Anda di halaman 1dari 4

BAB III

Pondok Pesantren Al-Zaytun

Tepat setelah berkeliling mulai dari Jawa Tengah sampai Jakarta, akhirnya kami sampai di
Indramayu untuk melakukan wisata religi serta kunjungan Industri di Ma’had Al-Zaytun di
bawah asuhan Syekh Abd. Salam Panji Gumilang yang dulunya adalah warga Gresik sendiri,
tepatnya tinggal di Dsn. Siraman, Kec. Dukun, Kab. Gresik.

Ma’had modern yang terletak di Indramayu ini memiliki jenjang pendidikan mulai SD/MI,
MTs. dan MA yang menganut system pendidikan one pypa education / system 1 pipa. Santri
yang bersekolah di sana, wajib sekolah selama 6 tahun menetap. Karena di sana wajib belajar
sungguh-sungguh bukan denganmain-main. Sehingga setiap kali pendaftaran, selalu ada
perjanjian antara pengasuh dengan wali santri sekaligus membyar biaya selama 6 tahun total
sebesar Rp. 3.500.000,- atau jika dihitung biaya hariannya yaitu sebesar Rp. 20.000,- per hari.
Mereka sudah dibebaskan dari biaya makan dan lain-lain kecuali seragam sekolah dan peralatan
untuk kebutuhan sekolah. Selain itu, dalam pendaftarannya juga harus melewati tes narkoba,
sehingga dipastikan bahwa santri yang berada di Al-Zaytun bebas dari Narkoba. Baik santri dan
wali santri juga harus mengikuti peraturan yang ada di Al-Zaytun. Termasuk melaksanakan
KBM selama 5 bulan penuh tanpa libur kecuali hari Minggu dan setelah itu libur selama 1 bulan
dan kembali lagi belajar di Al-Zaytun. Namun untuk SD, mereka menginap di asrama dan libur
setiap hari Sabtu dan Minggu. Saat ini jumlah pelajar di Al-Zaytun terdapat sekitar 10.000 santri
dengan 217 diantaranya berasal dari luar negeri. Selain itu juga terdapat rolling teman dalam
kelas setiap semester, sehingga para santri lebih mengenal banyak kawan dan mendapat
pengalaman yang baru.

Selain itu, berdasarkan keterangan OPMAZ, pola dan tata ruang di Al-Zaytun bercorak
daerah korea agar bisa maju seperti sekolah-sekolah di korea dan memotivasi para santrinya.
Mulai dari jalanan yang dilengkapi garis tepi untuk pejalan kaki dan sepeda ontel dan dijaga oleh
SATLANTAS yang juga dapat menilang bagi baik pejalan kaki maupun sepeda pengendara
yang berjalan tidak pada tempatnya. Al-Zaytun juga memiliki 3 seragam sekolah untuk tingkat
MA, yaitu baju pandu untuk kegiatan kepramukaan, baju bermotif pelaut yang memiliki harapan
bahwa para pelajar Al-Zaytun dapat memiliki pengetahuan seluas pelaut. Serta baju berwarna
biru muda dan biru tua dengan harapan bahwa kecerdasan pelajar Al-Zaytun dapat sedalam
lautan dan dapat menggantungkan cita-citanya setinggi langit.

Al-Zaytun didirkan pada tahun 1996 dengan luas lahan 1200 hektar, meliputi 1000 hektar
untuk kemaslahatan warga Al-Zaytun dan 200 hektar untuk lahan pertanian. Kemudian mendapat
waqaf tanah sehingga luas bertambah 700 hektar dan saat ini memiliki total luas 1900 hektar.
Untuk lahan pertanian digarapkan kepada masyarakat antara 5-10 bahu (@bahu = 7000 m2)
dengan system wong kenen atau disebut dengan system paroan. Modal berasal dari warga itu
sendiri, namun bagi warga yang tidak memiliki modal, maka akan diberikan oleh yayasan modal
sesuai kebutuhan.

Banyak bangunan disana yang dibedakan dengan nama-nama tersendiri, yaitu gedung Ali
untuk SD, Gedung Umar untuk MTs, Gedung Utsman untuk MA dan Gedung Al-Aziz untuk
Institut Agama Islam Al-Zaytun. Selain itu, Ma’had putri untuk MTs. sendiri dinamakan Al-
Musthofa, untuk MA yaitu An-Nur, sedangkan untuk Putra tingkat MTs. yaitu Ar-Rajal dan
untuk MA yaitu Al-Madani.

Selain gedung-gedung ma’had, Al-Zaytun memiliki bangunan-bangunan untuk produksi


dilengkapi dengan mesin-mesin industry yang sebagian besar impor dari luar negeri. Untuk
memenuhi kebutuhan pangan warga Al-Zaytun yang begitu banyak jumlahnya akan
menghabiskan uang yang begitu besar apabila harus membeli segalanya dalam memenuhi
kebutuhan pokok. Untuk itu, Al-Zaytun mandiri dalam menghasilkan pangan mulai dari
pertanian dan menghasilkan kebutuhan pokok seperti beras dan jagung, kemudian memproduksi
air mineral dan juga roti. Pegawai Al-Zaytun sangat banyak, namun semuanya terdiri dari
pegawai laki-laki. Bagi mereka, memperkerjakan pegawai laki-laki lebih baik karena memiliki
tenaga lebih kuat dari wanita yang mudah lelah. Sehingga pekerjaan yang begitu banyak di Al-
Zaytun akan mudah terselesaikan.

Al-Zaytun bagaikan Negara dalam suatu Negara. Selain lahannya yang luas dan dilengkapi
berbagai factor produksi, di sekelilingnya banyak pemandangan yang tidak membuat bosan.
Terdapat pula 7 lapangan bola dan 6 lapangan basket dan Voli yang berstandard Internasional
untuk sarana olahraga dan pendidikan yang biasanya digunakan waktu malam sehingga bebas
panas. Rencananya pun Al-Zaytun akan mendatangkan pemain Barcelona dan lainnya untuk
menjalin persahabatan dan latihan untuk pemain-pemain bola di Al-Zaytun. Ada waduk dan
danau sebagai sumber air karena disana sangat sulit air, sehingga mereka membuat sumber air
secara mandiri dengan mengdakan shalat istisqa’ dan membuat waduk sebagai penampung.
Selain itu juga terdapat hutan, sehingga suasana tetap rindang meski dikelilingi bangunan yang
begitu besar. Terdapat pula perkebunan buah zaitun dan buah Tin. Namun sayangnya buah
zaitun disana tidak dapat tumbuh subur, tetapi buah Tin dapat tumbuh dengan subur sampai
berbuah lebat. Meski begitu, tetap saja semua itu terkadang menjadi hambatan apabila di musim
tertentu, karena jika ada pohon tumbang maka segala aktifitas akan terganggu. Karena di sana
pohon tumbuh dengan subur dan begitu besar, sehingga apabila tumbang dapat menutup jalan.

Tidak hanya produksi makanan dan beras, tetapi di Al-Zaytun juga memproduksi produk-
produk mebel dengan kayu dari luar Al-Zaytun, karena membutuhkan kayu pilihan untuk
menghasilkan produk mebel yang baik kualitasnya. Selain itu, beras yang yang dihasilkan juga
tidak lupa dibagikan kepada masyarakat sekitar Al-Zaytun yang membutuhkan.

Gizi para santri juga sangat diperhatikan, selain pekerjaan santri yang tidak boleh terlalu
berat dan hanya difokuskan untuk belajar tanpa diganggu oleh kesibukan lain. Para santri belajar
di sekolah mulai pukul 07.00-12.30 dan dilanjutkan kegiatan ekstra. Untuk sore hari para santri
dibebaskan untuk kegiatannya masing-masing seperti mengerjakan tugass, PR, dan lain-lain.
Kemudian malam harinya dilanjutkan kegiatan Ma’had sampai pukul 22.00 dan dianjurkan untuk
beristirahat. Dalam belajar, para santri sangat membutuhkan asupan gizi yang baik agar tetap
dapat belajar dengan maksimal dan tidak sakit. Untuk itu, terdapat ahli gizi yang mengatur menu
pola makan dan kandungan gizi pada makanan para santri Al-Zaytun. Setiap pagi pukul 06.00
para santri wajib sarapan, kemudian disusul waktu istirahat dengan snack, dilanjut makan siang,
kemudian sore snack kembali dan diakhiri makan malam. Semua santri wajib memenuhi
peraturan yang telah ditentuykan tersebut. Apabila ada santri yang melanggar dengan tidak
makan sekali saja, maka mereka akan dipanggil untuk di ta’zir dan diberikan hukuman agar
jerah.

Di Al-Zaytun juga memiliki organisasi siswa yang disebut OPMAZ, yaitu Organisasi
Pelajar Ma’had Al-Zaytun yang dipimpin oleh seorang presiden dan wakil presiden dibantu oleh
sekretaris cabinet dan bendahara, serta terdiri dari beberapa menteri yang menangani bidangnya
masing-masing dan menjalankan kegiatan Al-Zaytun, yaitu Menteri Pendidikan, Bahasa,
Peribadatan, Disterham, Kepanduan, Ekonomi, DOSB, KUTPU dan Huminfo.
Terdapat pula ruangan serba guna yang disebut Al-Akbar yang biasa digunakan untuk
sosialisasi dan kampanye dalam pemilihan OSIS serta kegiatan-kegiatan besar yang ada di Al-
Zaytun, seperti perayaan PHBI dan lain-lain. Uniknya pemilihan OSIS di Al-Zaytun sudah
canggih dengan menggunakan system computer, yaitu para pemilih memasukkan password
nomor induknya untuk dapat memilih melalui computer dan menuangkan hak pilihnya serta
otomatis langsung akan terhitung oleh computer. Sehingga tidak aka nada yang bisa golput.
Namun tetap saja kerahasiaan pemilih harus dijaga oleh operator yang mengoperasikannya.

Selain itu tempat tinggal syekh disebut dengan Al-Masyikhoh yang digunakan untuk
pertemuan para tamu dari berbagai daerah termasuk menyambut kami dengan diberi sambutan
dan wejangan-wejangan dari syekh.

Saat ini di Al-Zaytun sedang membangun sebuah masjid besar berlantai 7 dengan menara
yang begitu besar degan nama masjid “Rahmatan Lil ‘Alamin” yang dana pembangunannya
berasal dari sedekah dan infaq para umat muslim di seluruh dunia. Sehingga masjid ini dianggap
sebagai masjid seluruh umat Islam. Seluruh dana pembangunan bergantung pada banyaknya
sedekah dari umat Islam, semakin banyak yang bersedekah maka masjid akan segera
terselesaikan. Menara yang dibagun pun direncanakan pada bagian bawah menara akan dibangun
sebuah restaurant dan digunakan sebagai ruang untuk menjamu para tamu dan ruang pertemuan.

Anda mungkin juga menyukai