Anda di halaman 1dari 23

ANALISA INDIKATOR MUTU RS GRAHA JUANDA

Triwulan III tahun 2018

1. Indikator di area prioritas TB


No Indikator Pencapaian bulan Rata- Target Ket
Juli Agt Sept rata
Indikator mutu klinis
1 Kelengkapan assesment 78% 80% 80% 79,3% 80% Belum
medis pasien TB dalam tercapai
waktu 24 jam setelah
pasien masuk rawat inap
2 Proporsi pasien TB paru 80% 78% 79% 79% 80% Belum
terkonfirmasi tercapai
bakteriologis diantara
terduga TB
3 Penolakan ekspertise 1% 0% 0% 0,3% 0% Belum
pasien TB tercapai
4 Success rate 100% 100% 100% 100% 80% Tercapai

5 Drop out pengobatan 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai


pasien TB
6 Kelengkapan berkas TB 80% 80% 80% 80% 80% Tercapai
09 pada pasien TB yang
dirujuk

7 Penanganan pasien 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai


Tuberkulosis (TB) yang
tidak sesuai strategi
DOTS (Directly Observed
Treatment Shortcourse)
8 Insiden keamanan obat 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
TB yang perlu
diwaspadai
9 Ketidaklengkapan 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
catatan medis pasien TB
(KLPCM)
10 Kepatuhan Dokter DPJP 93% 95% 95% 94,3% 90% tercapai
visite
PPI

1 Infeksi luka infus 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai


(ILI/Plebitis)
2 infeksi saluran kemih 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
(ISK)
3 Infeksi daerah oeprasi 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
(IDO)
4 Pnemonia akibat 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
pemakaian ventilator
(Ventilator Associated
Pneumonia/VAP)
5 Infeksi pada aliran darah 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
primer pada pasien yang
terpasang kateter vena
central/ infus umbilical
(IADP)

Indikator mutu manajerial


1 Ketidaktersediaanya 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
obat TB paru kategori 1
&2
2 Ketepatan waktu 100% 100% 100% 100% 100% Tercapai
pelaporan SITT ke Dinas
Kesehatan kota Bekasi
Indikator mutu SKP
1 Kepatuhan identifikasi 95% 97% 95% 95,6% 100% Belum
pasien tercapai
2 Waktu lapor hasil tes 15% 21% 10% 15,3% 100% Belum
kritis laboratorium tercapai

3 Insiden kemanan obat 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai


yang perlu diwaspadai

4 Tidak dilakukannya 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai


penandaan lokasi
operasi
5 Kesalahan prosedur 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
operasi
6 Kesalahan lokasi operasi 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
7 Kepatuhan cuci tangan 81% 86% 86% 84,3% 80% Tercapai
8 Kepatuhan upaya 100% 100% 100% 100% 100% Tercapai
pencegahan risiko
cedera akibat pasien
jatuh pada pasien rawat
inap
ANALISA INDIKATOR MUTU RS GRAHA JUANDA

Diagram indikator mutu klinis

120%
100%
80%
60%
40%
20% Series1
0% Series2
Series3

Indikator mutu klinis yang belum memenuhi standart


No Indikator Evaluasi Rekomendasi dari
manajemen
1 Kelengkapan assesment Kurangnya Sosialisasi kembali ke DPJP
medis pasien TB dalam kepatuhan DPJP untuk pengisian
waktu 24 jam setelah untuk pengisian assessment medis
pasien masuk rawat inap assessment medis
2 Proporsi pasien TB paru Banyak pasien yang Perlu edukasi kembali ke
terkonfirmasi dahaknya tidak pasien cara pengeluaran
bakteriologis diantara keluar dahak yg benar
terduga TB Sosialisasi ke petugas
laboratorium dan perawat
3 Penolakan ekspertise Hasil foto tidak jelas Perlu pengadaan CR agar
pasien TB sehingga terbaca tidak terjadi penolakan
normal ekspertise dan
pengulangan sehingga
menurunkan cost radiologi

Indikator mutu PPI

100%
1. Infeksi luka infus (ILI
90% /Plebitis)

80%
2. Infeksi saluran kemih (ISK)
70%

60%
3. Infeksi daerah Operasi (IDO)
50%

40%
4. Pneumonia akibat
30% pemakaian ventilator
(Ventilator Associated
20% Pneunomia/VAP)
5. Infeksi pada aliran darah
10% primer pada pasien yang
terpasang kateter vena central/
0% infus umbilical (IADP)
1 2 3 4

Analisa

Kasus infeksi rumah sakit yang dijadikan surveilans adalah ILO, IADP, ISK, VAP, Plebitis. Dalam
periode Juli sampai
dengan September 2018 diseluruh rawat inap di RS Graha Juanda angka kejadian Infeksi Luka
Operasi (ILO) sebesar 0%,
angka kejadian Infeksi Aliran Darah Perifer (IADP) sebesar 0%, angka kejadian Infeksi Saluran
Kemih (ISK) sebesar 0%,
angka kejadian infeksi Ventilator Aquired Pneumonia (VAP) sebesar 0% sedangkan plebitis
sebesar 0,18%.
angka plebitis yang tinggi dikarenakan perawatan pasien di ruangan rawat inap telah
melebihi 5 hari

Rencana Tindak Lanjut :


sosialisasi kepada perawat tentang penanganan plebithis
Indikator mutu SKP

120%
100%
80%
60%
40%
Series1
20%
0% Series2
Series3

analisa :
berdasarkan tabel di atas sasaran keselamatan pasien di bulan Juli - September 2018 adalah sebagai berikut
:

kepatuhan identifikasi pasien dengan benar hanya 95% hal ini dikarenakan pengetahuan petugasmasih
kurang khususnya di ruang IGD dimana gelang resiko alergi dipasang ke pasien tetapi untuk
pendokumentasiannya tidak lakukan, untuk penggunaan gelang resiko jatuh pengetahuan petugas masih
kurang dimana gelang untuk resiko jatuh di pasang ke pasien tetapi untuk pendokumentasiaanya tidak
dilakukan

ada keterlambatan waktu lapor hasil kritis laboratorium sebesar 15,3% hal ini dikarenakan dokter yang lam
merespon banyaknya pemeriksaan laboratorium
tidak ada insiden keamanan obat yang perlu diwaspadai selama bulan Juli-September 2018
tidak ada kejadian tidak dilakukannya penandaan lokasi operasi
tidak ada kejadian salah prosedur operasi
tidak ada kesalahan lokasi operasi

kepatuhan cuci tangan pasien baru rawat inap hanya 84% hal ini dikarenakan pengetahuan petugas masih
kurang dan di unit tertentu seperti ICU tidak dilakukan karena keadaan umum pasien yang tidak
memungkinnkan untuk dilakukanedukasi Hand hygine dan IGD yang belum dilakukan hand hygine bila
keadaan emergency
kepatuhan upaya pencegahan risiko cedera akibat pasien jatuh pada pasien rawat inap 100%

rencana tindak lanjut :


perlu adanya sosialisasi kembali oleh PPI tentang pentingnya kepatuhan cuci tangan kepada seluruh staf di
rumah sakit

perlu adanya sosialisasi di pendaftaran untuk memperbanyak stiker identitas pasien agar ientitas di berkas
rekam medis terpasang semua
perlu adanya sosialisasi kembali kepada petugas laboratorium pentingnya pelaporan hasil kritis yang cepat
agar DPJP dalam penanganan pasien tepat

2. Indikator di area manajemen RS


PENCAPAIAN BULAN
NO INDIKATOR RATA- TARGET KET
Juli Agt Sept RATA

1 Keterlambatan 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
respon time genset
2 Keterlambatan waktu 15% 10% 15% 13,3% 0% Belum
menangani Tercapai
kerusakan alat
3 Kecepatan respon 100% 70% 80% 83,3% >80 % Tercapai
terhadap komplain
(KRK)
4 Laporan kepuasan 100% 100% 100% 100% >51% Tercapai
Staf >51%
5 Laporan 10 besar 100% 100% 100% 100% 100% Tercapai
penyakit tertinggi
(demografi pasien)
6 Ketidaklengkapan 15% 18% 20% 17,6% <10% Belum
dokumen pendukung tercapai
penagihan
7 Keterlambatan 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
pelayanan ambulans
di rumah sakit
Analisa indikator mutu manajerial RS

120%
100%
80%
60%
40% Series1
20%
0% Series2
Series3

analisa

1. tidak ada keterlambatan respon time genset pada saat PLN mati selama bulan juli- september
2018
2. terjadi keterlambatan waktu menangani kerusakan alat 10% selama bulan Juli - september hal
ini dikarenakan personil atem tidak datang sesuai jadwal
dan ada personil IPRS yang resign pada bulan juli sehingga terjadi kekurangan petugas dalam
melaksanakan tugas
3. Kecepatan respon terhadap komplain bulan Juli- september 83% hal ini dikarenakan komplain
masuk ke bagian humas pada hari libur dan baru di respon pada saat jam kerja
4. Harapan dan kepuasan staf 100% di bulan september
5. Laporan 10 besar penyakit tertinggi (demografi pasien) selalu tepat waktu 100%
6. Adanya ketidaklengkapan dokumen pendukung penagihan di bulan september sebesar 17,6%
hal ini dikarenakan resume medis yang belum diisi, surat rujukan yang salah
7. tidak ada keterlambatan pelayanan ambulans di bulan september

Saran :

1. Terus dilakukan pemantauan mutu 1 tahun, jika stabil baru dipantau mutu lainnya
2. perlu adanya penambahan personil di atem untuk mengatasi kerusakan alat di rumah sakit
tepat waktu
3. perlu adanya sosialisasi tentang kelengkapan berkas penagihan kepada unit yang terkait dan
mengingatkan kembali untuk dokter spesialis dalam pengisian resume pasien pulang segera
setelah pasien di edukasi boleh pulang
4. perlu adanya pengaktifan hp humas agar komplain pasien bisa langsung tertangani walaupun
hari libur
3. Indikator mutu unit
a. Pelayanan medis
No Indikator Pencapaian bulan Rata- Target Ket
Juli Agt Sept rata
IGD
1 Emergency respon 100% 100% 99% 99,6% 100% Belum
time (waktu tanggap tercapai
pelayanan gawat
darurat ≤5 menit)
2 Tidak ada penarikan 100% 100% 100% 100% 100% Tercapai
down payment

3 Tidak ada pembelian 100% 100% 100% 100% 100% Tercapai


obat terlebih dahulu
sebelum pasien
ditangani

Rawat jalan

1 Waktu tunggu rawat 91% 91% 94% 92% 100% Belum


jalan tercapai
2 Kelengkapan pengisian 0% 0% 0% 0% 50% Belum
form PRMRJ tercapai

Rawat inap

1 Kejadian dekubitus 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai


selama masa
perawatan
2 Pasien pulang APS 5% 2% 5% 4% <10% Tercapai

Anestesi & bedah

1 Penundaan operasi 0% 0% 0% 0% 5% Tercapai


elektif
2 Insiden tertinggalnya 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
instrumen/kasa/benda
lain saat operasi

3 Ketidaklengkapan 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
assesment pre anestesi

4 Ketidaklengkapan 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
laporan anestesi

Perinatologi
1 Bayi baru lahir yang 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
tidak mendapatkan ASI
Eksklusif selama rawat
inap

2 Ketidakmampuan 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
menangani BBLR 1500-
2500gr
3 Kejadian tidak 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
dilakukan inisiasi
menyusu dini (IMD)
pada bayi baru lahir

4 Angka kematian bayi 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai

5 Perawatan Metode 100% 100% 100% 100% 100% Tercapai


Kangguru pada bayi
BBLR
Kebidanan
1 Kematian ibu 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
melahirkan karena
eklampsi
2 Kematian ibu 0% 0% 0,1% 0% 0% Tercapai
melahirkan karena
perdarahan
3 Keterlambatan operasi 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
section caesaria (SC) >
30 menit

4 Keterlambatan 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
penyediaan darah > 60
menit
5 Angka kematian ibu 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
bersalin

ICU/PICU

1 Pasien yang kembali ke 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai


instalasi pelayanan
intensif (ICU) dengan
kasus yang sama < 72
jam
Hemodialisa
1 Keterlambatan waktu 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
tindakan hemodialisa
2 Insiden kesalahan 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
setting program
hemodialisa
3 Insiden ketidaktepatan 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
insersi vena dan arteri
pada pasien
hemodialisa
Analisa :

120%

Gawat Darurat 1.Emergency


respon time ( waktu
tanggap pelayanan gawat
darurat ≤ 5 menit)
100%

Gawat Darurat 2. Tidak ada


penarikan down payment

Gawat Darurat 3. Tidak ada


80% pembelian obat terlebih
dahulu sebelum pasien
ditangani

Rawat Jalan 1. waktu


tunggu rawat jalan

60%
Rawat Inap 1. Kejadian
dekubitus selama masa
perawatan

Bedah 1. Penundaan
operasi elektif
40%

Bedah 4. Ketidaklengkapan
laporan anestesi

20%
Kebidanan 1. Kematian Ibu
melahirkan karena eklampsi

0%
1 2 3
analisa :
unit pelayanan IGD indikator mutu selama bulan Juli- September 100%
unit rawat jalan dalam waktu tunggu rawat jalan di bulan Juli- September 92% hal ini dikarena ada
beberapa dokter yang tidak datang tepat waktu
unit rawat inap selama bulan Juli - September 2018 tidak ada angka kejadian dekubitus
unit bedah telah memenuhi indikator mutu selama bulan Juli - September 2018
unit persalinan dan perinatologi untuk kejadian bayi baru lahir tidak mendapatkan ASI eksklusif
selama rawat inap ada 0,1% hal ini dikarenakan
ibu bayi setelah dilakukan tindakan secar harus masuk ke ruang ICU
adanya keterlambatan penyediaan darah ≥ 60 menit di bulan Juli - September 2018 sebanyak 3,3% hal
ini dikarena adanya kekosongan stok darah
dibulan Juli dan Agustus di PMI terdekat sehingga harus mencari sampai keluar daerah
unit icu & picu pada bulan Juli - September 2018 telah memnuhi indikator mutu
unit hemodialisa pada bulan agustus terjadi keterlambatan waktu tindakan hemodialisa 0,01% hal ini
dikarenakan stok habis dan barang yang di
pesan belum datang

Rencana Tindak Lanjut :


perlu adanya sosialisasi ke dokter tentang kedatangan yang tepat waktu
perlu adanya kerjasama pelayanan darah selain PMI antara lain seperti rumah sakit yang memiliki
bank darah
perlu adanya pemantauan stok baranng kosong dan bumper stok di HD agar tidak ada keterlambatan
waktu tindakan hemodialisa

b. Penunjang medis
No Indikator Pencapaian bulan Rata- Target Ket
Juli Agt Sept rata
Radiologi
1 Kesalahan cetak film 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
pada pemeriksaan
radiologi
2 Kesalahan posisi 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
pasien dalam
pemeriksaan radiologi

3 Penolakan expertise 0,2% 0,3% 0,1% 0,2% 0% Belum


tercapai
4 Adanya kesalahan 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
hasil ekspertise
radiologi pada kontrak
klinis radiologi

Laboratorium
1 Kerusakan sample 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
darah
2 Pelayanan 3% 7% 3,9% 4,6% 0% Belum
pemeriksaan tercapai
laboratorium > 140
menit
Hasil laboratorium 75% 76% 74% 75% 80% Belum
3 yang diverifikasi oleh tercapai
dokter spesialis PK

4 Tidak adanya 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai


kesalahan hasil
laboratorium
5 Kejadian reaksi 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
transfusi
6 Pemeriksaan 9% 0,15% 0% 3,05% 0% Belum
laboratorium yang di tercapai
ulang
7 Pasien pasca 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
appendictomy dengan
hasil pa normal
8 Pengiriman hasil 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
ekspertise dari
laboratorium perujuk
lebih dari 3 hari dan
ada kesalahan dari
ekspertise pada
kontrak klinis
laboratorium

Farmasi

1 Keterlambatan waktu 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai


penerimaan obat non
racikan
2 Keterlambatan waktu 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
penerimaan obat
racikan
3 Kepatuhan 70% 75% 76% 73,6% 80% Belum
penggunaan tercapai
formularium nasional
bagi RS provider BPJS
Gizi
1 Angka sisa makanan 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
pasien RI
2 Kesalahan diit pasien 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
Rekam Medis

1 Ketidaklengkapan 10% 15% 16% 13,6% 0% Belum


pengisian resume tercapai
medis
2 Ketidaklengkapan 5% 6% 3% 4,6% 0% Belum
pengisian informed tercapai
consent
Pelayanan umum
1 Linen hilang 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
Marketing
1 Tidak terisinya angket 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
kepuasan pasien
rawat inap
IT
1 Keterlambatan waktu 2% 3% 0% 1,6% 0% Belum
penanganan tercapai
kerusakan
hardware/jaringan
Budaya keselamatan
1 Tidak ada insiden 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
budaya keselamatan

Penapisan (teknologi medis & obat)


1 Tidak ada insiden 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
terkait dengan
pengadaan dan
penggunaan teknologi
medis dan obat baru

PPRA
1 Perbaikan kuantitas Nihil Nihil Nihil Nihil 30% Belum
antibiotik tercapai
2 Perbaikan kualitas Nihil Nihil Nihil Nihil 50% Belum
tercapai
3 Peningkatan mutu Nihil Nihil Nihil Nihil 60% Belum
penanganan kasus tercapai
infeksi secara
multidisiplin dan
terintegrasi
4 Penurunan angka Nihil Nihil Nihil Nihil 80% Belum
infeksi Rumah Sakit tercapai
yang disebabkan oleh
mikroba resisten

Kontrak manajemen security


1 Angka kasus kejadian 0% 1% 0% 0,3% 0% Belum
kehilangan dalam 1 tercapai
bulan.

Kontrak manajemen air


1 Respontime 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
pengiriman barang > 7
x 24 jam

Kontrak manajemen limbah medis


1 Respontime 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
pengambilan limbah
medis > 1 bulan

Kontrak manajemen kantin


1 Tidak ada kejadian 0% 0% 0% 0% 0%
keracunan makanan
2 Kepatuhan 100% 100% 100% 100% 100% Tercapai
pembayaran sewa
lahan
Kontrak manajemen parkir
1 Tidak ada kejadian 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
kehilangan
2 Kepatuhan 100% 100% 100% 100% 100% Tercapai
pembayaran sewa
lahan
Kontrak manajemen cleaning service
Tidak ada ruangan 76% 80% 79% 78,3% 80% Belum
yang kotor tercapai

Kontrak manajemen pemeliharaan AC


Tidak ada komplain 60% 50% 70% 60% 80% Belum
dari pasien atau tercapai
karyawan mengenai
AC yang panas

Kontrak manajemen jaringan internet


Tidak ada gangguan 79% 76% 75% 76,6% 80% Belum
jaringan internet tercapai

Kontrak manajemen limbah domestik


Tidak ada 100% 100% 100% 100% 100% Tercapai
keterlambatan
pengambilan limbah
domestik setiap hari
120%
Radiologi 1. Kesalahan cetak
film pada pemeriksaan
radiologi

Radiologi 2. Kesalahan posisi


100% pasien dalam pemeriksaan
radiologi

Radiologi 3. Penolakan
expertise

80%
Laboratorium 1. Kerusakan
sample darah

Farmasi 1. Keterlambatan
60% waktu penerimaan obat non
racikan

Farmasi 2. Keterlambatan
waktu penerimaan obat
racikan
40%
Farmasi 3. Kepatuhan
penggunaan formularium
nasional bagi RS Provider BPJS

Gizi 1. Kesalahan diet pasien


20%

Rekam Medis 1.
Ketidaklengkapan pengisian
resume medis rawat jalan
0%
1 2 3
analisa :
unit radiogi terjadi penolakan ekspertise di bulan Juli sebanyak 1%dikarena DPJP melihat klinis pasien
menunjang diagnosis sedangkan hasil ekspertise
menyatakan pasien normal
unit laboratorium ada kejadian kerusakan sample darah sebanyak 0,4% hal ini dikarenakan sampel
darah pasien cepat lisis
unit farmasi pada bulan Juli-September ada keterlambatan pemberian obat racik 1,3% hal ini
dikarenakan pasien anak banyak yang menggunakan obat racik
dan hal ini terjadi pada jam sibuk pelayanan farmasi
kepatuhan dokter dalam menggunakan formularium nasional 83% hal ini dikarenakan dokter masih
meresepkan obat diluar formularium nasional
unit gizi pada bulan juli - september tidak terjadi kesalahan diit pasien
unit rekam medis terjadi ketidak lengkapan pengisian resume rawat jalan sebesar 1,6 % hal ini
dikarenakan kepatuhan staf medis kurang
unit pelayanan umum tidak terjadi kehilangan linen selama bulan Juli - September 2018
unit marketing terjadi tidak terisinya angket kepuasan pasien rawat inap 0,3% hal ini dikarenakan
pasien terujuk dan keluarga tidak mengisi angket
unit IT tidak terjadi keterlambatan penanganan kerusakan hardware/jaringan di bulan Juli -
September 2018
tidak terjadinya insiden terkait budaya keselamatan rumah sakit pada bulan Juli-September 2018
tidak terjadinya insidenterkait dengan pengadaan dan penggunaan teknologi medis dan obat baru
selama bulan Juli-September 2018
unit PPRA untuk indikator mutu belum dilaksanakan di rumah sakit karena tim PPRA baru terbentuk
sehingga tidak dapat dinilai
untuk kontrak klinis laboratorium dan radiologi memenuhi indikator mutu rumah sakit selama bulan
Juli- September 2018
untuk kontrak manajerial air, limbah medis, limbah domestik, kantin, parkir, jaringan internet
memenuhi indikator mutu rumah sakit
selama bulan Juli-September 2018
untuk kontrak security terjadi kejadian kehilangan barang pada bulan juli sebesar 0,4% hal ini
dikarenakan pencuri menyamar sebagai pengunjung pasien
untuk kontrak pemeliharaan AC ketepatan waktu maintanance AC pada bulan Juli-September 2018
sebanyak 96,6% hal ini dikarenakan kurangnya petugas maintanance
untuk kontrak manajerial cleaning service terjadi ruangan kotor sebanyak 1% pada bulan Juli-
September 2018 hal ini dikarena ada beberapa petugas yang tidak masuk
sehingga penanganan kebersihan di ruangan kurang

rencana tindak lanjut


untuk unit farmasi perlu dilakukan pembagian jam kerja pada saat jam sibuk pelayanan farmasi agar
tidak terjadi keterlambatan pemberian obat racikan
perlu sosialisasi kembali ke dokter tentang penggunaan obat sesuai formularium nasional
unit rekam medis perlu sosialisasi kepada petugas medis dan petugas poli agar pengisian resume
rawat jalan lengkap
unit marketing perlu sosialisasi kembali kepada keluarga pasien dan petugas rawat inap agar mengisi
angket kepuasan pasien rawat inap
unit PPRA perlu sosialisasi untuk indikator mutu PPRA ke unit terkait agar bisa dilaksanakan dan di
ukur
untuk kontrak manajerial security perlu adanya pembatasan pengunjung pasien dan pemberian
identitas pada pengunjung agar meminimalisir angka
kehilangan barang di rumah sakit
untuk kontrak manajerial pemeliharaan AC perlu penambahan personel dan mematuhi jadwal
maintanace AC
untuk kontrak manajerial cleaning service jika terjadi kekurangan personil maka perlu adanya sistem
lembur atau penambahan personil dari area lain

3. Indikator Insiden
Berdasarkan jenis insiden
jenis insiden juli agustus september

KTC 0 0 0

KNC 2 0 0

KTD 2 0 0

SENTINEL 0 0 0

TOTAL 4 0 0

2
1.8
1.6
1.4
1.2 juli
1 agustus
0.8
september
0.6
0.4
0.2
0
KTC KNC KTD SENTINEL
Berdasarkan insiden

No Insiden Juli Agustu September


s

1 Pasien jatuh 1 0 0

2 salah pemberian obat 0 0 0

Salah jumlah transfusi 0


3 darah 1 0

Reaksi transfusi: mata 0


3 bengkak 1 0

Reaksi transfusi : 0
4 demam 1 0

Mekanisme spesifik 0
yang lain menyebabkan
5 cedera 0 0

Wabah penyakit 0 0 0
6 menular

7 Efek samping obat 0 0 0

8 Efek samping anestesi 0 0 0

jumlah 4 0 0

1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2 Juli
0.1
0 Agustus
September
analisa :
berdasarkan tabel diatas pada bulan Juli - September 2018 ada 4 kejadian insiden keselamatan pasien
antara lain
pada bulan Juli kejadi pasien jatuh hal ini dikarenakan di kamar mandi belum terpasang hand rail
terjadi kesalahan jumlah transfusi darah hal ini dikarenakan petugas tidak melakukan crosscheck
terhadap form
permintaan darah ke PMI dengan form pengiriman darah dari PMI
terjadi reaksi transfusi pada pasien hal ini dikarenakan sensitifitas pasien terhadap darah transfusi

rencana tindak lanjut :


perlu pemasangan handrail di setiap kamar mandi agar menghindari pasien terjatuh
perlunya sosialisasi kembali tentang pengecekan kantong darah kepada semua petugas
perlu perbaikan sop dan form pengecekan penerimaan darah

Anda mungkin juga menyukai