Anda di halaman 1dari 8

Kurikulum 2013 merupakan penyelarasan antara sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Dalam hal ini sikap harus menjadi


dasar utama yang menyelimuti keterampilan dan pengetahuan, dalam arti sikap harus dapat memandu keterampilan dan
pengetahuan. Dalam proses perancangan RPP dan pelaksanaan pembelajaran di kelas, sikap diintegrasikan dalam aktivitas
keterampilan dan pengetahuan. Sikap yang dimaksud meliputi sikap spiritual dan sikap sosial.
Standar kompetensi lulusan (SKL) dirumuskan ke dalam tiga domain di atas, yaitu
a.Sikap dan prilaku (menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, mengamalkan).
b.Keterampilan ( mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta).
c.Pengetahuan (memengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi).
Berdasarkan SKL tersebut, dirumuskan kompetensi inti (KI) dan dari KI diturunkan ke dalam kompetensi dasar (KD).
Kompetensi inti tersebut meliputi, yaitu kompetensi inti 1 (KI 1) tentang sikap spritual, kompetensi inti 2 (KI 2) tentang
sikap sosial, kompetensi 3 (KI 3) tentang pengetahuan, dan kompetensi 4 (KI 4) tentang keterampilan. Oleh sebab itu,
urutan kompetensi inti dalam Kurikulum 2013 adalah sikap spritual (KI-1), sikap sosial (KI-2), pengetahuan (KI-3) dan
keterampilan (KI-4). Meskipun urutan KI tersebut seperti itu, namun dalam perancangan dan pelaksanaan pembelajaran
hendaknya dimulai dari KI-3 menuju KI-4. Keterampilan hanya dapat dibangun dengan hasil yang baik melalui
pengetahuan (pelukis, penyanyi, olahragawan pasti memiliki pengetahuan yang memadai tentang keterampilan yang
ditekuninya). Keterampilan yang tidak melalui proses pengetahuan (KI-3) tidak akan menghasilkan karya yang baik.
Dalam proses perolehan pengetahuan dan keterampilan, sikap diintegrasikan sehingga seluruh mata pelajaran
diorientasikan memiliki kontribusi terhadap pembentukan sikap. Selanjutnya dari KI 4 berlanjut ke KI 2, kemudian KI 1).
Dengan demikian, dalam proses perancangan prose pembelajaran di kelas, alur yang digunakan adalah diawali dengan KD
dari KI-3 menuju KD dari KI 4 dan selanjutnya memberikan dampak terhadap terbentuknya KD pada KI-2 dan KD pada
KI-1.
Setelah kita menetapkan KD dan indikator untuk KI 3, KI 4, lalu KI 2, dan KI 1, kemudian kita tuliskan di RPP dengan
mengurutkan dimulai dari KI 1 sampai KI 4. Selanjutnya, rumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan indikator di atas
(utamakan dulu indikator dari KD pada KI 3). Berdasarkan indikator dari KD pada KI 3 kita dapat mengintegrasikan
indikator dari KI yang lain dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Perlu diperhatikan dalam merumuskan tujuan
pembelajaran, hendaknya menggunakan kaidah a (audien), b (behavior), c (condition), dan d (degree), bukan hanya
menambahkan kata “siswa dapat” pada indikator..
contoh : “
Diberikan data hasil percobaan, secara mandiri siswa dapat ………………… dengan teliti dan benar ).
Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai KD, KI, dan SKL, selanjutnya adalah menetapkan langkah-langkah
pembelajaran (skenario pembelajaran) sesuai dengan pendekatan, strategi, dan metode yang dipilih, dalam RPP
dicontohkan sebagai berikut :
Pendekatan : Sentifik
Strategi : Discovery learning
Metode : Demonstrasi, diskusi, Tanya jawab, latihan, dan penugasan
Selanjutnya mengkolaburasi ketiga hal tersebut diatas kedalam kegiatan inti pada RPP, sebagai ilustrasi dapat kita
contohkan sebagai berikut :
Setelah melihat materi apa yang akan disajikan, dengan pendekatan sentifik, lalu tentukan strategi apa yang sesuai dengan
materi tersebut (mis :Diskovery) kemudian buatlah langkah – langkah kegiatan pembelajaran menurut strategi diskoveri
yang dikaitkan dengan pendekatan sentifik, bagaimana mengamati, menanya,menalar, mencoba, membentuk jejaring pada
strategi pembelajaran diskoveri, selanjutnya tentukan metode apa yang sesuai untuk langkah-langkah pembelajaran
diskoveri ( untuk stimulasi metode apa yang sesuai, dan seterusnya).
Berikut ini dijelaskan bagaimana dalam menyusun / merancang sintak pendekatan sentifik dikaitkan dengan strategi
pembelajaran (diskoveri), untuk :
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran :IPA
Kelas / Semester : VII / II
KD : 3.9. Mendiskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup
4.12. Menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya
Materi : Dampak Pencemaran bagi kehidupan
1)Pencemaran Udara
2)Pencemaran Air dan Tanah
Hubungan antara sintak strategi pembelajaran diskoveri dengan langkah pembelajaran pendekatan saintifik diilustrasikan
pada contoh berikut ini :
Sintak
Mengamati
Menanya
Menalar
Mencoba
Jejaring
Stimulasi/Pemberian rangsangan
Mengamati gambar atau tayangan tentang peristiwa pencemaran lingkungan (udara, air, tanah) dan dampaknya bagi
kehidupan
Menanyakan apakah yang dimaksud dengan pencemaran?
Menanyakan bahan/zat apa saja yang dapat menyebabkan pencemaran udara, air, dan tanah
Menentukan bagaimanakah bahan/zat tersebut dihasilkan dan efek bahan/zat tersebut bagi lingkungan
Pernyataan/ Identifikasi Masalah
Mendata berbagai jenis zat/bahan yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan
Pengumpulan Data
Mencoba berbagai jenis zat/bahan yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan
Pengolahan Data
Mengolah data yang diperoleh ke dalam bentuk tabel
Pembuktian
Mengelompokkan bahan/zat pencemar berdasarkan lingkungan yang dicemarinya beserta efek yang ditimbulkan bagi
lingkungan tersebut.
Diskusi kelompok untuk membahas hasil eksplorasi dan pengelompokkan bahan pencemar berdasarkan lingkungan yang
dicemari.
Generalisasi / Menarik Kesimpulan
Menyampaikan hasil eksplorasi di depan kelas
Hubungan sintak model pembelajaran diskoveri dengan metode pembelajaran diilustrasikan pada contoh berikut ini :
Sintak
Diskusi
Tanya Jawab
Latihan
Demonstarsi
Penugasan
Stimulasi/Pemberian rangsangan
Mengamati gambar atau tayangan tentang peristiwa pencemaran lingkungan (udara, air, tanah) dan dampaknya bagi
kehidupan
Menanyakan apakah yang dimaksud dengan pencemaran?
Menanyakan bahan/zat apa saja yang dapat menyebabkan pencemaran udara, air, dan tanah
Menentukan bagaimanakah bahan/zat tersebut dihasilkan dan efek bahan/zat tersebut bagi lingkungan
Pernyataan/ Identifikasi Masalah
Mendata berbagai jenis zat/bahan yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan
Pengumpulan Data
Mencoba berbagai jenis zat/bahan yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan
Pengolahan Data
Mengolah data yang diperoleh ke dalam bentuk tabel
Pembuktian
Diskusi kelompok untuk membahas hasil eksplorasi dan pengelompokkan bahan pencemar berdasarkan lingkungan yang
dicemari.
Mengelompokkan bahan/zat pencemar berdasarkan lingkungan yang dicemarinya beserta efek yang ditimbulkan bagi
lingkungan tersebut.
Generalisasi / Menarik Kesimpulan
Menyampaikan hasil eksplorasi di depan kelas
Setelah hal tersebut diatas selesai, ini akan memudahkan dalam penyusunan RPP, sehingga langkah-langkah pembelajaran
menggunakan pendekatan sentifik dengan strategi pembelajaran discovery diikuti dengan metode pembelajaran dapat
terlaksana dengan benar, seperti contoh dibawah ini :.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
MATA PELAJARAN :IPA
KELAS / SEMESTER : VII / 2
TOPIK : Dampak Pencemaran Bagi Kehidupan
SUB TOPIK : Pencemaran Air, Udara dan Tanah
ALOKASI WAKTU : 2 x 40 Menit
A.KOMPETENSI DASAR
1.1.Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem,
dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya
2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung
jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi
2.4. Menunjukkan penghargaan kepada orang lain dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi perilaku
menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan
3.9. Mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup
4.12. Menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
ØGuru Memberi salam dan mengabsen siswa
ØGuru menjelaskan tujuan akhir pembelajaran
ØGuru memberikan apresiasi pada siswa melalui memberikan pertanyaan singkat tentang pencemaran lingkungan
ØGuru membagi kelompok diskusi
10menit
Kegiatan Inti
ØSiswa Mengamati gambar atau tayangan tentang peristiwa pencemaran lingkungan (udara, air, tanah) dan dampaknya
bagi kehidupan
ØSiswa menanyakan apakah yang dimaksud dengan pencemaran?
ØSiswa menanyakan bahan/zat apa saja yang dapat menyebabkan pencemaran udara, air, dan tanah
ØSiswa menentukan bagaimanakah bahan/zat tersebut dihasilkan dan efek bahan/zat tersebut bagi lingkungan
ØSiswa mendata / mencari informai berbagai jenis zat/bahan yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan
ØSiswa mencoba berbagai jenis zat / bahan yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan melalui percobaan sederhana
ØSiswa Mengolah data yang diperoleh ke dalam bentuk tabel
ØSiswa mengelompokkan bahan/zat pencemar berdasarkan lingkungan yang dicemarinya beserta efek yang ditimbulkan
bagi lingkungan tersebut.
ØDiskusi kelompok untuk membahas hasil eksplorasi dan pengelompokkan bahan pencemaran berdasarkan lingkungan
yang dicemari.
ØSiswa menyampaikan hasil eksplorasi di depan kelas
50 menit
Penutup
ØSiswa dan guru mereview hasil kegiatan pembelajaran
ØGuru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok yang
berkinerja baik
ØPemberian tugas untuk mempelajari dampak pencemaran lingkungan di sungai
Tujuan pembelajaran adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta
didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain, tujuan pembelajaran merupakan arah yang hendak
dituju dari rangkaian aktivitas pembelajaran. Maka, tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk perilaku kompetensi
spesifik, aktual, dan terukur. Tujuan pembelajaran mengacu pada kompetensi dasar yang hendak harus dicapai dalam
pembelajaran. Di samping itu, tujuan pembelajaran dijadikan acuan dalam pemilihan jenis materi, strategi, metode, dan
media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Terdapat empat unsur pokok dalam perumusan tujuan pembelajaran, diantaranya :
1. Audience
Secara bahasa audience berarti pendengar. Dalam konteks pembelajaran yang dimaksud audience adalah
siswa. Audience merupakan subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Maka, dalam tujuan pembelajaran harus
menempatkan siswa sebagai subjek sekaligus objek dalam pembelajaran.
2. Behavior
Behavior adalah tingkah laku atau aktivitas suatu proses. Dalam konteks pembelajaran, behavior nampak pada
aktivitas siswa dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, pembelajaran tanpa adanya tingkah laku atau aktivitas dari siswa tidak
mungkin dilakukan. Dalam perumusan tujuan pembelajaran gambaran behavior aktivitas siswa ditulis menggunakan kata
kerja operasional seperti: menyimak, menyebutkan, membedakan, menjelaskan, dan masih banyak lagi. Penggunaan kata
kerja operasional dalam suatu tujuan pembelajaran tidak boleh lebih dari satu. Artinya dalam sebuah aktivitas
pembelajaran, siswa tidak boleh melakukan lebih dari satu perbuatan. Maka, siswa harus fokus pada satu perbuatan agar
pembelajaran lebih optimal.
3. Condition
Condition atau kondisi diartikan sebagai suatu keadaan. Dalam konteks pembelajaran, condition adalah keadaan
siswa sebelum dan sesudah melakukan aktivitas pembelajaran, serta persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang
diharapkan dapat tercapai. Dalam perumusan tujuan pembelajaran, condition ditulis dalam bentuk kata kerja. Kata kerja
yang dimaksud adalah aktivitas yang harus dilakukan siswa agar tercapai suatu perubahan perilaku yang diharapkan.
4. Degree
Dalam konteks ini degree berarti suatu perbandingan. Hal ini dimaksudkan untuk membandingkan kondisi sebelum
dan setelah belajar. Degree juga merupakan tingkat penampilan yang dapat dilakukan oleh siswa setelah melalui suatu
rangkaian proses pembelajaran. Tingkat degree bergantung pada bobot materi yang akan disajikan, serta sejauh mana siswa
harus menguasai suatu materi atau menunjukan suatu tingkah laku.
Berikut merupakan contoh dari tujuan pembelajaran yang baik dan benar:

Dengan mengamati contoh, siswa dapat membaca teks deskriptif tentang benda
condition audience behavior
hidup dan tak hidup dengan lancar.
degree
Melalui pengamatan, siswa dapat menyebutkan ciri-ciri benda padat dan cair
condition audience behavior
minimal tiga.
degree
Siswa dapat menyebutkan bunyi sila ke-2 dengan benar, setelah membaca teks
audience behavior degree condition
pancasila.
Presentasi berjudul: "(RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN"— Transcript presentasi:

1 (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


10 October 2017Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

2 Deskripsi SingkatBahan Belajar ini menjelaskan tentang hakikat, prinsip, komponen, sistematika,cara menyusun RPP
serta cara membimbing guru dalam menyusun RPP.

3 TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan pentingnya RPP


menjelaskan teknik menyusun RPPMenyusun RPPMembimbingan guru dalam menyusun RPP

4 ALUR PEMBELAJARAN Kerja kelompok


Menganalisis, Membandingkan berbagai Model RPP, Mengidentifikasi dan memahami teknik penyusunan RPP dan
Menyusun RPP sekaligus membuat bahan tayangBerbagi pengalaman dalam Penyusunan RPPPENDAHULUANPresentasi
Hasil Kerja Kelompok()

5 Mengapa RPP penting disusun oleh guru?


HAKIKAT RPPPengertian RPPFungsi RPPEfektifitas PembelajaranMengapa RPP penting disusun oleh guru?

6 Hakikat RPPrencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang
mengacu pada silabuspengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran.pembangan
RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok.

7 APA SAJA KOMPONEN-KOMPONEN RPP? KOMPONEN-KOMPONEN RPP


data sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester;materi pokok;alokasi waktu;KI, KD dan indikator pencapaian
kompetensi;tujuan pembelajaranmateri pembelajaran; metode pembelajaran;media, alat dan sumber belajar;langkah-
langkah kegiatan pembelajaran; danpenilaian.KOMPONEN-KOMPONEN RPP

8 Prinsip Pengembangan RPP?


BagaimanaPrinsip Pengembangan RPP?sesuai silabussesuai kondisi satuan pendidikanMendorong partisipasi aktif peserta
didik;Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013Mengembangkan budaya membaca dan menulis;.

9 Bagaimana Prinsip Pengembangan RPP?


mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk
tulisanMemberikan umpan balik dan tindak lanjut.Memberi umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remedialKeterkaitan dan keterpaduan.memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar

10 Bagaimana Prinsip Pengembangan RPP?


Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.Memberi umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remediKeterkaitan
dan keterpaduan.memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar

11 Bagaimana Sistematika RPP sesuai Permendikbud Nomor 81A


Tahun 2013?Identitas meliputi: Nama Satuan Pendidikan, Mata Pelajaran, Kelas/Semester, A. Kompetensi Inti (KI) B.
Kompetensi Dasar dan Indikator C. Tujuan Pembelajaran D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok) E. Metode
Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran) F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media 2. Alat/Bahan 3.
Sumber Belajar G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Jika dalam 1 RPP terdiri dari beberapa pertemuan) 1.
Pertemuan Kesatu: a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit) b. Kegiatan Inti (...menit) c. Penutup (…menit) 2. Pertemuan
Kedua: c. Penutup (…menit), dan seterusnya. H. Penilaian 1. Jenis/teknik penilaian 2. Bentuk instrumen dan instrumen 3.
Pedoman penskoran

12 RPP ALUR PENYUSUNAN RPP? Model-Model Pembelajaran


Kurikulum 2013S i l a b u sMateri dan Sumber BelajarModel-Model PembelajaranRPPTulis sesuai sistematikaLihat
Permendikbud No 81A Thn 2013ALATEVALUASILangkah-Langkah PembelajaranSesuaikan sintaks dari Model
PembelajaranKEGIATAN INTIKEGIATAN
PENUTUPPENDAHULUANEKSPLORASIELABORASIKONFIRMASIMengamati, Menanya, Mengumpulkan,
Mengasosiasikan,Dan Mengkomunikasikan hasil,12
13 Sistematika RPP sesuai Permendikbud Nomor 81A
BagaimanaSistematika RPP sesuai Permendikbud Nomor 81ATahun 2013?Identitas meliputi:Nama Satuan
Pendidikan,Mata Pelajaran,Kelas/Semester,A. Kompetensi Inti (KI)B. Kompetensi Dasar dan IndikatorDari Silabus

14 D. Materi Pembelajaran:
Mencakup seluruh KD atau diorganisasikan untuk setiap pertemuanMengacu pada indikatorMinimal mengandung 2 aspek,
peserta didik dan tingkah lakuD. Materi Pembelajaran:Merupakan rincian dari materi pokokSintaksnya tergambar dalam
langkah-langkah pembelajaran

15 1. Media2. Alat/Bahan Segala sesuatu yang digunakan untuk memberikan pengalaman belajar peserta didik dalam
rangka menemukan konsep3. Sumber Belajar

16 G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


(boleh dibuat terdiri dari beberapa pertemuan boleh 1 kali pertemuan) yang meliputi:1. Pendahuluan2. Kegiatan Inti3.
Pentutup

17 APA YANG DITULIS PADA TAHAP PENDAHULUAN?


Misal memberi motivasiMenyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran Memberi
prasyarat pengetahuanMengajukan pertanyaan ttg materi yang sudah dipelajari terkait dgn materi dibelajarkan

18 APA YANG DITULIS PADA TAHAP PENDAHULUAN?


Mengkonstruksikan pengetahuan awal siswa bisa mengajukan pertanyaan yang mengandung masalah, boleh
mendemonstrasikanMengantarkan pesertadidik pada suatu permasalahan atau tugas yang dilakukan dst Menyampaikan
tujuan pembelajaran dan ruang lingkup materi pembelajaranMenyampaikan garis-garis besar materi

19 Apa yang ditulis pada kegiatan Inti?


Sintaks model pembelajaran dengan ketentuan pada fase-fase tersebut memuat 5 M, yakni:Apa yang harus mereka
amati?Apa yang mungkin siswa tanyakan?Apa data yang akan dikumpulkan?Mengasosiasikan, danApa hasil yang harus
siswa komunikasikan?

20 Apa yang ditulis pada kegiatan Penutup?


Membimbing siswa membuat rangkuman/simpulanmelakukan evaluasi (penilaian dan/atau refleksi)memberikan umpan
balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakankegiatan tindak lanjut ( remedi dan pengayaan)

21 H. Penilaian Meliputi: 1. Jenis/teknik penilaian


2. Bentuk instrumen dan instrumen Soal dan Pedoman dilampirkan dalam RPP3. Pedoman penskoran

22 Dalam hal Merencanakan Proses Pembelajaran


Dua hal diperhatikan yaitu:Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang
dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan
menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2.Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan
pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.

23 Bagaimana Strategi pembimbingan penyusunan RPP?


Strategi antara lain:1. Lesson StudiDikembangkan di KKG atau MGMPDikembangkan di Sekolah2. Workshop3.
Bimbingan Individu atau Kelompok4. Dll.
Mewujudkan Pembelajaran Abad 21 dan HOTS melalui Penguatan Keterampilan Proses Guru dalam PBM
Diimplementasikannya kurikulum 2013 (K-13) membawa konsekuensi guru yang harus semakin berkualitas dalam
melaksanaan kegiatan pembelajaran. Mengapa demikian? Karena K-13 mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik
(5M) yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/ mengasosiasikan, dan mengomunikasikan.
Lalu optimalisasi peran guru dalam melaksanakan pembelajaran abad 21 dan HOTS (Higher Order Thinking Skills).
Selanjutnya ada integrasi literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses belajar mengajar (PBM).
Pembelajaran pun perlu dilaksanakan secara kontekstual dengan menggunakan model, strategi, metode, dan teknik sesuai
dengan karakteristik Kompetensi Dasar (KD) agar tujuan pembelajaran tercapai.
Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang memberikan kecakapan abad 21 kepada
peserta didik, yaitu 4C yang meliputi: (1) Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving,
dan (4) Creative and Innovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwoll dan Anderson,
kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2
(memahami), MOTS (Middle Order Thinking Skills) yaitu C3 (mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis), tetapi juga harus
ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-6
Penerapan pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 (4C), HOTS, dan integrasi literasi dan PPK dalam pembelajaran
bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangka
mencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan eksternal, yaitu globalisasi.
Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, maka guru sebagai ujung tombak pebelajaran harus mampu merencanakan dan
melaksanakan PBM yang berkualitas. Menurut Surya (2014:333) proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah suatu
bentuk interaksi antara pihak pengajar dan pelajar yang berlangsung dalam situasi pengajaran dan untuk mencapai tujuan
pengajaran. Dalam interaksi itu akan terjadi proses komunikasi timbal balik antara pihak-pihak yang terkait yaitu antara
guru dan selaku pengajar dan siswa selaku pelajar.
Perilaku belajar yang terjadi pada pada diri siswa timbul sebagai akibat perilaku mengajar pada guru yang terkait melalui
melalui suatu bentuk komunikasi. Jenis komunikasi yang terjadi dalam proses belajar mengajar disebut sebagai komunikasi
instruksional yag didalamnya terkait komunikasi dua arah antara pengajar dan pelajar. Oleh karena itu, komunikasi jenis ini
disebut sebagai komunikasi dialogis. Dengan komunikasi jenis ini, terjadilah perilaku mengajar dan perilaku belajar yang
saling terkait satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan insruksional.
Untuk mewujudkan pembelajaran abad 21 dan HOTS, guru harus memiliki keterampilan proses yang baik dalam
pembelajaran. Keterampian proses dapat diartikan sebagai keterampilan guru dalam menyajikan pembelajaran yang mampu
memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran berpusat kepada siswa
(student center), dan merangsang siswa untuk menyelesaikan masalah. Peran guru dalam PBM bukan hanya sebagai
sumber belajar, tapi juga sebagai fasilitator.
Menurut Azhar, keterampilan proses merupakan kemampuan siswa untuk mengelola (memperoleh) yang didapat dalam
kegiatan belajar mengajar (KBM) yang memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk mengamati,
menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, mengkomunikasikan hasil perolehan
tersebut.
Sedangkan menurut Conny Semiawan, pendekatan keterampilan proses adalah pengembangan sistem belajar yang
mengefektifkan siswa (CBSA) dengan cara mengembangkan keterampilan memproses perolehan pengetahuan sehingga
peserta didik akan menemukan, mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan sikap dan nilai yang
dituntut dalam tujuan pembelajaran khusus.
Menurut Mulyasa, (2006:70-92) ada 8 (delapan) keterampilan yang harus dimiliki oleh guru untuk menciptakan
pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, antara lain (1) keterampilan bertanya, (2) memberikan penguatan,
(3mengadakan variasi, (4) menjelaskan, (5) membuka dan menutup pelajaran, (6) membimbing diskusi kelompok kecil, (7)
mengelola kelas, dan (8) mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Keterampilan bertanya, antara lain keterampilan guru dalam menyampaikan pertanyaan kepada siswa. Tujuannya untuk
melakuan menguji pengetahuan dan pemahaman terhadap materi tertentu, melakukan pendalaman, penelusuran,
mengklarifikasi, menguji kemampuan berpikir kritis siswa, serta kemampuan untuk menyelesaikan masalah. Pertanyaan
bisa disampaikan baik secara lisan ataupun tertulis.
Acuannya dan etikanya antara lain, pertanyaan yang disampaikan harus singkat, padat, dan jelas, redaksinya dapat
dipahami oleh siswa, dan mampu menarik perhatian siswa. Pertanyaan harus menyebar, semua siswa diberi hak yang sama
untuk menerima dan menjawab pertanyaan guru, jangan diberikan kepada siswa-siswa tertentu saja.
Pertanyaan harus bersifat terbuka, jangan langsung ditujukan kepada siswa tertentu, pastikan bahwa siswa siap
menjawabnya, karena kalau diberikan kepada siswa yang tidak atau belum siap, berpotensi akan mempermalukan siswa di
hadapan teman-temannya. Pertanyaan juga bukan diberikan untuk memberikan sanksi kepada siswa yang kurang
memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru.
Keterampilan memberikan penguatan merupakan respon guru terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan
kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan secara verbal atau non verbal. Secara
verbal misalnya melalui kalimat "...oleh karena itu, bapak/ibu ingin tegaskan kepada kalian bahwa...", "bapak/ibu akan
ingin menggarisbawahi bahwa...", "bapak/ibu ingin menekankan bahwa...", "tepat sekali apa yang disampaikan oleh teman
kalian tadi bahwa...", dan sebagainya.
Penguatan non verbal antara lain melaui gerakan mendekati peserta didik, acungan jempol, raut wajah yang ikut
meyakinkan penjelasan atau jawaban siswa, dan sebagainya. Penguatan dapat dilakukan kepada individu, kelompok
tertentu, atau kepada siswa secara keseluruhan.
Keterampilan melakukan variasi bertujuan agar pembelajaran berjalan menyenangkan dan para siswa tetap memperhatikan
penjelasan dari guru, dan agar tujuan pembelajaran. Bentuknya, antara lain, variasi penggunaan model, srategi, metode dan
teknik mengajar, variasi alat raga/ media pembelajaran, variasi sumber belajar, variasi lokasi meja guru dan siswa, variasi
kelompok belajar, variasi nada suara (rendah, sedang tinggi), gerakan tubuh, mimik wajah, tatapan mata, dan sebagainya.
Untuk mengusir kebosanan, memusatkan atau menarik perhatian siswa, guru juga sewaktu-waktu boleh melakuan ice
breaker yang tetap memiliki pesan pendidikan.
Kemampuan menjelaskan adalah kemampuan guru dalam mendeskripsikan secara lisan tentang sebuah benda, keadaan,
fakta, dan data sesuai dengan waktu dan hukum-hukum yang berlaku. Kemampuan menjelaskan sangat penting bagi guru,
karena PBM biasanya didominasi oleh penjelasan, baik menjelaskan materi pelajaran atau penjelasan instruksi kerja yang
harus dikerjaka oleh siswa.
Penjelasan guru yang baik antara lain; suaranya dapat didengar oleh siswa, nada suaranya proporsional, tidak terlalu
rendah, dan tidak terlalu tinggi, tidak berbelit-belit, menyampaian ilustrasi dan penguatan yang tepat dan relevan dengan
materi yang disampaikan. Menggunakan alat peraga atau media pembelajaran untuk membantu memperjelas materi, dan
penggunaan bahasa tubuh yang tepat untuk membantu menegaskan sebuah penjelasan.
Kemampuan membuka dan menutup pembelajaran akan terlihat mulai dari gaya dan sikap guru ketika mengajar.
Kemampuan ini akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Porsinya biasanya 10% kegiatan awal, 80% kegiatan inti,
dan 10% kegiatan penutup. Deskripsi kegiatan pembelajaran sebelumnya sudah disusun dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan dilaksanakan pada saat tatap muka dengan siswa di kelas.
Langkah-langkah kegiatan awal antara lain; guru mengucap salam, guru mengajak siswa untuk berdoa, mengecek
kehadiran siswa, mengecek kesiapan belajar siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menyampaikan apersepsi atau
mengaitkan pembelajaran sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari saat itu.
Langkah-langkah kegiatan inti antara lain; guru menjelaskan materi, guru menerapkan model, strategi, metode, dan teknik
mengajar yang telah ditetapkan dalam RPP. Kegiatan inti merupakan jantungnya pembelajaran. Disitulah pendekatan
saintifik, pembelajaran abad 21, HOTS, integrasi literasi dan PPK diterapkan. Walau skenarionya telah disusun dalam
RPP, tetapi dalam prakteknya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi kelas. Oleh karena itu, guru harus memiliki
kepekaan dan cepat mengambil keputusan untuk menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.
Langkah-langkah kegiatan penutup antara lain; guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi, melakukan refleksi, dan
menyusun program tindak lanjut.
Kemampuan membimbing kelompok diskusi kelompok kecil maksudnya adalah kemampuan guru dalam menyusun
kelompok diskusi, mengatur dan mengendalikan jalannya diskusi. Jumlah siswa dalam sebuah kelompok diskusi harus
proporsional. Jangan terlalu sedikit dan jangan terlalu banyak (antara 3-5 orang setiap kelompok), diupayakan jangan ada
penumpukan jenis kelamin siswa atau tingkat kemampuan siswa tertentu dalam sebuah kelompok. Bentuklah kelompok
secara variatif. Dipuayakan seorang siswa jangan hanya bergabung dengan kelompok itu-itu lagi, supaya tidak terkesan
ekslusif, melatih kemampuannya berkomunikasi dan bersosialisasi dengan teman-teman yang beragam latar belakang dan
karakter.
Saat diskusi berlangsung, guru mengamati tiap kelompok, berkeliling, mendekati, dan membimbing diskusi kelompok.
Siapa tahu ada kelompok yang memerlukan bantuan atau penjelasan dari guru. Guru pun harus cermat dalam mengatur
waktu diskusi kelompok baik ketika menyusun kelompok, mengerjakan tugas, dan presentasi kelompok.
Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru dalam menciptakan dan mengendalikan suasana pembelajaran
yang kondusif, baik pada aspek psikologis maupun pada aspek lingkungan fisik. Pada aspek psikologis seperti mengecek
kesiapan belajar siswa, dan berkomunikasi serta berinteraksi dengan siswa, mengendalikan emosi, dan sebagainya.
Sedangkan pada aspek lingkungan, seperti menata ruang kelas, menata tempat duduk siswa, dan memperhatikan kebersihan
ruang kelas.
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan maksudnya adalah harus mampu mengajar siswa baik secara
kelompok atau pun perseorangan serta menentukan strategi yang tepat untuk melakukannya agar tujuan pembelajaran
tercapai. Dalam hal menyampaikan materi pelajaran, guru memperhatikan tingkat kemampuan berpikir siswa, dan memiliki
kepekaan terhadap kebutuhan dan keinginan siswa, karena pada dasarnya guru adalah pelayanan dan fasilitator bagi siswa
untuk menguasai sejumlah kompetensi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Melalui berbagai pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) K-13 yang telah dilakukan selama ini diharapkan mampu
mengubah paradigma guru, juga meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik, pembelajaran
abad 21 (4C), HOTS, integrasi literasi dan PPK, dan pembelajaran kontekstual sebenarnya bukan hal yang baru bagi guru.
Secara sadar ataupun tidak sebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam K-13 lebih ditegaskan lagi untuk
dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui penilaian otentik yang mampu mengukur ketercapaian kompetensi
siswa. Wallaahu a'lam.

Anda mungkin juga menyukai