlangsung kurang dari 15 menit yang terjadi hanya
sekali dalam masa 24 jam. Jika bersifat fokal, lama, atau multipel, kejang
tersebut dinamakan kejang demam kompleks.
Faktor yang penting pada kejang demam ialah demam, usia, genetik, prenatal
dan perinatal. Demam sering disebabkan infeksi saluran pernapasan atas, otitis
media, pneumonia, gastroenteritis dan infeksi saluran kemih. WHO menyatakan
pada tahun 2005 terdapat lebih dari 21,65 juta penderita kejang demam dan lebih
dari 216 ribu diantaranya meninggal. Angka kejadian kejang demam bervariasi
diberbagai negara. Daerah Eropa Barat dan Amerika tercatat 2-4% angka
kejadian kejang demam per tahunnya. Sedangkan di India sebesar 5-10% dan di
Jepang 8,8%. Hampir 80% kasus kejang demam sederhana (kejang <15 menit,
umum, tonik atau klonik, akan berhenti sendiri, tanpa gerakan fokal atau
berulang dalam waktu 24 jam) sedangkan 20% kasus merupakan kejang demam
komplikata (kejang >15 menit, fokal atau kejang umum didahului kejang parsial,
berulang atau lebih dari satu kali dalam 24 jam).
Pada masyarakat dukuh Bebed desa Menjangan RT 03, ada 14% anak yang
mengalami kejang. Warga setempat 100% tidak mengetahui cara mengompres
air hangat dengan cara yang benar. Dan hanya ada 43% warga yang tahu apa
yang harus di hindari ketika anak mengalami kejang.
BAB V
PENUTUP

A. Keaimpulan
Demam adalah peningkatan suhu tubuh melebihi batas normal.
Temperatur tubuh normal berkisar 36◦C. Anak mengalami demam apabila
dengan pengukuran suhu temperatur >37◦C. Anak dapat mengalami kejang
demam bila mata mereka menatap atau memutar ke atas. Lengan dan kaki
mereka menjadi kaku. Kejang demam biasanya berlangsung selama 1
sampai 10 menit tanpa diberi pengobatan. Sebagian besar anak-anak ini
biasanya hanya mengalami 1 kali kejang demam seumur hidup mereka.
Namun 40 persen lainnya harus mengalami 1 sampai 3 kali kejang demam
seumur hidup mereka. Kekambuhan kadang terjadi karena demam ringan
(kurang dari 37 derajat celcius). Kejang biasanya berhenti terjadi saat usia
mereka 5 atau 6 tahun.
Di wilayah dukuh Bebed ini ada 14% anak mengalami demam. Dan
100% orangtua atau pengasuh belum tahu bagaimana cara menangani
demam yang baik dan tepat supaya tidak terjadi kejang demam pada anak.

B. Saran
Disarankan supaya keluarga lebih memperhatikan kesehatan anak lagi,
terutama bila anak demam segera dilakukan pengobatan atau diberi
kompres air hangat supaya anak tidak mengalami kejang demam.
Bila anak mengalami kejang demam keluarga atau pengasuh tidak
perlu takut saat melihat anak kejang, diharapkan tetap tenang dan
mengawasi ana, dan hitung kejang anak. Bila kejang lebih dari 15 menit
maka segera hubungi IGD.
DAFTAR PUSTAKA

Efendi Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Chilton Sue, et all. 2013. Keperawatan Komunitas terjemahan dari Nursing In The
Community.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Knollmueller, Stanhope. 2010. Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas Ed. 2.


Jakarta: EGC.

Achjar Komang Ayu Henny. 2009. Asuhan Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktik.
Jakarta: EGC.

Dermawan Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai