Disusun oleh :
1. M.Arif Aulia Kusuma (17.1346.S)
2. Noviandita Putri (17.1360.S)
3. Okvadwinanda Kusumawardani (17.1369.S)
B. Tujuan
1. Tujuan umum:
Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas
yang telah diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam
memberikan asuhan keperawatan komunitas di Dukuh Bebed, Desa
Menjangan RT 03/ RW 03, Kec. Subah, Kab. Batang.
2. Tujuan khusus:
a. Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat
di Dukuh Bebed, Desa Menjangan RT 03/ RW 03, Kec. Subah,
Kab. Batang.
b. Melakukan analisa data hasil pengkajian pada masyarakat di
Dukuh Bebed, Desa Menjangan RT 03/ RW 03, Kec. Subah, Kab.
Batang.
c. Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada
masyarakat di Dukuh Bebed, Desa Menjangan RT 03/ RW 03,
Kec. Subah, Kab. Batang.
d. Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di Dukuh
Bebed, Desa Menjangan RT 03/ RW 03, Kec. Subah, Kab.
Batang.
e. Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas
di Dukuh Bebed, Desa Menjangan RT 03/ RW 03, Kec. Subah,
Kab. Batang.
f. Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas
di Dukuh Bebed, Desa Menjangan RT 03/ RW 03, Kec. Subah,
Kab. Batang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dasar
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus dalam
ilmu keperawatan, yang merupakan gabungan ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat dan social (WHO,1959).
3. Kemitraan (partnership)
a. Pengertian
Proses distribusi informasi, fleksibel dan negosiasi
kekuatan masing-masing pihak yang terlibat dalam upaya membuat
perubahan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Hubungan kerjasama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan
(memberi manfaat) untuk mencapai tujuan bersama berdasarkan
kesepakatan, prinsip dan peran masing-masing (Depkes, 2009)
b. Jenis Kemitraan
1) Kerjasama dengan konsumen
2) Kolaborasi multidisiplin
3) Membangun jejaring
4. Proses kelompok (Group Process)
a. Pengertian
Seseorang yang dapat mengenal dan mencegah penyakit,
tentunta setelah belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor
pendidikan atau oengetahuan individu, media masam televisi,
penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebvagainya.
Dilakukan melalui pembentukan peer educator atau social
support seperti kader kesehatan sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan masyarakat (Stanhope & Lancaster, 2016)
b. Tujuan
Untuk meningkatkan kualitas kelompok sehingga
kelompok mampu melakukan ketrampilan tertentu (Helvie, 1998)
c. Tahap proses kelompok
1) Fase awal
Tingkat kepercayaan rendah, tentukan tujuan
spesifik dan ketua, tentukan batasan, pengertian, maksud,
tujuan, strategi intervensi dan kapan tujuan tercapai, ketua
bertanggung jawab menyakinkan kelompok tentang peran,
norma dan tujuan kelompok
2) Fase kerja
Kelompok mengembangkan keeratan untuk dapat
berfungsi sebagai tim dan berupaya mencapai tujuan
kelompok, menyelesaikan konflik yang timbul akibat
perselisihan, penyelesaian masalah dan pembuatan
perubahan, dan membuat keputusan kelompok.
3) Fase akhir
Dilakukan jika tujuan tercapai atau sesuai waktu
yang ditentukan, kelompok mulai mengevaluasi tercapainya
tujuan dan menetapkan rencana tindak lanjur, lakukan
diskusi dengan kelompok untuk mengekspresikan perasaan.
E. Peran perawat kominitas
Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh
oranglain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dam unit social
(Robbins, 2002).
Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun
dari luar dan bersifat stabil. Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh
perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah:
1. Pemberian asuhan keperawatan (Care provider)
2. Peran sebagai pendidik (Educator)
3. Peran sebagai konselor (Counselor)
4. Peran sebagai panutan (Role mode)
5. Peran sebagai pembela (Advocate)
6. Peran sebagai manajer kasus (Case Manager
7. Peran sebagai kolaborator (Colaboration)
8. Peran sebagai penemu kasus (Case Finder)
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Data demografi
Hasil pengkajian data demografi di Dukuh Bebed, Desa
Menjangan RT 03/ RW 03, Kec. Subah, Kab. Batang:
a. Pengkajian jenis kelamin
diagram 1
L P
51% 49%
6%
diagram 2
3-8 th 9-14 th 15-20 th 21-26 th 27-32 th 33-38 th
39-44 th 45-50 th 51-56 th 57-62 th 63-68 th 69-74 th
1% 9%
5% 6% 11%
14% 6%
8%
5%
11% 18%
Berdasarkan diagram 2, rentang usia 3-8 tahun adalah sejumlah 9%, 9-
14 tahun sebanyak 11%, 15-20 tahun sebanyak 6%, 21-26 tahun
sebanyak 8%, 27-32 tahun sebanyak 18%, 33-38 tahun sebanyak 11%,
39-44 tahun sebanyak 5%, 45-50 tahun sebanyak 14%, 51-56 tahun
sebanyak 5%, 57-62 tahun sebanyak 6%, 63-68 tahun sebanyak 6%,
dan 69-74 tahun sebanyak 1%.
tabel 3
25
20
15
10 Series1
5
0
PAUD TK SD SMP SMA PT
diagram 4
Buruh PNS Pegawai Swasta Petani Pelajar Lain-lain
14%
26% 6%
13%
29% 12%
98%
2. Lingkungan Fisik
a. Perumahan
1) Pengkajian status kepemilikan rumah
diagram 1
A. Sewa B. Numpang C. Milik Sendiri
0%
19%
81%
diagram 2
A. Permanen B. Semi Permanen C. Tidak Permanen
0% 0%
100%
diagram 3
A. Tanah B. Papan C. Keramik D. Semen
5% 9%
0%
86%
diagram 4
A. YA B. TIDAK
0%
100%
diagram 5
A. YA B. TIDAK
0%
100%
Berdasarkan diagram 5, diperoleh hasil 100% masyarakat memiliki
jendela rumah dan 0% tidak memiliki jendela rumah.
diagram 6
A. YA B. TIDAK
0%
100%
diagram 7
A. TERANG B. REMANG C. GELAP
0%
100%
100%
diagram 9
A. ADA B. TIDAK
0%
100%
Berdasarkan
diagram ke 9, diperoleh hasil pengkajian yaitu 100% warga Dukuh
Bebed memiliki halaman rumah
diagram 10
A. DEPAN B. SAMPING C. BELAKANG
10% 0%
90%
Berdasarkan diagram 10, diperoleh hasil pengkajian lokasi halaman
warga terletak di depan rumah sebanyak 90% dan samping rumah
sebanyak 10%.
11) Pengkajian pemanfaatan halaman
diagram 11
A. KEBUN B. KOLAM C. KANDANG
0%5%
95%
b. Sumber air
1) Pengkajian air minum dan masak
diagram 1
A. PAM B. SUMUR C. AIR MINERAL
5% 0%
95%
diagram 2
A. PAM B. SUMUR C. SUNGAI D. LAIN-LAIN
0%5% 0%
95%
Berdasarkan dari diagram 2, warga menggunakan air PAM untuk mandi
dan mencuci sebanyak 95% dan 5% menggunakan air sumur.
diagram 3
A. <10 M B. >10 M
0%
100%
Berdasarkan diagram 3, jarak sumber air dengan septic tank yaitu 100%
lebih dari 10 meter.
diagram 4
A. BAK B. GENTONG C. EMBER
0%
100%
100%
diagram 6
A. BERWARNA B. BERBAU
C. BERASA D. TIDAK WARNA
0%
100%
diagram 7
A. YA B. TIDAK
0%
100%
Berdasarkan diagram 7, diperoleh hasil 100% penampung air tidak
memiliki jentik nyamuk.
c. Pembuangan sampah
1) Pengkajian pengelolahan sampah
diagram 1
B. TIMBUN C. BAKAR D. SEMBARANGAN
0%
0%
100%
diagram 2
A. ADA B. TIDAK ADA
0%
100%
95%
diagram 4
A. DEKAT <5 M B. JAUH >5 M
0%
100%
d. Pembuangan Limbah
1) Pengkajian Kondisi kebiasaan BAB dan BAK
diagram 5
A. JAMBAN B. SUNGAI C. SEMBARANGAN
0% 0%
100%
Berdasarkan diagram, diperoleh hasil 100% kebiasaan BAB dan BAK
warga menggunakan jamban.
diagram 2
A. CEMPLUNG B. PLENGSENGAN
C. LEHER ANGSA
5%
0%
95%
diagram 3
A. RESAPAN B. GOT C. SEMBARANGAN
0%
100%
100%
diagram 1
A. TIDAK B. ADA
33%
67%
diagram 2
1 2
0%
100%
Berdasarkan diagram 2, diperoleh hasil dari pengkajian 100% letak
kandang ternak di luar rumah.
diagram 3
A. TERAWAT B. TIDAK TERAWAT
0%
100%
3. Kesehatan umum
a. Pelayanan kesehatan
1) Pengkajian pelayanan kesehatan terdekat
diagram 1
A. RS B. PUSKESMAS
C. DR/BIDAN D. BALAI PENGOBATAN
0% 0%
0%
100%
86%
diagram 3
A. BELI OBAT BEBAS B. JAMU
0%
100%
diagram 4
A. ASKES B. TABUNGAN
C. DANA SEHAT D. MASKIN
10% 0%
14%
76%
Diagram 4, menjelaskan bahwa sumber dana kesehatan masyarakat
menggunakan tabungan sebanyak 76%, menggunakan dana sehat
sebanyak 10% dan lainnya menggunakan askes sebanyak 14%.
diagram 5
A. JALAN KAKI B. BECAK
C. ANGKOT D. KENDARAAN PRIBADI
24%
0%
0%
76%
diagram 6
A. <1 km B. 1-2 km C. 2-5 Km D. >5 Km
0% 0%
48%
52%
14% 14%
14%
29%
24%
5%
KENDARAAN
A. Jalan Kaki B. Sepeda C. Motor D. Mobil E. angkudes
14% 5% 0%
81%
100%
LISTRIK 0%
A. baik B. Kurang
100%
KEAMANAN
A. Gardu Ronda B. Siskamling C. Alat Pemadam
0%
100%
5. Pendidikan
a. Pengkajian pendidikan terkahir
PENDIDIKAN
A. SD B. SMP C. SMA D. PT
29%
38%
24%
9%
ORGANISASI
A. Pengajian B. Arisan C. PKK
43%
57%
0%
6. Ekonomi
a. Pengkajian pekerjaan warga
ekonomi
A. Buruh B. PNS C. Pegawai Swasta D. Petani E. Lain-lain
14% 19%
15%
38%
14%
penghasilan
A. <2 Juta B. 2-3 juta c. >3 juta
5%
28%
67%
7. Komunikasi
a. Pengkajian bahasa komunikasi
BAHASA
A. Indonesia B. Jawa C. Daerah D. Inggris
0% 0%
0%
100%
MEDIA INFORMASI
A. Televisi B. Majalah C. Hp D. Internet
10%
19%
0% 71%
100%
YANKES
A. ada B. Tidak Ada
5%
95%
9. Rekreasi
a. Pengkajian tempat rekreasi di rumah
REKREASI RUMAH
A. Ada, sebutkan B. Tidak Ada
0%
100%
TEMPAT REKREASI
A. Pantai B. Perkebunan
C. Kolam Renang D. Lain-lain, sebutkan
5%
24%
47%
24%
10. Golongan
Golongan
IBU HAMIL IBU MENYUSUI BALITA
ANAK DAN REMAJA USIA LANJUT
12% 6% 0% 12%
70%
11. Piramida
JUMLAH
69-74 th
63-68 th
57-62 th
51-56 th
45-50 th
39-44 th perempuan
33-38 th laki-laki
27-32 th
21-26 th
15-20 th
9-14 th
3-8 th
40 20 0 20 40
43%
57%
29%
71%
Berdasarkan diagram diatas, diperoleh data bahwa sebanyak 71%
masyarakat tidak tahu akan manfaat kompres air hangat dan sebanyak
29% warga mengetahui manfaat kompres air hangat.
24%
76%
100%
Dapat disimpulkan dari diagram diatas bahwa 100% warga tidak tahu
akan pengetahuan tentang teknik kompres air hangat.
100%
Dapat diperoleh data dari diagram diatas bahwa 100% warga tidak
pernah melakukan kompres air hangat tepid sponge.
B. Analisa Data
DATA MASALAH
14% masyarakat mengalami demam. Kurang pengetahuan tentang
57% masyarakat tidak mengetahui apa penyakit demam
yang harus dihindari ketika anak
demam.
71% masyarakat mengetahui manfaat
kompres air hangat
76% masyarakat tidak mengetahui alat
dan bahan kompres tepid sponge.
100% masyarakat tidak mengetahui
teknik melakukan kompres tepid
sponge.
100% masyarakat belum pernah
melakukan kompres tepid sponge.
100% warga membakar sampah di Resiko peningkatan kasus ISPA.
dekat rumah dan membiarkan jendela
terbuka. Asap masuk ke dalam rumah.
100% kandang warga menempel pada Ketidakefektifan pemeliharaan
tembok. kesehatan lingkungan.
C. Diagnosa keperawatan komunitas
Domain Kelas Kode Rumusan
diagnosa
Manajemen Kelas 2 10029286 Kurang
perawatan pengetahuan
jangka panjang tentang demam
Promosi Kelas 2 10032386 Risiko terjadinya
kesehatan penyakit
Promosi Kelas 2 00099 ketidakefektifan
kesehatan pemeliharaan
kesehatan
lingkungan
D. Skoring
Diagnosa SKOR
No Total Prioritas
Keperawatan A B C D E F G H I J K
Kurang
pengetahuan
1 tentang 3 2 4 4 3 4 3 3 2 2 3 33 2
perawatan
demam.
Risiko terjadinya
2 penyakit ISPA 3 2 4 4 3 3 3 3 2 2 3 32 3
ketidakefektifan
pemeliharaan
3 kesehatan 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 39 1
lingkungan
Keterangan :
Bobot
1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Cukup
4 = Tinggi
5 = Sangat tinggi
Huruf
A : Risiko terjadi G : Tempat
B : Risiko keparahan H : Waktu
C : Potensial untuk pendkes I : Dana
D : Minat masyarakat J : Fasilitas kesehatan
E : Kemungkinan Diatasi K : Sumber daya
F : Sesuai dengan program pemerintah
E. RENCANA KEGIATAN (POA)
Desa Menjangan, Dukuh Bebed RT/RW 03/03, Kec. Subah, Kab. Batang.
Tujuan khusus:
meningkatkan
pengetahuan
masyarakat
tentang penyakit
dan cara
melakukan
kompres air
hangat.
Tujuan Khusus:
Meningkatkan
kesadaran masyarakat
untuk menciptakan
lingkungan hidup
yang bersih sehat,
khususnya dalam
pengelolaan lokasi
kandang ternak.
F. RENCANA KEGIATAN (POA)
Desa Menjangan, Dukuh Bebed RT/RW 03/03, Kec. Subah, Kab. Batang.
1 Kurang pengetahuan Penyuluhan kesehatan cara Mahasiswa Jumat, Jam 13.00 Rumah pak RT Mahasiswa
tentang penyakit mengompres air hangat wib
demam tepid sponge.
2 Risiko terjadinya penyuluhan kesehatan Mahasiswa Sabtu, jam 13.00 Rumah pak RT Mahasiswa
penyakit ISPA tentang phbs khususnya
pengelolaan sampah yang
benar.
1. Terapi komplementer kompres Masyarakat terlihat antusias dan Tidak terdapat hambatan.
air hangat tepid sponge sangat kooperatif menerima
penyuluhan. 95% masyarakat
sudah mampu mengikuti kompres
air hangat tepid sponge
2. Penyuluhan kesehatan tentang Masyarakat terlihat antusias dan Tidak terdapat hambatan.
phbs khususnya pengelolaan sangat kooperatif menerima
sampah yang benar penyuluhan. 90% masyarakat
memahami tentang pengelolaan
sampah yang benar
3. Penyuluhan kesehatan tentang Masyarakat terlihat antusias dan Terdapat hambatan mengenai dana pembangunan
phbs khususnya pengelolaan sangat kooperatif menerima kandang ternak bila harus membuat yang terpisah
tata letak kandang ternak. penyuluhan. 80% masyarakat dengan rumah.
memahami tentang tata letak
kandang yang baik.
H. Evaluasi
Desa Menjangan, Dukuh Bebed RT/RW 03/03, Kec. Subah, Kab. Batang.
PEMBAHASAN
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rectal >38◦C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstra kranial. Kejang
demam bukan suatu kelainan neurologis tetapi paling sering dijumai pada anak.
Berdasarkan kriteria living stone, kejang demam terjadi terutama pada golongan
usia 6 bulan dan 4 tahun. Angka kejadian kejang demam di Indonesia sendiri
mencapai 2-4 % tahun 2008 dan terjadi pada anak antara usia 6 bulan dan 7
tahun, dan setengahnya yang terjadi antara usia 1 dan 2 tahun 80% disebabkan
oleh infeksi saluran pernafasan. Bila terjadi pada usia kurang dari 6 bulan harus
dipikirkan penyebab lain seperti infeksi susunan saraf pusat maupun epilepsi
yang terjadi bersama demam. Kejang demam tanpa komplikasi merupakan
kejang menyeluruh yang berlangsung kurang dari 15 menit yang terjadi hanya
sekali dalam masa 24 jam. Jika bersifat fokal, lama, atau multipel, kejang
tersebut dinamakan kejang demam kompleks.
Faktor yang penting pada kejang demam ialah demam, usia, genetik, prenatal
dan perinatal. Demam sering disebabkan infeksi saluran pernapasan atas, otitis
media, pneumonia, gastroenteritis dan infeksi saluran kemih. WHO menyatakan
pada tahun 2005 terdapat lebih dari 21,65 juta penderita kejang demam dan lebih
dari 216 ribu diantaranya meninggal. Angka kejadian kejang demam bervariasi
diberbagai negara. Daerah Eropa Barat dan Amerika tercatat 2-4% angka
kejadian kejang demam per tahunnya. Sedangkan di India sebesar 5-10% dan di
Jepang 8,8%. Hampir 80% kasus kejang demam sederhana (kejang <15 menit,
umum, tonik atau klonik, akan berhenti sendiri, tanpa gerakan fokal atau
berulang dalam waktu 24 jam) sedangkan 20% kasus merupakan kejang demam
komplikata (kejang >15 menit, fokal atau kejang umum didahului kejang parsial,
berulang atau lebih dari satu kali dalam 24 jam).
Pada masyarakat dukuh Bebed desa Menjangan RT 03, ada 14% anak yang
mengalami kejang. Warga setempat 100% tidak mengetahui cara mengompres
air hangat dengan cara yang benar. Dan hanya ada 43% warga yang tahu apa
yang harus di hindari ketika anak mengalami kejang.
BAB V
PENUTUP
A. Keaimpulan
Demam adalah peningkatan suhu tubuh melebihi batas normal.
Temperatur tubuh normal berkisar 36◦C. Anak mengalami demam apabila
dengan pengukuran suhu temperatur >37◦C. Anak dapat mengalami kejang
demam bila mata mereka menatap atau memutar ke atas. Lengan dan kaki
mereka menjadi kaku. Kejang demam biasanya berlangsung selama 1
sampai 10 menit tanpa diberi pengobatan. Sebagian besar anak-anak ini
biasanya hanya mengalami 1 kali kejang demam seumur hidup mereka.
Namun 40 persen lainnya harus mengalami 1 sampai 3 kali kejang demam
seumur hidup mereka. Kekambuhan kadang terjadi karena demam ringan
(kurang dari 37 derajat celcius). Kejang biasanya berhenti terjadi saat usia
mereka 5 atau 6 tahun.
Di wilayah dukuh Bebed ini ada 14% anak mengalami demam. Dan
100% orangtua atau pengasuh belum tahu bagaimana cara menangani
demam yang baik dan tepat supaya tidak terjadi kejang demam pada anak.
B. Saran
Disarankan supaya keluarga lebih memperhatikan kesehatan anak lagi,
terutama bila anak demam segera dilakukan pengobatan atau diberi
kompres air hangat supaya anak tidak mengalami kejang demam.
Bila anak mengalami kejang demam keluarga atau pengasuh tidak
perlu takut saat melihat anak kejang, diharapkan tetap tenang dan
mengawasi ana, dan hitung kejang anak. Bila kejang lebih dari 15 menit
maka segera hubungi IGD.
DAFTAR PUSTAKA
Efendi Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Chilton Sue, et all. 2013. Keperawatan Komunitas terjemahan dari Nursing In The
Community.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Achjar Komang Ayu Henny. 2009. Asuhan Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktik.
Jakarta: EGC.