A. Kompetensi Inti
Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
KI 4 : yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kajian kimia
teknologi rekayasa
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai
dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
Hal | 1
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian asam dan basa
2. Sifat larutan asam basa
3. Klasifikasi larutan asam dan basa
4. Sifat asam dan basa senyawa berdasarkan konsep pH
5. Senyawa dalam kehidupan sehari-hari yang termasuk asam dan basa
F. Media Pembelajaran
G. Sumber Belajar
Modul Kimia SMK
Buku Kimia X Erlangga
Internet
H. Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan ke -1 (3 JPL)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Hal | 2
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Hal | 3
Pertemuan ke - 2 (3 JPL)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Hal | 4
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
presentasi
- Presentasi hasil diskusi
- Siswa dibantu guru menarik kesimpulan atas proses
pembelajaran yang dilakukan
Penutup - Siswa bersama kelompok lain melakukan Refleksi 35 menit
pembelajaran
- Penugasan soal
- Penugasan mempelajari materi yang akan datang
- Doa penutup
I. Penilaian
Memberikan penilaian kepada siswa dengan cara Tanya jawab, mengerjakan soal dan
demontrasi.
1) Teknik Penilaian
a. Pembelajaran Reguler
Hal | 5
Mengetahui Purwosari, 12 Juli 2019
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Hal | 6
Hal | 7
Lampiran buku ajar
A. Rasional
B. Materi Pelajaran
1. Pengertian asam dan basa
Pada tahun 1884, Svante August Arrhenius, seorang ahli kimia dari Swedia
mengemukakan konsep asam dan basa. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan asam
dalam air tergantung pada konsentrasi ion-ion hidrogen di dalamnya.
1) Asam
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang jika di dalam air melepaskan ion hidrogen (H+).
Contoh-contoh reaksi asam ketika dilarutkan dalam air sebagai yaitu sebagai berikut.
Sebenarnya ion-ion hidrogen yang dihasilkan oleh asam ketika dilarutkan dalam air terikat
pada molekul-molekul air (H2O) dalam bentuk ion hidronium, yaitu ion positif yang dibentuk
oleh penambahan sebuah proton (ion hidrogen) pada sebuah molekul air.
Ion ini dinyatakan dengan rumus kimia H3O+. Akan tetapi, seringkali kita hanya menulis
dengan H+.
2.
Tidak semua senyawa hidrogen adalah asam, misalnya etanol yang mempunyai rumus
kimia C2H5OH. Walaupun ada unsur H-ya, etanol bukan asam.
Begitu juga tidak semua hidrogen pada rumus kimia suatu asam dapat dilepaskan
sebagai ion H+ dalam larutan.
Contohnya, dalam rumus kimia asam asetat terdapat empat atom hidrogen, tetapi satu
atom H saja yang dapat dilepaskan sebagai ion H+.
Asam asetat merupakan asam lemah karena yang terisonisasi sangat sedikit.
Berdasarkan kekuatannya, asam terdiri atas asam kuat dan asam lemah yang
ditentukan oleh besarnya derajat ionisasi di dalam larutan air.
[1] Asam Kuat
Asam kuat adalah asam yang derajat ionisasinya mendekati satu asam yang mengalami
ionisasi sempurna.
Contohnya HCI (asam klorida), HBr (asam bromida), HI (asam iodida), HNO3 (asam
nitrat), H2SO3 (asam sulfit), H3PO4 (asam fosfat) dan H2CO3 (asam karbonat).
Hal | 8
[2] Asam Lemah
Asam lemah adalah asam yang derajat ionisasinya lebih kecil atau asam yang
mengalami ionisasi sebagian.
Contoh HF (assam fluorida), CH3COOH (asam asetat), HCN (asam sianida), HNO2
(asam nitrit), H2SO3 (asam sulfit), H3PO4 (asam fosfat), dan H2CO3 (asam karbonat).
3. Basa
Menurut Arrhenius, basa adalah senyawa yang dalam air dapat menghasilkan ion
hidroksida (OH-).
Basa berdasarkan pada ion OH- yang dilepaskan pada reaksi ionisasi basa dibedakan
menjadi sebagai berikut:
2. Teori Asam Basa Menurut Bronsted-Lowry
Teori asam-basa Bronsted-Lowry adalah teori yang melengkapi kelemahan teori asam-
basa Arrhenius karena tidak semua senyawa bersifat asam/basa dapat menghasilkan
ion H+/OH- jika dilarutkan dalam air.
Menurut Bronsted-Lowry asam adalah senyawa yang dapat menyumbang proton, yaitu
ion H+ ke senyawa/zat lain.
Basa adalah senyawa yang dapat menerima proton, yaitu ion H+ dari senyawa/zat lain.
Teori ini juga memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat memperlihatkan sifat asam/basa
suatu senyawa jika tidak ada proton yang terlibat dalam reaksi.
Berdasarkan teori di atas, reaksi antara gas HCI dan NH3 dapat dijelaskan sebagai
reaksi asam-basa yaitu:
Simbol (g) dan (s) menyatakan zat berwujud gas dan padat. Hidrogen klorida
mendonorkan proton pada amonia dan berperan sebagai asam.
Menurut teori Bronsted dan Lowry, zat dapat berperan baik sebagai asam maupun
basa. Jika zat tertentu lebih mudah melepas proton, zat ini akan berperan sebagai asam
dan lawannya sebagai basa.
Sebaliknya, jika suatu zat lebih mudah menerima proton, zat ini akan berperan sebagai
basa. Dalam suatu larutan asam dalam air, air berperan sebagai basa.
Dalam reaksi diatas, perbedaan HCI dan CI- adalah sebuah proton, dan perubahan
antarkeduanya adalah reversibel.
Hal | 9
Hubungan seperti ini disebut hubungan konjugat, serta pasangan HCI dan CI- juga
disebut pasangan asam-basa konjugat.
Larutan dalam air ion CO32 bersifat basa. Dalam reaksi antara ion CO32- dan H2O,
yang pertama berperan sebagai basa dan yang kedua sebagai asam dan keduanya
membentuk pasangan asam-basa konjugat.
Zat disebut sebagai amfoter bila zat ini dapat berperan sebagai asam atau basa. Air
adalah zat atmosfer yang khas. Reaksi antara dua molekul air menghasilkan ion
hidronium dan ion hidroksida adalah contoh khas reaksi zat atmosfer.
Situasi ini sama dengan reaksi fase gas yang pertama diterima sebagai reaksi asam-
basa dalam kerangka teori Bronsted-Lowry.
Dalam reaksi ini proton dan HCI membentuk ikatan koordinat dengan pasangan elektron
bebas atom nitrogen.
Keuntungan utama teori asam-basa Lewis terletak pada fakta bahwa beberapa reaksi
yang tidak dianggap sebagai reaksi asam-basa dalam kerangka teori Arrhenius dan
Bronstred-Lowry terbukti sebagai reaksi asam-basa dalam teori Lewis.
Sebagai contoh reaksi antara boron trifluorida BF3 dan ion fluorida F-.
Reaksi ini melibatkan koordinasi boron trifluorida pada pasangan elektron bebas ion
fluorida. Menurut teori asam-basa Lewis, BF3 adalah asam.
Hal | 10
Untuk membedakan asam semacam BF3 dari asam protik (yang melepas proton
dengan kata lain, asam adalah kerangka teori Arrhenius dan Bronsted-Lowry), asam ini
disebut asam Lewis.
Boron membentuk senyawa yang tidak memenuhi aturan oktet, dan dengan demikian
adalah contoh khas unsur yang membentuk asam Lewis.
Kesimpulan
Dari ketiga definisi asam-basa di atas, definisi Arrhenius yang paling terbatas.
Teori Lewis meliputi asam-basa yang paling luas.
Sepanjang yang dibahas adalah reaksi di larutkan dalam air, teori Bronsted-
Lowry paling mudah digunakan, tetapi teori Lewis lah yang paling tepat bila
reaksi asam-basa melibatkan senyawa tanpa proton.
Hal | 11
Rangkuman
LK. 01.
1. Jelaskan pengertian asam basa
2.
Kelas/Semester : X/2
c. Sangat baik jika melakukan kegiatan berdoa dan mengucapkan kalimat bersyukur saat
pembelajaran
Hal | 12
b. Baik jika memperlihatkan sikap proaktif
Hal | 13
JURNAL CATATAN HARIAN SISWA
Hal | 14
Hal | 15
Lembar Pengamatan Keterampilan Praktikum
Jawaban
No Aspek keterampilan
5 4 3 2 1
Persiapan
Pelaksanaan
Kegiatan akhir
Hal | 16
Lembar Penilaian Keterampilan Kognitif
Hal | 17
B. Larutan 1 dan 3 E. Larutan 1 dan 4
C. Larutan 2 dan 3
5. Seorang siswa melakukan pengujian air sungai dengan indikator kertas lakmus dan
menggunakan indikator alami. Data yang diperoleh sebagai berikut.
Indikator A B
Lakmus Merah Tidak Ada Perubahan Tidak Ada Perubahan
Lakmus Biru Tidak Ada Perubahan Merah
Kunyit Tidak Ada Perubahan Merah Bata
Perubahan warna indikator dari air sungai yang diuji menunjukkan bahwa sifat air sungai
tersebut secara berturut-turut ….
A. Basa dan Asam D. Netral dan Asam
B. Asam dan Basa E. Nertal dan Basa
C. Asam dan Netral
Hal | 18
Lembar Kerja Siswa
Sifat Asam dan Basa
Dalam eksperimen ini, akan diamati larutan yang bersifat asam dan larutan yang bersifat basa secara
sederhana menggunakan indikator kertas lakmus dan indikator yang terbuat dari bahan alam yang
ada disekitar kita.
1. Alat dan Bahan
Alat Jumlah Bahan
Pipet Tetes 2 buah Air Suling
Rak Tabung Reaksi 1 buah Air Kapur
Gelas Kimia 25 mL 1 buah Larutan Cuka Dapur
Pelat Tetes 1 buah Air Jeruk
Lumpang dan Alu 1 buah Air Sabun
pH Meter Larutan Gula
Ekstrak Bunga Sepatu Merah
Ekstrak Kol Ungu
Ekstrak Kunyit
Ekstrak Buah-buahan*
Ekstrak Sayuran*
Kertas Lakmus Merah dan Biru
*) Berdasarkan bawaan masing-masing kelompok
2. Cara Kerja
a. Letakkan potongan kecil kertas lakmus merah pada salah satu lekukan pelat tetes dan kertas
lakmus biru pada lekukan yang lain. Kemudian, teteskan air kapur pada kedua kertas lakmus
tersebut dengan menggunakan pipet tetes. Amati yang terjadi.
b. Ulangi langkah diatas, menggunakan larutan lain yang sudah disediakan serta ekstrak buah-
buahan dan sayuran yang telah dihaluskan menggunakan lumpang dan alu. Amati yang
terjadi.
c. Tumbuklah bunga sepatu merah sampai halus, kemudian tambahkan beberapa tetes air.
Ambilah airnya.
d. Letakkan air bunga sepatu tersebut ke dalam dua lekukan pelat tetes. Teteskan air kapur
pada lekukan pertama dan larutan cuka pada lekukan kedua. Amati yang terjadi.
e. Lakukan langkah (c) dan (d) dengan menggunakan bahan lain yang disediakan (kol ungu dan
kunyit).
3. Tabel Pengamatan
Perubahan warna kertas lakmus
Kertas Lakmus Sifat Larutan
No
Bahan
. Merah Biru Asam Netral Basa pH
1. Air Suling (akuades)
2. Larutan Cuka
3. Air Kapur
4. Larutan Gula
5. Air Jeruk
6. Air Sabun
7. ……………………..
8. ……………………..
9. ……………………..
10. ……………………..
Hal | 19
Indikator bahan alam
Warna Warna Ekstrak Ditetesi
Ekstrak Bahan
No. Ekstrak
Alam Cuka Air Kapur
Bahan Alam
1. Bunga Sepatu Merah
2. Kunyit
3. Kol Ungu
4. Bahan Diskusi
a. Air suling bersifat netral, cuka bersifat asam, dan air kapur bersifat basa. Berdasarkan
percobaan diatas, bagaimana cara mengenali sifat larutan?
b. Dari pengujian ekstrak bunga sepatu merah, kunyit dan kol ungu terhadap asam cuka dan
air kapur, bahan alam apa saja yang dapat digunakan sebagai indikator asam dan basa?
Berdasarkan percobaan diatas, buah-buahan dan sayuran yang biasa kita makan lebih banyak
yang bersifat asam atau basa atau netral?
Hal | 20
TUGAS TERSTRUKTUR
MATERI WAKTU
NO. No KD TUGAS KEGIATAN KET.
PEMBELAJARAN PENYELESAIAN
1. 3.6. Larutan Asam Basa 1) Jelaskan 1 pendapat Dikumpulkan Tugas
Arrhenius tentang asam paling lambat terstruktur
dan basa? tanggal 2 Februari
2019
2).Larutan
NH3 mengubah warna
indicator lakmus merah
menjadi biru. Jelaskan
mengapa demikian?
4) Tentukan PH Larutan
jika diketahui konsentrasi
ion H⁺. Sebagai berikut :
a) 6x10 ⁴̄ M
b) 0,0235 M (Dik = log 2
= 0,301, log 3 = 0,48)
5) Tentukan pH larutan
jika diketahui konsentrasi
ion OH-, sebagai berikut :
a. 2x10 3
̄ M
b. 0,17 M (diketahui = log
2 = 0,301)
Hal | 21
6) Tentukan [H+] dan
[OH-] dalam larutan yang
nilai pH-nya :
a. 2 + log 5
b. 4,3 (diketahui log 5 =
0,7)
c. 10,7 (diketahui log 2 =
0,3)
d. 2,125 (pergunakan
kalkulator)
Hal | 22