Anda di halaman 1dari 8

UJM 1 (1) (2012)

UNNES Journal of Mathematics


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm

PENERAPAN DIAGONALISASI MATRIKS DAN MATRIKS LESLIE


DALAM MEMPROYEKSIKAN JUMLAH POPULASI PEREMPUAN

Selvia Yuliani, Rahayu B.V., Mashuri.

Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia


Gedung D7 lantai 1 Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Untuk mendapatkan bibit ungggul pada tanaman dan hewan ternak, perlu
Diterima Januari 2012 dilakukan seleksi genetik. Sifat-sifat yang diinginkan pada varietas unggul
Disetujui Februari 2012 diseleksi dari beberapa generasi. Tulisan ini bertujuan untuk menyajikan
Dipublikasikan Mei 2012 penerapan beberapa konsep dalam aljabar linier, khususnya nilai dan vektor eigen
serta diagonalisasi matriks dalam genetika dan penerapan matriks Leslie untuk
memproyeksikan jumlah populasi perempuan di suatu daerah.
Keywords :
Matrix Diagonalization
Leslie Matrix
Eigenvalues
Eigenvector

Abstra
To obtain seeds of plants and animals, it needs to be done through a genetic
selection. Characteristic which is wanted on variety of excellence is selected from
some generation. This paper aims to present the application of some concepts in
linear algebra, particularly the values and eigenvectors and matrix diagonalization
in genetics and the application of the Leslie matrix in projecting the number of
female population in an area.

© 2012 Universitas Negeri Semarang


 Alamat korespondensi:
E-mail: ch3viacute@yahoo.co.id ISSN NO 2252-6943
S Yuliani et al. / UNNES Journal of Mathematics 1 (2) (2012)
Pendahuluan ke-n dengan menggunakan diagonalisasi
Matematika sebagai bahasa simbol yang matriks; (c) bagaimana penerapan matriks
bersifat universal, hubungannya sangat erat Leslie dalam memproyeksikan jumlah populasi
dengan kehidupan nyata. Kenyataan perempuan dalam masing-masing kelompok
membuktikan bahwa untuk menyelesaikan umur.
masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari, Sesuai dengan masalah yang telah
matematika mempunyai peranan yang sangat dirumuskan, tujuan dari penelitian ini adalah
penting. Metode-metode matematika sebagai berikut: (a) mengetahui penerapan
dibutuhkan untuk mempermudah penyelesaian diagonalisasi matriks pada genetika suatu
masalah tersebut. Di dalam dunia nyata individu; (b) mengetahui genotip pada generasi
terkadang terdapat masalah-masalah yang sulit ke-n dengan menggunakan diagonalisasi
untuk diselesaikan dalam sistemnya. matriks; (c) mengetahui penerapan Matriks
Matematika mempunyai metode yang disusun Leslie dalam memproyeksikan jumlah populasi
mirip sistem aslinya yang dinamakan dengan perempuan dalam masing-masing kelompok
pemodelan matematika. Model matematika umur.
dapat berupa persamaan, pertidaksamaan, dan
sebagainya. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
Konsep-konsep dalam aljabar linier
adalah (a) identifikasi masalah; (b) studi
bersifat abstrak sehingga tidak jelas manfaatnya.
pustaka; (c) pengumpulan data sekunder dengan
Aplikasi aljabar linier banyak digunakan untuk
metode dokumentasi yang diperoleh dari
memecahkan persoalan dibidang matematika
Kelurahan Margadana Kota Tegal dan
maupun di luar bidang matematika. Sebagai
Puskesmas Kecamatan Margadana berupa data
contoh penggunaan matriks memudahkan
jumlah penduduk perempuan Kelurahan
dalam membuat analisis masalah-masalah
Marganadana tahun 2011, data kelahiran
ekonomi (model ekonomi liontif), fisika
penduduk perempuan Kelurahan Margadana
(keseimbangan benda getar), biologi
Tahun 2011, dan data kematian penduduk
(pemanenan populasi hewan, genetika terapan),
perempuan Kelurahan Margadana Tahun 2011.
demografi (penggunaan matriks Leslie untuk
memproyeksikan jumlah populasi perempuan). Hasil dan Pembahasan
Selain itu, aljabar linier khususnya matriks A. Penerapan Diagonalisasi matriks pada
cukup membantu dalam menyelesaikan
Pewarisan Autosomal
persoalan transformasi linier, pencocokan
Dalam warisan autosomal suatu
kuadrat suatu data, dan sebagainya.
individu akan mewarisi satu genotip dari setiap
Penelitian ini bertujuan untuk pasangan genotip dari induknya untuk
menyajikan penerapan beberapa konsep dalam membentuk pasangan genotip individu itu
aljabar linier khususnya yang berhubungan sendiri. Di antara kedua genotip induk tersebut
dengan nilai eigen, vektor eigen, aplikasi yang akan diteruskan kepada keturunannya
diagonalisasi matriks dalam genetika dan terjadi secara kebetulan.
aplikasi matriks Leslie pada pertumbuhan
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa
populasi suatu daerah. Hal ini bertujuan untuk
keturunan pertama (F1) memiliki peluang
menunjukkan bahwa konsep-konsep dalam
munculnya genotip AAAA sebesar 1/9, AAAa
aljabar linier bermanfaat untuk menyelesaikan
sebesar 2/9, AAaa sebesar 2/9, AaAa sebesar
masalah di dunia nyata. Dengan demikian akan
1/9, Aaaa sebesar 2/9, dan aaaa sebesar 1/9.
mengurangi kesan abstrak konsep itu sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis Tabel 4.1 Daftar Persilangan Dua Tanaman
tertarik untuk mengkajinya lebih lanjut dengan Kacang Polong
mengangkat judul "Penerapan Diagonalisasi
Matriks dan Matriks Leslie dalam
Memproyeksikan Jumlah Populasi Perempuan".

Berdasarkan latar belakang di atas, Contoh 1


maka permasalahan yang timbul adalah sebagai Misalkan seorang petani mempunyai
berikut: (a) bagaimana penerapan diagonalisasi populasi tumbuhan yang luas, yang terdiri dari
matriks pada genetika suatu individu; (b) ketiga macam genotip yaitu AA, Aa, aa. Dia
bagaimana menentukan genotip pada generasi ingin melaksanakan program
53
S Yuliani et al. / UNNES Journal of Mathematics 1 (2) (2012)

pengembangbiakan pada setiap tumbuhan vektor eigen yang bersesuain dengan


dalam populasi tersebut. Setiap tumbuhan itu
selalu disuburi dengan tumbuhan yang
= 0 adalah .
genotipnya AA. Bagaimana persamaan untuk
bagian tumbuhan dari ketiga genotip dalam
generasi ke-n yang dinyatakan dalam bagian- Dibentuk matriks pendiagonal dari
bagian genotip permulaan. matriks M adalah matriks
Untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut misalkan a0 ,b0 , dan c0 menyatakan P = .
distribusi permulaan dari ketiga genotip
tersebut, dengan an + bn + cn=1 untuk n =
1,2,3,… Dari hasil perhitungan diperoleh
matriks
Dengan
an: Banyaknya bagian tumbuhan yang
bergenotip AA dalam generasi ke-n. P ­1 = .
bn: Banyaknya bagian tumbuhan yang
genotipnya Aa dalam generasi ke-n. Jadi D = P ­1 MP=
cn : Banyaknya bagian tumbuhan yang
genotipnya aa dalam generasi ke-n.

Tabel 4.2 Daftar Peluang Pemunculan


Genotip yang Dimiliki oleh Semua Turunan
diperoleh D n =

sehingga M n = PD n P ­1.

Oleh karena
Berarti untuk n = 0, 1,2,… berlaku
sistem persamaan berikut: Xn = Mn X(0)
Xn = PD n P ­1 X(0)
untuk n = maka
1,2,3,.. . ....(4.1-1)

Tulis

Karena persamaan (4.1-1) berlaku untuk


bilangan asli, maka
X(n) = MX(n­1)= M2 X(n­2) = …= Mn X(0)
Nilai eigen dari matriks M adalah
1=1; 2 = 1/2 ; 3 = 0
vektor eigen yang bersesuaian dengan

1 = 1 adalah ,

vektor eigen yang bersesuaian dengan


Persamaan tersebut merupakan
persamaan distribusi dari genotip kedua induk
= 1/2 adalah ,
2 yang mungkin dalam populasi tersebut pada
generasi ke-n. Jika n mendekati tak hingga maka

54
S Yuliani et al. / UNNES Journal of Mathematics 1 (2) (2012)

(1/2)n menuju ke nol, sehingga persamaan di


atas menjadi
Tulis X(n)= ;M=.

Ini berarti semua tumbuhan pada Karena persamaan (4.1-1) berlaku


generasi ke-n dihasilkan tanaman yang untuk bilangan asli, maka X(n) = MX(n­1) = M2
bergenotip AA yang merupakan tanaman X(n­2) = …= Mn X(0)
berjenis unggul. Berdasarkan contoh 1 maka Nilai – nilai eigen dari matriks M
penerapan diagonalisasi matriks untuk adalah 1 = 0; 2 = 1/2; 3 = 1
menyelesaikan masalah genetika dapat vektor eigen yang bersesuaian dengan
menggunakan nilai eigen dan vektor eigen,
diagonalisasi matriks serta limit untuk
mengetahui sifat yang muncul pada individu di 1 = 0 adalah ,
dalam suatu generasi.
vektor eigen yang bersesuaian dengan
Contoh 2
Misalkan dalam suatu anggota keluarga 2 = 1/2 adalah ,
terdiri atas ayah, ibu, dan tiga orang anak. Satu
diantara anak tersebut memiliki kelainan vektor eigen yang bersesuain dengan
berupa telinga bergelambir. Kemudian setiap
anak dikawinkan dengan masing–masing
pasangan yang semuanya memiliki telinga =1 adalah .
bergelambir. Pada generasi selanjutnya
keturunan manakah yang akan menghasilkan Dibentuk matriks pendiagonal dari
anak dengan sifat telinga bergelambir.
Dari permasalahan diatas misalkan a0 , matriks M adalah matriks P= .
b0 , dan c0 menyatakan distribusi permulaan dari
ketiga genotip tersebut dan an + bn + cn = 1
untuk n = 1,2,3,… Dari hasil perhitungan diperoleh
dengan
an : Banyaknya keturunan yang matriks P ­1 = .
bergenotip TT (genotip normal homozygot)
dalam generasi ke-n. Jadi
bn : Banyaknya keturunan yang
genotipnya Tt (genotip normal heterozygot) D = P ­1MP
dalam generasi ke-n.
cn : Banyaknya keturunan yang .
genotipnya tt (genotip telinga bergelambir)
dalam generasi ke-n.

Tabel 4.3 Peluang dari Persilangan Dua diperoleh D n =


Individu Bagi Pewarisan Autosomal
sehingga Mn = PDn P ­1.
Oleh karena
Xn = Mn X(0)
Xn = PDn P ­1 X(0)
Berarti untuk n = 0, 1, 2,… berlaku maka
sistem persamaan berikut:

untuk n = 1,2,3,…

55
S Yuliani et al. / UNNES Journal of Mathematics 1 (2) (2012)

Tulis X(n) = ; M= .

Karena persamaan (4.1-1) berlaku


untuk bilangan asli, maka X(n) = MX(n­1) = M2
X(n­2)
= …= Mn X(0)
Persamaan tersebut merupakan
persamaan distribusi dari genotip induk yang Nilai – nilai eigen dari matriks M
mungkin dalam populasi tersebut pada generasi adalah 1 = 1; 2 =1; 3 = 1/2
ke-n. Jika n mendekati tak hingga maka (1/2)n vektor eigen yang bersesuaian dengan
dan (1/2)n+1 menuju ke nol, sehingga
persamaan di atas menjadi
1 = 1 adalah dan ,

vektor eigen yang bersesuaian dengan

Hasil perkawinan tersebut akan


= 1/2 adalah
menghasilkan keturunan yang pada akhirnya 2

bergenotip tt yang merupakan genotip dari anak


dengan telinga bergelambir yang berasal dari Dibentuk matriks pendiagonal dari M
perkawinan induk dengan genotip tt-tt adalah matriks matriks
Contoh 3
Seorang laki –laki bergolongan darah B P = .
menikah dengan seorang perempuan
bergolongan darah B pula, maka diperoleh
Dari hasil perhitungan diperoleh
keturunan yang kemungkinan bergolongan
matriks
darah IB IB, IB i, dan ii. Jika anak yang
bergolongan darah IB IB menikah dengan
pasangannya yang bergolongan darah IB IB dan P -1 = .
2 anak yang lain menikah dengan golongan
darah ii. Bagaimanakah golongan darah
Jadi D = P ­1 MP
keturunan pada generasi ke–n?
Dari permasalahan di atas, maka
penyelesaiannya adalah sebagai berikut. =
Kombinasi genotip IB IB atau IB i
mempunyai tipe golongan darah B.
Kombinasi genotip ii mempunyai tipe diperoleh Dn =
golongan darah O.
Tabel 4.3 Peluang dari Persilangan Dua sehingga Mn = PDn P ­1.
Individu Bagi Pewarisan Autosomal Oleh karena
Xn = Mn X(0)
Xn = PDn P ­1 X(0)
maka

Berarti untuk n = 0, 1,2,… berlaku =


sistem persamaan berikut:

56
S Yuliani et al. / UNNES Journal of Mathematics 1 (2) (2012)

berada pada kelompok umur i+1 pada


Persamaan tersebut merupakan pengamatan tk+1.
persamaan distribusi dari genotip kedua induk
yang mungkin dalam populasi tersebut pada Misalkan xi(k) adalah jumlah
generasi ke-n. Jika n mendekati tak hingga individu perempuan pada kelompok i pada
maka (1/2)n menuju ke nol, sehingga pengamatan waktu k untuk i=1,2,…,n. Secara
persamaan di atas menjadi notasi matriks, maka dari kelompok umur ke–1
sampai kelompok umur ke –n dapat dibentuk
an = a0 matriks kolom yang berukuran (nx1)
bn = 0
cn = b 0 + c0
Persamaan pertama menyatakan bahwa X(k) =
pada generasi ke-n akan dihasilkan semua
keturunan dengan kombinasi gen IB IB yaitu
keturunan dengan golongan darah B yang
diperoleh dari orang tua yang memiliki Misalkan b_i adalah rata-rata jumlah
kombinasi gen IB IB. Persamaan kedua kelahiran perempuan dari tiap kelompok umur,
menyatakan tidak dihasilkan keturunan dengan maka
kombinasi gen IB i. Persamaan ketiga bi= Bi/xi ......(4.1-2)
menyatakan bahwa semua keturunan pada
akhirnya memiliki kombinasi gen ii atau dengan Bi adalah jumlah kelahiran
keturunan yang bergolongan darah O yang perempuan pada kelompok umur ke-i, i =
diperoleh dari orang tua yang memiliki 1,2,…,n. Untuk setiap kelompok umur ke-i
kombinasi gen IB i dan ii. berlaku bi ≥ 0. Dari persamaan (4.1-2) kita
peroleh Bi= bi xi
Untuk pengamatan waktu ke k-1
B. Penerapan Matriks Leslie dalam diperoleh Bi(k­1)= bi(k­1) xi(k­1) .....(4.1-3)
Memproyeksikan Jumlah Populasi Perempuan Jumlah individu perempuan pada
Laju pertumbuhan populasi perempuan kelompok umur ke-1 pada pengamatan waktu k
dapat diproyeksikan menggunakan matriks adalah total dari jumlah kelahiran individu dari
Leslie. Dalam hal ini diasumsikan, bahwa laju masing-masing kelompok umur populasi
pertumbuhan populasi hanya disebabkan oleh perempuan pada pengamatan waktu k-1.
adanya proses kelahiran dan proses kematian Menurut pengertian tersebut maka dapat ditulis,
saja dan dianggap tidak ada migrasi masuk atau x1(k)= B1(k­1) + B2(k­1) + ... + Bn(k­1)
keluar pada populasi yang diteliti. Suatu
populasi didistribusikan ke dalam kelompok atau,
berdasarkan usia. Misalkan M adalah usia x1(k) = b1(k­1) x1(k­1) + b2(k­1) x2(k­1) + ... + bn(k­1) xn(k­1)
maksimum yang dapat dicapai oleh perempuan .....(4.1-4)
pada suatu populasi. Populasi perempuan itu Analog dengan persamaan (4.1-4),
dibagi ke dalam n kelompok berdasarkan usia maka dapat ditentukan jumlah individu
dengan perbedaan usia yang sama tiap perempuan pada kelompok umur ke-(i+1) pada
kelompok dan perbedaan maksimal usia tiap pengamatan waktu k, yaitu total jumlah
dua individu perempuan pada tiap kelompok individu perempuan pada kelompok umur ke-i
tidak melebihi rentang waktu pengamatan, pada pengamatan waktu k-1, yang masih hidup
maka perbedaan usia masing-masing kelompok sampai pengamatan waktu k untuk k = 1,2,3…
adalah M/n. Dengan demikian kelompok 1
adalah mereka yang berusia [0,M/n), kelompok Misalkan ci adalah rata-rata jumlah
2 adalah mereka yang berusia [M/n,2M/n),..., kematian dari tiap kelompok umur, maka
kelompok n adalah mereka yang berusia [(n- ci = Di / x i ......(4.1-5)
1)M/n,M). Akan ditinjau laju pertumbuhan dengan Di adalah jumlah kematian
populasi yang dibagi atas beberapa kelompok perempuan pada kelompok umur ke-i, i =
umur dalam kurun waktu yang sama. Rentang 1,2,…,n.
waktu dua pengamatan yang berurutan adalah Dari persamaan (4.1-5) kita peroleh
sama dengan rentang waktu dua interval tiap
kelompok umur. Tiap individu yang berada Di = ci . x i ......(4.1-6)
pada kelompok umur i pada pengamatan tk Jadi xi+1 adalah jumlah individu
(k)

57
S Yuliani et al. / UNNES Journal of Mathematics 1 (2) (2012)

perempuan pada kelompok umur ke-i dengan


i=1,2,…n pada pengamatan waktu k-1
dikurangi jumlah kematian perempuan pada
kelompok umur ke-i pada pengamatan waktu
k-1.
xi+1(k) = xi(k­1) ­ Di(k­1) ......(4.1-7)
Berdasarkan (4.1-6) untuk pengamatan Secara ringkas dapat ditulis,
waktu ke k-1 diperoleh X(k) = L(k­1) X(k­1) …. (4.1-11)
Simpulan
.…(4.1-8) Penerapan diagonalisasi matriks untuk
Persamaan (4.1-7) dapat ditulis sebagai menyelesaikan masalah genetika dapat
menggunakan nilai eigen dan vektor eigen,
diagonalisasi matriks, serta limit untuk
atau, mengetahui sifat yang muncul pada individu di
dalam suatu generasi. Untuk diagonalisasi
....(4.1-9) matriks, rumus yang digunakan adalah D=PMP­
1, D merupakan matriks diagonal. Sedangkan
dimana (1 - ci(k­1) ) merupakan peluang M adalah matriks yang diperoleh dari distribusi
jumlah perempuan pada kelompok umur ke-i genotip dari suatu perkawinan dan matriks P
pada pengamatan waktu k-1 yang mampu adalah matriks yang kolom-kolomnya adalah
bertahan hidup sampai ke kelompok umur ke- vektor eigen dari matriks M.
(i+1) sampai pengamatan waktu k untuk
k=1,2,… Aplikasi diagonalisasi matriks untuk
menyelidiki pewarisan genotip pada generasi ke-
Jika dimisalkan di(k­1) = (1 - ci(k­1) ) n adalah sebagai berikut: (1) membentuk sistem
dengan 0 < di ≤ 1, i =1,2,…,n persamaan linear yang menjelaskan peluang
maka persamaan (4.1-9) dapat ditulis dari masing-masing genotip sedemikian
menjadi sehingga didapatkan persamaan dalam notasi
matriks; (2) membentuk matriks M di mana
yang entri-entri nya merupakan matriks
…(4.1-10) koefisien dari sistem persamaan linear an,bn,dan
Selanjutnya berdasarkan persamaan cn dengan an adalah banyaknya bagian dari
(4.1-4) dan (4.1-10) dapat disusun suatu sistem keturunan yang bergenotip AA dalam generasi
persamaan sebagai berikut. ke-n, bn adalah banyaknya bagian dari
keturunan yang bergenotip Aa dalam generasi
ke-n dan cn adalah banyaknya bagian dari
keturunan yang bergenotip aa dalam generasi
ke-n. Dicari nilai-nilai eigen dari matriks M
sehingga diperoleh pula vektor-vektor eigen
yang bersesuaian dengan nilai-nilai eigen
tersebut; (3) membentuk matriks P yang
merupakan matriks pendiagonal dari matriks M
yang vektor-vekor kolomnya merupakan vektor
Berdasarkan dari pembahasan di atas eigen yang bersesuaian dengan nilai-nilai eigen
dengan menggunakan notasi matriks maka tersebut; (4) substitusikan matriks M dengan
sistem persamaan linear tersebut dapat matriks D yang sudah terlebih dahulu
dituliskan dalam bentuk sebagai berikut. didiagonalisasi oleh matriks P; (5)
menyelesaikan persamaan distribusi genotip
dalam generasi ke-n; (6) Membentuk sebuah
persamaan eksplisit; (7) menyelesaikan
persamaan distribusi genotip dalam generasi ke-
n, membentuk sebuah persamaan eksplisit,
dicari limit dari masing-masing persamaan
untuk n menuju tak hingga.
Jumlah populasi perempuan pada
58
S Yuliani et al. / UNNES Journal of Mathematics 1 (2) (2012)

pengamatan waktu k (X(k)) dapat diproyeksikan dan saran pembaca. Akhirnya penulis
dalam masing-masing kelompok umur ke-i mengharapkan semoga penelitian ini dapat
sampai kelompok umur ke-n ( xik,i=1,2,…,n) berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
dengan menggunakan matriks Leslie jika
diketahui (1) rata-rata kelahiran individu
perempuan dari populasi perempuan dalam Daftar Pustaka
kelompok umur ke-i pada pengamatan waktu k-
1 (bi(k­1)); (2) peluang banyak individu Anton, H dan C. Rosses. 2004. Aljabar Linear
Elementer, Versi Aplikasi, Edisi Kedelapan Jilid
perempuan dari populasi perempuan dalam I. Alih bahasa Refina Indriasari dan Irzam
kelompok umur ke-i yang mampu bertahan Harmein. Jakarta: Penerbit Erlangga.
hidup sampai memasuki umur i+1 pada
pengamatan waktu k-1 (di(k­1)); (3) jumlah Anton, Howard.1988. Aljabar linear elementer edisi
individu perempuan pada kelompok umur ke-i ketiga. Jakarta: Erlangga.
sampai kelompok umur ke-n pada pengamatan Ayres, F.2005. Matriks (versi
waktu k-1 (X(k-1)). Vektor jumlah individu SI/Metrik).Jakarta:Erlangga.
perempuan pada kelompok 1,2,..n yaitu X(k) Ayres. Frank. 1974. Schaum’s Outline Series Theory and
memenuhi hubungan X(k) = L(k) X(k-1). Problems of Matrices. Singapore: McGraw-
Hill International Book Company.
Ayres, Frank. 1984. Seri Buku Schaum Teori dam
Soal-soal Matriks. Alih bahasa Hans J.
Wospakrik. Jakarta:Erlangga.
Budhi, Wono S. 1995. Aljabar Linear. Jakarta: PT
dengan X(k) = dan Gramedia Pustaka Utama.
Cullen, Charles. 1993. Aljabar Linear dengan
penerapannya. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Hadley. G. 1992. Aljabar Linear Edisi Revisi.
Jakarta: Erlangga.
Lipschutz,Seymour & Marc L. 2006. Teori dan Soal
Aljabar Linear edisi ketiga. Jakarta:Erlangga.
Leon, J. Steven. 2001. Aljabar Linier dan Aplikasinya
Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Pratono, Soegeng dan Retno Sri Iswari, SU. 1994.
Biologi Umum TPB II. Semarang: FMIPA
L(k-1) = IKIP.
Purwanto, Heri, dkk. 2005. Aljabar Linier. Jakarta:
Ercontara Rajawali.
Rondonuwu, Suleman. 1989. Dasar­Dasar Genetika.
Jakarta: Depdikbud.
Ucapan Terimakasih Kristina Wijayanti. 1997. ”Penerapan Diagonalisasi
Penulis mengucapkan terimakasih Matriks dalam Genetika Terapan”.
kepada semua pihak maupun instansi yang Cakrawala Pendidikan. XVI. Yogyakarta:
sudah membantu dalam penulisan skripsi ini. Pusat pengabdian pada masyarakat.
Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan Simanihuruk, Mudin., Hartanto. 2005. Karakteristik
matriks leslie ordo tiga. J. Gradien. 2(1): 134-
pengetahuan dan kemampuan yang penulis 138.
miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik

59

Anda mungkin juga menyukai