Anda di halaman 1dari 4

KREDENSIAL KEPERAWATAN

A. Pengertian Kredensial Keperawatan


Istilah kredensial merupakan serapan dari bahasa Inggris, yaitu "credentialing" yang berarti
'mandat'. Selain pengertian kradensial sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
tersebut di atas, terdapat beberapa pengertian kredensial yang dikenal, diantaranya adalah :
1. Kredensial adalah proses untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi perawat.
2. Kredensial adalah proses telaah validasi terhadap dokumen pendidikan, pelatihan,
pengalaman pekerjaan, registrasi, sertifikasi, lisensi, dan dokumen profesional lainnya
yang dimiliki oleh tenaga keperawatan.
3. Kredensial adalah proses evaluasi oleh Komite Keperawatan Rumah Sakit terhadap tenaga
keperawatan (perawat dan bidan) untuk menentukan kewenangan profesi sesuai dengan
kompetensinya.
Kredensial, menurut ketentuan Pasal 1 angka 5 Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : 49 Tahun 2013 tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit diartikan sebagai
proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan kelayakan pemberian
kewenangan klinis. Sedangkan yang dimaksud dengan kewenangan klinis adalah uraian
intervensi keperawatan dan kebidanan yang dilakukan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan
berdasarkan area prakteknya.

B. Tahapan Proses Kredensial Keperawatan.


Menurut Robert Priharjo, proses kredensial adalah salah satu cara profesi
keperawatan mempertahankan standar praktek dan akuntabilitas persiapan pendidikan
anggotanya. Kredensial merupakan proses untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi
praktek keperawatan. Proses kredensial terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya lisensi,
registrasi, sertifikasi, dan akreditasi.

Proses atau metode yang digunakan dalam kredensial ditentukan oleh masing-masing institusi, dan
dituangkan dalam peraturan internal staf keperawatan. Beberapa proses atau metode yang dapat
digunakan dalam proses kradensial diantaranya adalah metode porto folio dan metode asesmen
kompetensi. Proses kredensial pada umumnya adalah sebagai berikut :
1. Perawat atau bidan mengajukan permohonan kepada Ketua Komite Keperawatan untuk
memperoleh kewenangan klinis.
2. Ketua Komite Keperawatan menugaskan kepada sub komite kredensial untuk melakukan proses
kredensial.
3. Sub komite kredensial membentuk panitia ad hoc untuk melakukan review, verifikasi dan
evaluasi dengan metode yang telah disepakati.
4. Sub komite memberikan laporan kepada Ketua Komite Keperawatan hasil kredensial sebagai
bahan rapat menentukan kewenangan klinis.
5. Seluruh proses kredensial dan hasil rapat penentuan kewenangan klinis selanjutnya dilaporkan
secara tertulis oleh sub komite kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan untuk diteruskan
kepada direktur dan dijadikan bahan rekomendasi kepada direktur.
6. Direktur mengeluarkan penugasan klinis terhadap perawat atau bidan bersangkutan.

C. Tahapan proses kredensial


menurut :
1. Robert Priharjo.
Robert Priharjo menyebutkan bahwa proses kredensial memiliki empat tahap, yaitu :
1. Lisensi, seperti Surat Ijin Kerja (SIK) dan Surat Ijin Praktek Perawat (SIPP).
2. Registrasi, seperti Surat Tanda Registrasi (STR).
3. Sertifikasi, seperti Surat Uji Kompetensi Profesi dan sertipikat pelatihan.
4. Akreditasi, terkait dengan ijazah, sertipikat dan dokumen seperti tersebut di atas sudah
terakreditasi atau belum.

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 49 Tahun 2013.


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan tersebut, proses kredensial memliki empat tahap, yaitu :
1. Perawat dan/atau bidan mengajukan permohonan untuk memperoleh kewenangan klinis
kepada Ketua Komite Keperawatan.
2. Ketua Komite Keperawatan menugaskan sub komite kredensial untuk melakukan proses
kredensial (dapat dilakukan secara individu atau kelompok).
3. Sub komite membentuk panitia ad hoc untuk melakukan review, verifikasi dan evaluasi
dengan berbagai metode : porto folio, asesmen kompetensi. Misalnya : verifikasi ijazah,
Surat Tanda Registrasi, sertipikat kompetensi, logbook yang berisi uraian capaian kinerja.
4. Sub komite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan menentukan kewenangan
klinis bagi setiap tenaga keperawatan.

D. Tujuan Kredensial Keperawatan.


Dalam Himpunan Peraturan Perundang-undangan bidang Tenaga Kesehatan, menyebutkan
bahwa tugas dari kredensial keperawatan adalah untuk:
1. mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
2. melindungi masyarakat atas tindakan keperawatan yang dilakukan.
3. menetapkan standar pelayanan keperawatan.
4. menilai boleh tidaknya melaksanakan praktek keperawatan.
5. menilai kesalahan dan kelalaian.
6. melindungi masyarakat dan perawat.
7. memilih dan mempertahankan kompetensi keperawatan.
8. membatasi pertolongan kewenangan dalam melaksanakan praktek keperawatan hanya bagi
yang kompeten.
9. meyakinkan masyarakat bahwa yang melaksanakan praktek memiliki kompetensi yang
diperlukan.

E. Hasil kredensial keperawatan


Di rumah sakit berupa surat penugasan klinis yang berisi rincian kewenangan klinis
yang merupakan daftar kompetensi seorang perawat boleh memberikan tindakan asuhan
keperawatan pada pasien. Hanya saja, rincian kewenangan klinis tersebut hanya berlaku di
rumah sakit yang bersangkutan. Jika perawat pindah ke rumah sakit lain, maka rincian
kewenangan tersebut tidak berlaku dan perawat yang bersangkutan harus mengikuti kredensial
ulang.

F. Proses kredensial
menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam memberikan pelayanan keperawatan
kepada pasien sesuai dengan standar profesi. Dengan demikian, kredensial merupakan
elemen penting dalam menurunkan resiko litigasi (gugatan hukum di pengadilan) terhadap
rumah sakit dan tenaga keperawatan yang bekerja di dalamnya. Proses kredensial yang
efektif dapat menurunkan rediko adverse events pada pasien dengan meminimalkan
kesalahan tindakan yang diberikan oleh tenaga keperawatan tertentu yang memegang
kewenangan klinis tertentu di rumah sakit tersebut

Anda mungkin juga menyukai