Esai
Esai
JUDUL ESAI
“LASKAR DOLANAN” GERAKAN PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL
PADA ERA MODERNISASI DI WILAYAH MULYOREJO SEBAGAI
OPTIMALISASI PERAN PEMUDA MENUJU BONUS DEMOGRAFI 2020
Diusulkan Oleh:
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Esai : “LASKAR DOLANAN” Gerakan Pelestarian Kearifan Lokal pada
Era Modernisasi di Wilayah Mulyorejo sebagai Optimalisasi
Peran Pemuda Menuju Bonus Demografi 2020
2. Identitas Peserta
b. NIM : 131511133008
3. Dosen Pembimbing
b. NIP : 196808291989021001
Dengan ini menyatakan bahwa usulan esai saya dengan judul “LASKAR
DOLANAN” Gerakan Pelestarian Kearifan Lokal pada Era Modernisasi di
Wilayah Mulyorejo sebagai Optimalisasi Peran Pemuda Menuju Bonus
Demografi 2020 yang diikutkan dalam National Essay Competition PPIPM UNP
2016 yang diselenggarakan oleh PPIPM UNP bersifat original, terbebas dari
plagiat serta belum pernah dipublikasikan dan menjuarai kompetisi sejenis.
Indonesia terkenal kaya akan kearifan lokalnya yang unik dan khas di
setiap daerah. Bukan hanya flora dan fauna langka yang dapat ditemui seperti
Bunga Bangkai, Raflesia, Badak Bercula Satu, Cendrawasih, dan sebagainya.
Namun juga budaya yang beragam seperti tarian, musik dan permainan
tradisional.
Efek radiasi dari ponsel yang terus menerus dapat berdampak buruk bagi
kesehatan anak karena mempengaruhi fungsi enzim dan protein yang dapat
memicu penurunan kemampuan berpikir. Kebiasaan anak bermain ponsel dengan
jarak dekat, juga dapat menyebabkan rabun jauh. (Wardhana, 2009)
Menyikapi hal tersebut, maka salah satu bentuk optimalisasi peran pemuda
dapat dituangkan melalui kepedulian terhadap kearifan lokal Indonesia dengan
pembentukan gerakan bernama “LASKAR DOLANAN” di wilayah Mulyorejo,
Surabaya sebagai bentuk komunitas pemuda peduli terhadap budaya khususnya
permainan tradisional yang mulai ditinggalkan anak-anak di perkotaan. Pemuda
memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga kelestarian budaya melalui
pengenalan dan eksistensi baik dalam lingkungan pendidikan maupun tidak.
“LASKAR DOLANAN” ini menjadi gagasan penulis yang akan memberikan
pengenalan budaya melalui “Fun education”, dimana anak akan belajar melalui
berbagai macam permainan tradisional yang menyehatkan dan bahkan dapat
membantu daya ingat.
Community Analysis
Targeted Assesment
Program Plan
Evaluation Development
Implementation
Jika teori diatas dapat diterapkan, maka dapat dipastikan kegiatan “Laskar
Dolanan” ini akan sukses, karena penyusunan programnya terarah dan akan lebih
tepat sasaran dengan cara yang efektif dan efisien tentunya.
Gagasan ini juga dapat menjadi pelopor budaya skala kecil di lingkungan
perkotaan. Apabila pelaksanaannya mendapat dukungan baik dari pihak sekolah
dan masyarakat, terutama pemerintah dalam jangka panjangnya, maka “Laskar
Dolanan” dapat dikembangkan dalam skala besar melalui pembentukan kader-
kader dimasing-masing daerah. Kendala utama dalam hal ini adalah adanya
keapatisan sebagian pemuda dan kurangnya dukungan dari masyarakat dan
sekolah. Maka untuk mengatasi hal tersebut, komunitas harus benar-benar mampu
menjanjikan hasil lebih terhadap kemajuan belajar dan kemampuan anak melalui
gagasan ini, serta memerlukan dukungan penuh dari pemerintah guna menjaga
kelestarian budaya Indonesia.
Sehingga, adanya gagasan ini dapat membantu meningkatkan interaksi
anak dengan rekan sejawatnya untuk mengurangi nomophobia anak, serta
meningkatkan kepekaannya terhadap lingkungan terutama dalam hal kelestarian
budaya, dan menumbuhkan kesadaran bahwa budaya merupakan kekayaan bangsa
yang harus dipertahankan. Melalui gagasan ini pula pemanfaatam optimalisasi
peran pemuda dalam menuju bonus demografi juga dapat membantu peningkatan
kelestarian kearifan lokal di Indonesia.
Sumber Pendukung :
Dignan, M. B., & Carr, P. A. 1992. Program Planning for Health Education and
Promotion. Philadelphia : Lea & Febiger.