Anda di halaman 1dari 3

2.

TINJUAN PUSTAKA

Gulma ialah tumbuhan yang tumbuhnya tidak diinginkan, Gulma disuatu tempat mungkin
berguna sebagai bahan pangan, makanan ternak,atau sebagai obat-obatan. Dengan
demikian,suatu spesies tumbuhan tidak dapat diklasifikasikan sebagai gulma pada semua
kondisi. Namun demikian,banyak juga tumbuhan diklasifikasikan sebagai gulma itu berada
karena gulma tersebut umum tumbuh secara teratur pada lahan tanaman budidaya
(Budisantoso, A.R.1983)

Gulma dari golongan monokotil pada umumnya disebut juga dengan istilah gulma daun berdaun
sempit atau gulma berjenis rerumputan. Sedangkan gulma dari golongan dikotil disebut dengan
istilah gulma berdaun lebar. Ada pula jenis gulma lain yang beasal dari golongan teki-tekian (
golongan sedges ) (Marsono, D.J.2001.)

Dalam mengidentifikasi gulma dapat ditempuh suatu atau kombinasi dari sebagai atau seluruh
cara-cara ini : 1) Menbandingkan gulma tersebut dengan material ang telah diidentifikasi di
herbarium. 2) Konsultasi langsung,dengan para ahli dibidang yang bersangkutan. 3) Mencari
sendiri kunci identifikasi. 4) Membandingkannya dengan determinasi yang ada. 5)
Membandingkan dengan ilustrasi yang tersedia. Teki mempunyai batang berbentuk
segitiga,kadang-kadang bulat dan tidak berrongga,daun berasal dari nodia dan warna ungu tua.
Gulms ini mempunyai sistem rhizoma dan umbi sangat luas . sifat yang menonjol adalah
cepatnya membentuk umbi baru yang dapat bersifat dorman pada lingkungan tertentu
(Rahardjo,S.1980)

Konsepsi dan metode analisis vegetasi sesungguhnya sangat bervariasi, tergantung keadaan
vegetasi itu sendiri dan tujuannya, misalnya apakah ditunjukan untuk mempelajari tingkat
suksesi, apakah untuk evaluasi hasi suatu pengendalian gulma. Metode yang digunakan harus
sesuai dengan struktur dan komposisi vegetasi. Untuk areal yang luas dengan vegetasi semakin
rendah misalnya, digunakan metode garis ( line intersept), untuk pengamatan sebuah contoh
petsk dengan vegetasi “tumbuh menjar ”( cpeeping) digunakan metode titik ( point intercept) dan
suatu survey daerah yang luas dan tidak tersedia cukup waktu,estimasi visual ( visual estimation)
mungkin dapat digunakan oleh penilitian yang sudah berpengalaman. Juga harus diperhatikan
keadaan geologi, tanah ,topografi, dan data vegetasi yang mungkin telah ada sebelumnya, serta
fasilitas kerja/keadaan, seperti peta lokasi yang bisa dicapai waktu yang tersedia,dan lain
sebagainya : semuanya untuk memperoleh efisiensi (Pratiwi, D.A.2000)

Secara umum peranan vegetasi dalam suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan
karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan fisik,kimia dan biologis tanah, pengaturan
tata air tanah dan lain-lain. Meskipun seacara umum kehadiran vegetasi pada suatu area
memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan
komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu.sebagai contoh vegetasi secara umum akan
mengurangi lajur erosi tanah, tetapi besarnya tergantung struktur dan komposisi tumbuhan yang
menyusun formasi vegetasi daerah tersebut. Dalam komunitas vegetasi, tumbuhan yang
mempunyai hubungan diantara mereka, mungkin pohon, semak,rumput, lumut kerak dan
thallophyta, tumbihan tumbuhan ini lebih kurang menempati strata atau lapisan dari atas
kebawah secara horizontal, ini disebut stratifikasi. Individu yang menempati lapisan yang
berlainan menunjukkan perbedaan-perbedaan bentuk tumbuhan, sretiap lapisan komonitas
kadang-kadang meliputi kelas-kelas morfologi individu yang berbeda seperti, strata yang paing
tinggi merupakan kanopi pohon-pohon atau liana. Untuk tujuan ini,tumbuh-tumbuhan
mempunyai kelas morfologi yang berbeda yang berbentuk dalam “sinusie” misalnya pohon
dalam sinusie pohon,epifit dalam sinusie epifit dan sebagainya. Metodologi-metodologi yang
umun dan sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk penelitian, yaitu metode
kuadrat,metode garis,metode tanpa plot dan metode kwarter. (Irwanto.2007)
DAFTAR PUSTAKA

Budisantoso, A.R. 1983. Biologi . Jakarta : Erlangga

Buletin Instiper Volume 2 No.2. Yogyakarta : Institut Pertanian Stiper

Irwanto, Fatchur dan I Wayan Sumberartha. 2007. Petunjuk Praktikum Ekologi


Tumbuhan. Malang: JICA

Marsono, D.J. 2001. Potensi dan Kondisi Hutan Hujan Tropika Basah di Indonesia

Pratiwi, D.A. 2000. Biologi I. Jakarta : Erlangga

Rahardjo,S. 1980. Ekologi Tumbuhan. Surakarta : Tiga Serangkai

Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung : ITB

Anda mungkin juga menyukai